• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BANJAR NOMOR 34 TAHUN 1998 TENTANG RETRIBUSI PASAR GROSIR DAN ATAU PERTOKOAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BANJAR NOMOR 34 TAHUN 1998 TENTANG RETRIBUSI PASAR GROSIR DAN ATAU PERTOKOAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BANJAR NOMOR 26 TAHUN 1999 SERI B NOMOR SERI 18

====================================================== PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BANJAR

NOMOR 34 TAHUN 1998 TENTANG

RETRIBUSI PASAR GROSIR DAN ATAU PERTOKOAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II BANJAR,

Menimbang : a. bahwa dengan telah ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1997 sebagai pelaksanaan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak dan Retribusi Dearah maka Retribusi Pasar Grosir dan atau Pertokoan merupakan jenis Retribusi Daerah Tingkat II;

b. bahwa untuk memungut Retribusi sebagaimana dimaksud huruf a perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 Tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 Tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Di Kalimantan (Lembaran Negara Tahun 1953 Nomor 9 Sebagai Undang-Undang);

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037);

3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1997 Tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3692);

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1997 Tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan Pemerintah Daerah;

6. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 1993 Tentang Bentuk Peraturan Daerah Dan Peraturan Daerah Perubahan;

7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 171 Tahun 1997 Tentang Pedoman Pengesahan Peraturan Daerah;

8. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 174 Tahun 1997 Tentang Pedoman Tata Cara Pemungutan Retribusi Daerah; 9. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 119 Tahun 1998

Tentang Ruang Lingkup Dan Jenis-Jenis Retribusi Daerah Tingkat I Dan Daerah Tingkat II;

10. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Banjar Nomor 5 Tahun 1989 Tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil Di

(2)

Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Banjar.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BANJAR TENTANG RETRIBUSI PASAR GROSIR DAN ATAU PERTOKOAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: a. Daerah adalah Kabupaten Daerah Tingkat II Banjar;

b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Banjar; c. Kepala Daerah adalah Bupati Kepala Daerah Tingkat II Banjar;

d. Dinas Pendapatan Daerah adalah Dinas Pendapatan Kabupaten Daerah Tingkat II Banjar;

e. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Banjar;

f. Bendaharawan Khusus Penerima adalah Bendaharawan Khusus Penerima pada Kantor Dinas Pendapatan Kabupaten Daerah Tingkat II Banjar;

g. Pejabat yang ditunjuk adalah Dinas Pasar Daerah yang diberi tugas tertentu di bidang Retribusi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

h. Pasar Daerah adalah tempat pertemuan antara penjual dan pembeli barang-barang atau jasa-jasa dan fasilitas yang disediakan oleh Pemerintah Daerah; i. Dinas Pasar adalah Dinas Pasar Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Banjar; j. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan hukum yang menurut

peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi, termask pemungut atau pemotong retribusi tertentu; k. Pasar Grosir dan atau Pertokoan adalah pasar grosir berbagai jenis barang,

termasuk tempat pelelangan ikan, ternak, hasil bumi, fasilitas pasar/pertokoan yang dikontrakkan, yang disediakan/diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah, tidak termasuk yang disediakan oleh Perusahaan Daerah (PD), Pasar dan Pihak swasta;

l. Retribusi Pasar Grosir dan atau perokoan yang selanjutnya disebut Retribusi adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas pelayanan penyediaan fasilitas pasa grosir dan atau pertokoan berbagai jenis barang termasuk tempat pelelangan ikan, ternak, hasil bumi dan fasilitas pasar/pertokoan yang dikontrakkan, yang disediakan dan atau diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah;

m. Jasa adalah kegiatan Pemerintah daerah berupa usaha dan pelayanan yang menyebabkan barang, fasilitas, atau kemanfaatan lainnya yang dapat dinikmati orang pribadi atau badan hukum;

n. Jasa Usaha adalah jasa yang disediakan oleh Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta;

(3)

o. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRD adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terutang; p. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar yang selanjutnya disingkat

SKRDKB adalah Surat Keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terutang, jumlah kredit retribusi, jumlah kekurangan pembayaran pokok retribusi, besarnya sanksi administrasi dan jumlah yang masih harus dibayar;

q. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar Tambahan yang selanjutnya disingkat SKRDKBT adalah Surat keputusan yang menentukan tambahan atas jumlah retribusi yang ditetapkan;

r. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat STRD adalah Surat untuk melakukan Tagihan Retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda.

BAB II

NAMA, OBJEK DAN SUBJEK Pasal 2

Dengan nama Retribusi Pasar Grosir dan atau Pertokoan dipungut Retribusi atas Penggunaan / Pemanfaatan jasa pelayanan Pasar Grosir dan atau Pertokoan beserta kelengkapannya.

Pasal 3

Objek Retribusi adalah setiap pemanfaatan / penggunaan fasilitas pada Pasar Grosir dan atau Pertokoan.

Pasal 4

Subjek Retribusi adalah orang atau badan hukum yang menggunakan / memanfaatkan fasilitas Pasar Grosir dan atau Pertokoan.

BAB III

PENGATURAN PENGGUNAAN Pasal 5

(1) Setiap orang atau badan hukum yang akan menggunakan / memanfaatkan Pasar Grosir dan atau Pertokoan beserta kelengkapannya harus mendapatkan izin dari Kepala Daerah.

(2) Untuk mendapatkan izin sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini, harus mengajukan permohonan kepada Kepala Daerah.

(3) Izin Penggunaan /Pemanfaatan fasilitas pasar Grosir dan atau pertokoan beserta kelengkapan berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.

(4) Tata Cara untuk memperoleh izin, diatur lebih lanjut oleh Kepala Daerah dengan Surat Keputusan .

Pasal 6

(1) Setiap orang atau badan hukum yang memiliki izin tertulis dari Kepala Daerah, wajib menggunakan / memanfaatan fasilitas pasar grosir dan atau pertokoan beserta kelengkapannya.

(4)

(2) Apabila pemilik izin tidak menggunakan / memanfaatkan fasilitas pasar grosir dan atau pertokoan beserta kelengkapannya selama 3 (tiga) bulan, maka izin dicabut.

Pasal 7

Setiap orang atau badan hukum yang menggunakan / memanfaatkan fasilitas pasar grosir dan atau pertokoan beserta kelengkapannya berhak untuk memanfaatkan dengan sebaik-baiknya dan mempunyai kewajiban untuk :

a. menjaga dan memelihara kebersihan atas lingkungan disekitarnya; b. menjaga ketertiban, keamanan dan keindahan lingkungan pasar; c. mempergunakan/memanfaatkan sesuai dengan fungsinya;

d. membayar retribusi yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah;

e. memenuhi terhadap semua ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang terkait.

Pasal 8

Izin penggunaan/pemanfaatan fasilitas pasar grosir dan atau pertokoan beserta kelengkapan dapat dicabut apabila :

a. Memindahkan kepada pihak lain tanpa izin Kepala Daerah; b. Pemegang izin meninggal dunia;

c. Jangka waktu izin telah habis masa berlakunya;

d. Tidak menggunakan/memanfaatkan selama 3 (tiga) bulan sesuai ketentuan pasal 6 ayat (2) Peraturan Daerah ini;

e. Melanggar dan atau tidak mentaati ketentuan sebagaimana diatur di dalam pasal 7 Peraturan Daerah ini.

BAB IV

GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 9

Retribusi pasar grosir dan atau pertokoan termasuk golongan Retribusi Jasa Usaha.

BAB V

CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA Pasal 10

Tingkat penggunaan jasa Retribusi Pasar Grosir dan atau Pertokoan diukur berdasarkan lokasi, luas/klasifikasi tempat, serta fasilitas yang tersedia.

BAB VI

PRINSIP PENETAPAN, STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI Pasal 11

Prinsip penetapan tariff Retribusi Pasar Grosir dan atau Pertokoan adalah biaya administrasi, pembangunan, perawatan, penyertaan asuransi dan biaya pembinaan.

(5)

Pasal 12

Struktur Besarnya Tarif Retribusi Ditetapkan Sebagai Berikut : a. Pasar Grosir Rp. 1.000,- /m2/bulan;

b. Pertokoan :

- Lantai I Rp. 3.000,-/m2/bulan - Lantai II Rp. 2.500-/m2/bulan.

BAB VII

TATA CARA PEMUNGUTAN Pasal 13

(1) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.

(2) Hasil Pungutan Retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 Peraturan Daerah ini disetor ke Kas Daerah dalam keadaan brutto.

BAB VIII

WILAYAH PEMUNGUTAN Pasal 14

Wilayah Pemungutan Retribusi Adalah Kabupaten Daerah Tingkat II Banjar.

BAB IX

SANKSI ADMINISTRASI Pasal 15

Dalam hal wajib Retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % (dua persen) setiap bulan dari besarnya retribusi yang terutang yang tidak atau kurang bayar dan ditagih dengan menggunakan Surat Tagihan Retribusi Daerah.

BAB X

TATA CARA PEMBAYARAN Pasal 16

(1) Kepala Daerah menentukan tanggal jatuh tempo pembayaran dan penyetoran Retribusi yang terutang paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah saat terutang.

(2) SKRD, SKRDKB, SKRDKBT, STRD, Surat keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan dan putusan banding yang menyebabkan jumlah Retribusi yang harus dibayar bertambah, harus dilunasi dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal diterbitkannya tersebut di atas.

(3) Kepala Daerah atas permohonan wajib retribusi dapat memberikan persetujuan kepada wajib retribusi untuk mengangsur atau menunda pembayaran retribusi dengan dikenakan bunga 2% (dua persen) setiap bulan,

(6)

(4) Tatacara pembayaran, tempat pembayaran, penundaan pembayaran Retribusi diatur dengan Keputusan Kepala Daerah.

BAB XI

TATA CARA PENAGIHAN Pasal 17

(1) Pengeluaran surat teuran/peringatan/surat lain yang sejenis sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan retribusi dikeluarkan segera setelah 7 (tujuh) hari sejak saat jatuh tempo pembayaran.

(2) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat teguran/peringatan/surat lain yang sejenisnya, wajib retribusi harus melunasi retribusinya yang terutang.

(3) Surat teguran sebagaimana dimaksud ayat (1) Psal ini dikeluarkan oleh Pajabat yang ditunjuk.

BAB XII KADALUWARSA

Pasal 18

(1) Penagihan Retribusi, kadaluwarsa setelah melampaui jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya retribusi, kecuali apabila wajib retribusi melakukan tindak pidana dibidang retribusi.

(2) Kadaluwarsa Penagihan Retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini tertangguh apabila:

a. diterbitkan Surat Teguran;

b. Ada pengakuan utang retribusi dari wajib retribusi baik langsung maupun tidak langsung.

BAB XIII

TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG RETRIBUSI YANG KADALUWARSA Pasal 19

(1) Piutang retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk melakukan penagihan sudah kadaluwarsa dapat dihapus.

(2) Kepala Daerah menetapkan Keputusan Penghapusan Piutang Retribusi Daerah yang sudah kadaluwarsa sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini.

BAB XIV PENGAWASAN

Pasal 20

Kepala Daerah menunjuk Pejabat tertentu untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah ini.

(7)

BAB XV

KETENTUAN PIDANA Pasal 21

(1) Wajib retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan keuangan Daerah diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah retribusi terutang.

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini adalah pelanggaran.

BAB XVI PENYIDIKAN

Pasal 22

(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan Tindak Pidana Di Bidang Retribusi Daerah.

(2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini adalah : a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau

laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang retribusi Daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas; b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang

pribadi atau badan tentan kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana retribusi daerah;

c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana di bidang retribusi daerah;

d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang retribusi daerah;

e. Melakukan penggeledahan untuk mendapat bahan bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen-dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bukti tersebut;

f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang retribusi daerah;

g. menyuruh berhenti melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e;

h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana retribusi daerah;

i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;

j. menghentikan penyidikan;

k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang retribusi daerah menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan.

(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyelidikannya kepada

(8)

Penuntut Umum, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

BAB XVII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 23

Hal-hal lain yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya akan ditetapkan lebih lanjut oleh Kepala Daerah.

Pasal 24

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Banjar.

Ditetapkan di Martapura

pada tanggal 30 Nopember 1998 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT BUPATI KEPALA DAERAH DAERAH KAB.DATI II BANJAR TINGKAT II BANJAR, Ketua,

Cap/dtt cap/dtt

H.P. SISWANTO H. ABDUL MADJID

Disahkan Oleh Menteri Dalam Negeri Dengan Keputusan Nomor 974.43-862 Tanggal 10 Agustus 1999

Diundangkan Dalam Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Banjar Nomor 26 Tahun 1999 Tanggal 28 Agustus 1999 Seri B Nomor Seri 18

SEKRETARIS WILAYAH/DAERAH TINGKAT II BANJAR ttd

Drs. H.RUDY ARIFFIN NIP. 010 078 940

(9)

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BANJAR NOMOR 34 TAHUN 1998

TENTANG

RETRIBUSI PASAR GROSIR DAN ATAU PERTOKOAN

I. PENJELASAN UMUM

Dengan telah ditetapkannya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Dearah dan Retribusi Daerah jo Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1997 tentang Retribusi Dearah jo Peraturan Pelaksanaannya, dimana salah satu Retribusi Daerah Tingkat II yang diatur adalah tentang Retribusi Pasar Grosir dan atau Pertokoan.

Bagi Kabupaten Daerah Tingkat II Banjar, Peraturan Daerah ini merupakan Peraturan Daerah baru yang diharapkan bisa mengantisifasi perkembangan kemajuan pembangunan daerah khususnya di bidang pasar grosir dan atau pertokoan.

Disamping itu disadari bahwa Retribusi Daerah merupakan salah satu sumber pendapatan asli daerah yang penting guna membiayai penyelenggaraan Pemerintahan dan pembangunan daerah untuk memantapkan otonomi daerah yang nyata, dinamis, serasi dan bertanggungjawab dengan titik berat pada Daerah Tingkat II.

Untuk menindak lanjuti pasal 18 ayat (2) huruf b Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 dan pasal 3 ayat (2) huruf b Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1997, maka perlu dibuat Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Banjar tentang Retribusi Pasar Grosir dan atau Pertokoan

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 s.d. Pasal 24 : cukup jelas.

SEKRETARIS WILAYAH/DAERAH TINGKAT II BANJAR ttd

Drs. H. RUDY ARIFFIN NIP. 010 078 940 Salinan sesuai dengan aslinya :

KEPALA BAGIAN HUKUM, ttd

Hj. SITI MAHMUDAH, SH. MH. NIP.19751108.199903.2.005

(10)

Referensi

Dokumen terkait

 Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang materi : Upaya pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia.  Mengemukakan pendapat atas presentasi yang

Prinsip: stabilitas dapat diperoleh ketika sedang bergerak dengan cara menurunkan letak titik berat badan dan memperbesar bidang tumpuan Contoh: seorang pejudo akan lebih stabil

Pola pembinaan budi pekerti dalam hubungannya dengan sesama manusia di Panti Asuhan Putri Muhammadiyah Purwokerto menggunakan metode pendidikan melalui pembiasaan yaitu

Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang melimpahkan rahmat, taufik dan karunia-Nya, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan penyusunan

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh ukuran perusahaan menggunakan Debt to Equity Ratio, Return on Assets, dan Earning per Share

Tujuan penelitian ini adalah memberi gambaran tentang luas praktek pengungkapan pada laporan keuangan tahunan yang dilakukan oleh perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI

Pembahasan mulai dari pembuatan data anggota, data akun, pembuatan jurnal umum hingga membuat laporan keuangan.Koperasi Amanah membutuhkan suatu aplikasi akuntansi

Keberadaan zona steamflood dapat dideteksi menggunakan anomali gayaberat- mikro 4D yang diberi konstrain dengan turunan horizontal orde tinggi dimana posisi dari nilai