• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi Penelitian"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di rumah Pelukis Purwanto Joko Sulistyono di Kabalan Rt.01 / Rw.06 Kelurahan Ngadirejo Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah Telp. 0271-783631. Pemilihan tempat tersebut karena Purwanto JS mampu menghasilkan karya lukisnya yang beraliran realis, yang memunculkan kedetailan dan menciptakan kemiripan khusus antara lukisan dengan objek aslinya.

Gambar 4.1. Rumah Bapak Purwanto JS

Di Kabalan Rt.01 / Rw.06 Kelurahan Ngadirejo Kecamatan Kartasura (Dokumentasi: Ayu Wulandari. 28 Februari 2014)

Bengkel lukis Purwanto JS yang berada di Kelurahan Ngadirejo masih menyatu dengan rumah. Rumah tersebut menghadap kearah timur yang terdiri dari 11 ruangan yang terbagi dalam dua lantai. Lantai dasar terdapat beberapa ruangan antara lain 2 kamar tidur, ruang tamu, 2 ruang proses karya (depan dan belakang), ruang keluarga, ruang makan, garasi motor, dapur, dan kamar mandi. Sedangkan

(2)

commit to user

lantai atas hanya terdapat satu ruangan khusus yaitu ruang yang digunakan sebagai tempat memajangkan hasil karya lukis Purwanto JS.

Ruang yang ditempati untuk proses berkarya lukis adalah ruangan depan sebelah kanan pintu masuk dari rumah tersebut dan ruang terbuka sebelah belakang yang dipenuhi dengan banyak pohon dan rerumputan hijau yang membuat suasana ruangan menjadi sejuk dan nyaman. Ruangan di sebelah belakang rumah tersebut didalamnya juga terdapat satu ruangan khusus yang digunakan untuk menyimpan alat dan bahan melukis seperti kanvas, cat minyak, pigura dan lain sebagainya.

Selain itu ruangan bagian belakang tersebut juga digunakan sebagai tempat Purwanto JS berimajinasi dalam usaha menemukan ide-ide untuk berkarya selanjutnya karena ruangan tersebut dirasa sangat tenang dan sejuk yang membuat pikiran menjadi terbuka. Jadi ruang tengah dari rumah tersebut terdiri dari ruang tamu, dua kamar tidur, satu ruang keluarga, ruang makan dan kamar mandi. Ruangan bagian depan rumah digunakan sebagai garasi motor dan mobil yang mempunyai ukuran yang cukup luas.

Gambar 4.2. Ruang tempat melukis Bapak Purwanto JS

Di Kabalan Rt.01 / Rw.06 Kelurahan Ngadirejo Kecamatan Kartasura (Dokumentasi: Ayu Wulandari. 28 Februari 2014)

(3)

commit to user

Gambar 4.3.Wawancara bersama Bapak Purwanto JS (Dokumentasi: Ibu Listy. 02 Maret 2014)

B. Profil Seniman Purwanto JS

Purwanto Joko Sulistyono atau yang akrab dipanggil Purwanto JS adalah seorang seniman lukis realis yang cukup lama terjun dalam dunia seni lukis. Purwanto JS lahir di Sukoharjo tepatnya pada tanggal 3 Oktober 1964.

Purwanto JS merupakan seniman realis berasal dari Solo yang cukup lama terjun dalam dunia seni lukis. Tetapi Purwanto JS sendiri beranggapan bahwa kota Solo kurang apresiasinya dalam berkesenian, karena terlihat dari sedikitnya para kolektor yang ada. Walaupun Purwanto JS sering pameran di kota Solo tetapi Purwanto JS lebih senang pameran diluar kota Solo, diantaranya Jakarta, Yogyakarta dan kota-kota lain di Indonesia. Sebagai seorang seniman yang aktif Purwanto JS juga pernah berhenti total dalam melukis pada tahun 2003 sampai tahun 2004 karena sakit. Dan selama satu tahun tersebut Purwanto JS sama sekali tidak berhubungan dengan cat dan kanvas. Baru setelah sembuh ia aktif kembali dalam melukis tetapi harus memulai dengan tahap penyesuaian lagi.

(4)

commit to user

Dalam hal melukis atau berkarya Purwanto JS cenderung berpikir karena sudah menjadi kebutuhan ekonomi dan kebutuhan hidup. Jadi dalam hal berkesenian Purwanto JS termasuk salah seorang seniman yang aktif produktif di bidang tersebut.

1. Pendidikan Purwanto JS

Purwanto JS menempuh pendidikan formal yang dimulai dari Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi. Beliau bersekolah di SD Pandeyan 1 Ngadirejo Kartasura dan lulus pada tanggal 1 Februari 1987. Kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri Banjaratma Brebes dan lulus pada tanggal 24 Mei 1980. Setelah itu melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah Atas di SMA Batik Surakarta dan lulus pada tanggal 28 April 1983. Yang terakhir melanjutkan kuliah di Perguruan Tinggi Negeri di Surakarta yaitu Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) Fakultas Sastra dan Seni Rupa dengan mengambil jurusan desain grafis dan lulus pada tanggal 3 Oktober 1990. Beliau juga mengambil Akta empatnya di UNS dan lulus pada tanggal 30 Februari 1992.

Dengan mengambil jurusan grafis tidak membuat Purwanto JS berhenti melukis, tetapi Purwanto JS tetap berkarya lukis karena pada jurusan grafis itu masih ada hubungannya dengan seni atau menggambar. Bakat menggambar yang dimiliki Purwanto JS sudah mulai terlihat saat usianya baru menginjak enam tahun saat beliau masih duduk di sekolah dasar. Dengan beberapa kali ia mengikuti berbagai kegiatan perlombaan baik di sekolah maupun di luar sekolah serta kejuaraan yang pernah diraihnya. Sampai pada akhirnya Purwanto JS sering mengikuti kegiatan pameran secara aktif di Kota Surakarta dan daerah-daerah lain di Indonesia.

2. Lingkungan Keluarga Purwanto JS

Purwanto JS terlahir dari keluarga bapak Suyitno dan ibu Sri Wardani pada tanggal 3 Oktober 1964. Ia lahir di lingkungan keluarga Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI), namun karena kecintaannya terhadap dunia seni membuatnya tetap bertahan sebagai seorang seniman dan tidak mengikuti jalur keluarganya yang kebanyakan adalah berprofesi sebagai

(5)

commit to user

ABRI. Lingkungan keluarga mempunyai pengaruh yang besar terhadap karya seni lukis Purwanto JS karena dengan adanya dukungan-dukungan dari keluarga itu sangat membantu Purwanto JS dalam proses berkarya.

Pengaruh lingkungan keluarga mempunyai tuntutan-tuntutan yang sifatnya abstrak untuk dapat selalu berkarya. Dengan selalu berkarya seni maka tentunya akan mendatangkan suatu harapan yang mempunyai nilai. Jadi baik bapak, ibu, istri dan keluarganya sangat mendukung dalam berkarya seni lukis, sehingga pengaruh lingkungan keluarga sangat besar.

3. Lingkungan Masyarakat Purwanto JS

Lingkungan masyarakat di daerah Kabalan Rt.01 / Rw.06 Kelurahan Ngadirejo Kecamatan Kartasura sangat mempengaruhi Purwanto JS dalam berkarya seni. Karena beliau sering digunakan untuk berbagai keperluan bagi masyarakat misalnya sebagai tempat belajar anak-anak di lingkungan masyarakat, digunakan untuk melakukan study banding tentang lukisan untuk para pelajar, sebagai tempat bertanya di dunia pendidikan yang membutuhkan dan sebagai tempat magang untuk anak-anak SMK seperti SMSR khususnya seni budaya. Jadi pengaruh lingkungan masyarakat ada semacam sinkron atau hubungan yang saling membutuhkan antara Purwanto JS dengan masyarakat tersebut.

C. Profesi Purwanto JS sebagai Seorang Guru dan Seniman Lukis

Selain sebagai seniman lukis, Purwanto JS juga mempunyai profesi lain yaitu sebagai seorang guru. Purwanto JS mengajar di SMK Negeri 9 Surakarta pada tahun 2009 sampai sekarang. Di SMK Negeri 9 Surakarta Purwanto JS mengajar jurusan seni lukis dan desain tekstil. Beliau mengajar di jurusan seni lukis hanya beberapa tahun saja, karena sertifikat pendidik yang dimiliki yaitu desain dan produksi kriya tekstil maka beliau pindah mengajar di jurusan tekstil untuk mendapatkan tunjangan profesi.

Sebelum mengajar di SMK Negeri 9 Surakarta, Purwanto JS juga pernah mengajar di SMIK (Sekolah Menengah Industri Kerajinan) Yogyakarta pada

(6)

commit to user

tahun 1994 sampai tahun 2008. Disana Purwanto JS mengajar desain tekstil, desain keramik, desain kulit, desain kayu dan desain logam. Alasan perpindahan mengajar Purwanto JS ke Surakarta dikarenakan jarak yang cukup jauh dan fisiknya pun semakin tidak kuat lagi. Kebetulan di Surakarta juga terdapat sekolah yang mempunyai jurusan serupa dengan di Jogja.

Purwanto JS tertarik menjadi seorang guru karena pengabdiannya dibidang seni yang begitu besar sehingga Purwanto JS mempunyai niat yang besar pula untuk mengajar, disamping juga dapat mengembangkan potensi melukis secara mandiri. Profesi Purwanto JS sebagai seorang guru sangat mendukung atau berkaitan erat dengan profesinya sebagai seniman lukis. Karena beliau mengajar di jurusan yang masih ada hubungannya dengan seni yaitu jurusan lukis, tekstil, keramik, logam, kulit dan kayu. Dalam jurusan tersebut ada pengembangan khususnya dibidang desain. Karena Purwanto JS senang melukis, maka secara otomatis beliau bisa menggambar desain-desain misalnya membuat sketsa tentang batik, logam, kayu dan lain sebagainya.

Profesi sebagai pelukis dan guru bisa saling menambah pengetahuan diantara keduanya. Melukis bisa masuk ke dunia pendidikan atau profesinya sebagai seorang guru, dan sebaliknya profesi guru juga bisa memberikan ilmu pengetahuan tentang melukisnya. Jadi kedua profesi tersebut saling mengisi dan saling membantu karena tidak bertolak belakang. Menurut Purwanto JS seorang guru yang profesional itu harus bisa memahami teori dan praktek dalam pelajaran, jadi keduanya harus seimbang karena hal teresbut sangat dibutuhkan oleh seorang siswa dalam proses pembelajaran.

(7)

commit to user

D. Latar Belakang Purwanto JS dalam berkarya seni lukis

Sejak kecil Purwanto JS sudah mulai belajar melukis walaupun bukan berawal dari keluarga seniman. Hal itu terbukti dari beberapa karya Purwanto JS yang sampai sekarang masih disimpan oleh kakeknya yang berprofesi sebagai kepala sekolah SD.

Kemudian Purwanto JS mulai mengetahui persis tentang berkarya lukis itu sejak duduk dibangku SMP. Di SMP ia mulai belajar melukis secara mandiri melalui buku-buku atau pengalaman-pengalaman yang dialami. Lalu Purwanto JS mulai berani melukis dengan menggunakan cat minyak tanpa ada yang memberitahu atau mengajarinya terlebih dahulu. Tetapi ia sempat memberanikan diri untuk bertanya-tanya langsung di toko cat tentang bagaimana menggunakan cat minyak yang benar dan apa saja bahan pencampuran yang digunakan.

Sewaktu SMP Purwanto JS juga belum mengenal yang namanya kanvas itu seperti apa, yang ia tahu melukis itu hanya menggunakan kain putih biasa atau kain putih polos sebagai bahan untuk melukis pemandangan. Jadi sejak SMP Purwanto JS sudah mulai senang menggambar alam serta potret wajah. Dan pada waktu SMA ia sudah bisa mencari uang sendiri melalui hasil karya lukis pemandangan alam dan potret wajah yang sudah mulai bisa terjual. Lalu pada waktu kuliah Purwanto JS masih tetap aktif dalam melukis, sehingga hasil karya lukisannya yang terjual dapat membantu untuk membayar biaya kuliah.

Sampai akhirnya setelah kuliah selesai, ia mulai melukis pesanan-pesanan dari orang lain sambil mengikuti pameran-pameran baik di Solo, Surabaya, Yogyakarta dan kota-kota lain di Indonesia. Sehingga dari situlah banyak orang yang mulai mengenal lukisan-lukisan karya Purwanto JS yang bertemakan pemandangan alam.

Karena berawal dari kecintaannya sejak kecil terhadap karya seni khususnya melukis maka Purwanto JS terus mendalami ilmu tentang seni lukis dan terus berkarya menghasilkan lukisan-lukisan pemandangan alam. Maka akhirnya bagi seniman Purwanto JS melukis itu telah menjadi suatu kebutuhan, dalam arti kebutuhan berkesenian khususnya dibidang seni lukis dan sudah

(8)

commit to user

menjadi bagian dari kehidupan Purwanto JS. Berikut petikan wawancara saat mengungkapkan hal tersebut:

“....kalau saya sehari tidak menggambar itu ada sesuatu yang kurang. Seperti diibaratkan kebutuhan makan, maka setiap hari saya harus makan agar kebutuhan saya dapat terpenuhi. Begitu pula dengan melukis,bagi saya kegiatan melukis juga merupakan salah satu kebutuhan hidup. Jadi setiap hari paling tidak saya harus masuk ke bengkel untuk melukis sekitar satu sampai dua jam....”.(Wawancara dengan Purwanto JS, pada 22 Januari 2014) Tujuan utama Purwanto JS dalam berkarya lukis bukan semata-mata karena beliau ingin menambah penghasilan ekonomi, tetapi berawal dari kesenangan atau hobinya dalam melukis. Purwanto JS sama sekali tidak memikirkan apakah lukisannya itu nanti terjual apa tidak, masalah laku apa tidaknya lukisan itu merupakan dampak dari kesenangannya dalam melukis.

Menurut beliau yang terpenting dalam melukis itu adalah terpenuhinya kepuasan batin seorang seniman. Jadi latar belakang Purwanto JS dalam berkarya seni lukis itu keseluruhannya adalah karena semata-mata sejak kecil Purwanto JS senang melukis dan hal itu telah menjadi bagian dari kebutuhan batinnya. Selain itu Purwanto JS juga ingin memperdalam ilmu tentang kesenian khususnya berkarya seni lukis.

Latar belakang Purwanto JS dalam berkarya seni lukis dari SMP karena pada waktu itu sering merasakan sendirian dan kesepian maka beliau mencari hiburan atau kesibukan, salah satunya dengan melukis. Tetapi sifatnya baru belajar terus menerus dan sama sekali tidak ada yang membimbing beliau mencari tahu sendiri tentang bagaimana cara melukis yang benar, seperti apa kanvas itu dan yang lain sebagainya.

Dari SMP sifat lukisan dari Purwanto JS hanya menggunakan drawing atau teknik kering memakai pensil, jadi untuk melukis secara benar dengan menggunakan cat minyak diatas kanvas beliau belum tahu sama sekali dan harus mencari tahu sendiri. Fungsi melukis pada saat SMP yaitu ingin belajar dan ingin mencari ilmu tentang melukis dengan caranya sendiri. Kalau untuk kebutuhan yang sifatnya lain seperti kebutuhan ekonomi tidak mempunyai maksud apa-apa. Karena tujuan yang paling utama yakni hanya ingin mengetahui tentang

(9)

commit to user

bagaimana cara berkarya seni lukis yang baik khususnya melukis dengan menggunakan cat minyak dengan teknik realis.

Kemudian untuk SMA, karena pada waktu itu Purwanto JS sudah pindah rumah dan menetap di Solo, dengan banyaknya seniman-seniman yang ada di Solo maka beliau lama kelamaan mulai mengetahui tentang berbagai jenis kanvas, cat minyak serta jenis-jenis lukisan yang baik dan indah. Dan pada saat SMA juga sudah mendapat pelajaran tentang bagaimana melukis dengan menggunakan cat minyak dan cat air. Karena belajar melukis secara terus menerus maka pada saat SMA lukisan Purwanto JS sudah mulai nampak dengan benar seperti lukisan wajah dan lukisan pemandangan alam dengan teknik realis tetapi baru bersifat menengah atau dikatakan belum profesional.

Kemudian pada masa kuliah Purwanto JS mngambil jurusan desain grafis, akan tetapi beliau juga sering bermain di jurusan seni lukis sastra, Purwanto JS bergabung dengan teman-temannya di seni lukis agar lebih bisa memahami dan lebih banyak mengetahui tentang berkarya seni lukis. Dan kemudian agar bisa semakin tahu tentang berkarya seni lukis dengan aliran realis karena beliau selalu konsisten dalam memilih aliran lukis yang disenangi yakni realis. Walaupun Purwanto JS pernah mencoba menggunakan aliran seni lukis lain seperti abstrak atau dekoratif tetapi beliau tetap tidak mempunyai kepuasan didalam aliran lain tersebut. Karena menurutnya pribadi melukis dengan teknik realis itu sangat banyak tantangannya dan sedikit sulit. Baik didalam menentukan anatomi, perspektif atau proporsi dari objek hewan, manusia, air dan lain sebagainya. Dasar-dasar desain dan prinsip-prinsip desain seperti pemahaman garis dan penggunaan tekstur juga harus diterapkan sekali dalam melukis beraliran realis dengan dibantu referensi acuan-acuan melihat langsung di alam atau melalui potret-potret pemandangan alam.

Setelah dewasa Purwanto JS mulai menggambar alam terus-menerus karena kemauan pribadi dan tidak mempunyai maksud apa-apa. Dengan kata lain Purwanto JS ingin menggambar alam yang indah-indah dan bagus-bagus dengan mencatat, merealisasikan dan mewujudkan itu menjadi suatu karya. Tetapi karena keingintahuan masyarakat tentang karya lukis Purwanto JS maka sering kali

(10)

commit to user

banyak juga orang yang memesan lukisan tersebut sampai sekarang. Disamping itu Purwanto JS juga aktif mengikuti pameran-pameran baik itu pameran kelompok atau tunggal, karena pameran merupakan ajang promosi baginya dan ternyata dari pameran tersebut banyak karya dari Purwanto JS yang diminati banyak orang dan akhirnya secara tidak disengaja juga mendatangkan uang.

Jadi tujuan Purwanto JS dalam berkarya seni lukis hanyalah untuk memenuhi kebutuhan atau kemauan batin saja, masalah dampak dari melukis itu nomor dua. Hasil atau dampak dari melukis yaitu dapat mendatangkan uang yang bisa digunakan untuk menopang kebutuhan ekonomi keluarga dan untuk berkreatifitas dalam membuat karya lukis lain khususnya lukisan realis dengan beberapa objek yang berbeda.

E. Latar Belakang Purwanto JS Dalam Melukis Beraliran Realis Purwanto JS sangat mengagumi keindahan alam, ia selalu ingin menampilkan alam seperti apa adanya kedalam lukisannya, jadi tidak ada yang dibuat-buat sehingga dapat memunculkan bentuk yang realis. Menurut Purwanto JS melukis realis itu banyak sekali tantangannya, apabila hasil lukisan belum bisa sama persis dengan obyek aslinya maka lukisan itu dikatakan gagal. Sebagai contoh kalau ia melukis air, tetapi hasilnya belum bisa seperti air maka itu berarti ia masih gagal dalam melukis objek tersebut.

Maka dari itu dalam belajar melukis realis harus memerlukan latihan yang terus menerus dan kesabaran yang tinggi. Karena realis itu sangat mendasar dan memang diperlukan kepekaan yang tinggi pula agar setiap objek yang dilukis mampu menciptakan kedetailan dan kemiripan dengan objek asli.

Menurut Purwanto JS, menggambar objek alam realis itu adalah menggambar apa adanya seperti di alam nyata. Jadi melukis sesuai dengan alam yang dilihat, tidak menambah-nambahkan atau melebih-lebihkan objek yang ada di alam. Misalnya ada sinar-sinar dalam lukisan Purwanto JS maka di alam nyata sinar-sinar itu memang benar adanya dan tidak dibuat-buat sendiri.

(11)

commit to user

Lukisan realis Purwanto JS itu memang mendekati bentuk naturalis karena objek yang digambar itu objek alam, akan tetapi tidak selamanya kalau menggambar objek pemandangan alam itu nanti akan menjadi natural. Karena secara keseluruhan tujuan Purwanto JS ingin menggambar objek pemandangan alamnya atau suasana di alamnya itu secara realis. Seperti menggambar hutan, suasana panen padi, membajak sawah, aliran air sungai dan lain sebagainya.

F. Tema yang diangkat dalam lukisan karya Purwanto JS tahun 2010-2012 Berbicara soal tema Purwanto JS adalah seniman yang lebih cenderung mengambil objek-objek pemandangan alam, karena menurut Purwanto JS objek tersebut sangat memiliki karakter yang benar-benar alami dan memang sejak kecil Purwanto JS hidup di lingkungan alam dan sangat senang menikmati keindahan alam tersebut. Tema itu sendiri sangat diperhitungkan bagi Purwanto JS karena tema sangat berpengaruh terhadap hasil karya yang diciptakan.

Tema erat kaitannya dengan konsep berkaryanya yang juga mendasari karyanya. Purwanto JS sendiri cenderung mengangkat tema yang benar-benar sangat terlihat suasana pemandangan alamnya. Seperti pada karyanya yang berjudul “Rumpun Bambu” (2010), “Hutan” (2011), “Sinar Di Pagi Hari” (2012) Purwanto JS mencoba memberikan gambaran tentang keadaan alam seperti sungai, hutan atau jalan yang dipenuhi dengan pepohonan yang sangat subur, hijau dan lebat. Dari objek tersebut terlihat jelas bahwa Purwanto JS cenderung mengangkat tema pemandangan alam untuk dijadikan sebagai objek kedalam lukisannya.

(12)

commit to user

G. Konsep Berkarya Lukis Purwanto JS

Pada waktu masih kecil Purwanto JS tinggal di Brebes yang masih dekat dengan pegunungan, maka kehidupannya pun dekat sekali dengan alam. Di lingkungan tempat tinggalnya terdapat sawah-sawah yang subur, hutan yang hijau dan masih banyak pemandangan alam lainnya. Sampai sekarang setelah beliau pindah ke Surakarta pemandangan alam tersebut masih ada didalam pikiran Purwanto JS untuk selalu ia lukis. Pemandangan alam tersebut sangat menginspirasi beliau karena kecintaannya terhadap hal-hal yang indah dan menjadi pedoman Purwanto JS dalam melukis dengan mengangkat konsep tentang alam.

Dalam hal berkesenian Purwanto JS selalu mengangkat konsep alam sebagai sumber ide dalam setiap penciptaan karya seninya, karena menurutnya hal itu sangat menarik untuk dijadikan dasar dalam melukisnya. Karena konsep sendiri menurut Purwanto JS sangat penting untuk setiap seniman dalam memahaminya. Secara prinsip konsep Purwanto JS dalam berkarya yaitu kembali ke alam atau hal-hal yang menyangkut tentang keindahan alam di sekitar tempat tinggalnya. Sebagai contoh terdapat pada karya lukisan Purwanto JS dengan objek dua ekor bebek yang berjudul “Membersihkan Diri” dan objek aliran sungai yang berjudul “Sungai Kecil”

Purwanto JS sendiri termasuk seniman yang kurang begitu tertarik untuk mengangkat suatu kedalam karyanya yang berhubungan dengan kehidupan saat ini yang berada dilingkungan perkotaan. Purwanto JS tertarik mengangkat konsep alam karena menurutnya alam merupakan sesuatu yang indah yang harus ia abadikan lewat karya-karya lukisnya. Selain itu alam selalu ia gunakan sebagai obyek lukisannya karena ia menyadari bahwa alam seperti sawah, hutan dan sungai dari jaman ke jaman mulai hampir tidak terlihat karena telah digantikan dengan pembangunan gedung-gedung yang baru. Maka dari itu Purwanto JS tidak pernah berhenti untuk selalu menggunakan pemandangan alam sebagai objek lukisannya. Akhirnya sampai sekarang ini pemandangan alam itulah yang selalu Purwanto JS gunakan sebagai objek dalam berkarya seni lukis.

(13)

commit to user

H. Proses Pembuatan Karya Lukis Purwanto JS

1. Alat dan bahan yang digunakan dalam berkarya seni lukis

Alat dan bahan yang digunakan oleh Purwanto JS dalam berkarya seni lukis adalah sebagai berikut:

a. Kanvas

Kanvas yang digunakan oleh Purwanto JS adalah jenis kanvas YHM dan USA yang berasal dari Aveco.

Gambar 4.4. Kanvas sebagai media melukis (Dokumentasi: Ayu Wulandari. 28 Februari 2014)

(14)

commit to user b. Cat Minyak

Gambar 4.5. Cat Minyak

(Dokumentasi: Ayu Wulandari. 28 Februari 2014)

Berikut jenis-jenis cat minyak yang dipakai Purwanto JS dalam berkarya lukis:

1) Amsterdam Oil Colour, warna yang sering digunakan diantaranya :

a) Azo Red Hell b) Siena Gebrannt c) Yellow Ochre d) Burnt Umber e) Phtalo Green f) Ultramarin g) Sap Green

2) Van Gogh Oil Colour, warna yang sering digunakan diantaranya:

a) Violett

b) Emerald Green

c) Cadmium Red DP Azo d) Cadmium Yellow Deep

3) Greco Oil Colour, warna yang sering digunakan diantaranya :

(15)

commit to user

b) Salmon Pink c) Titanium White

4) Winton Oil Colour, warna yang sering digunakan diantaranya :

a) Naples Yellow Hue b) Permanent Rose c) Terre Verte d) Cobelt Violet Hue e) Raw Umber

f) Cadmium Red Deep Hue g) Phtalo Blue

h) Burnt Umber

i) Cadmium Yellow Deep Hue

c. Kuas

Gambar 4.6. Kuas

(Dokumentasi: Ayu Wulandari. 28 Februari 2014)

Berikut jenis-jenis kuas yang dipakai Purwanto JS dalam berkarya lukis: 1) Xpression Artist Brush 936 No. 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8 dan 11 2) Xpression Artist Brush 579 No. 2

(16)

commit to user

4) Xpression Artist Brush 1093 A No. 4 dan 6 5) Bali Artist Brush 691 No. 1

6) Pentel ZBS No. 4 dan 6

7) Prima 833 by. AO No. 1’’, 2’’ dan 3’’ 8) Kuas China 0, 00, 000, 1 dan 3

d. Pisau Palet

Gambar 4.7. Pisau Palet

(17)

commit to user e. Minyak Cat

Gambar 4.8. Pengencer atau Minyak Cat (Dokumentasi: Ayu Wulandari. 28 Februari 2014) f. Palet

Gambar 4.9. Palet

(18)

commit to user g. Sandaran Lukisan atau Easel

Gambar 4.10. Easel sebagai sandaran dalam melukis (Dokumentasi: Ayu Wulandari. 28 Februari 2014) h. Serbet atau Kain Bekas dan Tempat Mencuci Cat

Gambar 4.11.Kain Bekas dan Tempat Mencuci Cat (Dokumentasi: Ayu Wulandari. 28 Februari 2014)

(19)

commit to user i. Pigura atau Plangkan

Gambar 4.12.Pigura atau Plangkan

(Dokumentasi: Ayu Wulandari. 28 Februari 2014) 2. Teknis Pembuatan Karya Lukis Purwanto JS

a. Proses Pencarian Ide

Karena Purwanto JS berawal dari aliran seni realis, maka Purwanto JS sering pergi mencari sumber ide ke suatu tempat yang masih ada hubungannya dengan keindahan alam. Entah itu ke hutan, kebun, sungai, sawah dan pasar tradisional. Lalu tempat-tempat tersebut ia rekam dengan ingatan atau menggunakan alat bantu elektronik seperti kamera. Kemudian dari rekaman-rekaman ingatan atau rekaman alat berupa foto itu kemudian ia pilih yang tebaik menurutnya untuk divisualisasikan ke kanvas.

Untuk memvisualisasikan apa yang Purwanto JS rekam itu dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1) Melukis apa adanya yang dilihat

Purwanto JS melukis objek sama persis dengan yang ada di alam atau lingkungan yang dilihatnya. Jadi objek-objek yang ada pada gambar hasil rekaman tersebut dilukis sama persis, tidak ada yang ditambah atau dikurangi.

(20)

commit to user 2) Dengan melakukan proses kreatif

Proses kreatif yang dilakukan Purwanto JS yaitu dengan mengambil beberapa objek berbeda yang sudah ada di alam sekitar dengan tempat yang berbeda-beda lalu menggabungkan objek-objek yang dipilih menjadi satu bentuk susunan objek yang baru.

Pengambilan objek dilakukan dengan cara melihat langsung dan merekam objek tersebut dengan alat bantu berupa kamera dan selanjutnya gambar objek yang telah diambil digunakan sebagai reverensi untuk berkarya realis dalam wujud lukisan alam. Sebagai contoh beberapa objek-objek yang ada di alam yang berbeda tempat itu digabung untuk menciptakan bentuk baru sebagai proses kreatif.

b. Proses Pembuatan Karya

Secara garis besar, proses pembuatan karya lukis realis oleh Purwanto JS meliputi:

a. Persiapan alat dan bahan

Purwanto JS adalah seniman lukis yang berpijak pada realis. Kegiatan awal yang dilakukan untuk membuat karya yaitu dengan mencari sumber ide. Dari ide tersebut kemudian Purwanto JS langsung memulai proses membuat karya yang diawali dengan mengambil beberapa gambar objek yang akan dilukis dengan kamera kemudian memilih gambar tersebut yang terbaik untuk divisualisasikan kedalam lukisan.

Setelah memilih objek, Purwanto JS juga tidak lupa memilih alat dan bahan yang pas digunakan untuk membuat lukisan. Misalnya memilih kanvas halus atau kasar, cat apa yang cocok digunakan dan lain sebagainya. Dari beberapa pilihan tadi maka Purwanto JS mengambil kesimpulan secara keseluruhannya, kemudian ia baru mulai menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk membuat karya lukis.

(21)

commit to user b. Dasaran atau Blok

Sebelum mulai membuat sketsa untuk objek lukisan terlebih dahulu Purwanto JS membuat dasaran pada kanvas. Dasaran lukisan yang dimaksud adalah dengan cara mengeblok menggunakan warna yang mendekati obyek yang ingin digambar. Misalnya mengeblok kanvas dengan warna hitam.

Gambar 4.13. Kanvas yang telah diblok warna dasar (Dokumentasi: Ayu Wulandari. 28 Februari 2014) c. Membuat sketsa

Langkah selanjutnya setelah mengeblok dengan warna dasar dan menunggu warna mengering yaitu membuat sketsa. Secara linear, Purwanto JS dalam membuat sketsa memakai pensil atau cat secara langsung dengan warna yang muda. Kemudian membagi bidang pada kanvas untuk setiap bagian yang akan dilukis dengan membuat sketsa awal, sambil melihat-lihat referensi yang telah direkam sebelumnya.

(22)

commit to user

Gambar 4.14. Proses Pembuatan Sketsa dengan Cat Minyak (Dokumentasi: Ayu Wulandari. 03 Maret 2014) d. Proses Mendetail dan Pewarnaan

Setelah selesai dalam pembuatan sketsa Purwanto JS melakukan proses selanjutnya yaitu pendetailan. Purwanto JS mulai mendetail satu persatu dari objek yang sudah digambar sebelumnya, misalnya mendetail latar belakang atau background (sinarnya dari mana), pohon (kulit pohon, anatomi pohon, bentuk daun dan lain-lain), batu (ada lumutnya, kotorannya, ranting-ranting yg menempel pada batu tersebut) dan objek-objek lain yang terdapat dalam lukisan tersebut.

Dalam proses pendetailan karya biasanya tidak sekaligus langsung selesai, oleh karena itu Purwanto JS harus menunggu sampai kering dahulu jadi tetap ada alur dalam proses tersebut. Purwanto JS melukis objek dari pojok kanan ke pojok kiri, setelah kering kemudian mengulangi proses pendetailan warna pada objek selanjutnya. Sampai benar-benar karya itu sesuai dengan apa yang Purwanto JS inginkan, dan apabila ada kekurangan pada objek yang digambar maka ditambahi, sebaliknya apabila ada kelebihan maka dihapus hingga lukisan yang dibuat tersebut bisa terlihat seperti apa yang diinginkan.

(23)

commit to user

Gambar 4.15. Proses Pendetailan Karya (Dokumentasi: Ayu Wulandari. 8 Maret 2014)

e. Finishing

Purwanto JS melakukan finishing antara lain dengan membersihkan bagian-bagian yang masih kotor, merapikan bagian cat yang tidak sempurna, yang mungkin masih ada pencahayaan atau

lighting yg kurang maka segera ditambahi, sebaliknya apabila ada

kelebihan maka dikurangi. f. Pengemasan Karya

Tahap akhir yang dilakukan Purwanto JS dalam pembuatan karya yaitu pengemasan atau penyajian karya. Pengemasan dilakukan dengan memilih pigura yang pas dan cocok dengan objek lukisan. Misalnya lukisan yang dibuat objeknya sudah ramai maka pigura yang digunakan hanya menggunakan pigura yang polos atau tanpa motif, tetapi apabila objek lukisannya kurang ramai maka pigura yang digunakan memakai pigura yang bermotif atau paling tidak ada unsur-unsur warna pigura yang masuk pada lukisan, jadi lukisan tersebut bisa terlihat lebih indah atau harmoni.

(24)

commit to user

I. Visualisasi karya Lukis Purwanto JS tahun 2010-2012

Purwanto JS adalah seniman yang cenderung beraliran realis dalam membuat karya lukis. Pada visualisasi lukisannya, pengorganisasian komposisi unsur-unsur seni lukis merupakan hal penting dalam menciptakan suatu karya. Unsur-unsur seni lukis yang digunakan Purwanto JS dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Garis

Purwanto JS dalam karya lukisnya menggunakan garis dengan sangat halus dan hati-hati. Garis yang digunakan yaitu meliputi garis panjang, garis pendek, garis melengkung, garis lurus dan garis tak beraturan. Dalam menciptakan garis, Purwanto JS selalu menekankan aspek kedetailan dan kemiripan dengan objek asli karena dalam menggambar selalu menggunakan pendekatan realis.

Berbagai garis yang diciptakan dalam lukisan Purwanto JS, menjadi bagian yang penting dalam menyusun suatu objek dalam karya lukisnya. Bagian objek yang mempunyai garis terdapat pada perwujudan objek tanaman bambu, daun kering tanaman bambu yang ada di pinggiran sungai, hewan harimau, tanaman padi yang sedang dipanen ataupun yang masih disawah, pohon-pohon besar, daun-daun dari pohon kelapa dan lain sebagainya.

b. Warna

Warna pada sebuah karya lukis mempunyai peranan yang penting untuk menyusun bentuk lukisan agar terlihat semakin nyata. Pada lukisan karya Purwanto JS warna yang digunakan pada umumnya menekankan warna-warna cerah seperti kuning atau hijau. Tetapi ada juga yang menggunakan warna gelap dari warna kecoklatan sampai kehitaman. Hal itu tergantung dari

(25)

commit to user

arah sinarnya cahaya yang ditangkap dalam sebuah objek lukisan.

Sebagian besar warna yang digunakan Purwanto JS pada lukisannya yaitu kuning dan hijau yang merupakan pencerminan dari tema yang diangkat. Karena karya lukis Purwanto JS mengangkat tema pemandangan alam maka warna-warna hijau dari warna muda sampai ke warna tua atau warna-warna cerah sangat mendominasi tiap-tiap bagian dari objek lukisannya. Warna-warna cerah tersebut terdapat pada penggambaran rerumputan, dedaunan, pepohonan dan tanaman padi yang terlihat sangat subur.

Maka dari penggambaran-penggambaran objek lukisan tersebut Purwanto JS akan cenderung menggunakan warna yang cerah atau terang.

c. Tekstur

Tekstur yang digunakan dalam lukisan Purwanto JS yaitu tekstur semu. Penggunaan tekstur ini banyak terdapat pada rumput-rumput kering yang berjatuhan, daun lebat, tanaman padi dan gabah yang sedang dipanen. Terlihat pada lukisan, objek-objek tersebut terkesan sangat kasar seperti objek aslinya namun apabila lukisan itu diraba maka semuanya mempunyai permukaan yang halus. Hal itu tidak terlepas dari keteknikan yang dipakai Purwanto JS dalam berkarya lukis.

d. Bentuk

Pada lukisan karya Purwanto JS, penggunaan bentuk terdapat dalam penggambaran berbagai macam objek. Bentuk figuratif yang dipakai terdapat pada objek manusia, kerbau, bebek, harimau, bebatuan, dedaunan, sungai dan wujud-wujud alam lainnya. Bentuk-bentuk tersebut mempunyai ukuran yang beragam sesuai dengan objek lukisannya.

(26)

commit to user e. Gelap Terang

Gelap terang merupakan tingkatan warna yang menunjukan intensitas dari warna tinggi ke rendah atau warna gelap ke terang yang dipengaruhi oleh beberapa unsur seperti pengaruh cahaya matahari yang datang ke dalam objek lukisan.

Penggunaan gelap terang yang terdapat pada lukisan Purwanto JS tampak terlihat pada berbagai objek yakni antara lain terdapat pada objek air sungai yang mengalir dan pohon-pohon bambu dalam lukisan “Rumpun Bambu”, objek harimau dan rumput-rumput yang tumbuh dibawahnya dalam lukisan “Macan”, objek bebatuan dan semak-semak tanaman dalam lukisan “Sungai Kecil”, objek tanah dan beberapa pohon tinggi dan besar dalam lukisan “Sinar di Pagi Hari”, objek manusia dan tanaman-tanaman padi dalam lukisan “Panen Padi” dan pada objek-objek yang lainnya.

Dari berbagai objek tersebut memiliki susunan gelap terang yang nampak jelas karena perbedaan tinggi rendahnya susunan warna yang digunakan ke dalam lukisan.

f. Ukuran

Lukisan karya Purwanto JS pada umumnya berukuran besar, antara 80x100cm sampai dengan 120x200 cm. Pemilihan ukuran kanvas tergantung dari objek yang akan dilukis. Misalnya mengambil objek lanscape persawahan maka Purwanto JS menggunakan kanvas yang berukuran sangat besar yakni 120x200 cm, karena objek tersebut menggambarkan suatu pemandangan alam yang begitu luas.

(27)

commit to user

J. Pembahasan Karya Lukis Purwanto JS tahun 2010-2012

Berikut ini adalah bentuk visualisasi karya lukis Purwanto JS yang dibuat antara tahun 2010-2012. Dalam lukisan Purwanto JS ini akan disampaikan juga deskripsi karya lukisan yang berkaitan dengan konsep pembuatan karya dan visualisasi dalam berkarya, yaitu sebagai berikut :

a. Karya Pertama

Gambar 4.16. Karya seni lukis berjudul Ngluku (Dokumentasi: Ayu Wulandari, 2013) Judul : “Ngluku”

Media : Cat Minyak diatas Kanvas Ukuran : 140 cm X 90 cm

Tahun : 2012 Pencipta : Purwanto JS

(28)

commit to user 1) Konsep Karya

Lukisan karya Purwanto JS diatas yang berjudul “Ngluku” menceritakan tentang seorang petani yang sedang menggarap sawahnya dengan cara tradisional yaitu ngluku. Ngluku adalah kata dari Bahasa Jawa yang berarti membajak. Ngluku pada gambar diatas dilakukan dengan bantuan dua ekor kerbau yang menarik suatu alat yang mirip dengan ujung cangkul dengan posisi miring, sehingga tanah yang dilewati akan membalik secara otomatis.

Kebanyakan orang beranggapan bahwa kerbau itu adalah hewan yang bodoh dan tidak tahu apa-apa. Tetapi disini, Purwanto JS tidak sependapat dengan hal tersebut, karena menurutnya kerbau itu justru diibaratkan sebagai hewan yang sangat disiplin dalam mengolah waktu, disaat kerbau harus bekerja maka ia bekerja, disaat istirahat maka kerbau juga istirahat.

Jadi kerbau adalah salah satu simbol dari kedisiplinan atau pekerja keras. Maka digambarkan kerbau yang sedang mengolah sawah dengan baik dan kerja keras. Dengan kerja keras maka kerbau akan bisa mengolah segala sesuatunya dengan baik. Sama seperti manusia, apabila ia mau bekerja keras dan berusaha untuk mendapatkan apa yang ia inginkan serta disiplin waktu maka suatu saat keinginan itu akan terpenuhi.

(29)

commit to user 2) Visualisasi Lukisan

Bentuk lukisan diatas menggunakan aliran seni lukis realis. Objek utama tampak pada penggambaran figur seorang petani dan dua ekor kerbau yang semangat sekali dalam membajak sawahnya dengan cara ngluku. Latar belakang terlihat hamparan sawah dengan tumbuhan padi yang menguning dan beberapa petak sawah yang masih dalam proses pengerjaan.

Penggunaan warna pada objek utama yaitu menggunakan warna yang gelap karena pada hakekatnya kerbau itu berwarna cokelat kehitaman. Sedangkan latar belakang dipenuhi dengan warna kuning kehijauan dari tanaman padi yang siap panen dan beberapa pohon besar yang tumbuh diantara persawahan. Langit di atasnya nampak begitu cerah, secerah semangat beberapa petani dalam melakukan aktifitasnya di sawah tersebut.

Penggunaan gelap terang pada objek utama yaitu kerbau didasarkan pada susunan perbedaan warna yang dihasilkan dari warna putih, kuning, cokelat dan hitam. Dan untuk tekstur lebih mengarah ke tekstur semu dengan penerapan tekstur yang memperlihatkan kesan kasar.

Lukisan tersebut direalisasikan dengan penggambaran suatu kondisi kehidupan yang nyata yaitu dengan adanya perwujudan seorang petani yang sedang membajak sawah dengan menggunakan dua ekor kerbau.

(30)

commit to user b. Karya Kedua

Gambar 4.17. Karya seni lukis berjudul Panen Padi#1 (Dokumentasi: Copy file dari Purwanto JS )

Judul : “Panen Padi #1”

Media : Cat Minyak diatas Kanvas Ukuran : 200 cm X 120 cm

Tahun : 2011

(31)

commit to user c. Karya Ketiga

Gambar 4.18. Karya seni lukis berjudul Panen Padi#2 (Dokumentasi: Copy file dari Purwanto JS )

Judul : “Panen Padi #2”

Media : Cat Minyak diatas Kanvas Ukuran : 200 cm X 120 cm

Tahun : 2011

(32)

commit to user 1) Konsep Karya

Pembuatan lukisan pada karya kedua dan karya ketiga memiliki konsep yang sama. Lukisan karya Purwanto JS diatas yang berjudul “Panen Padi” menceritakan tentang aktivitas para petani dalam memanen padi hasil tanamannya yang telah menguning. Disana terlihat para petani membagi tugasnya masing-masing dan saling bekerja sama satu sama lain. Ada seorang petani yang bertugas memotong tanaman padi, ada yang memisahkan padi dengan tangkainya, ada juga petani yang bertugas memasukkan padi kedalam karung beras.

Secara prinsip panen padi sendiri merupakan suatu budaya tradisi secara turun temurun yang ada di daerah-daerah di Indonesia. Panen padi adalah suatu kebahagiaan kepada seseorang yang menanam karena suatu saat orang tersebut akan menuai hasilnya. Dengan pengertian lain apabila kita menanam segala sesuatu yang baik atau positif maka suatu saat kita akan menuainya dengan kebahagiaan, begitupun sebaliknya.

Menanam padi disini diibaratkan seperti tingkah laku manusia di dunia, apabila tingkah laku manusia itu baik maka suatu saat dia akan menuai dengan kebaikan pula di dunia dan mungkin juga di akherat. Tetapi apabila tingkah laku manusia di dunia buruk, maka mereka akan mendapatkan seperti apa yang mereka lakukan sebelumnya. Jadi tingkah laku manusia itu ibarat menanam padi di sawah, yang suatu saat akan menuai hasil dari apa yang telah mereka tanam.

(33)

commit to user 2) Visualisasi Lukisan

Pada tampilan visualisasi lukisan di atas menggunakan aliran seni lukis realis. Fokus utama objek lukisan yaitu kerja sama beberapa petani yang sedang beraktivitas dalam memanen padi yang telah menguning. Dalam lukisan diatas tampak sekali beberapa petani tersebut sangat semangat dalam pekerjaannya masing-masing. Penggunaan warna pada objek utama sangat kontras dengan warna pada background. Objek utama lebih banyak menggunakan warna biru, sedangkan latar belakang dipenuhi dengan warna kuning keemasan agar objek utama tersebut mempunyai perbedaan yang cukup jelas.

Latar belakang pada lukisan tersebut tampak persawahan yang begitu luas dengan tanaman padi yang menguning dan siap untuk dipanen. Pewarnaan pada latar belakang cenderung menggunakan warna kuning cerah keemasan yang menandakan tanaman padi siap untuk dipanen dengan suasana di siang hari dengan matahari yang begitu terik. Disamping itu, pada lukisan tampak memperlihatkan penggunaan susunan gelap terang yang terdapat pada objek lukisan yang dihasilkan dari warna kuning, cokelat, biru dan hijau.

Tekstur pada objek lukisan lebih mengarah pada tekstur semu. Apabila hanya dilihat lukisan tersebut tampak begitu kasar karena banyaknya gambar benih-benih padi dan jeraminya yang memenuhi lukisan. Akan tetapi sebenarnya apabila diraba maka lukisan memiliki permukaan yang sangat halus.

Kedua lukisan tersebut direalisasikan dengan adanya penggambaran suatu kondisi alam yang benar-benar nyata di kehidupan desa yang dekat dengan pegunungan yaitu dengan adanya perwujudan sekelompok petani yang bergotong royong memanen benih-benih padi yang telah menguning di sawah yang begitu luas.

(34)

commit to user d. Karya Keempat

Gambar 4.20. Karya seni lukis berjudul Hutan#1 (Dokumentasi: Copy file dari Purwanto JS )

Judul : “Hutan#1”

Media : Cat Minyak diatas Kanvas Ukuran : 200 cm X 120 cm

Tahun : 2012

(35)

commit to user e. Karya Kelima

Gambar 4.20. Karya seni lukis berjudul Hutan#2 (Dokumentasi: Copy file dari Purwanto JS )

Judul : “Hutan#2”

Media : Cat Minyak diatas Kanvas Ukuran : 180 cm X 100 cm

Tahun : 2012

(36)

commit to user 1) Konsep Karya

Pembuatan lukisan karya Purwanto JS diatas yang berjudul “Hutan#1” dan “Hutan#2” menceritakan tentang keindahan alam atau pemandangan alam sebagai ciptaan Tuhan yang harus dilestarikan manusia. Secara prinsip konsep yang digunakan Purwanto JS dalam membuat lukisan berjudul “Hutan” ini adalah mengagumi keindahan alam sebagai ciptaanNya dengan beraneka warna dan bentuk, jadi Purwanto JS sangat senang dengan berbagai macam keindahan alam dengan segala isinya yang ada dibumi termasuk hutan.

Menurut Purwanto JS sebagai pelukis realis, apapun yang ada di alam itu indah, misalnya rumput, pepohonan, bebatuan, ranting jatuh atau hanya sekedar daun kering yang jatuh. Selain itu, objek-objek yang ada di alam tersebut juga sangat menarik untuk diabadikan melalui gambar kamera atau ke dalam bentuk karya lukis.

2) Visualisasi Lukisan

Wujud visualisasi bentuk lukisan diatas menggunakan aliran seni lukis realis. Tampak beberapa objek pada lukisan diantaranya ada rumput-rumput yang tumbuh mengelilingi pepohonan dan beraneka macam pepohonan yang tumbuh lebat di hutan tersebut.

Penggunaan gelap terang pada karya tersebut sangat jelas tampak, lukisan pada objek depan terlihat lebih gelap dibandingkan objek bagian belakang atau latar belakang. Karena pengaruh sinar matahari pada lukisan yang datang dari arah belakang. Penggunaan warna gelap terang didasarkan pada susunan perbedaan warna yakni dari warna putih, kuning, hijau muda, hijau tua, cokelat sampai pada warna hitam.

(37)

commit to user

Warna yang paling dominan yaitu menggunakan warna kuning dan hijau yang berada pada dedaunan yang menandakan bahwa hutan tersebut sangat lebat dan subur, jadi keindahan alamnya masih terjaga.

Kedua lukisan tersebut direalisasikan dengan adanya penggambaran suatu keadaan alam yang sesungguhnya yaitu keadaan alam hutan yang sangat subur dengan ditumbuhi berbagai jenis pohon.

a. Karya Kelima

Gambar 4.21. Karya seni lukis berjudul Mampir Ngombe (Dokumentasi: Copy file dari Purwanto JS )

Judul : “Mampir Ngombe”

Media : Cat Minyak diatas Kanvas Ukuran : 190 cm X 90 cm

Tahun : 2010

(38)

commit to user 1) Konsep Karya

Lukisan karya Purwanto JS diatas yang berjudul “Mampir

Ngombe” menceritakan tentang keadaan pasar tradisional secara

realis. Saat ini suasana pasar tradisional memang jarang ditemui khususnya di daerah perkotaan. Kebanyakan daerah tersebut sudah dibangun gedung-gedung bertingkat yang digunakan untuk berbisnis. Padahal pasar tradisional itu sudah menjadi budaya tradisi masyarakat sejak dahulu.

Pasar didalam lukisan di atas diwujudkan sebagai penggambaran dari dunia ini. Diumpamakan seperti dalam hidup yang penuh dengan segala sesuatu yang baik seperti divisualisasikan seperti gambar tomat, terong, cabai atau dagangan yang bagus-bagus dan segar pada tempat yang baik pula. Maksudnya walaupun kita didunia memiliki banyak uang dan bergelimang harta tetapi secara hakekat kita hidup di dunia ini hanyalah sekedar mampir ngombe atau hidup sementara.

2) Visualisasi Lukisan

Terlihat objek utama yaitu seorang pedagang sayuran yang sedang meminum air dalam gelas untuk melepas rasa hausnya. Selain itu terdapat objek pendukung yaitu seorang pedagang sayuran yang sedang menghitung uang hasil dagangannya. Objek pendukung lain yaitu adanya barang dagangan yang berupa sayuran seperti tomat, terung, cabai, sawi, kubis dan sayuran lainnya yang berada di sekeliling pedagang tersebut. Suasana tersebut tampak menggambarkan keadaan pasar yang masih tradisional, dibuktikan dengan penataan barang dagangan yang kurang teratur dan hanya disembarang tempat.

Gelap terang sangat terlihat pada latar belakang objek yaitu terdapat pada sekeliling sayuran yang dihasilkan dari susunan warna dari warna putih, kuning, hijau, orange, merah, cokelat

(39)

commit to user

dan hitam. Purwanto JS sengaja menggunakan banyak warna-warna gelap seperti warna-warna ungu, merah, cokelat dan hitam untuk memperoleh kesan suasana yang kumuh karena tempat tersebut berada di pasar tradisional.

Penggunaan garis menekankan pada garis melengkung yang halus dan spontan sesuai dengan karakter manusia dan sayuran yang ada di sekelilingnya. Tekstur yang digunakan Purwanto JS dalam karya ini yaitu tekstur halus karena sifat dari sayur-sayuran yang dijual di pasar tersebut juga sangat halus, supaya memperoleh kesan yang realis.

Lukisan tersebut direalisasikan dengan adanya penggambaran aktifitas sehari-hari manusia dan cenderung menangkap kondisi kehidupan nyata manusia. Objek yang digambarkan adalah gejala sosial manusia yang berada di pasar tradisional yaitu adanya beberapa pedagang sayuran yang menjual barang dagangannya di pasar tersebut.

(40)

commit to user b. Karya Keenam

Gambar 4.22. Karya seni lukis berjudul Sinar di Pagi Hari (Dokumentasi: Copy file dari Purwanto JS )

. Judul : “Sinar di Pagi Hari” Media : Cat Minyak diatas Kanvas Ukuran : 200 cm X 120 cm

Tahun : 2010

(41)

commit to user 1) Konsep Karya

Lukisan karya Purwanto JS diatas yang berjudul “Sinar Di Pagi Hari” menceritakan tentang suasana perkebunan pada pagi hari saat matahari mulai terbit dari arah timur. Karena Purwanto JS mengagumi keindahan alam maka digambarkan objek-objek seperti daun, rumput, pohon, jalan setapak dan beberapa cahaya sinar pagi yang masuk ke dalam perkebunan tersebut.

Menurutnya sinar pagi diibaratkan sebagai suatu dorongan semangat untuk melakukan aktivitas keseharian. Jadi dengan melihat atau merasakan hangatnya sinar di pagi hari tersebut maka kita akan nempunyai semangat yang lebih bugar untuk menjalankan aktivitas keseharian di dunia.

2) Visualisasi Lukisan

Bentuk lukisan di atas menggunakan aliran seni lukis realis. Pada lukisan hanya terdapat dua macam objek yaitu objek tanaman dan jalan setapak. Tanaman yang ada mempunyai beberapa jenis diantaranya ada pohon kelapa, pohon mahoni, pohon mangga dan rumput-rumput yang tumbuh mengelilingi pohon tersebut. Pepohonan terlihat tumbuh sangat subur karena memiliki batang yang menjulang tinggi keatas dan berdaun hijau lebat. Sedangkan objek pendukungnya yaitu adanya sinar matahari di pagi hari yang masuk ke dalam celah-celah pepohonan yang mengakibatkan perkebunan tersebut terlihat sangat hangat dan sejuk.

Pada objek terdapat susunan gelap terang yang didasarkan pada perbedaan beberapa warna yang mendominasi objek yaitu susunan warna kuning, hijau dan cokelat. Warna yang digunakan dalam objek yang berada di depan cenderung menggunakan warna gelap yaitu warna hijau tua, cokelat tua dan hitam. Sedangkan warna yang digunakan pada objek yang

(42)

commit to user

berada di belakang cenderung menggunakan warna cerah seperti putih, kuning, hijau muda dan cokelat muda karena pencahayaan berada di objek belakang.

Penerapan garis melengkung ataupun garis lurus cenderung bersifat tegas dengan menekankan aspek spontanitas. Pada keseluruhan objek garis yang banyak digunakan yaitu garis lurus. Garis lurus yang berukuran panjang dan pendek banyak digunakan pada batang-batang pohon dan daun pohon kelapa. Lukisan tersebut direalisasikan dengan adanya penggambaran suatu kondisi alam yang benar-benar nyata di suatu daerah. Penggambaran objek tersebut diambil dari adanya objek yang ada di alam nyata.

c. Karya Ketujuh

Gambar 4.23. Karya seni lukis berjudul Sungai Kecil (Dokumentasi: Copy file dari Purwanto JS )

Judul : “Sungai Kecil”

Media : Cat Minyak diatas Kanvas Ukuran : 100 cm X 80 cm

Tahun : 2011 Pencipta : Purwanto JS

(43)

commit to user 1) Konsep Karya

Lukisan karya Purwanto JS diatas yang berjudul “Sungai Kecil” di atas mengekspose tentang air. Air memiliki sifat yang jernih dan berguna bagi sumber kehidupan manusia. Purwanto JS selalu menampilkan air dengan wujud yang begitu bersih dan jernih seakan-akan ia bisa masuk kedalam air tersebut dan bisa merasakan kesegaran air yang berada pada sungai yang jernih.

Objek air diatas digambarkan dengan wujud yang begitu indahnya secara jernih dan kemilau dengan tujuan Purwanto JS ingin menyampaikan pesan bahwa dimanapun air berada maka kita sebagai manusia wajib menjaga kebersihan dan kemurnian air dengan tidak menyebabkan pencemaran di sekitarnya karena tanpa air manusia tidak akan bisa bertahan hidup. Air mempunyai banyak fungsi diantaranya untuk minum, memasak, mencuci dan mandi. Jadi air merupakan simbol kemakmuran dan simbol kehidupan umat manusia.

2) Visualisasi Lukisan

Pada tampilan objek lukisan “Sungai Kecil” di atas menggunakan aliran seni lukis realis. Fokus utama objek yaitu aliran air sungai yang dilukiskan dengan sangat bersih dan jernih. Objek pendukungnya yaitu adanya bebatuan yang berada di tengah dan di sekeliling air tersebut. Sedangkan obyek latar belakang pada lukisan yaitu dengan adanya tumbuhan yang hidup di sekitar objek utama.

Pewarnaan yang digunakan untuk objek air yaitu cenderung menggunakan warna yang cerah seperti warna putih karena air mempunyai sifat yang jernih. Pada objek tumbuh-tumbuhan juga cenderung bewarna cerah seperti kuning dan hijau muda karena tanaman di sekitar sungai dapat tumbuh subur karena dipengaruhi oleh keberadaan air yang berada di sekitar tanaman

(44)

commit to user

tersebut. Sedangkan bebatuannya bewarna gelap karena batuan sungai memang bewarna hitam atau gelap.

Pada aspek penggunaan garis yaitu cenderung menggunakan garis melengkung. Garis melengkung terlihat jelas pada objek-objek batuan karena berbentuk bulat tak beraturan dan pada daun-daun tanaman yang tumbuh di sekitar sungai tersebut. Penggunaan gelap terang yang terdapat pada objek lukisan dihasilkan dari susunan warna putih, kuning, hijau dan hitam.

Lukisan tersebut direalisasikan dengan adanya penggambaran suatu kondisi alam yang sesungguhnya, dengan mengambil objek sungai yang terlihat jernih dengan bebatuan disekelilingnya.

(45)

commit to user d. Karya Kedelapan

Gambar 4.24. Karyaseni lukis berjudul Macan (Dokumentasi: Copy file dari Purwanto JS )

Judul : “Macan”

Media : Cat Minyak di atas Kanvas Ukuran : 140 cm X 90 cm

Tahun : 2012

Pencipta : Purwanto JS 1) Konsep Karya

Lukisan karya Purwanto JS diatas yang berjudul “Macan” menceritakan tentang kewibawaan yang ada di hutan. Macan itu diibaratkan oleh Purwanto JS sebagai simbol dari kekuasaan atau kewibawaan. Macan hidup di sebuah hutan dengan binatang-binatang lainnya. Tetapi hanya macanlah binatang yang mempunyai kewibawaan tinggi untuk menjadi penguasa di hutan tersebut.

Begitu juga dengan seorang seniman dalam berkarya. Ketika seorang seniman dalam berkaryanya mampu menunjukan sifat berwibawa dengan baik maka secara otomatis ia akan

(46)

commit to user

berguna di masyarakat. Begitu pula dengan Purwanto JS yang mempunyai keinginan untuk berkarya tentang realis maka ia harus mempunyai kewibawaan dalam hal realis tersebut. Karena menurutnya sifat tersebut sangat penting dalam menjalankan kehidupan di masyarakat.

2) Visualisasi Lukisan

Bentuk lukisan diatas menggunakan aliran seni lukis realis. Objek utama tampak pada penggambaranseekor macan yang berjalan tegak di tengah-tengah hutan. Penggambaran seekor macan sangatlah detail dengan pembuatan bulu-bulu pada macan yang nampak halus serta kehadiran garis-garis loreng hitam yang berada di sekitar tubuh macan sehingga macan tersebut menjadi semakin nyata atau mirip dengan aslinya. Latar belakang objek yaitu menggambarkan keadaan hutan dengan banyaknya rumput, tumbuhan dan pohon yang berada di sekitar macan tersebut.

Pada objek utama terdapat susunan gelap terang yang didasarkan pada perbedaan beberapa warna yaitu susunan warna putih, kuning, cokelat dan hitam. Sedangkan gelap terang pada objek latar belakang yaitu menggunakan susunan warna yang dihasilkan dari warna putih, hijau dan cokelat.

Penerapan garis melengkung ataupun garis lurus cenderung bersifat tegas dengan menekankan aspek spontanitas. Pada keseluruhan objek garis yang banyak digunakan yaitu garis melengkung. Garis tersebut banyak bermunculan pada objek macan, karena macan mempunyai garis-garis loreng hitam yang tidak beraturan.

Lukisan tersebut direalisasikan dengan adanya penggambaran seekor macan yang berjalan tegak di suatu hutan.

(47)

commit to user

objek utama yakni seekor macan digambarkan begitu nyata atau sama persis dengan keadaan yang sesungguhnya.

e. Karya Kesembilan

Gambar 4.25. Karya seni lukis berjudul Membersihkan Diri (Dokumentasi: Copy file dari Purwanto JS )

Judul : “Membersihkan Diri” Media : Cat Minyak diatas Kanvas Ukuran : 140 cm X 90 cm

Tahun : 2011

Pencipta : Purwanto JS 1) Konsep Karya

Lukisan karya Purwanto JS diatas yang berjudul “Membersihkan Diri” menceritakan tentang pentingnya manusia hidup di dunia dalam membersihkan diri baik rohani atau jasmaninya. Jadi dapat diibaratkan seperti gambar bebek-bebek yang sedang mandi di sungai yang jernih. Bebek-bebek tersebut sedang membersihkan diri dari kuman-kuman penyakit yang ada di dalam tubuhnya untuk memperoleh kesegaran.

(48)

commit to user

Pada gambar tersebut, bebek diibaratkan seperti seorang manusia. Manusia hidup di dunia pasti mempunyai berbagai macam kesalahan baik itu yang disengaja ataupun tidak, maka dari itu manusia harus bisa membersihkan diri dari segala sesuatu yang buruk yang telah dilakukannya menjadi lebih baik untuk kemudian hari. Karena manusia yang berakhlak mulia itu adalah manusia yang mau mengakui kesalahannya dan segera memperbaiki kesalahan tersebut atau mau membersihkan diri dari kesalahannya.

2) Visualisasi Lukisan

Wujud visualisasi bentuk lukisan diatas menggunakan aliran seni lukis realis. Tampak penggambaran objek utama yaitu bebek-bebek yang sedang mandi atau membersihkan diri di sebuah sungai.Sedangkan objek latar belakangnya yaitu sungai kecil dan adanya bebatuan yang berlumut. Di sekitar sungai juga banyak ditumbuhi pohon pisang yang daunnya sudah mulai mengering. Dan sungai tersebut juga terdapat banyak sampah dedaunan kering yang jatuh ke bawah yang mengakibatkan sungai menjadi sedikit kotor.

Penggunaan warna gelap terang pada objek lukisan didasarkan pada susunan perbedaan warna yakni warna kuning, hijau, cokelat dan hitam. Pewarnaan keseluruhan objek cenderung menggunakan warna gelap seperti cokelat dan hitam karena sedikitnya cahaya yang masuk. Cahaya sinar matahari sebagian besar tertutup oleh daun-daun dari pohon yang ada di atas sungai tersebut.

Tekstur pada objek lukisan ini cenderung menerapkan pada penggunaan tekstur dengan semu dengan kesan yang kasar karena adanya penggambaran daun-daun kering atau ranting-ranting jatuh yang banyak terdapat di sekitar sungai.

(49)

commit to user

Lukisan tersebut direalisasikan dengan adanya penggambaran suatu kondisi alam yang benar-benar nyata di suatu tempat. Objek yang digambarkan yaitu dua ekor bebek yang sedang membersihkan diri di sungai, keadaan tersebut menangkap kondisi alam yang sesungguhnya.

Gambar

Gambar 4.1. Rumah Bapak Purwanto JS
Gambar 4.2. Ruang tempat melukis Bapak Purwanto JS
Gambar 4.3.Wawancara bersama Bapak Purwanto JS  (Dokumentasi: Ibu Listy. 02 Maret 2014)
Gambar 4.4. Kanvas sebagai media melukis  (Dokumentasi: Ayu Wulandari. 28 Februari 2014)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Blok ini berisi beberapa keterangan rumah tangga yang sebagian berasal atau merupakan rekap dari Blok IV, Daftar VSEN2006.MSBP seperti nama kepala rumah tangga (krt), jumlah

Disamping harga yang mahal ini Joe pun harus menghadapi pandangan religious dan etik dari masyarakat terhadap transplantasi yang akan ia lakukan, karena kita sebagai makhluk

Seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pencitraan yang dilakukan Rusli Zainal di Riau Pos dan Tribun

Kerjasama ini dilakukan oleh negara-negara yang secara langsung dan sering merasakan akibat dari kebakaran hutan dan pencemaran asap dari Indonesia. Upaya-upaya kerjasama

(AK) 2 Sekretariat LAM- PTKes Mengirim dokumen kepada asesor 3 Asesor Memeriksa dan menilai borang program studi secara mandiri (F1, F2, F3) 4 Asesor Mendiskusikan hasil

Proses rancang bangun diawali dengan (1) tahap konsep berupa penentuan mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pembelajaran, tujuan media

Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa, dengan ini saya menyatakan dengan sebenar-benarnya, bahwa skripsi saya berjudul: DIPLOMASI PEMERINTAH AUSTRALIA DALAM UPAYA

Dari analisis katalog gempabumi di wilayah penelitian diperoleh variasi nilai-b berkisar antara 0,8-2,5, variasi nilai-a berkisar antara 6-12 sedangkan periode ulang gempabumi