• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Selain itu, pendidikan merupakan proses budaya untuk. yang panjang dan berlangsung sepanjang kehidupan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Selain itu, pendidikan merupakan proses budaya untuk. yang panjang dan berlangsung sepanjang kehidupan."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

1 A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada hakekatnya berlangsung dalam suatu proses. Proses itu berupa transformasi nilai-nilai pengetahuan, teknologi dan keterampilan. Penerima proses adalah anak atau siswa yang sedang tumbuh dan berkembang menuju ke arah pendewasaan kepribadian dan penguasaan pengetahuan. Selain itu, pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia yang diperoleh melalui proses yang panjang dan berlangsung sepanjang kehidupan.

Hal ini sesuai Firman Allah dalam surat Al Mujadalah ayat 11 yang berbunyi.

Artinya :

“Allah SWT mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu diantara kamu sekalian beberapa derajat.” (QS. Al Mujadalah : 11)1

Unsur pokok yang harus ada dalam proses pendidikan adalah peserta didik dan pendidik. Pendidik mempunyai peran penting karena keterlibatanya dalam bimbingan aktivitas-aktivitas di sekolah yang mengacu kepada tujuan-tujuan yang diidam-idamkan. Pengaruh pendidik bagi peserta didiknya itu

1 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, (Jakarta: CV. Darus Sunnah, 2002),

(2)

datang melalui jalan memberi ide-ide yang dibangun bersama sebagaimana tingkah laku pribadinya.

Kedua kegiatan ini saling mempengaruhi dan dapat menentukan hasil belajar. Disini kemampuan guru dalam menyampaikan atau mentransformasikan bidang studi dengan baik, merupakan syarat mutlak yang tidak dapat ditawar lagi karena hal ini dapat mempengaruhi proses mengajar dan hasil belajar siswa.

Pendidikan dalam pelaksanaanya membutuhkan metode yang tepat untuk menghantarkan pendidikanya ke arah tujuan yang dicita-citakan. Bagaimanapun baik dan sempurnanya suatu kurikulum pendidikan, ia tidak akan berarti apa-apa, manakala tidak memiliki metode dalam mentransformasikanya kepada peserta didik. Ketidaktepatan dalam penerapan metode secara praktis akan menghambat proses belajar-mengajar yang akan membuang waktu dan tenaga secara percuma. Karenanya metode adalah syarat efisiensinya aktivitas pendidikan. Hal ini berarti bahwa metode termasuk persoalan yang esensial, karena tujuan pendidikan akan tercapai secara tepat guna manakala jalan yang ditempuh menuju cita-cita tersebut benar-benar tepat.2 Untuk dapat menyampaikan pelajaran dengan baik agar siswa lebih mudah memahami pelajaran, seorang guru selain harus menguasai materi, dia juga dituntut untuk dapat terampil dalam memilih dan menggunakan metode mengajar yang tepat untuk situasi dan kondisi yang dihadapinya. Seorang guru sangat dituntut untuk dapat memiliki pengertian

2 Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis

(3)

secara umum mengenai sifat berbagai metode, baik mengenai kebaikan metode maupun mengenai kelemahan-kelemahannya.

Ada beberapa metode yang dikenal dalam pengajaran, misalnya yaitu metode ceramah, metode demonstrasi, metode pemberian tugas, metode eksperimen, metode tanya-jawab, dan sebagainya. Dengan memilih metode yang tepat, seorang guru selain dapat menentukan output atau hasil lulusan dari lembaga pendidikan, juga merupakan landasan keberhasilan lembaga pendidikan, dan juga menjadi pengalaman yang disenangi bagi anak didik.

Pendidikan agama bertujuan membawa manusia kepada nilai-nilai spiritual dan transendental, supaya hidup bahagia dunia dan akhirat, serta membentuk manusia agar bertingkah laku, berbudi luhur, dan untuk menapak di jalan Tuhan.3

Salah satu bidang studi yang diajarkan di MI adalah fiqih. Fiqih secara umum merupakan salah satu bidang studi Islam yang banyak membahas tentang hukum yang mengatur pola hubungan manusia dengan Tuhannya, antara manusia dengan manusia, dan manusia dengan lingkungannya. Melalui bidang studi fiqih ini diharapkan siswa tidak lepas dari jangkauan norma-norma agama dan menjalankan aturan syariat Islam. Pendidikan Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah merupakan bagian dari materi PAI sebagai bagian integral dari pendidikan agama bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan pembentukan watak anak. Akan tetapi, pendidikan Fiqih

3 Kartini kartono, Tinjauan Holistik Mengenai Tujuan Pendidikan Nasional, (Jakarta:

(4)

memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam bidang studi fiqih yang sering kali membicarakan sesuatu yang bersifat kongkrit, sehingga dalam mengajarkanya dibutuhkan pemilihan metode pembelajaran yang tepat. Agar apa yang diajarkan tadi bisa dipahami dan diterima dengan baik oleh anak-anak.

Metode demonstrasi adalah cara belajar dengan cara memperagakan atau mempertunjukkan sesuatu di hadapan murid, yang dilakukan di dalam maupun di luar kelas. Menurut Aminuddin Rasyad, dengan menggunakan metode demonstrasi, guru telah memfungsikan seluruh alat indera murid,4 karena proses belajar-mengajar dan pembelajaran yang efektif adalah bila guru mampu memfungsikan seluruh panca indera murid.

MIS Ma’arif NU Kebonsari Karangdadap Pekalongan sebagai suatu lembaga pendidikan Islam yang berada di bawah naungan Kementerian Agama sudah tentu memberlakukan pelajaran Fiqih tentang shalat idain dalam kurikulum yang diterapkannya, dimana dalam pelaksanaanya juga menggunakan metode demonstrasi. Metode tersebut sudah tentu akan mempengaruhi kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh para gurunya, yang akhirnya juga dapat mempengaruhi prestasi belajar dari para peserta didiknya.

4 Aminuddin Rasyad, Metode Pembelajaran Pendidikan Agama, (Jakarta : Bumi Aksara,

(5)

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas, maka penulis mengambil judul: “PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP PRESTASI MATA PELAJARAN FIQIH TENTANG SHALAT IDAIN DI MIS MA’ARIF NU Kebonsari Karangdadap Pekalongan” dengan alasan sebagai berikut :

1. Metode demonstrasi dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkrit sehingga menghindari verbalisme.

2. Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari 3. Proses pengajaran lebih menarik.

4. Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan dan mencoba melakukan sendiri.

5. Menghindari kesalahan siswa dalam mengambil suatu kesimpulan, karena mereka mengamati secara langsung jalanya proses demonstrasi yang diadakan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pelaksanaan metode demonstrasi pada mata pelajaran Fiqih di MIS Ma’arif NU Kebonsari Karangdadap Pekalongan?

2. Bagaimana prestasi belajar pada mata pelajaran Fiqih di MIS Ma’arif NU Kebonsari Karangdadap Pekalongan?

3. Apakah ada pengaruh metode demonstrasi terhadap prestasi mata pelajaran Fiqih di MIS Ma’arif NU Kebonsari Karangdadap Pekalongan?

(6)

Untuk lebih memudahkan dan menghindari kemungkinan munculnya berbagai penafsiran dalam judul skripsi ini, maka terlebih dahulu dikemukakan beberapa penegasan istilah sebagai berikut :

1. Pengaruh

Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang/benda ) yang berkuasa atau yang berkekuatan.5

2. Metode

Metode adalah jalan atau cara yang ditempuh seorang guru dalam menyampaikan ilmu pengetahuan pada anak didiknya sehingga dapat mencapai tujuan tertentu.6.

3. Demonstrasi

Demonstrasi adalah peragaan yang ditunjukan dengan melakukan suatu cara-cara menerapkan sesuatu.7

4. Prestasi

Prestasi yaitu hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan).8 5. Mata pelajaran

Mata pelajaran adalah pengetahuan yang akan disampaikan.

5 W.J.S Poerwadiminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1986),

hlm. 731.

6Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode pembelajaran (Pekalongan: STAIN Pekalongan

Press, 2009), hml. 112.

7 Rizqi Maulana, dkk., Kamus Modern Bahasa Indonesia, (Surabaya: Lima Bintang, 2006),

hlm. 97.

8

(7)

6. Fiqih

Fiqih yaitu ilmu yang menjelaskan tentang hukum syar’iyyah yang berhubungan dengan segala tindakan manusia baik berupa ucapan atau perbuatan.9

Jadi maksud judul diatas adalah mengkaji sejauh mana pengaruh metode Demonstrasi terhadap prestasi mata pelajaran Fiqih kelas IV dan V di MIS Ma’arif NU Kebonsari Karangdadap Pekalongan.

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripsikan tentang pelaksanaan metode demonstrasi dalam mata pelajaran Fiqih di MIS Ma’arif NU Kebonsari Karangdadap Pekalongan.

2. Untuk mendeskripsikan tentang tingkat prestasi belajar mata pelajaran Fiqih di MIS Ma’arif NU Kebonsari Karangdadap Pekalongan.

3. Untuk mendeskripsikan tentang pengaruh metode demonstrasi terhadap prestasi belajar mata pelajaran Fiqih di MIS Ma’arif NU Kebonsari Karangdadap Pekalongan.

D. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis

a. Memberikan masukan bagi guru dan siswa dalam memperbaiki proses pembelajaran.

9 Tengku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Falsafah Hukum Islam, (Semarang : Pustaka

(8)

b. Meningkatkan aktifitas dan kreatifitas guru dalam pengetahuan dan keterampilan.

c. Memberikan sumbangan yang baik pada sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran sehingga dapat mengantarkan peserta didik kearah yang diharapkan.

2. Kegunaan Praktis

a. Menambah pengetahuan guru dalam memanfaatkan dan menerapkan strategi pembelajaran yang bervariasi untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Membantu sekolah untuk berkembang karena adanya peningkatan kemajuan pada diri guru.

c. Bagi orang tua dapat mengetahui hasil belajar putra-putinya yang sekolah di MIS Ma’arif NU Kebonsari Karangdadap Pekalongan.

E. Telaah Pustaka 1. Analisis Teoritis

Setiap orang yang berbuat dan bertindak dengan sadar, seperti seorang pendidik, tentu menggunakan metode atau cara tertentu untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Oleh karena itu, berhasil atau tidak suatu perbuatan banyak bergantung kepada metode yang digunakan. Untuk dapat menggunakan metode yang baik, seorang pendidik harus mempunyai pengetahuan tentang kebaikan dan keburukan metode tersebut. Metode demonstrasi menurut Muhibbin Syah adalah “Metode mengajar

(9)

dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan”. 10

Metode demonstrasi ini tepat digunakan apabila bertujuan untuk : Memberikan keterampilan tertentu, memudahkan berbagai jenis penjelasan sebab penggunaan bahasa lebih terbatas, menghindari verbalisme, membantu anak dalam memahami dengan jelas jalannya suatu proses dengan penuh perhatian sebab lebih menarik.11

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Eva Syarifah Nurhayati, yang berjudul ”Efektifitas Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran Bidang Studi Fiqih di MTsSS Proto Kedungwuni Pekalongan”, menjelaskan bahwa metode demonstrasi efektif digunakan pada bidang studi fiqih di MTsSS Proto. Keefektifan metode ini disebabkan memberi kemudahan pada siswa dalam memahami.12

Skripsi Abdul Halim dengan judul :”Peningkatan Hasil Belajar Materi Pokok Shalat Id Dengan Strategi Demonstrasi di MIS Jenggot 03 Pekalongan Selatan”. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar setelah menggunakan strategi demonstrasi dapat dilihat dari kenaikan nilai hasil belajar peserta didik dimana pada pra

10 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT.

RemajaRosdakarya, 1995), hlm. 208.

11 Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983),

hlm. 94-95.

12 Eva Syarifah Nurhayati, “Efektifitas Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran Bidang

Studi Fiqih di MTsSS Proto Kedungwuni Pekalongan”, Skripsi Sarjana (S.1) Tarbiyah, (Pekalongan: Perpustakaan STAIN Pekalongan, 2008),

(10)

siklus ada 13 peserta didik atau 41% yang tuntas naik menjadi 17 peserta didik atau 53% pada siklus I naik lagi menjadi 22 peserta didik atau 68% dan pada tindakan siklus III tingkat ketuntasan sudah mencapai 29 peserta didik atau 91%. Demikian juga pada keaktifan belajar peserta didik juga mengalami peningkatan dimana pada siklus I ada 18 peserta didik atau 56% naik menjadi 22 peserta didik atau 69% pada siklus II dan pada tindakan siklus III sudah mencapai 28 peserta didik atau 87% yang termotivasi.13

Skripsi Zainab Aminatun, dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Fiqih Bab Haji Melalui Metode Demonstrasi Siswa Kelas VIII di MTs Salafiyah Wonoyoso Buaran Pekalongan Tahun Ajaran 2008/2009, Hasil penelitian ini menunjukkan bahwasanya telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih Kelas VIII melalui penerapan metode demonstrasi. Hasil tersebut tidak hanya pada lingkup penguasaan kompetensi dasar semata, namun juga mencakup perubahan terhadap perilaku belajar yang positif di lingkungan siswa kelas VIII MTs Salafiyah Wonoyoso Buaran Pekalongan. Peningkatan hasil belajar pada lingkup penguasaan kompetensi dasar ditunjukan dengan meningkatnya perolehan nilai oleh siswa, baik secara perorangan maupun dalam level rata-rata kelas. Pada tingkat rata-rata kelas, diperoleh peningkatan dari hasil semula sebelum penerapan metode demonstrasi rata-rata kelas hanya 6,91 namun setelah diterapkan metode demonstrasi

13 Abdul Halimi, “Peningkatan Hasil Belajar Materi Pokok Shalat Id Dengan Strategi

Demonstrasi di MIS Jenggot 03 Pekalongan Selatan”, Skripsi Sarjana (S.1) Tarbiyah, (Pekalongan: Perpustakaan STAIN Pekalongan, 2011),

(11)

dihasilkan rata-rata kelas sebesar 7,67. Sedangkan dalam lingkup perilaku belajar, didapatkan hasil peningkatan kemauan dan kesadaran siswa dalam menaati peraturan kelas. Hasil ini juga menjadi pendukung terciptanya suasana pembelajaran yang baik dan kondusif. Upaya-upaya yang dapat dilaksanakan dalam metode demonstrasi sebagai penunjang upaya peningkatan hasil belajar adalah upaya peningkatan hasil belajar dengan menciptakan kontrol belajar bebasis kelompok, upaya peningkatan hasil belajar dengan pembentukan perilaku belajar positif, dan upaya peningkatan hasil belajar dengan inovasi desain pembelajaran. Sedangkan faktor-faktor yang menunjang keberhasilan penerapan metode demonstrasi sebagai upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik adalah faktor internal dalam demonstrasi dan faktor kesesuaian karakteristik demonstrasi dengan kondisi psikologi peserta didik kelas VIII yang termasuk dalam kategori remaja.14

Skripsi yang saya tulis berbeda dengan beberapa contoh skripsi di atas. Skripsi yang ditulis Eva Syarifah Nurhayati, menjelaskan bahwa metode demonstrasi efektif digunakan pada bidang studi fiqih di MTsSS Proto. Keefektifan metode ini disebabkan memberi kemudahan pada siswa dalam memahami. Skripsi yang ditulis Abdul Halim mengungkapkan bahwa setelah diterapkannya metode demonstrasi terdapat peningkatan yang signifikan terhadap hasil belajar dan keaktifan belajar peserta didik di

14

Zainab Aminatun, “Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Fiqih Bab Haji Melalui Metode Demonstrasi Siswa Kelas VIII di MTs Salafiyah Wonoyoso Buaran Pekalongan Tahun Ajaran 2008/2009”, Skripsi Sarjana (S.1) Tarbiyah, (Pekalongan: Perpustakaan STAIN Pekalongan, 2009),

(12)

MIS Jenggot 03 hal ini dapat dibuktikan dengan beberapa siklus-siklus yang sudah dilaksanakan. Sedangkan skripsi yang ditulis Zainab Aminatun mengungkapkan bahwasanya telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan metode demonstrasi. Hasil tersebut tidak hanya pada lingkup penguasaan kompetensi dasar semata, namun juga mencakup perubahan terhadap perilaku belajar yang positif di lingkungan siswa. Sedangkan faktor-faktor yang menunjang keberhasilan penerapan metode demonstrasi adalah faktor internal dalam demonstrasi dan faktor kesesuaian karakteristik demonstrasi dengan kondisi psikologi peserta didik kelas VIII yang termasuk dalam kategori remaja.

Dari beberapa teori tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan metode dalam pembelajaran sangat diperlukan, karena dapat memotivasi peserta didik untuk memperoleh hasil belajar atau prestasi yang baik. Penerapan metode demonstrasi dapat memberikan pengaruh positif dan respon yang baik apabila bertujuan untuk : Memberikan keterampilan tertentu, memudahkan berbagai jenis penjelasan sebab penggunaan bahasa lebih terbatas, menghindari verbalisme, membantu anak dalam memahami dengan jelas jalannya suatu proses dengan penuh perhatian sebab lebih menarik. Prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor yang bersifat internal maupun eksternal. Prestasi belajar merupakan tolak ukur dari keberhasilan proses belajar mengajar yang sudah berjalan, prestasi belajar tersebut harus selalu diusahakan baik itu oleh guru maupun

(13)

peserta didik, sebab keberhasilan itu tidak mungkin tercapai tanpa adanya usaha dari kedua pihak.

2. Kerangka Berpikir

Berdasarkan landasan teori yang dikemukakan dapat disusun kerangka pemikiran bahwa siswa mengharapkan dapat mencapai prestasi belajar yang memuaskan akan tetapi untuk memperolehnya banyak kendala-kendala baik itu yang berasal dari dirinya sendiri maupun dari lingkungan sekitar yang menyebabkan tidak sedikit peserta didik yang mengalami kesulitan dalam belajarnya.

Agar dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik maka perlu diadakan upaya-upaya agar dapat meningkatkan prestasi belajar mereka. Sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Metode demonstrasi memang harus diterapkan dalam proses pembelajaran, dikarenakan dengan adanya metode demonstrasi tersebut diharapkan dapat memberi pengaruh yang cukup besar terhadap peningakatan prestasi dalam mata pelajaran Fiqih di MIS Ma’arif NU Kebonsari Karangdadap Pekalongan.

(14)

3. Hipotesis

Hipotesis merupakan teori sementara yang kebenaranya masih perlu diuji (dibawah kebenaranya).15 Menurut Sutrisno Hadi, hipotesis adalah suatu dugaan yang yang mungkin benar atau mungkin salah, dia akan diterima jika fakta-fakta membenarkanya, dan akan ditolak jika salah atau palsu, penolakan dan penerimaan hipotesis tergantung kepada hasil penyelidikan yang berupa fakta-fakta yang dikumpulkan.16

Jadi hipotesis merupakan kesimpulan awal sehingga untuk mewujudkan kesimpulan akhir diperlukan adanya pengujian melalui penelitian.

Berdasarkan analisis teoritis dan kerangka berfikir di atas maka penulis mengambil hipotesis sebagai berikut: “terdapat pengaruh positif yang signifikan antara demonstrasi terhadap prestasi mata pelajaran Fiqih di MIS Ma’arif NU Kebonsari Karangdadap Pekalongan”.

F. Metode Penelitian 1. Desain Penelitian

a. Pendekatan

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Dimana pendekatan kuantitatif melibatkan penguraian tingkat sesuatu ciri tertentu dan melibatkan diri pada perhitungan atau angka dengan memperhatikan hasil, serta serta

15 Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktis (Jakarta: Bina

Aksara, 1989), hlm. 62-63.

(15)

berupa mencari bukti-bukti untuk pengujian yang diturunkan dari teori.17 Jadi pendekatan kuantitatif menekankan pada data-data

numerical (angka)yang diolah dengan metode statistik.18

b. Jenis penelitian

Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (Field Research), yang bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah praktis dalam masyarakat,19 sehingga dalam pemecahan ini menggunakan bantuan data yang ada di lapangan, yaitu di kelas IV dan V MIS Ma’arif NU Kebonsari Karangdadap Pekalongan.

2. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel adalah obyek pengamatan atau fenomena yang diselidiki. Dalam penelitian dengan judul “Pengaruh Metode Demonstrasi Terhadap Prestasi Mata Pelajaran Fiqih di MIS Ma’arif NU Kebonsari Karangdadap Pekalongan” terdapat dua macam variable, yaitu :

a. Variabel independent (bebas), yaitu metode demonstrasi. Adapun indikatornya :

 Praktik Sholat Id

Mendemonstrasikan Sholat idul Fitri Mendemonstrasikan Sholat Idul Adha

17 Soetejo dan Abdurahman, Metode Pemikiran Suatu Penerapan dan Praktek (Jakarta:

Rineka Cipta, 1999), hlm. 57.

18

M. Natsir, Metode Penelitian (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), hlm. 62.

19

(16)

Mempraktikan keserasian gerakan dengan bacaan sholat id b. Variabel dependent (terikat) yaitu prestasi belajar

Adapun indikatornya adalah hasil belajar mata pelajaran fiqih dan nilai ujian atau nilai raport tahun ajaran 2014-2015 semester II.

3. Populasi dan Sampel a. Populasi

Yang dimaksud populasi semua individu untuk siapa kenyataan-kenyataan yang diperoleh sampel itu hendak generalisasikan.20 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan keseluruhan subjek yang akan diteliti. Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MIS Ma’arif NU Kebonsari Karangdadap Pekalongan dimana jumlah keseluruhanya ada 144 siswa.

b. Sampel

Sampel adalah semua individu yang diselidiki.21 Untuk menentukan sampel, Suharsimi Arikunto memberikan gambaran apabila subjek kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semua sehingga penelitianya menjadi penelitian populasi, selanjutnya jika subjeknya besar bisa diambil 10% - 15 % atau 20% - 25% atau lebih.22 Sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.23

Dalam penelitian ini yang dijadikan sampel adalah seluruh siswa-siswi kelas IV dan V MIS Ma’arif NU Kebonsari yang berjumlah 48

20

Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid I, Yogyakarta Andi Offset, 1987, hlm 70.

21

Ibid, hlm.71.

22 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka

Cipta, 1998), hlm. 115.

(17)

anak. Hal ini didasarkan pada pendapat Suharsimi Arikunto yaitu apabila subjek kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semua sehingga penelitianya menjadi penelitian populasi, selanjutnya jika subjeknya besar bisa diambil 10% - 15 % atau 20% - 25% atau lebih.24 4. Metode Pengumpulan Data

a. Teknik Angket

Teknik ini penulis gunakan sebagai alat pengumpul data melalui pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan informasi dari responden. Kuesioner merupakan daftar yang berisi suatu rangkaian pertanyaan mengenai suatu hal atau dalam suatu bidang. Dengan demikian, kuesioner dimaksudkan sebagai suatu pertanyaan-pertanyaan untuk memperoleh jawaban responden.25

Angket tersebut untuk memperoleh informasi dari responden kepada peneliti tentang pelaksanaan metode demonstrasi dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih di MIS Ma’arif NU Kebonsari Karangdadap Pekalongan.

b. Teknik Dokumentasi

Tenik dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, agenda, dan lain-lain.26 Teknik ini digunakan untuk mencari data tentang transkip nilai siswa, keadaan guru, siswa, karyawan, struktur kepengurusan, sarana dan prasarana dan dokumen

24 Ibid.

25 Koentjaraningrat, Metode Penelitian Masyarakat (Jakarta: PT. Gramedia, 1985), hlm. 73. 26 Ibid, hlm. 234.

(18)

lain yang diperlukan di MIS Ma’arif NU Kebonsari Karangdadap Pekalongan sebagai tempat penelitian.

c. Teknik Observasi

Tenik observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan dan pendataan dengan system fenomena-fenomena yang diselidiki.27 Teknik ini digunakan untuk mengetahui penerapan metode demonstrasi di MIS Ma’arif NU Kebonsari.

d. Teknik Interview

Teknik interview yaitu dialog yang dilakukan pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara.28 Teknik ini penulis gunakan untuk memperoleh data mengenai sejarah berdirinya dan letak geografis MIS Ma’arif NU Kebonsari Karangdadap Pekalongan. 5. Metode Analisis Data

a. Analisis pendahuluan

Pada tahap ini, penulis mengelompokan dan memasukan data-data yang telah terkumpul kedalam table distribusi frekuensi, untuk memadukan perhitungan dan membaca data yang ada dalam pengolahan data selanjutnya. Adapun kriteria kuantitatif yang penulis gunakan adalah sebagai berikut :

- Untuk alternatif jawaban a, skornya 4. - Untuk alternatif jawaban b, skornya 3. - Untuk alternatif jawaban c, skornya 2.

27 Sutrisno Hadi, Op. Cit., hlm. 63. 28 Suharsimi Arikunto, Op. cit., hlm. 107.

(19)

- Untuk alternatif jawaban d, skornya 1.

Selain itu dalam analisis ini, penulis mengunakan rumus mean, yaitu sebagai berikut :

Mx =

My =

Keterangan :

Mx = Mean untuk variabel X (Demonstrasi) My = Mean untuk variabel Y (Prestasi Belajar)

= Jumlah seluruh skor X = Jumlah seluruh skor Y N = Jumlah sampel

b. Analisis lanjutan

Dimana dalam penulisan ini, penulis menggunakan rumus Product

Moment, yaitu sebagai berikut :

Keterangan :

rxy = Angka indeks korelasi “r” Produck Moment

xy = Koefisien korelasi variabel x dan y N = Jumlah sampel

X = Jumlah seluruh skor X Y = Jumlah seluruh skor Y

(20)

Y2 = Jumlah seluruh skor Y setelah dikuadradkan.29 c. Analisis uji hipotesis

Dalam analisis ini, penulis melakukan uji hipotesis dengan mencocokanya melalui peroleh perhitungan pada analisis lanjutan diatas (dengan rumus korelasi product moment). Dimana pada tahap ini penulis mengkonsultasikan hasil perhitungan pada analisis lanjut diatas (rxy) dengan nilai r yang ada pada tabel, baik dalam taraf

signifikan 1% ataupun 5%.

G. Sistematika Penulisan

Untuk mengetahui gambaran secara umum dan mempermudah pada pembahasan. Penulis menyajikan sistematika penulisan skripsi yang dibagi menjadi 5 (lima) bab, yang terdiri dari beberapa sub bab dimana yang satu dengan bab yang lainya merupakan satu kesatuan yang utuh. Adapun sistematika penulisanya adalah sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Metode Demonstrasi dan prestasi belajar terbagi dalam tiga sub bab, yaitu : Pertama, Demonstrasi yang terdiri atas pengertian Demonstrasi, fungsi dan kegunaan metode demonstrasi, kelebihan dan kekurangan metode demonstrasi, serta langkah-langkah penggunaan metode demonstrasi. Kedua,

29 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000),

(21)

Prestasi Belajar, terdiri atas pengertian prestasi belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, dan indikator prestasi belajar. Ketiga, mata pelajaran Fiqih, terdiri atas pengertian mata pelajaran Fiqih, serta fungsi dan tujuan mata pelajaran Fiqih.

Bab III Pengaruh Demonstrasi terhadap prestasi mata pelajaran Fiqih berisi, pertama gambaran umum MIS Ma’arif NU Kebonsari Karangdadap Pekalongan yang terdiri dari sejarah berdirinya, letak geografis, struktur organisasi, keadaan guru, karyawan dan siswa serta sarana dan prasarana MIS Ma’arif NU Kebonsari. Kedua berisi tentang data pelaksanaan Demonstrasi dan prestasi belajar di MIS Ma’arif NU Kebonsari, terdiri atas pelaksanaan Demonstrasi pada Mata Pelajaran Fiqih kelas IV dan V MIS Ma’arif NU Kebonsari Karangdadap Pekalongan, prestasi belajar peserta didik kelas IV dan V pada mata pelajaran Fiqih di MIS Ma’arif NU Kebonsari, dan respon siswa terhadap pelaksanaan Demonstrasi dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas IV dan V pada mata pelajaran Fiqih di MIS Ma’arif NU Kebonsari Karangdadap Pekalongan.

Bab IV Analisis Pengaruh Demonstrasi tehadap Prestasi pada Mata Pelajaran Fiqih kelas IV dan V di MIS Ma’arif NU Kebonsari Karangdadap pekalongan, terdiri atas analisis pendahuluan, analisis lanjut, dan analisis uji hipotesis.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil ini sesuai dengan konsep pengungkapan, sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan yang mengungkapkan risiko lingkungan lebih banyak akan memiliki likuiditas saham yang

Model Sweep untuk penentuan rute seperti dalam penelitian terdahulu (Mahastuti dan Baroto, 2008) dan juga minimasi biaya distribusi (Raharjo dan Baroto, 2008) juga tidak

Pola strategi positioning Fourspeed Metalwerks menanamkan slogan PRIDE POWER ATTITUDE kepada benak konsumen dan keoriginalan produk yang terbatas yang

Di dalam penelitian ini digunakan definisi konsepsional yaitu kinerja pegawai UPT. Pengujian Kendaraan Bermotor dalam memeriksa kelayakan kendaraan bermotor di

Teknik untuk menganalisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik analisis regresi linear berganda dan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Jumlah produksi

Berdasarkan hasil penelitian bahwa isi dan tujuan dalam kebijakan alokasi dana desa yang tertuang dalam Peraturan Bupati Kubu Raya Nomor 44 Tahun 2014 yang berkaitan

Untuk menangani dan mengatasi kasus hukum yang penulis angkat yakni tentang usaha Kepolisian Boyolali dalam menanggulangi tindak pidana perjudian maka perlu kerja nyata dari

Globalisasi merupakan proses yang membolehkan sesuatu aktiviti (ekonomi, kebudayaan dan sebagainya) disebarkan atau diperluas ke peringkat antarabangsa atau ke seluruh