PADA MAKALAH HUKUM PERKAWINAN PROGRAM STUDI
HUKUM KELUARGA ISLAM SEMESTER 6
IAIN SURAKARTA
Riza Mar’atus Sholikhah1, Diah Arum Hapsari2,
Fernanda Yudhit Aditama3 1,2,3Institut Agama Islam Negeri Surakarta
1rizamaratus081@gmail.com 2diaharumh@gmail.com 3fernandayudhitaditama@gmail.com
Abstrak
Makalah merupakan karya tulis nonfiksi, sehingga dalam penulisannya wajib menggunakan bahasa baku dan harus berpedoman pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena penggunaan bahasa Indonesia baik lisan maupun tulisan masih terdapat banyak kesalahan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan wujud kesalahan berbahasa Indonesia yaitu kesalahan morfologi dalam makalah Hukum Perkawinan mahasiswa Hukum Keluarga Islam. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tehnik baca dan catat. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah teknik coding. Hasil penelitian ini adalah wujud kesalahan berbahasa Indonesia yaitu ejaan yang meliputi kesalahan pada tataran ejaan, kesalahan pada tataran morfologi, sedangkan data yang paling banyak ditemukan adalah pada kesalahan ejaan.
Kata kunci: kesalahan, berbahasa, makalah, ejaan, morfologi. Abstract
The paper is a nonfiction paper, so the writing must use standard language and must be guided by the General Guidelines for Indonesian Spelling (PUEBI). This research is motivated by the phenomenon of the use of Indonesian both oral and written there are still many errors. This study aims to describe the form of errors in the Indonesian language, namely morphological errors in the paper Marriage Law of Islamic Family Law students. This research uses descriptive qualitative research methods. Data collection techniques in this study used reading and note taking techniques. While the data analysis technique used is the coding technique. The results of this study are the form of Indonesian language errors, namely spelling which includes errors at the spelling level, errors at the morphological level, while the most data found is on spelling errors.
A. PENDAHULUAN
Bagi mahasiswa tentunya tidak asing lagi dengan sebuah karya tulis, sebagian besar mata kuliah
menuntutnya untuk dapat
menghasilkan suatu produk tulisan, entah itu berupa laporan penelitian, jurnal, atau makalah. Dalam
penulisannya tentunya
membutuhkan bahasa yang
komunikatif, baik, dan benar sesuai dengan konteks. Makalah merupakan salah satu jenis karya tulis nonfiksi, yang berarti dalam penulisannya wajib menggunakan bahasa baku dan harus berpedoman pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
Berbicara mengenai bahasa yang baik dan benar, Effendi (dalam Dewi dkk., 2014: 2) berpendapat bahwa bahasa yang baik merupakan bahasa yang sopan dan santun serta tidak bercampur dengan dialek lain, sedangkan bahasa yang benar adalah bahasa yang dalam penggunaannya mampu taat pada kaidah dan ejaan bahasa yang resmi.
Tidak dapat dipungkiri sampai saat ini, masih dapat ditemukan beberapa kesalahan berbahasa dalam karya tulis mahasiswa. Padahal sebagai individu yang berpendidikan harusnya mahasiswa mampu berbahasa dengan baik dan benar. Untuk mengetahui bentuk kesalahan berbahasa pada karya
tulis mahasiswa, maka
diperlukannya analisis kesalahan berbahasa.
Analisis kesalahan berbahasa
dilakukan guna menemukan
kesalahan berbahasa pada karya tulis mahasiswa, yang kemudian akan diklasifikasikan kesalahannya serta dilakukannya upaya perbaikan. Suatu karya tulis apabila ditemukan
penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan kaidah kebahasaan yang telah ditetapkan oleh suatu bahasa maka dapat dikatakan kesalahan berbahasa (Nurwicaksono & Amelia, 2018: 141). Utomo (2019: 235) juga berpendapat yang sama, bahwasanya kesalahan berbahasa merupakan bentuk menyimpang dari suatu kode-kode bahasa, bentuk menyimpang tersebut dapat
menandakan bahwa bentuk
ketidaksempurnaan pengetahuan serta penguasaannya terhadap kode bahasa.
Analisis kesalahan berbahasa dapat dilakukan dalam beberapa tataran, antara lain tataran ejaan, fonologi, morfologi, diksi, sintaksis, semantik, dan wacana. Dari beberapa tataran tersebut, peneliti ingin menganalisis kesalahan berbahasa tataran ejaan dan morfologi pada
makalah Hukum Perkawinan
Program Studi Hukum Keluarga Islam semester 6C IAIN Surakarta. Pemilihan kedua tataran ini disebabkan karena masih ditemukan banyak kesalahan pada ejaan dan juga morfologi yang digunakan pada makalah tersebut.
Seiring berkembangnya zaman ejaan yang digunakan dalam bahasa Indonesia telah mengalami beberapa perubahan dan perkembangan, yang saat ini digunakan adalah PUEBI. Ejaan Bahasa Indonesia mengatur tata cara penulisan dalam bahasa Indonesia, baik yang menyangkut penggunaan huruf, penggunaan angka dan lambang bilangan, penulisan kata, penulisan unsur serapan, maupun penggunaan tanda baca (Sriyanto, 2015: 12). Pendapat lain mengatakan bahwa ejaan merupakan suatu aturan yang didalamnya memuat mengenai
pelambangan bunyi ujaran, penulisan kata, huruf, dan tanda baca (Karyati, 2016: 176).
Dari pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa analisis kesalahan ejaan merupakan penyelidikan yang dilakukan ahli bahasa atau guru bahasa mengenai bagaimana ketepatan penulisan sebuah kata dan juga tanda baca dalam suatu karya tulis.
Nentia (2019: 12)
mengungkapkan bahwa morfologi merupakan ilmu yang mempelajari mengenai proses pembentukan kata dan bahasa. Dalam ilmu ini menurut Yasiroh (2013: 9) terdapat tiga macam proses, yaitu penambahan afiks (imbuhan) pada bentuk dasar, pengulangan bentuk dasar, dan penggabungan dua atau lebih bentuk dasar. Akan tetapi, jika diamati tidak semua orang yang melakukan
kegiatan menulis mampu
menuliskan ketiga proses itu dengan benar. Hal tersebut dapat terjadi karena kurangnya pemahaman akan penulisan suatu kata dengan tepat, selain itu dapat juga dipicu oleh kurangnya referensi bacaan atau rendahnya minat baca orang yang melakukan kegiatan menulis tersebut.
Sama halnya dengan makalah yang telah dianalisis ini. Data kesalahan morfologi yang banyak ditemukan adalah penghilangan afiks (imbuhan). Menurut Suparman (2008: 2) berdasarkan letaknya terdapat empat macam afiks, yaitu awalan (prefiks), sisipan (infiks), akhiran (sufiks), serta konfiks yang merupakan gabungan dari prefiks dan sufiks.
Penelitian serupa mengenai kesalahan berbahasa pada makalah, sebelumnya telah dilakukan oleh
Hermawan (2019: 35-39) berjudul
Kesalahan Berbahasa dalam Makalah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Tingkat II Semester 3 Universitas Nahdlatul Ulama Blitar Tahun 2019. Pada penelitiannya,
kesalahan berbahasa yang disoroti adalah pada tatanan ejaan. Ditemukan dua klasifikasi kesalahan ejaan, yaitu kesalahan penulisan huruf dan kesalahan penulisan kata. Masih mengenai hal yang sama, di sini peneliti akan menganalisis kesalahan berbahasa makalah, akan tetapi lebih dispesifikasikan pada tataran ejaan dan morfologi. Pada tataran ejaan terdapat tujuh macam klasifikasi kesalahan, yaitu (1) kesalahan penggunaan huruf kapital, (2) kesalahan pemakaian tanda baca titik, koma, dan sebagainya, (3) kesalahan penggunaan kata depan di,
ke, atau dari, (4) kesalahan penulisan
huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan keagamaan, kitab suci, atau nama Tuhan, (5) kesalahan penulisan kata, (6) kesalahan penulisan ungkapan dalam bahasa Asing, (7) kesalahan penulisan kata serapan. Sedangkan, pada tataran morfologi terdapat dua macam klasifikasi kesalahan, yaitu (1) kesalahan prefiks, (2) kesalahan sufiks.
Berdasarkan uraian di atas, tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui kesalahan ejaan dan morfologi pada makalah
Hukum Perkawinan Program Studi
Hukum Keluarga Islam semester 6C IAIN Surakarta tahun ajaran 2020. Selain itu, juga untuk dilakukannya analisis kesalahan serta pembenaran pada kata atau kalimat yang digunakan agar sesuai dengan ejaan dan proses morfologi yang benar.
Manfaat dilakukannya penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis. (1) Secara teoretis dengan diadakannya penelitian ini, mampu menambah pengetahuan peneliti mengenai penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan konteksnya. Selain itu, dengan dilakukannya penelitian ini, peneliti mampu menerapkan teori yang telah diajarkan selama berada di bangku kuliah. (2) Manfaat praktis, dengan diadakannya penelitian ini, diharapkan dosen mampu membimbing mahasiswa untuk dapat menuliskan karya tulis, terkhusus makalah menggunakan bahasa yang baik dan benar. Serta, dengan diadakannya penelitian ini menjadikan mahasiswa sadar akan pentingnya berbahasa dengan baik dan benar.
B. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data dan untuk mendeskripsikan kesalahan yang telah ditemukan. Sedangkan penelitian kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang banyak, sehingga memudahkan dalam memecahkan permasalahan yang ada (Sugiyono, 2018: 3).
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tehnik baca dan catat. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik coding. Coding memfasilitasi peneliti untuk membuat kesimpulan yang valid dan sistematis. Secara ringkas,
koding merupakan proses
kategorisasi data kualitatif sehingga bisa dengan mudah diukur atau
dipahami. Dengan cara menyiapkan data mentah berupa makalah, pemadatan fakta atau mencari fakta berupa kesalahan ejaan dan
morfologi, selanjutnya
mengumpulkan fakta sesuai jenisnya, dan yang terakhir adalah mendeskripsikan atau menarasikan.
Jumlah makalah yang dianalisis adalah sebanyak sepuluh makalah dengan jumlah kata yang dianalisis keseluruhan ada 67 kata.
Dalam penelitian ini, kajian yang dilakukan oleh penulis meliputi 1) mengumpulkan data yang berupa dokumen, 2) menganalisis kesalahan yang ada pada makalah Hukum
Perkawinan Program Studi Hukum
Keluarga Islam semester 6C IAIN Surakarta tahun ajaran 2020, 3) mendeskripsikan jenis kesalahan yang ada pada makalah Hukum
Perkawinan Program Studi Hukum
Keluarga Islam semester 6C IAIN Surakarta tahun ajaran 2020.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berikut adalah hasil dan pembahasan dalam penelitian ini dan dapat dilihat pada table berikut.
No Kesalahan berbahasa Indonesia Jumlah Kesalahan 1. EJAAN a. Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital 3 b. Kesalahan Penggunaan Tanda Baca titik (.), koma (,), dan Sebagainya
3
c. Kesalahan Penggunaan Kata Depan di, ke, atau
dari d. Kesalahan Penulisan Huruf Pertama dalam Ungkapan yang Berhubungan dengan Keagamaan, Kitab Suci, dan Nama Tuhan 3 e. Kesalahan Penulisan Kata 3 f. Kesalahan Penulisan Ungkapan dalam Bahasa Asing 2 g. Kesalahan Penulisan Kata Serapan 3
Total kesalahan ejaan 20
2. MORFOLOGI
a. Kesalahan prefiks 3 b. Kesalahan sufiks 2
Total kesalahan morfologi 5
Total keseluruhan
kesalahan 25
Pada tataran ejaan terdapat 20 kesalahan dengan perincian sebagai berikut: a) pada penggunaan huruf kapital sebanyak tiga kesalahan; b) pemakaian tanda baca titik, koma, dan sebagainya terdapat tiga kesalahan; c) penggunaan kata depan di, ke, atau dari terdapat tiga kesalahan; d) penulisan huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan keagamaan, kitab suci, atau nama Tuhan terdapat tiga kesalahan; e) penulisan kata sebanyak tiga kesalahan; f) penulisan ungkapan dalam bahasa asing terdapat dua kesalahan; g) dan kesalahan penulisan kata serapan terdapat tiga kesalahan. Sedangkan pada tataran morfologi terdapat lima
kesalahan dengan perincian: a) penulisan prefiks terdapat tiga kesalahan; b) dan penulisan sufiks terdapat dua kesalahan. Sehingga total kesalahan dari keseluruhan adalah sebanyak 25 kesalahan dengan analisis sebagai berikut.
1. Kesalahan Ejaan
a. Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital
Data 1:
perkawinan adalah perbuatan hukum yang mengikat antara seorang pria dengan seorang wanita (suami dan isteri) ...
Dari data di atas kita mengetahui bahwa kesalahan penggunaan huruf kapital ada pada awal kata dari kalimat tersebut, yaitu pada kata perkawinan. Kata tersebut masuk dalam kesalahan pemakaian huruf kapital dikarenakan huruf yang seharusnya digunakan di awal kalimat adalah huruf kapital, akan tetapi pada kalimat tersebut tidak diawali dengan huruf kapital melainkan huruf kecil. Sehingga yang benar adalah Perkawinan.
Data 2:
Dalam hubungan perkawinan Sudah seharusnya istri memberikan hak-hak suami mereka dengan ...
Dari data di atas kita mengetahui bahwa kesalahan penggunaan huruf kapital ada pada kata Sudah. Kata tersebut seharusnya tidak menggunakan huruf kapital karena kata tersebut berada di tengah kalimat bukan berada di awal kalimat. Sehingga kata tersebut termasuk kedalam kesalahan ejaan. Sehingga yang benar adalah sudah.
Data 3:
... maka disini istri mempunyai hak mengajukan gugatan kelalaian atas kewajiban suaminya ke Pengadilan. Dari kalimat di atas, kita mengetahui bahwa kata Pengadilan
dalam kalimat tersebut
menggunakan huruf kapital. Kata Pengadilan seharusnya tidak ditulis dengan menggunakan huruf kapital di awal kata, karena kata tersebut terletak pada pertengahan kalimat dan bukan di awal kalimat. Sehingga yang benar adalah pengadilan
b. Kesalahan Penggunaan Tanda Baca titik (.), koma (,), dan Sebagainya
Data 1:
Dalam perkawinan, menurut Mahmud. Islam mewajibkan kepada suami, isteri agar menjaga pergaulan dan hubungan mereka dengan baik.
Dari data di atas terdapat kesalahan dalam penggunaan tanda baca, yaitu pada kata suami, isteri. Diantara kata suami, isteri terdapat tanda baca koma (,) yang seharusnya tidak digunakan dalam kalimat tersebut karena tanda baca tersebut tidak memiliki makna dan malah
menjadi kesalahan dalam
kepenulisannya. Sehingga yang benar adalah suami istri.
Data 2:
Talak hukumnya menjadi haram, yaitu talak yang tidak mempunyai alasan, talak seperti itu tidak ada
kemaslahatannya baik bagi dirinya, istrinya maupun anaknya.
Berdasarkan data di atas terdapat kesalahan ejaan pada kalimat baik bagi dirinya, istrinya maupun anaknya. Pada kalimat tersebut seharusnya setelah kata istrinya menggunakan tanda koma
(,). Sehingga penulisan yang benar adalah baik bagi dirinya, istrinya, maupun anaknya.
Data 3
...calon mempelai laki laki dan
perempuan yang usianya belum cukup... Dari data tersebut ditemukan kesalahan penghilangan tanda hubung. Padahal, tanda hubung
harusnya dipakai untuk
menyambung unsur kata ulang. Seharusnya pada kata ‘laki laki’ ditulis menggunakan tanda hubung menjadi ‘laki-laki’. Jadi, perbaikannya adalah ...calon mempelai laki-laki dan perempuan yang usianya belum cukup...
c. Kesalahan Penggunaan Kata Depan di, ke, atau dari
Data 1:
Dan mengenai batas atau kadar pemberian nafkah suami kepada istri tersebut tidak ada batasan, didalam Undang-Undang ...
Dari data tersebut terdapat kesalahan dalam penggunaan kata depan di, yaitu pada kata didalam. Penulisan didalam seharusnya dipisah karena kata di pada konteks kalimat tersebut berperan sebagai kata depan bukan sebagai pembentuk kata kerja pasif. Sehingga menjadi di dalam. Selain pada kalimat tersebut ada juga beberapa kesalahan ejaan yang serupa, yaitu penulisan kata di dalam yang digandeng.
Data 2:
Menurut Mahmud Al-Shabbagh,
sesungguhnya hak seperti ini mendukung kepemimpinan keluarga dibawah seorang laki-laki yang ...
Dari data di atas terdapat kesalahan ejaan, yaitu pada kata dibawah. Kata dibawah seharusnya penulisannya adalah dipisah, karena di pada konteks kalimat tersebut berperan sebagai kata depan bukan kata yang menunjukkan kata kerja pasif. Sehingga penlisan yang benar adalah di bawah.
Data 3:
. Jika dilihat dari pengaturan nafkah dalam Pasal 34 ayat (1) diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa ...
Dari data di atas terdapat kesalahan ejaan, yaitu pada kata diatas. Kata diatas seharusnya penulisannya adalah dipisah, karena di pada konteks kalimat tersebut berperan sebagai kata depan bukan kata yang menunjukkan kata kerja pasif. Sehingga penlisan yang benar adalah di atas.
d. Kesalahan Penulisan Huruf Pertama dalam Ungkapan yang Berhubungan dengan Keagamaan, Kitab Suci, dan Nama Tuhan
Data 1:
... meskipun suami dalam keadaan tidak senang sekalipun, al-Quran masih tetap menganjurkan kepada suami agar ... Dari data di atas terdapat kesalahan ejaan, yaitu pada penulisan huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan keagamaan, kitab suci, dan nama Tuhan. Pada kalimat di atas terdapat kata al-Qur’an yang dalam penulisannya tidak baku. Kata al-Qur’an seharusnya penulisannya adalah Alquran.
Data 2:
Dasar hukum talak adalah Al-Quran, Hadits, Ijma’ dan Qiyas
Dari data di atas terdapat kesalahan ejaan, yaitu pada penulisan huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan keagamaan, kitab suci, dan nama Tuhan. Pada kalimat di atas terdapat kata al-Qur’an yang dalam penulisannya tidak baku. Kata al-Qur’an seharusnya penulisannya adalah Alquran.
Data 3:
... bagi yang Beragama islam.
Dari data tersebut ditemukan kesalahan penggunaan huruf kapital. Huruf kapital harusnya digunakan sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan. Jadi, perbaikannya adalah ...bagi yang beragama Islam.
e. Kesalahan Penulisan Kata
Data 1:
... yang tidak mereka miliki sebelumnya. Hak dan kewajiban suami isteri adalah hak isteri yang merupakan kewajiban suami dan kewajiban suami yang menjadi hak isteri.
Dari data di atas, ditemukan kesalahan ejaan, yaitu pada penulisan kata. Kata isteri menurut KBBI merupakan kata tidak baku dari Istri. Sehingga yang benar adalah menggunakan kata istri bukan isteri.
Data 2:
... harus bekerja diluar rumah untuk mencari rizki, ...
Dari data di atas ditemukan kesalahan ejaan, yaitu pada kata rizki. Kata rizki menurut KBBI merupakan kata yang tidak baku.
Kata baku dari rizki seharusnya adalah rezeki.
Data 3:
Banyaknya nafkah yang diwajibkan adalah sekedar mencukupi ...
Dari data di atas ditemukan kesalahan ejaan, yaitu pada kata sekedar. Kata sekedar menurut KBBI merupakan kata yang tidak baku. Kata baku dari sekedar seharusnya adalah sekadar.
f. Kesalahan Penulisan Ungkapan dalam Bahasa Asing
Data 1:
...akad yang sangat kuat atau mitsaqqanghalidzan... Data 2:
...bahasa Arab, yaitunakaha-yankihu-nikahan...
Dari kedua data tersebut ditemukan kesalahan penulisan ungkapan dalam bahasa asing. Hendaknya dalam menulis, bahasa asing harus dicetak miring. Jadi, perbaikannya adalah ...akad yang
sangat kuat atau
mitsaqqanghalidzan... dan
...bahasa Arab, yaitunakaha-yankihu-nikahan...
g. Kesalahan Penulisan Kata Serapan
Data 1:
...menyangkut aspek administrative... Data 2:
Tujuan utama disyari’atkan pernikahan adalah...
Dari data tersebut ditemukan kesalahan penulisan kata serapan. Pada data 15 kata ‘administrative’ berasal dari bahasa Inggris, unsur
serapan –ive (Inggris) akan berubah menjadi –if dalam bahasa Indonesia. Kata ‘administrative’ seharusnya dituliskan menjadi ‘administratif’. Jadi, perbaikannya adalah
...menyangkut aspek
administratif...
Sedangkan pada data 16 kata ‘disyari’atkan’ berasal dari kata
‘syari’at’ bahasa Arab, unsur
serapan ‘ain akan hilang jika diserap ke dalam bahasa Indonesia. Sehingga kata ‘syari’at’ seharusnya dituliskan ‘syariat’. Jadi, perbaikannya adalah
Tujuan utama disyariatkan
pernikahan adalah... Data 3:
... mereka sendiri tanpa memandang akibat positif dan negative dari perkawinan itu sendiri.
Dari data di atas dapat diketahui kesalahan penulisan kata serapan terdapat pada kata negative. Kata negative termasuk bahasa asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia. Sehingga penulisan yang benar adalah negatif.
2. Kesalahan Morfologi a. Kesalahan Prefiks
Data 1:
... membahagiakan suaminya, mengatur rumah, mendidik anak-anak didalam rumah.
Dari data di atas terdapat kesalahan pada bidang morfologi, yaitu pada kata didalam. Penulisan kata didalam seharusnya dipisah, karena di pada kata didalam adalah sebagai kata depan bukan pembentuk kata kerja pasif. Sehingga yang benar adalah di dalam bukan
tersebut masuk pada kesalahan prefiks.
Data 2:
Diantara hak suami atas isterinya adalah penjagaan atas kekayaan suaminya: Dari data di atas ditemukan kesalahan morfologi, yaitu pada kata
diantara. Penulisan kata diantara
seharusnya dipisah, karena di pada kata diantara adalah sebagai kata depan bukan pembentuk kata kerja pasif. Sehingga yang benar adalah di antara bukan diantara. Kesalahan penulisan tersebut masuk pada kesalahan prefiks.
Data 3:
... kepemimpinan keluarga dibawah seorang laki-laki yang tidak ...
Dari data diatas ditemukan kesalahan morfologi, yaitu pada kata dibawah. Penulisan kata dibawah seharusnya dipisah, karena di pada kata dibawah adalah sebagai kata depan bukan pembentuk kata kerja pasif. Sehingga yang benar adalah di bawah bukan dibawah. Kesalahan penulisan tersebut masuk pada kesalahan prefiks.
b. Kesalahan Sufiks
Data 1:
...Nabi SAW bersabda kepadanya “Ambilah sesuatu yang ada bagi wanita...
Dari data di atas terdapat kesalahan sufiks -lah, yaitu pada kata Ambilah. Kata dasar dari kata
Ambilah adalah ambil yang
mendapatkan sufiks –lah. Sehingga penulisan yang benar adalah ambillah bukan ambilah.
Data 2:
Ya Rasul Allah Tsabit bin Qeis itu tidak ada kurangnya dari segi kelakuannya dan tidak pula dari segi
keberagamaanya.
Dari data di atas terdapat kesalahan sufiks –nya yaitu pada kata keberagamaanya. Kata dasar dari kata keberagamaanya adalah beragam yang mendapatkan prefiks ke- dan sufiks –nya. Sehingga penulisan yang benar adalah
keberagamannya bukan
keberagamaanya. Dari kalimat diatas kesalahan terjadi karena mengurangi huruf n sehingga kesalahan yang terjadi adalah sufiks(akhiran) yang seharusnya – nya, akan tetapi hanya ditulis –ya.
Berdasarkan analisis diatas data yang paling banyak ditemukan adalah pada kesalahan ejaan, yaitu pada penggunaan huruf kapital; kesalahan penggunaan tanda baca titik, koma, dll; kesalahan penggunaan kata depan di, ke, atau dari; kesalahan penulisan huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan keagamaan, kitab suci, dan nama Tuhan; kesalahan penulisan kata; dan kesalahan penulisan kata serapan. Keenam kesalahan tersebut sama-sama terdapat 3 kesalahan. Sedangkan yang paling sedikit adalah pada kesalahan penulisan ungkapan dalam bahasa asing hanya terdapat 2 kesalahan. Yang kedua adalah pada tataran morfologi, data yang paling banyak ditemukan adalah pada kesalahan prefiks, yaitu sebanyak 3 kesalahan, sedangkan yang paling sedikit adalah pada kesalahan sufiks, yaitu terdapat 2 kesalahan. Pada kesalahan ejaan ada beberapa kesalahan penulisan kata yang sama akan tetapi pada analisis
ini hanya diambil satu sampel saja sebagai datanya. Seperti pada kata isteri sebenarnya tidak hanya ada satu kesalahan saja akan tetapi pada analisis ini hanya diambil satu data saja sebagai sampel.
D. SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan analisis kesalahan dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada makalah semester enam Program Studi Hukum Keluarga Islam, Fakultas Syariah, pada mata kuliah Hukum Perkawinan terdapat beberapa kesalahan, yang pertama pada tataran ejaan ditemukan tujuh macam kesalahan, yaitu (1) kesalahan penggunaan huruf kapital, (2) kesalahan pemakaian tanda baca titik, koma, dan sebagainya, (3) kesalahan penggunaan kata depan di,
ke, atau dari, (4) kesalahan penulisan
huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan keagamaan, kitab suci, atau nama Tuhan, (5) kesalahan penulisan kata, (6) kesalahan penulisan ungkapan dalam bahasa asing, (7) kesalahan penulisan kata serapan. Sedangkan yang kedua adalah pada tataran morfologi ditemukan ada dua macam kesalahan, yaitu (1) kesalahan prefiks, (2) kesalahan sufiks. Data yang paling banyak ditemukan adalah pada kesalahan ejaan, yaitu pada penggunaan huruf kapital; kesalahan penggunaan tanda baca titik, koma, dll; kesalahan penggunaan kata depan di, ke, atau dari; kesalahan penulisan huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan keagamaan, kitab suci, dan nama Tuhan; kesalahan penulisan kata; dan kesalahan penulisan kata serapan. Keenam kesalahan tersebut
sama-sama terdapat 3 kesalahan. Sedangkan yang paling sedikit adalah pada kesalahan penulisan ungkapan dalam bahasa asing hanya terdapat 2 kesalahan. Yang kedua adalah pada tataran morfologi, data yang paling banyak ditemukan adalah pada kesalahan prefiks, yaitu sebanyak 3 kesalahan, sedangkan yang paling sedikit adalah pada kesalahan sufiks, yaitu terdapat 2 kesalahan. Sehingga total keseluruhan kesalahan adalah sebanyak 25 kesalahan. Oleh karena itu, penelitian tentang kesalahan berbahasa ini dapat dilanjutkan agar lebih maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, N. K. A. S., Rasna, W., & Sudiara, I. N. S. (2014). Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia pada Esai Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia: Sebuah Kajian Ejaan, Diksi, dan Struktur. Universitas
Pendidikan Ganesha, 2(1).
Hermawan, A. (2019). Kesalahan Berbahasa dalam Makalah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Tingkat II Semester 3 Universitas Nahdlatul Ulama Blitar Tahun 2019. JURNAL
PENDIDIKAN: Riset Dan Konseptual, 3(1).
Karyati, Z. (2016). Antara EYD dan
PUEBI: Suatu Analisis
Komparatif. Jurnal SAP, 1(2). Nentia, A. (2019). Analisis Kesalahan
Berbahasa Tataran Morfologi pada Berita Pinggir-Duri-Dumai Surat Kabar Riau Pos.
Universitas Islam Riau.
(2018). Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Teks Ilmiah Mahasiswa. AKSIS Jurnal
Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 2(2).
Sriyanto. 2015. Seri Penyuluhan
Bahasa Indonesia EJAAN. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian
Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Suparman, T. (2008). Prooses Morfologis dalam Bahasa
Indonesia. Universitas Padjajaran.
Utomo, A. P. Y., Haryadi, Fahmy, Z., &
Indramayu, A. (2019).
Kesalahan Bahasa pada
Manuskrip Artikel Mahasiswa di Jurnal Sastra Indonesia. Jurnal
Sastra Indonesia, 8(3).
Yasiroh, N. (2013). Proses Morfologis
Bahasa Melayu Palembang.
Universitas Negeri Yogyakarta.