BAB 3
METODE PERCOBAAN 3.1. Alat
1. Gelas piala
2. Batang pengaduk kaca 3. Kertas saring
4. Bejana kromatografi 5. Penangas air
6. Benang wol bebas lemak 7. Kertas saring biasa
8. Kertas saring whatman no. 1 3.2. Bahan
1. Asam asetat glasial 2. Amonia 10 %
3. Larutan baku zat pewarna pangan
3.3. Prosedur Kerja
3.3.1 Pembuatan Larutan Uji
1. Ditimbang sampel 30-50 gr. 2. Dimasukkan ke dalam erlenmeyer. 3. Dilarutkan dengan air.
4. Ditambahkan asam asetat glasial.
5. Dimasukkan benang wol secukupnya kedalam sampel yang telah disiapkan.
6. Dipanaskan diatas api sambil diaduk-aduk selama 10 menit. 7. Diambil benang wol.
8. Dicuci secara berulang-ulang dengan air sampai terlihat bersih. 8. Dimasukkan benang wol ke dalam erlenmeyer.
9. Ditambahkan larutan amonia encer.
10.Dipanaskan diatas penangas air hingga zat warna pada benang wol tersebut luntur.
11.Diambil benang wolnya.
3.3.2 Prosedur Kerja Metode Kromatografi Kertas
1. Metode yang digunakan sesuai dengan prosedur yang tercantum pada SNI 01-2895-1992 di Laboratorium Pangan dan Bahan Berbahaya Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Medan.
2. Kertas Kromatografi yang digunakan adalah kertas whatman no. 1 dengan ukuran 20 x 20 cm.
3. Larutan uji dan zat warna pembanding, yaitu Alura Red CI 16035, Ponceau 4R CI 16255, Tartrazin CI 19140, Sunset Yellow CI 15985, Carmoisin CI 14720.
4. Ditotolkan pada kertas whatman no. 1 dengan menggunakan pipa kapiler pada jarak 2 cm dari bagian bawah kertas dan jarak antar noda.
5. Dibiarkan beberapa saat hingga mengering.
6. Kertas whatman no. 1 yang telah mengandung cuplikan dimasukkan kedalam chamber yang terlebih dahulu dijenuhkan dengan fasa gerak berupa campuran isobutanol: etanol: air dengan perbandingan 3: 2: 2.
7. Dibiarkan fasa gerak naik sampai jarak rambat yang telah ditetapkan, yakni 12 cm.
8. Kemudian kertas whatman no. 1 diangkat dan dibiarkan kering pada suhu kamar.
9. Diamati noda yang diperoleh, kemudian dihitung harga Rf-nya.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil
Kromatogram hasil identifikasi dapat dilihat pada lampiran 1. Hasil Identifikasi Zat Pewarna Tambahan Pangan Pada Jeli Secara Kromatografi Kertas diperoleh pewarna sintetik Ponceau 4R CI 16255 (tabel 4.1)
Tabel 4.1. Hasil Kromatogram Larutan Elusi: Campuran perbandingan volume isobutanol: etanol: air = 3:2:2
4.2. Pe mb ahasan
Pemilihan metode kromatografi kertas pada identifikasi ini karena dari sekian banyak metode pengujian kualitatif untuk zat pewarna sintetis, metode kromatografi kertas yang paling sederhana dan memberikan hasil yang baik. (Walford, 1984).
Disamping itu, pada pengujian dilakukan dengan metode kromatografi kertas karena acuan dari Laboratorium Pangan dan Bahan Berbahaya Balai Besar POM di Medan adalah SNI 01-2895-1992, yang menyebutkan bahwa identifikasi zat pewarna dilakukan dengan metode kromatografi kertas. (Badan POM, 2007).
Pemilihan larutan elusi isobutanol:etanol:air (3:2:2) sebagai eluen karena petunjuk dari Metode Analisa Laboratorium Pangan dan Bahan Berbahaya Balai Besar POM di Medan. (Badan POM, 2007).
Nama
Rf
Allura Red Ponceau 4R Tartrazin Sunset
Yellow
Carmoisin
Baku 0.47 0.35 0.27 0.51 0.61
Dari hasil Identifikasi Zat Pewarna Pangan Pada Jeli Secara Kromatografi Kertas diketahui bahwa zat pewarna yang digunakan pada jeli tersebut memenuhi Perka BPOM No 37-2013, yakni Ponceau 4R CI 16255. (Badan POM, 2007).
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Dari hasil identifikasi zat pewarna tambahan pangan pada jeli secara kromatografi kertas, diketahui bahwa zat pewarna tambahan pangan yang digunakan dalam jeli tersebut sesuai dengan SNI 01-2895-1992.
5.2 Saran