• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PINJAMAN DANA BERGULIR PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT DI KOT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PINJAMAN DANA BERGULIR PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT DI KOT"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

EFFECT OF REVOLVING FUND LOAN PROJECT ON URBAN

POVERTY REDUCTION IN REVENUES INCREASE IN SELF-HELP

GROUPS OF DEPOK

(CASE STUDY: THE URBAN POVERTY PROJECT

(P2KP) PANCORANMAS VILLAGE, DISTRICT PANCORANMAS,

DEPOK CITY)

Annita Shinta Dewi, Dr. Ir. E. Susy Suhendra, MS, Benny Susanti, SE, MM. Undergraduate Program, Faculty of Economics, 2010

Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id

Keywords: revolving funds, P2KP, loan capital, increase revenue. ABSTRACT

Urban Poverty Project (P2KP) is one of empowerment of the poor especially in urban areas. In the implementation of poverty alleviation society, P2KP put its main objectives to Self-Help Groups (SHGs) that is rated among the economically weak to grown their independence. This study aims to determine differences in capital and operating revenues between before and after KSM get P2KP revolving loan fund and to know the relationship between a revolving loan fund to increase revenue P2KP community based organization in BKM Bina Budi Mulya, Pancoranmas Village, District Pancoranmas, Depok.

The analytical method used is Wilcoxon Test and Spearman Rank Correlation. The results using Wilcoxon tests indicate that the difference between capital and operating revenues KSM before getting P2KP loan revolving fund with capital and operating revenues after obtaining KSM P2KP revolving loan fund in BKM Bina Budi Mulya, Pancoranamas Village, District Pancoranmas, Kota Depok. Results of research with Spearman Rank Correlation states that there is a relationship between a revolving fund loan P2KP with revenues increasing community self-help groups in BKM Bina Budi Mulya, Pancoranmas Village, District Pancoranmas, Kota Depok.

(2)

PENGARUH PINJAMAN DANA BERGULIR PROYEK

PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN TERHADAP

PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA KELOMPOK SWADAYA

MASYARAKAT DI KOTA DEPOK

(Studi Kasus: Proyek Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan

(P2KP) Kelurahan Pancoranmas, Kecamatan Pancoranmas, Kota Depok)

Annita Shinta Dewi Dr. Ir. E. Susy Suhendra, MS

Benny Susanti, SE, MM

Perum. Bukit Cengkeh II Cimanggis Depok (annita_shinta18@yahoo.com) ABSTRAK

Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) merupakan salah satu program pemberdayaan masyarakat miskin khusus di perkotaan. Dalam pelaksanaan pengentasan masyarakat dari kemiskinan, P2KP meletakkan sasaran utamanya kepada Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang tergolong kalangan ekonomi lemah untuk ditumbuhkan kemandiriannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan modal dan pendapatan usaha KSM antara sebelum dan sesudah mendapatkan pinjaman dana bergulir P2KP dan mengetahui hubungan antara pinjaman dana bergulir P2KP terhadap peningkatan pendapatan usaha kelompok swadaya masyarakat di BKM Bina Budi Mulya, Kelurahan Pancoranmas, Kecamatan Pancoranmas, Kota Depok. Metode analisis yang dipergunakan yaitu Uji Wilcoxon dan Korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian dengan menggunakan Uji Wilcoxon menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara modal dan pendapatan usaha KSM sebelum mendapatkan pinjaman dana bergulir P2KP dengan modal dan pendapatan usaha KSM setelah mendapatkan pinjaman dana bergulir P2KP di BKM Bina Budi Mulya, Kelurahan Pancoranamas, Kecamatan Pancoranmas, Kota Depok. Hasil penelitian dengan Korelasi Rank Spearman menyatakan bahwa terdapat hubungan antara pinjaman dana bergulir P2KP dengan peningkatan pendapatan usaha kelompok swadaya masyarakat di BKM Bina Budi Mulya, Kelurahan Pancoranmas, Kecamatan Pancoranmas, Kota Depok.

Kata kunci : dana bergulir, P2KP, pinjama modal, peningkatan pendapatan.

Pendahuluan

Permasalahan kemiskinan yang dihadapi, terutama, oleh negara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia saat ini dirasakan sudah sangat mendesak untuk ditangani, khususnya di wilayah perkotaan. Kemiskinan merupakan masalah dalam pembangunan yang bersifat multidimensional, yang berkaitan dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek lainnya (Sumodiningrat, 1998:26). Salah satu ciri umum dari kondisi fisik masyarakat miskin adalah tidak memiliki akses ke prasarana dan sarana dasar lingkungan yang memadai, dengan kualitas perumahan dan permukiman yang jauh di bawah standar kelayakan, serta mata pencaharian yang tidak menentu.

Banyak program pengentasan kemiskinan yang telah dilakukan oleh pemerintah. Suyono (2003) mengidentifikasi berbagai model penanganan kemiskinan yang telah dijalankan, misalnya Inpres Desa Tertinggal, Pemberdayaan Keluarga Sejahtera, Gerakan Terpadu Pengentasan Kemiskinan (GERDU-TASKIN), dan Program Pemberdayaan Mandiri. Akan tetapi dari segi hasil,

(3)

keragaman program tersebut belum memberikan hasil yang optimal memberdayakan masyarakatnya menjadi masyarakat yang mandiri.

Dalam kondisi krisis ekonomi yang berkepanjangan dimana jumlah masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan bertambah banyak, maka sejak tahun 1999 pemerintah telah meluncurkan P2KP singkatan dari Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan. Program ini masih berada dalam platform program jaring pengaman sosial dengan menitikberatkan pada

upaya pemberdayaan komunitas yang relatif berbeda dengan program JPS lainnya yang diterapkan sebelumnya. Dalam pelaksanaan pengentasan masyarakat dari kemiskinan, P2KP meletakkan sasaran utamanya kepada Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang tergolong kalangan ekonomi lemah untuk ditumbuhkan kemandiriannya. Sehingga bukan masyarakat miskin secara perseoranganlah yang akan diberdayakan, melainkan sejumlah orang dalam masyarakat yang tergabung dalam suatu wadah KSM yang dikenai tindakan berupa pemberian bantuan pinjaman usaha ekonomi produktif.

Dana yang dipergunakan untuk modal usaha produktif merupakan dana pinjaman bergulir yang pengelolaannya dilakukan oleh masyarakat melalui suatu wadah yang dibentuk masyarakat, dibantu Konsultan Manajemen Wilayah (KMW). Wadah dimaksud merupakan kelembagaan masyarakat yang disebut Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) yang beranggotakan para tokoh masyarakat dan perwakilan KSM, serta warga yang disyahkan melalui Badan Hukum (Akte Notaris). Pemberian pinjaman modal usaha produktif yang bersifat sementara tersebut diharapkan dapat merangsang pengusaha kecil (KSM) untuk mendorong produksi sehingga dapat meningkatkan pendapatannya. Dengan meningkatnya pendapatan maka kesejahteraan dan keadilan masyarakat dapat terwujud.

Depok merupakan salah satu kota yang melaksanakan program P2KP. Sesuai dengan visi dan misi kota Depok, yang bertujuan untuk mensejahterakan warganya dengan cara mengembangkan perekonomian masyarakat dan dunia usaha, program P2KP melalui pendekatan kelembagaan masyarakat dan penyediaan dana bantuan langsung ke masyarakat telah digulirkan kepada beberapa KSM di kota ini. Pengelolaan pinjaman dana bergulir yang baik secara intuitif diharapkan akan membuka peluang usaha dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakatnya. Sebagai bahan perbandingan dalam penelitian ini, diantaranya dikemukakan Martini dengan judul Pengaruh Pelatihan dan Bantuan Permodalan Terhadap Pendapatan Pengusaha Kecil Peserta Program Gerakan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (Garda Emas) di Kota Bogor.

Penelitian yang menggunakan kolerasi dan regresi berganda sebagai alat analisisnya ini menghasilkan bahwa pelatihan dan bantuan permodalan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan pengusaha kecil. Keadaan ini mencerminkan bahwa semakin meningkatnya frekuensi kegiatan pelatihan dan pemberian bantuan permodalan secara bersama-sama memberikan pengaruh yang kuat terhadap pendapatan pengusaha kecil. Penelitian lain yang dikemukakan oleh Odih Sumirat dengan judul Pengaruh Pinjaman Dana Proyek Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) Terhadap Peningkatan Pendapatan Masyarakat Di Kota Bogor. Penelitian yang menggunakan kolerasi dan regresi sederhana

sebagai alat analisisnya ini menghasilkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan (nyata/berarti) antara pinjaman dana P2KP terhadap peningkatan pendapatan masyarakat. Artinya bahwa pinjaman dana P2KP telah memberikan kontribusi atau sumbangan terhadap peningkatan pendapatan masyarakat.

Metodologi Penelitian Objek Penelitian

(4)

Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang masing-masing bergerak pada bidang manufaktur, jasa, dan dagang yang berlokasi di BKM Bina Budi Mulya, Kelurahan Pancoranmas, Kecamatan Pancoranmas, Kota Depok.

Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dengan cara simple random sampling,

yaitu metode pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama kepada semua populasi untuk dipilih menjadi sampel penelitian. Populasi penelitian ini adalah anggota penerima bantuan dana bergulir yang terdiri dari KSM kelompok dan perorangan. Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 415 KSM. Jadi besarnya sampel yang diperoleh adalah 80 KSM.

Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang diambil dalam penelitian ini terdiri dari data primer. Data primer dikumpulkan dari pengusaha kecil (KSM) yang menjadi responden. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data primer adalah berupa kuesioner. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data primer adalah penyebaran kuesioner dan wawancara. Adapun waktu penelitian dimulai dari bulan September 2008 sampai dengan November 2008.

Teknik Analisis Data

Data yang telah diperoleh diolah dan disajikan dalam bentuk tabel maupun diagram, kemudian data tersebut dianalisis menggunakan alat analisis yang peneliti akan gunakan. Analisis kuantitatif, yaitu analisa yang menginterprestasikan data dalam bentuk angka-angka. Analisis ini digunakan sebagai alat bantu statistik, sehingga memudahkan penulis menafsirkan data mentah yang diperoleh. Penulis menghitung dengan menggunakan aplikasi software SPSS 16.

Uji Wilcoxon

Uji Wilcoxon digunakan jika besar maupun arah perbedaan diperhatikan dalam menentukan apakah ada perbedaan nyata antara data pasangan yang diambil dari satu sampel atau sampel yang berhubungan dan berasal dari dua populasi yang tidak diketahui distribusinya atau dengan kata lain tidak berdistribusi normal. Dalam penelitian ini uji

wilcoxon digunakan untuk mengetahui perbedaan pendapatan usaha KSM antara sebelum dan sesudah mendapatkan pinjaman dana bergulir P2KP.

Adanya uji hipotesis :

Ho : Tidak terdapat perbedaan antar variabel Ha : Terdapat perbedaan antar variabel

Dasar pengambilan keputusan ada dua cara, yaitu : 1. Dengan membandingkan angka z hitung dan z tabel:

a. Jika z hitung > z tabel, maka Ho diterima b. Jika z hitung < z tabel, maka Ho ditolak

2. Dengan melihat angka probabilitas, dengan ketentuan: a. Probabilitas > 0,05 maka Ho diterima

b. Probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak Korelasi Rank Spearman ( r

(5)

Korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara dua variable di mana dua variable itu tidak mempunyai joint normal distribution. Dalam penelitian

ini korelasi rank spearman digunakan untuk mengetahui hubungan antara pinjaman dana bergulir P2KP (variable independent) dengan peningkatan pendapatan KSM (variable dependent).

Adanya uji hipotesis :

Ho : Tidak terdapat hubungan antar variabel Ha : Terdapat hubungan antar variabel

Dasar pengambilan keputusan ada dua cara, yaitu:

1. Dengan melihat angka probabilitas, dengan ketentuan: a. Probabilitas > 0,05 maka Ho diterima

b. Probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak

2. Dengan melihat Derajat/Tingkat Korelasi/Hubungan Interval Korelasi Derajat/Tingkat

0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat Kuat Sumber : Sugiyono, 2003

Hasil dan Pembahasan

Pemberdayaan masyarakat melalui skema perguliran dana sebagai program berkelanjutan merupakan hal yang penting bagi pengentasan kemiskinan masyarakat. Agar proses pemberdayaan dapat terwujud, seperti yang dikemukakan oleh Rowlands (1996:87), maka proses pemberdayaan itu mencakup perubahan masyarakat dari hanya sekedar melakukan pemikiran menjadi tindakan nyata yang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat yang terlibat di dalamnya. Salah satu aspek penting pola pemberdayaan

masyarakat untuk pengentasan kemiskinan adalah melibatkan pola pengelolaan dana yang baik, yang aplikatif dan yang tepat guna.

Uji Wilcoxon Modal

Tabel 1

Hasil Uji Signifikan Perbedaan Modal Sebelum dan Sesudah KSM Mendapatkan Pinjaman Dana Bergulir P2KP

Wilcoxon Signed Ranks Test

Test Statistics

b

modal sesudah -modal sebelum

Z -7.351a

Asymp. Sig. (2-tailed) .000 a. Based on negative ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test

(6)

Sumber: pengolahan data primer, 2009

Berdasarkan output table diatas dengan menggunakan Uji Wilcoxon, dapat diketahui hasil sebagai berikut :

• Hipotesis : Ho

1 : Tidak terdapat perbedaan modal antara sebelum dan sesudah KSM mendapatkan

pinjaman dana bergulir. Ha

1 : Terdapat perbedaan modal antara sebelum dan sesudah KSM mendapatkan pinjaman

dana bergulir.

Dasar pengambilan keputusan :

Dengan membandingkan angka z hitung dan z tabel: a. Jika z hitung > z tabel, maka Ho diterima b. Jika z hitung < z tabel, maka Ho ditolak Dengan melihat angka probabilitas, dengan ketentuan:

a. Probabilitas > 0,05 maka Ho diterima b. Probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak

• Keputusan

Dengan tingkat kepercayaan 95% dan tingkat signifikan α = 5% Nilai

z

hitung = - 7,351 <

z

tabel = - 1,96.

Nilai Sig. (2-tailed) 0,000 < 0,05.

Ini menunjukkan bahwa menolak Ho dan menerima Ha. • Kesimpulan :

Terdapat perbedaan antara modal KSM sebelum mendapatkan pinjaman dana bergulir P2KP dengan modal KSM setelah mendapatkan pinjaman dana bergulir P2KP di BKM Bina Budi Mulya, Kelurahan Pancoranamas, Kecamatan Pancoranmas, Kota Depok.

Uji Wilcoxon Pendapatan

Tabel 2

Hasil Uji Signifikan Perbedaan Pendapatan Sebelum dan Sesudah Mendapatkan Pinjaman Dana Bergulir P2KP

Wilcoxon Signed Ranks Test

Test Statistics

b

pdptn ssudah dpt dana P2KP -pdptn sbelum dpt dana P2KP

Z -2.069a

Asymp. Sig. (2-tailed) .039

a. Based on negative ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test

(7)

Berdasarkan output table diatas dengan menggunakan Uji Wilcoxon, dapat diketahui hasil sebagai berikut :

• Hipotesis : Ho

2 : Tidak terdapat perbedaan pendapatan usaha antara sebelum dan sesudah KSM

mendapatkan pinjaman dana bergulir. Ha

2 : Terdapat perbedaan pendapatan usaha antara sebelum dan sesudah KSM mendapatkan

pinjaman dana bergulir. Dasar pengambilan keputusan :

Dengan membandingkan angka z hitung dan z tabel: a. Jika z hitung > z tabel, maka Ho diterima b. Jika z hitung < z tabel, maka Ho ditolak Dengan melihat angka probabilitas, dengan ketentuan:

a. Probabilitas > 0,05 maka Ho diterima b. Probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak

• Keputusan:

Dengan tingkat kepercayaan 95% dan tingkat signifikan α = 5% Nilai

z

hitung = - 2,069 <

z

tabel = - 1,96.

Nilai Sig. (2-tailed) 0,039 < 0,05.

Ini menunjukkan bahwa menolak Ho dan menerima Ha. • Kesimpulan :

Terdapat perbedaan yang antara pendapatan usaha KSM sebelum mendapatkan pinjaman dana bergulir P2KP dengan pendapatan usaha KSM setelah mendapatkan pinjaman dana bergulir P2KP di BKM Bina Budi Mulya, Kelurahan Pancoranamas, Kecamatan Pancoranmas, Kota Depok.

Korelasi Rank Spearman

Tabel 3

Hasil Korelasi antar Variabel Pinjaman Dana Bergulir P2KP dengan Peningkatan Pendapatan Usaha KSM

Correlations

modal pinjaman P2KP pendapatan KSM

Spearman's rho modal pinjaman P2KP Correlation Coefficient 1.000 .233 * Sig. (2-tailed) . .037 N 80 80 pendapatan KSM Correlation Coefficient .233 * 1.000 Sig. (2-tailed) .037 . N 80 80

(8)

Sumber: pengolahan data primer, 2009

Berdasarkan output table korelasi diatas dengan menggunakan koefisien korelasi Spearman’s rho, dapat diketahui hubungan antara variabelnya yaitu:

• Besarnya hubungan antara variable modal pinjaman P2KP dengan pendapatan KSM adalah 0,233.

• Angka tersebut menunjukkan korelasi yang cukup antara modal pinjaman P2KP dengan pendapatan KSM. Tanda positif (+) menunjukkan hubungan modal pinjaman P2KP dengan pendapatan KSM yang searah, artinya bahwa semakin tinggai modal pinjaman P2KP yang diberikan maka semakin tinggi pula pendapatan KSMnya. Tetapi derajat hubungan yang terjadi menyatakan ‘rendah’ karena berada di interval korelasi antara 0,20-0,399.

• Hipotesis Ho

3 : Tidak terdapat hubungan antara pinjaman dana bergulir P2KP dengan peningkatan

pendapatan usaha kelompok swadaya masyarakat. Ha

3 : Terdapat hubungan antara pinjaman dana bergulir P2KP dengan peningkatan

pendapatan usaha kelompok swadaya masyarakat. Pengambilan Keputusan

Dengan melihat angka probabilitas, dengan ketentuan: a. Probabilitas > 0,05 maka Ho diterima

b. Probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak • Keputusan

Nilai Sig. (2-tailed) menunjukkan nilai 0,037 < 0,05, artinya bahwa hubungan yang terjadi

adalah signifikan (nyata/berarti). Ini menunjukkan bahwa menolak Ho dan menerima Ha. • Kesimpulan

Terdapat hubungan antara pinjaman dana bergulir P2KP dengan peningkatan pendapatan usaha kelompok swadaya masyarakat di BKM Bina Budi Mulya, Kelurahan Pancoranmas, Kecamatan Pancoranmas, Kota Depok.

Jadi hubungan yang terjadi antara pinjaman dana bergulir P2KP dengan peningkatan pendapatan usaha KSM adalah rendah. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa masyarakat yang mengalami kesulitan untuk membayar angsuran pinjaman sehingga dana yang digulirkan terjadi kemacetan. Hal ini akan mempengaruhi kinerja BKM dalam menyalurkan dana bergulir ke masyarakat. Anggota masyarakat lain yang ingin meminjam harus menunggu adanya pembayaran dari anggota yang telah meminjam sebelumnya. Prinsip dari dana bergulir adalah modal yang diberikan pada BKM yang merupakan modal permanen harus dapat dikembalikan dan digulirkan kembali ke masyarakat. Kemacetan yang cukup tinggi tentunya akan menghambat perguliran dana ke masyarakat. Dan juga pelatihan-pelatihan yang selama ini berlangsung masih bersifat massal, sehingga ada kemungkinan kurang efektif.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat perbedaan antara modal KSM sebelum mendapatkan pinjaman dana bergulir P2KP dengan modal KSM setelah mendapatkan pinjaman dana bergulir P2KP di BKM Bina Budi Mulya, Kelurahan Pancoranamas, Kecamatan Pancoranmas, Kota Depok. Keberadaan

(9)

P2KP di BKM Bina Budi Mulya memang dapat membantu KSM dalam penambahan modal agar dapat terus menjalankan usahanya.

2. Terdapat perbedaan antara pendapatan usaha KSM sebelum mendapatkan pinjaman dana bergulir P2KP dengan pendapatan usaha KSM setelah mendapatkan pinjaman dana bergulir P2KP di BKM Bina Budi Mulya, Kelurahan Pancoranamas, Kecamatan Pancoranmas, Kota Depok. Keberaaan program dari P2KP memang dapat meningkatkan pendapatan KSM di BKM Bina Budi Mulya. Karena selain memberikan pinjaman modal, P2KP juga memberikan kegiatan pelatihan-pelatihan untuk para anggotannya.

3. Terdapat hubungan antara pinjaman dana bergulir P2KP dengan peningkatan pendapatan usaha KSM di BKM Bina Budi Mulya, Kelurahan Pancoranmas, Kecamatan Pancoranmas, Kota Depok. Tetapi hubungan yang terjadi menyatakan rendah karena disebabkan oleh beberapa masyarakat yang mengalami kesulitan untuk membayar angsuran pinjaman sehingga dana yang digulirkan terjadi kemacetan dan

juga pelatihan-pelatihan yang selama ini berlangsung masih bersifat massal, sehingga ada kemungkinan kurang efektif.

Saran

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Pemberian pinjaman dana bergulir dari P2KP telah memberikan keberartian atau sumbangan terhadap peningkatan pendapatan para kelompok swadaya masyarakatnya. Untuk itu disarankan agar terus ditingkatkan lagi pemberian pinjaman dana bergulir kepada kelompok swadaya masyarakat, namun dengan tetap mempertimbangkan kapasitas usaha yang dilakukan oleh kelompok swadaya masyarakat.

2. Sebagaimana diketahui bahwa pinjaman dana bergulir P2KP telah memberikan pengaruh walaupun tidak terlalu besar terhadap peningkatan pendapatan usaha kelompok swadaya masyarakat maka disarankan agar terus dilanjutkan sampai terwujudnya kemandirian masyarakat dalam berusaha.

3. Mengingat terjadinya jumlah penunggakan yang cukup besar, maka proses seleksi hendaknya dilakukan lebih selektif, misalnya dengan tambahan prosedur wawancara yang akan mengeksplorasi apakah KSM yang bersangkutan memang layak mendapatkan bantuan dana bergulir.

Daftar Pustaka

Antonio, Moh. Syafi’I. 2001. Bank Syari’ah dari Teori Kepraktek. Gema Insani Press, Jakarta.

Budiman. 2003. “Mikro Kredit: Tinjauan atas Perguliran Dana untuk Pemberdayaan Masyarakat”. Jurnal Ekonomi & Bisnis.Universitas Gunadarma, Jakarta.

Departemen Pekerjaan Umum. 2003. Modul Khusus Komunitas BKM. Manajemen KSM,

Jakarta.

Kusuma, Sonny. 2006. Konsep Dasar P2KP. PNPM Mandiri, Jakarta.

Martini. 2005. Pengaruh Pelatihan Dan Bantuan Permodalan Terhadap Pendapatan Pengusaha Kecil Peserta Program Gerakan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (GARDA EMAS) Di Kota Bogor. Tesis Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan Universitas Nusa Bangsa.

Bogor.

(10)

Santoso, Singgih. 2006. Seri Solusi Bisnis Berbasis TI: Menggunakan SPSS untuk Statistik Non Parametrik. Elex Media Komputindo, Jakarta.

Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Soekamto, Hadi, et al. 2006. “Partisipasi Masyarakat Dalam Penanggulangan Kemiskinan (Studi Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan Di Kel. Bandulan Kec. Sukun Kota Malang)”. Jurnal Ekonomi. Universitas Negeri Malang, Malang.

Sugiyono, 2003. Metode Penelitian Bisnis. Penerbit Alfabeta, Bandung.

Sumarwan, Ujang. 2003. Perilaku Konsumen. Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.

Sumirat, Odih. 2005. Pengaruh Pinjaman Dana Proyek Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) Terhadap Peningkatan Pendapatan Masyarakat Di Kota Bogor.

Skripsi Fakultas Ekonomi STIGR, Jakarta.

Sumodiningrat, Gunawan. 1998. Membangun Perekonomian Rakyat. Pustaka Pelajar,

Yogyakarta.

Suwardjono, 2005. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan: Edisi 3. BPFE,

Yogyakarta.

Swastha, Basu. 2002. Azas-Azas Marketing. Penerbit Liberty, Yogyakarta.

Uyanto, Stanislaus S. 2009. Pedoman Analisis Data dengan SPSS: Edisi 3. Graha Ilmu,

Yogyakarta.  

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga dapat dikatakan bahwa yang dilakukan dalam pembelajaran pendekatan RME adalah mengambil suatu permasalahan berdasarkan kenyataan, menjadikannya sebagai proses

Berdasakan data survey awal menemukan penelitian bahwa Penelitian tentang konseling kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar telah dilakukan oleh ahli yaitu

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia yang teregistrasi pada Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) dan memenuhi persyaratan yang dilihat dengan mengakses aplikasi

PEJABAT PENGADAAN BARANG/PEKERJAAN KONSTRUKSI/JASA LAINNYA BIDANG PENGAIRAN, BIDANG TATA RUANG DAN PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS DAN BAGIAN.. SEKRETARIAT DINAS PEKERJAAN

Setelah kubaca, aku tak mengerti mengapa langsung merasa tak ingin pergi dari atas kasurku, benar-benar seperti orang yang sedang ditawan oleh rasa penasaran karena ingin tahu

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul : “ANALISIS PENGARUH SUASANA TOKO, PROMOSI DAN PELAYANAN PRAMUNIAGA DI MIROTA KAMPUS YOGYAKARTA” tidak terdapat karya yang

Diharapkan dengan semakin tingginya minat baca masyarakat apalagi anak-anak, aplikasi pengelolaan persewaan buku komik dengan web server sebagai service info

Demikian pengumuman ini dibuat untuk dapat dimaklumi.. Kelompok