• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Akuntan Publik Dalam Penerbitan Obligasi Daerah Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peran Akuntan Publik Dalam Penerbitan Obligasi Daerah Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal Chapter III V"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

ASPEK HUKUM OBLIGASI DAERAH DI INDONESIA

A. Obligasi

1. Pengertian dan Unsur-Unsur Obligasi

Kata obligasi berasal dari bahasa Belanda “obligatie” yang secara harfiah berarti hutang atau kewajiban. Dalam kamus hukum Sudarsono, obligasi

mempunyai dua pengertian, yaitu :42

a.Surat pinjaman dengan bunga tertentu dari pemerintah yang dapat diperdagangkan atau diperjualbelikan; atau

b.Surat utang berjangka (waktu) lebih dari satu tahun dan memiliki suku bunga tertentu, dimana surat tersebut dikeluarkan oleh perusahaan untuk menarik

dana dari masyarakat guna menutup pembiayaan perusahaan.

Dalam UUPM tidak terdapat definisi obligasi secara eksplisit, tetapi juga

terdapat kata“obligasi” pada Pasal 1 butir 5, Penjelasan Pasal 21 ayat (3), Pasal 24 ayat (1), dan Penjelasan Pasal 25 ayat (1), di mana intinya bahwa obligasi termasuk salah satu jenis efek. Ketentuan yang lebih jelas terdapat pada

Penjelasan Pasal 51 ayat (4), di mana dikatakan bahwa obligasi sebagai contoh efek yang bersifat utang jangka panjang.Obligasi dapat didefinisikan sebagai efek

utang pendapatan tetap yang di masyarakat dimana penerbitnya setuju untuk membayar.

42

(2)

Obligasi dapat didefinisikan sebagai efek utang pendapatan tetap yang di masyarakat dimana penerbitnya setuju untuk membayar sejumlah bunga tetap

untuk jangka waktu tertentu dan akan membayar kembali jumlah pokoknya pada saat jatuh tempo. Jadi sertifikasi obligasi merupakan suatu surat pengakuan hutang atas pinjaman yang diterima oleh emiten (penerbit obligasi) dari pemodal. Jangka

waktu obligasi telah ditentukan (umumnya 5-10 tahun) da siserati dengan pemberian imbalan bunga yang jumlah dan saat pembayarannya juga telah

ditetapkan dalam perjanjian. 2. Jenis- Jenis Obligasi

Obligasi dapat dibedakan dalam beberapa jenis, tergantung pada susur mana

dilihatnya. Berikut beberapa jenis obligasi, antara lain : a. Obligasi Berdasarkan Definisi

Berdasarkan definisinya obligasi dibagi menjadi 6 (enam) jenis yaitu :43

4). Zero and Very Low Coupon Bonds, yaitu surat utang yang dikeluarkan

dengan sedikit atau tanpa pembayaran kupon tahunan. Jadi, obligasi ini

1). Debentures, yaitu surat utang jangka panjang yang tidak dijamin

(unsecured) dengan aset tertentu.

2). Subordinated Debentures, yaitu surat utang yang pengakuan klaimnya

berada setelah secure-debt dan utang jangka panjang lainnya.

3). Mortgage Bonds, yaitu surat utang dengan jaminan properti. Biasanya niai properti yang dijaminkan tersebut lebih besar dari mortgage bonds yang dikeluarkan.

43

(3)

tidak memberikan pembayaran bunga.Pemegang obligasi menerima secara penuh pokok utang pada saat jatuh tempo.

5). Junk Bonds, yaitu surat utang yang memilik rating merah dan biasanya dikeluarkan oleh perusahaan yang mengalami masalah keuangan. Obligasi ini memiliki peringkat dibawah peringkat investasi yang dikeluarkan

lembaga pemeringkat efek.

6). Euro Bonds, yaitu surat utang yang dikeluarkan di negara dimana mata

uangnya adalah yang tertera pada surat utang, dalam hal ini euro.

b. Obligasi Berdasarkan Bunga

Obligasi berdasarkan bunganya dibagi menjadi 4 (empat), yaitu:44

3). Obligasi Tanpa Bunga

1). Obligasi dengan Bunga Tetap

Obligasi ini memberikan bunga tetap yang dibayar setiap periode tertentu.Karena bunga tetap, maka pergerakan harga obligasi di pasar sekunder

umumnya berlawanan dengan pergerakan tingkat suku bunga yan berlaku umum.

2). Obligasi dengan Bunga Tidak Tetap

Dalam menentukan suku bunga pada obligasi ini, maka disesuaikan dengan tingkat suku bunga yang berlaku pada bank pemerintah atau dengan LIBOR

(London Inter Bank Offer Rate) dan SIBOR (Singapore Inter Bank Offer

Rate).

44

(4)

Obligasi ini tidak memiliki bunga, keuntungan yang diperoleh berdasarkan selisih antara nilai pada waktu jatuh tempo dengan nilai harga pembelian

4). Obligasi dengan Bunga Mengambang

Obligasi ini memeberikanbunga kupon secara mengambang. c. Obligasi Berdasarkan Jaminan

Obligasi dengan jaminan dibedakan menjadi 8 (delapan), yaitu :45

45

Adrian Sutedi. Aspek Hukum Obligasi & Sukuk.(Jakarta :Sinar Grafika ,2008). Hal 9-10

1). Guaranteed Bond, yaitu obligasi bergaransi, bila perusahaan tidak

mencukupi dalam memberikan jaminan, maka perusahaan tersebut berafilisasi dengan perusahaan lain yang mampu memberikan jaminan terhadap pelunasan utang pokok dan bunga obligasi.

2). Mortgage Bond, yaitu obligasi dengan jaminan real assets.

3). Collateral Trust Bond, yaitu obligasi yang dijamin dengan efek yang

dimiliki emiten dalam bentuk porto folio.

4). Equipment Trust Bond, obligasi dengan jaminan equipment yang digunakan sehari-hari oleh emiten.

5). Unsecured Bond, yaitu obligasi tanpa jaminan.

6). Debenture Bond, obligasi dengan jaminan karakter si penerbit atau

jaminannya berbentuk kejujuran, nama baik si penerbit obligasi.

7). Subordinate Bond, yaitu obligasi yang memiliki peringkat prioritas lebih rendah dibandingkan obligasi lainnya yang diterbitkan oleh penerbit

(5)

8). Efek beragun asset, yaitu obligasi yang pembayaran bunga dan utang pokok dijamin oleh acuan berupa arus kas yang diperoleh dari penghasilan

asset. Contoh efek beragun KPR.

d. Obligasi Berdasarkan Konvertibilitas

Obligasi konversi adalah obligasi yang dapat diubah (dikonversi) menjadi saham biasa dan pemilik obligasi konversi memiliki obligasi dan opsi call atas

saham perusahaan.46

Obligasi ini dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu : e. Obligasi Berdasarkan Penerbit

Obligasi ini dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu:

1). Company Bond, yaitu obligasi yang diterbitkan perusahaan.

2). Government Bond, yaitu obligasi yang diterbitkan pemerintah. Contoh

obligasi yang diterbitkan pemerintah Indonesia yaitu obligasi rekap, obligasi ritel Indonesia, Surat Utang Negara, dan Surat Berharga Syariah

Negara.

3). Municipal Bond, yaitu obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah.

Contoh obligasi pemerintah provinsi DKI Jakarta.

f. Obligasi Berdasarkan Pemegang

47

46

(6)

1). Obligasi atas nama, yaitu obligasi yang pokok pinjaman dan bunganya tercantum nama pemilik obligasi.

2). Obligasi atas unjuk, yaitu obligasi yang nama pemilik tidak tercantum pada obligasi. Ciri-ciri obligasi ini adalah :

a) Nama pemilik tidak tercantum dalam warkat obligasi.

b) Setiap warkat obligasi disertai dengan kupon bunga yang dilepaskan setiap pembayaran bungadilakukan.

c) Sangat mudah untuk dialihkan.

d) Warkat obligasi dibuat dengan bahan yang sama dengan uang.

e) Bunga dan utang pokok hanya dibayarkan kepada orang yang dapat

menunjukan kupon bunga dan warkat obligasi.

f) Kupon bunga dan warkat obligasi yang hilang tidak dapat dimintakan

penggantian

g. Obligasi Berdasarkan Nilai Pelunasan

Dalam pelunasan obligasi ini terkait dengan indeks harga tertentu, seperti, klausula emas, klausula perak, valuta asing, indeks harga konsumen.48

Obligasi ini dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu : h. Obligasi Berdasarkan Waktu Jatuh Tempo

49

47

Adrian Sutedi. Aspek Hukum Obligasi & Sukuk. (Jakarta, Sinar Grafika :2008). hal. 23-24.

48

M. Irsan Nasarudin dan Indra Surya. Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia. (Jakarta, Prenada Media:2004). hlm. 185.

49

(7)

1) .Obligasi jangka pendek (sampai dengan 1 tahun) 2).Obligasi jangka menengah (sampai dengan 5 tahun)

3).Obligasi jangka panjang (lebih dari 5 tahun)

3. Pihak – Pihak dalam Obligasi

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal mengatur tentang pihak pihak yang terlibat dalam obligasi.

Adapun pihak pihak yang terlibat dalam obligasi antara lain : a. Emiten

Berdasarkan pasal 1 angka 6 Undang-Undang Pasar Modal yang dimaksud

dengan emiten adalah pihak yang melakukan penawaran umum.Pihak adalah orang perseorangan, perusahaan usaha bersama, asosiasi atau kelompok yang

terorganisasi.50 Pihak yang dapat bertindak sebagai Emiten adalah perusahaan, Badan Usaha Milik Daerah, Badan Usaha Milik Negara, pemerintah daerah, negara, badan-badan internasional, atau badan otonomi khusus.51 Untuk mencari

dana dari masyarakat pemodal (investor), maka emiten menerbitkan dan memperjualbelikan efek yang bersifat utang (obligasi) di pasar modal. Ada 4

keharusan yang wajib dilakukan emiten untuk beraktivitas di pasar modal, yaitu:52

50

BabI Pasal angka 23 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.

51

Levi Lana, Bisnis Vol.10, Penerbitan Obligasi dan Pembangunan dengan Obligasi

(Tinjauan Aspek Yuridis dan Praktis), Jurnal Hukum 2000.hlm. 60, seperti yang dikutip oleh Gunawan Widjaja & Jono dalam bukunya Penerbitan Obligasi dan Peran Serta Tanggung Jawab Wali Amanat dalam Pasar Modal, Op. cit., 2006, hlm. 56

52

M. Irsan Nasarudin, dkk, Op.cit., hlm. 151-154.

(8)

Setiap Emiten yang pernyataan pendaftaran telah menjadi efektif wajib menyampaikan kepada Bapepam (OJK) 53

Emiten dapat meningkatkan likuiditas Efek di pasar modal melalui

penambahan jumlah efek yang beredar. Yang dapat dilakukan melalui penawaran dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD), penerbitan obligasi konversi, dan lain lain. Dengan meningkatnya transaksi efek, berarti

peningkatan likuiditas efek di pasar modal.

dan menyampaikan kepada

masyarakat secepat mungkin apabila terjadi suatu peristiwa, informasi atau fakta material yang mungkin dapat mempengaruhi nilai efek atau keputusan investasi pemodal. Pelakasanaan prinsip keterbukaan dalam tiga tahapan,

antara lain:

a). Tahap keterbukaan pada saat Emiten melakukan penawaran umum

(primary market level).

b). Tahap keterbukaan setelah Emiten mencatat dan memperdagangkan sahamnya di bursa efek (secondary market level), dimana Emiten

berkewajiban untuk menyampaikan secara terus-menerus laporan berkala (continuosly disclosure) kepada Bapepam.

c). Tahap keterbukaan karena terjadi peristiwa penting yang laporannya harus disampaikan secara tepat waktu kepada Bapepam dan Bursa Efek (timely disclosure).

2). Peningkatan Likuiditas

53

(9)

3).Pemantauan Harga Efek

Emiten harus selalu memantau harga efeknya di pasar modal karena harga efek

adalah jaminan dari kinerja dan kondisi dari emiten tersebut.Harga efek yang tinggi berarti kionerja dari emiten baik dan sebaliknya harga efek yang rendah menunjukkan kinerja emiten yang buruk.

4). Menjaga hubungan baik dengan investor.

Untuk meningkatkan kepercayaan pemegang saham ataupun calon investor

kepada perusahaan, Emiten perlu terus menerus membina hubungan baik pemegang saham dan calon investor. Sehingga apabila suatu saat Emiten memerlukan tambahan dana, Emiten tidak mengalami kendala komunikasi,

karena hubungan baik telah terbangun melalui komunikasi. Denganbegitu calon investor atau pemegang saham telah mengenal, mengetahui, dan percaya

kepada kinerja perusahaan.

b. Penjamin Emisi Efek

1). Kesanggupan penuh (Full commitement underwriting)

Full commitmentatau sering juga disebut firm commitment underwriting,

yaitu suatu perjanjian penjamin emisi Efek dimana penjamin emisi mengikat diri untuk menawarkan Efek kepada masyarakat dan pembeli sisa Efek yang tidak laku terjual. Dari pengertian tersebut berlaku bahwa underwriter berusaha

menjual di pasar, kemudian membeli Efek yang ternyata tidak laku terjual dengan harga yang sama dengan harga penawaran pada pasar perdana.

(10)

Dalam komitmen ini, penjamin emisi efek akan berusaha semaksimal mungkin menjual efek-efek emiten. Apabila efek yang belum habis terjual

penjamin emisi efek tidak wajib membelinya, dan oleh karena itu mereka hanya membayar semua efek yang berhasil terjual dan mengembalikan sisanya kepada emiten.

3). Kesanggupan siaga (Standby Commitmen)

Dalam hal ini, penjamin emisi efek berusaha menawarkan efek

semaksimalnya kepada investor.Kemudian apabila ada sisa yang belum terjual sampai batas waktu penawaran yang telah ditetapkan, maka penjamin emisi efek menyanggupi membeli sisa efek tersebut dengan harga tertentu sesuai dengan

perjanjian yang besarnya dibawah harga penawaran pada pasar perdana. 4). Kesanggupan semua atau tidak sama sekali (All or none commitment)

Komitmen ini menyatakan bahwa apabila efek yang ditawarkan ternyata sebagian tidak terjual, maka penjualan efek tersebut dibatalkan sama sekali. Dengan pengertian bahwa bagian efek yang telah laku dipesan oleh investor akan

dibatalkan penjualannya dan semua sisa efek dikembalikan kepada emiten. Dalam hal ini dikenal istilah komitmen minimum atau maksimum.Apabila penjualan efek

telah mencapai batas penjualan minimum yang telah ditentukan, maka penjamin emisi efek dapat meneruskan penawaran sampa batas minimum penjualan. Akan tetapi apabila :

a). batas waktu tertentu efek yang terjual belum memenuhi ketentuan jumlah minimum, maka penjualan efek dibatalkan. Pada prakteknya biaya atas

(11)

management fee (lead underwriter), 20% untuk underwriting fee, dan sisanya yaitu 60% untuk selling feeyang ditunjuk oleh brokeratau

perusahaan efek. b). Wali Amanat (Trustee) c). Penanggung (Guarantor)

Jasa penanggung (guarantor)diperlukan apabila suatu pihak (perusahaan, negara, pemerintah daerah) menerbitkan obligasi.Hal ini ditujukan untuk

menjamin pelunasan seluruh pinjamanpokok beserta bunga, apabila ternyata dikemudian hari emiten tidak mampu membayar atau wanprestasi.Biasanya jasa pertanggungan ini dilaksanakan oleh bank

atau lembaga keuangan bukan bank yang mempunyai reputasi yang cukup baik.

d). Investor (Masyarakat pemodal)

Investor adalah pihak yang memiliki peranan yang sangat penting dalam kegiatan pasar modal, atau bisa dikatakan salah satu indikator terpenting

dalam pasar modal adalah keberadaan investor. Investor sebagai pihak yang yang menginvestasikan dananya di pasar modal, dengan cara

membeli efek yang bersifat utang (obligasi) maupun efek yang bersdifat ekuitas. Investor yang terlibat dalam pasar modal Indonesia adalah investor domestik dan asing, perorangan dan institusi yang mempunyai

(12)

e). Lembaga Kliring

Lembaga ini berfungsi menyelesaikan semua hak-hak dan kewajiban

yang timbul dari transaksi di bursa efek. Maka dari itu berdasarkan PP Nomor 45 Tahun 1995 pasal 15 dan pasal 16 menyebutkan Lembaga Kliring dan Penjamin haruslah telah memperoleh izin dari Bapepam dan

memiliki modal disetor sekurang-kurangnya Rp. 15.000.000.000 (lima belas miliar rupiah). Selain itulembaga ini juga dapat bertindak sebagai

agen pembayaran atas transaksi jual beli obligasi.Umumnya yang ditunjuk sebagai lembaga kliring adalah bank.Ia bertugas membayar bunga dan pinjaman pokok atas obligasi masuk di bursa Efek atau di

pasar sekunder.55

Bursa efek merupakan pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan/atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara

mereka. f). Bursa Efek

56

Sama halnya dengan suatu pasar yang bersifat konvensional yang mempertemukan penjual dan pembeli.Perdangan efek yang sah

adalah di bursa efek.Penyelenggara bursa efek haruslah perseroan yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam.57

55

Levi Lana., Op. cit, hlm. 62-63 seperti yang dikutip oleh Gunawan Widjaja dalam bukunya Penerbitan Obligasi & Peran serta Tanggung Jawab Wali Amanat di Pasar Modal, hlm. 61.

56

Bab I Pasal 1 angka 4 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

57

Bab I Pasal 6 angka 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.

(13)

segmentasi perdagangan di Bursa Efek lebih banyak memperdagangkan obligasi, saham juga diperdagangkan namun tidak banyak.58

Akuntan publik merupakan pihak yang berfungsi memeriksa kondisi keuangan emiten serta memberikan pendapatnya tentang kelayakan emiten dalam

menerbitkan obligasi.Disamping hal tersebut, akuntan di pasar modal juga berperan dalam mendorong perusahaan untuk memenuhi prinsip good corporate governance, khususnya mengenai keterbukaan dan transparansi.Laporan akuntan

salah satu sarana penilaian bagi masyarakat perihal kondisi posisi keuangan g). Profesi Penunjang Pasar Modal

Menurut Undang-Undang Pasar Modal Bab VII dan PP nomor 45 Tahun 1995 Bab X, ada beberapa ketentuan khusus bagi profesi penunjang

pasar modal, antara lain :

(1). Profesi penunjang pasar modal wajib terdaftar di Bapepam

(2). Setiap profesi pasar modal wajib menaati kode etik dan standar profesi yang ditetapkan masing-masing sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-undang Pasar Modal dan/atau peraturan pelaksanaannya.

(3). Dalam melaksanakan kegiatan usaha di bidang pasar modal profesi penunjang pasar modal wajib memberikan pendapat atau penilai

independen.

Profesi penunjang yang terdapat di pasar modal antara lain : (1). Akuntan Publik

(14)

emiten.Akuntan yang dimaksud disini adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari Menteri dan telah terdaftar di Bapepam.

(2). Konsultan Hukum

Konsultan hukum adalah ahli hukum yang membantu dalam aspek hukum emiten yang akan melakukan emisi obligasi. Konsultan hukum yang ditunjuk oleh

emiten berperan sebagai legal drafter and adviserkepada pihak lain sehubungan dengan suatu emisi obligasi. Dari segi keberpihakan, fungsi konsultan hukum

dapat dibedakan menjadi dua, anatara lain :59

Sebagai independent lawyer, tugasnya adalah melakukan legal audit, dan memberikan pendapat hukum atas emisi obligasi.Adapun nilai dari pendapat

hukum yang diberikan oleh konsultan hukum bisa sedemikian menentukan, menjadi salah satu faktor dalam mengambil keputusan.Pada dasarnya seorang

(a).Inhouse Lawyer

Sebagai inhouse lawyer, tugas dari konsultan hukum adalah menyiapkan

semua dokumen untuk kepentingan emiten, terutama membantu emiten menyiapkan perjanjian emisi, perjanjian perwaliamanatan, perjanjian

penanggungan, perjanjian dengan lembaga kliring, perjanjian dengan akuntan publik, dan memberikan nasihat mengenai masalah-masalah hukum sehubungan dengan emisi obligasi. Tugas konsultan hukum sebagai inhouse lawyerini, dapat

mewakili emiten dalam melakukan negosiasi dengan pihak-pihak tertentu, dan berusaha mempertahankan kepentingan emiten dalam berbagai persoalan hukum.

(b).Independent Lawyer

59

(15)

independent lawyer haruslah bersikap netral dan objektif dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya.

Pada dasarnya konsultan hukum yang akan melakukan kegiatan profesi penunjang pasar modal haruslah terlebih dahulu memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditentukan oleh peraturan dan terdaftar di Bapepam.

(3). Penilai

Penilai merupakan pihak yang akan menerbitkan dan menandatangani

laporan penilai. Laporan penilai adalah pendapat atas nilai wajar aktiva yang disusun berdasarkan pemeriksaan menurut keahlian dari si penilai.60

Di pasar modal, seorang notaris diharapkan dapat memberikan pelayanan yang maksimal khususnya dalam proses emisi efek dan penyusunan kontrak-kontrak penting. Adapun yang menjadi tugas pokok seorang notaris di pasar

modal antara lain :

Penilai disini juga harus terlebih dahulu terdaftar di Bapepam sebelum melakukan kegiatan

sebagai salah satu profesi penunjang pasar modal. (4). Notaris

61

60

Gunawan Widjaja & Jono, Penerbitan Obligasi dan Peran serta Tanggung Jawab Wali Amanat di Pasar Modal, Loc. Cit.

61

Alwi Iskandar, Pasar Modal Teori dan Aplikasi, (Jakarta: Yayasan Pancur Siwah, 2003), hlm. 31-32 seperti yang dikutip oleh Gunawan Widjaja & Jono dalam bukunya Penerbitan

(a). Membuat berita acara RUPS (Rapat Umum Pemegang saham).

(16)

Agen pembayaran bertugas membayar bunga obligasi yang biasanya dilakukan setiap dua kali dalam setahun dan pelunasannya yaitu pada saat

obligasi jatuh tempo.

(6). Agen Penjual (Selling Agent)

Agen ini pada dasarnya dilakukan oleh perusahaan efek dengan

tugas sebagai berikut:62

Penerbitan surat utang merupakan bukti bahwa pemerintah daerah telah melakukan pinjaman/utang kepada pemegang surat utang tersebut. Pinjaman akan

(a). Melayani investor yang akan memegang saham.

(b). Melaksanakan pengembalian uang pesanan (refund) kepada investor. (c). Menyerahkan sertifikat efek kepada pemesan (investor)

B. Tinjauan Umum Obligasi Daerah

1. Pengertian dan Unsur-Unsur Obligasi Daerah

Pengertian tentang obligasi daerah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 111/PMK.07/2012 tentang Tata Cara Penerbitan dan

Pertanggungjawaban Obligasi Daerah pada pasal 1 angka (4) disebutkan bahwa obligasi daerah adalah pinjaman daerah yang ditawarkan kepada publik melalui

penawaran umum di pasar modal.Obligasi ini tidak dijamin oleh Pemerintah Pusat (Pemerintah) sehingga segala resiko yang timbul sebagai akibat dari penerbitan Obligasi Daerah menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah.

62

(17)

dibayar kembali sesuai dengan jangka waktu dan persyaratan yang disepakati. Peraturan mengenai pinjaman yang dilakukan oleh daerah juga telah diakomodir

sebelumnya di dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah.

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 menyebutkan bahwa dalam

rangka pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal, pemerintah memberikan alternatif sumber pembiayaan bagi pemerintah daerah untuk

mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Selain itu, didalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara bab V mengenai Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat

dan Bank Sentral, Pemerintah Daerah, serta Pemerintah/Lembaga Asing disebutkan bahwa selain mengalokasikan Dana Perimbangan kepada Pemerintah

Daerah, Pemerintah Pusat dapat memberikan pinjaman dan/atau hibah kepada Pemerintah Daerah. Dengan demikian, pinjaman daerah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari hubungan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Daerah.

Adapun sumber-sumber pinjaman daerah terdiri dari :63

a. Pemerintah, berasal dari APBN termasuk dana investasi Pemerintah, penerusan Pinjaman Dalam Negeri, dan/atau penerusan Pinjaman Luar Negeri;

63

(18)

b. Pemerintah Daerah lain;

c. Lembaga Keuangan Bank, yang berbadan hukum Indonesia dan mempunyai

tempat kedudukan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia; d. Lembaga Keuangan Bukan Bank, yaitu lembaga pembiayaan yang berbadan

hukum Indonesia dan mempunyai tempat kedudukan dalam wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia; dan

e. Masyarakat, berupa Obligasi Daerah yang diterbitkan melalui penawaran

umum kepada masyarakat di pasar modal dalam negeri. Adapun manfaat dari obligasi daerah antara lain:64

Dana hasil penjualan oligasi daerah dapat digunakan untuk membiayai proyek-proyek yang besifat strategis untuk kepntingan pelayanan publik

a. Membiayai defisit anggaran.

Pemerintah daerah dapat memenuhi ketidakcukupan sumber pembiayaan sendiri yang diakibatkan oleh local tax income, minimya dana trnsfer dari

pemerintah pusat, keterbatasan pinjaman dari lembaga keuangandalam atau luar negeri.

b. Sumber dana jangka panjang.

Pemerintah daerah mendapatkan suber pembiayaan jangka panjang yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan,potensi, serta

kemampuan pembayaran, yang pada akhirya akan membawa kemakmuran bagi masyarakat di daerah tersebut.

c. Membiayai suatu proyek yang strategis.

(19)

atau medantangkan pendapatan bagi pemerintah daerah, yang karena keterbatasan anggaran tidak dapat dibiayai oleh APBD

d. Mempercepat pembangunan daerah.

Pemerintah daerah dapat memicu dan memacu pembangunaan di daerahya. Pembangunaan tersebut akan meciptakan multiplier effect (pelipatgandaan

manfaat ekonomi) antara lain dalam bentuk penciptaan lapangan pekerjaan, tersediaya sarana prasarana yang dapat mempercepat perputaran roda

perekonomian sehingga akan menigkatkan kesejahreraan masyrakat.

e. Terciptaya instrumen investasi baru.

Adaya obligasi daerah, selain memberikan mafaat langsung dengan

dibangunya infrastruktur, masyarakat juga dapat menikmati imbal hasil (yield) dan mugkin juga insentif lain atas investasiya dalam obligasi daerah.

Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah, mengamanatkan bahwa obligasi daerah yang diterbitkan hanya jenis obligasi

pendapatan (revenue bonds).Kegiatan yang didanai melalui penerbitan obligasi daerah harus menghasilkan penerimaan, namun tidak harus mencapai pemulihan

biaya penuh (full cost recovery

Pemerintah Daerah dapat menerbitkan Obligasi Daerah hanya untuk

(20)

berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.Obligasi yang diterbitkan dapat digunakan untuk membiayai beberapa kegiatan yang berbeda.

Kegiatan pemerintah daerah yang dapat dibiayai dengan obligasi daerah di antaranya:65

a. pelayanan air minum;

b. penanganan limbah dan persampahan; c. transportasi;

d. rumah sakit; e. pasar tradisional; f. tempat perbelanjaan;

g. pusat hiburan;

h. wilayah wisata dan pelestarian alam;

i. terminal dan sub terminal; j. perumahan dan rumah susun; k. pelabuhan lokal dan regional.

Dengan demikian macam/jenis pembangunan infrastruktur daerah yang dapat dibiayai melalui obligasi daerah sangatlah beragam dan vital serta memiliki

peluang untuk memberikan pendapatan yang besar bagi kas daerah bersangkutan, tentunya sebelumnya dengan mempertimbangkan nilai keekonomian kegiatan infrastruktur dimaksud.

(21)

2. Landasan Hukum Obligasi Daerah

Pengaturan mengenai Obligasi Daerah dapat ditemukan dalam:

a. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal;

b. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;

c. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah; d. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

KeuanganDaerah;

e. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 147/PMK.07/2006 tentang Tata CaraPenerbitan, Pertanggungjawaban dan Publikasi Informasi Obligasi

Daerah;

f. Paket Peraturan Ketua Bapepam dan LK terkait Penawaran Umum

ObligasiDaerah, yaitu:

1). Peraturan Nomor VIII.G.14 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan Daerah,

2).Peraturan Nomor VIII.G.15 tentang Pedoman Penyusunan Comfort Letter Dalam Rangka Penawaran Umum Obligasi Daerah,

3). Peraturan Nomor VIII.G.16 tentang Pedoman Penyusunan Surat Pernyataan Kepala Daerah di Bidang Akuntansi Dalam Rangka Penawaran Umum Obligasi Daerah,

4). Peraturan Nomor IX.C.12 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum Obligasi

(22)

5). Peraturan Nomor IX.C.13 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus Dalam Rangka Penawaran Umum Obligasi Daerah, dan

6).Peraturan Nomor IX.C.14 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus Ringkas Dalam Rangka Penawaran Umum Obligasi Daerah.

g. Keputusan Direksi PT Bursa Efek Surabaya No. SK-010 /Dir/BES/V/2007 tentang Peraturan Pencatatan Obligasi Daerah

3. Pihak-Pihak Dalam Obligasi Daerah

Adapun pihak-pihak yang terlibat di dalam obligasi daerah antara lain:

a. Regulator,adalah lembaga/instansi pemerintah yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengawasi pelaksanaan penawaran umum obligasi

daerah di pasar modal. Pengawasan tersebut merupakan tanggung jawab departemen keuangan dimana secara prakteknya dilakukan oleh Badan Pengawas Pasar Modal-Lembaga Keuangan, dan Direktorat Jenderal

Perimbangan Keuangan.

1). Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK), merupakan unsur di dalam Departemen Keuangan, yang bertindak atas nama Menteri Keuangan untuk mengevaluasi dan memberikan persetujuan atas rencana

penerbitanobligasi daerah yang diajukan oleh pemerintah daerah serta mengawasi pengelolaan obligasi daerah, sesuai dengan kerangka kerja

(23)

2).Bapepam Lembaga Keuangan (Bapepam-LK),66

3). Lembaga Penyimpanan Dan Penyelesaian, adalah pihak yang menyelenggarakan kegiatan kustodian sentral bagi bank kustodian,

adalah Badan Pengawas PasarModal dan Lembaga Keuangan yang bertugas untuk melaksanakan

pembinaan,pengaturan dan pengawasan Pasar Modal dengan tujuan mewujudkan terciptanya kegiatan Pasar Modal yang teratur, wajar, dan efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat.

b. Self Regulatory Organizations (SRO), merupakan lembaga/organisasi yang berwenang untuk mengeluarkan peraturan bagi kegiatan usahanya. Di

pasar modal, SRO terdiri dari bursa efek, lembaga kliring dan penjaminan, serta lembaga penyimpanan dan penyelesaian.

1). Bursa Efek, adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan mempedagangkan efek di antara

mereka.

2). Lembaga Kliring Dan Penjaminan, adalah pihak yang menyelenggarakan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi

bursa. Di Indonesia, lembaga kliring dan penjaminan yang telah mendapat izin dari Bapepam LK adalah PT. Kliring Penjaminan Efek Indonesia (PT.

KPEI).

66

(24)

perusahaan efek, dan pihak lain. Di Indonesia, lembaga penyimpanan dan penyelesaian yang telah mendapat izin dari Bapepam LK adalah PT.

Kustodian Sentral Efek Indonesia (PT. KSEI)

c. Emiten, merupakan pihak yang melakukan penawaran umum. Dalam kaitannya dengan obligasi daerah, pihak yang menjadi emiten adalah

pemerintah daerah.

d. Pemegang Efek, adalah investor atau pihak yang menanamkan modalnya dalam bentuk pemberian pinjaman kepada pemerintah daerah dalam bentuk obligasi daerah.

e. Perusahaan Efek, adalah perusahaan yang mempunyai aktivitas sebagai penjamin emisi efek, perantara pedagang efek, manajer investasi atau gabungan dari ketiga kegiatan tersebut.

1). Penjamin emisi efek, adalah pihak yang membuat kontrak dengan emiten untuk melakukan penawaran umum bagi kepentingan emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek yang tidak terjual.

2). Perantara pedagang efek, adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha jual beli efek untuk kepentingan sendiri atau pihak lain.

3). Manajer Investasi, adalah pihak yang kegiatan usahanya adalah mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi,

(25)

f. Lembaga Penunjang, merupakan pihak-pihak penunjang terlaksananya pelaksanaan penawaran umum, yang terdiri dari biro administrasi efek,

kustodian dan wali amanat.

1). Biro Admisnistrasi Efek, adalah pihak yang berdasarkan kontrak dengan emiten melaksanakan pencatatan pemilikan efek dan pembagian

hak yang berkaitan dengan efek.

2). Kustodian, adalah pihak yang mermberikan jasa penitipan efek dan harta lain berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima deviden, bunga, dan hak lain, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemengang rekening yang menjadi nasabahnya.

3). Wali Amanat, adalah pihak yang mewakili kepentingan pemegang efek bersifat utang (termasuk obligasi daerah). Penunjukan wali amanat

dilakukan melalui perjanjian bersama seluruh pihak pada penerbitan obligasi daerah.Wali amanat bertugas untuk mengendalikan seluruh aspek-aspek administratif penerbitan obligasi daerah termasuk

memastikan bahwa penerbitan obligasi daerah telah sesuai dengan ketentuan dan persyaratan pada perjanjian obligasi daerah.

g. Profesi Penunjang, merupakan pihak-pihak lain yang juga terlibat dalam pelaksanaan penawaran umum obligasi daerah di pasar modal, namun tidak terlibat secara langsung dalam proses transaksi perdagangan efek, yang

(26)

1). Lembaga Pemeringkat Efek, merupakan lembaga yang memberikan peringkat kredit bagi penerbit obligasi daerah. Lembaga pemeringkat

mengukur kelayakan kredit, kemampuan membayar pinjaman yang akan mempengaruhi tingkat bunga.

2). Penyedia Penguatan Kredit, adalah pihak yang memberikan penguatan kredit melalui pernyataan kesediaan menjamin obligasi daerah, dimana penguatan kredit ini akan memberikan kenyamanan bagi investor dan

dapat mempengaruhi tingkat bunga.

3). Penasihat Investasi, merupakan pihak yang memberikan nasihat kepada pihak lain berkaitan dengan penjualan dan pembelian efek dengan

memperoleh imbalan jasa.

C. Penerbitan Obligasi Daerah

Proses persiapan penerbitan obligasi daerah secara garis besar terbagi atas dua tahap, yaitu proses pada Pemerintah Daerah dan Kementerian Keuangan.

Yang perlu mendapat perhatian sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 111/PMK.07/2012 tentang Tata Cara Penerbitan Dan

Pertanggungjawaban Obligasi Daerah, pasal 2 ayat (1) menyebutkan bahwa penerbitan obligasi daerah hanya dapat dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah yang audit terakhir atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah mendapat opini

Wajar Dengan Pengecualian atau Wajar Tanpa Pengecualian

Sebelum penerbitan obligasi daerah di pasar modal, terdapat beberapa

(27)

tersebut meliputi persiapan di daerah, persetujuan Menteri Keuangan, tahap pra-registrasi dan pra-registrasi, hingga tahap penawaran umum.Thapan ini merupakan

langkah-langka yang harus ditempuh secara berurutan sesuai dengan peraturan menteri keuangan nomor 111/PMK.07/2012 dan peraturan-peraturan Bapepam dan LK.

1. Persiapan Penerbitan pada Pemerintah Daerah

Proses penerbitan obligasi daerah diawali dengan tahap persiapan

penerbitan. Gubernur, bupati atau walikota melaksanakan persiapan penerbitan obligasi daerah.67Persiapan penerbitan ini dilakukan oleh Tim Persiapan ynag dibentuk oleh Kepala Daerah.68

Persiapan penerbitan obligasi daerah paling kurang meliputi:69

1) Kegiatan yang akan didanai harus sudah tercantum dalam pembangunan

jangka menengah daerah (RPJMD); dan a. Penentuan kegiatan

Dalam mempersiapkan penerbitan obligasi daerah pemerintah daerah terlebih dahulu menentukan kegiatan yang akan dibiayai. Dalam melakukan penentuan yang akan dibiayai obligasi daerah, terdapat beberapa hal yang harus

diperhatikan, yang diantaranya adalah :

67

Pasal 8 ayat (1) PMK Nomor 111 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penerbitan dan Pertanggungjawaban Obligasi Daerah

68

Alur Proses Penerbitan Obligasi Daerah, sesuai yang disampaikan dalam Sosialisasi Peraturan Terkait Penawaran Umum Obligasi Daerah oleh Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan, Direktorat Pembiayaan dan Kapasitas Daerah di Jakarta pada tanggal 27 November 2013

69

(28)

2) Pemerintah daerah harus memantau batas kumulatif pinjaman pada tahun akan diterbitkannya obligasi daerah, serta posisi kumulatif pinjaman

daerahnya. 70

Untuk mengetahui posisi kumulatif pinjaman daerahnya, pemerintah daerah perlu memperoleh informasi resmi dari Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan.

b. Membuat kerangka acuan kegiatan

Suatu rencana investasi yang baik terlihat dari kerangka acuan kegiatan

yang jelas,sistematis serta memuat keterangan tentang kegiatan secara spesifik. Pada prinsipnya, bentuk Kerangka Acuan Kegiatan sangat bervariasi dan sangat bergantung dari tipe kegiatan yang akan dilakukan. Semakin besar

skala kegiatan yang akan dilakukan, semakin kompleks pula skema Kerangka Acuan Kegiatan yang diharapkan dibuat oleh pemerintah daerah. 71

Batas kumulatif maksimal pinjaman daerah adalah jumlah total pinjaman seluruh daerah pada tahun anggaran tertentu.

c. Membuat perhitungan batas kumulatif pinjaman

72

70

Buku Panduan Obligasi Daerah, http://bppt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/ Buku_Panduan_Obligasi_Daerah.pdf, (diakses 26 Maret 2014, pukul 15.05 WIB).

71

Ibid

72

Pasal 1 angka 9 PMK Nomor 125/PMK.07/2013tentang Batas Maksimal Kumulatif Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Batas Maksimal Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah,dan Batas Maksimal Kumulatif Pinjaman Daerah Tahun Anggaran 2014

Batas maksimal kumulatif

(29)

201473. Proyeksi PDB yang dimaksud adalah proyeksi yang digunakan dalam penyusunan anggaran pendapatan dan belanja negara tahun anggaran 201474

Salah satu persyaratan yang diwajiban kepada pemerintah daerah dalam

melakukan pinjaman daerah – termasuk obligasi daerah – adalah memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman

.

d. Membuat penghitungan rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman atau debt service coverade ratio (DCSR).

75 .

Penetapan nilai rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman daerah paling sedikit 2,5 (dua koma lima) dengan memperhatikan perkembangan perekonomian nasional dan kapasitas fiskal daerah.76

73

Pasal 5 Ayat (1)PMK nomor 125/PMK.07/2013 Tentang Batas Maksimal Kumulatif Defisit Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah, Batas Maksimal Defisit Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah, Dan Batas Maksimal Kumulatif Pinjaman Daerah Tahun Anggaran 2014.

74

Pasal 5 ayat (3) PMK Nomor 125/PMK.07/2013 tentang Batas Maksimal Kumulatif Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Batas Maksimal Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, dan Batas Maksimal Kumulatif Pinjaman Daerah Tahun Anggaran 2014.

75

Pasal 15 ayat (1) huruf b PP Nomor 30 Tahun 2011tentang Pinjaman Daerah.

e. Menyiapkan struktur organisasi, perangkat kerja, dan sumber daya manusia unit pengelola obligasi daerah .

f. Mengajukan Permohonan Persetujuan Prinsip kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Sebelum diajukan kepada Menteri Keuangan, rencana penerbitan obligasi

daerah harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan prinsip dari komisi di DPRD yang menangani keuangan. Persetujuan prinsip DPRD yang dimaksud

(30)

a.Nilai bersih maksimal obligasi daerah yang akan diterbitkan pada saat penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

b.Kesediaan pembayaran pokok dan bunga sebagai akibat penerbitan obligasi daerah; dan

c.Kesediaan pembayaran segala biaya yang timbul dari penerbitan obligasi

daerah77

2. Tahap Persetujuan Menteri Keuangan

a. Rencana Pengajuan Penerbitan Obligasi Daerah

Setelah persiapan di daerah dianggap telah memenuhi persyaratan maka

pemerintah daerah dapat mengajukan usul penerbitan Obligasi Daerah kepada Menteri Keuangan untuk mendapatkan persetujuan.

Gubernur, bupati, walikota menyampaikan surat usulan rencana penerbitan obligasi daerah kepada Menteri Keuangan c.q Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan. Surat usulan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) dilengkapi

dengan dokumen sebaggai berikut: 1) Kerangka acuan kegiatan (KAK);

2)Laporan Keuangan Pemerintah Daerah selama 3 (tiga) tahun terakhir; 3)Peraturan Daerah mengenai APBD tahun yang berkenaan;

4)Perhitungan jumlah kumulatif pinjaman Pemerintah Daerah dan defisit

APBD; .

77

Pasal 8 ayat (3) PMK Nomor 111 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penerbitan dan Pertanggungjawaban Obligasi Daerah.

(31)

5)Perhitungan rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikanpinjaman atau DSCR;

6)Surat persetujuan prinsip DPRD; dan

7)Struktur organisasi, perangkat kerja, dan sumber daya manusia unit pengelola Obligasi Daerah78

Penilaian atas jumlah kumulatif pinjaman, yaitu jumlah sisa pinjaman daerah ditambah sisa jumlah pinjaman yang akan ditarik tidak melebihi 75% (tujuh puluh lima persen) dari jumlah penerimaan umum APBD

tahun sebelumnya. Jumlah kumulatif b. Mekanisme penilaian

berdasarkan surat usulan penerbitan obligasi daerah, direktorat jenderal

perimbangan keuangan melakukan penilaian tehadap rencana penerbitan obligasi daerah dalam dua tahap yaitu :

1) Penilaian admisnistrasi

Berupa penilaian atas kelengkapan dokumen rencana penerbitan obligasi daerah dan kesiapan unit pengelola obligasi daerah.Dalam melaksanakan

penilaian administrasi atas kesiapan unit pengelola obligasi daerah, Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan memperhatikan pertimbangan dari direktur jenderal pengelolaan utang.

2) Penilaian Keuangan

a). Penilaian atas jumlah kumulatif pinjaman

78

(32)

pinjamanPemerintahdanPemerintah Daerah dihitung dengan cara menjumlah Net Pinjaman Pemerintahdengan Net Pinjaman

PemerintahDaerah. Net Pinjaman Pemerintahadalah total seluruh pinjamanPemerintahdikurangi piutang kepadaPemerintahDaerah. Net PinjamanPemerintah Daerah adalah total pinjamanPemerintahDaerah

setelah dikurangi piutangkepada Pemerintah dan PemerintahDaerah lainnya.Setiap tahun batas kumulatif pinjaman untuk seluruh

PemerintahDaerah ditentukanberdasarkan Peraturan MenteriKeuangan denganmengikuti variabel jumlah kumulatif pinjaman Pemerintah. Dalam memberikan penilaian atas usul penerbitanObligasiDaerah,

Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan juga harus memperhatikan apakahnilai Obligasi Daerahmelebihi batas kumulatifpinjaman daerah

untuk tahun yang bersangkutan79

Penilaian ini dilakukan berdasarkan pada kemampuan pemerintah

daerah untuk membayar bunga dan pokok obligasi daerah yang akan dikeluarkan. Penilaian ini juga dimaksudkan untuk melihat ada tidaknya

tunggakan atas pengembalian pinjaman yang berasal dari pemerintah.Pada prinsipnya, pemerintah daerah tidak dapar melakukan pinjaman (jangka menengah ataupun jangka panjang) jika terdapat

tunggakan atas pengembalian pinajaman sebagaimana dimaksud .

b). Penilaian atas DCSR

79

(33)

disini80. Penilaian atas rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman atau DCSR, yaitu paling sedikit 2,5 (dua

koma lima)81

Dalam memberikan persetujuan penerbitan obligasi daerah, Menteri

Keuangan juga harus memperhatikan jumlah defisit APBD daerah yang bersangkutan dengan memperhatikan batas maskimal kumulatif defisit

Anggara Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Untuk mengendalikan bahwa jumlah kumulatif APBN dan APBD tidak melebihi batas tersebut, maka

Menteri Keuangan menentukan batas maksimal defisit APBD masing-masing daerah setiap tahunnya. Dalam memberikan persetujuan atas

rencana penerbitan obligasi daerah, perlu diperhatikan bahwa jumlah defisit APBD tidak melebihi batas tersebut pada tahun yang bersangkutan

.

c. Penilaian atas jumlah defisit APBD

82

Berdasarkan hasil penilaian administrasi dan keuangan, Direktur Jenderal Perimbangan dan Keuangan atas nama Menteri Keuangan

memberikan persetujuan atau penolakan atas rencana penerbitan obligasi daerah. Persetujuan atau penolakan atas rencana penerbitan obligasi daerah

.

80

Ibid.

81

(34)

tersebut diberikan paling lama 2 (dua) bulan setelah diterimanya dokumen rencana penerbitan obligasi daerah secara lengkap dan benar83

Gubernur, bupati, atau walikota wajib menyampaikan peraturan daerah

mengenai penerbitan obligasi daerah kepada otoritas di bidang pasar modal dengan tembusan kepada Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan, sebelum

pernyataan efektif obligasi daerah

.

3. Peraturan Daerah Tentang Obligasi Daerah

84

c. tanggung jawab atas pembayaran pokok, bunga, dan biaya lainnya yang timbul sebagai akibat diterbitkannya obligasi daerah

.

Peraturan daerah mengenai penerbitan obligasi derah paling kurang memuat ketentuan sebagai berikut:

a. jumlah nominal obligasi daerah yang akan diterbitkan; b. penggunaan dana obligasi daerah; dan

85

Dalam hal obligasi deerah yang akan diterbitkan dalam beberapa tahun

anggaran, Peraturan daerah mengenai penerbitan obligasi daerah tersebut harus memuat ketentuan mengenai jadwal penerbitan tahunan obligasi daerah. Dalam

hal obligasi daerah yang akan diterbitkan membutuhkan jaminan, peraturan .

83

Pasal 11PMK Nomor 111 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penerbitan dan Pertanggungjawaban Obligasi Daerah.

84

Pasal 13 ayat (1)PMK Nomor 111 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penerbitan dan Pertanggungjawaban Obligasi Daerah.

85

(35)

daerah mengenai penerbitan obligasi daerah harus memenuhi ketentuan mengenai barang milik daerah yang akan dijaminkan86

Penerbitan obligasi daerah hanya dapat dilakukan di pasar modal domestik dan dalam mata uang rupiah, dimana obligasi daerah digunakan untuk membiayai

kegiatan investasi prasarana dan/atau sarana dalam rangka penyediaan pelayanan publik yang menghasilkan penerimaan bagi APBD yang diperoleh dari pungutan

atas penggunaan prasarana dan/atau sarana tersebut. Nilai obligasi daerah pada saat jatuh tempo sama dengan nilai nominal obligasi daerah saat diterbitkan

.

Mekanisme Penerbitan Obligasi Daerah Di Pasar Modal

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal

disebutkan bahwa pasar modal adalah suatu kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik berkaitan dengan efek

yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.

87

Mekanisme penerbitan obligasi daerah di pasar modal di mulai dari

tahap

.

88

86

Pasal 13 ayat (3) dan (4)PMK Nomor 111 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penerbitan dan Pertanggungjawaban Obligasi Daerah

87

Regulasi Public Finance Obligasi Daerah , sesuai yang disampaikan dalam Sosialisasi Peraturan Terkait Penawaran Umum Obligasi Daerah oleh Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan, Direktorat Pembiayaan dan Kapasitas Daerah di Jakarta pada tanggal 27 November

:

a. Persiapan

1). Penunjukan profesi-profesi penunjang

(36)

Berfungsi untuk membantu Pemerintah Daerah menyiapkan dokumen-dokumen pernyataan pendaftaran serta melakukan penjaminan atas

penerbitan Obligasi Daerah89

Bertugas melakukan melakukan legal due diligence, yang di dalamnya mencakup pemeriksaan status hukum Pemerintah Daerah serta legal

audit.Setelah melakukan legal due diligence, Konsultan Hukum

memberikan legal opini . b). Akuntan Publik

Akuntan Publik bertugas melakukan financial due diligence, yang

didalamnya mencakup audit APBD selama tiga tahun terakhir, menyiapkan analisa dan pembahasan manajemen dan menyiapkan

ringkasan laporan keuangan.Setelah financial due diligence, maka Akuntan Publik mengeluarkan Auditor’s Comfort Lettersebagai pernyataan bahwa laporan keuangan yang dimiliki oleh pemerintah

daerah telah diperiksa. c). Konsultan Hukum

90

Bertugas untuk membuat akta atau perjanjian terkait dengan proses

penerbitan Obligasi Daerah, yang diantaranya adalah pembuatan .Selain itu, Konsultan Hukum juga melakukan

pendataan atas perjanjian, perijinan, perkara, dll. d). Notaris

89

Penawaran Umum Oligasi Daerah oleh Djustini Septiana, Direktur Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Riil dari Otoritas Jasa Keuangan

90

(37)

perjanjian penjaminan emisi efek, perjanjian perwaliamanatan serta akta pengakuan utang91

Mewakili pemegang Obligasi Daerah untuk memperoleh hak-haknya atas pembelian obligasi yang dimaksud.Serta melakukan perjanjian

perwaliamanatan dengan emiten.Emiten adalah pihakyang melakukan penawaran umum

.

e). Wali Amanat

92

Berfungsi untuk mencetak prospektus, formulir aplikasi dan formulirpendaftaran dan mencetak sertifikat obligasi.Prospektus adalah

setiap informasi tertulis yang sehubungan dengan penawaran umum dengan tujuan agar pihak lain membeli efek

.

f). Percetakan

93

MenurutStandar Profesi Konsultan Hukum Pasar Modal yang dikeluarkan oleh Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal,due diligenceadalah istilah

yang digunakan untuk kegiatan pemeriksaan secara seksama dari segi hukum .

g). Event Organizer

Untuk membentukemiten dalam mengkoordinir dan melaksanakan public eksposedan menangani hal-hal yang berkaitan dengan media

massa, antara lain press release.

2). Melakukan Due Diligence

91

Ibid.

92

Pasal 1 angka 3 PMK Nomor 111 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penerbitan dan PertanggungjawabanObligasi Daera

(38)

yang dilakukan olehKonsultanHukum terhadap suatu perusahaan atauobyek transaksi sesuai dengan tujuan transaksi, untuk memperoleh informasi atau

fakta material yang dapat menggambarkan kondisi suatu perusahaan atau obyek transaksi. Pemeriksaan dan penilaian yang dilakukan olehKonsultanHukum tersebut, merupakan suatu analisa hukum terhadap satu

atau lebih dokumen perusahaan yang dilakukan untuk :

a) Memperoleh status hukum atau penjelasan hukum terhadap dokumen

yang diaudit atau diperiksa;

b)Memeriksakan legalitas suatu badan hukum/badan usaha; c)Memeriksa tingkat ketaatan suatu badan hukum/badan usaha;

d)Memberikan pandangan hukum atau kepastian hukum dalam suatu kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan94

94

http://www.hukumonline.com/berita/baca/ strategi-pembuatan-legal-due-diligence-yang-tanpacelah, (diakses pada tanggal 07 Januari 2015, pukul 01.30 WIB).

.

3). Persiapan pernyataan pendaftaran dan dokumen pendukung lainnya

Pernyataan pendaftaran minimal mencakup: a) Surat pengantar pernyataan pendaftaran; b) Prospektus;

c) Prospektus ringkas;

d) Rencana jadwal penawaran umum; e) Contoh surat Obligasi Daerah;

f) Laporan Keuangan Daerah tahun terakhir;

g) Surat dari Akuntan sehubungan dengan perubahan keuangan daerahyang akan terjadi setelah tanggal laporan keuangan (comfort letter);

h) Surat Pernyataan dari Kepala Daerah di bidang akuntansi; i) Laporan Pemeriksaan dan pendapat dari segi hukum;

j) Riwayat hidup dari Kepala Daerah, Wakil Kepala Daerah, Pimpinan Unit Pengelolaan Obligasi Daerah, Pimpinan Proyek dan Bendaharawan Proyek;

(39)

l) Pernyataan pihak yang berkaitan dengan penawaran umum Obligasi Daerah (Kepala Daerah dan Profesi Penunjang Pasar Modal);

m) Laporan hasil studi kelayakan atas proyek dan usaha proyek dari Penilai; n) Persetujuan dari Menteri Keuanganterkait dengan penerbitan

ObligasiDaerah;

o) Peraturan Daerah tentang penerbitan Obligasi Daerah95

Periode bookbuildingadalah periode pembentukan harga perdana, yang

diserahkan kekuatan permintaan pasar sebelum harga perdana yang resmi diputuskan oleh emiten/penjamin emisi.Bookbuildingbermaksud menjajaki kekuatan pasar terhadap harga emisi baru

.

4). Penandatanganan perjanjian-perjanjian

5).Penandatangan perjanjian pendahuluan antara Bursa Efek Indonesia (BEI) dan perjanjian dengan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).

b.Penelaahan oleh OJK

Selanjutnya,dilakukan telaah oleh OJK atas perjanjian-perjanjian, prospektus,

Laporan Keuangan Audit, Legal Auditdan Legal Opinionserta LaporanAppraisal. Atas penelaahan tersebut, OJK akan mengirimkan

tanggapanuntuk dijawab oleh Pemerintah Daerah. Apabila telah dianggap sesuai, maka akan dikeluarkan persetujuan OJK atas publikasi prospektus ringkas di koran. Proses ini memakan waktu 30-40 hari.

c. Periode bookbuilding

96

95

Penawaran Umum Oligasi Daerah oleh Djustini Septiana, Direktur Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Riil dari Otoritas Jasa Keuangan.

96

Samsul, Mohammad. Pasar Modal & Manajemen Portofolio. PT. Gelora Aksara

(40)

Dalam periode ini, dilakukan penetapan kupon dan nilai emisi final.Periode ini dan dilakukan registrasi dokumen final kepada OJK berkaitan

dengan nilai obligasi dan kupon final.Jika dokumen finaltelah lengkap maka Ketua OJKakan mengeluarkan pernyataan efektif dalam rangka penawaran umum.Setelah pernyataan pendaftaran Obligasi Daerah dinyatakan efektif

olehOJK maka proses penerbitan Obligasi Daerah memasuki tahap penawaran umum dan pencatatan di pasar modal.

d. Penawaran Umum

Dimulai dengan pencetakan prospektus dan formulir pemesanan.Dilanjutkan dengan pengumuman prospektus ringkas, distribusi

prospektus dan formulir pemesanan.Penawaran umum dilakukan dengan cara penyerahan formulir pemesananbeserta pembayaran ke penjamin pelaksana.

Setelah itu, dilakukan proses penjatahan (allotment),penyampaian laporan ke KSEIdan konfirmasi ke pesanan.

e. Penyelesaian (Settlement) dan Pencatatan

Proses penyelesaian dan pencatatan meliputi pembayaran ke Emiten, Distribusi efek secara elektronik, pencatatan, penyerahan Laporan Penjatahan

ke OJK dan audit penjatahan.

D. Pengelolaan Obligasi Daerah

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan nomor 111/ PMK.07/2012 tentang Tatacara Penerbitan Dan Pertanggungjawaban Obligasi Daerah pada pasal

(41)

Bupati, Walikota.Dalam hal pengelolaan obligasi daerah pada hakikatnya sudah dilakukan sebelum penerbitan obligasi daerah dilakukan. Untuk menyiapkan

proses penerbitan obligasi daerah, Kepala Daerah membentuk tim Persiapan. Tim persiapan bertanggung jawab untuk menyiapkan rencana kegiatan investasi yang akan dibiayai oleh obligasi daerah yang mencakup kerangka acuan kegiatan, studi

kelayakan kegiatan, proyeksi keuangan, dan perhitungan kemampuan keuangan daerah.

Pembentukan tim persiapan ini dilakukan berdasarkan surat keputusan kepala daerah sesuai dengan kewenagannya. Dalam hal pemerintah daerah secara permanen telah memiliki satuan kerja yang secara khusus bertugas untuk

mengurus obligasi daerah, maka pembentukan tim persiapan ini dapat dilakukan melalui suatu surat penugasan yang secara spesifik menunjuk satuan kerja tersebut

untuk menyiapkan penerbitan obligasi daerah untuk kegiatan tertentu.

Pada prinsipnya, pemerintah daerah diberikan kewenangan sepenuhnya untuk menentukan unsur-unsur yang akan terlibat dalam tim persiapan ini. Namun

demikian, setidak-tidaknya tim persiapan daerah harus melibatkan unsur-unsur yang secara profesional memiliki kompetensi dalam bidang kegiatan investasi

sektor terkait, ahli hukum, ahli keuangan, dan ahli manajemen. dalam pasal 2 ayat 3 pengelolaan obligasi daerah paling kurang meliputi :

1. Penetapan strategi dan kebijakan pengelolaan obligasi daerah termasuk

kebijakan pengendalian resiko;

2. Perencanaan dan penetapan struktur portofolio pinjaman daerah;

(42)

4. Penjualan obligasi daerah melaui lelang untuk penjualan kembali; 5. Pembelian kembali obligasi daerah sebelum jatuh tempo;

6. Pelunasan pada saat jatuh tempo; dan 7. Pertanggungjawaban.

E. Tanggung Jawab Pemerintah Daerah Terhadap Pembayaran Obligasi Daerah

Setelah diterbitkannya obligasi daerah di pasar modal, ada beberapa kewajiban yang harus dipenuhi oleh pemerintah daerah yang meliputi

penatausahaan keuangan, pertanggungjawaban dan publikasi informasi. 1. Penatausahaan Keuangan

Setelah diterbitkannya obligasi daerah, pemerintah daerah berkewajiban untuk mengembalikan pokok dan bunga obligasi daerah. Untuk menjamin penggunaan dana hasil penerbitan obligasi daerah dikelola secara tepat, maka

penatausahaan keuangan dana hasil penerbitan obligasi daerah dilaksanakan dengan :

a. Aliran dana hasil penerbitan obligasi daerah

Setelah investor membeli obligasi daerah dan melakukan pembayaran kepada penjamin emisi efek, atau melalui perantara pedagang efek, dana hasil

penerbitan langsung diserahkan kepada satuan kerja yang ditunjuk untuk mengelola hasil obligasi daerah. Satuan kerja ini bertanggung jawab atas

(43)

bunga dan pokok, serta pengalokasian dana yang digunakan untuk pembiayaan kegiatan.

Setelah dicatatkan obligasi daerah dicatatkan dalam rekening tersendiri oleh Satuan Kerja yang ditunjuk, dana tersebut diteruskan kepada Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) untuk dicatatkan dalam kas daerah yang

dimasukkan pula dalam pembukuan APBD. Setelah dana obligasi daerah dibukukan dalam APBD sebagai bagian dari belanja daerah, maka dana

tersebut dapat dialirkan untuk menjalankan kegiatan terkait.

Dana yang dihasilkan sebagai penerimaan kegiatan, dicatatkan kembali oleh PPKD dalam kas daerah untuk diteruskan kepada Satuan Kerja yang

ditunjuk. Dana hasil penerimaan kegiatan ini dialokasikan untuk pembayaran kembali pokok obligasi daerah, bunga dan biaya lain yang terkait obligasi

daerah. Untuk bunga dan biaya lain yang jatuh tempo setiap tahunnya, atau kurun waktu tertentu, langsung dibayarkan oleh Satuan Kerja yang ditunjuk kepada wali amanat, yang pencatatannya dimasukan dalam APBD. Alokasi

dana untuk pembayaran pokok disimpan dalam suatu rekening khusus atau dana cadangan. Tata cara pembukuan kas daerah dan belanja daerah dilakukan

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. b. Dana Cadangan (Sinking Fund)

Dana cadangan pelunasan obligasi daerah (sinking fund) merupakan

sejumlah dana yang ditempatkan pada rekening tersendiri milik pemerintah yang digunakan untuk keperluan pembayaran pokok obligasi daerah. Setiap

(44)

pokok harus dimasukkan dalam dana cadangan dan tidak dapat digunakan untuk keperluan apapun selain untuk pembayaran pokok saat jatuh tempo.

Untuk menghindari ketidakmampuan membayar kembali obligasi daerah pada saat jatuh tempo, maka pengalokasian penerimaan kegiatan dalam dana cadangan adalah wajib. Besaran nilai yang harus dialokasikan setiap tahunnya

dihitung dengan membagi nilai total obligasi daerah dengan jangka waktu obligasi daerah dalam tahun. Misalnya, jika nilai total obligasi daerah adalah

100 milyar Rupiah untuk jangka waktu sepuluh tahun, maka setiap tahunnya dana yang harus dialokasikan dalam Dana Cadangan sekurangnya sebesar 10 milyar Rupiah.

Pengalokasian dana dalam Dana Cadangan ini dimulai dari tahun pertama periode obligasi daerah. Dalam hal kegiatan belum menghasilkan penerimaan

senilai jumlah yang harus dialokasikan dalam Dana Cadangan, maka untuk menutup kekurangannya dibebankan pada APBD.

c. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Seluruh catatan keuangan, termasuk nilai total dana hasil penerbitan

obligasi daerah, hasil penerimaan kegiatan, pembukuan keuangan, pembayaran pokok, bunga dan biaya lain, serta pengalokasian Dana Cadangan wajib dicantumkan dalam laporan keuangan obligasi daerah. Laporan keuangan ini

(45)

2. Pertanggungjawaban

Terdapat dua hal yang perlu dipertanggungjawabkan oleh pemerintah

daerah berkaitan dengan penerbitan obligasi daerah, yaitu: a. Pertanggungjawaban atas pengelolaan obligasi daerah b. Pertanggungjawaban dana hasil penerbitan obligasi daerah.

Pertanggungjawaban disampaikan kepada DPRD yang merupakan bagian dari pertanggungjawaban APBD setiap tahunnya. Dalam pertanggungjawaban

pengelolaan obligasi daerah, pemerintah daerah melaporkan: a. keterangan tentang portofolio obligasi daerah

b. laporan transaksi obligasi daerah di pasar modal yang mencakup penawaran

umum, pelunasan, pembelian kembali, pertukaran, pembayaran kupon dan biaya lain, serta kegiatan lain yang terkait dengan pengelolaan obligasi

daerah.

c. posisi obligasi daerah

d. realisasi strategi dan kebijakan pengelolaan obligasi daerah termasuk

pengendalian resiko

e. alokasi anggaran dan realisasinya

Dalam pertanggungjawaban dana hasil penerbitan obligasi daerah, pemerintah daerah melaporkan:

a. perkembangan pelaksanaan kegiatan investasi

b. laporan keuangan kegiatan yang meliputi penggunaan dana dari obligasi daerah dan dana hasil penerimaan kegiatan

(46)

d. Publikasi Informasi

Kepala Daerah wajib untuk mempublikasikan secara berkala

informasi-informasi tentang:

a. Kebijakan pengelolaan pinjaman daerah dan rencana penerbitan Obligasi Daerah yang meliputi perkiraan jumlah dan jadwal waktu penerbitan;

b. Jumlah Obligasi Daerah yang beredar beserta komposisinya, struktur jatuh tempo dan tingkat bunga;

c. Laporan keuangan Pemerintah Daerah;

d. Laporan penggunaan dana yang diperoleh melalui penerbitan Obligasi Daerah, alokasi dana cadangan, serta laporan-laporan yang bersifat material;

dan

e. Kewajiban publikasi data dan/atau informasi lainnya yang diwajibkan

berdasarkan peraturan perundang-undangan di Pasar Modal.

Publikasi data dan informasi mengenai Obligasi Daerah dilakukan oleh satuan kerja yang ditunjuk untuk mengelola Obligasi Daerah, pihak lain yang

terkait dengan pengelolaan. Obligasi Daerah hanya dapat melakukan publikasi data dan informasi mengenai Obligasi Daerah setelah mendapat persetujuan

tertulis dari Kepala Daerah. Pelaksanaan publikasi antara lain dilakukan melalui seminar, lokakarya, dan temu publik atau melalui media cetak dan media elektronik terutama situs internet (website) yang dimiliki dan dikelola oleh satuan

(47)

BAB IV

PERAN AKUNTAN PUBLIK DALAM PENERBITAN OBLIGASI DAERAH DITINJAU DARI UNDANG – UNDANG NO. 8 TAHUN 1995

A.Obligasi Daerah Sebagai Instrumen Pasar Modal

Berdasarkan Pasal 1 butir 13 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, pasar modal adalah suatu kegiatan yang bersangkutan

dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek97

Dalam UUPM tidak terdapat definisi obligasi secara eksplisit, tetapi juga

terdapat kata“obligasi” pada Pasal 1 butir 5, Penjelasan Pasal 21 ayat (3), Pasal 24 ayat (1), dan Penjelasan Pasal 25 ayat (1), di mana intinya bahwa obligasi

termasuk salah satu jenis efek. Ketentuan yang lebih jelas terdapat pada Penjelasan Pasal 51 ayat (4), di mana dikatakan bahwa obligasi sebagai contoh efek yang bersifat utang jangka panjang. Secara umum definisi obligasi adalah

surat berharga tanda pengakuan hutang pada atau peminjaman uang daari masyarakat dalam bentuk tertentu, untuk jangka waktu sekurang-kurangnya tiga

. Intrumen pasar modal adalah semua surat berharga (efek) yang

secara umum diperjualbelikan melalui pasar modal. Sedangkan efek adalah setiap surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, sekuritas kredit,

(48)

tahun dengan memberikan bunga yang jumlah dan saat pembayarannya telah ditentuka lebih dahulu oleh penerbitnya.98

Umumnya, sekuritas yang diperdagangkan di pasar modal meliputi saham, obligasi, reksadana dan instrumen derivatif.Adapun beberapa instrumen pasar modal (Tandelilin, 2001:18) antara lain :99

Reksadana adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya menitipkan

sejumlah dana kepada perusahaan reksadana untuk dikelola oleh manajer 1. Saham

Saham merupakan surat tanda bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan

dalam bentuk PT. Saham merupakan salah satu jenis sekuritas yang paling populer di pasar modal. Dengan memiliki saham, investor akan memperoleh dividen dan dapat memanfaatkan fluktuasi harga saham dengan menjual saham

tersebut untuk memperoleh keuntungan yang dinamakan capital gain.

2. Obligasi

Obligasi merupakan sertifikat yang berisi kontrak antara investor dan perusahaan, yang menyatakan bahwa investor sebagai pemegang obligasi telah meminjamkan sejumlah uang kepada perusahaan (emiten).Perusahaan yang

menerbitkan obligasi mempunyai kewajiban untuk membayar bunga secara reguler sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan serta pokok

pinjaman pada saat jatuh tempo. 3. Reksadana

98

Abdulkadir Muhammad ,Hukum Dagang tentang Surat-surat Berharga, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003, hal. 264.

(49)

investasi profesional, agar digunakan sebagai modal berinvestasi baik di pasar modal maupun di pasar uang.

4. Instrumen derivatif

Instrumen derivatif merupakan sekuritas turunan dari suatu sekuritas lain, sehingga nilai instrumen derivatif sangat tergantung dari harga sekuritas lain.

Ada beberapa jenis instrumen derivatif, diantaranya waran, bukti right (right issue), opsi dan future.

Pada hakekatnya obligasi daerah tidak banyak perbedaannya dengan obligasi pemerintah maupun obligasi korporasi. Sebagaimana obligasi lainnya, obligasi daerah adalah surat berharga atau sertifikat berisi kontrak antara pemberi

pinjaman (dalam hal ini investor) dengan pemberi pinjaman (emiten). Yang membedakannya ialah bahwa dalam obligasi korporasi yang menjadi emiten

adalah perusahaan, dalam obligasi pemerintah yang menjadi emiten adalah pemerintah pusat, sedangkan dalam obligasi daerah yang menjadi emiten adalah pemerintah daerah.Pemerintah yang dimaksud dalam penerbitan obligasi daerah

ini bisa Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Kabupaten/Kota.

Obligasi daerah merupakan instrumen dari pasar modal.Hal ini secara

tegas diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor 111/PMK.07/2012.Obligasi daerah adalah pinjaman daerah yang ditawarkan kepada publik melalui penawaran umum di pasar modal.Namun obligasi daerah

(50)

B. Kedudukan dan Peran Akuntan Publik di Pasar Modal

1. Akuntan Publik sebagai Profesi Penunjang

Kedudukan Akuntan Publik sebagai profesi penunjang di pasar modal diatur di dalam UU No. 8 tahun 1995 tentang pasar modal.Salah satu tugas akuntan publik di pasar modal adalah memeriksa laporan keuangan dan

memberikan pendapat terhadap laporan keuangan.Tugas vital akuntan publik ini berkaitan erat dengan penerapan prinsip keterbukaan di pasar modal.

Prinsip keterbukaan adalah pedoman umum yang mensyaratkan emiten, perusahaan publik, dan pihak lain yang tunduk pada UUPM untuk menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh informasi

material mengenai usahanya ataau efeknya yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap efek dimaksud dan atau harga dari efek tersebut.

Adapun manfaat dari prinsip keterbukaan di dalam pasar modal adalah perbaikan dalam komunikasi, minimalisasi potensi benturan, fokus pada strategi-strategi utama, peningkatan dalam produktivitas dan efisiensi, kesinambungan manfaat,

promosi citra perusahaan, peningkatan kepuasan pelanggan dan peroleh kepercayaan investor.100

Tujuan dari prinsip keterbukaan ini adalah untuk menjaga kepercayaan investor sangat relevan ketika munculnya ketidakpercayaan publik terhadap pasar modal. Sebab ketiadaan keterbukaan atau ketertutupan informasi

100

(51)

akanmengakibatkan ketidakpastian bagi investor.101 Akibatnya investor akan sulit mengambil keputusan untuk berinvestasi. Dengan demikian tujuan prinsip

keterbukaan adalah hal yang penting.Untuk mengantispasi keadaan yang demikian, maka peraturan prinsip keterbukaan harus ditegakkan, karena peraturan prinsip keterbukaan secara substansial dapat memberikan informasi pada saat

yang telah ditentukan. Pembenaran prinsip keterbukaan untuk menjaga kepercayaan investor sejalan dengan pengembangan pasar modal di Indonesia

yaitu agar kualitas semakin terpercaya.102 Prinsip keterbukaan sudah menjadi fokus sentral dari pasar modal,103

101

Bismar Nasution, Keterbukaan dalam Pasar Modal, (Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2001).hal.28

102

Hasan Zein, “CMS dan Pengembangan Pasar Modal di Indonesia, ” dalam Indra Safitri,ed, Catatan Kolom Hasan Zein Buku Pertama, (Jakarta:Go Global Book Publishing Divison Safitri & Co,1998).hal.30

103

Bismar Nasution,Op. Cit., hlm. 9

dan Undang- Undang Pasar Modal Indonesia juga mengatur pelaksanaan prinsip keterbukaan sehingga investor dan pelaku

bursa lainnya mempunyai informasi yang cukup dan akurat untuk pengambilan keputusan. Untuk mendukung prinsip keterbukaan di pasar modal tersebut maka

diperlukan keterlibatan pihak-pihak yang terlibat di dalam pasar modal.

Kedua, pasar modal memiliki peran yang terbilang penting dalam perkembangan suatu negara. Beberapa fungsi dari pasar modal antara lain :

(52)

b. Sumber pembiayaan yang mudah dan cepat bagi perusahaan untuk membiayai operasional bisnisnya, serta pemerintah dalam hal ini untuk

membiyai pembangunan nasional.

c. Lembaga yang mempertinggi efisiensi alokasi sumber produksi dan berperan memperkokoh operasinal pasar finansial dalam menata sistem moneter.

Berkaitan dengan fungsi diatas, kegiatan pasar modal berlangsung secaraterus menerus dengan perkembangan dan dengan segala kompleksitasnya. Kegiatan

tersebut berlangsung tentunya dilingkupi oleh banyak pihak, baik pemerintah, masyarakat, serta lembaga atau organisasi dan profesi yang terkait langsung dalam proses operasionalisasi pasar modal. Pihak-pihak tersebut hadir dalam rangka

menjalankan dan memastikan terlaksananya mekanisme dan peraturan-peraturan yang berkaitan untuk mendukung terwujudnya keteraturan, keadilan dan efisiensi

pasar modal.

Tegak dan terlaksananya mekanisme dan peraturan-peraturan di pasar modal sejatinya diharapkan akan menjamin beberapa hal yang menjadi prinsip

dasar dalam kegiatan di pasar modall, yakni:104

a. Profesionalisme dan tanggung jawab pelaku pasar modal

b. Efisiensi c. Kewajaran

d. Perlindungan masyarakat (investor)

Salah satu pihak yang memiliki peran yang cukup penting sebagaimana dijelaskan diatas adalah profesi akuntan.Akuntan berperan dalam menyediakan

Referensi

Dokumen terkait

Data yang diperoleh dari Desa Kedungsumber tahun 2016 terdapat 115 ibu hamil, yang hadir mengikuti kelas ibu balita 30%, pada tahun 2017 terdapat 56 ibu balita, yang hadir

Riwayat bronchitis atau pneumoni yang berulang Tujuan Sebagai acuan tatalaksana penderita Asma Bronkial Kebijakan Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter Prosedur

Tuturan (4) terasa jauh lebih sopan, dan mengurangi resiko terjadinya konflik dibanding tuturan (3) yang terasa lebih kasar, ditandai oleh penggunaan leksikon-leksikon

Uang beredar dalam arti luas (broad money – M2), didefenisikan sebagai kewajiban sistem moneter terhadap sektor swasta domestik yang terdiri dari uang kartal (C), uang giral

The following paper tries to discuss the va rious dimensions of a model that can be developed in innovation, with reference to the innovation business that has

Membuat alat bantu sesuai dengan desain plat pintu bagian depan Komodo MBDA, untuk meletakan plat pintu ketika akan di-assembly dengan komponen- komponen penyusun pintu 2.

(2002) an employee assistance program is a comprehensive approach that many organizations have taken to deal with numerous problem areas, including marital or

Bureaucracy disease if neglected might become an acute problem, causing lower employees performance, and decreasing the organizational achievement Organization should review