• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENINGKATAN KEMANDIRIAN PETANI RUMPUT LAUT DI KECAMATAN TANETE RIATTANG TIMUR KABUPATEN BONE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI PENINGKATAN KEMANDIRIAN PETANI RUMPUT LAUT DI KECAMATAN TANETE RIATTANG TIMUR KABUPATEN BONE"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENINGKATAN KEMANDIRIAN PETANI

RUMPUT LAUT DI KECAMATAN TANETE RIATTANG TIMUR

KABUPATEN BONE

STRATEGIES IN IMPROVING THE SELF-RELIANCE OF SEA WEED

FARMERS AT TANETE RIATTANG TIMUR SUB DISTRICT

BONE REGENCY

Ernida Mahmud

1

,

M.Syawal

2

,Sitti Bulkis

2

1

KPU Bone

2

Sistem-sistem Pertanian, PPS Universitas Hasanuddin,Makassar

Alamat Korespondensi :

Ernida Mahmud

Rumah : Jln Ahmad Yani Nomor 49 Watampone, Bone Sulsel

Kantor : Jln. W.R.Monginsidi Nomor 1 Watampone, Bone Sulsel

HP : 081342070678

(2)

Abstrak

Kemandirian petani sangat erat kaitannya dengan produksi dan pertanian, karena petani yang mandiri bercirikan mampu menguasai masalahnya sendiri, memiliki kemampuan dan kompetensi serta memiliki wadah atau organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi peningkatan kemandirian petani rumput laut berdasarkan kontribusi faktor sosial ekonomi di Kecamatan Tanete Riattang Timur Kabupaten Bone. Penelitian

ini didesain dengan menggunakan jenis penelitian kombinasi model atau desain sequantial explanatory, yakni

menggabungkan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif secara berurutan. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Palette dan kelurahan Wetuo Kecamatan Tanete Riattang Timur pada Bulan Februari – Maret 2012. Penentuan sampel dilakukan dengan area random sampling sebanyak 100 orang petani di Kelurahan Waetuo dan 48 orang petani di Kelurahan Palette. Data dianalisis secara deskriptif dan analisis jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor sosial ekonomi berkontribusi positif terhadap kemandirian petani . Disimpulkan bahwa strategi peningkatan kemandirian petani dapat dilakukan melalui sinergi 4 (empat) strategi utama : fokus permodalan, fokus lahan dan produksi, fokus pengetahuan dan keterampilan petani serta fokus pada faktor umur dan jumlah tanggungan.

Kata kunci : kemandirian, faktor sosial ekonomi, strategi peningkatan kemandirian

Abstrak

Self-reliance is closely related to farmers and agricultural production is characterized by independent farmers are able to master their own problems, have the skills and competencies and have organizational. This study aims tofind out the strategies in improving the self-reliance of sea weed farmers based on the contribution of socio economic factors at Tanete Riattang Timur Subdistrict Bone Regency. The research used the sequential explanatory design with quantitative and qualitative methods conducted in sequence. It was conducted at Pallette and Waetuo villages, Tanete Riattang Timur subdistrict, from February to March 2012. The samples were 100 farmers from Waetuo village and 48 farmers from Pallette vilage. They were selected by using clustered random sampling.The data were analyzed by using descriptive analysis and path analysis. The results reveal that farmers self reliance can be improved through a synergy of 4 focused strategies : the focus of capital, land and production, focus the knowledge and skills of farmers, focus on the age and member of dependents.

(3)

PENDAHULUAN

Budidaya rumput laut memiliki peranan dalam usaha meningkatkan produksi

perikanan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi serta memenuhi kebutuhan pasar

dalam dan luar negeri, memperluas kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan dan

kesejahteraan nelayan dan pembudidaya ikan serta menjaga kelestarian sumber hayati

perairan.

Eucheuma cottonii

(Weber van Bosse) merupakan komoditi laut yang potensial

untuk dikembangkan. Budidaya rumput laut ini mempunyai persyaratan lingkungan tertentu

antara lain perairan yang tenang (Soenardjo, 2011).

Kabupaten Bone memiliki potensi pengembangan rumput laut yang cukup besar,

namun dalam kenyataannya selama 3 tahun terakhir luas lahan tidak mengalami peningkatan,

demikian pula dengan produksi dan jumlah petani yang terlibat dalam budi daya rumput laut

mengalami peningkatan yang tidak signifikan apabila dibandingkan dengan jumlah

permintaan rumput laut yang cukup besar. Adapun pendekatan yang digunakan untuk

menganalisis permasalahan di atas adalah pendekatan terhadap kemandirian petani.

Kemandirian petani sangat erat kaitannya dengan produksi dan pertanian, karena petani yang

mandiri bercirikan mampu menguasai masalahnya sendiri, memiliki kemampuan dan

kompetensi serta memiliki wadah atau organisasi. Peningkatan kemandirian petani dapat

dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya adalah peningkatan pendapatan, sehingga

petani dan keluarganya lebih sejahtera dan memiliki kemandirian dalam modal finansial

sehingga lebih mandiri pula dalam pemasaran dan memiliki posisi tawar (

bargaining

position

) yang lebih kuat.

Kemandirian (

self reliance

) adalah suatu konsep yang sering dihubungkan dengan

pembangunan. Dalam konsep ini, program pembangunan dirancang secara sistematis agar

individu masyarakat menjadi subyek pembangunan (Ismawan, 2003). Meninjau kemandirian

petani tidak dapat terlepas dari pendapatan dan faktor sosial ekonomi yang berkontribusi

didalamnya. Penelitian ini meninjau variabel sosial ekonomi yang terkait yakni usia,

pengalaman, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, luas lahan, intensitas penyuluhan, modal

dan interaksi pendidikan dan penyuluhan.

Soekartawi (1998) mengemukakan bahwa pendapatan merupakan salah satu indikator

sosial ekonomi seseorang yang sangat dipengaruhi oleh sumber daya dan kemampuan dalam

diri individu. Pendapatan usahatani sering ada hubungannya dengan faktor difusi inovasi

pertanian. Petani dengan pendapatan tinggi akan lebih cepat dalam mengadopsi inovasi.

Sujarmoko, dkk (2008) mengemukakan bahwa potensi terbesar untuk meningkatkan

pendapatan petani melalui peningkatan produksi adalah dengan mengoptimalkan fungsi

(4)

investasi. Sementara itu, Syawal (1997) mengemukakan bahwa persepsi masyarakat pada

penyuluhan pertanian akan meningkat bila diikuti dengan peningkatan produksi dan

pendapatan rumput laut.

Fungsi utama informasi penelitian, penyuluhan dan pendidikan dalam proses

komunikasi pada hakekatnya menghasilkan momentum untuk membimbing petani dalam

menggunakan daya imajinasinya untuk giat berfikir (Syawal, 2001). Manfaat utama lembaga

adalah mewadahi kebutuhan salah satu sisi kehidupan sosial masyarakat, dan sebagai kontrol

sosial, sehingga setiap orang dapat mengatur perilakunya menurut kehendak masyarakat

(Elizabeth dkk, 2003).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi peningkatan kemandirian petani

rumput laut di Kecamatan Tanete Riattang Timur Kabupaten Bone berdasarkan kontribusi

faktor sosial ekonomi.

BAHAN DAN METODE

Desain Penelitian

Penelitian ini didesain dengan menggunakan jenis penelitian kombinasi model atau

desain sequantial explanatory

, yakni desain penelitian yang mengkombinasikan atau

menggabungkan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif secara berurutan. Penelitian ini

dilaksanakan di Kelurahan Waetuo dan Kelurahan Palette Kecamatan Tanete Riattang Timur,

karena merupakan salah satu daerah pengembangan rumput laut, dengan waktu yang

diperlukan selama dua bulan yakni bulan Februari 2012 sampai dengan Maret 2012.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani rumput laut yang ada di

Kelurahan Waetuo sebanyak 140 orang dan Kelurahan Palette sebanyak 55 orang. Teknik

penentuan sampel dilakukan secara

area random sampling

), yakni area Palette dan area

Waetuo. Jumlah sampel ditentukan berdasarkan tabel sampel yang dikembangkan oleh Issac

dan Michael, dimana apabila populasi sebesar 140 dan 55 orang, maka pada taraf

kepercayaan 5%, jumlah sampel yang diambil sebanyak 100 dan 48 orang.

Analisis Data

Data dianalisis dengan Analisis jalur (

path analysis

): yang merupakan analisis untuk

mengetahui kontribusi langsung maupun tak langsung dari variabel yang akan diukur.

Software yang digunakan adalah SPSS 17.00.

(5)

HASIL

Penelitian ini memperlihatkan koefisien jalur dari hasil pengujian secara simultan

adalah signifikan, sehingga dapat diambil keputusan untuk menolak H

0

dan menerima H

1

yang berarti dapat diteruskan ke pengujian secara individual. Dari hasil pengujian secara

individual, ternyata koefisien path dari variabel X

1

(umur), X

2

(pengalaman), X

3

(pendidikan)

,

X4(jumlah tanggungan), X5(luas lahan), X6(intensitas penyuluhan), X7(modal), X8(interaksi

antara pendidikan dan intensitas penyuluhan) terhadap Y1(pendapatan) secara statistik adalah

signifikan, sehingga H

0

ditolak dan H

1

diterima . Tabel 1 menunjukkan kontribusi langsung

variabel independen terhadap pendapatan sebesar 99,7% yang menunjukkan bahwa secara

bersama-sama, variabel usia, pengalaman, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, luas

lahan, intensitas penyuluhan, modal dan interaksi antara pendidikan dan penyuluhan

berkontribusi secara signifikan terhadap pendapatan sebesar 99,7%. Kontribusi langsung

pendapatan terhadap kemandirian petani sebesar 77,4 % yang menunjukkan bahwa

peningkatan pendapatan petani sebesar 1 rupiah, akan meningkatkan 77,4 % kemandirian

petani.

Tabel 2 menunjukkan bahwa kontribusi secara langsung terbesar adalah kontribusi

variabel modal terhadap pendapatan sebesar 24,8%, yang menunjukkan setiap kenaikan 1

rupiah modal akan meningkatkan 0,248 rupiah pendapatan. Sedangkan kontribusi terkecil

adalah variabel pendidikan terhadap pendapatan sebesar 2,9% yang menunjukkan bahwa

setiap kenaikan 1 tahun pendidikan, akan meningkatkan pendapatan hanya sebesar 0,029

rupiah ; dengan asumsi variabel lain dalam keadaan konstan atau tidak mengalami perubahan.

Kontribusi total terbesar terhadap pendapatan petani adalah variabel modal sebesar 55,6%

yang menunjukkan bahwa modal merupakan variabel yang paling dominan berkontribusi

terhadap peningkatan pendapatan, dengan asumsi bahwa modal ini didukung oleh umur dan

pengalaman petani yang cukup, pendidikan yang memadai, jumlah tanggungan yang dapat

dijadikan sebagai tenaga kerja keluarga, peningkatan luas lahan dan peningkatan intensitas

penyuluhan. Kontribusi variabel independen terhadap kemandirian petani melalui variabel

pendapatan sebesar 99,7% yang menunjukkan bahwa kemandirian petani dapat ditingkatkan

sebesar 99,7% apabila umur, pengalaman, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, luas

lahan, intensitas penyuluhan dan modal mengalami peningkatan secara bersama-sama dan

menyeluruh dengan peningkatan pendapatan.

(6)

PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemandirian petani dapat ditingkatkan

melalui peningkatan pendapatan dengan dukungan peningkatan permodalan yang diiringi

dengan peningkatan luas lahan, pengalaman yang cukup, jumlah tanggungan, umur yang

cukup, intensitas penyuluhan serta pendidikan yang memadai. Tanpa dukungan atau

kontribusi ke tujuh variabel tersebut, maka pendapatan petani tidak dapat ditingkatkan dan

pada akhirnya petani yang mandiri, baik secara organisasi, penguasaan masalah maupun

kepemilikan sistem promosi usaha tani tidak akan pernah tercapai.

Petani yang lebih muda, secara rata-rata memiliki pendapatan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan petani yang sudah tua. Hasil penelitian secara statistik dan secara

kualitatif memberikan dukungan terhadap teori yang dikemukakan oleh Ngongu (2000)

bahwa kemampuan seseorang akan bertambah sampai pada tingkat umur tertentu, kemudian

ia akan mulai menurun. Umur petani akan mempengaruhi kemampuan fisik, bekerja dan

berfikir. Petani yang berumur muda dan sehat memiliki kemampuan fisik yang lebih besar

dan waktu yang lebih lama. petani yang memiliki umur yang lebih tua dengan pengalaman

yang lebih banyak secara rata-rata memiliki pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan

dengan petani yang berumur tua maupun muda tetapi pengalaman yang lebih sedikit.

Demikian pula dengan petani yang berumur muda namun memiliki pengalaman yang cukup

lama akan memiliki pendapatan yang lebih tinggi secara rata-rata dibandingkan dengan petani

yang berumur tua namun pengalaman yang lebih sedikit. Hasil penelitian ini memberikan

dukungan terhadap pernyataan yang dikemukakan oleh Hernanto (2000) bahwa pengalaman

usaha tani terjadi karena kontribusi faktor waktu yang telah dialami petani. Petani yang

berpengalaman dalam mengatasi hambatan-hambatan usaha taninya akan tahu cara

mengatasinya, lain halnya dengan petani yang kurang berpengalaman, dimana akan kesulitan

menghadapi hambatan-hambatan yang dihadapi. Semakin banyak pengalaman yang

diperoleh petani, maka diharapkan semakin tinggi produktivitas dalam mengusahakan

kegiatan usaha tani.

Tingkat pendidikan memang memberikan kontribusi yang paling kecil diantara

keenam variabel lain, namun tetap signifikan secara statistik terhadap peningkatan

pendapatan. Hal ini memberikan implikasi bahwa pendidikan yang tinggi tanpa disertai

dengan pemahaman terhadap adopsi inovasi dan teknologi baru, tidak ada memberikan

dampak yang nyata terhadap pendapatan. Karena pendidikan akan memberikan kontribusi

terhadap cara berfikir ilmiah sehingga mampu membuat keputusan yang logis untuk

kelanjutan usaha tani. Hal ini sejalan dengan pendapat Soekartawi (2008) bahwa tingkat

(7)

pendidikan seseorang ternyata berkontribusi terhadap sikap dan tingkat adopsi inovasi. Petani

yang berpendidikan tinggi relatif lebih cepat dalam melaksanakan adopsi inovasi, begitu pula

sebaliknya petani yang berpendidikan rendah, agak sulit untuk menerima inovasi dengan

cepat.

Jumlah anggota keluarga memberikan andil yang cukup besar dalam peningkatan

pendapatan melalui efisiensi biaya tenaga kerja. . Hal ini sejalan dengan pendapat yang

dikemukakan oleh Saragih (2002) bahwa jumlah tanggungan keluarga adalah banyaknya

orang yang tinggal serumah, selain kepala keluarga. Hal ini akan berkontribusi terhadap pola

produksi dan pola konsumsi petani serta menyebabkan perbedaan produksi dan pendapatan

satu sama lain.

Kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung dari variabel luas lahan

terhadap pendapatan petani. Juga sejalan dengan teori Lion Berger dalam Mardikanto da

Sutarni (2005) bahwa luas sempitnya lahan berkontribusi pada sistem pertanian yang

dilakukan. Petani dengan kepemilikan lahan yang rata-rata luas akan lebih mudah menerima

perubahan dalam sistem usahatani. Biasanya semakin luas lahan yang dimiliki maka semakin

cepat dalam mengadopsi karena memiliki kemampuan ekonomi lebih baik.

Semakin sering petani mengikuti penyuluhan, maka pengetahuan, keterampilan dan

sikap yang dimiliki juga semakin tinggi, lebih mudah menerima inovasi dan perubahan yang

mengarah ke peningkatan produksi dan peningkatan kualitas komoditi sehingga

meningkatkan pendapatan. Hasil penelitian ini memberikan dukungan terhadap pernyataan

yang dikemukakan oleh Mardikanto, dkk (2005) bahwa kegiatan penyuluhan merupakan

salah satu upaya yang cukup efektif dalam meningkatkan pengetahuan, mengajarkan

keterampilan, dan menyadarkan masyarakat memanfaatkan sumberdaya alam melalui

pendidikan non formal oleh para penyuluh.

Diantara keenam variabel lain, maka kontribusi terbesar secara total berasal dari

variabel modal yang didukung oleh peningkatan keenam variabel lain. Hal ini sesuai dengan

pendapat Sujarmoko,dkk (2008) bahwa potensi terbesar untuk meningkatkan pendapatan

petani melalui peningkatan produksi adalah dengan mengoptimalkan fungsi investasi dan

fungsi permodalan.

Peningkatan kemandirian petani rumput laut merupakan hal yang sangat penting

dilakukan, mengingat bahwa ada beberapa faktor penentu yang perlu diupayakan

peningkatannya dan faktor penghambat yang perlu diminimalisir pengaruhnya. Strategi

peningkatan kemandirian petani rumput laut di Kecamatan Tanete Riattang Timur di

fokuskan pada 4 (empat) aspek yakni (1) fokus permodalan melalui peningkatan akses

(8)

permodalan ; (2) fokus produksi melalui perluasan lahan usaha budi daya, peningkatan

keterampilan teknis budi daya untuk peningkatan mutu produk serta pengembangan

pengolahan pasca panen ; (3) fokus pemasaran melalui peningkatan kapasitas produksi dan

memperluas serta meningkatkan jaringan pemasaran ; dan (4) fokus regulasi melalui

pemberdayaan kelompok tani dan peningkatan peran serta pemerintah dalam mendorong

terciptanya kebijakan yang berkaitan dengan perencanaan dan pengembangan budidaya

rumput laut

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa modal

merupakan variabel yang memberikan kontribusi terbesar terhadap kemandirian petani karena

modal bagi petani rumput laut sangat menentukan skala usaha dan produktivitas sehingga

berpeluang besar meningkatkan pendapatan petani melalui peningkatan produksi adalah

dengan mengoptimalkan investasi dan permodalan. Selanjutnya adalah luas lahan, jumlah

tanggungan, interaksi pendidikan dan penyuluhan, pengalaman, umur, intensitas penyuluhan

dan terakhir adalah pendidikan. Oleh karena itu, Strategi peningkatan kemandirian petani

rumput laut di Kecamatan Tanete Riattang Timur dapat dilakukan melalui 4 (empat) strategi

utama yakni (1) fokus permodalan melalui peningkatan akses permodalan memperluas serta

meningkatkan jaringan pemasaran ; (2) fokus luas lahan dan produksi melalui perluasan

lahan usaha budi daya dan peningkatan kapasitas produksi ; (3) Fokus pengetahuan dan

keterampilan petani melalui peningkatan keterampilan teknis budi daya untuk peningkatan

mutu produk, pengembangan pengolahan pasca panen, pemberdayaan kelompok tani dan

peningkatan peran serta pemerintah dalam mendorong terciptanya kebijakan yang berkaitan

dengan perencanaan dan pengembangan budidaya rumput laut dan (4) fokus faktor umur dan

jumlah tanggungan melalui pemberdayaan penduduk produktif yang belum bekerja dan

optimalisasi penggunaan tenaga kerja keluarga.

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka disarankan beberapa hal yakni (1)

meningkatkan permodalan petani, melalui suatu sistem yang tidak merugikan bagi petani

maupun bagi pemberi kredit, sehingga melalui sinergi pendapatan,modal, luas lahan,

pengalaman, intensitas penyuluhan, jumlah tanggungan, umur dan pendidikan sehingga

petani memiliki kemampuan dalam menguasai masalahnya sendiri, memiliki promosi usaha

tani serta memberdayakan kelompok tani sebagai wadah pemersatu bagi petani, (2) Bagi

pemerintah, perlu menyusun regulasi pengaturan agribisnis rumput laut berupa (

sea plan

)

yang difokuskan pada penetapan peraturan tentang pemetaan penggunaan wilayah perairan.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Elizabeth, R dan Darwis, V., 2003.

Karakteristik Petani Miskin dan Persepsinya Terhadap

Program JPS di Propinsi Jawa Timur

. SOCA. Bali.

Hernanto, F. 2000.

Petani Kecil, Potensi dan Tantangan Pembangunan

. Ganesa. Bandung.

Ismawan, Bambang. 2003.

Kemandirian, Suatu Refleksi.

Jurnal Ekonomi Pembangunan Th

II No 3 Mei 2003.

Mardikanto,T dan Sutarni, S. 2005.

Petunjuk Penyuluhan Pertanian.

Usaha Nasional

Surabaya Indonesia, Surabaya.

Ngongu, N.A. 2007.

Memberdayakan Petani Menuju Pertanian Nasional Yang Mandiri dan

Berdaya Saing.

Prosiding Konferensi Nasional VII Perhepi, Denpasar 9-11 Agustus

2007.

Saragih, Bungaran, 2002.

Pengembangan Agribisnis dalam Pembangunan Ekonomi Nasional

Menghadapi Abad ke 21.

http/www. 202. 159. 18. 43/jsi.htm (online). 10 Oktober

2011.

Soenardjo, Nirwani. 2011.

Aplikasi Budidaya Rumput Laut Jenis Euchema cottoni dengan

Metode Jaring Lepas Metode Cidaun

. Buletin Oseanografi Marina Oktober

2011.vol.1 36 - 44

Soekartawi, 2008.

Manajemen Pemasaran Hasil-hasil Pertanian.

Rajawali Press. Jakarta.

Sujarmoko, Ferry dan Agus. 2008.

Pembentukan Modal Petani Gambir di Kabupaten Lima

Puluh Kota Sumatera Barat

. Jurnal Ristri, Vol 1 (1) 2008.

Syawal, H.M. 1997.

Efek Persepsi Petani Rumput Laut dalam Kegiatan Penyuluhan

Pertanian terhadap Pendapatan

Jurnal Flora dan Fauna Unhas Indonesia, Vol.5

nomor 2 : 21-25

. 2001.

Proses Pembentukan Potensi Kemandirian Petani

. Jurnal Sosial Ekonomi

Pertanian, Nomor 8, ISSN 0853-8395 : 27-30.

(10)

Tabel 1. Hasil Uji Statistik Path Analisis

Struktur paramater Koef. Jalur

(beta)

t. hit. t. tab Sig.

X1 terhadap Y1 (pY1. X1) 0,229 2,103 1,960 0,003 X2 terhadap Y1 (p Y1. X2) 0,316 2,499 1,960 0,004 X3 terhadap Y1 (p Y1. X3) 0,170 2,099 1,960 0,005 X4 terhadap Y1 (p Y1. X4) 0,312 2,306 1,960 0,001 X5 terhadap Y1 (p Y1. X5) 0,438 2,168 1,960 0,001 X6 terhadap Y1 (p Y1. X6) 0,215 2,365 1,960 0,001 X7 terhadap Y1 (p Y1. X7) 0,498 2,709 1,960 0,001 X8 terhadap Y1 (p Y1. X8) 0,244 2,234 1,960 0,001 R2 (X1,X2,X3, X4,X5,X6,X7, X8 terhadap Y1) 0,997 R2 (Y1 terhadap Y2) 0,774

Tabel 2. Koefisien Taksiran Kontribusi Langsung, Tidak Langsung dan Kontribusi Total

Variabel

Kontribusi Umur (X1) Pengalaman (X2) Pendidikan (X3) Jumlah Tanggungan (X4) Luas lahan (X5) Intensitas penyuluhan (X6) Modal (X7) Langsung 0,052 0,099 0,029 0,097 0,191 0,046 0,248 Tidak Langsung melalui X1 - 0,039 0,008 0,049 0,024 0,010 0,025 Tidak Langsung melalui X2 0,017 - 0,014 0,039 0,027 0,017 0,050 Tidak Langsung melalui X3 0,008 0,014 - 0,017 0,020 0,008 0,022 Tidak Langsung melalui X4 0,049 0,017 0,017 - 0,031 0,017 0,049 Tidak Langsung melalui X5 0,024 0,024 0,020 0,031 - 0,020 0,139 Tidak Langsung melalui X6 0,010 0,017 0,008 0,017 0,020 - 0,023 Tidak Langsung melalui X7 0,025 0,050 0,022 0,049 0,139 0,023 - Tidak Langsung melalui X8 0,021 0,080 0,023 0,048 0,011 0,022 0,012 Total Terhadap pendapatan (Y1) 0,185 0,243 0,118 0,299 0,452 0,141 0,556 Total terhadap Kemandirian (Y2) 0,997

Gambar

Tabel  2.  Koefisien  Taksiran  Kontribusi  Langsung,  Tidak  Langsung  dan  Kontribusi  Total   Variabel   Kontribusi  Umur  (X 1 )  Pengalaman (X2)  Pendidikan (X3)  Jumlah  Tanggungan (X 4 )  Luas  lahan  (X 5 )  Intensitas  penyuluhan (X6)  Modal (X7)

Referensi

Dokumen terkait

Namun begitu beberapa spesies dalam famili ini telah lama digunakan sebagai bioindikator dalam kajian-kajian pencemaran air, udara dan tanah, terutamanya Tradescantia ( Ma

Clark & Goldsmith (2006) mendefinisikan pengaruh antar personal sebagai kebutuhan untuk mengidentifikasikan atau memperkuat citra seseorang dengan orang lain

Bakso menjadi salah satu alternatif makanan cepat saji yang cukup populer dikalangan masyarakat Indonesia, baik itu dari kelas bawah sampai kelas atas sangat familiar dengan

Dan membandingkan antara fakta- fakta yang muncul dan terbukti di persidangan dari keterangan saksi korban yang mengalami keterbelakangan mental yang diberikan

Dalam hal ini bila control valve neutral maka pompa akan mensuplai oli sampai tekanan naik pada batas yang sudah ditentukan kemudian pressure tersebut dimanfaatkan atau

Pada jalur SESAMA mahasiswa yang berpredikat dengan pujian, sangat memuaskan dan predikat memuaskan hal tersebut dikarenakan mahasiswa yang melalui jalur ini

Sistem kelistrikan Universitas Tadulako mengalami permasalahan jatuh tegangan dan ketidakseimbangan beban, salah satu penyebabnya adalah jarak jaringan yang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rantai pasokan komoditas rumput laut yang ada di Desa Ujung Baji Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar meliputi petani rumput laut (Produsen) –