• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Kecerdasan Interpersonal Melalui Bermain Kooperatif Pada Anak Kelompok B Di TK Jenggrik 1 Kedawung Sragen Tahun Ajaran 2017/2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peningkatan Kecerdasan Interpersonal Melalui Bermain Kooperatif Pada Anak Kelompok B Di TK Jenggrik 1 Kedawung Sragen Tahun Ajaran 2017/2018"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KECERDASAN INTERPERSONAL MELALUI BERMAIN KOOPERATIF PADA ANAK KELOMPOK B

DI TK JENGGRIK 1 KEDAWUNG SRAGEN TAHUN AJARAN 2017/2018

Disusun sebagai satu syarat menyelesaikan Program Studi Stara I pada Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh:

LUCY WIDYA SETYANI NIM. A520140077

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

IIAI,AMAN I'ERST,,1' TIJ TJAN{

PIiNTFIGKAT{N KECEITDASAN INl'I.,RPERSONAL MELALT]I BERNIAIN KOOPEITA1'IF' T'AI)A ANAK KEI-ON'{POK I]

DI TKJENGGRIK

I

KI.,D.\\\LJN(] SII,\GF]N TAHUN A.'AITAN 2 I)17 DArc

PUBLIKASI

ILMIAH

0leh:

LUCY WIDYA SE'I'Y-ANI A5207411077

Telah diperiksa dan disetu.iui Lrntuk diuji oleh:

Dosen Pernbimbinc

N I I)N. ()60 1 r)66 t ()2

(3)

HA t,AVIAN I} F] N CESAHAN

PIININGKATi\N KECIIRI)ASAN INTEITPERSONAL N{EI-ALUI BERNIAIN KOOPF,IIA'IIF I'I\DA ANAK KELOVTPOK B

DI TK,IENGGI{IK

I

KI'DAWUNG SRAGEN

TAHLr N AJAIiAN 2017 12018

OLEH:

LUCY WIDYA SETYANI 11520140077

Telah clipertahankan di depan Der,van Penguji pada hari Rabu. 30 Mei 2018

dan cliny'atakan telah memenuhi syarat

t.

2.

J.

Drs.nham sLrnaryo.

M.pcr

Sf.ffi

t:^'*;

(KetLra L)ervan

l'engLrii)

:

D.s Ila'r.rto Yurrort. \

t

Vrt

ffi

(Arrlqtrtrr I Dcrrun Pe

rrrtr.iir

{/ ).{2

Dru \rrr.rikanri.

\r.prr

_r=//ff...)

(Anggota

il

Dewan Pengirii)

6k:&?'*"

,4

5

(4)

PERNYATAAN

Dcngan ini sa1,a menyatak:rn bahu,a clalanr PLrblikasi ini ticiak tcrdapat karya,',-ang pernah ciia.jLrkan ur-rtuk memperolch gelar kesarlanaan di suatLr pergllrllatt tinggi sepzinjatrg petlgetailuan saya jLrga ticlak terdapat kar-ya atau penclapat )'ang pernah ditulis atau diterbitkan oiang lain. kecr-rali secara tertulis cliacr-r cialam naskah clan clisebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kclak terbLrkti ada ketidakbenaran dalam pernyataan sa1'a di atas' mal<a akan sar"a peftan ggun g jawabkarr sepenuhnl'a

Surakarta. 24 Mei 2018

(5)

1

PENINGKATAN KECERDASAN INTERPERSONAL MELALUI BERMAIN KOOPERATIF PADA ANAK KELOMPOK B

DI TK JENGGRIK 1 KEDAWUNG SRAGEN TAHUN AJARAN 2017/2018

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan Kecerdasan Interpersonal melalui Bermain Kooperatif pada anak-anak kelompok B di TK Jenggrik I, Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen. Penelitian ini adalah Jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah anak Kelompok B di TK Jenggrik I Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah peningkatan Kecerdasan Interpersonal anak melalui Bermain Kooperatif. pengumpulan data dilakukan melalui observasi dengan lembaran observasi. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif. Langkah-langkah Bermain Kooperatif yaitu: 1) Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, 2) kemudian guru menjelaskan teknik-teknik yang harus di perhatikan saat sedang bermain kooperatif 3) Guru membagikan kelompok pada anak 4) Memberi motivasi kepada anak 5) Evaluasi, anak menceritakan apa yang telah merekan lakukan saat bermain. Hasil penelitian ini yaitu pada pra siklus skor rata-rata Kecerdasan Interpersonal pada anak berjumlah 42,045%. Setelah dilakukan tindakan di Siklus I terjadi peningkatan skor rata-rata anak menjadi sebesar 63,647%. Untuk mencapai target keberhasilan maka dilakukan siklus II dengan hasil yang meningkat yaitu sebesar 80,823%.

Kata kunci: Kecerdasan Interpersonal, Bermain Kooperatif

Abstract

This study aims to improve Interpersonal Intelligence through Playing Cooperative in children group B in kindergarten Jenggrik I, Kedawung District Sragen regency. This research is Classroom Action Research Type (PTK). The subject of this research is the children of Group B in TK Jenggrik I Kedawung District Sragen Regency. The object of research in this research is the improvement of children Interpersonal Intelligence through Playing Cooperative.

Data collection is done through observation with observation sheet. Data analysis technique is done descriptively qualitative. Steps for Playing Cooperative are: 1) The teacher prepares the tools and materials to be used, 2) then the teacher explains the techniques that should be noticed while playing cooperatively 3) The teacher distributes the group to the child 4) motivates the child 5) Evaluation , the child tells what he has done while playing. The results of this study is the pre cycle average

(6)

2

score of Interpersonal Intelligence in children amounted to 42.045%. After the action in Cycle I, the average score of the child increased to 63.647%. To achieve the target of success then done cycle II with an increase of 80.823%.

Keywords: Interpersonal Intelligence, Cooperative Playing

1. PENDAHULUAN

Pendidikan anak usiadini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal dan informal.(Maimunah 2009:15)

Dalam UU No 20 Tahun 2003 tenttang Sistem Pendidikan Nasional Menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan atau stimulasi kepada anak didik untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak dapat memiliki kesiapan dalam memasuiki pendidikan lebih lanjut.

Anak usia 4-6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang secara terminologi disebut sebagai anak pra sekolah. Di usia yang masih dini ini merupakan masa peka bagi anak . para ahli menyebut sebagai masa golden age, dimana perkembangan kecerdasan pada masa ini mengalami peningkatan sampai 50% pada masa ini terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan anak. Masa ini merupakan tempo untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan kemampuanfisik motorik, kognitif, bahasa, seni, sosial emosional, disiplin diri, nilai-nilai agama, konsep diri dan kemandirian.(Isjoni 2011.19)

Manusia merupakan makhluk yang hidup berkelompok dan saling membantu dalam kehidupan sehari-hari, sehingga manusia dikatakan sebagai makhluk sosial. Manusia sebagai makhluk sosial berarti manusia membutuhkan manusia lain

(7)

3

dalam hidupnya. Kehidupan sosial sangat dibutuhkan manusia agar dapat menemukan jati dirinya dan dapat diterima oleh masyarakat. Dengan demikian, dapat dikatakan pengembangan kecerdasan interpersonal memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Kecerdasan interpersonal tidak hanya dapat dikembangkan dalam lingkungan keluarga sebagai lingkungan pertama dan utama, tapi juga sekolah sebagai lingkungan sekunder mempunyai peran untuk mengembangkan kemampuan tersebut.

Berbagai variasi kegiatan dapat digunakan untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal, salah satunya dilakukan melalui Bermain Kooperatif, Bermain Kooperatif dapat mengajarkan cara belajar bersosial kerjasama anatar tim dan anak juga lebih semangat dalam menjalankan tugasnya sehingga anak bisa belajar mandiri dan dapat lebih kreatif dalam menyelesaikan masalah yang ia jalani, melainkan adalah semangat atau jiwa yang perlu ditanamkan agar anak menjadi mandiri, punya daya juang, dan daya kreatif.

Berdasarkan Observasi awal kenyataannya Kecerdasan Interpersonal anak TK kelompok B TK Jenggrik 01 Kedawung Sragen masih rendah. Hal ini ditandai dengan anak tidak mau untuk berbagi pada temannya, anak juga masih suka memilih-milih teman dan anak masih belum bisa mengendalikanemosinya, karena dapat dilihat dari anak yang saat itu sedang bermain dan ada temen yang lain menginginkan mainan yang sedang dimainakan anak lainnya, namun mereka tidak mau bergantian untuk menggunakana mainan tersebut dan cenderung memilih-milih teman ada waktu saat anak ingin bergabung dengan temannya namun temannya malah menolaknya untuk ikut bergabung.

Tujuan penelitian untuk mengetahui peningkatan kecerdasan interpersonal

melaluibermain kooperatif pada anak kelompok B TK Jenggrik 1 Kedawung Sragen Pada Tahun Ajaran 2017/2018.

Manfaat dari penelitian ini adalah bahwa hasil penelitian diharapkan dapat menambah dan mengembangan media pembelajaran dan bahan kajian sehingga diperoleh suatu cara mengajar yang mudah dipahami dan menarik bagi anak serta mengembangkan kecerdasan interpersonal anak sejak dini dalam kehidupan sehari-hari.

(8)

4

Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan berhubungan dengan orang lain, berkomunikasi dengan orang lain dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dimanapun ia berada.

Beberapa indikator kecerdasan interpersonal antara lain : 1) Bermain dengan teman sebaya, 2) Berbagi dengan orang lain, 3) Mengetahui perasaan temannya dan merespon secara wajar, 4) Memperlihatkan kemampuan diri untuk menyesuaikan dengan situasi, 5) Bersikap kooperatif dengan temannya, 6) Menghargai hak/pendapat/karya orang lain.Ciri-ciri anak yang memiliki kecerdasan interpersonal adalah anak yang mampubekerjasama, supel, pandai bergaul dan mampu berinteraksi dengan orang lain serta mudah berkomunikasi dengan orang lain.

Mayestry 199:196-197 (dalamMursid 2015 37-38) Menyatakan bahwa Bermain adalah kegiatan yang anak-anak lakukan sepanjang hari karena bagi anak bermain adalah hidup dan hidup adalah bermain. Anak usia dini tidak membedakan anatara bermain, belajar, dan bekerja. Anak-anak umumnya sangat menikmati permainan dan akan terus melakukannya dimana pun mereka memiliki kesempatan.

Menurut Anita Lie 2002 (Dlm Yudha M 2005:50) bahwa, Pembelajaran Kooperatif atau pembelajaran gotong royong adalah system pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas yang berstruktur. Dalam sisitem ini, guru bertindak sebagai fasilitator menyiapkan apa yang dibutuhkan oleh anak dalam penyelenggaraan proses belajar mengajar.

Pembelajaraan Kooperatif bukan hanya menitik beratkan pada proses kerja kelompoknya saja, melainkan pada penstrukturannya. Dengan demikian, kita sebagai guru harus meluangkan lebih banyak waktu dan perhatian dalam persiapan dan penyusunan metode kooperatif learning.

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan olehAnitalia Destriati (2014) Dalam penilitian peningkatan interpersonal anak, peneliti menggunakan kegiatan metode proyek. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kecerdasan interpersonal anak Kelompok B TK Kusuma Baciro dapat ditingkatkan melalui metode proyek. Hal tersebut dapat dilihat dari

(9)

5

peningkatkan persentase kecerdasan interpersonal anak sebelum tindakan sebesar 46,6% mengalami peningkatan sebesar 4,97% menjadi 51,57% dan pelaksanaan Siklus II mengalami peningkatan sebesar 28,96%menjadi 80,53%.

Penelitian dibuat oleh Yut Tri Winarsih (2012) dalam penelitian peningkatan kecerdasan interpersonal anak, peneliti menggunakan kegiatan metode bercerita dikelompok A. Menyatakan bahwa Kecerdasan interpersonal anak melalui kegiatan bercerita dengan buku cerita dapat meningkat. Hal ini ditandai dengan adanya peningkatan prosentase pada setiap siklus, yang dimulai dari sebelum tindakan sampai dengan tindakan atau siklus III, yakni sebelum tindakan sebesar 37,2%, peningkatan pada siklus I sebesar 42,5%, peningkatan siklus II sebesar 66,5%, dan peningkatan pada siklus III sebesar 84,2%.

Lucy Widya Setyani dengan judul Peningkatan Kecerdasan Interpersonal Melalui Bermain Kooperatif Pada Anak Kelompok B Di Tk Jenggrik 1 Kedawung Sragen Tahun Ajaran 2017/2018.

Perbedaan antara kajian dengan relevan dengan penelitian yang penulis lakukan adalah pada media yang digunakan. Peneliti terdahulu melalui metode proyek dan metode cerita, sedangkan peneliti yang sekarang menggunakan metode bermain kooperatif.

2. METODE PENELITIAN

Dalam Penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian tidakan kelas (PTK). Menurut Sanjaya (2009:26) penelitian tindakan kelas adalah proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.

Penelitian tindakan kelas memiliki 4 tahap dalam pelaksanaannya yaitu (1) perencanaan, yakni kegiatan yang disusun sebelum tindakan dimulai (2) pelaksanaan, yakni perlakuan yang dilaksanakan oleh peneliti sesuai dengan perencanaan yang disusun. (3) observasi, yakni kegiatan yang dilakukan oleh

(10)

6

pengamat untuk mengumpulkan informasi (4) Refleksi, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk mengkaji dan menganalisis hasil observasi. (Sanjaya 2009:57) Subjek penelitian dalam penelitian ini merupakan anak Taman kanak-kanak Jenggrik 1 Kedawung Sragen yang memiliki permasalahan Kecerdasan Interpersonal. Objek penilitian adalah anak kelompok B usia 5-6 tahun yang berjumlah 22 anak, terdiri dari 13 anak perempuan 9 anak laki-laki.

Prosedur penelitian ini dimaksudkan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan guru serta mengatasi permasalahan yang terjadi dilapangan (TK),Penelitian ini merupakan penilitian tindakan kelas, proses penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus. Dengan 4 tahapan sebagai berikut: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Taman kanak-kanak Jenggrik 1 yang terletak di Banaran RT.21, Jenggrik, Kecamatan Kedawung, Kabupatenn Sragen, Provinsi Jawa Tengah. TK Jenggik 1 berdiri pada Tahun 1984 dengan NSS 002031404013 dan NPSN 20345795. Lokasi TK jenggrik 1 Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen ini berdampingan dengan SD Jenggrik 1 dan memiliki lahan bermain outdoor yang memadai.

Visi dan Misi TK Jenggri 1 Kedawung Sragen ini Menuju TK percontohan yang kreatif mencetak tunas bangsa cerdas mandiri serta beriman dan beraklak mulia.Anak didik TK Jenggri 1 Kedawung Sragen berasal dari anak-anak lingkungan sekitar yaitu di Desa Banaran RT.21, Jenggrik, Kecamatan Kedawung, Kabupatenn Sragen, yang berjumlah 40 anak yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok A yang berusia 4-5 tahun dan kelompok B yangberusia 5-6 tahun.

Pembelajaran Di TK Jenggri 1 jarang sekali menggunakan metode bermain koopertif karena terbatas pada kegiatan yang berupa LKS dimana guru sering memberikan kegiatan anak secara individu dan tanpa melibatkan teman lainnya, Selain itu penggunaanmetodenya berpusat pada guru sehingga anak merasa bosan dalam kegiatan pembelajarannya.

(11)

7

Dari hasil belajar anak didik kelompok B di TK Jengrik 1 dalam peningkatan kecerdasan interpersonal pada anak melalui bermain kooperatif secara umum mengalami peningkatan. Data tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 1. Perbandingan kecerdasan interpersonal anak antar siklus Aspek Pra Siklus Siklus I Siklus II

Prosentase rata-rata 42,045 63,647 80,823 Indikator capaian penelitian - ≥60% ≥80% Status Kecerdasan interpersonal kurang Kecerdasan interpersonal baik Kecerdasan interpersonal sangat baik

Berdasarkan hasil Tabel1, pada Pr siklus observasi pra siklus menunjukkan bahwa kecerdasan interpersonal anak pada kelompok B di TK Jenggrik I Kdawung Sragen masih rendah. Karena hal ini dapat dilihat dari kriteria perkembangan anak yang rata-rata masih menunjukkan kriteria Mulai Berkembang (MB) yang sebesar 22 anak lebih. Kecerdasan Interpersonal anak pada pra siklus seperti yang telah di uraikan di atas pada tabel yang menunjukkan bahwa rata-rata Kecerdasan Interpersonal pada anak yaitu sebesar 42,045% yang berarti rata-rata anak masih dalam keriteria Mulai Berkembang (MB).

Masalah yang ingin dipecahkan disini adalah hasil kegiatan yang belum sesuai dengan harapan peneliti, peneliti merasa belum berhasil mendidik anak dalam berinteraksi sesama teman. Untuk itu peneliti memberi kesimpulan bahwa kecerdasan interpersonal perlu dikembangkan dengan metode bermain kooperatif. Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan pada dua kali pertemuan, pertemuan pertama pada hari Selasa, 24 April 2018. Pertemuan kedua hari Rabu, 25 April 2018. Berdasarkan tabulasi, dapat diketahui bahwa setiap anak mempunyai kemampuan dan kesulitan yang berbeda. pada pertemuan pertama tabulasi skor anak setelah dihitung mendapat skor sebesar 52,130% pada pertemuan pertama hasil skor yang didapat masih cukup rendah. Hal ini dikarenakan masih banyak anak yang bingung

(12)

8

dalam bermain dalam kelompok. Pada pertemuan pertama pada siklus I kecerdasan interpersonal pada anak belum meningkat sesuai dengan target yang ditentukan yaitu sebesar 80%. Sedangkan pada pertemuan kedua sebagian anak sudah mulai berkembang. Hal ini dapat dilihat dari persentasenya yang telah meningkat. Anak sudah mulai terbiasa bermain dengan temannya secara berkelompok. Hal ini berdampak pada peningkatan skor pada saat pertemuan pertama dan kedua yang sudah mengalami peningkatan sebesar 11,517% yang berarti skor pada pertemuan kedua rata-rata anak sebesar 63,647%. Akan tetapi skor tersebut juga belum mencapai target yang dicapai yaitu 80%. Oleh karena itu guru dan peneliti membuat perencanaan untuk melaksanakan siklus berikutnya.

Pelaksanaan pembelajaran kecerdasan interpersonal anak melalui bermain kooperatif pada siklus I pada umumnya sudah berkembang, namun secara individual masih ada anakyang kecerdasan interpersonalnya kurang dibandingkan anak yang lain. Untuk mengatasi kekurangan pada siklus I, pada tanggal 27 April 2018 dilaksanakan perencanaan tindakan pada siklus II. Siklus II ini direncanakan akan dilakukan selama 2 pertemuan. Pelaksanaan pertemuan pertama pada hari Jumat tanggal 27 April 2018. Dan pertemuan kedua pada hari Sabtu tanggal 29 April 2018. Adapun hasil observasi secara garis besar adalah sebagai berikut : anak-anak lebik aktif dan antusias dalam menyelesaikan tugasnya secara berkelompok, Berdasarkan analisis dan refleksi diatas, tindakan pada siklus II ini dikatakan berhasil. Hal ini dibuktikan dengan prosentase kecerdasan interpersonal anak yang sudah berkembang dibanding dengan siklus sebelumnya dan sudah mencapai rata-rata prosentase yang ditargetkan. Perkembangan Kecerdasan interpersonal pada tiap siklus adalah pra siklus sebesar 42,045%, siklus I sebesar 63,647% dan siklus II sebesar 80,823%.

4. PENUTUP

Berdasarkan rangkaian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan peneliti, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa bermain kooperatif dapat mengembangkan kecerdasan interpersonal anak pada kelompok B di TK Jenggrik 1 Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen Tahun ajaran2017/2018. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan kecerdasan interpersonal anak prasiklus sampai pada siklus II, dari 42,045% (pra siklus), 63,647% (silkus I), hingga 80,823% pada (siklus II).

(13)

9

Keberhasilan penggunaan bermain kooperatif terbukti dengan berkembangnya kecerdasan interpersonal anak kelompok B di TK Jenggrik 1 Kdawung Sragen Tahun ajaran 2017/2018. Hasil yang dicapai sangat memuaskan, kecerdasan

interpersonal anak sudah mengalami peningkatan dengan bermain kooperatif yang dilaksanakan secara berkelompok.

Berdasarkan hasil penelitian pembahasan dan kesimpulan maka ada beberapa saran sebagai berikut : 1) Bermain Kooperatif merupakan kegiatan yang dapat membantu meningkatkan Kecerdasan Interpersonal pada anak, oleh karena itu sebaiknya guru meningkatkan kualitas pelaksanaan bermain kooperatif dalam rencana kegiatan pembelajaran. 2) Kepala Sekolah selaku pemimpin di sekolah dapat menyediakan berbagai media yang diperlukan dalam upaya pendekatan peningkatan kecerdasan interpersonal anak melalui bermain kooperatif yang dapat dilakukan diluar maupun di dalam kelas. 3) Hasil penelitian sekitarnya dapat menjadi sumber informasi bagi peneliti lain mengenai masalah yang sama, baik pada jenis penelitian yang sama maupun pada jenis penelitian yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Hasan, maimunah. (2010). pendidikan anak usia dini. jogjakarta: DIVA Press. Isjoni. (2011). Model pembelajaran anak usia dini. Bandung: ALFABETA.

Jasmine, julia. (2007). Mengajar berbasis multiple intellgences. Bandung: NUANSA.

Mursid. (2015). Belajar dan pembelajaran PAUD. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Monawati. (2015). Hubungan Antara Kecerdasan Interpersonal dengan Prestasi Belajar Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Universitas Syiah Kuala: Jurnal Personal dasar: Vol. 3 No. 3 ISSN 2337-9227.

Yudha dan saputra. (2005) pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan ketrampilan Anak TK. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Sanjaya, Wina. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Gambar

Tabel 1. Perbandingan kecerdasan interpersonal anak antar siklus  Aspek   Pra Siklus   Siklus I  Siklus II  Prosentase rata-rata   42,045  63,647  80,823  Indikator capaian  penelitian  -  ≥60%  ≥80%  Status   Kecerdasan  interpersonal  kurang  Kecerdasan

Referensi

Dokumen terkait

Karena bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang digunakan oleh seluruh bangsa di dunia untuk berkomunikasi, bahasa ini dapat dengan mudah masuk dan diterima oleh

McClennen tentang para penulis eksil keturunan Spanyol yang digambarkan “terpisah dari konteks nasional mereka; baik dalam pengertian geografis, dan dalam pengertian

Pada prinsipnya bank diberikan keleluasaan untuk dapat menerapkan pendekatan yang lebih advanced seperti IRB apabila dari kesiapan IT, SDM dan System serta Bank Risk Profile

Dalam semua kasus ini, kemelekatan (upadana) pada proses-kamma (kamma- bhava) adalah sebuah kondisi dengan cara pancingan, dan adalah sebuah pancingan langsung

Sehubungan dengan itu Sudirman (2001:21) mengatakan “dalam hal ini peran guru bukan hanya sebagai transformator, tetapi harus berperan sebagai motivator yang dapat

HASIL UJI KEKERASAN TABLET LEPAS LAMBAT IBUPROFEN Batch I.. Kekerasan Tablet

Ditinjau dari produksinya, Kabupaten Bengkulu Utara adalah sentra produksi kacang hijau di Provinsi Bengkulu dengan total Produksi sebanyak 256 ton atau 28,53 persen dari

Walaupun terdapat berbagai konsep lain dalam ekonomi politik internasional seperti regionalisme ekonomi 2 , Revolusi Industri 4.0 3 , kemiskinan 4 , lingkungan 5