• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah Bank Syariah Peran dan Fungsi De

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sejarah Bank Syariah Peran dan Fungsi De"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Sejarah Bank Syariah,

(2)

Sekilas Kelahiran Bank Syariah

di Indonesia

• Kajian dan diskusi tentang Ekonomi dan Keuangan Islam

mulai mewacana pada dasa warsa 1980-an. Dawam Rahardjo, A. M. Saefuddin dan Amin Aziz adalah beberapa nama yang terlibat dalam kajian tersebut.

• Beberapa nama lembaga keuangan mikro seperti Baitut Tamwil – Salman ITB dan Koperasi Ridho Gusti sempat mencuat sebagai kritalisasi gagasan keuangaan Islam di era tersebut.

(3)

Prakarsa MUI dalam mendirikan

Bank Syariah di Indonesia

• Pada tanggal 18 -20 Agustus 1990 Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyelenggarakan Lokakarya tentang Bunga Bank dan Perbankan di Cisarua, Bogor.

• Hasil lokakarya tersebut dibahas secara lebih mendalam dalam Munas MUI ke IV yang berlangsung di Hotel Sahid Jaya di

Jakarta tanggal 22- 25 Agustus 1990.

• Munas tersebut mengamanatkan dibentuknya Kelompok Kerja untuk mendirikan bank Islam di Indonesia.

(4)

Keunikan Proses pendirian

Bank Syariah di Indonesia

• Secara historis, keinginan untuk mendirikan bank Syairah mula-mula berasal dari umat Islam, baik dari pakar dan kaum intelektualnya maupun ulamanya yang tergabung dalam MUI.

• Dari fase pengembangan wacana hingga berakhir dengan pendirian secara konkret, arus pendukung utama adalah MUI dan keum intelektual Muslim.

Pada fase tersebut, tidak terlihat peran dan dorongan dari pihak pemerintah baik dari Bank Indonesia maupun Departemen Keuangan sebagai institusi resmi.

• Ketika BMI telah resmi berdiri pada tahun 1991 dan beroperasi hingga tahun 1998, BI belum memiliki unit kerja yang secara khusus mengatur dan mengawasi operasional perbankan Islam tersebut.

(5)

Keunikan Proses pendirian

Bank Syariah di Indonesia

• Dengan proses kelahiran seperti itu, dapatlah disimpulkan bahwa pendirian perbankan syariah berasal dari bawah ke atas (down to top) dan bukan dari atas ke bawah ( Top Down) seperti yang terjadi di negara Malaysia dan di negara-negara Islam yang lain.

• Karena itulah, maka MUI memiliki hubungan yang sangat erat dengan perkembangan lembaga keuangan Syariah pada periode-periode

selanjutnya.

(6)

Proses pendirian

Bank Syariah di Malaysia

• Pada tanggal 7 April 1983 diloloskan di Parlemen Malaysia Islamic

Banking Act yang memberi landasan hukum beroperasinya sebuah Bank Islam di negeri tersebut..

• Pada tanggal 1 Juli 1983 berdirilah Bank Islam Malaysia Berhad (BIMB) sebagai bank Islam pertama di Malaysia.

• Pada tahun 1984 diloloskan pula Takaful Act yang menjadi basis landasan legal berdirinya asuransi Islam di Malaysia.

(7)

Pengertian

1. Lembaga Keuangan Syariah adalah setiap lembaga

yang kegiatan usahanya di bidang keuangan, yang didasarkan pada syariah atau hukum Islam, seperti perbankan, reksadana, takaful, dan sebagainya.

2. Produk keuangan Syariah adalah produk keuangan

yang mengikuti syariah Islam.

3. Dewan Syariah Nasional adalah Dewan yang dibentuk

(8)

Pengertian

Badan Pelaksanan Harian Dewan Syariah Nasional

(BPH-DSN) adalah badan yang sehari-hari

melaksanakan tugas Dewan Syariah Nasional.

Dewan Pengawas Syariah (DPS) adalah badan yang

ada di lembaga keuangan syariah dan bertugas

mengawasi pelaksanaan keputusan Dewan Syariah

Nasional di lembaga keuangan syariah, yang

(9)

Perbedaan Utama lembaga keuangan Syariah dengan

lembaga keuangan konvensional

Lembaga Keuangan Syariah

1. Didasarkan pada syariah atau hukum Islam

2. Bebas dari riba, maisir,

gharar, dharar, syub-hat, maksiat, risywah dan

zalim.

3. Memiliki Dewan Pengawas Syariah.

Lembaga Keuangan Konvensional

1. Tidak didasarkan pada

syariah atau hukum Islam. 2. Mengandung hal-hal yang

dilarang syariah seperti

riba, gharar, maisir, maksiyat dan lain-lain.

(10)

Kedudukan, status dan anggota DSN

1. Dewan Syariah Nasional merupakan bagian dari

Majelis Ulama Indonesia.

2. Dewan Syariah Nasional membantu pihak terkait,

seperti Departemen Keuangan, Bank Indonesia, dan lain-lain dalam menyusun peraturan/ketentuan untuk lembaga keuangan syariah.

3. Anggota Dewan Syariah Nasional terdiri dari para ulama, praktisi dan para pakar dalam bidang yang terkait dengan muamalah syariah.

4. Anggota Dewan Syariah Nasional ditunjuk dan

(11)

Tugas dan Wewenang

1. Dewan Syariah Nasional bertugas :

a. Menumbuh-kembangkan penerapan nilai-nilai syariah dalam kegiatan perekonomian pada umumnya dan keuangan pada khususnya. b. Mengeluarkan fatwa atas jenis-jenis kegiatan

keuangan.

c. Mengeluarkan fatwa atas produk dan jasa

keuangan syariah.

(12)

2. Dewan Syariah Nasional Berwenang :

• Mengeluarkan fatwa yang mengikat Dewan

Pengawas Syariah di masing-masing lembaga keuangan syariah dan menjadi dasar tindakan hukum pihak terkait.

• Mengeluarkan fatwa yang menjadi landasan bagi

ketentuan/peraturan yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, seperti Departemen Keuangan dan Bank Indonesia.

• Memberikan rekomendasi dan/atau mencabut

(13)

3. Dewan Syariah Nasional Berwenang :

a. Mengundang para ahli untuk menjelaskan suatu masalah yang diperlukan dalam pembahasan ekonomi syariah, termasuk otoritas

moneter/lembaga keuangan dalam maupun luar negeri.

b. Memberikan peringatan kepada lembaga keuangan syariah untuk menghentikan penyimpangan dari

fatwa yang telah dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional

c. Mengusulkan kepada instansi yang berwenang

(14)

Mekanisme Kerja

Dewan Pengawas Syariah (DPS)

1. Dewan Pengawas Syariah melakukan pengawasan

secara periodik pada lembaga keuangan syariah yang

berada di bawah pengawasannya.

(15)

Mekanisme Kerja

Dewan Pengawas Syariah (DPS)

3.

Dewan Pengawas Syariah melaporkan

perkembangan produk dan operasional lembaga

keuangan syariah yang diawasinya kepada Dewan

Syariah Nasional sekurang-kyrangnya dua kali dan

satu tahun anggaran.

4.

Dewan Pengawas Syariah merumuskan

(16)

Tugas dan Fungsi

Dewan Pengawas Syariah (DPS)

1. Tugas utama DPS adalah mengawasi

(17)

Tugas dan Fungsi Dewan Pengawas Syariah

(DPS)

2. Fungsi utama DPS adalah :

a. Sebagai penasehat dan pemberi saran kepada direksi, pimpinan unit usaha syariah dan pimpinan kantor cabang syariah mengenai hal-hal yang terkait dengan aspek syariah.

b. Sebagai mediator antara lembaga keuangan syariah dengan DSN dalam mengkomunikasikan usul dan saran pengembangan produk dan jasa dari lembaga keuangan syariah yang memerlukan kajian dan

(18)

Bagaimana fatwa dikeluarkan?

• DSN mengeluarkan fatwa mengenai suatu produk,

jasa, dan ketentuan setelah mendapatkan suatu permohonan fatwa dari otoritas moneter atau LKS.

• BPH-DSN melakukan pengkajian secara mendalam

mengenai persoalan yang diminta fatwanya dengan melakukan rapat intensif dan workshop.

• BPH-DSN merumuskan draft fatwa untuk dibahas

lebih lanjut dalam rapat pleno DSN.

(19)

Proses keluarnya fatwa

Otoritas Keuangan/ LKS

DSN

BPH-DSN Memita fatwa Pendalaman masalah dan perumusan fatwa dilakukan oleh BPH

BPH melakukan workshop dan pengkajian secara intensif dan

Rapat pleno DSN

Pleno menyetujui draft fatwa

Fatwa

(1)

(2)

(20)

Hubungan antara DSN dan Otoritas Keuangan

Dewan Syariah Nasional (DSN)

Otoritas Keuangan (BI dan DepKeu)

Lembaga Keuangan Syariah LKS

Mengeluarkan fatwa

Meminta fatwa

a. Ketentuan operasional kegiatan usaha

(21)

MUI, DSN dan DPS

Dewan Syariah Nasional

Dewan Pengawas Syariah

(22)

Referensi

Dokumen terkait

Penyerapan Perbekalan yang Digunakan untuk Penangkapan Ikan Tahun 2015 - 2019.

Dalam hal ini peran komputer host selain sebagai pengirim kode S- record ke memori 68HC11 (sebagai downloader), juga dapat digunakan sebagai fasilitas untuk menulis instruksi

Penelitian lain yang dapat dilakukan berkaitan dengan kanji dan memori adalah bagaimana pembelajaran dengan pendekatan bushu kanji terhadap kemampuan penguasaan

Bila zat pengganggu tidak dapat diabaikan maka akurasi analisis harus dimulai dengan pemisahan analit dan zat pengganggu ... Tujuan akhir dari pemisahan dalam analisis kimia

Simpulan yang didapat yaitu merancang data warehouse aplikasi pembelian dan penjualan barang yang akan sangat membantu pihak eksekutif dalam memperoleh laporan dengan waktu

memperoleh unsur-unsur pembeda, atau untuk menjelaskan struktur tertentu (Kridalaksanadalam Tarigan, 1987:100). Proses subsitusi merupakan hubungan gramatikal, dan lebih

Gambar 5.18 Analisis Bentuk Masa Bangunan Pertunjukan Metafora Bentuk dari Kepyak Alat Pagelaran Wayang Kulit

UU tersebut member arahan bagi bank-bank konvensional untuk membuka cabang syariah/ unit usaha syariah (UUS) atau mengkonversi menjadi bank syariah..Tabungan Haji