BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perilaku Konsumen
2.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen merupakan tindakan yang langsung terlibat dalam
mendapatkan, menggunakan (memakai, mengkonsumsi) dan menghabiskan
produk (barang dan jasa) termasuk proses yang mendahului dan mengikuti
tindakan ini (Supranto dan Nandan, 2007:4). Misalnya Patricia sedang melihat
pameran make-up di salah satu pusat perbelanjaan, kemudian ia merasa tertarik dan percaya bahwa merek make-up tersebut sangat andal dan ia merasa senang lalu memutuskan untuk membeli dan menggunakannya. Setelah 2 tahun, ia
bosan terhadap merek tersebut kemudian menukarnya dengan make-up merek yang baru.
Defenisi yang lebih luas, penulis kutip dari buku Consumer Behavior,
karangan Hawkins,cs, Mc Graw Hill, 2001, lengkapnya sebagai berikut:
“Consumer behavior is the study of individuals, groups, or organization and process they use to select, secure, use and dispose to satisfy needs and the impact of these processes have on the consumer and society” (dalam Supranto dan Nandan, 2007:4). Diartikan dalam bahasa Indonesia maka, Perilaku
konsumen sebagai studi mengenai individu, kelompok, atau organisasi dan
proses yang mereka gunakan untuk memilih, mengamankan, menggunakan dan
membuang produk, jasa dan pengalaman atau ide-ide guna memuaskan
Pengertian ini lebih mengarah pada pengujian pengaruh tidak langsung pada
konsumen, selain itu juga konsekuensi yang melibatkan lebih dari pembeli dan
penjual, yaitu masyarakat luas (society).
2.1.2Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (Saladin, 2003:19) terdapat tiga
faktor yang memengaruhi perilaku konsumen yaitu :
1) Pengaruh lingkungan, terdiri dari budaya, kelas sosial, keluarga dan situasi.
Sebagai dasar utama perilaku konsumen adalah memahami pengaruh
lingkungan yang membentuk atau menghambat individu dalam mengambil
keputusan berkonsumsi mereka. Konsumen hidup dalam lingkungan yang
kompleks, dimana perilaku keputusan mereka dipengaruhi oleh keempat
faktor tersebut di atas.
2) Perbedaan dan pengaruh individu, terdiri dari motivasi dan keterlibatan,
pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi. Perbedaan
individu merupkan faktor internal (interpersonal) yang menggerakkan serta mempengaruhi perilaku.
3) Proses psikologi, terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan
sikap dan perilaku.
Ketiga faktor tersebut menambah minat utama dari penelitian konsumen
sebagai faktor yang turut mempengaruhi perilaku konsumen dalam pengambilan
keputusan pembelian.
Menurut Schiffman dan Kanuk (2004:8) terdapat empat faktor yang
1) Faktor Sosial
a)Group
Sikap dan perilaku seseorang dipengaruhi oleh grupnya. Kelompok di
mana orang tersebut berada yang mempunyai pengaruh langsung disebut
membership group. Membership group terdiri dari dua, yaitu: primary groups (keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja) dan secondary groups yang lebih formal dan memiliki interaksi rutin yang sedikit (kelompok keagamaan, perkumpulan profesional dan serikat dagang)
(Kotler, Bowen, Makens, 2003:203-204)
b)Family Influence
Keluarga memberikan pengaruh yang besar dalam perilaku pembelian.
Para pelaku pasar telah meneliti peran dan pengaruh dari suami, istri, dan
anak pada pembelian produk dan servis yang berbeda. Anak-anak
sebagai contoh, memberikan pengaruh yang besar dalam pemilihan
restoran fastfood (Kotler, Bowen dan Makens, 2003:204). c)Roles and Status
Seseorang memiliki beberapa kelompok seperti keluarga, perkumpulan
dan organisasi. Sebuah peran terdiri dari aktivitas yang diharapkan pada
seseorang untuk dilakukan sesuai dengan keinginan orang-orang di
sekitarnya. Setiap peran membawa sebuah status yang merefleksikan
penghargaan umum yang diberikan oleh masyarakat (Kotler dan
2) Faktor Personal
a)Economic Situation
Keadaan ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk,
contohnya rolex diposisikan konsumen kelas atas sedangkan timex
dimaksudkan untuk konsumen menengah. Situasi ekonomi seseorang
amat sangat mempengaruhi pemilihan produk dan keputusan pembelian
pada suatu produk tertentu. (Kotler dan Amstrong,2006:137).
b)Lifestyle
Pola kehidupan seseorang dapat diekspresikan dalam aktivitas,
ketertarikan, dan opini orang tersebut. Orang-orang yang datang dari
kebudayaan, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama mungkin saja
mempunyai gaya hidup yang berbeda (Kotler dan Amstrong, 2006:138).
c)Personality and Self Concept
Kotler dan Amstrong (2006:140) mengemukakan bahwa “Personality
adalah karakteristik unik dari psikologi yang memimpin kepada
kestabilan dan respon terus menerus terhadap lingkungan orang itu
sendiri”. Setiap orang memiliki gambaran diri yang kompleks, dan
perilaku seseorang cenderung konsisten dengan konsep diri tersebut
(Kotler, Bowen dan Makens, 2003:212).
d)Age and Life Cycle Stage
Orang-orang merubah barang dan jasa yang dibeli seiring dengan siklus
kehidupannya. Faktor-faktor penting yang berhubungan dengan umur
sering diperhatikan oleh para pelaku pasar. Hal tersebut dikarenakan oleh
strategi marketing dan orang-orang yang membeli produk dan jasa.
(Kotler, Bowen dan Makens, 2003:205-206).
e)Occupation
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibeli.
Contohnya, bisnis eksekutif, membeli makan siang dari fullservice restoran, sedangkan pekerja kantor, pelajar/mahasiswa membawa makan siangnya dari rumah atau membeli dari restoran cepat saji terdekat
(Kotler, Bowen dan Makens, 2003:207).
3) Faktor Psychological
a)Motivation
Kebutuhan yang mendesak untuk mengarahkan seseorang untuk mencari
kepuasan dari kebutuhan. Berdasarkan teori Maslow, seseorang
dikendalikan oleh suatu kebutuhan pada suatu waktu. Kebutuhan
manusia diatur menurut sebuah hierarki, dari yang paling mendesak
sampai paling tidak mendesak. Ketika kebutuhan yang paling mendesak
itu sudah terpuaskan, kebutuhan tersebut berhenti menjadi motivator, dan
orang tersebut kemudian mencoba untuk memuaskan kebutuhan paling
penting berikutnya (Kotler, Bowen dan Makens, 2003:214).
b)Perception
Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengorganisasi, dan
menerjemahkan informasi untuk membentuk sebuah gambaran yang
berarti dari dunia. Orang dapat membentuk berbagai macam persepsi
yang berbeda dari rangsangan yang sama (Kotler, Bowen dan Makens,
c)Learning
Pembelajaran adalah suatu proses, yang selalu berkembang dan berubah
sebagai hasil dari informasi terbaru yang diterima atau dari pengalaman
sesungguhnya, baik informasi terbaru yang diterima maupun pengalaman
pribadi bertindak sebagai feedback bagi individu dan menjadi dasar bagi perilaku masa depan dalam situasi yang sama. (Schiffman dan Kanuk
2004:207).
d)Beliefs and Attitude
Beliefs adalah pemikiran deskriptif bahwa seseorang mempercayai sesuatu. Beliefs dapat didasarkan pada pengetahuan asli, opini, dan iman (Kotler dan Amstrong, 2006:144). Sedangkan attitudes adalah evaluasi, perasaan suka atau tidak suka, dan kecenderungan yang relatif konsisten
dari seseorang pada sebuah obyek atau ide (Kotler dan Amstrong,
2006:145).
4) Faktor Cultural
Nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari
seseorang melalui keluarga dan lembaga penting lainnya (Kotler dan
Amstrong 2006:129). Penentu paling dasar dari keinginan dan perilaku
seseorang. Culture, terdiri dari nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari seseorang secara terusmenerus dalam sebuah
lingkungan (Kotler, Bowen dan Makens, 2003:201-202).
a)Subculture
Sekelompok orang yang berbagi sistem nilai berdasarkan persamaan
(Kotler dan Amstrong, 2006:130). Meskipun konsumen pada negara
yang berbeda mempunyai suatu kesamaan, nilai, sikap, dan perilakunya
seringkali berbeda secara dramatis (Kotler, Bowen dan Makens,
2003:202).
b)Social Class
Pengelompokkan individu berdasarkan kesamaan nilai, minat dan
perilaku. Kelompok sosial tidak hanya ditentukan oleh satu faktor saja
misalnya pendapatan, tetapi ditentukan juga oleh pekerjaan, pendidikan,
kekayaan, dan lainnya (Kotler dan Amstrong, 2006:132).
2.2 Situasi
Faktor situasi meliputi stimuli di dalam lingkungan selain dari stimulus
fokal (misalnya iklan atau paket) dan karakteristik individual yang temporer yang
disebabkan (induced) oleh lingkungan, seperti tekanan waktu (time pressures) atau tempat belanja yang penuh sesak (Supranto dan Nandan, 2007:169).
Sebenarnya individu yang dalam keadaan tergesa-gesa akan kurang
memperhatikan stimuli dibandingkan dengan mereka yang mempunyai cukup
waktu (misalnya penumpang pesawat selama penerbangan sempat membaca
majalah dan daftar barang yang di jual pesawat). Selain itu, individu yang berada
dalam lingkungan yang tidak menyenangkan (misalnya pegawai di tempat
perbelanjaan itu tidak melayani pembeli yang datang dikarenakan pegawainya
sedikit). Keadaan tersebut tidak akan menaruh perhatian pada stimuli yang ada
disekelilingnya, sebab mereka mencoba meminimumkan waktunya berada di
Pada buku Consumer Behavior karangan Hawkins, Mothersbaugh dan Best (2007:294) mengatakan bahwa “Clutter and program involvement are two major situasional factors affecting attentionion”. Clutter represents the density of stimuli in the environment. While program involvement refers to how interested viewers are in the program or editorial content surrounding the ads (as opposed to involvement with the ad or brand). Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (Sumarwan, 2004:274) mengemukakan bahwa pengaruh situasi (situasi influence) adalah pengaruh yang muncul dari faktor-faktor yang sangat terkait dengan waktu dan tempat, yang tidak tergantung kepada konsumen dan
karakteristik objek (produk atau merek). Penulis tersebut mengemukakan lima
karakteristik dari situasi konsumen.
Tabel 2.1
Lima Karakteristik Situasi Konsumen
1. Lingkungan Fisik Sarana fisik yang menggambarkan situasi konsumen
yang meliputi: lokasi, dekorasi, aroma, cahaya,
cuaca, dan objek fisik lainnya yang ada di sekeliling
konsumen.
2. Lingkungan Sosial Kehadiran dan ketidakhadiran orang lain pada situasi
tersebut.
3. Waktu Waktu atau saat perilaku muncul (jam, hari, musim
libur, bulan puasa, natal, tahun baru). Waktu
mungkin diukur secara subjektif berdasarkan situasi
konsumen, misalnya kapan terakhir kali membeli
biscuit. Arti kapan terakhir kali akan berbeda
antarkonsumen.
4. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai pada suatu situasi.
Konsumen yang belanja untuk hadiah akan
untuk kebutuhan sendiri.
5. Suasana Hati Suasana hati atau kondisi jiwa sesaat (misalnya
perasaan khawatir, tergesa-gesa, sedih, marah) yang
dibawa pada suatu situasi.
Sumber: Engel, Blackwell dan Miniard (1995: 794) dalam Sumarwan (2004:274)
2.3 Produk
Produk (product) menurut Kotler (2009:4) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau
dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk secara umum
dapat diartikan sesuatu baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud yang
dihasilkan oleh produsen untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan dari konsumen.
Produk yang dipasarkan terdiri dari barang-barang berwujud, jasa, pengalaman,
peristiwa, orang, properti, organisasi, informasi dan ide.
Untuk mengetahui lebih dalam mengenai produk tersebut maka kita
harus mengetahui tingkat pengetahuan produk yang ingin dibeli dan
dikonsumsi. Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (Sumarwan, 2004:120),
pengetahuan produk yaitu berupa kumpulan berbagai macam informasi
mengenai produk tersebut. Pengetahuan ini meliputi kategori produk, merek,
terminology produk, atribut atau fitur produk, harga produk dan kepercayaan
mengenai produk. Menurut Peter dan Olson (Sumarwan, 2004:120)
menyebutkan bahwa konsumen memiliki tingkat pengetahuan produk yang
2.4 Individu
Faktor individu (Supranto dan Nandan, 2007:169) merupakan
karakteristik individu ketertarikan (interest) dan kebutuhan (need) merupakan karakteristik individual yang utama yang mempengaruhi perhatian (attention). “Interest” merupakan suatu refleksi (pencerminan) keseluruhan gaya hidup dan sebagai akibat dari tujuan dan rencana jangka panjang (misalnya
ingin/bercita-cita menjadi manajer pemasaran) dan kebutuhan jangka pendek (misalnya
merasa haus). Tujuan jangka pendek dan rencana jangka panjang dipengaruhi
oleh situasi. Perlu diketahui individu atau perorangan berbeda di dalam
kemampuan mereka untuk mengatur/mengurus informasi.
Menurut Hawkins, Mothersbaugh dan best (2007:294) “ Faktor individu adalah karakteristik yang membedakan satu individu dari yang lain. Secara umum,
motivasi konsumen dan kemampuan adalah faktor individu utama yang
mempengaruhi perhatian. Motivasi adalah dorongan keadaan yang dibuat oleh
kepentingan konsumen dan kebutuhan. Sementara kemampuan mengacu pada
kapasitas individu untuk menghadiri dan memproses informasi.”
Menurut Suharno dan Yudi Sutarso (2010:88) faktor pribadi (individu)
yang mempengaruhi perilaku pembelian adalah:
1. Usia dan tahap siklus hidup
Orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli selama masa hidupnya.
Selera akan makanan, pakaian, perabot dan rekreasi sering kali berhubungan
dengan umur. Membeli juga dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga,
tahap-tahap yang mungkin dilalui oleh keluarga sesuai dengan kedewasaannya.
dan mengembangkan produk yang sesuai serta rencana pemasaran untuk
setiap tahap.
2. Pekerjaan
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Pemasar
berusaha mengenali kelompok pekerjaan yang mempunyai minat di atas
rata-rata akan produk dan jasa mereka. Sebuah perusahaan bahkan dapat
melakukan spesialisasi dalam memasarkan produk menurut kelompok
pekerjaan tertentu.
3. Situasi ekonomi
Situasi ekonomi sekarang akan mempengaruhi pilihan produk. Pemasar
produk yang peka terhadap pendapatan mengamati kecenderungan dalam
pendapatan pribadi, tabungan dan tingkat minat. Bila indikator ekonomi
menunjukkan resesi, pemasar dapat mengambil langkah-langkah untuk
merancang ulang, memposisikan kembali dan mengubah harga produknya.
4. Gaya hidup
Pola kehidupan seseorang yang diwujudkan dalam aktivitas (pekerjaan, hobi,
berbelanja, olahraga, kegiatan sosial), minat (makanan, mode, keluarga,
rekreasi) dan opini yang lebih dari sekedar kelas sosial dan kepribadian
seseorang, gaya hidup menampilkan pola bereaksi dan berinteraksi seseorang
secara keseluruhan di dunia.
5. Personalitas
Kepribadian setiap orang jelas mempengaruhi tingkah laku membelinya.
Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologi unik yang menyebabkan
sendiri. Kepribadian biasanya diuraikan dalam arti sifat-sifat seperti rasa
percaya diri, dominasi, kemudahan bergaul, otonomi, mempertahankan diri,
kemampuan menyesuaikan diri, dan keagresifan. Kepribadian dapat
bermanfaat untuk menganalisis tingkah laku konsumen untuk pemilihan
produk atau merek tertentu.
2.5 Keputusan Pembelian
Keputusan konsumen untuk membeli suatu produk setelah sebelumnya
memikirkan tentang layak tidaknya membeli produk itu dengan
mempertimbangkan informasi-informasi yang ia ketahui dengan realitas
tentang produk itu setelah ia menyaksikannya. Keputusan pembelian
merupakan hal yang lazim dipertimbangkan konsumen dalam proses
pemenuhan kebutuhan akan barang dan atau jasa. Keputusan pembelian
adalah segala sesuatu yang dikerjakan konsumen untuk membeli, membuang,
dan menggunakan produk dan jasa.
Menurut Kotler dan Armstrong (2011:149) menyatakan bahwa, “Purchase decision is the buyer’s decision about which brand to purchase” yang artinya bahwa Keputusan pembelian adalah tahap proses keputusan dimana konsumen
secara aktual melakukan pembelian produk. Konsumen sebagai pelaku utama
dalam proses pembelian selalu menjadi perhatian produsen. Sedangkan menurut
Tjiptono (2008:156), keputusan pembelian didasari pada informasi tentang
keunggulan suatu produk yang disusun sehingga menimbulkan rasa
menyenangkan yang akan merubah seseorang untuk melakukan keputusan
Dalam mengambil suatu keputusan pembelian dibutuhkan suatu proses.
Dimana proses pengambilan keputusan pembelian yang spesifik menurut
Kotler (2012:166) mengemukakan proses keputusan pembelian konsumen terdiri
dari lima tahap yang dilakukan oleh seorang konsumen sebelum sampai pada
keputusan pembelian dan selanjutnya pasca pembelian. Hal ini menunjukkan
bahwa proses membeli yang dilakukan oleh konsumen dimulai jauh sebelum
tindakan membeli dilakukan serta mempunyai konsekuensi setelah pembelian
tersebut dilakukan.
Gambar 2.1
Tahap Proses Keputusan Pembelian Kotler
Sumber : Philip Kotler (2012:166)
Model lima tahap proses pembelian (Gambar 2.1) tersebut menjelaskan
bahwa konsumen harus melalui lima tahap dalam proses pembelian sebuah
produk. Namun hal ini tidak berlaku, terutama atas pembelian dengan keterlibatan
yang rendah. Konsumen dapat melewatkan atau membalik beberapa tahap.
Misalkan, seorang ibu rumah tangga yang membeli merek terigu yang bisa
digunakan langsung mulai dari kebutuhan akan terigu menuju keputusan
pembelian, dan melewatkan pencarian dan evaluasi informasi.
1. Pengenalan masalah
Proses pembelian dimulai dengan pengenalan masalah atau kebutuhan.
Kebutuhan itu dapat digerakkan oleh rangsangan dari dalam atau dari luar
2. Pencarian informasi
Konsumen dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber, meliputi :
a. Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, kenalan.
b. Sumber komersil: iklan, tenaga penjual, penyalur kemasan, pameran.
c. Sumber publik: media massa, organisasi konsumen.
d. Sumber eksperimental: pernah menagani, menguji dan menggunakan
produk tersebut.
3. Evaluasi alternatif
Dalam tahap ini tidak ada suatu proses evaluasi yang mudah dan tunggal yang
dapat dipergunakan untuk semua konsumen atau bahkan oleh seorang
konsumen dalam semua situasi pembeliannya.
4. Keputusan pembelian
Tahap ini diawali dengan tahap penilaian berbagai alternative yang dapat
dilihat dari atribut-atribut yang melekat pada produk itu. Dengan indikasi itu
konsumen membentuk pilihan. Namun, ada dua faktor yang mempengaruhi
pada saat memilih, yaitu sikap pada orang lain dan kejelekan suatu produk.
5. Perilaku setelah pembelian
Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa tingkat
kepuasan atau ketidakpuasan tertentu.
2.6Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan model konsep tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah
pertautan antara variabel yang diteliti. Jadi, secara teorits perlu dijelaskan
hubungan antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y).
Berdasarkan tinjauan pustaka, penelitian terdahulu dan pengembangan
hipotesis tersebut, maka dapat disusun kerangka konseptual penelitian
sebagaimana dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
Sumber: Data diolah peneliti (2016)
2.7Penelitian Terdahulu
1. Herdi Jayakusumah (2011), melakukan penelitian Analisis Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Teh Celup
Sariwangi (Studi Kasus Pada Masyarakat Kota Bekasi). Data yang digunakan
adalah data primer. Sample yang diteliti sebanyak 115 responden. Jumlah
variabel yang diteliti adalah 28 variabel. Data yang diolah dengan
menggunakan analisis faktor sebanyak 27 variabel yang bisa dianalisa lebih
lanjut. Sisanya dikeluarkan karena nilai MSAnya kurang dari 0,5. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa hasil dari 27 variabel yang dianalisa
dengan model analisis faktor yang merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan pembelian teh celup Sariwangi. Faktor-faktor
tersebt terdiri dari 8 faktor yaitu Faktor Produk dengan eigen value 3.218,
Faktor Harga dengan eigen value 1.359, Faktor Promosi dengan eigen value
1.292, Faktor Distribusi dengan eigen value 1.653, Faktor Individu dengan
eigen value 1.216, Faktor Sosial dengan eigen value 2.200, Faktor Psikologis
dengan eigen value 5.058 dan Faktor Pelayanan dengan eigen value 1.128.
2. Dian Puspitarini (2013). Penelitian Dian bertujuan untuk mengetahui
pengaruh faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi terhadap proses
keputusan pembelian produk pizza baik secara parsial maupun secara
simultan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Dalam
penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua pengunjung dan pembeli
produk pizza di restoran Pizza hut cabang Jalan Jenderal Sudirman No. 53
Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive
sampling. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan pada
bulan September-Oktober 2012 menggunakan kuesioner. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa: (1) Faktor kebudayaan mempunyai pengaruh positif
terhadap proses keputusan pembelian produk Pizza, dibuktikan dengan
koefisien regresi sebesar 0,218, nilai t hitung lebih besar dari t tabel
(2,589>1,984), dan nilai signifikansi sebesar 0,011<0,05; (2) Faktor sosial
mempunyai pengaruh positif terhadap proses keputusan pembelian produk
Pizza, dibuktikan dengan koefisien regresi sebesar 0,307, nilai t hitung lebih
besar t tabel (4,076>1,984) dan nilai signifikansi sebesar 0,000<0,05; (3)
Faktor pribadi mempunyai pengaruh positif terhadap proses keputusan
pembelian produk Pizza, dibuktikan dengan koefisien regresi sebesar 0,227,
nilai t hitung>t tabel (5,352>1,984) dan nilai signifikansi sebesar 0,000<0,05;
(4) Faktor psikologi mempunyai pengaruh positif terhadap proses keputusan
nilai t hitung>t tabel (3,630>1,984) dan nilai signifikansi sebesar 0,000<0,05;
(5) Faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi mempunyai pengaruh
terhadap proses keputusan pembelian produk Pizza, dibuktikan dengan nilai
F hitung>F tabel (72,008>2,46) nilai signifikansi 0,000<0,05 dan besarnya
pengaruh faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi terhadap proses
keputusan pembelian produk pizza sebesar 74,2%.
3. Suhermin (2014). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh
produk, harga, dan promosi terhadap keputusan pembelian mobil Suzuki di
PT. Buana Indomobil Trada Surabaya. Populasi dalam penelitian ini adalah
konsumen yang membeli produk mobil di PT. Buana Indomobil Trada
Surabaya. Teknik pengambilan sampel menggunakan sampling aksidental
dengan sampel sebesar 88 orang. Sedangkan teknik analisa yang digunakan
adalah regresi linier berganda. Hasil pengujian menunjukkan pengaruh
variabel produk, harga, dan promosi terhadap keputusan pembelian mobil
Suzuki di PT. Buana Indomobil Trada Surabaya adalah signifikan. Hasil ini
mengindikasikan bahwa model yang digunakan dalam penelitian tersebut
layak untuk dilakukan analisis berikutnya. Hasil ini didukung dengan
perolehan tingkat koefisien korelasi sebesar 71,2 % menunjukkan korelasi
atau hubungan antara variabel tersebut terhadap keputusan pembelian mobil
Suzuki di PT. Buana Indomobil Trada Surabaya memiliki hubungan yang
erat. Hasil pengujian selanjutnya menunjukkan kualitas produk, harga, dan
promosi masing-masing mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan
4. Noor Hidayati (2015) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Produk,
Harga, Referensi, Kepribadian Dan PromosiTerhadap Keputusan Pembelian
Kain Sasirangan Di Kota Banjarmasin. Penelitian dilakukan di Kota
Banjarmasin. Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research.
Besar sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Machin and Chambell,
maka diperoleh n=138. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik Accidental
Sampling. Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda.
Variabel yang diamati dan diteliti adalah Produk, Harga, Referensi,
Kepribadian dan Promosi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel
Produk, Harga, Referensi, Kepribadian dan Promosi secara
simultan/bersama-sama mempunyai pengaruh sebesar 13,243 dengan tingkat signifikan terhadap
0,000. Sedangkan hasil secara parsial diantara ke lima variabel tersebut,
variabel Harga yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian Kain
Sasirangan. Hal ini berkaitan erat dengan kemampuan suatu produk dalam
memberikan kepuasan kepada konsumennya, yang berarti bahwa
pengorbanan akan biaya yang dikeluarkan konsumen sesuai dengan
mutu/kualitas produk dan manfaat yang didapatnya.
5. Rita, Son Wandrial, dan Regina Inderadi (2015) melakukan penelitian dengan
judul “Analisis Pengaruh Situasi, Produk, Individu Pada Perilaku Membeli
Dan Mengkonsumsi Makanan Ringan”. Penelitian ini dilakukan di Jakarta
dengan menggunakan 218 responden yang pernah membeli dan
mengkonsumsi produk makanan ringan yang ditawarkan oleh peneliti.
menggunakan one way anova adalah bahwa variabel karakteristik individu (usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan) yang mudah diamati, memberikan
hasil yang signifikan pada perilaku membeli dan mengkonsumsi. Perbedaan
karakteristik individu (usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan) mempengaruhi
perilaku membeli dan mengkonsumsi. Dengan kata lain, karakteristik
individu (usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan) merupakan main effect atau pengaruh langsung pada perilaku membeli dan mengkonsumsi. Hasil
penelitian ini juga menemukan bahwa variabel situasi sebagai main effect
memberikan hasil yang signifikan pada perilaku membeli dan mengkonsumsi.
Dengan kata lain perbedaan situasi konsumsi mempengaruhi perilaku