• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. pada wanita menopause yang berumur antara tahun yang diberikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. pada wanita menopause yang berumur antara tahun yang diberikan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

6.1 Subyek Penelitian

Untuk mengetahui efek pemberian ekstrak plasenta terhadap peningkatan kadar estradiol (E2) dan kadar FSH pada menopause, maka dilakukan penelitian pada wanita menopause yang berumur antara 45 – 60 tahun yang diberikan ekstrak plasenta selama 2 minggu.

Sebagai subyek penelitian adalah wanita menopause berumur 45-60 tahun yang bekerja sebagai perawat di RSUP Sanglah Denpasar, tidak mendapat haid dalm 12 bulan terakhir serta tidak menderita penyakit ovarium. Wanita yang dijadikan sampel dalam penelitian ini berjumlah 32 orang, yang terbagi menjadi dua kelompok masing-masing berjumlah 16 orang yaitu kelompok kontrol ( plasebo) dan kelompok perlakuan ( ekstrak plasenta).

Penelitian dilakukan selama 2 minggu didasarkan pada penelitian pendahuluan yang dilakukan di klinik Yoshida Jepang selama 2 minggu untuk mengetahui keluhan menopause saja (Yoshida, 2001). Dalam hal ini, peneliti juga melakukan penelitian terhadap peningkatan terhadap estradiol (E2) dan FSH.

(2)

6.2 Pengaruh Ekstrak Plasenta terhadap Kadar Estradiol (E2) dan FSH dalam darah

Hasil penelitian dan analisis data kadar estradiol dan FSH darah pada kelompok kontrol dan perlakuan menunjukkan bahwa uji normalitas (Uji Shapiro Wilk) dan homogenitas (Levene test) untuk kelompok pre dan post-test masing-masing kelompok berdistribusi normal dan homogen (p > 0,05).

Uji perbandingan sebelum diberikan perlakuan berupa ekstrak plasenta antara kedua kelompok menggunakan uji t-independent. Uji perbandingan pre test antara kedua kelompok menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna kadar estradiol dan FSH dalam darah antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan ( p > 0,05). Hal ini berarti bahwa kadar estradiol dan FSH dalam darah pada kedua kelompok adalah sama atau dengan kata lain kedua kelompok sebelum diberikan perlakuan kadar estradiol dan FSH tidak berbeda (p > 0,05).

Uji perbandingan sesudah diberikan perlakuan berupa ekstrak plasenta antara kedua kelompok menggunakan t-independent. Uji perbandingan post test antara kedua kelompok menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna peningkatan kadar estradiol dalam darah antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan dan juga terdapat perbedaan peningkatan kadar FSH antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan.

(3)

6.3 Pengaruh Ekstrak Plasenta Terhadap Penurunan Gejala Menopause

Hasil analisis dengan uji Mann-Whitney menunjukkan rerata skor gejala menopause kelompok kontrol adalah 44,62±2,50, rerata kelompok ekstrak plasenta adalah 43,19±2,93. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa rerata skor gejala menopause sebelum perlakuan pada kedua kelompok adalah sama (p > 0,05). Sedangkan rerata skor gejala menopause setelah perlakuan pada kelompok kontrol adalah 32,44±1,99, rerata kelompok ekstrak plasenta adalah 15,38±2,66. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa rerata skor gejala menopause setelah perlakuan pada kedua kelompok berbeda secara bermakna (p < 0,05). Untuk menilai gejala menopause menggunakan MRS (Menopause Rating Scale) dari Greene yaitu mengukur gejala psikologik, somatik dan vasomotor, dimana tiap-tiap gejala dinilai derajatnya sesuai dengan berat ringannya gejala dengan memakai 5 tolak ukur. Pada penelitian ini didapatkan bahwa penurunan gejala menopause berdasarkan MRS (Menopause Rating Scale) pada kelompok perlakuan adalah 64,4% sedangkan pada kelompok kontrol adalah 27,3%. Hal ini didukung oleh hasil penelitian sebelumnya yang mendapatkan penurunan gejala menopause pada kelompok perlakuan sebesar 77,4% dibandingkan plscebo yang hanya 25%. (Yoshida, 2001).

Dari hasil ini didapatkan bahwa terjadi peningkatan kadar estradiol (E2) dan FSH serta pengurangan gejala menopause secara bermakna pada kedua kelompok sesudah diberikan perlakuan berupa ekstrak plasenta 2 mg selama dua minggu (p<0,05).

(4)

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakuan oleh tujuh organisasi kesehatan yang ada di Jepang untuk mengatasi gangguan menopause dari bulan Maret sampai Desember 1980, dengan 55 orang pasien, dimana 31 orang mendapatkan ekstrak plasenta (Melsmon®), dengan dosis 2 ml diberikan 3x dalam seminggu, intramuskular selama 2 minggu, totalnya sebanyak 6 suntikan. Sedangkan 24 orang mendapatkan plasebo dengan dosis 2ml, diberikan 3x seminggu, intramuskular, total sebanyak 6 suntikan. Setelah 2 minggu didapatkan bahwa suntikan ekstrak plasenta sangat efektif untuk mengurangi keluhan yang terjadi pada gangguan menopause, baik keluhan fisik dan psikologik secara keseluruhan yaitu sebesar 77,4% dibandingkan placebo 25% (Yoshida, 2001).

Penelitian pemberian ekstrak plasenta juga dilakukan di Korea Selatan, dimana penelitian ini untuk mengevaluasi efek klinis Human Exctract Placenta (HPE) (JBP Plamon®) pada wanita dengan keluhan klimakerik. Dilaporkan ke- 17 pasien yang menjadi sampel, didapatkan penurunan keluhan klimakterik yang diberikan suntikan HPE sebesar 2ml selama 4 minggu (Chung et al., 2007).

Sementara penelitian Kong et al (2008) juga dilakukan di Korea, untuk melihat efek Human Placenta Exctract (HPE) pada wanita usia 40 – 60 tahun dengan gejala menopause, kelelahan kronik dan faktor resiko penyakit jantung, dimana subyek dibagi 2 kelompok. Kelompok HPE diberikan suntikan HPE di daerah perut (abdomen), sedangkan kelompok plasebo diberikan normal saline, selama 8 minggu. Ternyata dapat menurunkan gejala menopause serta kelelahan kronik, sedangkan faktor resiko penyakit jantung tidak mengalami perubahan yang berarti selama penelitian.

(5)

Penelitian lainnya dengan HPE oleh Lee et al (2009) di Korea terhadap 108 wanita dengan gejala klimakterik yang dilakukan secara random, selama 4 minggu, yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kontrol dan plasebo. Didapatkan penurunan gejala klimakterik, dimana hasil lebih tinggi pada kelompok kontrol dibandingkan plasebo yaitu 12,30+/- 10,44 dan 7,15+/-9,11 dengan P=0,012.

Hal ini disebabkan karena plasenta dapat bertindak sebagai prekursor dari ibu ke janin, dimana kolesterol dan pregnenolon yang diperoleh dari aliran darah ibu untuk sintesis progesteron dan estrogen (Speroff et al., 2005).

Kolesterol adalah bahan dasar steroidogenesis. Semua steroid menghasilkan organ kecuali plasenta dapat mensitesis kolesterol dari acetat (Speroff et al, 2005). Selanjutnya melalui aliran darah , kolesterol akan memasuki sel ovarium dan adanya proses biosintesis maka kolesterol disimpan dalam bentuk ester.

Selama proses steroidogenesis , jumlah atom karbon pada kolesterol dapat berkurang tapi tidak pernah meningkat. Setiap perubahan di mediasi oleh banyak enzim yang berbeda pada tiap-tiap jaringan.

Enzim steroidogenesis adalah salah satu kelompok dehydrogenase atau kelompok sitokrom P450 dari oksidasi. Enzim P450 dapat memetabolisme banyak bahan. Enzim P450 dihasilkan dari asam amino dan sequensi nukleotida yang menunjukan bahwa setiap kolesterol dan pregnenolon di mediasi oleh protein tunggal yaitu P450scc yang terikat dengan membrane dalam mitokondria.

Perubahan kolesterol menjadi pregnenolon melibatkan hidroksilasi pada atom carbon 20 dan 22 dengan memutus salah satu rantai yang terjadi di mitokondria. Selanjutnya enzim P450c17 sebagai mediasi untuk mengubah 17-

(6)

hydroxypregnenolone menjadi dehydroepiandrosterone. Begitu juga dengan perubahan progesteron menjadi 17-Hydroxyprogesterone akibat peranan P450c17. Androgen adalah prekursor yang umum terdapat pada estrogen. Aktivitas 17ß-Hydroxysteroid dehydrogenase akan mengubah androstenedion menjadi testosteron, yang bukan merupakan hasil utama dari ovarium. Akibat adanya enzim P450arom yang menyebabkan terjadinya aromatisasi perubahan testosteron menjadi estradiol yang merupakan hormon utama estrogen.

Dalam penelitian ini subyek diberikan ekstrak plasenta (Melsmon®) 2ml, 3x per minggu selama 2 minggu dan telah terjadi peningkatan kadar estradiol (E2) dan FSH serta pengurangan gejala menopause. Sesuai dengan hasil penelitian diatas bahwa terjadi peningkatan estradiol karena adanya pengaruh efek enzim P450scc dan P450c17 yang terdapat pada ekstrak plasenta, tapi tidak dijumpai pada ibu, sehingga bila diberikan maka akan meningkatkan estradiol.

Banyak faktor yang turut ambil bagian dalam penelitian ini. Faktor gaya hidup pada tiap subyek memungkinkan terjadi peningkatan E2 dan FSH, walau ada kemungkinan terjadinya ketidak teraturan untuk menjalaninya. Sementara peningkatan pada gejala menopause lebih signifikan, selain pemberian ekstrak plasenta juga adanya kebiasaan mengkonsumsi kedelai sebagai makanan sehari-hari yang memberi dampak pada pengurangan keluhan menopause yang dialami (Akam, 2002). Kedelai merupakan fitoestrogen yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang memiliki struktur kimia mirip dengan estrogen. Penelitian buta ganda dengan plasebo secara acak pada 104 wanita pascamenopause yang diberi protein kedelai 60 g selama 12 minggu dengan kelompok plasebo, ditemukan

(7)

penurunan keluhan menopause secara bermakna (Akam, 2002). Untuk mendapat efek biologi, dianjurkan mengkonsumsi bahan makanan dengan kandungan isoflavon 30 – 50 mg/hari (Akam, 2002).

Dilihat dari komposisi Melsmon® yang terdiri dari asam amino, substansi asam nukleat serta mineral, yang tenyata dapat meningkatkan estradiol (E2) dan FSH seharusnya tidak digunakan pada wanita dengan level hormon yang normal.

Dengan adanya peningkatan kadar E2 dan FSH serta pengurangan gejala menopause, diharapkan usia harapan hidup wanita dapat meningkat tanpa disertai terjadinya peningkatan penyakit akibat proses penuaan terutama yang berhubungan dengan keluhan-keluhan menopause.

(8)

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian pemberian ekstrak plasenta 2 mg pada wanita menopause selama 14 hari didapatkan simpulan sebagai berikut:

1.Pemberian suntikan ekstrak plasenta (Melsmon®) meningkatkan kadar estradiol pada menopause.

2.Pemberian suntikan ekstrak plasenta (Melsmon®) meningkatkan kadar FSH pada menopause.

3.Pemberian ekstrak plasenta (Melsmon®) mengurangi gejala pada menopause.

7. 2 Saran

Sebagai saran dalam penelitian ini adalah:

1. Disarankan kepada wanita yang akan atau sudah memasuki masa menopause dapat menggunakan suntikan ekstrak plasenta sebagai

(9)

salah satu alternatif terapi untuk mengurangi gejala-gejala yang dialami pada saat menopause.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui mekanisme kerja ekstrak plasenta lebih mendalam.

3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang efek lain dalam ekstrak plasenta yang bisa digunakan sebagai terapi di bidang estetik

khususnya peremajaan kulit pada wanita menopause sehingga kualitas hidup mereka menjadi lebih baik serta kemampuan untuk

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Akam, P. 2002. ‘’Hubungan antara asupan fitoestrogen isoflavon dengan

prevalensi gejolak panas pada wanita menopause di Kelurahan Utan Kayu Selatan Kecamatan Matraman, Jakarta Timur ‘’ (tesis). Jakarta: Bagian Obstetri dan Ginekologi FKUI/RSCM.

Archambault, S. 2008. Independent Samples t Test, [cited 2008]. Available from: http://www.wellesley.edu/psychology.psych205/indeptest.html.

Azhar, B.M. 2000. Hubungan Usia Menopause dengan Usia Menars dan Paritas pada Wanita Usia 45-55 tahun di Kecamatan Kemuning Palembang. Jurnal Kedokteran & Kesehatan Publikasi Ilmiah FK Universitas Sriwijaya. p. 851-855. Baziad, A. 2003. Endokrinologi Ginekologi. Edisi kedua. Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal 82-84.

Baziad, A. 2003. Menopause dan Andropause. Cetakan Pertama. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. hal 5-40.

Berek, J.S. 2005. Novak’s Gynecology. 13th ed. Los Angeles California. Lppincott Williams & Wilkins.

Chung et al. 2007. Journal of Pyschosomatic Obstetric and Gynecology. Clinical Efficacy of HPE (JBP Plamon®) in Women with Climacteric Symptoms [ cited 2011 March 11]. Available from: http//www.highbean.com/doc/IP3-1426334311.html.

DeCherney, A.H and Nathan, L. 2005. Current Obstetric & Gynecologic Diagnosis & Treatment. 19th ed. Los Angeles California. McGraw Hill.

Depkes, 2004. Terapi Sulih Hormon Pada Wanita Perimenopause. Available at http://www.yanmedik-depkes.net/hta/ accesed Mei, 2009.

Djuanda, E. 2005. Anti Aging : Rahasia Awet Muda. Cetakan ke-2. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. hal 1-8.

Fowler, B. 2003. Functional and Biological Markers of Aging. In :Klatz, R. 2003. Anti-Aging Medical Therapeutics volume 5. Chicago : the A4M Publications. p. 43.

Gardner, D. 2007. Greenspan’s Basic& Clinical Endocrinology. Eight Edition. Lange Medical Book. p.537-540.

(11)

Greene, J.G. 2003. Measuring the symptom dimension of quality of life : General and menopause specific scales and their subscale structure. In : Schneider HPG, editor HRT and quality of life. The Parthenon Publising Group. Boca Raton, London, NY, Washington ; 2003. Pp. 35-43.

Klatz, 2003. Anti-Aging Revolution. Section One : on Aging. Chapter 1. Theories on Aging. p. 20-23.

Kong et al. 2008. Effects of PE Menopausal Symptoms, Fatique, and Risk Factors for Cardivascular disease in Middle-Aged Korea Woman, Mar-Apr.,[ cited 2008 March 2011]. Available from: http//www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18090035. Lee et al. 2009. Efficacy and safety of HPE in Alleviating Climacteric Symptoms. [cited 2011 March]. Available from : http//www. Ncbi.nim.nih gov/pubmed/20144174.

Morgan, R. 2003. Hormone Replacement Therapy: A Primer-DHEA, Estrogen, HGH,Melatonin, Progesteron, Testosteron, Thyroid. In: Klatz, R. 2003. Anti-Aging Medical Therapeutics Volume 5. Chicago: the A4M Publication. P.325-327,330-332.

Pangkahila, W. 2007. Anti-Aging Medicine. Memperlambat Penuaan Meningkatkan Kualitas Hidup. Penerbit Buku Kompas. November. hlm.8-9,13-21,24-28,81-85,132-134.

Pangkahila, W. 2007. The Fundamental of Integrative Anti-Aging Medicine and its Application.Presented at the Workshop of Anti-Aging Today. Surabaya, April 11-13, 2007.

Pocock, S. 2008. Clinical Trials: A Practical Approach. Chichester: John Wiley & Sons. p.127-128.

Rachman, I.A. 2009. Protokol Terapi Sulih Hormon Pada Perempuan. Disampaikan Pada Simposium Ilmiah Nasional Perkapi. Jakarta.18-19Juli.

Rogerio, A. L. 2000. Menopause in Cecil Textbook of Medicine, 21th ed, W. B. Saunders Company. p. 1361-1366.

Schoonjans, F. 2008. Mann-Whitney Tesy (Independent Samples), [cited 2008 May,29]. Available from:http://www.medcalc.be/manual/mannwhitney.

Sensus Penduduk, 2010. Available at http://www.bps.go.id/sp2010. Accessed. Maret, 2010.

Sherwood, L. 2001. Human Physiology: From cells to Systems). 2th. ed. Division of International Thomson Publishing Inc. p.725-728.

(12)

Soules, M.R., Sherman, S., Parrot, E et al. 2001. Stages of Reproductive Aging Workshop (STRAW). J Women Health Gend Based Med. P.843.

Speroff, L., Glass,R.H., Kase, N.G. 2005. Menopause and Perimenopausal Transition. In : Clinical Gynecologic Endocrinology and Infertility. Lippincott Williamsand Wilkins. 7th. Ed. Philadelphia. p. 643-707

Szar, D.H. 2007. Part I: Basic Medical Science. Chapter 12. The Female Reproductive System. In: Endocrine and Reproductive Systems.Third Edition. Mosby Elsevier. p. 120-143, 178-190.

WHO EMRO. 2005. Eastern Mediterranean Health Journal. Availble at http://www.emro.who.int/rhrn/. Accessed July, 2008.

Wibowo, S. 2003. Andropause : Keluhan, Diagnosis dan Penanganannya.Dalam : The Concepts of Anti Aging and How to Make Without Disorder. Jakarta : FKUI. hal : 11-17.

Yoshida, K. 2001. Placenta Power : For Health and Beauty. First Edition. Futami Shobo Publishing Co, Ltd.

(13)
(14)

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Program Sekolah berwawasan lingkungan Terhadap Kognitif Afektif dan Psikomotorik Lingkungan Hidup Siswa Sekolah Dasar di Kota Medan(Studi Kusus di SD

Mata Pelajaran Nilai Rata-rata Rapor.. Nilai Ujian

maka dalam beberapa saat akan ada arus listrik yang mengalir masuk ke dalam kapasitor, kondisi ini disebut proses pengisian kapasitor, apabila muatan listrik di dalam kapasitor

Perumusan strategi dimulai dengan penentuan faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman strategis bagi agribisnis teh Indonesia. Faktor kekuatan strategis

Segala puji serta syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah ﷻ yang telah memberikan rahmat, hidayah dan pertolongan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal

Setelah batas akhir waktu upload dokumen penawaran secara elektronik melalui Lpse Polda Bali, penyedia yang mengupload dokumen penawaran tidak ada sehingga menyebabkan lelang

Pemboleh ubah yang dikaji hanya skop kreativiti pelajar, skop persepsi pelajar terhadap amalan pengajaran guru, dan skop strategi keusahawanan dalam mengenal pasti peluang

Atkinson (l 965) rnempostulatkan geometri ruang-waktu jang dinjatakan oleh metrik jang orthogonal, simetri sleris dan statis dalam bentuk jang sangat umum dirnana sebagai titik