• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi pada Pasien Kemoterapi di RSU.Dr.Pirngadi Medan Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Upaya Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi pada Pasien Kemoterapi di RSU.Dr.Pirngadi Medan Chapter III VI"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

3.1. Kerangka Konsep

Pada bab ini akan dibahas tentang kerangka konsep, yaitu suatu diagram

sederhana, kerangka konsep pada penelitian ini menggambarkan hasil wawancara

dengan pasien kemoterapi di RSU. Dr. Pringadi Medan sebagai berikut:

Skema 3.1. Kerangka Konsep Upaya Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi pada Pasien

Kemoterapi di RSU.Dr.Pirngadi Medan.

Upaya pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien kemoterapi:

- Upaya memenuhi asupan makanan - Upaya memenuhi kebutuhan zat gizi

(2)

3.2. Defenisi Operasional

Persentase dan hasil wawancara

Persentase dan hasil wawancara

(3)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan metode deskriptif eksploratif, dalam

penelitian ini peneliti ingin mengetahui bagaimana upaya pasien kemoterapi

dalam memenuhi kebutuhan nutrisi di RSU.Dr.Pirngadi Medan.

4.2. Populasi, Sampel, dan Teknik sampling

4.2.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti

(Notoadmojo, 2012). Dalam hal ini populasi yang digunakan adalah pasien

kemoterapi di RSU.Dr.Pirngadi Medan. Berdasarkan data dari penelitian yang

dilakukan dari tanggal 22 April sampai 10 Mei 2017 diperoleh data penderita

kemoterapi 10 pasien.

4.2.2. Sampel

Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi

(Notoadmojo, 2012). Sampel pada penelitian adalah pasien yang menjalani

kemoterapi di RSU.Dr.Pirngadi Medan.

(4)

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan menggunakan

accidental sampling. Pengambilan data secara accidental ini dilakukan dengan

mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat

sesuai konteks penelitian (Notoatmodjo, 2012).

4.3. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

4.3.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSU. Dr. Pirngadi Medan.

4.3.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai dari mengajukan judul proposal dibulan September

2016, dan seminar proposal pada bulan Februari 2017, dan dilanjutkan dengan

pengumpulan data dimulai dari 22 April 2017 sampai 10 Mei 2017.

4.4. Pertimbangan Etik

Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu mengajukan surat

ethical clearance oleh Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara, setelah disetujui penulis mengajukan izin penelitian

kepada institusi Fakultas Keperawatan Universitas Universitas Sumatera Utara.

Setelah proses ini selesai selanjutnya peneliti mengajukan permohonan izin

penelitian ke RSUD. Dr. Pirngadi Medan. Setelah mendapatkan persetujuan,

peneliti melakukan penelitian dengan menekankan pertimbangan etik.

Polit & Beck (2012) menjelaskan bahwa dalam melakukan penelitian

(5)

anonimity, confidentiality, dan informed concent. Beneficene, penelitian harus

memberikan keuntungan bagi responden dengan cara memperhatikan hak

responden untuk bebas dari kerugian dan ketidaknyamanan serta memperhatikan

hak responden untuk mendapatkan perlindungan dari eksploitasi dengan cara

memberikan informasi kepada responden bahwa informasi yang mereka berikan

hanya akan digunakan pada penelitian ilmu keperawatan. Non- maleficence

penelitian ini tidak menimbulkan bahaya bagi responden. Automomy, penelitian

ini memberikan kebebasan bagi responden menentukan keputusan sendiri bersedia

ikut atau tidak untuk menjadi responden dalam penelitianini tanpa adanya unsur

paksaan atau pengaruh dari peneliti atau siapapun. Anonimity, demi menjaga

kerahasiaan penelitian tidak akan mencantumkan nama responden tetapi diganti

dengan no responden. Confidentiality, peneliti memberikan jaminan kerahasiaan

hasil penelitian baik informasi maupun masalah-masalah lainnya dengan cara

menggunakan responden. Informed concert, bentuk persetujuan antara responden

dan peneliti dengan memberikan lembar persetujuan, setelah responden

memutuskan untuk berpartisipasi dalam penelitian, peneliti memberikan sebuah

surat persetujuan yang akan ditandatangani oleh responden sebagai bukti bahwa

mereka berpartisipasi dalam penelitian.

4.5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan

data (Notoatmodjo, 2010). Untuk memperoleh informasi dari responden, penulis

(6)

menjalani kemoterapi, perubahan fisik setelah menjalani kemoterapi dan efek

samping setelah menjalani kemoterapi.

Bagian kedua instrumen penelitian adalah panduan wawancara. Panduan

wawancara ini berisi pertanyaan yang diajukan kepada responden, dimana

pertanyaan tersebut dibuat sendiri oleh peneliti. Panduan wawancara ini berisi

lima, berupa karakteristik responden setelah menjalani kemoterapi seperti

perasaan dan pengalaman setelah menjalani kemoterapi, perubahan fisik setelah

menjalani kemoterapi, dan upaya pasien dalam memenuhi kebutuhan nutrisi.

Pertanyaan diajukan seputar upaya pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien

kemoterapi di RSU.Dr.Pirngadi Medan.

4.6. Validitas

Validitas merupakan sejauh mana suatu instrumen mengukur apa yang

harus diukur (Polit & Back, 2012).panduan wawancvara ini telah divalidasi oleh

salah satu dosen Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang expert

dalam bidang kemoterapi dan nutrisi. Hasil dari validasi pertanyaan yang dibuat

telah clear, credible, dan relevant dengan judul penelitian.

4.7. Pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara pada

responden dengan. Prosedur pengumpulan data yang digunakan dengan cara

mengajukan surat permohonan izin untuk melakukan penelitian kepada institusi

pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan memperoleh

(7)

Universitas Sumatera Utara, kemudian mengajukan surat permohonan penelitian

di RSU.Dr.Pirngadi Medan. Setelah mendapatkan izin kemudian melaksanakan

pengumpulan data penelitian kepada calon responden dijelaskan mengenai

tujuan dan manfaat penelitian, selanjutnya meminta persetujuan calon

responden untuk menjadi responden dengan menandatangani informed

consent (surat persetujuan). Setelah mendapatkan persetujuan responden, peneliti

melakukan wawancara terstruktur dengan menggunakan panduan wawancara

terhadap responden. Selanjutnya data yang diperoleh dikumpulkan untuk

dianalisa.

4.8. Rencana pengolahan data dan Analisa data

4.8.1. Pengolahan data

Setelah dilakukan penelitian dan data sudah terkumpul, makan peneliti

melakukan pengolahan data dan analisa data. Tahap pengolahan data tahap

pertama editing dengan memeriksa kelengkapan identitas responden dan

memeriksa semua pertanyaan telah diisi sesuai dengan petunjuk, kedua coding

yaitu memberikan kode dengan menggunakan angka tertentu pada kuesioner

untuk mempermudah tabulasi dan analisa data, ketiga processing yaitu

memasukkan data dari kuesioner yang sudah dikoding ke dalam program

komputer dengan menggunakan sistem komputerisasi untuk pengolahan data,

keempat cleaning yaitu memeriksa kembali data yang telah dimasukkan untuk

mengetahui ada tidaknya kesalahan, tahap akhir saving menyimpan data dan data

(8)

4.8.2. Analisa Data

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik

deskriptif (univariat) yaitu suatu prosedur untuk menganalisa data dari suatu

variabel yang bertujuan mendeskripsikan suatu nilai penelitian (Polit & Hungler,

1999). Deskriptif univariat digunakan untuk menganalisa upaya pemenuhan

kebutuhan nutrisi pada pasien kemoterapi di RSU.Dr.Pirngadi Medan yang

disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase dengan

(9)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian serta pembahasan yang

diperoleh dari pengumpulan data terhadap 10 orang pasien kemoterapi di RSU.

Dr. Pirngadi Medan selama bulan 20 April sampai 10 Mei 2017. Hasil penelitian

ini menguraikan mengenai upaya pemenuhan nutrisi pasien kanker yang

menjalani kemterapi di RSU. Dr. Pirngadi Medan.

5.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian menguraikan upaya pemenuhan kebutuhan nutrisi yang

dilakukan pasien kanker yang menjalani kemoterapi di RSU. Dr. Pirngadi Medan.

5.1.1 Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah pasien kanker yang menjalani

kemoterapi di RSU. Dr. Pirngadi Medan yang berjumlah 10 orang. Hasil

penelitian berdasarkan karakteristik responden yang akan dipaparkan mencakup

usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama, suku, jumlah kemoterapi yang

dijalani. Dari data didapatkan hasil mayoritas responden berusia 56-65 tahun

sebanyak 4 (40%) orang, mayoritas pasien berjenis kelamin perempuan sebanyak

8 orang (80%), mayoritas pendidikan pasien adalah SMA sebanyak 8 orang

(80%), mayoritas agama pasien adalah Islam sebanyak 6 orang (60%), mayoritas

suku pasien adalah Batak sebanyak 5 orang (50%), mayoritas pekerjaan pasien

adalah ibu rumah tangga sebanyak 4 orang (40%), mayoritas responden menjalani

(10)

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Karakteristik Pasien yang Menjalani Kemoterapi di RSU. Dr. Pirngadi Medan

(11)

Hasil penelitian yang telah dilakukan, dari hasil wawancara didapat

karakteristik pasien setelah menjalani kemoterapi terjadi perubahan perasaan,

perubahan fisik, dan efek samping. Perubahan perasaan yang dialami responden

merasa lebih baik setelah menjalani kemoterapi sebanyak 6 orang (60%), mudah

lelah sebanyak 6 orang (60%), dan mengalami ketakutan sebanyak 3 orang (30%).

Perubahan fisik yang dialami responden diantaranya, terjadi perubahan warna

kuku yang menjadi hitam sebanyak 4 orang (40%), mengalami kerontokan pada

rambut sebanyak 7 orang (70%), perubahan kulit menjadi hitam sebanyak 1 orang

(10), penurunan berat badan sebanyak 2 orang (20%). Efek samping yang dialami

setelah menjalani kemoterapi diantaranya yaitu, responden yang mengalami diare

sebanyak 3 orang (30%), anoreksia sebanyak 9 orang (90%), mual muntah

sebanyak 10 orang (100%), demam sebanyak 3 orang (30%), bibir pecah-pecah

sebanyak 3 orang (30%) tenggorokan kering sebanyak 2 orang (20%), kesemutan

pada kaki sebanyak 1 orang (10%)

Tabel 5.2 Frekuensi dan persentase yang dialami pasien setelah menjalani kemoterapi di RSU. Dr. Pirngadi Medan

Efek yang dialami pasien Frekuensi Persentase (%)

Perubahan perasaan Merasa lebih baik

Mudah lelah

Ketakutan

6

6

3

60%

60%

(12)

Perubahan fisik

5.1.2 Upaya Pemenuhan Kebutuhan Asupan Makanan

Hasil penelitian yang didapatkan dari hasil wawancara dengan pasien

kanker yang menjalani kemoterapi di RSU. Dr. Pirngadi Medan, didapatkan hasil

pasien yang mengatakan memaksa untuk tetap makan sebanyak 5 orang (50%),

yang mengatakan mengkonsumsi makanan sesuai selera sebanyak 3 orang (30%),

yang mengatakan makan sedikit tapi sering sebanyak 2 orang (20%), yang

mengatakan tidak memilih-milih makanan sebanyak 3 orang (30%), yang

(13)

orang (30%), yang mengatakan mengkonsumsi makanan yang dimasak di rumah

sebanyak 2 orang (20%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.3.

Tabel 5.3 Upaya Memenuhi Asupan Makanan Pasien Kanker yang Menjalani Kemoterapi di RSU. Dr. Pirngadi Medan

Upaya Pemenuhan Kebutuhan Asupan Makan

Frekuensi Persentase

Memaksa tetap makan 5 50%

Mengkonsumsi makanan sesuai selera 3 30%

Makan sedikit tapi sering 3 30%

Tidak memilih-milih makanan 3 30%

Mengikuti saran tambahan dari sesama

pasien kemoterapi

3 30%

Mengkonsumsi makanan yang dimasak di

rumah

2 20%

Merangsang selera makan dengan minum

usirup trecetate

Memilih makanan tertentu untuk

dikonsumsi

1

4 10%

(14)

5.1.3 Upaya Memenuhi Kebutuhan Zat- Zat Gizi

Kebutuhan zat-zat gizi yang harus dipenuhi oleh pasien kanker yang

menjalani kemoterapi antara lain kebutuhan karbohidrat, protein, lemak, vitamin

dan mineral. Dari hasil wawancara didapatkan pasien yang sudah memenuhi

kebutuhan karbohidrat seperti mengkonsumsi nasi sebanyak 4 orang (40%),

mengkonsumsi roti 4 orang (40%), dan mengkonsumsi nasi tim sebanyak 1 orang

(1%). Memenuhi kebutuhan protein seperti mengkonsumsi susu sebanyak 8 orang

(80%), mengkonsumsi ikan sebanyak 7 orang (70%), mengkonsumsi putih telur

sebanyak 5 orang (50%), mengkonsumsi kacang hijau sebanyak 1 orang (10%),

mengkonsumsi daging sebanyak 3 orang (30%). Pasien yang memenuhi

kebutuhan vitamin dan mineral antara lain, mengkonsumsi jus dan makan buah

sebanyak 9 orang (90%), mengkonsumsi sayuran sebanyak 7 orang (70%). Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.4.

Tabel 5.4 Upaya Memenuhi Kebutuhan Zat-Zat Gizi pada Pasien Kanker yang Menjalani Kemoterapi di RSU. Dr. Pirngadi Medan

Upaya memenuhi kebutuhan zat-zat gizi

Frekuensi Persentase

Karbohidrat

Nasi

Roti

Bubur tim

4

4

1

40%

40%

10%

(15)

Minum susu

5.1.4 Motivasi Diri Dan Keluarga Untuk Membantu Pasien Dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi

Motivasi dari diri sendiri dan keluarga sangat diperlukan dalam proses pemenuhan

kebutuhan nutrisi pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi. Dari hasil

wawancara didapatkan hasil, pasien yang memiliki motivasi dari diri sendiri

sebanyak 4 orang (40%). Sedangkan pasien yang memiliki motivasi dari keluarga

sebanyak 4 orang (40%). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 5.5.

Tabel 5.5 Motivasi Diri Dan Keluarga Untuk Membantu Pasien Dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi

Motivasi Frekuensi Persentase

Motivasi dari diri sendiri 4 40%

(16)

5.2 Pembahasan

5.2.1. Karakteristik Demografi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 10 responden

didapatkan gambaran karakteristik umum responden sebagian besar berumur

56-65 tahun sebanyak 4 orang (40%). Menurut Haryati, dkk (2013) peningkatan

umur menyebabkan penurunan imunitas, penurunan perbaikan DNA dan

menyebabkan hilangnya sel yang memfasilitasi terjadinya karsigonesis dalam

tubuh. Karakteristik jenis kelamin didapatkan mayoritas adalah perempuan

sebanyak 8 rang (80%). Hal ini sejalan dengan penelitian Dina (2010) yang

menunjukkan bahwa sebagian besar penderita kanker berjenis kelamin perempuan

(60%). Menurut Riskesdas (2013) prevelensi kanker pada perempuan cenderung

lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Mayoritas pendidikan pasien adalah

SMA sebanyak 8 orang (80%), mayoritas agama pasien adalah Islam sebanyak 6

orang (60%), mayoritas suku pasien adalah Batak sebanyak 5 orang (50%),

mayoritas pekerjaan pasien adalah ibu rumah tangga sebanyak 4 orang (40%),

mayoritas responden menjalani kemoterapi sebanyak 3 kali (30%). Menurut

Hardiano (2015) pasien yang menerima tiga kali siklus kemoterapi lebih beresiko

terkena kejadian malnutrisi daripada yang menerima tujuh kali siklus atau lebih.

5.2.2. Karakteristik efek setelah menjalani kemoterapi

Dari hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan bahwa bahwa terjadi

peubahan perasaan setelah menjalani kemoterapi seperti kondisi kesehatan terasa

lebih baik, mudah lelah setelah menjalani kemoterapi dan ketakutan. Pada saat

(17)

asupan makanan saat menjalani kemoterapi dapat mengakibatkan anemia. Anemia

dapat menyebabkan seseorang menjadi lemah, mudah lelah dan tampak pucat

(Farid Aziz., dkk 2006). Perubahan fisik yang dialami responden setelah

menjalani kemoterapi diantaranya perubahan warna kulit dan kuku menjadi hitam,

mengalami kerontokan rambut, mengalami penurunan berat badan. Hal ini sejalan

dengan penelitian Wahyuni Dewi., dkk (2015) perubahan fisik yang dialami

pasien setelah menjalani kemoterapi adalah kebotakan, badan kurus, serta kulit

dan kuku menghitam. Sesuai dengan penyataan Smeltzer dan Bare (2006) bahwa

pasien penderita kanker yang mendapati kemoterapi lebih dari satu tahun akan

mengalami peubahan fisik setelah menjalani kemoterapi. Beberapa efek samping

yang ditimbulkan dari kemoterapi adalah diare, mual muntah, anoreksia, demam,

bibir pecah-pecah, tenggorokan kering, dan kesemutan pada kaki. Dari hasil

penelitian mayoritas efek samping yang dialami responden setelah menjalani

kemoterapi adalah mual muntah dan anoreksia. Mual muntah juga akan

mempengaruhi asupan makanan apabila tidak ditangani dengan cepat akan

menyebabkan malnutrisi. Anoreksia merupakan faktor utama dalam terjadinya

malnutrisi sehingga terjadi penurunan berat badan (Hardiano, 2015).

5.2.3. Upaya Pemenuhan Asupan Makanan

Dari hasil wawancara peneliti dengan responden , responden menyatakan

bahwa mereka melakukan banyak cara agar kebutuhan nutrisi tetap terpenuhi, cara

yang dilakukan partisipan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi yaitu, memaksakan

untuk tetap makan, mengkonsumsi makanan sesuai selera, makan sedikit tapi

(18)

makanan yang dimasak di rumah, merangsang makan dengan minum sirup

trecetate, dan memilih makanan tertentu untuk dikonsumsi. Kebutuhan gizi

menurut Almatsier (2005) adalah banyaknya zat-zat gizi yang dibutuhkan

seseorang untuk mencapai dan mempertahankan status gizi adekuat. Jadi,

kebutuhan gizi adalah proses/cara/perbuatan dalam memenuhi banyaknya zat-zat

gizi yang dibutuhkan seseorang untuk mencapai dan mempertahankan status gizi.

Responden menyatakan bahwa mereka tetap memaksakan untuk tetap

mengkonsumsi makanan, seperti langsung menelan makanan, makan dipaksa

pakai air, dipaksakan dengan menutup mata. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Ambarwati (2015), upaya untuk mengatasi penurunan berat badan dengan

memaksa dirinya untuk makan dengan mengatasi mual dan muntah. Upaya

memaksa dirinya untuk makan adalah sebagai bentuk upaya atau ihtiar bahwa

manusia harus berupaya sekuat tenaga untuk memperoleh hal yang diinginkan.

Responden lainnnya menyatakan bahwa mereka mengkonsumsi makanan sesuai

sesuai selera dalam memenuhi kebutuhan nutrisi. Hal ni sesuai dengan pernyataan

Ambarwati (2015), bahwa upaya untuk meningkatkan nafsu makan dengan

memberikan makanan yang disukai pasien .

Cara lain yang diungkapkan responden dalam memenuhi kebutuhan nutrisi

yaitu makan sedikit tapi sering. Responden mengatakan hal ini dilakukan karena

efek samping yang partisipan alami setelah menjalani kemoterapi seperti

mualmuntah, bibir pecah-pecah, anoreksia, diare. Hal ini sejalan dengan Sutandyo

(19)

makan makanan porsi kecil dengan frekuensi yang lebih sering dengan tujuan

untuk mengurangi anoreksia setelah menjalani kemoterapi.

Responden lainnya mengatakan bahwa mereka tidak memilih-milih

makanan yang akan dikonsumsi. Menurut American Cancer Society (2015), salah

satu tips makanan sehat pada pasien kanker adalah memilih berbagai makanan

dari semua kelompok makanan. Responden yang menjadi objek penelitian juga

mengatakan bahwa mereka mencari informasi, dari sesama pasien kemoterapi dan

mengikuti saran dalam hal apa saja yang bisa di konsumsi responden setelah

mejalani kemoterapi. Hal ini sejalan dengan teori yang dinyatakan Lestari (2016)

bahwa pemberian informasi yang memadai membuat penderita kanker mampu

mengambil langkah-langkah yang tepat dalam menjalani pengobatan sehingga

mendukung proses penyembuhan.

Responden juga mengatakan bahwa mereka memilih makanan tertentu

untuk di konsumsi seperti makanan yang dibakar, responden mengatakan bahwa

mereka tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung zat kimia seperti

pengawet. Hal ini sejalan dengan Rahayu (2011), pantangan-pantangan yang

harus dihindari penderita kanker yang menjalani kemoterapi makanan yang

dipanggang, dibakar, dan digoreng dengan minyak jelantah atau psampai gosong.

Makanan serta minuman yang mengandung zat pengawet, pewarna, perasa, dan

(20)

5.2.4. Upaya Memenuhi Kebutuhan Zat-Zat Gizi

Karbohidrat berfungsi sebagai energi utama bagi tubuh, karbohidrat juga

memberikan rasa manis pada makanan. Karbohidrat juga berperan dalam

menghemat penggunaan protein, mencegah terjadinya oksidasi lemak yangg tidak

sempurna (Astuti, 2010). Dari hasil penelitian didapatkan bahwa responden

mengkonsumsi nasi, bubur dan roti. Responden menyatakan bahwa mereka

mengkonsumsi buah setiap hari baik di makan langsung dan minum jus,

responden juga menyatakan sebelum dan sesudah menjalani kemoterapi

responden rutin mengkonsumsi buah dengan berbagai macam jenisnya seperti

buah jambu merah, wortel, apel, pisang, pepaya, tomat kuini, naga, bit, tomat, pir,

terungbelanda dan buah sirsak. Responden juga menyatakan bahwa setiap hari

mereka mengkonsumsi jus asli tanpa tambahan gula. Buah-buahan yang

dikonsumsi partisipan merupakan sumber vitamin (Wilkes, 2000). Selain

mengkonsumsi buah-buahan sebagai sumber vitamin, responden lainnya

menyatakan bahwa mereka juga mengkonsumsi sayuran sebagai makanan

pendamping. Jenis-jenis sayuran yang dikonsumsi partisipan yaitu, sawi manis,

brokoli, daun ubi, kangkung, dan wortel. Sayuran merupakan sumber vitamin dan

mineral yang sangat baik, terutama vitamin A dan C. Sayuran sebagai antioksidan

bermanfaat untuk mencegah sembelit yang kerap dialami pasien kanker.

Buah-buahan diperlukan bagi pasien kanker sebagai sumber zat pengatur, yaitu vitamin

dan mineral yang dapat melancarkan metabolisme dalam pencernaan makanan. Di

(21)

untuk melarutkan sisa metabolisme obat sel-sel kanker yang rusak atau mati

akibat pengobatan (Uripi, 2002).

Responden yang menjadi objek penelitian mengatakan bahwa salah satu

upaya dalam memenuhi kebutuhan nutrisi selama menjalani kemoterapi yaitu

dengan minum susu. Mengkonsumsi susu rutin setiap hari sebelum dan sesudah

menjalani kemoterapi dengan tujuan sebagai sumber energi dan sumber protein.

Hal ini sejalan dengan Nurhidayah (2009), pasien yang memperoleh penanganan

medis, seperti pembedahan, berisiko mengalami kekurangan nutrisi sehingga

dapat diatasi dengan pemberian diet berupa makanan tinggi kalori dan tinggi

protein. Produk susu termasuk makanan tinggi kalori dan protein yang dapat

digunakan sebagai sumber energi bagi pasien kanker. Protein dan kalori penting

untuk proses pemuli

han, pencegahan infeksi, dan sebagai sumber energi. Kurangnya asupan nutrisi

mengakibatkan pasien lemas, lesu, dan rentan terhadap terjadinya infeksi.

Responden juga mengatakan bahwa upaya yang mereka lakukan dalam

pemenuhan kebutuhan nutrisi yaitu dengan mengkonsumsi ikan sebagai lauk, dan

empat responden mengatakan bahwa mereka mengkonsumsi putih telur.

Responden mengatakan bahwa mereka mengkonsumsi telur bebek, dan telur ayam

kampung. Ikan dan telur yang dikonsumsi responden merupakan protein hewani

(Nurachmah, 2001). Hal ini sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Uripi

(2002) bahwa protein hewani dibutuhkan tubuh untuk proses penyembuhan,

menggantikan jaringan yang rusak, dan membentuk sistem pertahanan tubuh.

(22)

pembangun bagi pertumbuhan dan perbaikan jaringan tubuh yang rusak akibat

terapi, proses penyembuhan, pengatur kelangsungan proses dalam tubuh, serta

sebagai pemberi tenaga jika keadaan energi kurang tercukupi oleh karbohidrat dan

lemak.

Zat-zat gizi yang dikonsumsi responden dalam penelitian ini adalah

vitamin, mineral, protein, kalori, dan karbohidrat dengan berbagai variasi

makanan Hal ini sejalan dengan Depkes, RI (2005) bahwa pasien kanker

memerlukan asupan dari beraneka ragam makanan dari karena zat gizi tertentu

yang tidak terkandung dalam satu jenis makanan akan dilengkapi oleh zat gizi dari

bahan makanan lain. Asupan nutrisi yang cukup nutrien sangat dibutuhkan oleh

pasien kanker yang mendapat kemoterapi dan radioterapi, seperti karbohidrat,

protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Pemenuhan zat-zat gizi menjadi sesuatu

yang penting untuk mendukung keadaan pasien menjadi lebih optimal sehingga

dapat mempengaruhi keberhasilan terapi dan meningkatkan respon terapi

(Sutandyo, 2007).

5.2.5. Motivasi Diri dan Dukungan Keluarga Untuk Membantu Pasien dalam

Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi

Hasil penelitian didapatkan setelah melakukan wawancara dengan

reponden menunjukkan bahwa responden mengatakan bahwa mereka memotivasi

diri sendiri, tetap semangat, dan mendapatkan dukungan dari keluarga dalam

memenuhi kebutuhan makanan untuk mengkonsumsi makanan supaya mereka

tetap bisa melanjutkan kemoterapi ke siklus berikutnya. Sesuai dengan hasil

(23)

dalam mengatasi masalah psikologis pada penderita kanker adalah dengan cara

mengingat keluarga, kegiatan spiritual dan distraksi.

Keluarga merupakan aspek yang sangat penting dalam pengobatan

kemoterapi. Keluarga harus menyadari pentingnya pemberian motivasi pada

penderita kanker untuk mengkonsumsi makanan yang mampu diterimanya, karena

persoalan makan dan gizi merupakan masalah yang berkaitan dengan emosi dalam

keadaan anoreksia (Wilkes, 2000). Hasil penelitian Huda (2012) menunjukkan

bahwa dari sisi keluarga, makanan merupakan salah satu bentuk kasih sayang

yang dapat diberikan kepada penderita kanker, sehingga keluarga akan mengawasi

intake makanan penderita agar tidak terjadi penurunan berat badan yang dianggap

akan semakin parah penyakitnya. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa

keluarga mendukung responden dalam memenuhi kebutuhan nutrisi yang

dilakukan keluarga adalah menyediakan makanan, men

gawasi makan, dan memberikan dukungan dan motivasi.

Dukungan keluarga adalah suatu proses hubungan berupa sikap, tindakan,

dan penerimaan keluarga terhadap anggotanya yang bersifat mendukung dan

memberikan pertolongan kepada anggotanya (Friedman, 2010). Dukungan

keluarga merupakan faktor yang sangat penting untuk memotivasi dan

(24)

5.3. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini masih memiliki banyak keterbatasan dan kekurangan

diantaranya yaitu:

1. Penelitian ini merupakan pengalaman pertama peneliti dalam melakukan

penelitian deskriptif eksploratif dengan metode wawancara. Pada pelaksanaan

pengambilan data di lapangan peneliti kadang menemukan kesulitan dalam

melakukan wawancara dan menggali informasi dari partisipan sehingga data yang

terkumpul belum optimal.

2. Dalam penelitian ini juga tidak dibahas berapa orang yang mengalami

malnutrisi dan tidak membahas IMT.

3. Dalam penelitian ini juga sampel yang dibutuhkan masih kurang sehingga data

yang terkumpul kurang memadai .

4. Peneliti juga mengalami keterbatasan dalam menemukan referensi jurnal

mengenai kebutuhan nutrisi pada pasien kemoterapi.

(25)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap sepuluh responden,

maka penelitian ini menemukan bahwa upaya yang dilakukan pasien kemoterapi

dalam memenuhi kebutuhan nutrisi adalah pasien tetap memaksakan untuk

makan, mengkonsumsi makanan sesuai selera, makan sedikit tapi sering, tidak

memilih-milih makanan, mengikuti saran tambahan dari sesama penderita pasien

kemoterapi, mengkonsumsi makanan yang dimasak di rumah, merangsang selera

makan dengan minum sirup trecetate, memilih makanan tertentu untuk

dikonsumsi, berupaya untuk memenuhi kebutuhan zat-zat gizi seperti karbohidrat,

protein, kalori, vitamin dan mineral serta memotivasi diri sendiri dan

mendapatkan dukungan dari keluarga dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi.

Dari hasil penelitian yang dilakukan kepada sepuluh partisipan terdapat

banyak persamaan antara teoritis dan penelitian sebelumnya dengan hasil

penelitian ini. Dapat disimpulkan bahwa sepuluh partisipan dalam penelitian ini

tetap mengupayakan mengkosumsi makanan dan melakukan berbagai macam cara

agar kebutuhan nutrisi tetap terpenuhi dan bisa melanjutkan pengobatan

kemoterapi.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang upaya pemenuhan

kebutuhan nutrisi pada pasien kemoterapi di RSU.Dr.Pirngadi Medan, peneliti

(26)

6.2.1. Bagi Institut Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan landasan konsep bagi

perkembangan ilmu keperawatan dan informasi tentang yang dialami pasien

kemoterapi sehingga mahasiswa keperawatan dapat meningkatkan

pembelajarannya dan mendukung pemberian asuhan keperawatan yang lebih

efektif.

6.2.2. Bagi Pelayanan Rumah Sakit

Penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi, acuan dan pertimbangan

bagi tenaga medis di rumah sakit untuk meningkatkan kualitas pelayanan sesuai

dengan kebutuhan pasien kemoterapi khususnya dalam pemberian nutrisi yang

sesuai bagi penderita kemoterapi, dan diharapkan agar dilakukannya pendidikan

kesehatan makanan-makanan apa saja yang boleh dikonsumsi pasien kemoterapi.

6.2.3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan sebagai

referensi dan dasar bagi pengembangan penelitian keperawatan selanjutnya yang

berhubungan dengan pasien kemoterapi dan nutrisi.

Gambar

Tabel 5.1
Tabel 5.2 Frekuensi dan persentase yang dialami  pasien setelah menjalani
Tabel 5.3 Upaya Memenuhi Asupan Makanan Pasien Kanker yang Menjalani
Tabel 5.5 Motivasi Diri Dan Keluarga Untuk Membantu Pasien Dalam

Referensi

Dokumen terkait

  Understanding  research  in  second 

Perhitungan biaya merupakan bagian laporan dari harga pokok produksi yang pada dasarnya memuat biaya produksi yang diperhitungkan untuk produk yang telah selesai dan poduk yang

Nama Sampel : Tanah Asli Tanggal : 06 April 2017 Dikerjakan : Tri Alby Sofyan.. Quarry : PTPN II

Menyatakan bersedia menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa S1 Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang

Pembuatan biokomposit menggunakan metode casting , dimana dilakukan penambahan bahan aditif ke dalam matriks pati sagu dengan penambahan 1-4 wt% selulosa nanokristal kulit

Ya kalau saya itu nak cuman sakit gigi ya enggak usah sampek rumah sakit mbak paling ya itu tadi minta air saja sudah sembuh, panas gitu paling juga ke

Beberapa alasan yang dapat mendukung pelaksanaan akuntansi lingkungan antara lain (Fasua, 2011): 1) Biaya lingkungan secara signifikan dapat dikurangi atau

Di mana mereka dilihatkan dalam film Kartini ini sebagi sosok yang membuat perempuan dimarginal akibat dari tradisi Jawa yang membelenggu kaum perempuan pada masa