• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT DINAS PETERNAKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT DINAS PETERNAKAN"

Copied!
157
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP

)

TAHUN 2013

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

DINAS PETERNAKAN

(2)

KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggung jawaban kinerja suatu Instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis Instansi Pemerintah. Dengan telah berakhirnya pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2013, maka Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat sebagai unit kerja eselon II menyusun laporan pertanggung jawaban tersebut.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat disusun sebagai salah satu perwujudan akuntabilitas atas pencapaian visi, misi, dan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang diemban kepada publik, yang bersifat tahunan sebagaimana diamanatkan dalam Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah untuk mencapai “good governance”.

Laporan ini disusun mengacu pada Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 65 Tahun 2012 tentang Pedoman Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Barat. LAKIP mencakup ikhtisar pencapaian sasaran sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja dan dokumen perencanaan.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat sekaligus sebagai pertanggung jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan peternakan dan kesehatan hewan untuk terwujudnya Good Governance.

KEPALA DINAS PETERNAKAN PROVINSI SUMATERA BARAT

Drh. ERINALDI, MM Pembina Tk I,

(3)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Akuntabilitas sebagai salah satu pilar tata kepemerintahan yang baik, merupakan pertanggungjawaban atas mandat yang melekat pada suatu lembaga. Dengan landasan pemikiran tersebut, Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2013 ini disusun. LAKIP ini menyajikan capaian kinerja dari Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat selama tahun 2013 yang merupakan pelaksanaan mandat yang diemban oleh organisasi dan sebagai pelaksanaan dari Inpres 7 Tahun 1999 yang mengharuskan setiap Instansi Pemerintah menyusun suatu laporan akuntabilitas kinerja. Selain itu LAKIP ini juga merupakan kebutuhan Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat dalam melakukan analisis dan evaluasi kinerja dalam rangka peningkatan kinerja organisasi secara menyeluruh.

Penyusunan LAKIP tahun 2013 ini pada hakekatnya merupakan kewajiban dan upaya untuk memberikan penjelasan mengenai akuntabilitas dan responsibilitas terhadap kinerja yang telah dilakukan selama tahun 2013. Hal ini mengingat pelaporan akuntabilitas kinerja merupakan suatu keharusan manajemen pemerintahan negara dan implementasi berbagai kebijakan negara yang menitikberatkan pada upaya peningkatan kepercayaan publik dan perwujudan kepemerintahan yang baik (good governance), sebagaimana termuat dalam TAP MPR No. XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme yang ditindaklanjuti dengan UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

Seiring dengan upaya merealisasikan good governance, Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat telah melaksanakan berbagai kegiatan dan program, mewujudkan tercapainya tujuan dan sasaran, serta visi dan misi yang secara sistematis telah dituangkan dalam Renstra Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2011 – 2015, dengan visi “Sumbar sebagai Sentra Pengembangan Ternak Unggul untuk Memperkuat Ketahanan Pangan Hewani dan Kesejahteraan Masyarakat Peternakan”. Sesuai dengan visi tersebut, maka misi Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat adalah “Mengembangkan kawasan utama ternak unggul yang ditetapkan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, Meningkatkan produksi ternak dan konsumsi pangan asal hewan di Sumatera Barat, Mendukung terciptanya sistem produksi dan distribusi pangan asal hewan yang efisien dengan kualitas yang Aman,

(4)

Sehat, Utuh dan Halal (ASUH) secara berkelanjutan, Meningkatkan pendapatan masyarakat peternakan, Meningkatkan sarana dan prasarana pengembangan peternakan, Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia masyarakat peternakan, Mengembangkan kelembagaan sosial dan ekonomi peternakan, dan Menerapkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS) dalam bidang peternakan”.

Dalam rangka mewujudkan visi dan misi Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat di atas maka di tetapkanlah tujuan dan sasaran strategis yang akan dicapai dalam kurun waktu 5 (Lima) tahun (2011-2015). Tujuan yang akan dicapai adalah pertama : Meningkatkan kawasan ternak unggul; kedua : Meningkatnya populasi, produksi ternak dan konsumsi pangan hewani di Sumatera Barat; ketiga : Terciptanya sistem distribusi pangan hewani yang efisien dengan kualitas yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH) secara berkelanjutan; keempat : Berkembangnya pascapanen dan pengolahan hasil peternakan; kelima : Meningkatnya pendapatan peternak dan pengusaha peternakan; keenam: Meningkatnya sarana dan prasarana pembangunan peternakan; ketujuh : Meningkatnya kualitas sumberdaya manusia peternakan baik pelaku usaha peternakan maupun aparatur pemerintahan di bidang peternakan; kedelapan : Berkembangnya kelembagaan sosial dan ekonomi peternakan (Kelompok Tani Ternak, koperasi, Asosiasi-asosiasi, Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKMA), dan lain-lain); kesembilan : Berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS) dalam bidang peternakan.

Dalam upaya mencapai tujuan maka ditetapkan sasaran strategis meliputi : pertama : Terbentuknya kawasan-kawasan utama pengembangan ternak unggul di Sumatera Barat; kedua : Meningkatnya angka kelahiran dan menurunnya angka kematian ternak, dan meningkatnya produktifitas ternak, jenis dan mutu produk pascapanen dan pengolahan hasil peternakan; ketiga : Terjaminnya kualitas pangan hewani yang dikonsumsi masyarakat secara ASUH; keempat : Bertambahnya jumlah pelaku usaha pascapanen dan pengolahan hasil peternakan; kelima : Meningkatnya proporsi margin yang diperoleh peternak dalam proses tataniaga ternak, keenam : Tersedianya sarana prasarana yang cukup terutama di kawasan utama pengembangan ternak unggul; ketujuh : Meningkatnya pengetahuan, keterampilan dan pendidikan aparatur pemerintahan di bidang peternakan dan kesehatan hewan, serta meningkatnya pengetahuan dan keterampilan sdm aparatur dan peternak;

(5)

kedelapan : Meningkatnya jumlah kelembagaan sosial dan ekonomi peternakan; kesembilan : Terbentuknya masyarakat peternakan yang berbasis IPTEKS.

Keberhasilan secara kinerja tahun 2013 dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Tercapainya ketersediaan pangan asal hewan (daging, telur, susu) dengan capaian kinerja :

a. Jumlah komoditi yang dikembangkan dalam akses pasar produk peternakan sebanyak 3 komoditi;

b. Jumlah produksi hewan/ non pangan dengan keunggulan kompetitif, yaitu : Daging sebanyak 55 ton, Telur sebanyak 65 ton, Susu sebanyak 2,19 ton, Dendeng sebanyak 5,4 ton dan Rendang sebanyak 278 ton.

Jumlah produksi yang dimaksud pada point b. : produksi daging yang dimanfaatkan untuk produk olahan berupa bakso, nuget, sate dan lain-lain, selain dendeng dan rendang. Demikian juga dengan produksi telur yang dimanfaatkan untuk produk olahan yang berasal dari telur.

2. Tersedianya sarana dan prasarana yang cukup terutama dikawasan utama pengembangan ternak unggul dengan capaian kinerja :

Terpenuhinya kebutuhan bibit unggul/ komoditi peternakan yang didukung oleh Gedung BIB Tuah Sakato yang representatif sebanyak 1 unit; Jumlah peralatan laboratorium BIB Tuah Sakato sebanyak 8 unit dan jumlah produksi semen beku yang berkualitas sebanyak 108.850 dosis.

3. Terbentuknya kawasan-kawasan utama pengembangan ternak unggul di Sumatera Barat dengan capaian kinerja : terbentuknya kawasan-kawasan komditi unggulan sebanyak 11 Kabupaten/ Kota yaitu di Kabupaten Agam, Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Pesisir Selatan dan Kabupaten Solok, Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Padang

4. Meningkatnya pengetahuan, keterampilan dan pendidikan aparatur pemerintahan dibidang peternakan dan kesehatan hewan dengan capaian kinerja : peningkatan kompetensi petugas teknis peternakan (penyuluh, paramedis,dan penanganan gangguan reproduksi) sebanyak 30 orang melalui APBD dan 98 orang dana dari FAO

(6)

kinerja : jumlah akseptor/resipient ET untuk meningkatkan mutu genetik ternak sebanyak 37 akseptor/resipient.

6. Meningkatnya jumlah kelembagaan sosial dan ekonomi peternakan dengan capaian kinerja :

a. Jumlah investasi bidang usaha peternakan yaitu : SMD sebanyak 313 orang dan masyarakat sebesar 30% serta pihak perusahaan swasta (Kendimas, PT. Berdikari dan PPSKI);

b. Peningkatan kualitas kelembagaan peternakan yaitu : PPSKI/ Sapi Perah sebesar 40%, Pedagang ternak sebesar 40%, HPKDI sebesar 40%, Breeder Club sebesar 40%, PPUI sebesar 40%, Asosiasi Peternak Ayam Potong sebesar 40%; c. Peningkatan kualitas kelembagaan petani peternak pada kelompok GPP

sebanyak 156 orang.

7. Meningkatnya produksi dan atau harga produk peternakan dengan capaian kinerja :

a. Peningkatan Produksi : Daging 1.207.023 Kg, Telur 1.395.595 Kg dan Susu 13.546 Kg;

b. Peningkatan Populasi Ternak : Sapi Potong 10.777 ekor, Sapi Perah 21 ekor, Kerbau 3.601 ekor, Kambing 18.261 ekor, Domba 480 ekor, Ayam Buras 546.166 ekor, Ayam Ras Petelur 375.223 ekor, Ayam Ras Pedaging 573.189 ekor, Itik 106.038 ekor.

8. Meningkatnya jenis dan mutu produk pasca panen dan pengolahan hasil dengan capaian kinerja :

a. Peningkatan Mutu Pasca Panen Produk : Dadiah sebanyak 5 kelompok, Pengolahan Susu Sapi Perah sebanyak 4 kelompok

b. Peningkatan Industri Pedesaan Berbasis Peternakan sebanyak 3 kelompok. c. Pengolahan rendang daging 2 Kelompok (Kokoci dan Dunia Rendang)

9. Meningkatnya angka kelahiran dan menurunnya angka kematian ternak dengan capaian kinerja :

a. Jumlah kasus penyakit hewan menular : Rabies turun sebanyak 9 kasus, Flu Burung turun sebanyak 9 jorong, Ngorok/ SE sebanyak 0 kasus klinis, Jembrana sebanyak 0 kasus klinis dan Antrax sebanyak 0 kasus klinis.

b. Jumlah pelayanan kesehatan ternak : Jumlah penyedia obat hewan sebanyak 4 distributor, Jumlah Pelayanan diagnosa sebanyak 1.300 ekor.

(7)

d. Uji banding BPAH sebanyak 96 sampel.

Capaian kinerja selain yang ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Tahun 2013 adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan Surat Keputusan Ditektur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Nomor : 1184/Kpts/TU.210/10/2013 tanggal 21 Oktober 2013 ditetapkan pemenang Lomba Kelompok Peternakan dan Petugas Berprestasi/ Penerima Penghargaan Ketahanan Pangan Tingkat Nasional Tahun 2013 sebagai berikut : a. Peringkat I (pertama) kategori Dokter Hewan berprestasi : Drh. Roki Martarika

yang bertugas di Puskeswan Kecamatan Lintau Kabupaten Tanah Datar;

b. Peringkat I (pertama) kategori Petugas Paramedik Veteriner berprestasi : Roni Nofrizal yang bertugas di Puskeswan Kota Padang Panjang;

c. Peringkat II (dua) kategori Petugas Paramedik berprestasi : Roni Nofrizal yang bertugas di Puskeswan Kota Solok;

d. Peringkat 10 (sepuluh) besar kategori Kelompok Ternak Sapi Potong berprestasi : Kelompok Blasteran, Jorong Balai Pandan Kenagarian Cupak Kec. Gunung Talang Kab. Solok;

2. Peringkat III (tiga) kategori lomba Website Tk. Nasional Kementerian Pertanian RI; 3. Peringkat I (pertama) dalam Inovasi Pengolahan Hasil Peternakan Tingkat Nasional

dan peringkat I (pertama) tingkat nasional sebagai Pengelolaan Manajemen Bisnis Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Produk Peternakan yang diraih oleh UMKM Rendang Kokoci Kabupaten Limapuluh Kota.

4. Adanya perjanjian kerjasama antara PT. Berdikari (Persero) dengan Asosiasi Peternak Sapi Potong (APSP) Sumatera Barat Cluster Triarga, tentang Kemitraan Pembibitan dan Penggemukan Sapi di Provinsi Sumatera Barat.

Pada tataran implementasi pencapaian sasaran dilakukan dengan melaksanakan program dan kegiatan pembangunan peternakan. Program dan kegiatan yang dilaksanakan Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat pada Tahun 2013 yang bersumber dari dana APBD sebanyak 15 Program yang terdiri dari 112 kegiatan. Capaian kinerja program yang merupakan implementasi untuk mewujudkan target sasaran stategis yang telah ditetapkan dapat diuraikan sebagai berikut :

(8)

Kinerja Program Tahun 2013

Sasaran Program Capaian KinerjaProgram

1. Tercapainya tingkat konsumsi pangan asal hewan (daging, telur, susu) diatas standar nasional

1. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan

99,19% 2. Tersedianya sarana dan prasarana

yang cukup terutama dikawasan utama pengembangan ternak unggul

2. Program Peningkatan Sarana Prasarana Pembangunan Pertanian

102,52%

3. Terbentuknya kawasan-kawasan utama pengembangan ternak unggul di Sumatera Barat

3. Program Pengembangan Kawasan Sentra Produksi Pertanian

100% 4. Meningkatnya pengetahuan,

keterampilan dan pendidikan aparatur pemerintahan dibidang peternakan dan kesehatan hewan

4. Program Pemberdayaan

Penyuluh Pertanian 426,67% 5. Meningkatnya produktifitas ternak

melalui teknologi peternakan 5. Program PengembanganTeknologi Informasi Pertanian dan Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian Tepat Guna

108,75%

6. Meningkatnya jumlah kelembagaan

sosial dan ekonomi peternakan 6. Program PeningkatanKapasitas Kelembagaan dan SDM Pertanian

99,39% 7. Meningkatnya produksi dan atau

harga produk peternakan 7. Program PeningkatanProduksi dan Mutu Pertanian Secara Berkelanjutan

100%

8. Meningkatnya jenis dan mutu produk pasca panen dan pengolahan hasil

8. Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing Produksi Pertanian

100% 9. Meningkatnya angka kelahiran dan

menurunnya angka kematian ternak

9. Program Pengamanan

Sumber Daya Hewani 95,14%

10 Meningkatnya produktivitas ternak 10 Program Pengembangan

Satu Petani Satu Sapi 100%

Jumlah 100,05%

Pelaksanaan Program dan Kegiatan Pembangunan Peternakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2013 menghasilkan capaian kinerja fisik sebesar 100,05% atau naik 6,9% dari tahun 2012 dan capaian kinerja keuangan 92,14% atau naik 8,85% dari tahun 2012, dengan rincian realisasi keuangan yang bersumber dari dana APBD adalah sebagai berikut : belanja tidak langsung Rp. 9.822.290.783,- (95,24 %) dengan realisasi fisik 95,24% dan realisasi belanja langsung Rp. 34.529.295.997,- (91,30%) dengan realisasi fisik 99,72% yang dihitung berdasarkan target pelaksanaan kegiatan dari masing-masing program.

(9)

Merujuk pada serapan anggaran pembangunan peternakan tersebut diatas maka terdapat sisa anggaran APBD sebesar Rp. 3.781.721.688,- (7,86%), yang merupakan penghematan (efisiensi).

Tidak tercapainya anggaran pembangunan yang bersumber dari dana APBD Tahun 2013 secara keseluruhan merupakan langkah-langkah penghematan dan efisiensi anggaran yang ditempuh oleh jajaran pelaksana program dan kegiatan pada Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat diantaranya adalah sebagai berikut :

1.

Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian dan Perikanan dengan pagu Rp. 979.660.000,- realisasi sebesar Rp. 889.361.415,- atau sebesar 90,49% dengan realisasi fisik 99,19%.

Tidak tercapainya realisasi fisik dan penyerapan anggaran 100 % atau sisa dana sebesar Rp. 93.498.585,- karena :

a. Pada kegiatan Promosi dan Informasi Atas Produksi Peternakan Unggulan Daerah adanya efisiensi pembayaran jasa peliputan/media cetak dan efisiensi perjalanan dinas.

b. Pada kegiatan Pameran Pembangunan Peternakan/Livestock Expo 2013 adanya efisiensi pembayaran jasa peliputan/media cetak dan efisiensi perjalanan dinas dan honor narasumber karena ada narsumber yang diundang tidak datang.

c. Pada kegiatan Operasional Pasar Komoditas Peternakan Dalam Rangka Menyambut Hari Besar Keagamaan adanya efisiensi pembayaran jasa peliputan/media cetak.

d. Pada kegiatan Intensifikasi Pemasaran dan Evaluasi Kebersihan IB Hasil Semen Beku BIB Tuah Sakato Ke Kab/Kota, realisasi fisik (92%) dan penyerapan anggaran tidak tercapai 100% karena perjalanan dinas tidak dapat direalisasikan yang disebabkan adanya perubahan anggaran yang baru disyahkan pada bulan November 2013 sehingga waktu pelaksanaan asistensi ke Kab./Kota tidak terlaksana sepenuhnya.

2.

Program Peningkatan Sarana Prasarana Pembangunan Pertanian dengan pagu Rp. 2.575.061.100,- realisasi sebesar Rp. 2.520.565.600,- atau sebesar 97,88% dengan realisasi fisik 102,52%.

Tidak tercapainya realisasi penyerapan anggaran 100% atau sisa dana sebesar Rp. 54.495.500,- karena sisa pengadaan untuk kegiatan pada Program Peningkatan Sarana Prasarana Pembangunan Pertanian.

(10)

3.

Program Pengembangan Kawasan Sentra Produksi Pertanian dengan pagu Rp.593.070.000,- realisasi sebesar Rp.583.675.400,- atau sebesar 98,42% dengan realisasi fisik 100%.

Tidak tercapainya realisasi penyerapan anggaran 100% atau sisa dana sebesar Rp.9.394.600,- karena adanya efisiensi BBM dan perjalanan dinas kegiatan pada Program Pengembangan Kawasan Sentra Produksi Pertanian.

4.

Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian dengan pagu Rp. 64.000.000,-realisasi sebesar Rp. 61.093.300,- atau sebesar 95,46% dengan 64.000.000,-realisasi fisik 100%.

Tidak tercapainya realisasi penyerapan anggaran 100% atau sisa dana sebesar Rp. 2.906.700,- karena adanya efisiensi perjalanan dinas.

5.

Program Pengembangan Teknologi Informasi Pertanian dan Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian Tepat Guna dengan pagu Rp. 400.000.000,-realisasi sebesar Rp. 356.828.000,- atau sebesar 89,21% dengan 400.000.000,-realisasi fisik 108,75%.

Tidak tercapainya realisasi penyerapan anggaran 100 % atau sisa dana sebesar Rp.43.172.000,- karena adanya efisiensi perjalanan dinas pada kegiatan Pelaksanaan Embrio Transfer (ET) di Lokasi Pembibitan Ternak dan kegiatan Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan 2013, serta adanya sisa pengadaan pada kegiatan Gelar Teknologi Dalam Rangka Hari Pangan Sedunia.

6.

Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan SDM Pertanian dengan pagu Rp. 2.449.928.000,- realisasi sebesar Rp. 2.152.919.501,- atau sebesar 87,88% dengan realisasi fisik 99,39%.

Tidak tercapainya realisasi fisik dan penyerapan anggaran 100 % atau sisa dana sebesar Rp.297.008.499,- karena :

a. Pada kegiatan Penilaian dan persiapan lomba agribisnis (kelompok peternakan sapi potong, Kambing, unggas dan petugas teknis) realisasi fisik 96,00 % karena tidak masuknya kelompok ternak kambing dan unggas dalam penilaian Tim dari pusat sehingga realisasi penyerapan anggaran hanya 77,71% karena uang penghargaan, dan penggantian transportasi kelompok tersebut ke Pusat tidak dibayarkan.

b. Pada kegiatan verifikasi dan validasi data peternakan realisasi penyerapan anggaran 86,02% karena adanya efisiensi perjalanan dinas luar daerah.

(11)

c. Pada kegiatan Pengawalan dan Pembinaan Program Sarjana Membangun Desa realisasi penyerapan anggaran 82,08% karena adanya efisiensi perjalanan dinas luar daerah yang disebabkan tidak adanya undangan dari Pusat serta adanya sewa kendaraan roda 4 yang tidak dimanfaatkan karena memakai kendaraan dinas.

d. Pada kegiatan Evaluasi Pengembangan Investasi Non Permanen realisasi penyerapan anggaran 77,81% karena transportasi petugas lapangan yang tidak dibayarkan karena tidak adanya laporan dari petugas yang bersangkutan. e. Pada kegiatan Penyusunan Data Base Calon Penerima Hibah Bidang Peternakan

realisasi penyerapan anggaran 68,89% disebabkan honorarium dan transportasi petugas lapangan tidak dibayarkan karena jumlah proposal yang masuk dan diverifikasi tidak sesuai dengan jumlah lokasi dan kecamatan yang telah ditargetkan.

f. Pada kegiatan Dukungan Manajemen RPH realisasi penyerapan anggaran 88,66% karena adanya sisa tender/pengadaan pembangunan pagar RPHM, dan efisiensi perjalanan dinas luar daerah.

7.

Program Peningkatan Produksi dan Mutu Pertanian Secara Berkelanjutan dengan pagu Rp.17.711.163.000,- realisasi sebesar Rp.15.956.291.700,- atau sebesar 90,09% dengan realisasi fisik 100%.

Tidak tercapainya realisasi penyerapan anggaran 100 % atau sisa dana sebesar Rp.1.754.871.300,- karena :

a. Pada kegiatan Pembinaan dan Penerapan Good Farming Practice (GFP) pada Kelompok Budidaya Sapi Perah penyerapan anggaran 61,30% karena kegiatan pertemuannya disamakan dengan kegiatan yang dianggarkan oleh APBN 2013. b. Pada kegiatan Penggantian Anak ET pada Ternak rakyat untuk Replacement

Bullak realisasi penyerapan anggaran 79,51% karena adanya sisa pengadaan pembelian anak hasil Embrio Transfer.

c. Pada kegiatan Peningkatan Populasi Ternak Kambing realisasi penyerapan anggaran 64,96% karena adanya sisa tender pengadaan ternak kambing dan bahan baku kandang (Sisa tender ini tidak dimasukkan ke anggaran perubahan karena pelaksanan tender setelah pembahasan anggaran perubahan), dan adanya efisiensi perjalanan dinas.

d. Pada kegiatan Peningkatan Populasi Ungas Lokal realisasi penyerapan anggaran 88,78% karena adanya sisa tender pengadaan ternak unggas (Sisa

(12)

tender ini tidak dimasukkan ke anggaran perubahan karena pelaksanan tender setelah pembahasan anggaran perubahan), dan adanya efisiensi perejalanan dinas.

e. Pada kegiatan Penggantian Bull/ Pejantan yang Afkir BIB Tuah Sakato realisasi penyerapan anggaran 83,84% karena adanya sisa pengadaan ternak pejantan bull dan efisiensi perjalanan dinas luar daerah karena tidak ada undangan dari Pusat.

8.

Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing Produksi Pertanian dengan pagu Rp.513.000.000,- realisasi sebesar Rp.420.888.400,- atau sebesar 82,04% dengan realisasi fisik 100%.

Tidak tercapainya realisasi penyerapan anggaran 100 % atau sisa dana sebesar Rp.92.116.000,- karena adanya sisa tender dan efisiensi perjalanan dinas.

9.

Program Pengamanan Sumber Daya Hewani dengan pagu Rp.2.689.000.000,-realisasi sebesar Rp.2.468.940.575,- atau sebesar 91,82% dengan Rp.2.689.000.000,-realisasi fisik 95,14%.

Tidak tercapainya realisasi fisik dan penyerapan anggaran 100 % atau sisa dana sebesar Rp.220.059.425,- karena :

a. Pada kegiatan uji banding bahan pangan asal hewan realisasi penyerapan anggaran 79,61% karena efisiensi perjalanan dinas.

b. Pada kegiatan Pengawasan Lalu Lintas Hewan, BAH dan HBAH realisasi fisik 85 % dan penyerapan anggaran 75,52%. Hal ini disebabkan karena tidak dibayarkan honor Pelayanan Tindak Medik dan Jaga karena tidak adanya laporan dari petugas ybs serta adanya efisiensi perjalanan dinas.

c. Pada kegiatan Pengawasan Obat Hewan realisasi fisik 91,25 % dan realisasi penyerapan anggaran 75,94%. Hal ini disebabkan karena jasa laboratorium hanya terealisasi 65,02% karena tidak adanya sampel obat2-an yang dikirim ke BPMSOH, serta adanya efisiensi perjalanan dinas luar daerah karena tidak ada undangan dari Pusat.

d. Pada kegiatan Sosialisasi dan Pengawasan Penyediaan pangan Asal Hewan (PAH) yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH) realisasi fisik 85% dan realisasi penyerapan anggaran 78,55%. Hal ini disebabkan karena keterlambatan realisasi cetak dan penggandaan leaflet untuk Sosialisasi dan Pengawasan Penyediaan pangan Asal Hewan (PAH) yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH).

(13)

10.

Program Pengembangan Satu Petani Satu Sapi dengan pagu Rp. 4.302.409.850,- realisasi sebesar Rp. 3.984.127.500,- atau sebesar 92,60% dengan realisasi fisik 100%.

Tidak tercapainya realisasi penyerapan anggaran 100 % atau sisa dana sebesar Rp.318.282.350,- karena :

a. Pada kegiatan Penyebaran Ternak Sapi realisasi penyerapan anggaran 95,10%, hal ini disebabkan adanya sisa pengadaan bahan baku kandang yang tidak direalisasikan karena bahan baku kandang untuk kelompok sudah ada dibagikan tahun 2012 dan kelompok tersebut belum dapat ternak yang disebabkan karena putus kontrak dengan pihak ketiga sehingga ternaknya baru disebarkan tahun 2013. Dan juga ada efisiensi perjalanan dinas.

b. Pada kegiatan Pengembangan Budidaya Sapi Perah dan Kerbau realisasi penyerapan anggaran 83,94% karena adanya sisa tender pengadaan ternak sapi perah dan kerbau (Sisa tender ini tidak dimasukkan ke anggaran perubahan karena pelaksanan tender setelah pembahasan anggaran perubahan), dan adanya efisiensi perjalanan dinas.

(14)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

RINGKASAN EKSEKUTIF ... ii

DAFTAR ISI ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 LATAR BELAKANG ... 1

1.2 DASAR HUKUM ... 2

1.3 STRUKTUR ORGANISASI ... 3

1.4 TUGAS POKOK DAN FUNGSI ... 5

1.5 ANALISIS PERKEMBANGAN STRATEGIS ... 6

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA... 9

2.1 RENCANA STRATEGIS ... 9

2.2 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2013... 15

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ... 24

3.1 METODOLOGI PENGUKURAN KINERJA ... 24

3.2 EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA ... 34

3.3 ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA ... 84

3.4 ANALISIS AKUNTABILITAS KEUANGAN ... 90

BAB IV PENUTUP ... 107 LAMPIRAN : 1. RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

2. PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 3. PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2013 4. CAPAIAN KINERJA KEGIATAN TAHUN 2013

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG

Pembangunan Peternakan Provinsi Sumatera Barat tahun 2013 lebih mengedepankan penguatan kemampuan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia melalui proses dan mekanisme yang partisipatif, desentralistis dan beberapa kegiatan yang bersifat privatisasi. Dampak yang diharapkan tidak semata mata peningkatan produksi ternak baik dalam hal peningkatan populasi maupun kualitas produksi, akan tetapi lebih mengarah kepada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan tujuan dan cita – cita pembangunan Indonesia.

Berkaitan dengan upaya untuk mewujudkan tata kepemerintahan yang baik, upaya juga dilakukan melalui reformasi birokrasi dan azas akuntabilitas yang sudah menjadi bagian dari agenda yang akan terus dilanjutkan pada tahun-tahun berikutnya. Implementasi dari azas akuntabilitas dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan mengharuskan tiap-tiap instansi penyelenggara pemerintahan negara untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumber daya dengan didasarkan pada rencana strategis yang telah ditetapkan instansi tersebut sebagaimana diatur dalam Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Bentuk pertanggungjawaban dimaksud berupa laporan yang disampaikan kepada atasan instansi masing-masing, lembaga pengawasan dan penilai akuntabilitas dan pada akhirnya kepada Presiden selaku kepala pemerintahan.

Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat sebagai salah satu Instansi Penyelenggara Pemerintahan dan Pembangunan di sektor Peternakan harus dapat mempertanggung-jawabkan pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan dan ditetapkan untuk dilaksanakan di tahun 2013 dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2013.

Laporan akuntabilitas kinerja ini menguraikan sejauhmana pencapaian tujuan dan sasaran sebagaimana dituangkan dalam Rencana Strategis Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat 2011-2015 melalui program dan kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2013. Namun demikian, sebagai akumulasi dari pelaksanaan

(16)

program dan kegiatan-kegiatan yang dimulai sejak tahun 2011 – 2015 dengan mengacu pada Rencana Strategis Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat 2011-2015, juga diuraikan hasil-hasil yang telah diperoleh Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat dalam jangka waktu tersebut, sebagai bagian dari kontribusi Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat pada penyelenggaraan pembangunan Provinsi Sumatera Barat.

1.2 DASAR HUKUM

1. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Republik Indonesia Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

3. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2009 Tentang Peternakan Dan Kesehatan Hewan.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Sisten Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

5. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

6. Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 1976/M.PAN/08/ 2006 tentang Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

7. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 4 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Sumatera Barat. 8. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 10 tahun 2008 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah.

9. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 16 tahun 2012 tentang Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2013

10. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

11. Peraturan Gubernur Nomor 2 Tahun 2013 Tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2013.

12. Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 65 Tahun 2012 tentang Pedoman Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Barat.

(17)

1.3 STRUKTUR ORGANISASI

Secara kelembagaan Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur Sumatera Barat yang mempunyai tugas membantu Gubernur dalam menyelenggarakan Pemerintahan Provinsi dibidang Peternakan.

Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat berdasarkan eselonering berada pada tingkat eselon II Provinsi, yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) Provinsi Sumatera Barat Nomor 04 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Sumatera Barat yang mempunyai unsur pelaksana meliputi : 1 (satu) Kepala Dinas, 1 (satu) Sekretaris, 4 (empat) Kepala Bidang, 3 (tiga) Kepala Sub Bagian dan 12 (dua belas) Kepala Seksi. Disamping itu Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat memiliki 4 (empat) UPTD yang mempunyai unsur pelaksana masing masing UPTD : 1 (satu) Kepala UPTD, 1 (Kepala Sub Bagian Tata Usaha) dan 2 (dua) Kepala Seksi.

Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

1. Kepala Dinas dijabat oleh Drh. Erinaldi, MM

2. Sekretaris dijabat oleh Ir. Esmiralda Anis yang membawahi:

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dijabat oleh Isnandar Putra, S.Pt b. Sub Bagian Keuangan dijabat oleh Sulastri Endang, SE

c. Sub Bagian Program dijabat oleh Ir. Zulhasmi

3. Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesmavet dijabat oleh Drh. M. Kamil, MP yang membawahi:

a. Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Hewan dijabat oleh Drh. Syaharudin Gafar, MM

b. Seksi Pelayanan Medik dan Pengawasan Obat Hewan dijabat oleh Ir. Rozana Podesta

c. Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner dijabat oleh Drh. Nurhayati.

4. Kepala Bidang Bina Usaha Pengolahan dan Pemasaran Hasil dijabat oleh Ir. Harmen yang membawahi:

a. Seksi Permodalan Investasi dan Perizinan dijabat oleh Lina Marni, S.Pt b. Seksi Informasi, Promosi dan Pengembangan Usaha dijabat oleh

(18)

c. Seksi Pasca Panen Pengolahan Hasil dan Standarisasi dijabat oleh Ir. Elwida, MM

5. Kepala Bidang Bina Produksi Peternakan dijabat oleh Ir. Aryati yang membawahi:

a. Seksi Pakan Ternak dijabat oleh Ir. Elda Catur

b. Seksi Perbibitan dijabat oleh Afrizal Arman, S.Pt, MP (s.d bulan Agustus 2013)

c. Seksi Penyebaran dan Pengembangan dijabat oleh Ir. Lasmi Karmila

6. Kepala Bidang Bina Penyuluhan dan Pengelolaan Kawasan dijabat oleh Ir. Lazuardi, MP yang membawahi:

a. Seksi Penyuluhan dan Diklat dijabat oleh Ir. Petra Badu b. Seksi Sarana Prasarana dijabat oleh Ir. Hilman

c. Seksi Pengelolaan Kawasan dijabat oleh Ir. Dameria, MP

7. Kepala UPTD Balai Laboratorium Keswan dan Klinik Hewan dijabat oleh Drh. Enny Haswita yang membawahi:

a. Sub Bagian Tata Usaha dijabat oleh Ir. Yenriza b. Seksi Klinik Hewan dijabat oleh Drh. Syamsurijal

c. Seksi Pengujian dan Penelitian dijabat oleh Drh. Catri Eriyani

8. Kepala UPTD Balai Inseminasi Buatan (BIB) Tuah Sakato dijabat oleh Drh. Zed Abas yang membawahi:

a. Sub Bagian Tata Usaha dijabat oleh Elvina, S.Pt

b. Seksi Produksi Semen Beku dan Bioteknologi dijabat oleh Drh. Hasnawi c. Seksi Pemeliharaan dan Pengembangan dijabat oleh Drh. Esty Rahayu 9. Kepala UPTD Balai Pembibitan Pengembangan dan Makanan Ternak Simpang

Empat dijabat oleh Afrizal Arman, S.Pt, MP yang membawahi: a. Sub Bagian Tata Usaha dijabat oleh Refnalinda, S.Pt b. Seksi Pembibitan Ternak dijabat oleh Dearman Jamal, S.Pt

c. Seksi Pengawasan dan Pemeliharaan Makanan Ternak dijabat oleh Erna, S.Pt

Secara lengkap struktur dan organisasi Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat dapat dilihat pada gambar berikut ini :

(19)

KEPALA DINAS

BIDANG BINA PENYULUHAN DAN PENGELOLAAN

KAWASAN

KELOMPOK JABATAN SEKRETARIAT

FUNSIONAL

SUB BAGIAN UMUM DAN

KEPEGAWAIAN SUB BAGIAN KEUANGAN SUB BAGIANPROGRAM

BIDANG KESEHATAN HEWAN DAN KESMAVET

BIDANG BINA USAHA PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL

BIDANG BINA PRODUKSI PETERNAKAN

SEKSI PENGENDALIAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT

HEWAN

SEKSI PERMODALAN

INVESTASI DAN PERIZINAN SEKSI PAKAN TERNAK SEKSI PENYULUHANDAN DIKLAT

SEKSI PELAYANAN MEDIK DAN

PENGAWASAN OBAT HEWAN DAN PENGEMBANGAN USAHASEKSI INFORMASI, PROMOSI SEKSI PERBIBITAN SEKSI SARANAPRASARANA

SEKSI KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER

SEKSI PASCA PANEN PENGOLAHAN HASIL DAN

STANDARISASI

SEKSI PENYEBARAN DAN

PENGEMBANGAN SEKSI PENGELOLAANKAWASAN

UPTD BIB TS UPTD BLKKH UPTD BPPMT UPTD RPHM

Gambar 1. Struktur Organisasi Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat

1.4 TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat, terbentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Daerah (PERDA) Provinsi Sumatera Barat Nomor 04 Tahun 2008 tentang pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Sumatera Barat, mempunyai Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) sebagai berikut:

1. Tugas Pokok

Secara umum tugas pokok yang diemban Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat adalah melaksanakan urusan Pemerintah Daerah di bidang Peternakan serta tugas-tugas pembantuan.

2. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut dalam tugas pokok diatas, Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat mempunyai fungsi sebagai berikut:

2.1 Perumusan kebijakan teknis bidang peternakan.

2.2 Penyelenggaraan urusan Pemerintahan dan Pelayanan umum dibidang Peternakan.

2.3 Pembinaan dan fasilitasi bidang peternakan lingkup provinsi dan Kab/Kota. 2.4 Pelaksanaan kesekretariatan dinas.

(20)

2.5 Pelaksanaan tugas di bidang peternakan.

2.6 Pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang peternakan.

2.7 Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya

1.5 ANALISIS PERKEMBANGAN STRATEGIS

Pelaksanaan program dan kegiatan yang direncanakan pada tahun 2013 tidak terlepas dari analisis terhadap lingkungan stratejik yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat, mencakup kawasan sentra produksi peternakan, pemasaran hasil produksi peternakan, sarana dan prasarana peternakan, Teknologi Informasi Peternakan dan Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian Tepat Guna, kelembagaan dan SDM Petani, Produksi dan Produktifitas Peternakan, nilai tambah, daya saing produk pertanian, pengamanan sumber daya hewani, dan pengembangan satu petani satu sapi.

Analisis terhadap lingkungan stratejik yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat antara lain sebagai berikut :

1.5.1 Ekologi

Sumatera Barat memiliki keunggulan secara komparatif dan keunggulan kompetitif dalam pembangunan sub sektor peternakan yaitu pada aspek fisik dan alamiah daerah. Secara agroklimat dan ketersediaan lahan daerah ini memiliki keunggulan yang potensial untuk dikembangkan.

1.5.2 Sumber Daya Manusia Aparatur

Untuk menjalankan penyelengggaraan Fungsi dan Tugas Pokok, Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat memiliki Sumber Daya Manusia sebanyak 150 orang dengan status kepegawaian 150 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS). Berdasarkan latar belakang pendidikan terbagi atas:

a. Pasca Sarjana (S2): 10 Orang b. Sarjana (S1): 62 Orang c. Diploma (D3): 6 Orang

d. Sekolah Menengah Atas (SMA): 57 orang e. Sekolah Menengah Pertama (SMP): 8 orang f. Sekolah Dasar (SD): 7 orang

(21)

Dari jumlah tersebut diatas beberapa orang diantaranya adalah tenaga fungsional berupa:

a. 3 Orang Tenaga Fungsional Pengawasa Mutu Pakan b. 4 Orang Tenaga Fungsional Pengawas Bibit

c. 1 Orang Tenaga Fungsional Medik Veteriner 1.5.3 Kelembagaan

a. Belum optimalnya sinergitas kelembagaan baik secara vertikal (pemerintah pusat ke daerah) maupun antar Kabupaten dan Kota di Provinsi Sumatera Barat dalam pembangunan dan pengembangan peternakan.

b. Kelembagaan ditingkat petani dan pengusaha peternakan memperlihatkan perkembangan yang cukup signifikan seiring dengan pertumbuhan pembangunan peternakan itu sendiri yang ditandai dengan berbagai macam asosiasi peternakan yang tumbuh dan berkembang dengan baik.

1.5.4 Ketatalaksanaan

a. Manajemen berbagai kebijakan pembangunan, peraturan perundang-undangan baik nasional, sektoral, maupun daerah belum tertata dengan baik, masih terjadinya tumpang tindih antar berbagai peraturan perundangan.

b. Manajemen pembiayaan pembangunan peternakan belum memiliki sistem dan kebijakan yang terpadu untuk mencapai sinergi yang optimal dalam mobilisasi, pemanfaatan, dan pengendalian sumber-sumber pembiayaan dari masyarakat, pemerintah maupun stakeholder lainnya.

1.5.5 Pelayanan Publik

Pelayanan yang diberikan oleh Dinas Peternakan Sumatera Barat dalam pembangunan peternakan di Sumatera Barat sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Peternakan tersebut. Berkenaan dengan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat No. 4 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan tata Kerja Dinas daerah Provinsi Sumatera Barat, maka terjadi perombakan struktur organisasi dari Dinas Peternakan. Secara prinsip gambaran pelayanan yang diberikan pada dasarnya adalah untuk meningkatkan kontribusi pembangunan peternakan dalam pembangunan Sumatera Barat, antara lain :

a. Aspek reproduksi dan perbibitan di Sumatera Barat : telah dilakukan pembinaan terhadap masyarakat berkenaan dengan Inseminasi Buatan (IB), pengawasan

(22)

terhadap mutu dan handling semen beku, pelaksanaan Embrio Transfer (ET) dilokasi perbibitan rakyat, dll. Dan untuk penyediaan semen beku di Sumatera Barat telah ada Balai Inseminasi Buatan Tuah Sakato di Payakumbuh. BIB ini telah mampu memenuhi kebutuhan semen beku di Sumatera Barat.

b. Pengendalian penyakit hewan lebih diutamakan terhadap pencegahan kejadian dengan melakukan tindakan preventif oleh pemerintah dan masyarakat melalui pengawasan unit-unit yang relevan di daerah perbatasan dan unit karantina hewan. Dan pemberantasan penyakit hewan yang membahayakan populasi tetap ditingkatkan dengan secara berkelanjutan dengan melakukan koordinasi antar lembaga terkait baik ditingkat Kabupaten dan Kota maupun Provinsi dan daerah tetangga.

c. Pemerintah memberikan bantuan akses permodalan dan program untuk pemberdayaan dan pengembangan usaha agribisnis.

d. Pemerintah melakukan berbagai usaha dalam mendorong pengolahan hasil produk peternakan pasca panen antara lain adalah pengembangan dan pembinaan agroindustri pedesaan. Pelaksanaan penjaminan mutu produk dengan standarisasi labelisasi produk olahan hasil peternakan. Pemerintah juga melakukan sosialisasi konsumsi daging ayam potong ASUH.

e. Berbagai usaha yang dilaksanakan pemerintah berkenaan dengan penyuluhan dan pelatihan adalah pelaksanaan penyuluhan kepada masyarakat di berbagai kabupaten dan kota di Sumatera Barat baik untuk ternak besar, kecil maupun unggas dengan bekerjasama dengan perguruan tinggi, berbagai pelatihan pemberdayaan ekonomi masyarakat peternakan juga dilakukan dan pelatihan peningkatan motivasi wirausaha generasi muda peternakan untuk mengembangan pembangunan peternakan di Sumatera Barat.

1.5.6 Pengawasan dan Akuntabilitas

a. Sistem perencanaan kegiatan tahun 2013 hampir 80 % sudah mengacu pada Renstra dan Renja.

b. Sistem dan proses pengawasan masih belum terkoordinasi dengan baik dan transparan.

(23)

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1 RENCANA STRATEGIS

Rencana Kinerja Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat secara lengkap termuat dalam Rencana Strategis (Renstra) yang disusun melalui suatu proses dengan orientasi pada hasil yang dicapai selama kurun waktu 5 tahun, secara sistematik dan berkesinambungan dengan mempertimbangkan potensi, peluang, tantangan dan hambatan yang memuat, visi, misi, sasaran, kebijakan, program dan kegiatan serta indikator keberhasilan dan kegagalan dalam pelaksanaannya. Secara ringkas Rencana Strategis Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat tahun 2011-2015 adalah sebagai berikut:

2.1.1 PERNYATAAN VISI DAN MISI

Berdasarkan arahan umum pembangunan wilayah RPJPD 2005 -2025, dan prioritas dalam RPJMD 2015, dan Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014, serta permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan peternakan di Provinsi Sumatera Barat, maka visi Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat 2011-2015 dalam penyelenggaraan pembangunan peternakan adalah:

” Sumbar Sebagai Sentra Pengembangan Ternak Unggul untuk Memperkuat Ketahanan Pangan Hewani dan Kesejahteraan Masyarakat Peternakan”" Untuk mewujudkan visi di atas, maka ditetapkan misi sebagai berikut :

1. Mengembangkan kawasan utama ternak unggul yang ditetapkan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat;

2. Meningkatkan produksi ternak dan konsumsi pangan asal hewan di Sumatera Barat;

3. Mendukung terciptanya sistem produksi dan distribusi pangan asal hewan yang efesien dengan kualitas yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH) secara berkelanjutan;

4. Meningkatkan pendapatan masyarakat peternakan;

5. Meningkatkan sarana dan prasarana pengembangan peternakan; 6. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia masyarakat peternakan; 7. Mengembangkan kelembagaan sosial dan ekonomi peternakan;

(24)

10

8. Menerapkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS) dalam bidang peternakan

2.1.2 TUJUAN DAN SASARAN

Untuk mewujudkan visi di atas, maka misi dan tujuan masing-masing misi ditetapkan. Untuk mencapai tujuan dari misi maka dirumuskan sasaran dari masing-masing tujuan. Hubungan hirarki antara visi, misi, tujuan dan sasaran dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut :

Tabel 1 : VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN VISI:

SUMBAR SEBAGAI SENTRA PENGEMBANGAN TERNAK UNGGUL UNTUK MEMPERKUAT KETAHANAN PANGAN HEWANI DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PETERNAKAN

MISI TUJUAN SASARAN

Misi 1 : Mengembangkan kawasan utama ternak unggul yang ditetapkan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat

Meningkatnya kawasan

ter-nak unggul Terbentuknya kawasan kawa-san utama pengembangan ter-nak unggul di Sumatera Barat Misi 2 : Meningkatkan

produksi ternak dan kon-sumsi pangan asal hewan di Sumatera Barat

Meningkatnya populasi, pro-duksi ternak dan konsumsi pangan hewani di Sumatera Barat

a. Meningkatnya angka kela-hiran dan menurunnya angka kematian ternak b. Meningkatnya produktifitas

ternak

Misi 3 : Mendukung

terciptanya sistem produksi dan distribusi pangan asal hewan yang efesien dengan kualitas yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH) secara berkelanjutan

Terciptanya sistem distribusi pangan hewani yang efisien dengan kualitas yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH) secara berkelanjutan

 Terjaminnya kualitas pangan hewani yang dikonsumsi masyarakat secara ASUH.

 Meningkatnya jenis dan mutu produk pascapanen dan pengolahan hasil peternakan.

 Tercapainya ketersediaan pangan asal hewan (daging, telur dan susu)

Misi 3 : Mendukung

terciptanya sistem produksi dan distribusi pangan asal hewan yang efesien dengan kualitas yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH) secara berkelanjutan

Terciptanya sistem distribusi pangan hewani yang efisien dengan kualitas yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH) secara berkelanjutan

 Terjaminnya kualitas pangan hewani yang dikonsumsi masyarakat secara ASUH

 Meningkatnya jenis dan mutu produk pascapanen dan pengolahan hasil peternakan

(25)

MISI TUJUAN SASARAN Misi 4 : Meningkatkan

pendapatan masyarakat peternakan

Meningkatnya pendapatan pe-ternak dan pengusaha peter-nakan

 Meningkatnya produksi dan atau harga produk peter-nakan

 Meningkatnya proporsi margin yang diperoleh peternak dalam proses tataniaga ternak

 Bertambahnya jumlah pelaku usaha pascapanen dan pengolahan hasil peternakan

Misi 5 : Meningkatkan sarana dan prasarana pengembangan peternakan

Meningkatnya sarana dan prasarana pembangunan peternakan

 Tersedianya sarana prasa-rana yang cukup terutama di kawasan utama pengem-bangan ternak unggul.  Terbangunnya sarana uji

mutu pakan ternak Misi 6 : Meningkatkan

kualitas sumberdaya manusia masya-rakat peternakan

Meningkatnya kualitas sum-berdaya manusia peternakan baik pelaku usaha peternakan maupun aparatur peme-rintahan di bidang peternakan

 Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan peternak  Meningkatnya

pengetahu-an, keterampilan dan pendidikan aparatur peme-rintahan di bidang peter-nakan dan kesehatan hewan

Misi 7 : Mengembangkan kelembagaan sosial dan eko-nomi peternakan

Berkembangnya kelembagaan sosial dan ekonomi peter-nakan (Kelompok Tani Ternak, koperasi, Asosiasi-asosiasi, Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKMA), dan lain-lain)

Meningkatnya jumlah kelem-bagaan sosial dan ekonomi peternakan

Misi 8 : Menerapkan dan menyebarluaskan ilmu penge-tahuan, teknologi dan seni (IPTEKS) dalam bidang peter-nakan

Berkembangnya ilmu penge-tahuan, teknologi dan seni (IPTEKS) dalam bidang peter-nakan

Terbentuknya masyarakat pe-ternakan yang berbasis IPTEKS

2.1.3 CARA MENCAPAI SASARAN

Untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan maka Dinas Peternakan menetapkan kebijakan dan menyusun strategi yang akan dilaksanakan kedalam program dan kegiatan pembangunan peternakan yang dikerjakan secara bertahap per tahun.

Mengingat kebijakan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembangunan peternakan di Provinsi Sumatera Barat tidak dapat lepas dari kebijakan Pembangunan Peternakan

(26)

12

Nasional melalui kebijakan prioritas Kementerian Pertanian RI dan Kebijakan Pembangunan Daerah dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Sumatera Barat, maka kebijakan dan strategi pembangunan peternakan Provinsi Sumatera Barat mengintegrasikan kebijakan prioritas Kementerian Pertanian dan kebijakan prioritas Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Barat yang secara rinci kebijakan dan startegi pencapaian sasaran dapat dilihat pada langkah-langkah strategis pencapaian sasaran seperti pada Tabel 2 berikut :

Tabel 2. Langkah-Langkah Strategis Pencapaian Sasaran

No. Sasaran Kebijakan Strategi Program Kegiatan

1. - Terbentuknya kawasan kawasan utama pengembangan ternak unggul di Sumatera Barat - Menetapkan kawasan-kawasan utama lintas Kabupaten/Kota - Menyiapkan landasan hukum bagi kawasan pengembangan utama dan komoditas ternak unggulan propinsi, kabupaten, dan kota dan Pengembangan ternak unggul di kawasan utama berbasis kelompok Pengembangan Kawasan Sentra Produksi Peternakan

- Peningkatan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk mendukung

pengembangan kawasan sentra produksi peternakan

- Pembangunan Pengolahan hasil komoditi unggulan peternakan (RPH, pasar ternak, pusat pengolahan hasil ikutan peternakan, coldstorage, pusat pengolahan limbah

peternakan)

- Pembangunan kemitraan dalam pengembangan KSP komoditi unggulan (kerja sama permodalan kerjasama pemasaran)

- Peningkatan mutu dan pasar komoditi unggulan peternakan - Peningkatan mutu dan pasar

komoditi unggulan peternakan - Pengembangan kawasan

peternakan yang terintegrasi

2. - Meningkatnya angka kelahiran dan menurunnya angka kematian ternak serta meningkatnya produktifitas ternak - Meningkatkan produksi dan produktivitas peternakan, sehingga dapat memenuhi kebutuhan daerah dan untuk memenuhi permintaan pasar di daerah lain Meningkatkan produksi ternak dan konsumsi pangan asal hewan di Sumatera Barat Peningkatan Produksi, Produktifitas dan Mutu dan Keamanan Produk Peternakan secara berkesinambu ngan

- Pengembangan bibit unggul peternakan

- Penanggulangan gangguan reproduksi ternak - Pengawasan pelaksanaan

distribusi Pakan dan obat-obatan serta perlindungan kesejahteraan hewan - Peningkatan Produksi,

Produktivitas dan Mutu Peternakan unggulan - Komunikasi, Informasi dan

Edukasi (KIE) masyarakat - Pengendalian dan

pemberantasan penyakit hewan manular strategis dan zoonosis

- Mengembangkan teknologi medik veteriner

- Meningkatkan fungsi lembaga pelayanan kesehatan hewan

(27)

No. Sasaran Kebijakan Strategi Program Kegiatan 3. - Terjaminnya kualitas pangan hewani yang dikonsumsi masyarakat secara ASUH - Meningkatnya jenis dan mutu produk pascapanen dan pengolahan hasil peternakan. - Tercapainya

ketersediaan pangan asal hewan (daging, telur dan susu) di Sumatera Barat - Meningkatkan produksi dan produktivitas peternakan, sehingga dapat memenuhi kebutuhan daerah dan untuk memenuhi permintaan pasar di daerah lain - Melakukan kontrol terhadap sistem produksi, pengolahan dan pemasaran hasil ternak - Memperkuat sistem pemasaran dan manajemen usaha untuk mengelola resiko usaha peternakan dan mendukung pengembangan agroindustri peternakan di perdesaan - Mengembangkan usaha peternakan yang terintegrasi dengan komodoti lain, berbentuk cluster dan menggunakan pendekatan agribisnis - Memperpendek rantai pemasaran produk-produk peternakan - Peningkatan pengawasan keamanan pangan hewani oleh instansi terkait - Meningkatkan sinergitas antara peternak dengan pengusaha peternakan dengan prinsip saling menguntungkan Peningkatan Ketahanan dan Keamanan Pangan Asal Hewan

- Koordinasi ketahanan pangan daerah

- Uji Banding BPAH ke BPPV II Bukittinggi

- Koordinasi dan pengendalian ketersediaan dan cadangan pangan asal hewan - Peningkatan Produksi,

Produktivitas dan Mutu Peternakan unggulan - Komunikasi, Informasi dan

Edukasi (KIE) masyarakat - Pengendalian dan

pemberantasan penyakit hewan manular strategis dan zoonosis

- Fasilitasi dan analisis ketahanan pangan

- Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan masyarakat - Penumbuhan kelembagaan

ketahanan pangan asal hewan - Peningkatan keamanan pangan

asal hewan masyarakat

4. - Meningkatnya produksi dan atau harga produk peternakan - Meningkatnya proporsi margin yang diperoleh peternak dalam proses tataniaga ter-nak - Bertambahnya jumlah pelaku usaha pascapanen dan pengolahan hasil peternakan - Mengoptimalkan produksi usaha peternakan - Menjaga stabilitas harga produk peternakan - Meningkatkan kemampuan/ kualitas SDM pelaku usaha peternakan sehingga handal dalam pelaksanaan usaha dan memiliki daya saing - Mengembang-kan kemitraan investasi dan kapasitas kelembagaan dalam usaha peternakan, penanganan pasca panen dan pengolahan hasil peternakan - Memperkuat sistem pemasaran produk peternakan - Meningkatkan produktivitas ternak - Penetapan kebijakan harga yang menguntungkan peternak Peningkatan Pemasaran Hasil Produk Peternakan

- Fasilitasi Promosi hasil produksi komoditi peternakan - Fasilitasi informasi dan

permintaan pasar hasil produksi peternakan - Pengembangan akses pasar

domestik dan internasional produk peternakan

- Fasilitasi kerjasama pemasaran hasil komoditi peternakan - Fasilitasi Pembinaan dan

Pengembangan Sistem Usaha dan Investasi Peternakan - Pengembangan Penanganan

Pasca Panen dan pengolahan hasil peternakan

- Pengembangan Mutu dan Standardisasi produk Peternakan

- Fasilitasi Sertifikasi Mutu Pangan asal hewan

(28)

14

No. Sasaran Kebijakan Strategi Program Kegiatan

5. - Tersedianya sarana prasa-rana yang cukup terutama di kawasan utama pengem-bangan ternak unggul - Terbangunnya

sarana uji mutu pakan ternak - Membangun dan mengembangkan sarana dan prasarana pendukung pengembangan kawasan utama ternak unggul. - Membangun dan mengembang-kan sarana dan prasarana pendukung pengembangan produksi peternakan - Merevitalisasi sarana prasarana

peternakan yang ada di Sumatera Barat - Meningkatkan

kualitas dan kuantitas infrastruktur peternakan - Melengkapi sarana

peternakan dengan peralatan yang cukup - Membangun sarana produksi peternakan sesuai kebutuhan pada daerah/kawasan peternakan Penyediaan Sarana dan Prasarana Pembangunan Peternakan

- Perluasan Areal Tanam bahan pakan dan Padang

Pengembalaan

- Peningkatan produksi pakan - Pengawasan pakan dan

obat-obatan peternakan

- Mengembangkan pengelolaan balai bibit wilayah provinsi dalam menyediakan kebutuhan bibit komoditi peternakan - Pembangunan Pasar Ternak - Pembangunan RPH -Pengembangan dan

peningkatan Sistem Sarana dan Prasarana Pembudidayaan Ternak -Pembangunan jalan produksi 6. - Meningkatnya pengetahuan, keterampilan dan pendidikan aparatur pemerintahan di bidang peternakan dan kesehatan hewan - Meningkatkan kemampuan/ kualitas SDM aparatur - Melakukan penyuluhan secara terstruktur kepada masayarakat peternakan - Melaksanakan pendidikan dan pelatihan kepada aparatur pemerintahan di bidang peternakan Pemberdayaan Penyuluh Peternakan

- Peningkatan kapasitas tenaga penyuluh /peternakan Propinsi, kabupaten dan kecamatan

- Peningkatan jumlah penyuluh peternakan

- Pengembangan sistem pelatihan dan penyuluhan peternakan 7. - Meningkatnya jumlah kelembagaan sosial dan ekonomi peternakan - Merevitalisasi sistem kelembagaan peternakan, sehingga relevan dengan kebutuhan perbaikan kapasitas peternak - Menciptakan sistem pasar yang transparan - Mengembang-kan lembaga pembiayaan usaha peternakan - Menumbuhkembang kan kelompok peternak baik dikawasan utama maupun diluar kawasan utama pengembangan ternak unggul - Memperkuat kelembagaan asosiasi-asosiasi peternakan menjadi organisasi yang professional - Meningkatkan peran Lembaga keuangan mikro agribisnis dalam pengembangan peternakan Program Pengembangan Kelembagaan Sosial Dan Ekonomi Peternakan

- Penguatan asosiasi peternakan - pengembangan lembaga ekonomi Peternakan 8. - Terbentuknya masyarakat pe-ternakan yang berbasis IPTEKS - Memberdayakan peternak untuk penerapan teknologi dan informasi peternakan - Memberdayakan aparatur di bidang peternakan untuk penyebarluasan teknologi dan informasi peternakan - Melakukan transfer IPTEKS dari perguruan tinggi/lembaga penelitian kepada masyarakat peternak melalui penyuluh khusus peternakan - Melakukan kerjasama dengan media cetak dan elektronik dalam mensosialisasikan IPTEKS kepada masyarakat. Program Pengembangan Teknologi Informasi Pertanian dan Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian Tepat Guna

- Penyuluhan dan sosialisasi tentang teknologi terapan di bidang peternakan kepada masyarakat peternakan - Pembinaan dan pendampingan

peternak

- Penguatan hubungan kerjasama dengan stakeholder peternakan

- Pelaksanaan pameran hasil peternakan yang berkualitas

(29)

2.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2013

Sebagai implementasi Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah khususnya perencanaan kinerja, Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat telah membuat Penetapan Kinerja tahun 2013 yang ditandatangani oleh Gubernur dan Kepala Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat dan telah ditetapkan dan dimuat dalam Buku Penetapan Kinerja Provinsi Sumatera Barat. Rencana Kinerja yang akan dicapai Dinas Peternakan pada tahun 2013 terbagi atas Rencana Kinerja Sasaran dan Rencana Kinerja Kegiatan. Rencana Kinerja Sasaran Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat tahun 2013 merupakan Perjanjian Kinerja antara Kepala Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat dengan Gubernur Sumatera Barat yang harus dilaksanakan dalam kurun waktu tersebut. Penetapan Kinerja disesuaikan dengan susunan agenda, prioritas, sasaran pembangunan pada RPJMD Provinsi Sumatera Barat tahun 2010-2015.

2.2.1 Rencana Kinerja Sasaran (Kontrak Kerja)

Rencana Kinerja Sasaran Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat tahun 2013 adalah rencana pencapaian target sasaran yang menjadi sarana bagi Dinas Peternakan dalam mewujudkan visi, misi dan tujuan pembangunan Peternakan di Sumatera Barat dalam kurun waktu 5 tahun dan tahun 2013 adalah tahun ketiga untuk Renstra Dinas Peternakan periode tahun 2011-2015 yang lebih rinci sebagaimana tercantum dalam pada Tabel 3 berikut:

Tabel 3 : Rencana Kinerja Sasaran Dinas Peternakan Prov. Sumbar Tahun 2013

NO SASARAN

STRATEGIS INDIKATORKINERJA TARGET PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN(Rp)

1. Tercapainya Ketersediaan pangan asal hewan (daging, telur, susu) diatas standar nasional

a. Jumlah komoditi yang dikembangkan dalam akses pasar produk peternakan b. Jumlah produksi hewan/non pangan dengan keunggulan kompetitif: - Daging - Telur - Susu - Dendeng - Rendang 3 Komoditi 55 ton 65 ton 1,5 ton 1,5 ton 35 ton I. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan

1.Promosi dan Informasi atas Produksi Peternakan Unggulan Daerah

2.Pameran Pembangunan

Peternakan/ Livestock Expo 2013 3.Akreditasi dan Sertifikasi BIB Tuah

Sakato

4.Promosi dan Perluasan Pemasaran Semen beku BIB Tuah Sakato 5.Operasi Pasar Komoditas

Peternakan Dalam Rangka Menyambut Hari Besar Keagamaan 6.Promosi Minum Susu Segar dan

Olahannya bagi Masyarakat/ anak Sekolah 806,460,000 176,400,000 385,000,000 36,460,000 60,000,000 100,000,000 85,000,000

(30)

16

NO SASARAN

STRATEGIS INDIKATORKINERJA TARGET PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN(Rp)

7.Intensifikasi Pemasaran dan Evaluasi Keberhasilan IB Hasil Semen Beku BIB Tuah Sakato ke Kab/ Kota

8.Visualisasi Pengembangan Usaha Peternakan 40,000,000 100,000,000 2. Tersedianya sarana dan prasarana yang cukup terutama dikawasan utama pengembangan ternak unggul Terpenuhinya

kebutuhan bibit unggul/ komoditi peternakan : a. Gedung BIB Tuah

Sakato yang representative b.Jumlah Peralatan

Laboratorium BIB Tuah Sakato

c.Jumlah Produksi Semen Beku yang berkualitas

1 Unit 8 Unit 100.000

dosis

II.Program Peningkatan Sarana Prasarana Pembangunan Pertanian

1.Pembangunan Pagar Pada Gedung Pusat Pelatihan Peternakan 2.Rehab Gedung Kantor BIB Tuah

Sakato

3.Penyediaan Alat-alat laboratorium UPTD BIB Tuah Sakato

4.Optimalisasi Produksi Semen Beku UPTD BIB Tuah Sakato

5.Optimalisasi Bibit Unggul UPTD BPPMT Simpang IV 2,474,900,000 500,000,000 750,000,000 76,000,000 741,000,000 407,900,000 3. Terbentuknya kawasan-kawasan utama pengembangan ternak unggul di Sumatera Barat Kawasan Sentra

Produksi Peternakan 8 Kab III. Program PengembanganKawasan Sentra Produksi Pertanian

1.Fasilitasi Pakan Ternak Untuk Kelompok Ternak Sapi Perah 2.Koordinasi dan Pembinaan

Kawasan Sentra Produksi Peternakan

3.Pengembangan Kawasan Ternak Kambing 664.820.000 244.000.000 134.320.000 286.500.000 4. Meningkatnya pengetahuan, keterampilan dan pendidikan aparatur pemerintahan dibidang peternakan dan kesehatan hewan Jumlah peserta peningkatan kompetensi petugas teknis peternakan

30 orang IV.Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian 1.Peningkatan kapasitas SDM Penyuluh Pertanian 64,000,000 64.000.000 5. Meningkatnya produktifitas ternak melalui tekbologi peternakan Jumlah akseptor ET untuk meningkatkan mutu genetik ternak

30 akseptor V. Program Pengembangan Teknologi Informasi Pertanian dan Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian Tepat Guna

1.Pelaksanaan Embrio Transfer (ET) di Lokasi Pembibitan Ternak 2.Bulan Bakti Peternakan dan

Kesehatan Hewan 2013

3.Gelar Teknologi Dalam Rangka Hari

Pangan Se Dunia 400,000,000 150,000,000 50,000,000 200,000,000 6. Meningkatnya jumlah kelembagaan sosial dan ekonomi peternakan a. Jumlah investasi bidang usaha peternakan : - SMD - Masyarakat b.Peningkatan kualitas kelembagaan peternakan : - PPSKI - Pedagang Ternak - HPDKI - Breeder Club - PPUI - Asosiasi Peternak Ayam Potong 100 orang 30% 40% 40% 40% 40% 40% 40%

VI. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan SDM Pertanian

1.Penilaian dan persiapan lomba agribisnis (kelompok peternakan sapi potong, Kambing, unggas dan petugas teknis)

2.Verifikasi dan Validasi Data 3.Pengawalan dan Pembinaan

Program Sarjana Membangun Desa 4.Pembinaan Kelembagaan Asosiasi

Agribisnis Peternakan

5.Pembinaan Pelaksanaan Kemitraan Perunggasan di Sumatera Barat

2,246,373,000 90,000,000 68,000,000 185,000,000 117,500,000 85.000.00

(31)

NO SASARAN

STRATEGIS INDIKATORKINERJA TARGET PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN(Rp)

c.Jumlah peserta pelatihan jiwa kewirausahaan dan kelembagaan petani peternak pada kelompok GPP

156 orang 6. Peningkatan Kelembagaan Penangkar Bibit

7. Evaluasi Pengembangan Investasi Non Permanen 8. Pelatihan Petugas Penanganan

Gangguan Reproduksi Ternak 9. Koordinasi dan Pelatihan

Manajemen RPH/ RPU 10. Penyusunan Data Base Calon

Penerima Hibah Bidang Peternakan

11. Koordinasi, Pembinaan, Pengawasan Dana Investasi Non Pemerintah

12. Peningkatan SDM Petani Tentang Teknis Peternakan dan

Kelembagaan Kelompok (Gerakan Terpadu Pensejahteraan Petani) 13. Pelatihan Petugas Paramedis

Veteriner

14. Managemen Data Base Penyakit Hewan Menular (Penerapan NVS) 15. Dukungan Manajemen RPH 35,240,000 91,650,000 100,000,000 85,000,000 200,000,000 130,000,000 90,000,000 166,983,000 150,000,000 652,000,000 7. Meningkatnya produksi dan atau harga produk peternakan a. Peningkatan produksi : - Daging - Telur - Susu b.Peningkatan populasi ternak : - Sapi potong - Sapi perah - Kerbau - Kambing - Domba - Ayam buras - Ayam ras pedaging - Ayam ras petelur - Itik 1,134,462 Kg 1,289,310 Kg 10,000 Kg 11,937 Ekor 21 Ekor 3.535 Ekor 18.167 Ekor 514 Ekor 530.914 Ekor 370.626 Ekor 550.960 Ekor 105.733 Ekor

VII. Program Peningkatan

Produksi dan Mutu Pertanian Secara Berkelanjutan

1. Penyebaran Ternak Sapi pada Kawasan Terpadu (Gerakan Terpadu Pensejahteraan Petani) 2. Pengawalan, Pembinaan PPSK,

Lumbung Pakan, Poultry Shop dan Kelompok Tani Ternak 3. Peningkatan Produksi Benih/

Bibit Unggul

4. Pembinaan dan Penerapan Good Farming Practice (GFP) pada Kelompok Budidaya Sapi Perah 5. Penggantian Anak ET pada

Ternak rakyat untuk Replacement Bull 6. Koordinasi, Pembinaan,

Monitoring dan Evaluasi Gerakan Pensejahteraan Petani

7. Bantuan Ternak Sapi Lokal Untuk Gerakan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir

8. Koordinasi Evaluasi Pembinaan Perbibitan

9. Fasilitasi Peralatan Pengolahan Hasil Peternakan untuk UMKM 10. Fasilitasi Bantuan

Pengembangan Pembibitan Sapi 11. Peningkatan Populasi Ternak

Kambing

12. Peningkatan Populasi Ungas Lokal

13. Fasilitasi Peningkatan Mutu Sapi Pesisir, melalui Penjaringan Ternak di Kelompok 14. Peningkatan Populasi Ternak

Sapi

15. Penggantian Bull/ Pejantan yang Afkir BIB Tuah Sakato

18.712.300.000 6,462,300,000 60,000,000 150,000,000 75,000,000 150,000,000 150,000,000 1,580,000,000 160,000,000 250,000,000 250,000,000 4,070,000,000 830,000,000 300,000,000 3,775,000,000 450,000,000

(32)

18

NO SASARAN

STRATEGIS INDIKATORKINERJA TARGET PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN(Rp)

8. Meningkatnya jenis dan mutu produk pasca panen dan pengolahan hasil

a. Peningkatan mutu pasca panen produk :

- Dadiah - Pengolahan susu sapi perah b.Peningkatan industri pedesaan berbasis peternakan 5 Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok

VIII. Program Peningkatan Nilai

Tambah, Daya Saing Produksi Pertanian

1. Pengembangan Teknologi dan Usaha Pasca Panen Produk Peternakan

2. Peningkatan Produksi dan Pengolahan Susu Sapi pada Kawasan Inkubator 3. Sosialisasi Penerapan Good

Handling Practise (HGP) dan Good Manufacturing Practice (GMP) pada Usaha Pengolahan Produk Peternakan (Daging)

513,000,000 100,000,000 338,000,000 75,000,000 9. Meningkatnya angka kelahiran dan menurunnya angka kematian ternak

a. Jumlah kasus penyakit hewan menular : - Rabies - Flu burung - Ngorok/ SE - Jembrana - Anthrax b.Jumlah pelayanan kesehatan ternak: - Jumlah penyedia obat hewan - Jumlah pelayanan diagnose c. Jumlah Pemeriksaan

Salmonella asal hewan d.Uji banding BPAH

turun 25 kasus turun 11 jorong 0 kasus klinis 0 kasus klinis 0 kasus klinis 4 Distributor 700 ekor 500 sampel 96 sampel

IX. Program Pengamanan Sumber Daya Hewani

1. Peningkatan Pelayanan Laboratorium Kesmavet 2. Uji Banding BPAH ke BPPV II

Bukittinggi

3. Koordinasi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Rabies

4. Pengawasan Lalulintas Hewan, BAH dan HBAH

5. Pengendalian dan

Pemberantasan Penyakit AI/ Flu Burung

6. Penanggulangan Penyakit Jembrana

7. Peningkatan pelayanan labor Keswan dan Klinik Hewan 8. Pengawasan Obat Hewan 9. Operasional Unit Pelaksana

Pengendalian Avian Influenza (AI) Provinsi

10. Sosialisasi dan Pengawasan Penyediaan pangan Asal Hewan (PAH) yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH) yang Berdaya Saing

11. Peningkatan Pelayanan Klinik Hewan Padang

12. Evaluasi dan Pembinaan Hygienis Sanitasi (HS) Unit Usaha Pangan Asal Hewan untuk Memperoleh NKV 2,689,000,000 490,000,000 50,000,000 150,000,000 290,000,000 110,000,000 115,000,000 240,000,000 60,000,000 589,000,000 90,000,000 350,000,000 155,000,000 10. Meningkatnya produktivitas ternak melalui penyenaran ternak Penyebaran ternak di kelompok tani : - Kelompok sapi potong - Kelompok Sapi Perah - Kelompok Kerbau 308 ekor 25 ekor 5 ekor X. Program Pengembangan Satu Petani Satu Sapi

1. Penyebaran Ternak Sapi 2. Pelatihan Peningkatan

manajemen kelompok pada Kawasan Satu Petani Satu Sapi 3. Pengembangan Budidaya Sapi

Perah dan Kerbau

4,242,100,000

3,035,100,000 207,000,000 1,000,000,000

2.2.2 Rencana Kinerja Kegiatan

(33)

melaksanakan Program Pembangunan Peternakan maupun Program Pendukung lainnya yang terdiri dari Kegiatan-kegiatan Pembangunan Peternakan maupun Kegiatan Pendukung sehingga Pencapaian Kinerja Sasaran akan ditentukan oleh keberhasilan pencapaian Kinerja Kegiatan. Secara ringkas Rencana Kinerja Kegiatan Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2013 yang akan dicapai adalah sebagaimana tercantum dalam Tabel 4 berikut :

Tabel 4 : Rencana Kegiatan Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2013

No Program/KegiatanUraian Indikator Kinerja Satuan

Rencana Tingkat Capaian (Target) Ket I. 1

Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan

Promosi dan Informasi atas Produksi Peternakan Unggulan Daerah

Terlaksananya :

- pameran/ promosi dan bazar - informasi pembangunan

peternakan di media massa dan elektornik dan

- informasi harga komoditas di RRI

Event Kali Minggu 3 23 52 2 Pameran Pembangunan Peternakan/

Livestock Expo 2013 - Terlaksananya kegiatan LivestockExpo tahun 2013 - Tersedianya ternak unggul

Kali Jenis

1 5 3 Akreditasi dan Sertifikasi BIB Tuah

Sakato Terlaksananya sertifikasi BIB TuahSakato Sertifikat 1 4 Promosi dan Perluasan Pemasaran

Semen beku BIB Tuah Sakato - Tersedianya leaflet, folder, posterdan kalenderuntuk promosi - Tersedianya visualisasi inseminasi

buatan

Lembar Visualisasi

334 1 5 Operasi Pasar Komoditas Peternakan

Dalam Rangka Menyambut Hari Besar Keagamaan

Terlaksananya operasi pasar

komoditi peternakan Kab 6

6 Promosi Minum Susu Segar dan Olahannya bagi Masyarakat/ anak Sekolah

Terlaksananya promosi minum susu

segar untuk anak sekolah Kantong 3.000 7 Intensifikasi Pemasaran dan Evaluasi

Keberhasilan IB Hasil Semen Beku BIB Tuah Sakato ke Kab/ Kota

Terlaksananya intensifikasi pemasaran dan evaluasi

keberhasilan semen beku BIB Tuah Sakato

Kab 5

8 Visualisasi Pengembangan Usaha

Peternakan Tersedianya visualisasi agribisnispeternakan (sapi potong,sapi perah,kambing,kerbau, dan unggas)

VCD 5

II. Program Peningkatan Sarana Prasarana Pembangunan

Pertanian

1 Lanjutan Pembangunan Pusat Pelatihan

Peternakan Tersedianya Pagar Gedung PusatPelatihan Peternakan/ ITC yang representatif

Unit 1

2 Rehab Gedung Kantor BIB Tuah Sakato Tersedianya Kantor UPTD BIB Tuah

Sakato yang Representatif Unit 1 3 Penyediaan Alat-alat laboratorium UPTD

BIB Tuah Sakato Tersedianya peralatan penunjangproses produksi semen beku Unit 8 4 Optimalisasi Produksi Semen Beku UPTD

BIB Tuah Sakato Tersedianya semen beku yangberkualitas secara kontinu dalam jumlah dan sesuai dengan kebutuhan

Dosis 100.000 5 Optimalisasi Bibit Unggul UPTD BPPMT

Simpang IV Tersedianya bibit unggul ternakkambing, ayam dan sapi KomoditiJenis 3

III. Program Pengembangan Kawasan Sentra Produksi Pertanian

1 Fasilitasi Pakan Ternak Untuk Kelompok

Ternak Sapi Perah Tersedianya bantuan pakan ternakuntuk 3 kelompok sapi perah Kg 3.900 2 Koordinasi dan Pembinaan Kawasan

Sentra Produksi Peternakan Terlaksananya rapat koordinasikawasan sentra produksi peternakan dan rapat koordinasi dan sosialisasi pengembangan kawasan integrasi

Gambar

Gambar 1. Struktur Organisasi Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat
Tabel 2. Langkah-Langkah Strategis Pencapaian Sasaran
Tabel 3 : Rencana Kinerja Sasaran Dinas Peternakan Prov. Sumbar Tahun 2013 NO SASARAN
Tabel 4 : Rencana Kegiatan Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2013
+7

Referensi

Dokumen terkait

Gedung kantor Pengadilan Negeri Gianyar berdiri diatas tanah seluas 1.812 m² luas tanah untuk bangunan 621 m² berlantai 2, terletak disebelah utara Kantor Pemerintahan

Adapun dari hasil wawancara yang peneliti lakukan di sekolah SMP Negeri 2 Lalan tepatnya tanggal 10 Oktober 2014 terhadap 2 siswa mengungkapkan bahwa “belajar

Singing (Nyanyian)Chants and Rhymes (Nyanyian Pendek dan Sajak), dan sebagainya.Metode dan teknik yang hendak digunakan sebaiknya dipilih dan disesuaikan dengan

2.4.1 Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sukabumi Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Republik Indonesia Nomor : KEP- 443/KMK.01/2001 tanggal 23

Keberhasilan komunikasi tidak hanya tergantung pada pihak komunikator atau pembicara tapi juga tergantung dari komunikan atau yang menerima pesan walaupun pihak komunikator

Nilai kekerasan daerah HAZ lebih tinggi bila dibandingkan dengan daerah base metal disebabkan karena daerah HAZ adalah bagian logam yang terkena efek pemanasan langsung dari

Pemakaian peralatan pelindung yang cocok (termasuk peralatan pelindung diri yang dirujuk dalam Bagian 8 dalam lembar data keselamatan) untuk mencegah kontaminasi terhadap kulit,

Saran yang dapat diberikan peneliti, yaitu (1) guru mata pelajaran bahasa Indonesia hendaknya menggunakan model investigasi kelompok dengan media berita dalam surat kabar