• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keberadaan Badan Arbitrase Nasional Indonesia Sebagai Pilihan Penyelesaian Sengketa Hutang Piutang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Keberadaan Badan Arbitrase Nasional Indonesia Sebagai Pilihan Penyelesaian Sengketa Hutang Piutang"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

KEBERADAAN BADAN ARBITRASE NASIONAL

INDONESIA SEBAGAI PILIHAN PENYELESAIAN

SENGKETA HUTANG PIUTANG

TESIS

Oleh

ACHMAD RIVANDY NASUTION

127011051/M.Kn

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

KEBERADAAN BADAN ARBITRASE NASIONAL

INDONESIA SEBAGAI PILIHAN PENYELESAIAN

SENGKETA HUTANG PIUTANG

TESIS

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara

Oleh

ACHMAD RIVANDY NASUTION

127011051/M.Kn

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

Judul Tesis : KEBERADAAN BADAN ARBITRASE NASIONAL INDONESIA SEBAGAI PILIHAN PENYELESAIAN SENGKETA HUTANG PIUTANG

Nama Mahasiswa : ACHMAD RIVANDY NASUTION Nomor Pokok : 127011051

Program Studi : Kenotariatan

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Runtung, SH, MHum)

Pembimbing Pembimbing

(Prof. Dr. Suhaidi, SH, MH) (Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN)

Ketua Program Studi, Dekan,

(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN) (Prof. Dr. Runtung, SH, MHum)

(4)

Telah diuji pada Tanggal : 20 Mei 2015

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Runtung, SH, MHum Anggota : 1. Prof. Dr. Suhaidi, SH, MH

(5)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : ACHMAD RIVANDY NASUTION

Nim : 127011051

Program Studi : Magister Kenotariatan FH USU

Judul Tesis : KEBERADAAN BADAN ARBITRASE NASIONAL INDONESIA SEBAGAI PILIHAN PENYELESAIAN SENGKETA HUTANG PIUTANG

Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat adalah asli karya saya sendiri bukan Plagiat, apabila dikemudian hari diketahui Tesis saya tersebut Plagiat karena kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun oleh Program Studi Magister Kenotariatan FH USU dan saya tidak akan menuntut pihak manapun atas perbuatan saya tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dalam keadaan sehat.

Medan,

Yang membuat Pernyataan

(6)

ii ABSTRAK

Arbitrase institusional yang bersifat nasional yang berada di Indonesia adalah Badan Arbitrase Nasional Indonesia. Penyelesaian sengketa melalui arbitrase dibandingkan dengan pengadilan adalah sifat final dan mengikat dari putusan arbitrase tersebut. Namun pada kenyataannya, sifat final dari putusan arbitrase tidak serta merta dapat diterapkan. Sehingga perlu dikaji mengenai bagaimana keberadaan BANI dalam penyelesaian sengketa hutang piutang, hambatan-hambatan yang timbul dalam pelaksanaan putusan arbitrase dalam penyelesaian hutang piutang dan upaya-upaya yang dilakukan BANI dalam mengatasi hambatan-hambatan yang timbul dalam pelaksanaan putusannya.

Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian hukum normatif yang bersifat deskriptif analisis, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder berupa bahan hukum primer, sekunder dan tertier sebagai data utama. Data-data yang diperoleh kemudian diolah, dianalisis dan ditafsirkan secara logis, sistematis dengan menggunakan metode berpikir deduktif.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa keberadaan Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) dalam penyelesaian sengketa hutang piutang di Indonesia adalah bahwa arbitrase institusional ini merupakan suatu lembaga arbitrase yang khusus didirikan sebagai alternatif dalam menyelesaikan sengketa yang muncul di kalangan dunia usaha, dimana selama ini peranan lembaga peradilan yang sangat dominan dalam menyelesaian sengketa. Lembaga arbitrase ini mempunyai aturan main sendiri-sendiri yang telah dibakukan. Secara umum dapat dikatakan bahwa penunjukan lembaga tersebut dalam perjanjian yang dibuat para pihak berarti telah menundukkan diri pada aturan-aturan main dari dan dalam lembaga ini. Hambatan-hambatan yang timbul dalam pelaksanaan putusan arbitrase dalam penyelesaian hutang piutang di Indonesia terdiri dari hambatan yuridis terdiri dari eksekusi yang tidak dapat serta merta dilakukan, masih dimungkinkan upaya hukum lain setelah putusan arbitrase, dan sengketa yang dapat diselesaikan melalui arbitrase sangat terbatas, sedangkan hambatan teknis terdiri dari keterbatasan jumlah arbiter, kesulitan para pihak dalam menyusun klausula arbitrase, informasi yang kurang mengenai keberadaan BANI, dan keahlian arbiter yang sangat dominan. Upaya-upaya yang dilakukan BANI dalam mengatasi hambatan-hambatan yang timbul dalam pelaksanaan putusannya maka BANI menetapkan standar baku klausula arbitrase, seperti macam persoalan yang dapat diselesaikan melalui arbitrase, penunjukkan arbiter, hukum yang berlaku, selain itu upaya lainnya berupa melalui penerbitan buletin triwulan baik berbahasa Indonesia maupun yang berbahasa asing, sehingga masyarakat lebih mengetahui dan lebih mengerti tentang adanya badan abritase dengan segala fungsinya sebagai alternatif media penyelesaian sengketa bisnis diluar pengadilan.

(7)

iii

ABSTRACT

The national institutional arbitration in Indonesia is BANI (Indonesian National Arbitration Board. The settlement of disputes through arbitration, compared with that which are done through the Court, is final and binding. The fact, however, is that this final and binding arbitration can automatically be implemented so that it is necessary to study the existence of BANI in settling the dispute about debt and credit, about the obstacles in the implementation of decision in arbitration in settling debt and credit, and the attempts to cope with the obstacles in implementing its decision.

The research used judicial normative and descriptive analytic method. The data were gathered by using secondary data which consisted of primary, secondary, and tertiary legal materials as the main data. The gathered data were processed, analyzed, and interpreted logically, systematically, and deductively.

The result of the research showed that BANI (Indonesian National Arbitration Board) was especially established as an alternative to settle the disputes in the business world in which the role of Judicial Administration Institution is very dominant in settling the dispute. This arbitration board has its own rules which have been standardized. In general, it can be said that the appointment of this board in the agreement made by the parties concerned has indicated that they comply with its rules. The obstacles in implementing arbitration decision in settling the dispute in debt and credit in Indonesia consists of judicial obstacles which comprise the execution which cannot automatically be implemented, there is still another decision which can be made after arbitration decision, and the settlement by the arbitration board is very limited. Technical obstacles consist of the lack of arbiters, the lack of information about the existence of BANI, and the highly dominant skill of arbiters. The attempts made by BANI to cope with the obstacles are by setting up a standard for arbitration clause such as the types of problem which can be settled through arbitration, the appointment of arbitration, the prevailing legal provisions, laws, and regulation, and the publication of quarterly bulletins, either in Indonesian or in foreign languages, so that people will know and understand the existence of arbitration board with all its functions as an alternative in settling disputes in business outside of Court.

(8)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini sebagai salah satu persyaratan untuk memperolah gelar Magister Kenotariatan di Universitas Sumatera Utara Medan. Dalam memenuhi tugas inilah maka penulis menyusun dan memilih judul : “Keberadaan Badan Arbitrase Nasional Indonesia Sebagai Pilihan Penyelesaian Sengketa Hutang Piutang”. Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan didalam penulisan tesis ini, untuk itu dengan hati terbuka menerima saran dan kritik dari semua pihak, agar dapat menjadi pedoman di masa yang akan datang.

Dalam penulisan dan penyusunan tesis ini, penulis mendapat bantuan, bimbingan dan pengarahan serta saran-saran dari berbagai pihak, para pimpinan, bapak dan ibu dosen pengajar beserta staf administrasi dan umum pada almamater penulis, yang merupakan panutan dan pembuka wawasan bagi penulis selama awal masa perkuliahan sampai selesainya tesis ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada : 1. Bapak Prof. Subhilhar, Ph.D.,selaku Pejabat (Pj) Rektor Universitas Sumatera

Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH, MHum., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah banyak membimbing serta memberikan arahan-arahan kepada penulis yang sangat membantu dalam penulisan tesis ini.

(9)

iv

4. Bapak Prof. Dr. Suhaidi, SH., MH., selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan-arahan yang sangat membantu dalam penulisan tesis ini.

5. Ibu Dr. T. Keizerina Devi Azwar, SH., CN., MHum., Selaku Sekretaris Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan selaku Dosen Penguji penulis yang telah banyak memberikan kritikan, saran serta masukan dalam penulisan tesis ini.

6. Bapak Notaris Dr. Syahril Sofyan, SH, MKn., selaku Dosen Penguji penulis yang telah banyak memberikan kritikan, saran serta masukan dalam penulisan tesis ini.

7. Bapak-Bapak dan Ibu-ibu Guru Besar dan Staf Pengajar dan juga para karyawan Biro Administrasi pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Secara khusus penulis menghaturkan terimakasih yang tak terhingga kepada ayahanda H. Ir. Salimin Tagor Nasution dan Ibunda Hj. Nur Aisyah Dalimunthe yang telah melahirkan, membesarkan dan mendidik ananda dengan penuh kasih sayang, serta atas segala dorongan dan semangat yang telah diberikan kepada penulis selama ini, juga kepada Istri-ku tersayang Nina Nofriyanti Lubis yang telah banyak memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis selama ini, dan kepada ananda Shereen Aquila Nasution yang menjadi motivasi dan semangat penulis.

Ucapan terima kasih juga saya ucapkan kepada rekan-rekan seperjuangan, Khususnya rekan-rekan Magister Kenotariatan Kelas Reguler Angkatan 2012 yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang terus memberikan motivasi, semangat, kerjasama dan diskusi, yang banyak membantu serta memberikan pemikiran kritik dan saran dari awal masuk di Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara sampai saat penulis selesai menyusun tesis ini.

(10)

v

Maha Esa, dan selalu dilimpahkan kebaikan, kesehatan, kesejahteraan dan rejeki yang melimpah. Akhirnya, semoga tesis ini dapat berguna bagi diri penulis dan juga bagi semua pihak khususnya yang berkaitan dengan bidang kenotariatan.

Medan, Mei 2015

(11)

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

Nama : Achmad Rivandy Nasution

Tempat/ Tanggal Lahir : Medan, 08 Juni 1982

Alamat : Jl. Kutilang Nomor 23, Medan

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 32 Tahun

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Nama Bapak : H. Ir. Salimin Tagor Nasution

Nama Ibu : Hj. Nur Aisyah Dalimunthe

Nama Istri : Nina Nofriyanti Lubis

Nama Anak : Shereen Aquila Nasution

II. PENDIDIKAN

Sekolah Dasar : SD Taman Harapan Medan (1989-1995)

Sekolah Menengah Pertama : SMP Harapan Medan (1995-1998)

Sekolah Menengah Atas : SMU Harapan Medan (1998-2001)

Universitas : S1 Fakultas Hukum Universitas

Muhamadiyah Sumatera Utara (UMSU) Medan (2001-2006)

Universitas : S2 Magister Kenotariatan Fakultas Hukum

(12)

vii DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR ISTILAH ... ix

DAFTAR SINGKATAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Permasalahan ... 14

C. Tujuan Penelitian ... 14

D. Manfaat Penelitian ... 15

E. Keaslian Penelitian ... 15

F. Kerangka Teori dan Konsepsi ... 17

1. Kerangka Teori ... 17

2. Konsepsi ... 22

G. Metode Penelitian ... 24

1. Sifat Penelitian dan Metode Pendekatan ... 24

2. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 26

3. Analisis Data ... 28

BAB II KEBERADAAN BADAN ARBITRASE NASIONAL INDONESIA DALAM PENYELESAIAN SENGKETA HUTANG PIUTANG ... 30

A. Penyelesaian Sengketa Hutang Piutang ... 30

B. Klausula Arbitrase Dalam Perjanjian ... 47

(13)

viii

D. Keberadaan BANI Dalam Penyelesaian Sengketa Hutang

Piutang ... 65

E. Peraturan Prosedur Badan Arbitrase Nasional Indonesia... 71

BAB III HAMBATAN-HAMBATAN YANG TIMBUL DALAM PELAKSANAAN PUTUSAN ARBITRASE DALAM PENYELESAIAN SENGKETA HUTANG PIUTANG... 84

A. Hambatan-Hambatan Pelaksanaan Putusan Arbitrase ... 84

1. Hambatan Yuridis ... 86

2. Hambatan Teknis ... 97

BAB IV UPAYA-UPAYA YANG DILAKUKAN BANI DALAM MENGATASI HAMBATAN-HAMBATAN YANG TIMBUL DALAM PELAKSANAAN PUTUSAN ARBITRASE ... 114

A. Upaya Upaya Yang Dilakukan Dalam Mengatasi Hambatan -Hambatan Yuridis ... 114

B. Upaya Upaya Yang Dilakukan Dalam Mengatasi Hambatan -Hambatan Teknis ... 121

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 142

A. Kesimpulan ... 142

B. Saran ... 143

(14)

ix

DAFTAR ISTILAH

A narrow-form arbitration clause : klausula arbitrase yang sempit

A settlement of differences : kesepakatan mengenai penyelesaian

perselisihan

Aanvullendrecht : hukum yang bersifat mengatur atau

menambah

Absolute competentie : kewenangan absolut

Ad Hoc : tidak tetap/sementara

ADR procedures : tata cara penyelesaian sengketa alternatif

Adversarial : dimuka pengadilan

all disputes arising : seluruh sengketa yang muncul

Alternative Dispute Resolution : alternatif penyelesaian sengketa

Amicable compositeur : pihak penengah

An independent authority : lembaga independen yang berwenang

Annulment : pembatalan

Arbitrable : sengketa yang dapat diselesaikan melalui

arbitrase

Arbitration Court : peradilan wasit

Assesoir : ikutan

Binding : mengikat

Breach of contract : pelanggaran terhadap perjanjian

Burgerlijk Wetboek : Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Common ground : titik temu

Compromise : kompromi

Compromise and settlement : akta kompromis

Conflict : perselisihan

Conflict of interest : pertentangan kepentingan

Dispute : sengketa

(15)

x

Extra judicial : di luar pengadilan

Extra ordinary : pengadilan istimewa

Ex aequo et bono : sesuai dengan apa yang dianggap adil

Field research : penelitian lapangan

Final and binding : final dan mengikat

Franchise : waralaba

Formeel waarheid : kebenaran formil

Home : kedudukan/kediaman

Imunitas : kekebalan

Independency : kebebasan

Informal procedure : prosedur formal

Inlanders : pribumi/penduduk asli Indonesia

Institution : lembaga

Joint arbitration : kerjasama di bidang arbitrase

Juncto : dihubungkan/dikaitkan

Junctis : bentuk jamak dihubungkan/dikaitkan

Kongesti : tunggakan

Lex dura, set tamen scripta : undang-undang itu kejam, tetapi

demikianlah bunyinya

lex specialis derograt lex generalis : peraturan yang lebih khusus

mengesampingkan peraturan yang bersifat umum

Library Research : studi kepustakaan

Mandatory consequinces : konsekuensi yang diperintahkan

Model law : aturan mengenai

Novum : bukti baru

Onrechtmatige daad : perbuatan melanggar hukum

Pacta sunt servanda : setiap perjanjian menjadi hukum yang

(16)

xi

Pactum de compromitendo : klausa arbitrase yang tercantum dalam

suatu perjanjian tertulis yang dibuat para pihak sebelum timbul sengketa

Performance : kinerja

Plea : perlawanan

Predictability : sifat dapat diprediksi

ready-made rules : peraturan yang sudah tersedia

Rechtvinding : penemuan hukum

Recourse : bentuk jalan lain

Reglement op de Rechtsvordering : Reglemen Acara Perdata

Relative competentie : kewenangan relatif

Staatsblad : Lembaran Negara, peraturan dan ketentuan

pada masa kolonial Belanda

Time-frame : jangka waktu

To prevent a lawsuit : menghindari penyelesaian melalui

peradilan

Under this agreement : selama perjanjian berlangsung

Unequivocal : jelas dan tegas

Unresponsive : tidak tanggap

Venue : tempat

Waive : melepaskan

(17)

xii

DAFTAR SINGKATAN

ADB : Asian Development Bank

ADR : Alternative Dispute Resolution

AFTA : ASEAN Free Trade Area

APEC : Asia-Pacific Economic Cooperation

APS : Alternatif Penyelesaian Sengketa

ARB : Arbitrase

BANI : Badan Arbitrase Nasional Indonesia

BW : Burgerlijk Wetboek

GATT/GATS : General Agreement on Tariffs and Trade/The General Agreement on Trade in Services

HIR : Herziene Inlandsch Reglement

ICC : International Criminal Court

ICSID : International Centre for the Settlement of Investment Disputes

KADIN : Kamar Dagang dan Industri

KUHPerdata : Kitab Undang-Undang Hukum Perdata NAFTA : North American Free Trade Agreement

No. : Nomor

Pdt : Perdata

PERMA : Peraturan Mahkamah Agung

PKPU : Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang PKS : Pabrik Kelapa Sawit

PN : Pengadilan Negeri

Ps. : Pasal

PT : Perseroan Terbatas

Rbg. : Reglement Buitengewesten

RI : Republik Indonesia

(18)

xiii

SIAC : Singapore International Arbitration Centre

Stb. : Staatsblad

Th. : Tahun

UNCITRAL : United Nations Commission on International Trade Law

UU : Undang-Undang

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji t-test dalam penelitian ini menunjukkan persepsi yang lebih baik mengenai sekolah pada partisipan yang belum pernah menjadi korban, saksi, maupun

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pendapatan keluar- ga dengan kejadian obesitas.Hasil penelitian yang telah dilakukan juga menunjukkan bah- wa anak

Program Studi Diploma Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi. Universitas Kristen Satya

sebagai antibakteri. Uji toksisitas mengkudu pada ikan nila dapat diketahui berdasarkan jumlah ikan yang mati melebihi 50% dalam uji kesehatan ikan. Berdasarkan

Terdiri dari tinjauan kasus meliputi penerapan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus patologis mulai dari pengkajian, interpretasi data, diagnosa masalah/potensial,

INDONESIA EPSON INDUSTRI adalah: Jenis mesin / Merk : Nihon Yuki Model : SRU 40 / 30 Serial Date : Januari 2000 Serial Number : 25 YJ 2 142 Motor : 200 V 3.05 Kw Heater : 200 V

[r]

Slab baja setelah keluar dari furnace memasuki water discaller akan memiliki temperature 1200ºC yang dilanjutkan dengan memasuki sizing press yang dimulai dari memposisikan slab di