BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Kinerja keuangan menjadi hal yang penting dan menjadi pokok perhatian utama. Hampir seluruh badan usaha menggunakan kinerja keuangan untuk mengukur kemampuan, keberhasilan maupun kegagalan dalam mengolah sumber daya serta pencapaian tujuan secara efektif dan efesien. Kegagalan pencapaian kinerja keuangan yang diharapkan tidak secara tiba-tiba, tetapi merupakan akumulasi serangkaian kegagalan dan kesulitan baik di bidang keuangan ataupun bidang manajerial lainnya di masa lalu.
Suatu badan usaha pasti mengharapkan agar kegiatan operasionalnya dapat berjalan dengan baik dan terus berlangsung sepanjang masa. Akan tetapi dengan keadaan yang selalu berubah, maka stabilitas keuangan tertentu tidak bisa dicapai sepanjang masa. Oleh karena itu, pemilik dan pengelola bisnis perlu mempertimbangkan untuk mengembangkan atau memperluas usaha dengan memperhatikan perkembangan perekonomian, peningkatan persaingan, dan keinginan untuk membangun keunggulan kompetitif jangka panjang.
Pada era globalisasi sekarang ini, keragaman karyawan dan top management team sudah banyak terjadi di berbagai negara. Banyak para manajer
mengangkat moral, membawa akses yang lebih besar pada segmen pasar baru, serta meningkatkan produktivitas. Dengan demikian secara ringkas mereka mengatakan bahwa diversitas akan memberikan manfaat bagi perusahaan.
Akan tetapi pada sekarang ini kesenjangan gender masih terjadi di level pemimpin dan eksekutif perusahaan. Studi terbaru yang dilansir Catalyst, sebuah organisasi nirlaba di Amerika Serikat yang mempromosikan kesetaraan kesempatan di tempat kerja bagi perempuan menggambarkan tentang jajaran direksi ibarat piramida yang semakin kecil ke atas. Laporannya pada menjelang akhir tahun 2010, menjelaskan masih tampak terjadi kesenjangan antara pria dan perempuan dalam level CEO di seluruh dunia. Untuk negara Asia proporsi perempuan dalam level CEO rata-rata masih dibawah 10% yaitu: Thailand (10,4%), Australia (8,3%), Hongkong (8,3%), China (7,2%), Singapura (6,4%), Taiwan (6,3%), Malaysia (5,1%), Rusia (5,1%), India(4,8%), Indonesia (4,1%), Korea Selatan (1,5%), dan terendah Jepang (0,9%). Walaupun demikian, jumlah wakil perempuan ada peningkatan untuk setiap tahunnya, kini 86% perusahaan secara global memiliki setidaknya seorang direktur perempuan Malik & Islahudin (2011:18)
periode 2009 – 2014 Linda Amalia Gumelar menjelaskan , perempuan pengusaha di Indonesia masih sangat kecil, yaitu hanya 2% yang menjadi pelaku usaha. Hal ini merupakan sesuatu yang mencerminkan adanya minoritas perempuan dalam dunia usaha. Diketahui berdasarkan Badan Pusat Statistika Republik Indonesia jumlah gender perempuan pada hasil sensus penduduk tahun 2013 mencapai 118.010,413 jiwa atau 49,6% dari total penduduk. Bukan jumlah pengusaha perempuan saja terbatas, jumlah professional dan eksekutif pun sedikit. Berdasarkan hasil survei tim Riset SWA tahun 2011, jumlah direktur perempuan di perusahaan perbankan hanya 64 orang dari total 382 direktur atau sekitar 16,75%. Sementara itu, jumlah direktur perempuan di BUMN perusahaan publik tercatat lima orang dari total 99 direktur atau 5,5% saja. Sedangkan di perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dari 1.879 direksi, ternyata direktur perempuan cuma 11,8% atau 222 orang.
Diversitas komisaris dan direksi menggambarkan distribusi perbedaan antara anggota dewan komisaris dan direksi yang berkaitan dengan karakteristik-karakteristik mengenai perbedaan dalam sikap dan opini. According Rovers (2010:4) define diversity in corporate governance contexts cumbined by
composition of the board of commissioners, directors, and combinations of
different qualities, characteristics, and expertise among individuals members of
the board of commissioners and directors in case to decicion making and other
processes in the board of commissioners and directors. Salah satu pengambilan
yang akan dilakukan untuk mengukur kinerja keuangan dari informasi keuangan perusahaan.
According Pfeffer dan Salancik (1978:46) there’re two points which tells
about board of commissioners function and directors in company base on
dependence toward resources theory. First poin called envirometal linkage
perspective. This perspective tells about commissioner council and directors
management who be a part from company and envirometal can protects company
by prepare information and resources for the company. Berdasarkan pandangan
ini, secara individual anggota dewan komisaris dan direksi sebagai pemberi nasehat atau penyedia informasi bagi manajemen dalam penyelenggaraan perusahaan. Pandangan yang kedua menjelaskan bahwa dewan komisaris dan direksi juga melakukan suatu fungsi pengendalian internal (control role), dan melalui upaya adminsitrasi mempengaruhi efesinsi perusahaan. Keberadaan dewan komisaris dan direksi dipandang secara mekanisme internal yang mengontrol tindakan mementingkan diri sendiri ( self-serving behavior) manajemen sehingga dapat memaksimalkan nilai pemengang saham.
Salah satu isu penting yang berkaitan dengan struktur beserta fungsi dewan komisaris dan direksi adalah adanya divesitas anggota dewan komisaris dan direksi. Milliken dan Martin (1996:402) board of commissioners and director diversity stands between demography diversity like gender, age, ras, and
nationality, but cognitive diversity like skill and experience
Carter et al (2002: 33) explain the importants problem in governance who
gender, race, cultural composition of the commissioners and director council.
National Association of Corporate Directors Blue Ribbon Commission juga merekomendasikan bahwa diversitas gender, ras, umur, dan kebangsaan harus dipertimbangkan dalam pemilihan dewan komisaris dan direksi. Isu mengenai diveristas dewan komisaris dan direksi serta kode etik perusahaan juga dipertimbangkan ketika menilai efektivitas pengambilan keputusan perusahaan. Keduanya dipandang sebagai indikator independensi dan akuntabilitas pembuatan keputusan.
William and O’Reilly (1998:80) mention that the diversity of the board
commissioners and director who increasingly higher will make various of
cognitive forces, until enriching the knowledge, wisdom, ideals, and available
approaches to boards of commissioners and directors, and will eventually
improve the quality of decision making. Semakin besar diversitas dalam anggota
dewan komisaris dan direksi, akan memberikan opini dan alternatif penyelesaian masalah dan semakin beragam, karena adanya perspektif dan heterogen dari individu anggota dewan komisaris dan direksi. In addition, the diversity of commissioner and directors also provider unique characteristics for companies
that can create added value for shareholders and increase the company value
(Carter et al., 2002:33).
Rovers (2010:3) expain two reason about the value of the company can
influenced by board of commissioner and directors composition related to the
diversity influenced value of the company . Alasan pertama adalah karena dewan
keputusan strategis perusahaan. Alasan kedua adalah bahwa dewan komisaris dan direksi juga memiliki peranan sebagai pengawas (supervisory role) yakni mewakili kepentingan pemegang saham, harus merespon secara tepat tantangan atau kemungkinan take over, dan memonitor nilai total perusahaan. Untuk meningkatkan nilai perusahaan salah satunya dapat dilakukan dengan menilai kinerja keuangan.
Diversitas dewan komisaris dan direksi dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan kriteria-kriteria yang berkaitan dengan karakteristik demografi anggota dewan komisaris dan direksi berupa gender, pendidikan, dan kriteria-kriteria yang berkaitan dengan karakteristik kognitif anggota dewan komisaris dan proporsi komisaris independen.
The presence of woman in the board of commissioner and directors
indicates that the company provides equal oppurtunities for everyone ( non
discrimination) has a board understanding of the market and companies
consumer, which will ultimately enchance the reputation (legemintasi) and value
of the company according to Brammer et al., 2007 yang diteliti oleh Rovers (2010:3).
Sedangkan studi empiris yang membahasnya di negara berkembang yaitu Erarat et al., 2010 dan Marimuthu, 2008 yang menggunakan dan Turki dan Malaysia.
Darmadi (2011:3).
Di Indonesia, penelitian mengenai diversitas anggota dewan dilakukan oleh Kusumastuti et al., (2010) dan Darmadi (2011), keduanya menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2007. Di kalangan para ahli terdapat perdebatan apakah diversitas berpengaruh positif atau negatif bagi kinerja perusahaan. Diantara studi empiris yang menemukan pengaruh positif di antaranya yaitu Carter et al., (2003) dan Mijntje Lȕckerath-Rovers (2008) yang meneliti gender, Ararat et al., (2008) atas studi gender, kebangsaan, usia, dan pendidikan, Oxelheim dan Randoy (2003) yang meneliti kebangsaan, dan Darmadi (2011) untuk usia. Sedangkan untuk menemukan hubungan negatif yaitu Gantenbein et al (2011) yang membahas pendidikan dan pengalaman bisnis, Tacheva & Huse (2006) dan Darmadi (2011) untuk meneliti mengenai gender. Untuk studi yang menemukan hubungan yang tidak berpengaruh signifikan yaitu penelitian Daan Stolk (2011) dengan studi mengenai gender, kebangsaan dan usia, ( Kusumastuti et al (2007) atas studi gender, anggota dewan outsiders, usia, dan latar belakang pendidikan, Darmadi (2011) untuk kebangsaan.
sektor ini bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada dana masyarakat Surya dan Yustiavandana (2006:116). Selain itu, penerapan tata kelola perusahaan pada sektor keuangan khususnya perusahaan perbankan memiliki aturan yang lebih ketat dibandingkan dengan perusahaan lainnya.
Dari berbagai karakteristik diversitas anggota dewan yang ada, penelitian ini mengambil karakteristik gender, kebangsaan, usia dan masa jabatan saja. Hal ini disebabkan infoemasi mengenai Komisaris dan Direksi masih bisa diperoleh datanya dalam laporan profil Komisaris dan Direksi pada laporan tahunan perusahaan sektor keuangan yang terdaftar di BEI 2015. Sedangakan karakteristik diversitas anggota dewan non observable seperti keahlian, pengalaman, kepribadian, learning style, etika, status ekonomi dan sosial merupakan karakteristik diversitas yang sulit diukur dan diperoleh informasinya secara lengkap. Namun penelitian ini tidak meneliti pendidikan Komisaris dan Direksi walaupun informasi tersebut dapat diperoleh dalam pada sebagian laporan tahunan perusahaan, hal ini dikarenakan pengukuran yang sulit dari banyaknya variasi latar belakang pendidikan Komisaris dan Direksi.
1.2Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian di atas maka dapat dirumuskan permasalahan ini sebagai berikut :
1. Apakah Komisaris dan Direksi perempuan berpengaruh terhadap kinerja keuangan ?
3. Apakah usia Komisaris dan Direksi berpengaruh terhadap kinerja keuangan? 4. Apakah masa jabatan Komisaris dan Direksi berpengaruh terhadap kinerja
keuangan perusahaan?
5. Apakah Komisaris dan Direksi perempuan, Komisaris dan Direksi Asing, Usia Komisaris dan Direksi, masa jabatan Komisaris dan Direksi berpengaruh simultan terhadap kinerja keuangan?
1.3Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah di uraikan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh komisaris dan Direksi perempuan, Komisaris dan Direksi asing, usia Komisaris dan Direksi masa jabatan Komisaris dan Direksi terhadap kinerja keuangan perusahaan sektor keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015.
1.4Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, penelitian di harapkan memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Kegunaan teoritis
a. Bagi para investor, penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi dalam pengambilan keputusan investasi yang akan mereka lakukan dan mempertimbangkan diversitas pengurus perusahaan sebelum melakukan investasi guna meningkatkan nilai perusahaan.
b. Bagi perusahaan, dapat memberikan tambahan informasi dalam penerapan dan mekanisme tata kelola perusahaan yang baik, terutama mengenai diversitas pengurus serta meningkatkan kinerja keuangan pada masing masing perusahaan. Perusahan dapat menjadi pertimbangan mengenai komposisi pengurus di sebuah perusahaan sebagai bentuk perlindungan bagi investor.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya.