• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kadar pati yang ditemukan lebih kecil

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kadar pati yang ditemukan lebih kecil"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Kadar pati yang ditemukan lebih kecil

Hal tersebut dikarenakan pemanasan dilakukan terlalu lama (setelah

mendidih). Pemanasan akan mempercepat laju reaksi. Pemanasan pada saat

titrasi (setelah mendidih) akan menyebabkan reaksi antara campuran fehling

dan glukosa standar semakin cepat, sehingga larutan fehling cepat dan banyak

tereduksi. Pada reaksi antara glukosa dan fehling, ion Cu2+ akan direduksi

menjadi Cu. Hal ini karena glukosa terdapat gugus aldehid yang merupakan

reduktor kuat yang dapat mereduksi fehling menjadi Cu2O

R-CH=O + 2Cu2+ + 5OH- → R-C-OH + Cu2O + 3H2O

Hal ini mengakibatkan volume titran yang dibutuhkan lebih sedikit. Ion Cu2+

yang direduksi menjadi Cu+ tidak hanya direduksi oleh gugus aldehid yang ada

di dalam glukosa standar melainkan juga direduksi oleh gugus aldehid dari

glukosa yang ada di dalam sampel sehingga titran yang dibutuhkan lebih sedikit.

(Reff:

www.univ.uit.umas.edv

)

http://chemeng-author.blogspot.com/2010/08/laporan-resmi-karbohidrat.html

(2)

I. TUJUAN

Adapun tujuan dari praktikum ini diantaranya yaitu:

1. Mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam menganalisis bahan alam yang berupa bahan yang mengandung kadar patinya. 2. Menganalisis bahan alam yang berupa bahan yang mengandung kadar patinya.

II. DASAR TEORI

Pati diperoleh dari berbagai jenis tumbuh – tumbuhan yang mengandung karbohidrat. Pati adalah karbohidrat yang berbentuk polisakarida dengan rumus umum (C6H10O5)n yang berupa polimer satuan glukose yang saling berkaitan melalui ikatan 1 – 4 alfa glukosid. Didalam pati terdapat amilose dengan rantai lurus, dan amilopeptin yang rantainya bercabang. Apabila pati ditetesi larutan iodium akan timbul warna yang disebabkan oleh amilose yang menyerap iodin. Pati ditemukan dalam biji, umbi, dan tangkai tanaman ( jagung, kentang, beras, gandum dll).

Pati tidak larut dalam air dingin, tetapi dalam air panas molekul pati akan menyerap air sehingga menggelembung dan pecah membentuk larutan yang agak keruh seperti lem.

Bila dihidrolisis, dengan perlakuan asam atau dengan penggunaan enzim – enzim menghasilkan dekstrin dari senyawa kompleks yang bermacam – macam, maltosa dan hsil akhirnya berupa glukosa. Pada hidrolisis pati, air akan menyerang 1-4 α glukosa pati membentuk dekstrin atau glukosa tergantung pada derajat pemecahan rantai polisakarida. Reaksi hidrolisis dapat dinyatakan dengan persamaan: (C6H10O5)n + nH2O Nn C6H12O6

Dan berlangsung sangat lambat. Untuk mempercepat reaksi perlu ditambahkan katalisator yang dapat berupa asam khlorid asam sulfat, asam nitrat. Jika hidrolisis dilaksanakan dengan bantuan asam, hasil reaksi harus dinetralkan terlebih dahulu dengan basa untk menghilangi sifat asamnya. Oleh karena itu pemilihan jenis asam perlu dipertimbangkan dar segi jenis bahan baku yang dihidrolilisis dan pemanfaatan hasil.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada waktu hidrolisis pati ialah waktu reaksi, suhu dan katalisator. Waktu reaksi yang semakin panjang mengakibatkan pati yang terhidrolisis makin meningkat, tetapi jika hidrolisis berlangsung terlalu lama hasil yang diperoleh menurun dan warnanya semakin gelap. Suhu reaksi saangat mempengaruhi hasil dan pengaruh suh terhadap konstanta kecepatan reaksi mengikuti persamaan Arrhenius:

R = tetapan gas umum, 1,987 cal/g mol K T = suhu absolut, K

Suhu yang makin meningkat akan memperbesar kecepatan reaksi, tetapi jika suhu terlalu tinggi, hasil banyak yang rusak, sehingga hasil berkurang dan mutunya menurun.

Penambahan katalisator akan mengaktifkan zat –zat yang akan bereaksi, hingga tenaga pengaktif yang diperlukan berkurang dan pada suhu yang konstan reaksi akan berjalan lebih cepat. Namun demian, apabila katalisatr yang ditambahkan terlalu banyak, hasil juga akan terganggu. Oleh karena itu, untuk memperoleh hasil hidrolisis yang sebaik – baiknya, keadaan proses yaitu waktu, suhu, jumlah dan konsentrasi katalisator yang dipilih reaktif baik (keadaan optimal).

Sifat lain yang dimiliki pati adalah tidak mereduksi larutan fehling, namun bereaksi dengan asam untuk membentuk ester. Hal ini menunjukkan kelompok hidroksil didalamnya. Sifat yang lain adalah pati jika dicampur dengan iodin akan memberikan warna biru. Pemanasan pati dengan air akan memisahkan dua komponen utama pati , yaitu amilosa dan amilopektin. Kebanyakan pati mengandung 10 – 20% amilosa dan 80 – 90% amilopektin(Wulung,R.B Seno,2008).

Karbohidrat terdapat dalam semua tumbuhan dan hewan serta penting bagi kehidupan. Lewat fotosintesis, tumbuhan mengkonversi karbondioksida atmosfer menjadi karbohidrat, terutama selulosa, pati dan gula. Selulosa adalah blok pembangun pada dinding sel yang kaku dan jaringan kayu pada tumbuhan. Sedangkan pati ialah bentuk cadangan utama dari karbohidrat untuk nantinya digunakan sebagai makanan atau sumber energi. Beberapa tumbuhan (tebu dan bit gula) menghasilkan sukrosa, yaitu gula pasir. Gula lain yaitu glukosa, merupakan komponen penting dalam darah. Dan gula lainnya, ribosa dan 2-deoksiribosa, ialah komponen material genetik dari RNA dan DNA. Karbohidrat lain penting sebagai komponen koezim, antibiotik, tulang rawan, cangkang krustasea, dinding sel bakteri dan membran sel mamalia.

Karbohidrat biasanya digolongkan menurut strukturnya sebagai monosakarida, oligosakarida atau polisakarida. Istilah sakarida berasal dari kata lain (sakarum,gula) dan perujuk pada rasa manisdari bebrapa karbohidrat sederhana. Ketiga golongan karbohidrat

iniberkaitan satu dengan yang lainnya dengan hidrolisis. Reaksi hidrolisisnya adalah sebagai berikut: H2O H2O

(3)

Monosakarida atau yang disebut dengan gula sederhana ialah karbohidrat yang tidak dihidrolisis menjadi senyawa yang lebih sederhana lagi. Polisakarida mengandung banyak unit monosakarida, adakalanya ratusan bahkan ribuan. Biasanya tidak selalu unit – unit ini identik. Dua dari polisakarida yang paling penting yaitu pati dan selulosa, mengandung unit – unit yang berhubungan dari monosakarida yang sama yaitu glukosa. Olligosakarida (dari kata Yunani Oligos, beberapa) mengandung sekurang –kurangnya dua dan biasanya tidak lebih dari beberapa unit monosakarida yang bertautan. Oligosakarida bisa disebut disakarida,trisakarida dan seterusnya bergantung pada jumlah unit glukosa, tetapi sukrosa dan disakarida lainnya terbuat dari dua unit monosakarida yang berbeda yaitu glukosa dan fruktosa.

Pati diperoleh dari jenis tumbuhan – tumbuhan yang mengandung karbohidrat yang berbentuk polisakarida dengan rumus umum (C6H10O5) yang berupa polimer satuan glukosa yang saling brekaitan melalui ikatan 1-4 alfa glukosid. Polisakarida mengandung banyak monosakarida yang berhubungan dengan beragam panjang rantai serat bobot molekulnya. Kebanyakan polisakarida memberikan satu jenis monosakarida jika dihidrolisis sempurna. Unit monosakarida dapat berhubungan secara linear atau rantainya dapat bercabang.

Di dalam pati terdapat amilose dengan rantai lurus dan amilopektin yang rantainya bercabang. Apabila pati ditetesi dengan larutan iodium akan timbul warna biru yang disebabkan oleh amilose yang menyerap iodium. Pati ditemukan dalam biji, umbi dan tangkai tanaman (jagung,kentang,beras,gandum dll).

VI. PEMBAHASAN

Salah satu sifat pati adalah bereaksi dengan asam untuk membentuk ester. Akan tetapi, reaksi dengan ester ini juga berhubungan dengan hidrolisis pati. Dalam larutan HCl 2 N terkandung air (H2O) yang bisa menghidrolisis pati menjadi disakarida dan monosakarida. Penambahan asam ini dilakukan secara berlebih yaitu 5 gram sampel( yaitu dari kelompok 7 menggunakan tepung terigu) dilarutkan dalam 250 ml HCl 2 N. Jika HCl yang ditambahkan melebihi batas kelebihan ini akan mengurangi hasil dari hidrolisis ini. Sebenarnya larutan HCl difungsikan sebagai katalisator yang hanya mempercepat reaksi tanpa mengurangi volume dari larutan HCl itu sendiri karena memang tidak bereaksi dengan pati.

Sifat lain dari pati adalah tidak mereduksi larutan fehling. Artinya bahwa, ketika kita menambahkan larutan pati pada larutan Fehling A dan Fehling B tidak akan terjadi reaksi reduksi. Untuk mengkondisikan supaya larutan pati dapat mereduksi larutan Fehling A dan Fehling B kita harus melakukan beberapa perlakuan diantaranya adalah sebagai berikut:

Pati dilarutkan dalam larutan asam kuat pekat, misalnya HCl 2 N. Paa saat proses pelarutan dilakukan, kita tidak perlu melakukan perlakuan mekanis seperti menggoyang – goyangkan labu godog yang digunakan sbgai wadah larutan.hal ini karena reaksi berjalan sempurna ditandai dengan pati yang terlarut secara menyeluruh dalam larutan asam pekat. Hanya saja kita harus mengaduknya secara intensif.

Larutan dididihkan dalam labu godog atau labu rebus selama±2 jam. Tujuan dari dilakukannya perebusan itu adalah untuk lebih menstabilkan larutan yang terbentuk supaya diperoleh sifat – sifat yang permanen (tidak berubah – ubah) pada larutan. Biasanya kestabilan larutan ini ditunjukkan oleh warna kunig kecoklatan (seperti warna minyak goreng kemasan) dari warna awal yaitu putih keruh.

Mengambil 20 ml larutan sampel dan kemudian menetralkan larutan tersenut dengan larutan NaOH 2,05 M. Penetralan ini bertujuan untk menghilangkan pengaruh asam pada larutan supaya dengan sifat netral larutan tersebut larutan dapat mereduksi reagen fehling. Sebelum digunakan untuk mereduksi reagen fehling, cuplikan yang teah diencerkan harus dinetralkan dengan aquades hingga volumenya 100 ml dengan labu ukur yang ukurannya 100 ml agar konsetrasinya tidak terlalu pekat. Dalam penggunaan NaOH tidak terpatok untuk konsentrasinya. Karena didalam penggunaannya hanya berfungsi untuk mengurangi keasaman. Ada melakukan praktikum phnya sampai sekitar 7-8 dan itu sdah memenuhi syarat. Hanya saja saat melakukan praktikum dari kelompok kami menemukan NaOH yang konsentrasinya seperti yang sudah diutarankan tadi yaitu 2,05. Didalam penembahan NaOH juga harus dilakukan secara teliti dan hati – hati karena kalau sampai tidak hati – hati bisa jadi terdapat penambahan berlebih NaOH dalam larutan hasil hidrolisis tersebut dan dapat mempengaruhi hasilnya dan perhitungannya juga.

Larutan asam kuat selain berfungsi sebagai pembentuk ester ketika direaksikan dengan pati, juga berfungsi sebagai katalisator yaitu untuk mempercepat reaksi pada hidrolisis pati yang umumnya tergolong reaksi lambat. Terkait dengan fungsinya sebagai katalisator ini, maka asam kuat hanya mempercepat reaksi tanpa harus bereaksi dengan pati. Di sisi lain, apabila suatu zat atau senyawa disebut katalisator dalam suatu reaksi, maka tentunya zat atau senyawa tersebuttidak mengurangi pengurangan volume dan hal ini terjadi pada larutan HCl 2 N tersebut yang mana tidak terjadi perubahan volume (volume tetap).

Pada saat analisis glukosa murni dilakukan, Fehling A dan fehling B yang akan dititrasi dengan larutan patihasil hidrolisis, harus dipanaskan diatas kompor pemanas terlebih dahulu sampai hampir mendidih. Hal itu karena untuk mempercepat reaksi antara larutan hidrolisis dengan larutan fehling. Pemanasan tersebut tidak dilakukan secara konsisten tetapi secara terputus – putus ata dapat dikatakan lain pada beberapa saat waktu dipanaskan dan beberapa saat waktu dititrasi tanpa melakukan pemanasan. Pada saat tidak dipanaskan campuran digoyang – goyangkan dengan menggunakan penjepit. Tujuannya agar reaksi yang berlangsung secara efektif sehingga titik akhir titrasi dapat ditentukan secara pasti. Dalam titrasi, larutan hidrolisis netral mengubah warna larutan yang semula biru menjadi merah karena terbentuk endapan merah bata. Begitu juga saat titrasi dihentikan sementara kemudian ditambahkan indikator Metylen Blue sehingga warna larutan menjadi biru kembali, larutan hasil hidrolisis tetap mengubah warna larutan menjadi merah dengan adanya endapan merah bata tersebut.

(4)

menyebabkan endapan merah yang seharusnya memberikan warna merah secara merat pada larutan menjadi tidak optimal karena endapan ini tidak ikut bereaksi (tetap mengendap ada dasr erlenmeyer) sehingga cenderung mempertahankan warna awalnya dan tidak membentuk endapan merah bata. Disamping penyaringan hal penting lainnya adalah menetralkan larutan hasil hidrolisis. Penetralan ini erat kaitannya dengan pereduksian larutan fehling, maka larutan pati harus diubah ke bentuk yang lain dengan jalan penambahan asam dan penambahan basa sebagai zat penetral sifat asam.

Secara umum, dalam percobaan analisis pati ini faktor – faktor yang berpengaruh terhadap reaksi – reaksi yang terjadi adalah katalisator, suhu dan waktu reaksi. Penambahan katalisator akan meningkatkan zat – zat yang akan bereaksi, hingg tenaga pengaktif yang diperlukan berkurang dan pada suhu yang konstan reaksi akan berjalan lebih cepat. Namun demikian, apabila katalisator yang ditambahkan terlalu banyak, hasil juga akan terganggu. Suhu yang semakin meningkat akan memperbesar kecepatan reaksi, tetapi jika suhu terlalu tinggi, hasil banyak yang rusak, sehingga hasilnya berkurang dan mutunya menurun. Waktu reaksi yang terlalu panjang mengakibatkan pati yang terhidrolisis semakin meningkat, tetapi jika hidrolisis berlangsung terlalu lama hasil yang diperoleh menurun dan warnanya semakin gelap. Suhu reaksi sangat mempengaruhi hasil dan pengaruh suhu terhadap konstanta kecepatan reaksi mengikuti persamaan Arrhenius:

k= A exp(E/RT) Keterangan:

k : konstanta kecepatan reaksi A : faktor frekuensi

E : tenaga pengaktif

R : tetapan gas umum 1,987 cal/gmol k T : suhu absolut, K

Reaksi utama yang terjadi dalam analisa pati ini adalah reaksi hidrolisis. Walaupun didalam larutan ditambahkan asam kuat pekat yaitu HCl 2 N namun larutan tersebut tidak bisa bereaksi dengan pati. Dalam titrasi, larutan asam kuat pekat hanya berfungsi sebagai katalisator yang mempercepat berlangsungnya reaksi tetapi tidak mengalami perubahan volume karena memang tidak ikut bereaksi.

http://elhabibdotcom.wordpress.com/2012/06/30/praktikum-analisis-pati/

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bermaksud mengungkap lebih mendalam tentang hubungan konsep diri dengan pengambilan keputusan karier pada siswa kelas XII SMK Negeri 1 Jenangan

Pada tahap identifikasi ciri dilakukan pemrosesan dengan tiga jenis citra yang dibutuhkan yaitu black white, grayscale dengan deteksi tepi yang bertujuan untuk mendapatkan

Return On Investment (ROI) sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI tahun 2010 - 2013” adalah benar hasil karya tulis

7 adalah penyebaran informasi dan pengetahuan tentang konsep budidaya padi dengan vermicompost (kascing) dan budidaya cacing tanah sebagai bahan pasokan pupuk

Parameter dalam penelitian ini adalah kadar asam laktat, pH, kadar gula reduksi, kadar air dan organoleptik fruitghurt dari lapisan putih (mesocarp) kulit buah semangka (

Dalam penelitian ini variabel eksternal yang digunakan adalah pengalaman yang digunakan untuk mengetahui apakah pengalaman berpengaruh terhadap penerimaan teknologi

Apabila ada informasi rekam medis yang tidak diisi (kosong) atau tidak dilengkapi didalam form rekam medis maka diberi tanda rumput pada kolom “NO” dan apabila sudah terisi

50.000.-(lima puluh ribu rupiah) dan tidak ada saksi yang menyatakan bahwa terdakwa melakukan jual beli Narkotika; Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut diatas maka