• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Rencana Strategi ( Renstra ) Biro Hukum Dan Organisasi KEPALA BIRO HUKUM DAN ORGANISASI, TTD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Rencana Strategi ( Renstra ) Biro Hukum Dan Organisasi KEPALA BIRO HUKUM DAN ORGANISASI, TTD"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

Dengan adanya otonomi daerah diharapkan pemerintah daerah mampu meningkatkan daya saing, melalui prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan dalam pembangunan, meningkatkan daya guna potensi dan keanekaragaman sumber daya daerah.

Perencanaan pembangunan daerah tersebut disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan, sehingga perencanaan pembangunan daerah harus disusun secara terpadu (integrated), terukur (measurable), dapat dilaksanakan (aplicable) dan berkelanjutan (sustainable).

Seiring dengan telah dilantiknya Gubernur dan Wakil Gubernur Gorontalo masa jabatan tahun 2012 – 2016 pada tanggal 16 Januari 2012, maka langkah awal yang dilakukan adalah penyusunan Dokumen Rencana Strategis SKPD sebagai penjabaran visi, misi dan program Kepala daerah, berisi arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum.

Penyusunan Rencana Strategis Biro Hukum dan Organisasi periode 2012 – 2016, diharapkan mampu memberikan arah dalam melaksanakan amanat Gubernur selaku Kepala Daerah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Gorontalo.

Demikian Renstra ini dibuat, ide dan saran yang bersifat membangun masih sangat diharapkan guna perbaikan kedepan.

KEPALA BIRO HUKUM DAN ORGANISASI,

TTD

RIDWAN YASIN, SH. MH NIP. 196504231993031001

(2)

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Landasan Hukum ... 6

1.3. Maksud dan Tujuan ... 8

1.4. Sistematika Penulisan ... 9

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD ... 10

2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi ... 10

2.1. Sumber Daya SKPD ... 12

2.3. Kinerja Pelayanan Biro Hukum dan Organisasi ... 14

2.4. Peluang dan Tantangan Pengembangan Pelayanan SKPD ... 15

BAB III ISU – ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI ... 17

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi ... Pelayanan SKPD ... 18

3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah Terpilih ... 18

3.3. Telaahan Renstra Kementerian / Lembaga dan Renstra ... 20

3.4. Penentuan isu – isu strategis ... 22

BAB IV VISI, MISI TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN ... 25

4.1. V i s i ... 25

4.2. M i s i ... 26

4.3. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD ... 26

4.4. Strategi dan Arah Kebijakan SKPD ... 29

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF ... 32

5.1. Rencana Program dan Kegiatan ... 32

BAB VI INDIKATOR KINERJA BIRO HUKUM DAN ORGANISASI YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD ... 34

BAB VII PENUTUP ... 36 iii

(3)

Halaman | 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam satu kesatuan pengertian. Menurut Depdagri, LAN RI, BAPPENAS dan BPKP (2001:44) menjelaskan bahwa pengertian perencanaan strategis sebagai berikut :

“Dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, perencanaan strategis merupakan langkah awal untuk melaksanakan mandat. Perencanaan strategis instansi pemerintah memerlukan integrasi antara keahlian sumberdaya manusia dan sumberdaya lain agar mampu menjawab tuntutan perkembangan lingkungan strategis, nasional dan global”.

Analisis terhadap lingkungan organisasi baik internal maupun eksternal merupakan langkah yang sangat penting dalam memperhitungkan kekuatan (strengths), kelemahan (weakness), peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang ada. Analisis terhadap unsur-unsur tersebut sangat penting dan merupakan dasar bagai perwujudan visi dan misi serta strategis instansi pemerintah.

Dalam konteks aktualisasi pendapat di atas, perencanaan strategis tentu perlu menganalisis tuntutan perkembangan lingkungan strategis, yang langsung atau tidak langsung bersentuhan dengan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Analisis yang dimaksud ini dapat dilakukan dengan pendekatan Analisis SWOT, yakni analisis terhadap faktor-faktor lingkungan internal dan lingkungan.

Depdagri, LAN RI, BAPPENAS dan BPKP (2001:44) mengemukakan :

Perencanaan strategis yang disusun oleh suatu instansi pemerintah harus mencakup : (1) Pernyataan visi, misi strategis, dan faktor-faktor keberhasilan organisasi, (2) Rumusan tentang tujuan, sasaran dan uraian aktivitas organisasi, dan (3) Uraian tentang cara mencapai tujuan dan sasaran tersebut. Dengan visi, misi dan strategis yang jelas maka diharapkan instansi pemerintah akan dapat menyelaraskan dengan potensi, peluang dan kendala yang dihadapi. Perencanaan

(4)

Halaman | 2

strategis bersama dengan pengukuran kinerja serta evaluasinya merupakan rangkaian sistem akuntabilitas kinerja yang penting.

Perencanaan strategis itu merupakan salah satu tahapan dan sekaligus menjadi bagian integral dari upaya Pemerintah Provinsi Gorontalo dalam membangun suatu sistem manajemen kepemerintahan yang transparan, efektif, efisien dan akuntabel. Penyusunan rencana strategis tersebut didasarkan pada pendekatan analisis lingkungan strategis, isu-isu strategis dan sejumlah faktor kunci keberhasilan

Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disebut Renstra SKPD adalah dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima) tahun.

Dengan adanya otonomi daerah diharapkan pemerintah daerah mampu meningkatkan daya saing, melalui prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan dalam pembangunan, meningkatkan daya guna potensi dan keanekaragaman sumber daya daerah.

Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 telah ditetapkan proses pelaksanaan desentralisasi dimana Pemerintah Pusat memberikan kewenangan yang lebih besar kepada daerah untuk melakukan serangkaian proses, mekanisme dan tahapan perencanaan yang dapat menjamin keselarasan pembangunan antar daerah tanpa mengurangi kewenangan yang diberikan. Selanjutnya sesuai pasal 2 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional disebutkan bahwa perencanaan pembangunan nasional disusun secara sistematis, terarah, terpadu, dan tanggap terhadap perubahan, demikian juga perencanaan pembangunan daerah. Perencanaan pembangunan daerah tersebut disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan, sehingga perencanaan pembangunan daerah harus disusun secara terpadu (integrated), terukur (measurable), dapat dilaksanakan (aplicable) dan berkelanjutan (sustainable).

(5)

Halaman | 3

Seiring dengan telah dilantiknya Gubernur dan Wakil Gubernur Gorontalo masa jabatan tahun 2012 – 2017 pada tanggal 16 Januari 2012, maka langkah awal yang dilakukan adalah menyusun dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Daerah Provinsi Gorontalo sebagai penjabaran dari visi, misi dan program Kepala Daerah terpilih, dengan memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional.

Untuk memenuhi semua ketentuan normatif peraturan perundang-undangan mengenai perencanaan nasional dan daerah, Pemerintah Daerah dan DPRD Provinsi Gorontalo sepakat menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Provinsi Gorontalo 2012 - 2017 berdasarkan ketentuan sebagai berikut :

a. Proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Provinsi Gorontalo 2012-2017 dilakukan secara partisipatif, melalui berbagai tahapan musyawarah perencanaan partisipatif;

b. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Provinsi Gorontalo 2012-2017 merupakan dokumen perencanaan berwawasan 5 (lima) tahun yang memuat visi, misi dan arah pembangunan jangka menengah;

c. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Provinsi Gorontalo 2012-2017 sebagai arahan terselenggaranya pembangunan daerah yang demokratis dengan prinsip-prinsip kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, serta kemandirian dengan menjaga keseimbangan kemajuan, kesatuan nasional dan berorientasi ke masa depan;

d. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Provinsi Gorontalo 2012-2017 disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh dan fleksibel;

e. untuk menyelaraskan program-program pembangunan periode sebelumnya diakomodir ke dalam program-program pembangunan periode 5 (lima) tahun mendatang, sehingga perencanaan akan berkesinambungan.

Bentuk hubungan (keterkaitan) antara Renstra Biro Hukum dan Organisasi Setda Provinsi Gorontalo Tahun 2012-2017 dengan dokumen perencanaan lainnya adalah sebagai berikut:

(6)

Halaman | 4 1. Hubungan Renstra Biro Hukum dan Organisasi Setda Provinsi Gorontalo

Dengan Rencana Strategi Kementerian/KL :

Dalam undang-undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara menyatakan bahwa Kementerian Dalam Negeri membantu sebagian tugas Presiden dalam bidang urusan pemerintahan dalam negeri yang bertanggungjawab dalam merumuskan kebijakan pembangunan dan pemerintahan yang meliputi politik dalam negeri, kesatuan bangsa, pemerintahan umum, otonomi daerah, pembangunan daerah, administrasi kependudukan serta pembangunan masyarakat desa. Selain itu Kementerian Dalam Negeri juga bertanggungjawab dalam menyelenggarakan pembinaan dalam bidang-bidang tersebut kepada seluruh pemerintah daerah provinsi maupun kabupaten/kota.

Rencana Strategi Kementerian Dalam Negeri berpedoman pada arah kebijakan pembangunan dalam RPJPN Tahun 2005-2025 dan arah kebijakan pembangunan dalam RPJMN Tahun 2010 – 2014.

Dalam rangka sinkronisasi, harmonisasi dan sinergitas kinerja pemerintah pusat dan daerah, Biro Hukum dan organisasi menjadikan Renstra Kementerian Dalam Negeri menjadi salah satu Pedoman penyusunan Renstra.

2. Hubungan Renstra Biro Hukum dan Organisasi Setda Provinsi Gorontalo Dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo,

(a) Biro Hukum dan Organisasi Setda Provinsi Gorontalo menyiapkan Rancangan Awal Renstra Biro Hukum dan Organisasi Setda Provinsi Gorontalo sesuai dengan tugas dan fungsinya dengan berpedoman pada Rancangan Awal RPJMD Provinsi Gorontalo;

(b) Rancangan Awal Renstra SKPD Provinsi Gorontalo untuk memutakhirkan Rancangan Awal RPJMD Provinsi Gorontalo menjadi Rancangan RPJMD Provinsi Gorontalo.

(c) Rancangan RPJMD Provinsi Gorontalo dibahas dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Jangka Menengah Provinsi Gorontalo;

(7)

Halaman | 5 (d) Hasil Musrenbang Jangka Menengah Provinsi Gorontalo digunakan dalam

penyusunan Rancangan Akhir RPJMD Provinsi Gorontalo;

(e) Rancangan Akhir RPJMD Provinsi Gorontalo digunakan sebagai pedoman dan acuan bagi SKPD Provinsi Gorontalo dalam pemutakhiran Rancangan Renstra SKPD menjadi Rancangan Akhir Renstra SKPD, dimana diantaranya adalah Rancangan Akhir Renstra Biro Hukum dan Organisasi Setda Provinsi Gorontalo;

(f) Pada tahap akhir, Rancangan Akhir RPJMD Provinsi Gorontalo ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Berpedoman pada Peraturan Daerah tentang RPJMD Provinsi Gorontalo maka SKPD Provinsi Gorontalo menetapkan Rancangan Akhir Renstra SKPD menjadi Renstra SKPD.

3. Hubungan Renstra Biro Hukum dan Organisasi Setda Provinsi Gorontalo Dengan Rencana Kerja (Renja) Biro Hukum dan Organisasi Setda Provinsi Gorontalo

(a) Biro Hukum dan Organisasi Setda Provinsi Gorontalo menyiapkan Rancangan Awal Rencana Kerja (Renja) Biro Hukum dan Organisasi Setda Provinsi Gorontalo sesuai dengan tugas dan fungsinya dengan berpedoman pada Rancangan Awal RKPD Provinsi Gorontalo dan mengacu pada Renstra Biro Hukum dan Organisasi Setda Provinsi Gorontalo;

(b)Rancangan Awal Renja SKPD Provinsi Gorontalo termasuk Renja SKPD menjadi input bagi Biro Hukum dan Organisasi Setda Provinsi Gorontalo untuk memutakhirkan Rancangan Awal RKPD Provinsi Gorontalo menjadi Rancangan RKPD Provinsi Gorontalo.

(c) Rancangan RKPD Provinsi Gorontalo dibahas dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Provinsi Gorontalo;

(d)Hasil Musrenbang Provinsi Gorontalo digunakan dalam penyusunan Rancangan Akhir RKPD Provinsi Gorontalo;

(e) Rancangan Akhir RKPD Provinsi Gorontalo digunakan sebagai pedoman dan acuan bagi SKPD Provinsi Gorontalo dalam pemutakhiran Rancangan Renja SKPD menjadi Rancangan Akhir Renja SKPD, dimana diantaranya adalah Rancangan Akhir Renja Biro Hukum dan Organisasi Setda Provinsi Gorontalo;

(8)

Halaman | 6

(f) Pada tahap akhir, Rancangan Akhir RKPD Provinsi Gorontalo ditetapkan dengan Peraturan Gubernur. Berpedoman pada Peraturan Gubernur tentang RKPD Provinsi Gorontalo maka SKPD Provinsi Gorontalo menetapkan Rancangan Akhir Renja SKPD menjadi Rencana Kerja SKPD, dimana Biro Hukum dan Organisasi Setda Provinsi Gorontalo juga menetapkan Rencana Kerja Biro Hukum dan Organisasi Setda Provinsi Gorontalo.

1.2 Landasan Hukum

Penyusunan Rencana Strategi Biro Hukum dan Organisasi Tahun 2012-2017 mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan :

1. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Gorontalo (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 258, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4060);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664);

(9)

Halaman | 7

6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4740);

8. Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Serta Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5107); 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

11. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Gorontalo (Lembaran Daerah Provinsi Gorontalo Nomor 5 Tahun 2007, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 4).

12. Peraturan Gubernur Nomor 7 Tahun 2008 tentang Tugas Dan Fungsi Organisasi Dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Provinsi Gorontalo;

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud Penyusunan Rencana Strategis Biro Hukum dan Organisasi Tahun 2012 – 2017 adalah :

1. Merumuskan visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan tugas dan fungsi Biro Hukum dan Organisasi.

(10)

Halaman | 8

2. Memberikan arah dan pedoman bagi semua personil dalam melaksanakan tugasnya untuk menentukan prioritas-prioritas di bidang perencanaan pembangunan, sehingga tujuan program dan sasaran kegiatan yang telah ditetapkan dalam kurun waktu lima tahun (2012 – 2017) dapat tercapai.

3. Mempermudah pengendalian kegiatan serta pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait, monitoring, analisis, evaluasi kegiatan baik secara internal maupun eksternal.

4. Menjadi kerangka dasar bagi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dalam upaya meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan.

Tujuan penyusunan Rencana Strategis Biro Hukum dan Organisasi Tahun 2012 – 2017 adalah :

1. Menetapkan dokumen perencanaan daerah yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan daerah;

2. Menata sistem informasi perencanaan atas dukungan pimpinan daerah, lembaga ilmiah dan konsultan.

3. Meningkatkan keterpaduan perencanaan sektoral dan perwilayahan. 4. Mengoptimalkan koordinasi internal dan eksternal.

5. Meningkatkan pelayanan masyarakat melalui pemberian data dan informasi perencanaan.

6. Meningkatkan kemahiran personil sebagai perencana yang profesional.

7. Meningkatkan aktivitas penelitian, pengkajian dan penyediaan sarana dengan dukungan dana yang memadai.

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN

Adapun sistematika penulisan rencana strategi Biro Hukum dan Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Gorontalo adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN, berisi uraian tentang latar belakang penyusunan, pengertian-pengertian, maksud dan tujuan serta landasan penyusunan dan sistematika penyusunan.

BAB II GAMBARAN UMUM , terdiri atas uraian kondisi umum Biro Hukum dan Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Gorontalo, permasalahan yang dihadapi dan

(11)

Halaman | 9

proyeksi pembangunan 5 (lima) tahun ke depan.

BAB III ISU-ISU STRATEGI BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI, berisi uraian penjabaran permasalahan terkait tugas dan fungsi serta struktur organisasi Biro Hukum dan Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Gorontalo.

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI berisi uraian tentang visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan daerah yang menjadi tolok ukur penilaian kinerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF, berisi tentang program – program dan kegiatan lengkap dengan indikator-indikator yang digunakan dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran yang ditetapkan.

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD, berisi uraian indicator kinerja yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD

BAB VII PENUTUP, berisi uraian tentang kesimpulan dari penjelasan dan uraian pada Bab-bab sebelumnya.

(12)

Halaman | 10

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN SKPD

Biro Hukum dan Organisasi adalah unit kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Sekretariat Daerah Provinsi Gorontalo yang dibentuk dengan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD Provinsi Gorontalo .

2.1. TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

Berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 7 Tahun 2008 tentang Tugas Dan Fungsi Organisasi Dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Provinsi Gorontalo, Biro Hukum dan Organisasi mempunyai tugas : Melaksanakan dan mengkoordinasikan perumusan

produk hukum daerah, telaahan hukum, mempublikasikan dan mendokumentasikan produk hukum, memberikan advokasi hukum, pembinaan organisasi dan tata laksana.

Dalam menyelenggarakan tugas pokok, Biro Hukum dan Organisasi mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. pengkoordinasian perumusan, menelaah dan mengevaluasi pelaksanaan produk hukum daerah, membangun jaringan dokumentasi dan informasi hukum;

b. memberikan pelayanan advokasi dan sengketa hukum, mengkoordinasikan dan merumuskan perjanjian kerjasama, melakukan perlindungan dan penegakan hak asasi manusia serta pembinaan penyidik pegawai negeri sipil;

c. merencanakan, mengendalikan, dan mengevaluasi serta mengkoordinasikan penataan organisasi, penyusunan dan evaluasi laporan akuntabilitas kinerja, ketatalaksanaan dan pelayanan publik;

d. memberikan masukan, melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas kepada Sekretaris Daerah Provinsi.

Biro Hukum dan Organisasi memiliki struktur organisasi masing-masing : a. Bagian Legislasi;

b. Bagian Advokasi Hukum dan HAM; c. Bagian Organisasi.

(13)

Halaman | 11

Bagian Perundang-Undangans mempunyai tugas pengkoordinasian perumusan,

menelaah dan mengevaluasi pelaksanaan produk hukum daerah, membangun jaringan dokumentasi dan informasi hukum.

Dalam menyelenggarakan tugasnya, Bagian Legislasi mempunyai fungsi:

a. melaksanakan koordinasi, penyusunan dan pengkajian produk hukum daerah; b. melaksanakan koordinasi, mengolah dan mengkaji bahan/data dalam rangka

sosialisasi dan penyuluhan hukum, pembinaan, pengembangan, pemantauan dan pelayanan sistem jaringan dokumentasi dan informasi hukum;

c. melaksanakan pembinaan dan pengawasan produk hukum daerah kabupaten/kota;

d. memberikan masukkan, melaporkan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas kepada kepala biro hukum dan organisasi.

Bagian Advokasi Hukum dan Hak Asasi Manusia mempunyai tugas memberikan

pelayanan advokasi dan sengketa hukum, mengkoordinasikan perumusan perjanjian kerjasama, melakukan koordinasi perlindungan dan penegakan hak asasi manusia serta melaksanakan pembinaan penyidik pegawai negeri sipil.

Dalam menyelenggarakan tugasnya, Bagian Advokasi Hukum dan Hak Asasi Manusia mempunyai fungsi :

a. memberikan pelayanan hukum dan advokasi bagi institusi pemerintah atas sengketa hukum antara Pemerintah dan masyarakat, di luar maupun di dalam pengadilan;

b. menyusun dan mengkoordinasikan perumusan perjanjian kerjasama antara pemerintah dan pihak lain;

c. melaksanakan koordinasi dalam penyelesaian sengketa hukum antara pemerintah dan masyarakat pada instansi penegak hukum lainnya serta pemerintah kabupaten/kota;

d. mengkoordinasikan pelaksanaan program dan kegiatan dalam bidang perlindungan dan penegakan hak asasi manusia;

e. mengkoordinasikan pelaksanaan program pembinaan bagi aparatur penyidik pegawai negeri sipil.

Bagian Organisasi mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinasikan dan

(14)

Halaman | 12

kinerja instansi pemerintah, ketatalaksanaan, prosedur sistem kerja dan pelayanan publik serta urusan ketata usahaan biro.

Dalam menyelenggarakan tugasnya, Bagian Organisasi mempunyai fungsi :

a. pelaksanaan analisis penataan dan pengembangan kapasitas Organisasi Perangkat Daerah;

b. pelaksanaan pembinaan, koordinasi, sosialisasi, monitoring, evaluasi, pengendalian pelaksanaan kebijakan dan standar yang ditetapkan di bidang organisasi sesuai dengan ketentuan;

c. pengkoordinasian laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah;

d. pengkajian, penyusunan dan evaluasi sistem, prosedur dan penerapan standar pelayanan di lingkungan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota;

e. penataan administrasi, inventarisasi barang, kebutuhan biro, dan urusan administrasi keuangan rumah tangga biro.

2.2. SUMBER DAYA SKPD 2.2.1 SDM

 SDM berdasarkan jabatan :

NO JABATAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1 Kepala Biro 1 0 1

2 Kepala Bagian 2 1 3

3 Kepala Sub Bagian 3 6 9

4 S t a f 10 9 19

J U M L A H 16 16 32

 SDM berdasarkan Golongan :

No Golongan Jumlah Eselon Staf

I II III IV

1 IVb 3 - 1 2 - -

(15)

Halaman | 13 3 IIId 5 - - - 4 - 4 IIIc 5 - - - 4 - 5 IIIb 8 - - - - 8 6 IIIa 4 - - - - 4 7 IId 1 - - - - 1 8 IIc 3 - - - - 3 9 IIb 1 - - - - 1 10 IIa 1 - - - - 1 Jumlah 32 0 1 2 9 18  SDM berdasarkan Pendidikan : 2.2.2 Asset / Modal

Adapun Aset / modal yang dimiliki Biro Hukum dan Organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya adalah sebagaimana tabel terlampir.

2.2.3 Anggaran

Biro Hukum dan Organisasi pada periode 2007 – 2012 telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp. 10.365.103.000,-

2.3. KINERJA PELAYANAN SKPD

Pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) periode sebelumnya yaitu tahun 2007-2012, Kinerja Biro Hukum dan Organisasi dengan hasil capaian sebagai berikut :

No Pendidikan Jumlah Eselon Staf

I II III IV

1 Magister 5 - 1 2 1 1

2 Sarjana 18 - - 1 6 8

3 Diploma 1 - - - 2 1

(16)

Halaman | 14

a. Bagian Legislasi

Kegiatan dan capaian kinerja pada Bagian Legislasi sebagai berikut :

1) Penyusunan dan Pengkajian Ranperda, ditargetkan 30 ranperda yang terealisasi adalah 27 ranperda (90%)

2) Rapat Koordinasi dengan instansi bidang hukum terkait di pusat dan daerah, ditargetkan 20 kali yang terealisasi adalah 20 kali (100%);

3) Penyusunan Peraturan/Keputusan Kepala Daerah, ditargetkan 1500 keputusan yang terealisasi adalah 1600 keputusan;

4) Fasilitasi Sosialisasi peraturan perundang-undangan, ditargetkan 5 kali yang terealisasi adalah 5 kali (100%)

5) Publikasi peraturan perundang-undangan, ditargetkan 2269 buku, yang terealisasi adalah 2269 buku (100%)

b. Bagian Organisasi

Kegiatan dan capaian kinerja pada Bagian Organisasi sebagai berikut :

1) Fasilitasi pemantapan SOTK pemerintah daerah otonomi baru, ditargetkan 84 OPD yang terealisasi adalah 56 OPD (66%)

2) Penyusunan LAKIP, ditargetkan 5 kali yang terealisasi adalah 5 kali (100%); 3) Penyusunan Informasi terhadap layanan publik, ditargetkan 1 yang terealisasi

adalah 1 (100%).

c. Bagian Advokasi

Kegiatan dan capaian kinerja pada Bagian Organisasi sebagai berikut : 1) Sosialisasi HAM, ditargetkan 5 kali yang terealisasi adalah 5 kali (100%)

2) Bimtek Penyusunan MoU dan PK, ditargetkan 5 kali yang terealisasi adalah 3 kali (60%);

3) Pemutakhiran data PPNS, ditargetkan 5 laporan yang terealisasi adalah 5 laporan (100%).

2.4. PELUANG DAN TANTANGAN PENGEMBANGAN PELAYANAN SKPD 2.4.1. Peluang

Kejelasan kedudukan Biro Hukum dan Organisasi sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi Gorontalo Nomor 5 Tahun 2007 merupakan kekuatan utama untuk menjalankan tugas pokok dan fungsinya yang apabila

(17)

Halaman | 15

dimanfaatkan secara maksimal dapat meningkatkan kinerjanya. Peluang tersebut yaitu :

Sebagai institusi yang mendapat mandat menjalankan sebagian tugas Gubernur dalam merumuskan kebijakan pembangunan dan pemerintahan umum dibidang hukum dan organisasi, Biro Hukum dan Organisasi mempunyai peluang :

 Dibidang hukum, Biro Hukum dan Organisasi mempunyai kewenangan menyelenggarakan pembinaan, fasilitasi dan evaluasi produk hukum di daerah provinsi dan kabupaten/kota sehingga harmonisasi, sinergitas antara pemerintah baik ke tingkat pusat dan kabupaten/kota dapat dicapai;

 Dibidang penataan kelembagaan dan ketatalaksanakaan, Biro Hukum dan Organisasi mempunyai kewenangan melaksanakan pembinaan, fasilitasi dan evaluasi dalam meningkatkan kapasitas kelembagaan pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota, melakukan evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah;

2.4.2. Tantangan

Selain memiliki peluang, Biro Hukum dan Organisasi juga menghadapi berbagai permasalahan dan tantangan dalam melaksanakan tugasnya menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah pada periode.

Identifikasi permasalahan dan tantangan selama lima tahun kedepan yang dihadapi merupakan pertimbangan penting dalam perumusan renstra Biro Hukum dan Organisasi Tahun 2012 – 2016.

Permasalahan-permasalahan tersebut diidentifikasi sebagai berikut : 1) Pembentukan Produk Hukum Daerah

 Upaya untuk melakukan efektifitas regulasi di daerah masih terkendala dengan adanya peraturan perundang-undangan ditingkat pusat yang tumpang tindih, inkonsisten, tidak jelas, multitafsir sehingga kesulitan dalam membuat aturan ditingkat daerah;

 Terbatasnya aparatur yang memiliki kompetensi khususnya dalam menyusun rancangan perundang-undangan;

(18)

Halaman | 16

 Tingginya beban kerja klarifikasi / evaluasi produk hukum daerah kabupaten/kota berdasarkan regulasi dan tindak seimbangnya antara limitasi waktu proses dan pelaksanaan rentang koordinasi;

2) Penataan Kelembagaan;

Organisasi dan tata kerja yang belum sepenuhnya dapat memenuhi prinsip-prinsip organisasi yang right size sesuai dengan cakupan tugas dan fungsi.

3) Ketatalaksanaan

Proses ketatalaksanaan di lingkungan Pemerintah Provinsi Gorontalo belum sepenuhnya mampu mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi secara efektif dan efisien.

4) Pelayanan Publik

Penyusunan dan Penerapan SOP belum optimal disebabkan kompleksitas dalam merancang dan menyusun indikator di dalam SOP dan SPM dan belum dilakukannya evaluasi penerapan sistem dan prosedur pelayanan.

(19)

Halaman | 17

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

Misi yang diemban oleh birokrasi dapat dilihat dari kegiatan pelayanannya, di mana keberhasilan pelaksanaan tugas-tugas birokrasi dalam memberikan pelayanan tidak terlepas pada suatu pola interaksi antara dua pihak yang saling berhubungan, yaitu organisasi birokrasi yang menyediakan jasa pelayanan di satu pihak, dan masyarakat (klien) sebagai pemanfaat jasa pelayanan di lain pihak. Oleh karenanya keberhasilan pelayanan seperti ini sangat ditentukan oleh hubungan kedua pihak tersebut.

Pemerintahan umum terkait pelayanan publik terus menjadi salah satu keluhan masyarakat tentang kinerja birokrasi pemerintahan, kenyataannya birokrasi telah lama ada sejak pemerintahan itu sendiri ada, dan jika dilihat dari kurun waktu dalam upaya untuk memperbaiki kinerja birokrasi, kenyataan tersebut usianya juga sudah sangat tua. Meskipun demikian, masalah kinerja birokrasi sampai dengan dewasa ini, masih saja tetap hangat dipersoalkan oleh banyak pihak. Isu korupsi, kolusi dan nepotisme sampai saat ini masih tumbuh subur dan telah menimbulkan berbagai permasalahan dalam pengelolaan kepemerintahan yang baik, Mengapa kinerja birokrasi dipermasalahkan?

Permasalahan tersebut, antara lain disebabkan oleh :

A. Adanya peraturan perundang-undangan yang masih tumpang tindih, inkonsisten, tidak jelas, dan multitafsir. Selain itu, masih ada pertentangan antara peraturan perundang-undangan yang satu dengan yang lainnya, baik yang sederajat maupun antara peraturan yang lebih tinggi dengan peraturan di bawahnya atau antara peraturan pusat dengan peraturan daerah. Di samping itu, banyak peraturan perundang-undangan yang belum disesuaikan dengan dinamika perubahan penyelenggaraan pemerintahan dan tuntutan masyarakat.

B. Struktur organisasi yang sangat gemuk, akibatnya terjadinya penumpukan pegawai sehingga tidak efisien dan efektif dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi. C. Pelayanan publik belum dapat mengakomodasi kepentingan seluruh lapisan

masyarakat dan belum memenuhi hak-hak dasar warga negara/penduduk akibat adanya sistem dan prosedur birokrasi yang tidak berkualitas.

(20)

Halaman | 18

D. Penyelenggaraan akuntabilitas kinerja pemerintah belum sepenuhnya transparan dan kurang berkualitas.

3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN SKPD

Berdasarkan uraian tersebut, kaitan dengan tugas dan fungsi Biro Hukum dan Organisasi serta laporan hasil kinerja periode RPJMD sebelumnya, diidentifikasi permasalahan sebagai berikut :

1. Pembentukan produk hukum daerah belum maksimal;

2. Adanya penumpukan volume pekerjaan pada beberapa struktur jabatan tertentu sehingga pelaksanaan tugas dan pencapaian target tidak optimal. 3. Perubahan regulasi ditingkat pusat menyebabkan beberapa tugas pokok dan

fungsi tidak berjalan maksimal (contoh : Perubahan PP Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah sebagai pedoman salah satu pedoman utama penataan organisasi perangkat daerah yang tidak jelas waktu penetapannya).

4. Belum maksimalnya perumusan dan penyusunan MoU/Perjanjian Kerjasama; 5. Belum dilaksanakannya perumusan kebijakan daerah dalam perlindungan dan

penegakan HAM;

3.2. TELAAHAN VISI, MISI, DAN PROGRAM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH TERPILIH

Pemerintah Provinsi Gorontalo 2012-2016 menetapkan visi sebagai berikut : “Terwujudnya Percepatan Pembangunan Berbagai Bidang Serta Peningkatan

Ekonomi Masyarakat yang berkeadilan di Provinsi Gorontalo”.

 Mewujudkan percepatan pembangunan diberbagai bidang : Ini merupakan suatu target dari kinerja pemerintahan provinsi untuk sebuah konteks pembangunan lebih merata, melalui optimasi segala sumber daya yang ada, artinya semua pihak harus lebih berinovasi sekaligus membangun sinkronisasi antar daerah Kabupaten/kota guna mengejar target pertumbuhan pembangunan dengan membandingkan hasil sekarang dan hasil sebelumnya.

 Peningkatan Ekonomi Masyarakat Yang Berkeadilan : merupakan satu tindakan yang mengedepankan produktifitas dan nilai tambah masyarakat dengan

(21)

Halaman | 19

menyediakan tuntutan kebutuhan dasar, membangkitkan etos kerja wirausaha, meningkatkan kinerja unggulan daerah, meningkatkan laju investasi, mengurangi pengangguran serta peningkatan infrastruktur ekonomi. Dan semua itu semata dikaryanyatakan untuk kesejahteraan masyarakat provinsi gorontalo.

Berdasarkan Visi tersebut di atas, dijabarkan misi sebagai berikut :

1. Memfokuskan peningkatan ekonomi atas dasar optimalisasi kewilayahan, mendorong laju investasi, percepatan pembangunan infrastruktur pedesaan, sekaligus mengembangkan potensi unggulan dengan mengakselerasi secara cerdas terhadap pencapaian kesejahteraan rakyat;

2. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia melalui pendekatan kesesuaian keahlian serta pemenuhan mutu kualitas penyelenggaraan pendidikan dan kesehatan;

3. Mengembangkan manajemen pengelolaan potensi sumber daya kelautan, pertanian, peternakan dan kehutanan, danau limboto dan potensi lingkungan lainnya yang lebih baik, saling terintegrasi serta lestari demi kepentingan kemakmuran masyarakat;

4. Mengembangkan nilai-nilai religi dalam kehidupan beragama yang rukun penuh kesejukan sekaligus memelihara keragaman budaya, serta memperkuat peran pemberdayaan perempuan, perlindungan terhadap anak, termasuk issue kesetaraan gender dalam pembangunan;

5. Menciptakan sinergitas diantara pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota di Gorontalo dalam kaidah otonomi daerah sekaligus untuk meningkatkan kinerja pelayanan publik, menurunkan angka kemiskinan serta menjalankan system tata pemerintahan yang baik dalam rangka reformasi birokrasi.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, yang menjadi tugas Biro Hukum dan Organisasi Sekretariat Daerah provinsi Gorontalo adalah Menciptakan sinergitas diantara

pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota di Gorontalo dalam kaidah otonomi daerah sekaligus untuk meningkatkan kinerja pelayanan publik serta menjalankan system tata pemerintahan yang baik dalam rangka reformasi birokrasi.

(22)

Halaman | 20

 Menciptakan sinergitas diantara pemerintah provinsi dan pemerintah

kabupten/kota dalam kaidah otonomi daerah :

Kaitan dengan tupoksi Biro Hukum dan Organisasi adalah :

1. Melaksanakan fasilitasi dan koordinasi penataan produk hukum daerah provinsi dan kabupaten/kota;

2. Melaksanakan penataan dan peningkatan kapasitas organisasi perangkat daerah provinsi dan kabupaten/kota;

3. Mengumpulkan dan mengolah bahan/data penyusunan dan evaluasi sistem, prosedur dan penerapan standar pelayanan di lingkungan pemerintah provinsi, kabupaten/kota;

4. Melaksanakan advokasi hukum bagi pemerintah dan masyarakat serta mengkoordinasikan perumusan naskah perjanjian kerjasama;

3.3 TELAAHAN RENSTRA K/L DAN RENSTRA

Sesuai rumusan RPJMN tahun 2010-2014, telah ditetapkan 11 (sebelas) Prioritas pembangunan Nasional meliputi : (1) Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola; (2) Pendidikan; (3) Kesehatan; (4) Penanggulangan Kemiskinan; (5) Ketahanan Pangan; (6) Infrastruktur; (7) Iklim Investasi dan Iklim Usaha; (8) Energi; (9) Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana; (10) Daerah tertinggal, terdepan, terluar dan pasca Konflik; serta (11) Kebudayaan, Kreatifitas dan Inovasi Teknologi.

Dari kesebelas prioritas pembangunan nasional dimaksud, terdapat 5 (lima) prioritas yang merupakan bagian penugasan kepada Kementerian Dalam Negeri, yakni : (1) Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola; (2) Penanggulangan Kemiskinan; (3) Infrastruktur; (4) Iklim Investasi dan Iklim Usaha; serta (5) Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar dan Pasca Konflik. Secara lebih lanjut dijabarkan dalam dokumen renstra Kementerian Dalam Negeri 2010 – 2014 yang memuat rencana program dan kegiatan serta indikasi alokasi pendanaannya sampai 5 (lima) tahun kedepan.

Kementerian Dalam Negeri menetapkan visi sebagai berikut : “Terwujudnya sistem

politik yang demokratis, pemerintahan yang desentralistik, pembangunan daerah yang berkelanjutan serta keberdayaan masyarakat yang partisipatif dengan didukung sumber daya aparatur yang professional dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia”.

(23)

Halaman | 21

Kata kunci dari visi Kementerian Dalam negeri tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Pemerintahan Desentralistik, merupakan salah satu tujuan yang akan dicapai yaitu terwujudnya system penyelenggaraan pemerintahan daerah yang efektif dan responsive dengan memperhatikan prinsip-prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia;

2. Pembangunan Daerah, merupakan salah satu tujuan yang akan dicapai yaitu terwujudnya keberdayaan masyarakat yang partisipatif yang maju dan mandiri dalam berbagai aspek kehidupan;

3. Keberdayaan Masyarakat, merupakan salah tujuan yang akan dicapai yaitu terwujudnya keberdayaan masyarakat yang partisipatif yang maju dan mandiri dalam berbagai aspek kehidupan;

4. Sumber Daya Aparatur yang profesional merupakan salah satu prasyarat utama yang harus terpenuhi dalam mencapai tujuan sistem politik yang demokratis, pemerintahan yang desentralistik, pembangunan daerah yang berkelanjutan serta keberdayaan masyarakat yang partisipatif.

Lebih lanjut Kementerian Dalam Negeri menetapkan sasaran yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi Biro Hukum adalah :

1. Terwujudnya harmonisasi peraturan perundang-undangan terkait dengan otonomi daerah dalam rangka reformasi regulasi secara bertahap;

2. Meningkatnya dukungan reformasi dibidang pelayanan umum;

3. Meningkatnya implementasi urusan pemerintahan daerah dan standar pelayanan minimal (SPM) di daerah;

4. Terevaluasinya kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah; 5. Terevaluasinya perkembangan daerah otonomi baru;

6. Terselenggaranya reformasi birokrasi dilingkup Depdagri dan Pemerintah Daerah.

Dari uraian di atas, ditinjau dari sasaran jangka menengah Renstra Kementerian Dalam Negeri dapat dikemukakan beberapa hal yang menjadi faktor pendorong pelayanan pada Biro Hukum dan Organisasi yaitu :

1. Bahwa apa yang menjadi tugas pokok dan fungsi Biro Hukum dan Organisasi mendapat dukungan penuh dari Kementerian Dalam Negeri.

(24)

Halaman | 22

2. Dukungan sarana dan prasarana sangat memadai untuk penyelesaian tugas pokok dan fungsi Biro Hukum dan Organisasi.

Adapun faktor-faktor penghambat dari pelayanan pada Biro Hukum dan Organisasi yaitu :

1. Penyelenggaraan hubungan pusat dan daerah masih mengalami disharmonisasi karena masih adanya perbedaan penafsiran tentang perundang-undangan, terbatasnya payung hukum serta tumpang tindihnya regulasi dan kebijakan; 2. Peraturan perundang-undangan belum sepenuhnya mengacu pada kebijakan

desentralisasi dan otonomi daerah;

3. Belum maksimalnya proses penataan kepemeritahan dan hubungan antara strata pemerintah pusat – daerah dan antar daerah sesuai yang diharapkan;

3.4 PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS

Berdasarkan upaya percepatan pencapaian perwujudan visi Pemerintah Daerah Tahun 2012 – 2017 dan berbagai permasalahan yang dialami oleh Biro Hukum dan Organisasi Sekretariat Provinsi Gorontalo pada periode RPJMD sebelumnya, diperlukan upaya dan kerja keras, Belum tercapainya target yang ditetapkan pada periode RPJMD tahun sebelumnya menuntut upaya untuk lebih bekerja maksimal dan lebih optimal.

Penentuan isu-isu strategis pelayanan Biro Hukum dan Organisasi antara lain dilakukan dengan cara menggunakan metode pembobotan dengan cara sebagai berikut :

a. Menentukan skor terhadap masing-masing kriteria yang telah ditetapkan, dengan mengisi tabel :

No Kriteria Bobot

1 Memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap pencapaian sasaran Renstra K/L dan Renstra Provinsi/Kabupaten/Kota

20

2 Merupakan tugas dan tanggungjawab SKPD 10 3 Dampak yang ditimbulkan terhadap public 20 4 Memiliki daya ungkit untuk pembangunan daerah 10

(25)

Halaman | 23

5 Kemungkinan atau kemudahannya untuk ditangani 15 6 Prioritas janji politik yang perlu diwujudkan 25

Total 100

b. Melakukan penilaian isu-isu strategis terhadap kriteria yang telah ditetapkan : Nilai Skala Kriteria

No Isu Strategis Nilai Skala Kriteria Ke - Total Skor 1 2 3 4 5 6 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Penataan Produk Hukum Daerah 10 10 20 10 10 15 75 2 Penyusunan Sistem dan prosedur Pelayanan 10 5 15 10 10 20 70 3 Penataan Organisasi perangkat Daerah 10 10 15 10 5 10 60

c. Menghitung rata-rata skor/bobot setiap isu strategis dengan mengakumulasi tiap-tiap isu strategis dibagi jumlah :

Rata-Rata Skor Isu-Isu Strategis

No. Isu-Isu Strategis Total Skor Rata-Rata

skor

(1) (2) (3) (4)

1 Penataan Produk Hukum Daerah 75 12,5

2 Penyusunan Sistem dan prosedur

Pelayanan 70 11,6

(26)

Halaman | 24

BAB IV

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1. V I S I

Berdasarkan peran dan mandat yang dijabarkan pada tugas pokok dan fungsi dalam menyelenggarakan sebagian tugas Gubernur, dirumuskan visi Biro Hukum dan Organisasi sebagai cerminan peran dan kondisi yang ingin diwujudkan dimasa depan. Hal tersebut merefleksikan kesinambungan upaya pengembangan dan pemantapan penyelenggaraan sistem pemerintahan dengan semangat reformasi yang peletakan dasar-dasarnya telah diinisiasi pada masa-masa sebelumnya.

Rumusan visi yang diangkat merupakan arah kebijakan dalam penyusunan program dan kegiatan strategik sesuai kondisi obyektif di lingkungan Biro Hukum dan Organisasi dalam lima tahun kedepan, yaitu :

“Tertatanya Produk Hukum Daerah dan Meningkatnya Kapasitas Kelembagaan menuju Tata Pemerintahan Yang Baik”

Kata kunci dari visi Biro Hukum dan Organisasi dijelaskan sebagi berikut : 1. Tertatanya Produk Hukum Daerah :

Mewujudkan penataan perundang-undangan secara baik, tidak saling yang tumpang tindih, konsisten, jelas dan tidak multitafsir. Selain itu, juga menghindari pertentangan antara peraturan perundang-undangan yang satu dengan yang lainnya, baik yang sederajat maupun antara peraturan yang lebih tinggi dengan peraturan di bawahnya atau antara peraturan pusat dengan peraturan daerah.

2. Meningkatnya Kapasitas Kelembagaan meliputi :

Peningkatan kapasitas kelembagaan dilakukan melalui beberapa aspek, yaitu : 1. Aspek Struktur Organisasi;

Struktur organisasi perangkat daerah harus benar-benar tepat fungsi dan tepat ukuran (right sizing).

2. Aspek Sistem dan Prosedur Pelayanan Organisasi;

Evaluasi penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) disemua SKPD, percepatan penerapan dan pencapaian SPM pada SKPD yang memiliki SPM

(27)

Halaman | 25

serta Penyusunan SKP (Standar Kinerja Pelayanan) bagi SKPD yang tidak memiliki SPM.

3. Aspek Tata Laksana dan Akuntabilitas

Perbaikan Sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif dan efisien, terukur serta sesuai prinsip-prinsip good governance serta peningkatan kapasitas dan akuntabilitas kinerja organisasi perangkat daerah;

4.2. MISI

Untuk mewujudkan visi, Biro Hukum dan Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Gorontalo, ditetapkan misi sebagai berikut :

1. Meningkatkan penataan dan penyebarluasan produk hukum daerah;

2. Meningkatkan kualitas organisasi perangkat daerah, kinerja pelayanan dan akuntabilitas kinerja organisasi perangkat daerah;

3. Meningkatkan kualitas pelayanan hukum dan penanganan sengketa hukum. 4.3. TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH SKPD

Sebagai upaya penjabaran visi dan misi, Biro Hukum dan Organisasi menetapkan tujuan dan sasaran jangka menengah sebagai berikut :

 TUJUAN :

1. Mewujudkan produk hukum daerah yang berkualitas;

Tujuan “Mewujudkan Produk Hukum Daerah yang Berkualitas”, akan dicapai dengan sasaran Terbentuknya Produk Hukum Daerah.

Dimana, untuk mewujudkan produk hukum daerah yang berkualitas dilakukan beberapa kajian terhadap setiap draft produk hukum dan juga di lakukan pembinaan dalam penyusunan produk hukum sehingga sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

2. Meningkatnya peran pemerintah dalam melakukan pendampingan kasus hukum;

Tujuan “Meningkatnya peran pemerintah dalam melakukan pendampingan kasus hukum ”, akan dicapai dengan sasaran Terwujudnya

Bantuan Hukum Penyelenggara pemerintahan.

(28)

Halaman | 26

yang mendaptkan kasus hukum, pemerintah provinsi melakukan kerjasama dengan lembaga bantuan hokum dan berkoordinasi dengan penegak hukum. 3. Meningkatnya peran pemerintah dalam melakukan perjanjian kinerja;

Tujuan “Meningkatnya peran pemerintah dalam melakukan perjanjian Kerjasama ”, akan dicapai dengan ditetapkannya Sasaran Tersususnnya

Dokumen-dokumen kesepakatan Kerjasama.

Dalam melakukan perjanjian kerjasama, baik antar Pemerintah Daerah, anatara Pemeritah Daerah dengan Pemerintah Pusat, antara Pemerintah Daerah dengan NGO, dan Antara Pemerintah dan Swasta, sangat diperlukan naskah perjanjian kerjasama yang penyusunannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

4. Terwujudnya Penyamaan Persepsi dan singkronisasi aksi terhadap penanganan pelanggaran Peraturan Perundang-undangan;

Tujuan “Terwujudnya Penyamaan Persepsi dan Singkronisasi aksi terhadap Penanganan Pelanggaran Peraturan Perundang-undangan”, akan dicapai dengan Sasaran Terlaksananya penguatan kapasitas PPNS.

Dalam penanganan pelanggaran pearturan perundang-undangan khususnya kepada penyelanggara pemerintahan diperlukan sumberdaya manusia yang memiliki kaspasitas dan kapabilitas yaitu penyidik pegwai negeri sipil.

5. Mewujudkan pemajuan dan perlindungan atas hak-hak dasar manusia; Tujuan “Mewujudkan Pemajuan dan Perlindungan atas hak-hak dasar manusia”, akan dicapai dengan sasaran Terwujudnya Sekertariat Bersama

Hak asasi Manusia (HAM).

Dalam melakukan perlindungan terhadap hak-hak dasar manusia maka pemerintah membentuk wadah yang bisa memfasilitasi setiap permasalahan yang berkenaan dengan hak asasi manusia (HAM).

6. Mewujudkan penataan organisasi perangkat daerah, penguatan akuntabilitas kinerja dan pelayanan publik;

Tujuan “Mewujudkan penataan organisasi perangkat daerah , penguatan akuntabilitas kinerja dan pelayanan publik”, akan dicapai dengan sasaran :

(29)

Halaman | 27

- Terwujudnya dokumen pelayanan public - Terwujudnya penguatan akuntabilitas kinerja

Dalam penataan organisasi perangkat daerah dilakukan penguatan terhadap system kelembagaan yang sesuai dengan peraturan perudang-undangan.

Penguatan akuntabilitas kinerja dilakukan dengan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dalam bidang manajemen dan akuntabilitas kinerja serta fasilitasi terhadap inplementasi system akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.

Penyelenggaraan pelayanan public dilakukan dalam rangka faslitasi terhadap penyusunan dokumen standar pelayanan minimal dan evaluasi terhadap pelaksanaan standar operasional prosedur (SOP).

7. Meningkatkan kapasitas sumber daya SKPD dalam menunjang pelaksanaan program dan kegiatan bidang Hukum dan Organisasi.

Tujuan “Meningkatkan Kapasitas sumber daya SKPD dalam menunjang Pelaksnaan Program dan Kegiatan Bidang Hukum dan Organisasi”, akan dicapai dengan sasaran :

- Meningkatnya Kualitas perencanaan dan evaluasi kinerja serta akuntabilitas keuangan;

- Meningkatnya Pelayanan Administrasi jasa Perkantoran dan Penyediaan Sarana dan Prasarana serta Pengelolaan kepegawaian.

 SASARAN :

1. Terbentuknya Produk Hukum Daerah.

2. Terwujudnya Bantuan Hukum Penyelenggara pemerintahan.

3. Sasaran Tersususnnya Dokumen-dokumen kesepakatan Kerjasama. 4. Terlaksananya penguatan kapasitas PPNS.

5. Terwujudnya Sekertariat Bersama Hak asasi Manusia (HAM).

6. Terwujudnya penguatan Organisasi/ kelembagaan dan ketatalaksanaan. 7. Terwujudnya dokumen pelayanan publik.

(30)

Halaman | 28

9. Meningkatnya Kualitas perencanaan dan evaluasi kinerja serta akuntabilitas keuangan

10. Meningkatnya Pelayanan Administrasi jasa Perkantoran dan Penyediaan Sarana dan Prasarana serta Pengelolaan kepegawaian

4.4. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN SKPD

Dalam rangka pencapaian visi Pemerintah Provinsi Gorontalo, pemerintah daerah telah merumuskan misi sebagai berikut :

1. Memfokuskan peningkatan ekonomi atas dasar optimalisasi potensi kewilayahan, mendorong laju investasi, percepatan pembangunan infrastruktur pedesaan, sekaligus mengembangkan potensi unggulan dengan mengakselerasi secara cerdas terhadap pencapaian kesejahteraan rakyat.

2. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia melalui pendekatan kesesuaian keahlian serta pemenuhan mutu kwalitas penyelenggaraan Pendidikan dan Kesehatan.

3. Mengembangkan manajemen pengelolaan potensi sumber daya Kelautan, Pertanian, Peternakan, Kehutanan, Danau Limboto dan potensi lingkungan lainnya yang lebih baik, saling terintegrasi serta lestari demi kepentingan kemakmuran masyarakat.

4. Mengembangkan nilai-nilai religi, dalam kehidupan beragama yang rukun penuh kesejukan sekaligus memelihara keragaman budaya. Serta memperkuat peran pemberdayaan Perempuan, Perlindungan terhadap anak, termasuk issue kesetaraan Gender dalam Pembangunan.

5. Menciptakan sinergitas diantara pemerintah Provinsi dengan pemerintah Kabupaten/Kota di Gorontalo dalam kaidah otonomi daerah sekaligus untuk meningkatkan kinerja pelayanan publik, menurunkan angka kemiskinan serta menjalankan sistem tata pemerintahan yang baik dalam rangka reformasi birokrasi.

Adapun agenda pokok yang akan dilakukan dalam melaksanakan kelima misi tersebut, adalah :

(31)

Halaman | 29

wilayah

2. Pengembangan Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Kredit Usaha Rakyat 3. Meningkatkan laju serta kwalitas iklim investasi

4. Meningkatkan kwalitas Sumber Daya Manusia. 5. Penyelenggaraan Pendidikan dan Kesehatan Gratis

6. Percepatan pembangunan infrastruktur pedesaan dan penunjang sektor produksi pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan kelautan dan pariwisata 7. Meningkatkan integrasi manajemen pengelolaan lingkungan, khususnya tata

kelola potensi sumber daya Kelautan, Hutan, Tanah, Air, dan Danau Limboto secara lebih baik.

8. Meningkatkan nilai-nilai pemberdayaan Perempuan & Perlindungan anak. 9. Mengembangkan nilai-nilai religi serta keragaman agama dan budaya.

10. Meningkatkan kualitas manajemen tata pemerintahan yang baik terhadap kualitas pelayanan publik.

Mengacu pada visi, misi, agenda pokok dan prioritas pembangunan Provinsi Gorontalo, Renstra Biro Hukum dan Organisasi Tahun 2012-1017 secara konsisten diarahkan pada upaya-upaya mendukung lingkup tugas Biro Hukum dan Organisasi dalam menyelenggarakan sebagian tugas Gubernur dalam mewujudkan tata pemerintahan yang baik terhadap kualitas pelayanan publik.

Dalam mewujudkan tata pemerintahan yang baik terhadap pelayanan publik, Biro Hukum dan Organisasi menetapkan strategi sebagai berikut :

1. Melaksanakan Penataan Produk Hukum Daerah :

Percepatan harmonisasi dan sinkronisasi peraturan perundangan baik ke tingkat pusat maupun daerah kabupaten/kota hingga tercapai keselarasan arah dalam implementasi pembangunan, disamping itu juga melaksanakan sosialisasi dan publikasi produk hukum daerah;

2. Meningkatkan kapasitas Kelembagaan :

Penyempurnaan organisasi perangkat daerah yang tepat fungsi dan tepat ukuran, penyempurnaan SOP, percepatan penerapan SPM, Penyusunan Standar Kinerja Pelayanan dan peningkatan kualitas pelayanan publik serta peningkatan kualitas dan akuntabilitas Organisasi perangkat Daerah.

(32)

Halaman | 30

HAM;

Upaya optimalisasi pelayanan hukum dalam penanganan sengketa hukum, penyusunan MoU dan PKS serta melaksanakan pemenuhan HAM dan monitoring pelanggaran HAM di Provinsi Gorontalo.

Strategi tersebut dapat dilaksanakan dalam koridor kebijakan strategik yang merupakan kebijakan Biro Hukum dan Organisasi tahun 2012-2017 meliputi :

1. Mendorong peningkatan penerapan produk hukum dan perundang-undangan daerah;

2. Mendorong dilaksanakannya reformasi birokrasi.

(33)

Halaman | 31

BAB V

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,

KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

5.1. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN

Berdasarkan uraian strategi dan arah kebijakan, ditetapkan rencana program dan kegiatan sebagai berikut :

i. Penetaan Peraturan Perundang-Undangan, dengan kegiatan :

b. Pengkajian dan Pendampingan Ranperda c. Koordinasi Bidang Hukum

d. Pengkajian Peraturan Keputusan Kepala Daerah

e. Sosialisasi dan Publikasi Peraturan Perudang-undangan Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

ii. Fasilitasi dan Advokasi Hukum, dengan kegiatan :

a. Pendampingan dan Penyelesaian Masalah / Sengketa hukum b. Bimbingan Teknis Penanganan sengketa Hukum

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

iii. Pengkajian Kerjasama, dengan kegiatan :

a. Bimbingan teknis Penyusunan MoU dan Perjanjian Kerjasama; Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

iv. Pembinaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) , dengan kegiatan :

a. Bimbingan teknis Penyidik Pegawai negeri Sipil (PPNS) Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

v. Pemenuhan dan Perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM) , dengan kegiatan :

a. Pemenuhan dan Perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM) Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

vi. Penataan kelembagaan, analisis jabatan (Anjab) dan Ketatalaksnaan), dengan

kegiatan :

a. fasilitasi, Evaluasi OPD dan analisis Jabatan

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

vii. Fasilitasi peningkatan Pelayanan Publik, dengan kegiatan :

Fasilitasi peningkatan Pelayanan Publik;

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

viii. Fasilitasi peningkatan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dengan kegiatan :

(34)

Halaman | 32

Fasilitasi peningkatan Pelayanan Publik;

a. Bimbingan Teknis Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP): b. Koordinas, Singkronisasi dan konsolidasi Data Kinerja Instansi Pemerintah; Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

vix. Peningkatan Pelayanan Administrasi Perkantoran, Sarana dan Prasarana Kualita

Sumber Daya aparatur

a. Pelayanan administrasi Perkantoran b. Peningkatan Sarana dan Prasarana c. Pelatihan Teknis/ Bimbingan teknis

(35)

Halaman | 33

BAB VI

INDIKATOR KINERJA BIRO HUKUM DAN ORGANISASI YANG MENGACU PADA

TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Penetapan indikator kinerja atau ukuran kinerja akan digunakan untuk mengukur kinerja atau keberhasilan organisasi. Pengukuran kinerja organisasi akan dapat dilakukan dengan mudah, cepat, tepat dan akurat jika terlebih dahulu ditetapkan indikator kinerja yang telah disepakati bersama. Penetapan indikator kinerja merupakan syarat penting untuk menetapkan rencana kinerja sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah.

Hal ini mengingat rencana kinerja akan merupakan gambaran sosok tampilan organisasi di masa yang akan datang. Indikator kinerja daerah sebagai alat untuk menilai keberhasilan pembangunan secara kuantitatif maupun kualitatif, merupakan gambaran yang mencerminkan capaian indikator kinerja program (outcomes/ hasil) dari kegiatan (output/ keluaran). Indikator kinerja program adalah sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah (efek langsung). Pengukuran indikator hasil lebih utama daripada sekedar keluaran, karena hasil (outcomes) menggambarkan tingkat pencapaian atas hasil lebih tinggi yang mungkin mencakup kepentingan banyak pihak. Indikator kinerja akan dapat dijadikan sebagai media perantara untuk memberi gambaran tentang prestasi organisasi yang diharapkan di masa mendatang.

Dengan demikian, indikator kinerja yang diharapkan dapat menggambarkan tingkat pencapaian kinerja pemerintah haruslah ditetapkan secara benar dan dapat menggambarkan keadaan untuk kerja secara riil. Berdasarkan uraian makna penetapan kinerja pemerintah tersebut maka untuk dapat mengukur tingkat capaian kinerja pelaksanaan pembangunan daerah diperlukan penetapan indikator kinerja daerah dalam bentuk penetapan indikator kinerja program pembangunan daerah sebagai indikator kinerja utama.

Penetapan indikator kinerja Biro Hukum dan Organisasi yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD adalah pada tabel berikut :

(36)

Halaman | 34 Tabel 6.1

INDIKATOR KINERJA UTAMA BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO

NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA FORMULA/PENJELASAN

1. Terbentuknya produk hukum daerah

Jumlah Produk Hukum Daerah yang disusun

Jumlah Peraturan Daerah, Peraturan Gubernur dan Surat Keputusan yang dikaji dan disusun

Sumber Data : Hasil laporan kegiatan pengkajian peraturan dan keputusan kepala daerah pada

Bagian

Perundang-undangan. 2. Terwujudnya Bantuan Hukum

penyelenggara pemerintahan

Jumlah Pendampingan kasus

terkait penyelenggara pemerintahan Pendampingan yang di lakukan terhadap penyelenggara pemerintahan yang

menghadapi kasus hukum. Sumber Data : laporan hasil kegiatan pendampingan

dan penyelesaian

masalah/sengketa hukum pada bagian bantuan hukum.

3. Terwujudnya penguatan

organisasi/kelembagaan dan ketatalaksanaan

Evaluasi dan Fasilitasi penataan organisasi/kelembagaan

Penataan organisasi perangkat daerah di lingkungan pemerintah daerah

Sumber Data : laporan hasil kegiatan evaluasi dan

fasilitas penataan

organisasi perangkat daerah pada bagian organisasi.

(37)

Halaman | 36

BAB VII

P E N U T U P

Penyusunan rancangan awal RENSTRA SKPD Biro Hukum 2012-2017 yang merupakan Rencana Strategis SKPD, memuat beberapa perubahan mendasar dan penyesuaian agenda prioritas serta penambahan program pembangunan yang akan dilaksanakan selang waktu 2012-2017 sebagaimana Visi dan Misi yeng telah ditetapkan pemerintah

Semoga RENSTRA SKPD Biro Hukum dan Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Gorontalo menjadi Pedoman bagi Pejabat dan Staf Lingkungan SKPD Biro Hukum dan Organisasi Setda Provinsi Gorontalo untuk menjadi Acuan Pelaksnaan Perencanaan pembangunan Daerah Jangka menengah di Provinsi Gorontalo

Juga diharpakan bagi semua stake holders utamanya apartur Aparatur Pemerintahan dapat meningktakan kinerja instansi

Gorontalo, 06 Oktober 2015 KEPALA BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

TTD

RIDWAN YASIN, SH.MH NIP. 196504231993031001

(38)

Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. 1 PROGRAM : Penetaan Peraturan Perundang-Undangan KEGIATAN : Pengkajian dan Pendampingan Ranperda Jumlah Peraturan Daerah (PERDA) yang

dihasilkan 10 Ranperda 216 10 Ranperda 228 10 Ranperda 230 10 Ranperda 231 10 Ranperda 235 50 Ranperda 1140 Biro Hukum dan organisasi Provinsi Gorontalo 2 PROGRAM : Penetaan Peraturan Perundang-Undangan KEGIATAN : Koordinasi Bidang Hukum

Jumlah Koordinasi yang dilaksanakan antara pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Kab/Kota dan Pemerintah Pusat

4 Kali 90 4 Kali 97 4 Kali 100 4 Kali 105 4 Kali 110 20 Kali 502

Biro Hukum dan organisasi Provinsi Gorontalo 3 PROGRAM : Penetaan Peraturan Perundang-Undangan KEGIATAN : Pengkajian Peraturan Keputusan Kepala Daerah Jumlah Peraturan Kepala Daerah dan Keputusan Kepala Daerah 300 PERGUB/ SK 79 300 PERGUB/ SK 80 300 PERGUB/ SK 90 300 PERGUB/ SK 100 300 PERGUB/ SK 115 1500 PERGUB/ SK 464 Biro Hukum dan organisasi Provinsi Gorontalo 4 PROGRAM : Penetaan Peraturan Perundang-Undangan KEGIATAN : Sosialisasi dan Publikasi Peraturan Perudang-undangan

Jumlah Pelaksanaan Sosialisasi dan publikasi Peraturan

Perundang-undangan 1 Kali 174 1 Kali 175 1 Kali 180 1 Kali 189 1 Kali 190 5 Kali 908

Biro Hukum dan organisasi

Provinsi Gorontalo

1 PROGRAM : Fasilitasi dan Advokasi Hukum KEGIATAN : Pendampingan dan Penyelesaian Masalah / Sengketa hukum Jumlah pendampingan kasus terkait penyelenggara Pemerintahan 3 Kali Pendampin gan, 3 Kali Pendampin gan, 3 Kali Pendampin gan, 3 Kali Pendampi ngan, 3 Kali Pendampin gan, 15 Kali Pendampin gan,

2 PROGRAM : Fasilitasi dan Advokasi Hukum KEGIATAN : Bimbingan Teknis Penanganan sengketa Hukum Jumlah Pelaksanaan kegiatan bimtek Penanganan Sengketa Hukum 1 Kali Bimtek 1 Kali Bimtek 1 Kali Bimtek 1 Kali Bimtek 1 Kali Bimtek 1 Kali Bimtek

NO. Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Program dan Kegiatan Program (Outcome)

dan Kegiatan dan Output Unit kerja SKPD Penanggung jawab Lokasi

2013 2014 2015 2016 2017 Kondisi Kinerja pada Akhir Periode Renstra SKPD

1. Mewujudkan produk hukum daerah yang berkualitas Terbentuknya Produk Hukum Daerah Jumlah Produk Hukum Daerah yang disusun 2. Meningkatnya Peran pemerintah dalam melakukan pendampingan kasus hukum Terwujudnya Bantuan Hukum Penyelenggara pemerintahan Jumlah pendampingan kasus terkait penyelenggara

Pemerintahan Biro Hukum

dan organisasi

Provinsi Gorontalo

(39)

Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

1 Jumlah Dokumen

Kesepakatan dan

Dokumen Kerjasama 10 MoU

dan 10 PK 10 MoU dan 10 PK 14 MoU dan 14 PK 16 MoU dan 16 PK 18 MoU dan 18 PK 68 MoU dan 68 PK Jumlah Pelaksanaan Bimtek Penyusunan Naskah MoU dan

Perjanjian Kerjasama 1 Kali Rakor Bimtek 1 Kali Bimtek 1 Kali Bimtek 1 Kali Bimtek 1 Kali Bimtek 4 Kali

1 Jumlah Aparat Penyidik

Pegawai Negeri Sipil yang memiliki kompontensi

63 PPNS 63 PPNS 65 PPNS 67 PPNS 68 PPNS 326 PPNS

Jumlah Pelaksanaan Bimtek Penyidik Pegawai Negeri Sipil

(PPNS) - Bimtek 1 Kali Bimtek 1 Kali Bimtek 1 Kali Bimtek 1 Kali Bimtek 4 Kali

5 Mewujudkan Pemajuan dan Perlindungan atas hak-hak dasar manusia Terwujudnya Sekertariat bersama Hak Asasi manusia (HAM) Jumlah Pelaksanaan Rapat Koordinasi Hak Asasi Manusia 1 PROGRAM : Pemenuhan dan Perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM) KEGIATAN : Rapat Koordinasi Hak Asisi manusia

Jumlah Pelaksanaan Rapat Koordinasi hak Asasi Manusia (HAM)

3 Kegiatan 132 1 Kali

Rakor 64

1 Kali

Rakor 75

2 Kali

Rakor 100 2 Kali Rakor 120 6 kali Rakor 491

Biro Hukum dan organisasi

Provinsi Gorontalo

NO. Tujuan Sasaran Indikator

Sasaran Program dan Kegiatan

Program (Outcome) dan Kegiatan dan

Output Unit kerja SKPD Penanggung jawab Lokasi

2013 2014 2015 2016 2017 Kondisi Kinerja pada Akhir Periode Renstra SKPD

3. Meningkatnya peran pemerintah dalam melakukan perjanjian kerjasama Tersususnnya Dokumen-dokumen kesepakatan Kerjasama. Jumlah Dokumen Kesepakatan (MoU) dan Dokumen Kerjasama (PK) PROGRAM : Pengkajian Kerjsama KEGIATAN : Bimbingan teknis Penyusunan MoU dan Perjanjian Kerjasama

164 118 4. Terwujudnya Penyamaan Persepsi dan Singkronisasi aksi terhadap Penanganan Pelanggaran Peraturan Perundang-undangan Terlaksananya penguatan kapasistas PPNS 135 150 175 59 100 125 145 547 GorontaloProvinsi Biro Hukum dan organisasi Jumlah Aparat Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) yang Memiliki Kapasitas PROGRAM : Pembinaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) KEGIATAN : Bimbingan teknis Penyidik Pegawai

negeri Sipil (PPNS) 195 819 Biro Hukum dan organisasi Provinsi Gorontalo

Referensi

Dokumen terkait

populasi berdistribusi normal maka garis regresi sampel dapat digunakan untuk mengadakan estimasi garis regresi populasi dengan interval estimasi

Dari hasil analisis zonasi kawasan kota pusaka tersebut didapatkan faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan Kota Pusaka di Kota Palembang yaitu faktor

Gangguan pada organ peredaran darah nonketurunan dapat disebabkan oleh pola hidup dan makanan yang tidak sehat.. Misalnya, terlalu sering mengonsumsi makanan berlemak

Menimbang, bahwa dalil-dalil gugatan Penggugat pada pokoknya adalah bahwa Penggugat dan Tergugat sebagai suami-istri dalam rumah tangganya sejak bulan Juli 2010 sering

Marjin pemasaran pada saluran pemasaran 5 adalah pedagang pengecer menjual ikan hias koi dengan harga jual ke pedagang toko sebesar Rp 17 500 per ekor yang kemudian dikurang

Kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks harga terbesar adalah kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan yang turun sebesar 1,77 persen diikuti

Animation Technic Diskusi dan tanya jawabC. Animation Gesture Diskusi dan

Hasil Penelitian menunjukan jumlah tenaga rekam medis yang berlatar belakang pendidikan rekam medis dan informasi kesehatan sebanyak 11 (17,4%) orang tenaga rekam