• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN NOMOR 14 TAHUN 1998 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN NOMOR 14 TAHUN 1998 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN NOMOR 14 TAHUN 1998

TENTANG

RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II TARAKAN

Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 119 Tahun 1998 tentang Ruang Lingkup dan Jenis-jenis Retribusi Daerah Tingkat I dan Daerah Tingkat II, maka Retribusi Pelayanan Kesehatan merupakan jenis retribusi Daerah Tingkat II;

b. bahwa untuk memungut retribusi sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu diatur dengan Peraturan Daerah;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 Tentang Pokok- pokok Pemerintahan Di Daerah (Lembaran Negara Nomor 38 Tahun 1974, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037);

2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209);

3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495);

4. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah ( Lembaran Negara Nomor 41 Tahun 1997, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685);

5. Undang-undang Nomor 29 Tahun 1997 Tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Tarakan (Lembaran Negara Nomor 82 Tahun 1997);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1987 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan Dalam Bidang Kesehatan kepada Daerah;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1997 tentang Retribusi Daerah; 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyidik

Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah;

9. Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri Nomor 48/Menkes/SKB/II/1988 dan Nomor 10 Tahun 1988 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1987 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan dalam Bidang Kesehatan kepada Daerah;

10. Keputusan bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri No. 934/Men.Kes/SKB/II/1996 dan Nomor 17 Tahun 1996 tentang Pedoman Pelaksanaan Pungutan Retribusi Pelayanan Kesehatan pada Pusat Kesehatan Masyarakat ;

11. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 1993 tentang Bentuk Peraturan Daerah dan Peraturan Daerah Perubahan;

12. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 171 Tahun 1997 tentang Prosedur Pengesahan Peraturan Daerah tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;

(2)

13. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 174 Tahun 1997 tentang Pedoman Tata Cara Pemungutan Retribusi Daerah;

14. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 175 Tahun 1997 tentang Pedoman Tata Cara Pemungutan Retribusi Daerah;

15. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 119 Tahun 1998 tentang Ruang Lingkup dan Jenis-jenis Retribusi Daerah Tingkat I dan Daerah Tingkat II.

Dengan Persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN

B A B I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

a. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Tarakan;

b. Kepala Daerah adalah Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Tarakan; c. Dinas Pendapatan Daerah adalah Dinas Pendapatan Kotamadya Daerah

Tingkat II Tarakan;

d. Dinas Kesehatan adalah Dinas Kesehatan Kotamadya Daerah Tingkat II Tarakan;

e. Kas Daerah adalah Kas Kotamadya Daerah Tingkat II Tarakan;

f. Pelayanan Kesehatan adalah Pelayanan Kesehatan yang terdiri dari pelayanan kesehatan dan fasilitas lainnya di Puskesmas/Balai Pengobatan dan Puskesmas Keliling ;

g. Puskesmas adalah Pusat Kesehatan Masyarakat yang langsung memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terintegrasi kepada masyarakat yang berada diwilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Tarakan; h. Puskesmas Keliling adalah pelayanan kesehatan oleh Puskesmas dengan

mempergunakan kendaraan roda 4 (empat), kendaraan roda 2 (dua) atau transportasi lainnya dilokasi yang jauh dari sarana pelayanan kesehatan; i. Puskesmas Type A adalah Puskesmas yang memiliki pelayanan dasar yang

lengkap, dipimpin dan dilayani oleh Dokter, dibantu dengan Paramedis dan Dokter Spesialis serta memiliki sarana Laboratorium;

j. Puskesmas Type B adalah Puskesmas yang dipimpin dan dilayani oleh Dokter dan dibantu oleh tenaga Paramedis serta memiliki sarana Laboratorium yang sederhana;

k. Puskesmas Type C adalah Puskesmas dipimpin oleh tenaga paramedis; l. Pengobatan adalah tindakan pengobatan yang diberikan oleh dokter atau

jika berhalangan oleh pengatur rawat atau bidan yang ditunjuk untuk menjalankan pengobatan, perawatan dan lain-lain yang masih ada hubungannya dengan kesehatan;

m. Perawatan adalah Pengobatan dan Pemeliharaan Orang Sakit oleh semua tenaga paramedis, dengan mempergunakan pemakaian obat-obatan, alat-alat kedokteran serta perkakas rumah tangga, makan dan minum;

n. Rawat Jalan adalah pengobatan atau perawatan tanpa menginap di Puskesmas;

o. Rawat Inap adalah penginapan atau perawatan dengan menginap di Puskesmas;

(3)

p. Jasa adalah pelayanan dan kemudahan yang diberikan kepada seseorang dalam rangka observasi, diagosa pengobatan, rehabilitasi medik dan atau pelayanan Kesehatan lainnya;

q. Rujukan Swasta adalah kiriman dari dokter dan atau pelayanan kesehatan swasta;

r. Tindakan Medis adalah setiap tindakan yang bertujuan untuk diagnostik, terapi/pengobatan, pemulihan keadaan cacat badan atau jiwa, pencegahan dan peningkatan kesehatan dengan menggunakan atau tanpa menggunakan alat kesehatan/medis dan atau bahan serta dilakukan oleh tenaga medis yang mempunyai keahlian dan wewenang untuk itu;

s. Jenis tindakan medis :

1. Berdasarkan kegawatan/kedaruratannya adalah tindakan medis terencana (akut / non emergency) dan tindakan medis tidak terencana (akut / emergency);

2. Berdasarkan resiko dan beratnya tindakan/kesukaran adalah tindakan kecil, sedang, besar dan khusus;

3. Berdasarkan klasifikasi teknis intervensi medis adalah: a). tindakan medis operatif (pembedahan) dan incisi

b). tindakan medis non operatif (non pembedahan) dan incisi.

t. Penunjang diagnostik adalah pelayanan untuk menunjang dalam menegakkan diagnose;

u. Rehabilitasi medis adalah pelayanan yang diberikan dalam bentuk pelayanan fisioteraphi, akupasionale, wicara, ortetik/protetik, bimbingan sosial medis dan jasa fisiologi;

v. Konsultasi Medis adalah konsultasi baik oleh pasien kepada tenaga medis maupun antar tenaga medis, dari dari jenis spesialis yang berbeda dalam hal penanganan terhadap kasus penyakit;

w. Akomodasi adalah penggunaan fasilitas inap dengan atau tanpa makan di Puskesmas;

x. Bahan dan Alat adalah bahan kimia obat untuk kesehatan (habis pakai), bahan radiologi dan bahan lainnya untuk digunakan langsung dalam rangka observasi diagnose pengobatan, perawatan, rehabilitasi medisdan pelayanan kesehatan lainnya yang dapat disediakan di Puskesmas;

y. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang dapat disingkat SKRD adalah Surat Keputusan yang menentukan besarnya jumlah Retribusi yang terutang; z. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu dibidang retribusi

Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

aa. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, yayasan atau organisasi yang sejenis, lembaga, dana pensiun, bentuk usaha tetap serta bentuk badan usaha lainnya;

bb. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang dapat disingkat STRD adalah Surat untuk melakukan tagihan Retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda ;

cc. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan dan mengelola data dan atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban retribusi berdasarkan peraturan perundang-undangan retribusi Daerah;

dd. Penyidikan tindak pidana di bidang retribusi Daerah adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut penyidik, untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang retribusi Daerah yang terjadi serta menemukan tersangkanya.

B A B II

NAMA, OBYEK DAN SUBYEK Pasal 2

(4)

Dengan nama Retribusi Pelayanan Kesehatan dipungut Retribusi terhadap pelayanan kesehatan di Puskesmas/Balai Pengobatan dan Puskesmas Keliling .

Pasal 3

Obyek Retribusi adalah setiap orang pribadi atau badan hukum yang mendapat pelayanan kesehatan yang ada di Puskesmas/Balai Pengobatan dan Puskesmas Keliling.

Pasal 4

Subyek Retribusi adalah orang pribadi atau badan hukum yang mendapatkan pelayanan kesehatan dari Puskesmas/Balai Pengobatan dan Puskesmas Keliling

BAB III

GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 5

Retribusi pelayanan Kesehatan termasuk golongan Retribusi Jasa Umum

BAB IV

CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA Pasal 6

Tingkat penggunaan jasa pelayanan kesehatan diukur berdasarkan jumlah,jenis, pemakaian alat, pelayanan kesehatan di Puskesmas/Balai Pengobatan dan Puskesmas Keliling.

BAB V

PRINSIP PENETAPAN, STRUKTUR DAN BESARNYA TARIP RETRIBUSI

Pasal 7

Prinsip penetapan tarip retribusi pelayanan kesehatan adalah untuk mengganti biaya administrasi, biaya perawatan, biaya pemeriksaan dan tindakan, biaya pengobatan, biaya penginapan dan biaya konsumsi serta pembinaan dan pengawasan.

Pasal 8 Struktur besarnya Retribusi ditetapkan sebagai berikut :

No Tipe PKM

Jenis Pelayanan Besarnya Retribusi

(Rupiah) 1 2 3 4 1 UMUM A Kunjungan Baru 3,000 Kunjungan Ulangan 2,500 B Kunjungan Baru 2,750 Kunjungan Ulangan 2,500 C Kunjungan Baru 2,000 Kunjungan Ulangan 1,500

(5)

AB Puskesmas Keliling 3,000 2 ABC GIGI Kunjungan Baru 4,000 Kunjungan Ulangan 3,500 3 AB SPESIALIS Kunjungan Baru 4,500

4 AB KIR KESEHATAN UMUM 5,000

KIR KESEHATAN HAJI 10,000

5 ABC TINDAKAN MEDIK

Sederhana 4,500

Sedang 9,000

Berat 13,000

Suntikan Depo Provera 10,000

Suntikan Cyclofem 12,500 1 2 3 4 6 B PARTUS Partus Spontan 50,000 Partus + penyulit 60,000 7 B RAWAT INAP 10,000 8 AB LABORATORIUM HEMATOLOGI Hb 750 Lekosit 750 Eritrosit 750 LED 750 MCH 750 MCHC 750 Hematokrit 750 Retikulosit 750 Trombocit 750 Diff 750 Masa Perdarahan/ BT 750 Masa pembekuan/ CT 750 Marfologi 750 Malaria/ DDR 750 Filaria 750 Golongan Darah 750 KIMIA DARAH 750

Gula darah puasa/ BSN 750

Gula darah sewaktu 750

Bilirubin BTA/ Sputum 750 750 2 JAM PP 750 Freces lengkap 750 SGPT 3,500 SGOT 3,500 Alkali Posfatase 3,500

(6)

Gamma GT 5,000 BUN/ Ureum 3,500 Serum Kreatinin 3,500 Albumin 3,500 Globulin 3,500 Protein Total Asam Urat 3,500 3,500 Bil Indirect 3,500 Event Test 3,500 Analisis Spermatozoa 3,500 Bil Total 3,500 LDH 3,500 CK/ CPK 5,000 Amilase 3,500 Lipase 3,500 Kolesterol Total 3,500 HDL Kolesterol 3,500 LDL Kolesterol 3,500 1 2 3 4 AB LABORATORIUM Trigliseride 5,000 AST 5,00 CRP 5,000 CKMB 5,000 HBsAg 5,000 HBsAb 5,000 Alfa protein 5,000 SEROLOGI V.D.R.L. 3,500 Widal 13,000 URINE LENGKAP 750 Pengecatan Gram 3,500 TINJA 750 PEMERIKSAAN BAKTERIOLOGIS Hansen /kulit 2,000 Vagina / Uretra 2,000 BTA 2,000 Malaria 2,000 Filaria 2,000 PEMERIKSAAN MAKANAN MINUMAN DAN AIR

Bakteriologis 15,000

Toksokologis 10,000

Pemeriksaan Kimia 25,000

9 RUJUKAN SPESIMEN

(7)

Laboratorium Rumah sakit Apotik 500,000 100,000 150,000

Pedagang Besar Farmasi 250,000

Optikal 100,000

Klinik Gigi 100,000

Penjualan Alat-2 kesehatan 150,000

Agen Kosmetika 100,000

Katering 100,000

Hotel tanpa bintang 100,000

Pest Control, Termite Controle dan fumigasi

100,000 250,000

Penyalur Minuman Keras 150,000

Penyalur Pestisida 100,000 1 2 3 4 Pengecer Pestisida 75,000 Penyalur Asitilin Klinik Swasta Penyalur Elpiji 100,000 100,000 150,000 Pengecer Elpiji 100,000 Tinja Servis 75,000 Cleaning Servise 75,000 10 PEMBERIAN IZIN OPERASIONAL Penitipan Bayi 50,000 Fitness Centre

Pabrik makanan ( Mie, tahu,tempe,krupuk) Pabrik Minuman Warung Kopi Restaurant Salon Kecantikan 25,000 100,000 50,000 50,000 25,000 50,000 50,000 Tempat Bilyard 25,000 Bioskop 50,000 Supermaket 150,000 Pusat perbelanjaan 150,000 Kolam Renang 50,000

Rumah Potong Hewan 100,000

Tempat Peternakan Penjual makanan ternak Fisioterapi 50,000 50,000 25,000 Tukang Cukur 10,000 Panti Pijat 100,000 Discoutique 150,000

11 TENAGA KESEHATAN LAIN Sinshe / Akupunture / Tabib Pengobatan Tradisional

25,000 10,000

12 PEMERIKSAAN HYGIENE

SANITASI THD PERUSAHAAN UNTUK 1 TAHUN Perusahaan kecil Perusahaan Sedang Perusahaan Besar 15,000 40,000 100,000 13 PEMERIKASAAN KESEHATAN 25,000

(8)

PRAMURIA,PANTI PIJAT

14 PEMERIKSAAN MAKANAN 25,000

TERCEMAR

15 PEMERIKSAAN PENGAWASAN

TERHADAP : Tanpa sample laboratorium Dengan sample Laboratorium Dgn sample Laboratorium Lengkap Dgn sampel Lab. Kimia Singkat Dengan sampel bakteri

Dgn sampel air buangan Industri.

Dgn sampel air kolam renang Dgn sampel air kolam renang Dgn sampel air minum Bakteriologi Dgn sampel air minum kimia lengkap

3,000 4,000 7,000 4,000 4,000 4,000 5,000 2,000 5,000 3,000 5,000 DAN MOBIL JENAZAH :

Dalam kota sampai 2 jam 5,000

Dalam kota lebih dari 2 jam 15,000

Luar Kota 20,000

BAB VI

TATA CARA PEMUNGUTAN Pasal 9

(1) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan;

(2) Hasil pungutan retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 Peraturan Daerah ini disetor secara bruto ke Kas Daerah;

(3) Perincian hasil pungutan retribusi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) Pasal ini diatur lebih lanjut oleh Kepala Daerah.

BAB VII

WILAYAH PEMUNGUTAN Pasal 10

Retribusi dipungut di Wilayah Daerah tempat pelayanan kesehatan diberikan.

BABA VIII

SAAT RETRIBUSI TERHUTANG Pasal 11

(9)

Retribusi terhutang terjadi pada saat diterbitkan SKRD atau Dokumen lain yang dipersamakan.

BAB IX

SANKSI ADMINISTRASI Pasal 12

Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan dari besarnya retribusi yang terhutang yang tidak atau kurang bayar dan ditagih dengan menggunakan Surat Tagihan Retribusi Daerah.

BAB X

TATA CARA PEMBAYARAN Pasal 13

(1). Pembayaran retribusi yang terutang harus dilunasi sekaligus.

(2). Retribusi yang terhutang dilunasi selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari sejak diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan, SKRDKBT dan STRD.

(3) Tatacara pembayaran, Penyetoran, tempat pembayaran retribusi diatur dengan Keputusan Kepala Daerah.

BAB XI

TATA CARA PENAGIHAN Pasal 14

(1) Pengeluaran Surat Teguran/peringatan/surat lain yang sejenis sewbagai awal tindakan pelaksanaan penagihan retribusi dikeluarkan segera setelah 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo pembayaran;

(2) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat teguran/peringatan/surat lain yang sejenis, Wajib Retribusi harus melunasi retribusi yang terhutang;

(3) Surat teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh Pejabat yang ditunjuk.

BAB XII KADALUWARSA

Pasal 15

(1). Penagihan Retribusi, kadaluwarsa setelah melampaui jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terhutangnya retribusi, kecuali apabila wajib retribusi melakukan tindak pidana dibidang retribusi Daerah; (2). Kadaluwarsa penagihan retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal

ini tertangguh apabila :

(10)

a. Diterbitkan Surat Teguran dan Surat Paksa atau;

b. Ada pengakuan hutang Retribusi dari wajib Retribusi baik langsung maupun tidak langsung.

BAB XIII

TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG RETRIBUSI YANG KADALUWARSA

Pasal 16

(1). Piutang Retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk melakukan penagihan sudah kadaluwarsa dapat dihapus;

(2). Kepala Daerah menetapkan keputusan penghapusan Piutang Retribusi Daerah yang sudah kadaluwarsa sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini.

BAB XIV

PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI

Pasal 17

(1) Kepala Daerah dapat memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi;

(2) Pemberian pengurangan keringanan dan pembebasan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan memperhatikan kemampuan masyarakat, antara lain, dapat diberikan kepada orang cacat, pelajar, mahasiswa atau orang yang tidak mampu.

(3) Tata cara pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi ditetapkan oleh Kepala Daerah.

BAB XV

KETENTUAN PIDANA Pasal 18

(1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan keuangan Daerah diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah Retribusi yang terutang;

(2) Tindak pidana yang dimaksud pada ayat (1) Pasal ini adalah pelanggaran

BAB XVI PENYIDIKAN

Pasal 19

(11)

(1). Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah;

(2). Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini adalah :

a. Menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah;

b. Meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana Retribusi Daerah;

c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah;

d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah; e. Melakukan penggeledahan untuk mendapat bahan bukti

pembukuan, pencatatan, dan dokumen-dokumen, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;

f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah;

g. Menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e;

h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana Retribusi Daerah;

i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;

j. Menghentikan penyidikan;

k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan.

(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

BAB XVII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 20

Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Kepala Daerah.

(12)

Pasal 21

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kotamadya Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Ditetapkan di Tarakan

pada tanggal 7 Desember 1998

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN

KETUA,

ttd

H. ALI ACHMAD

PJ. WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II TARAKAN,

ttd

DRS. H. ASRAN BULKIS

DISAHKAN

Dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Tanggal 7 Mei 1999

Nomor : 974.44 – 427

Diundangkan Dalam Lembaran Daerah Kota Tarakan Nomor : 06 Seri B Tahun 1999

Tanggal 1 Juli 1999

SEKRETARIS DAERAH KOTA TARAKAN, ttd

DRS. H. ABDUSSAMAD. Pembina Tingkat I

(13)

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN NOMOR 14 TAHUN 1998

TENTANG

RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN

I. PENJELASAN UMUM

Guna mendukung perkembangan otonomi daerah yang nyata, dinamis, serasi dan bertanggung jawab, pembiayaan kegiatan pemerintahan dan pembangunan yang berasal dari retribusi Daerah perlu terus dioptimalkan, sejalan dengan semakin meningkatnya pelaksanaan pembangunan dan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat, serta usaha untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian daerah, diperlukan penyediaan dana yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah yaitu berupa Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Upaya penyediaan dana dari sumber tersebut, antara lain dilakukan dengan terlebih dahulu membuat Peraturan Daerah sebagai dasar hukum pemungutannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak dan Retribusi Daerah Jo. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1997 tentang Retribusi Daerah Jo. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 119 Tahun 1998 tentang Ruang Lingkup dan Jenis-jenis Retribusi Daerah Tingkat I dan Daerah Tingkat II.

Sebagai Daerah Tingkat II yang baru, Kotamadya Daerah Tingkat II Tarakan memerlukan sumber dana yang cukup banyak untuk membiayai pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan pembangunan. Salah satu sumber dana yang potensial untuk digali adalah yang berasal dari Retribusi Daerah.

Untuk menindak lanjuti Pasal 18 Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 Jo. Pasal 7 huruf a angka 1 Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 119 tahun 1998 , perlu ditetapkan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Tarakan yang mengatur tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan.

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 s/d Pasal 7 : Cukup jelas.

Pasal 8 : Type-type Puskesmas yang ada di Kotamadya Daerah Tingkat II Tarakan ditetapkan oleh Kepala Daerah.

Pasal 10 : Yang dimaksud dengan dokumen lain yang dipersamakan, antara lain berupa karcis, kupon dan kartu langganan.

Pasal 11 s/d pasal 12 : Cukup jelas.

Pasal 13 ayat (1) : Yang dimaksud tidak dapat diborongkan adalah bahwa seluruh proses kegiatan pemungutan retribusi tidak dapat diserahkan kepada pihak ketiga. Namun dalam pengertian ini bukan berarti bahwa Pemerintah Daerah tidak boleh bekerja sama dengan pihak ketiga. Dengan sangat selektif dalam proses pemungutan retribusi, Pemerintah Daerah dapat mengajak bekerja sama dengan badan-badan tertentu yang karena profesionalismenya layak dipercaya untuk ikut melaksanakan sebagian tugas

(14)

pemungutan retribusi secara efisien. Kegiatan pemungutan retribusi yang tidak dapat dikerjasamakan dengan pihak ketiga adalah kegiatan perhitungan besarnya retribusi yang terhutang, pengawasan, penyetoran retribusi dan penagihan retribusi.

Pasal 13 ayat (2) : Cukup jelas. Pasal 14 s/d Pasal 16 : Cukup jelas.

Pasal 17ayat (1) : Pengajuan tuntutan ke pengadilan pidana terhadap Wajib Retribusi dilakukan dengan penuh kearifan serta dengan memperhatikan kemampuan Wajib Retribusi dan besarnya retribusi yang terhutang yang mengakibatkan kerugian keuangan daerah.

Pasal 17 ayat (2) : Cukup jelas. Pasal 18 s/d Pasal 20 : Cukup jelas.

Referensi

Dokumen terkait

Pemeriksaan psikologi bagi Perwira TNI AD yang selama ini hanya dilaksanakan pada saat uji kompetensi jabatan Dansat dan pada akhir Dikbangum (Diklapa II dan Seskoad). Bila

Terdapat beberapa sentra itik yang ada di tanah air yaitu di Pulau Sumatera (Propinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi dan Lampung),

Pada masa kepemimpinan Wu Zetian, sikap yang ditunjukkan Wu Zetian untuk meningkatkan pembangunan di bidang pertanian adalah memberikan insentif berupa penghargaan kepada

Penelitian ini memanfaatkan ekstrak daun sereh( Cymbopogon nardus L. Rendle) untuk dijadikan sebagai bahan aktif sediaan gel jerawat dan dilakukan uji kestabilan

ABSTRAK. Pelayanan Klaim Peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Pada Kantor BPJS Ketenagakerjaan Kota Makassar.Skripsi.Fakultas Ilmu Sosial

Sejak Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat diberlakukan, posisi Laboratorium Klinik dan Bantuan Hukum sebagai organisasi yang memberikan jasa bantuan hukum secara

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh variabel leverage, pertumbuhan perusahaan, dan free cash flow terhadap nilai perusahaan pada perusahaan barang konsumsi

Berdasarkan model dari regresi logistik ordinal, maka dapat disimpulkan bahwa variabel prediktor yang berpengeruh signifikan terhadap status gizi anak laki-laki