Kualitas dan kuantitas pangan dari suatu negara adalah salah satu tolak ukur yang merefleksikan keadaan perekonomian negara. Indonesia sebagai negara agraris memiliki lebih dari 11,4 juta hektar luas pertanian (berdasarkan data Badan Pusat Statistik), masih belum dapat dikatakan mencapai ketahanan pangan nasional. Mengapa demikian? Karena kuantitas dari kebutuhan pangan masih dibawah angka terpenuhi. Indonesia masih harus mengimpor kebutuhan pangan dari luar negeri untuk mencukupi kuota pangan masyarakat Indonesia. Contohnya adalah sebagai berikut (survei di salah satu kota di Indonesia).
Hubungan data statistik di atas dengan kualitas dan kuantitas pangan
Y = f( X1, X2, X3) Dimana:
Y = Inflasi Bahan Makanan (%)
X1 = Harga dasar gabah (Rp.-/Kg)Jumlah impor beras (Kg) X2 = Jumlah impor beras (Kg)
X3 = Jumlah produksi padi (Ton)
Selain itu, dapat pula menggunakan persamaan regresi non linear sebagai berikut:
Yt = Ln b , b LnX1t, b Ln X2₀ ₁ ₂ t, b3 Ln X3 t <Rumus matematis/ekonomi>
Adapun model ekonometrika awal yang digunakan seperti yang disebutkan di atas adalah sebagai berikut :
Y = F(X1, X2, X3, e) <Model Ekometrika awal>
Adapun model ekonomi penelitian dengan menggunakan ECM adalah sebagai berikut:
Y = F(LnX1, LnX2, LnX3, D1, D2) <Model ECM>
Tinjauan Pustaka: