• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISTILAH. : Potongan daging ternak yang diperuntukan bagi raja, seperti kepala, leher, pinggul. : Lingkaran leher babi yang dipotong.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR ISTILAH. : Potongan daging ternak yang diperuntukan bagi raja, seperti kepala, leher, pinggul. : Lingkaran leher babi yang dipotong."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISTILAH

A

Adat : Adat, kebiasaan.

Adong : Ada, berada, tersedia, hadir.

Adopan : Potongan daging ternak yang diperuntukan bagi raja, seperti kepala, leher, pinggul.

Ai : Oleh sebab itu, karena. Alap : Mengambil, menjemput.

Aliang : Lingkaran leher babi yang dipotong.

Amang : Bapak; ~ Tua : Abang ayah ~ Uda : Adik ayah ~ Boru : Suami saudara perempuan ayah.

Ampang : Bakul yang dianyam, berbentuk empat segi di bawah dan di atas bundar.

Ate-Ate : Hati.

Atik : Mana tahu, mungkin, barangkali, entah, kalau-kalau.

B

Bao : Laki-laki.

Boha : Siapa tahu, barangkali.

Bona ni : Marga yang dari dulu kala merupakan asal bagi nenek perempuan kita, pantas dihormati.

▸ Baca selengkapnya: hata paampuhon sian hula-hula

(2)

Buha : Buka

D

Dalihan : Tiga tungku dari batu untuk perapian.

Dengke : Ikan.

Di : Di, pada, kepada, untuk. Diboan : Dibawa. Didapot : Didapati. Didok : Dikatakan. Dipatulus : Diikhlaskan. Di san : Disana. Di son : Disini.

Dohot : Dan, dengan, serta, ikut serta yang duhubungkan dengan subyek dan kata sifat.

Dongan : Kawan, teman, sahabat ~ Sabutuha : kawan seperut ~ Sahuta: Kawan sekampung ~ Tubu : Kawan sebuyut, semarga.

Dope : Lagi, masih.

G

Gok : Penuh, berisi, sempurna.

(3)

H

Hahapariban : Kakak perempuan dari istri. Hami : Kami, saya.

Hamu : Kalian, kamu.

Hata : Kata, perkataan, pembicaraan, perkataan. Hela : Menantu laki-laki.

Hepeng : Uang.

Hipas : Sehat, segar ~ be ma hita : semoga kita masing-masing sehat, ucapan salam yang diucapkan sewaktu datang dan pergi.

Holi : Tulang, tulang belulang. Holong : Kasih, cinta, menaruh hati.

Horas : Perkataan ucapan sehat, senang, makmur. Hu : Kata posesif (memiliki) dari ahu : aku Hula-Hula : Kelompok marga pemberi mempelai wanita. Hurang : Kurang, terlalu sedikit, tidak cukup.

I

Ihur : Ekor, buritan. Ima tutu : Itu adalah benar. Inang : Ibu kandung. Ingot : Ingat.

(4)

kepada anak perempuan dari saudara laki-laki ayah atau sebaliknya.

J

Jala : Dan, sambil, juga, lagi pula.

Jagal : Daging yang disembelih dan pada umumnya dijual, barang dagangan.

Jambar : Bagian yang sudah jadi hak seseorang melakukan adat ~ Parjambaran : Penjatahan bagian daging binatang sembelihan yang berhak diterima seseorang. Jonjong : Berdiri.

Juhut : Daging ~ Panjuhuti : daging yang dibawa ayah mempelai laki-laki pada marunjuk.

L

Lampet : Kue kecil terbuat dari tepung beras. Las : Panas, hangat ~ Roha : Gembira, riang.

M

Ma : Partikel yang sama dengan ”lah”, penanda tekanan.

Mahuampe : Sigadis diantar temannya mendatangi pemuda dan menyerahkan diri untuk dijadikan istri.

Maiturun : Sigadis mendesak sipemuda agar dibawa kawin lari. Mandapothon : Mendatangi, menjumpai.

(5)

Mandar : Sarung.

Mondo : Seorang perempuan yang kawin lari ke pihak laki-laki. Mangadati : Melakukan upacara adat.

Mangalua : Kawin lari. Mangaririt : Melamar.

Mangaroba : Sigadis yang mau dibawa laki-laki dijadikan istri tanpa prosedur adat.

Mangupa : Syukuran.

Maningkir Tangga : Berkunjung pertama kalinya orang tua pengantin perempuan ke rumah menantu laki-laki.

Manjalo : Menerima.

Manjo : Cocok untuk dinikahkan. Mansai : Amat, sungguh.

Maradat : Orang yang mengetahui tata karma adat, tahu, sopan santun, yang mengetahui etika.

Margoar : Bernama.

Marhata : Menentukan, berbicara. Marhori-Hori Dinding : Proses penjajakan.

Marhusip : Berbisik, langkah untuk membawa kesepakatan muda- mudi menjadi kesepakatan orang tua untuk melaksanakan pernikahan.

Marniadopan : Makanan secara adat (pihak paranak memberikan jambar juhut dan pihak perempuan dengke).

(6)

Marria : Bertemu untuk membicarakan sesuatu, bermusyawarah. Marsigabe-gabe : Saling mengucapkan selamat, dalam selamatan, bersilahturahmi, saling memberkati. Martinodohon : Kakak beradik.

Martonggo Raja : Mengundang raja-raja untuk turut pesta.

Martupol :Berjanji untuk melangsungkan perkawinan yang dilakukan di gereja.

Marune : Acara mengantar pengantin perempuan ke rumahnya. Marunjuk : Kawin, nikah, penyerahan mahar pada pesta kawin. Mauliate : Terima kasih.

Molo : Kalau, jikalau, jika.

N

Na : Yang, bahwa.

Namboru : Adik atau kakak dari bapak atau ibu.

Nami : Sebagai kata kepunyaan orang pertama jamak.

Nang : Pun, juga, lagi, pula, jikalau, bahkan, biarpun, walaupun. Napuran : Daun sirih, apa yang dicampur dengan kapur sirih. Nauli : Yang cantik.

Ndang : Tidak

Ni : Kata bentuk pasif, misalnya oleh dari, kata penunjuk tempat.

(7)

O

Olop-olop : Bagian.

On : Ini.

Opung : Orang tua dari ayah atau ibu. Osang : Dagu, rahang bawah.

P

Pahompu : Cucu. Paidua : Nomor dua. Pajolo : Pertama.

Pakohop : Ulos untuk pengantin.

Pamarai : Abang atau adik bapak pengantin perempuan. Panamboli : Punggung.

Panandaion : Memperkenalkan. Pangganti : Pengganti.

Pangula : Pengurus gereja.

Pansamot : Orang tua pengantin laki-laki. Paranak : Pihak laki-laki.

Parboru : Pihak perempuan. Parboruonnami : Anak perempuan kami.

Pargomgom : Ulos untuk nenek pengantin laki-laki.

Pariban : Anak perempuan dari saudara ibu laki-laki (mamak) adik istrinya.

(8)

Parorot : Salah satu namboru pengantin perempuan. Parsanggulan : Kepala.

Parsinabul : Juru bicara di pesta adat. Partangiangan : Kebaktian.

Pasu-Pasu : Berkat.

Paulek Une : Berkunjung pertama kalinya pengantin baru ke rumah orang tua pengantin perempuan.

Pinggan : Piring, piring porselin.

Pinggan Panganan : Orang atau keluarga dekat keluarga perempuan. Pintor : Jujur, lulus, betul, benar, adil, segera, langsung ~ Hapintoran : Kebenaran, kelurusan, kejujuran.

Pohu : Bagian jambar ~ Pohuan : Bagian binatang sembelihan yang berhak diterima sesorang. Punguan : Timbunan, pengumpulan ~ Parpunguan : Perkumpulan, kumpulan, pertempuan.

R

Rade : Siap, sedia, beres, tersedia. Rajanami : Raja kami.

Rambu Pinumu : Penghasilan materi dari pihak laki-laki yang disatukan, dan nantinya orang tua perempuan membagi-bagikan kepada keluarganya yang sesuai dengan silsilah

(9)

Rap : Bersama-sama, dengan. Ria : Datang bersama-sama.

Ro : Datang, tiba.

Roha : Hati, perasaan, pikiran.

S

Sadari : Sekarang.

Saluhut : Seluruhnya, semuanya. Satampak : Satu piring kecil.

Sian : Dari.

Simandokhon : Ulos untuk adik atau abang pengantin laki-laki yang udah kawin.

Simatua : Mertua laki-laki atau perempuan. Sinamot : Emas kawin.

Singkop : Cukup, sampai, selesai dengan baik, memadai, tuntas. Sinolohon : Abang atau adik laki-laki pengantin perempuan. Sipir ni tondi : Memberikan beras ke kepala.

Siuk : Bengkok ke belakang dan ikikut dengan keadaan, seperti gigi.

Siuk-Siuk : Sendok besi, sekop sampah, alat penyendok. Soit : Tulang pinggul, tulang pangkal paha.

Solup : Liter ukuran, takaran padi atau beras dari bambu 3-4 bale. Somba-somba : Sepasang rusuk terdapat pada kiri dan kanan

(10)

Songon : Seperti, bagai untuk memperbandingkan. Sude : Semua, semuanya.

Suhi ni ampang na opat: Sudut bakul nan empat sebagai lambing empat

fungsional penerima mas kawin pada adat pernikahan

seorang putri, kerabat yang paling utama. Suhut : Tuan rumah, penyelenggara pesta.

Sulang-sulang : Makanan yang diberikan kepada orang khusus sebagai makanan persembahan.

T

Taru : ~ Manaruhon : Mengantarkan, membawa, menuntut ~ Manaruk : Selalu membawa ~ Pataruhon :

Mengantarkan orang-orang yang mau pergi. Tingki : Masa, zaman, jangka waktu tertentu, waktu, saat. Todoan : Pilihan, bagian dalam bentuk uang atau ulos yang diterima kaum kerabat pihak parboru pada perkawinan. Toho : Benar.

Tolu : Tiga.

Tondi : Roh, jiwa, sekma manusia.

Tonggi : manis ~ Asom : antara manis dan asam. Tu : Terhadap, kepada, ke.

Tudu-Tudu : Petunjuk. Tuhanta : Tuhan Allah.

(11)

Tumpak : Santunan, sumbangan, bantuan, sokongan, pertolongan, tunjungan.

Tung : Bagaimanapun, rupanya, kiranya, sungguh, amat. Tunggane : Saudara laki-laki istri, putra dari tulang, pengetua, tua mulai dari umur empat puluh tahun ke atas.

U

Uduranmuna : Rombongan secara adapt (dalihan na tolu). Uhum : Hukum, adat, cara.

Ulaon : Pekerjaan.

Ulos : Kain tenunan tradisional, pakaian adat Batak yang tenun.

Ulu : Kepala.

Upa : Upah.

(12)

DAFTAR INFORMAN

Nama Informan di Desa Aek Siansimun, Kecamatan Tarutung 1. Nama : Goti Tobing

Umur : 45 Tahun

Pekerjaan : Pegawai Kantor Pusat HKBP Pea Raja Alamat : Huta Lumban Kolbun

2. Nama : Robert S.M Lumban Tobing Umur : 42 Tahun

Pekerjaan : Kepala Desa Aek Siansimun Alamat : Jalan Sait Ni Huta

3. Nama : Goti Tobing Umur : 48 Tahun Pekerjaan : Wiraswasta Alamat : Jalan Sait Ni Huta 4. Nama : Siti Lumban Tobing

Umur : 55 Tahun Pekerjaan : Petani

(13)

5. Nama : St. Hamzah Lumban Tobing Umur : 59 Tahun

Pekerjaan : Sintua HKBP Pea Raja Alamat : Dusun Sitaka

6. Nama : Gayus Simbolon Umur : 90 Tahun

Pekerjaan : -

Alamat : Jalan Sait Ni Huta 7. Nama : Viktor Lumban Tobing Umur : 62 Tahun Alamat : Hutabagasan Pekerjaan : Petani 8. Nama : N. Tambunan Umur : 52 Tahun Pekerjaan : Petani Alamat : Hutabagan

(14)

Nama Informan di Kelurahan Pulo Brayan Darat I, Kecamatan Medan Timur

1. Nama : Muksin Umur : 44 Tahun

Pekerjaan : Bendahara Kelurahan Pulo Brayan Darat I Alamat : Jalan Banten, Dusun 9 A

2. Nama : St. K Sipahutar Umur : 72 Tahun Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jalan Madio Santoso No. 179 3. Nama : A. Pasaribu

Umur : 76 Tahun Pekerjaan : Pensiunan Guru

Alamat : Jalan. Bilal Ujung. Gang. Bina Mulia No. 80 4. Nama : M. Pasaribu

Umur : 46 Tahun Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jalan. Bilal Ujung. Gang Dewi Kunti No. 70 D 5. Nama : Alboin Sihotang

Umur : 44 Tahun Pekerjaan : Pegawai Negeri

(15)

6. Nama : Marhaen Sijabat Umur : 38 Tahun Pekerjaan : Wiraswasta Alamat : Gang Dame

(16)

Lampiran 3 Pedoman Wawancara I. Identitas Informan Nama : ……….. Umur : ……….. Pekerjaan : ……….. Alamat : ……….. II. Pertanyaan-Pertanyaan

Issu Utama Variabel Aspek/Parameter Metode SumberData / Informasi Gambaran Umum Lokasi Penelitian Sejarah Lokasi dan Keadaan Alam a.Asal-usul terbentuknya lokasi tersebut, dilihat dari sejarah lokasinya.

b. Letak geografis, lokasi administratif, jarak dari ibukota, kecamatan/kabupaten, ketinggian di atas permukaan laut dan sebagainya.

c. Letak topografi, luas lokasi, identifikasi batas-batas

desa/kelurahan, dan tata guna tanah. Sumber-sumber sekunder, BPS, Observasi dan Wawancara Mendalam. BPS, Kantor Lurah, Kantor Kepala Desa, Tokoh Masyarakat, dan Warga Biasa. Pola Pemukiman a.Gambaran persebaran pemukiman penduduk? b. Keadaan bangunan rumah penduduk, jalan dan lain-lain? Wawancara , Observasi. Instansi Pemerintah Daerah Desa/ Kelurahan, Tokoh Masyarakat, Orang yang

(17)

sudah lama menetap. Penduduk a. Jumlah penduduk

(dalam jiwa, dalam KK, distribusi menurut jenis kelamin dan usia, distribusi menurut agama, distribusi menurut mata pencaharian, distribusi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan). b. Adakah penduduk pendatang, adakah penduduk perantau? BPS, Kantor Kepala Desa, Kantor Lurah, Wawancara , Observasi. Instansi Pemerintah Daerah Desa/ Kelurahan/ Kecamatan, Tokoh Masyarakat, Orang yang sudah lama menetap. Mata Pencaharia n Penduduk a. Indentifikasi semua jenis produk ekonomi, baik itu berasal dari persawahan,

perkebunan dan lain-lain.

b. Identifikasi jenis-jenis pekerjaan/mata pencaharian penduduk (mata pencaharian utama dan sampingan, misalnya wiraswasta, pertanian dan lain-lain.

Observasi, Wawancara Penduduk Biasa, Tokoh Masyarakat. Sarana Publik a. Indentifikasi sarana publik yang ada di desa/kelurahan,

misalnya : sarana pendidikan (sekolah umum, madrasah, dan lainnya), sarana ibadah (masjid, gereja, dan tempat ibadah lainnya), sarana kesehatan (posyandu, puskesmas, klinik, dan lainnya), sarana perhubungan (bus, angkot, becak, kereta api, dan lainnya), sarana perdagangan dan

Data Sekunder, Observasi, Wawancara . Penduduk, Pemerintah Daerah.

(18)

misalnya lapangan sepak bola.

b.Gambaran bagaimana pemanfatan sarana-sarana publik tersebut. Adat dan Tata Cara Perkawina n Batak Toba Proses adat sebelum pesta adat pernikahan a. Bagaimana urutan adat yang harus dilakukan antara paranak dan parboru

sebelum melaksanakan pesta adat pernikahan tersebut?

b.Siapa yang memiliki

peranan dalam mempersiapkan acara

pesta adat itu?

c.Hal pembicaraan mengenai apa saja yang harus ditetapkan oleh kedua belah pihak? d. Apa saja hak dan kewajiban antara paranak dan parboru

sebelum pesta adat itu terselenggara? Wawancara Mendalam. Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat, Penduduk Biasa. Jenis Jambar Juhut

a. Jenis daging hewan apa yang digunakan sebagai jambar juhut? Mengapa daging hewan itu yang digunakan? b. Mengapa mereka masih melestarikan jambar juhut pada saat upacara perkawinan? Apakah bias bila jambar juhut digantikan dalam bentuk uang (jika ya, apa alasannya)?

c. Apakah ada ketentuan yang digunakan dalam menentukan jambar

juhut yang digunakan (ukuran berat daging, usia hewan, dan jumlah hewan? Wawancara Mendalam, Observasi Tidak Partisipasi. Pemilik Pesta (Suhut), Tokoh Adat.

(19)

Proses adat dan tata cara pesta adat berlangsun g a. Bagaimana proses tata cara pesta adat pernikahan Batak Toba?

b. Bagaimana proses tata cara pemberian jambar juhut dalam upacara? Jika pihak paranak (penerima gadis) memberikan jambar juhut, maka apa yang akan diberikan oleh pihak parboru (pemberi gadis)?

c. Bagaimana tahap-tahap yang harus dilakukan oleh masing-masing pihak?

d.Bagian-bagian mana saja yang akan dijadikan jambar?

e. Pihak-pihak mana yang berhak menerima dari bagian-bagian hewan tersebut?Apa syarat-syarat yang ditetapkan agar pihak

tersebut berhak menerima jambar juhut

(daging yang sudah dipotong-potong)?

f. Apa kewajiban yang harus dilakukan bagi pihak-pihak yang menerima jambar tersebut? Wawancara Mendalam, Observasi Tidak Partisipasi. Tokoh Adat, Suhut (Pemilik Pesta), Masyarakat Biasa. Bentuk dan Fungsi Tukar-Menukar Jambar Juhut Kekuatan Dalam Benda-Benda Yang Saling Dipertukar- kan?

a.Apakah ada kekuatan yang ada dalam benda-benda yang saling dipertukarkan tersebut? b. Benda-benda apa saja yang dipertukarkan antara sipemberi dan sipenerima?

c. Apakah ada kekuatan

Wawancara Mendalam, Observasi Tidak Partisipasi. Pemilik Pesta (Suhut), Tokoh Adat.

(20)

Prinsip-Prinsip Dari Tukar-Menukar Pemberian a.Apakah sistem pemberian jambar

juhut kepada pihak-pihak tersebut bersifat mengikat/ berdasarkan kontrak dalam hal perkawinan?

b. Apakah ada kewajiban untuk membayar

kembali/mengembalika n pemberian yang telah diterima?

c. Prinsip-prinsip apa yang akan menekankan bahwa pemberian yang diterima itu harus dibalas kembali?

d. Apa fungsi dari bagian-bagian jambar juhut sesuai dengan kedudukan sipenerimanya tersebut? Wawancara Mendalam Tokoh Adat, Masyarakat Biasa Lampiran 4

(21)

Gambar 11. Pengantin laki-laki memberikan bunga kepada pengantin perempuan.

(22)

Gambar 14. Proses pembagian jambar juhut yang diberikan kepada pihak yang telah ditentukan.

(23)

Foto-Foto Adat Perkawinan di Medan

Gambar 15. Pengantin Laki-Laki dengan Pengantin Perempuan

(24)
(25)

Lampiran 3 Pedoman Wawancara I. Identitas Informan Nama : ……….. Umur : ……….. Pekerjaan : ……….. Alamat : ……….. II. Pertanyaan-Pertanyaan

Issu Utama Variabel Aspek/Parameter Metode SumberData / Informasi Gambaran Umum Lokasi Penelitian Sejarah Lokasi dan Keadaan Alam a.Asal-usul terbentuknya lokasi tersebut, dilihat dari sejarah lokasinya.

b. Letak geografis, lokasi administratif, jarak dari ibukota, kecamatan/kabupaten, ketinggian di atas permukaan laut dan sebagainya.

c. Letak topografi, luas lokasi, identifikasi batas-batas

desa/kelurahan, dan tata guna tanah. Sumber-sumber sekunder, BPS, Observasi dan Wawancara Mendalam. BPS, Kantor Lurah, Kantor Kepala Desa, Tokoh Masyarakat, dan Warga Biasa. Pola Pemukiman a.Gambaran persebaran pemukiman penduduk? b. Keadaan bangunan rumah penduduk, jalan

Wawancara Observasi. Instansi Pemerintah Daerah Desa/ Kelurahan,

(26)

sudah lama menetap.

Penduduk a. Jumlah penduduk (dalam jiwa, dalam KK, distribusi menurut jenis kelamin dan usia, distribusi menurut agama, distribusi menurut mata pencaharian, distribusi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan). b. Adakah penduduk pendatang, adakah penduduk perantau? BPS, Kantor Kepala Desa, Kantor Lurah, Wawancara , Observasi. Instansi Pemerintah Daerah Desa/ Kelurahan/ Kecamatan, Tokoh Masyarakat, Orang yang sudah lama menetap. Mata Pencaharia n Penduduk a. Indentifikasi semua jenis produk ekonomi, baik itu berasal dari persawahan,

perkebunan dan lain-lain.

b. Identifikasi jenis-jenis pekerjaan/mata pencaharian penduduk (mata pencaharian utama dan sampingan, misalnya wiraswasta, pertanian dan lain-lain.

Observasi, Wawancara Penduduk Biasa, Tokoh Masyarakat. Sarana Publik a. Indentifikasi sarana publik yang ada di desa/kelurahan,

misalnya : sarana pendidikan (sekolah umum, madrasah, dan lainnya), sarana ibadah (masjid, gereja, dan tempat ibadah lainnya), sarana kesehatan (posyandu, puskesmas,

klinik, dan lainnya), sarana perhubungan (bus, angkot, becak, kereta api, dan lainnya), sarana perdagangan dan jasa (toko, bengkel, warung, dan lainnya), sarana olahraga, Data Sekunder, Observasi, Wawancara . Penduduk, Pemerintah Daerah.

(27)

misalnya lapangan sepak bola.

b.Gambaran bagaimana pemanfatan sarana-sarana publik tersebut. Adat dan Tata Cara Perkawina n Batak Toba Proses adat sebelum pesta adat pernikahan a. Bagaimana urutan adat yang harus dilakukan antara paranak dan parboru

sebelum melaksanakan pesta adat pernikahan tersebut?

b.Siapa yang memiliki

peranan dalam mempersiapkan acara

pesta adat itu?

c.Hal pembicaraan mengenai apa saja yang harus ditetapkan oleh kedua belah pihak? d. Apa saja hak dan kewajiban antara paranak dan parboru

sebelum pesta adat itu terselenggara? Wawancara Mendalam. Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat, Penduduk Biasa. Jenis Jambar Juhut

a. Jenis daging hewan apa yang digunakan sebagai jambar juhut? Mengapa daging hewan itu yang digunakan? b. Mengapa mereka masih melestarikan jambar juhut pada saat upacara perkawinan? Apakah bias bila jambar juhut digantikan dalam bentuk uang (jika ya, apa alasannya)?

c. Apakah ada ketentuan yang digunakan dalam menentukan jambar

juhut yang digunakan

Wawancara Mendalam, Observasi Tidak Partisipasi. Pemilik Pesta (Suhut), Tokoh Adat.

(28)

Proses adat dan tata cara pesta adat berlangsun g a. Bagaimana proses tata cara pesta adat pernikahan Batak Toba?

b. Bagaimana proses tata cara pemberian jambar juhut dalam upacara? Jika pihak paranak (penerima gadis) memberikan jambar juhut, maka apa yang akan diberikan oleh pihak parboru (pemberi gadis)?

c. Bagaimana tahap-tahap yang harus dilakukan oleh masing-masing pihak?

d.Bagian-bagian mana saja yang akan dijadikan jambar?

e. Pihak-pihak mana yang berhak menerima dari bagian-bagian hewan tersebut?Apa syarat-syarat yang ditetapkan agar pihak

tersebut berhak menerima jambar juhut

(daging yang sudah dipotong-potong)?

f. Apa kewajiban yang harus dilakukan bagi pihak-pihak yang menerima jambar tersebut? Wawancara Mendalam, Observasi Tidak Partisipasi. Tokoh Adat, Suhut (Pemilik Pesta), Masyarakat Biasa. Bentuk dan Fungsi Tukar-Menukar Jambar Juhut Kekuatan Dalam Benda-Benda Yang Saling Dipertukar- kan?

a.Apakah ada kekuatan yang ada dalam benda-benda yang saling dipertukarkan tersebut? b. Benda-benda apa saja yang dipertukarkan antara sipemberi dan sipenerima?

c. Apakah ada kekuatan yang ada dalam benda-benda yang saling dipertukarkan tersebut? Wawancara Mendalam, Observasi Tidak Partisipasi. Pemilik Pesta (Suhut), Tokoh Adat.

(29)

Prinsip-Prinsip Dari Tukar-Menukar Pemberian a.Apakah sistem pemberian jambar

juhut kepada pihak-pihak tersebut bersifat mengikat/ berdasarkan kontrak dalam hal perkawinan?

b. Apakah ada kewajiban untuk membayar

kembali/mengembalika n pemberian yang telah diterima?

c. Prinsip-prinsip apa yang akan menekankan bahwa pemberian yang diterima itu harus dibalas kembali?

d. Apa fungsi dari bagian-bagian jambar juhut sesuai dengan kedudukan sipenerimanya tersebut? Wawancara Mendalam Tokoh Adat, Masyarakat Biasa

(30)

Lampiran 4

Foto-Foto Adat Perkawinan di Tarutung

Gambar 11. Pengantin laki-laki memberikan bunga kepada pengantin perempuan.

(31)
(32)

Foto-Foto Adat Perkawinan di Medan

Gambar 15. Pengantin Laki-Laki dengan Pengantin Perempuan

(33)
(34)

Tabel 26

Sistem Resiprositas Pada Jambar Juhut di Desa Aek Siansimun dengan di Kelurahan Pulo Brayan Darat I

Obyek

Tarutung Medan

Pemberi Penerima Makna Pemberi Penerima Makna

Hewan babi Hewan babi yang digunakan sebagai jambar juhut dalam upacara Batak Toba di Tarutung maupun di Medan

Pihak Paranak Pihak Parboru Jambar juhut adalah simbol yang menandakan sebagai ucapan terima kasih paranak kepada parboru, karena memberikan putrinya untuk dijadikan istri bagi anak laki-lakinya

Pihak Paranak Pihak Parboru Jambar juhut adalah simbol yang menandakan sebagai ucapan terima kasih paranak kepada parboru, karena memberikan putrinya untuk dijadikan istri bagi anak laki-lakinya

Pihak Parboru Pihak Paranak Jambar tadi

dikembalikan lagi oleh pihak parboru kepada

Pihak Parboru Pihak Paranak Jambar tadi

dikembalikan lagi

oleh pihak parboru kepada

(35)

pihak paranak, sebagai ulu ni dengke mulak. Jambar dikembalikan itu sebagai tanda bahwa antara paranak dengan parboru telah menjadi satu keluarga. pihak paranak, sebagai ulu ni dengke mulak. Jambar dikembalikan itu sebagai tanda bahwa antara paranak dengan parboru telah menjadi satu keluarga.

Dengke (Ikan) Pihak Parboru Pihak Paranak Balasan dari pemberian jambar juhut tadi.

Pihak Parboru Pihak Paranak Balasan dari pemberian jambar juhut tadi.

Ulu (Kepala) ½ Parsanggulan sebelah kanan diberikan oleh raja parhata parboru Boru Bagian parsanggulan adalah bagian yang menandakan bahwa boru adalah pemikul beban. Bagian ini diartikan kepala.

Ulu Parsiamun diberikan raja parhata parboru

Tulang Balasan dari

pemberian jambar juhut tadi. Ulu sebagai bagian yang mengatur dan mengontrol seluruh gerakan pada bagian tubuh lainnya melalui otak. Hal ini menjadikan ½ Parsanggulan sebelah kiri diberikan oleh raja parhata paranak Boru Ulu parhambirang diberikan oleh raja parhata paranak Hula-hula

(36)

tulang, karena tulang dianggap yang memegang peranan penting dalam seluruh kegiatan pesta adat tersebut.

Ihur (Ekor) Ihur diberikan oleh raja parhata parboru

Suhut parboru Bokong adalah sebagai penopang. Gambaran ini melihatkan, bahwa orang tua yang selalu berusaha untuk menopang anaknya sampai mereka membentuk sebuah rumah tangga. Ihur diberikan oleh raja parhata parboru Suhut, dongan tubu

Ihur yang bagian yang sensitif dibahas, karena bagian ini, sebagai tempat untuk berkembang biak. Ihur yang diberikan untuk suhut, sebagai pengganti dari pengorbanan suhut melepaskan anaknya. Osang (Rahang Bawah) Osang diberikan oleh raja parhata parboru

Tulang parboru Tulang sebagai penerima osang, artinya bahwa pesta yang diselenggarakan itu, merupakan tanggung jawab dari pihak tulang.

Osang diberikan

oleh raja parhata parboru

Hula-hula Bagian ini sebagai tanda

penghormatan kepada hula-hula.

(37)

Soit (Pangkal Paha) Hewan ini memiliki empat pangkal paha (4 Soit) Soit dberikan oleh raja parhata parboru Ompung martinodohon

Organ tubuh ini memiliki sifat senyawa. Jadi ditekankan bahwa, antara orang yang berstatus abang beradik tidak bisa sesuka hatinya dalam mempersiapkan akan kebutuhan pesta. Mereka harus seirama, seperti sepasang kaki yang ingin melangkah. Soit diberikan oleh raja parhata parboru 1 Soit untuk dongan sahuta, ½ Soit untuk pariban, ½ Soit untuk punguan huria Bagian ini melambangkan suatu kesatuan sosial yang merupakan satu kesatuan dan pihak yang menyokong dalam melaksanakan suatu acara adat. Soit diberikan

oleh raja parhata

paranak

Suhut Soit diberikan

oleh raja parhata paranak 1 Soit untuk pariban, 1 Soit untuk pangula huria Somba-somba (Rusuk) Somba-somba diberikan oleh raja parhata parboru Hula-hula Hula-hula merupakan pihak yang berhak bertanggung jawab dalam mempersatukan kerabat suhut keturunan ke atas sampai ke bawah. Somba-somba diberikan oleh raja parhata parboru Bona ni ari, bona ni tulang, hula-hula naposo Somba-somba melambangkan rasa penghormatan terhadap pihak tersebut, sehingga terkadang penghormatan itu kelihatan berlebihan. Somba-somba diberikan oleh raja parhata paranak Suhut Somba-somba diberikan oleh raja parhata paranak Tulang, bona ni tulang, bona na marhahanggi, bona na rorobot

(38)

Pohu (Tulang bagian punggung) Pohu diberikan oleh raja parhata parboru Undangan parboru Pohu sebagai jambar tambahan, yang diberikan kepada undangan parboru tanpa terkecuali. Pohu diberikan oleh raja parhata parboru Punguan-punguan

Jambar ini sebagai ucapan terima kasih suhut kepada mereka yang teah menghadiri acara pernikahan anaknya. Pohu diberikan oleh raja parhata paranak Punguan-punguan Panamboli (Punggung) Panamboli diberikan oleh raja parhata paranak Suhut, dongan tubu, dongan sahuta Panamboli sebagai jambar yang diterima oleh panambol

melambangkan kerjasama, antara suhut, dongan tubu dan dongan sahuta, karena telah bersusah payah dalam partisipasinya menyembelih hewan yang disediakan untuk acara adat, serta terlibat demi kelancaran

(39)

perkawinan tersebut. Aliang-aliang (Leher) Aliang-aliang diberikan oleh raja parhata parboru Tulang pengantin perempuan Leher sebagai penghubung

antara bagian atas dengan badan, maka tulang dalam ini sebagai penguhubung di antara hula-hula bila ada perselisihan. Uang Uang digunakan sebagai jambar hepeng

Pihak Paranak Pihak Parboru, yang terdiri dari: 1. Boru 2.Pengetua adat 3. Orang tua pengantin perempuan 4. Abang atau adik orang tua pengantin perempuan 5. Tulang pengantin Uang diberikan sebagai ucapan terim kasih dari paranak kepada parboru, karena parboru telah memberikan ulos kepada paranak. Uang di sini sebagai pengganti dari pembelian ulos mereka.

Pihak Paranak Pihak Parboru, yang terdiri dari: 1. Suhut.

2. Amang tua atau amang uda. 3. Pariban. 4. Tulang.

Uang diberikan sebagai ucapan terim kasih dari paranak kepada parboru, karena parboru telah memberikan ulos kepada paranak. Uang di sini sebagai pengganti dari pembelian ulos mereka.

(40)

7. Ompung dan abang atau adik ompung ibunya. 8. Ompung bapaknya pengantin perempuan. 9. Keturunan cicit. 10. Tulang orang tua perempuan. 11. Abang pengantin perempuan dari keturunan ompung atau cicit. 12. Abang atau adik kandung pengantin perempuan. Ulos Pihak Parboru Pihak Paranak,

yang terdiri dari:

1. Ulos pansamot untuk orang tua pengantin laki-laki. 2. Ulos Sebagai lambang rasa kasih sayang.

Pihak Parboru Pihak Paranak, yang terdiri dari:

1. Ulos

pansamot untuk

orang tua pengantin

laki-laki (dari orang tua pengantin

Sebagai lambang rasa kasih sayang.

(41)

pakhohop untuk pengantin. 3. Ulos sijalo bara untuk abang atau adik orang tua pengantin

laki-laki.

4. Ulos tutup ni ampang untuk bagian adik atau kakak dari bapaknya. 5.Ulos pargomgom untuk nenek pengantin laki-laki yang masih hidup.

6. Ulos

simandokhon untuk adik atau abang pengantin laki-laki yang sudah kawin. perempuan). 2. Ulos hela untuk pengantin. 3. Ulos pamarai untuk amang tua atau amang uda. 4. Ulos tutup ni ampang untuk kakak pengantin laki-laki. 5. Ulos simandokhon untuk abang pengantin laki-laki. 6. Ulos holong untuk suhut paranak (dari undangan). Sarung (mandar)

Suhut parboru Pengantin laki-laki

Sebagai tanda kasih sayang suhut kepada

Suhut parboru Pengantin laki-laki

Sebagai tanda kasih sayang suhut kepada

(42)

Tumpak Dongan tubu, boru, bere, dongan sahuta dari pihak paranak

Pihak Paranak Kewajiban dari dalihan na tolu sebagai bagian dari keluarga suhut, sehingga membantu pengeluaran suhut dalam menyelenggarakan pesta adat itu.

Dongan tubu, boru, bere, dongan sahuta dari pihak paranak

Pihak Paranak Kewajiban dari dalihan na tolu sebagai bagian dari keluarga suhut, sehingga membantu pengeluaran suhut dalam menyelenggarakan pesta adat itu. Beras (Boras) Hula-hula

paranak dan Hula-hula parboru Suhut paranak dari suhut parboru. Sebagai lambang harapan untuk pengantin supaya ke depannya memiliki semangat yang tinggi dalam menjalani kehidupan mereka. Hula-hula paranak dan Hula-hula parboru Suhut paranak dari suhut parboru. Sebagai lambang harapan untuk pengantin supaya ke depannya memiliki semangat yang tinggi dalam menjalani kehidupan mereka. Jambar Hata Parboru, yang

terdiri dari : 1. Hula-hula 2. Dongan sahuta. 3. Boru/bere. 4. Dongan tubu. 5. Suhut parboru. Dalihan na tolu paranak Ucapan terima kasih yang disampaikan oleh pihak parboru kepada pihak paranak, atau sebaliknya, yang telah memberi petuah kepada Parboru, yang terdiri dari : 1. Hula-hula 2. Dongan sahuta. 3. Boru/bere. 4. Dongan tubu. 5. Suhut parboru. Dalihan na tolu paranak Ucapan terima kasih yang disampaikan oleh pihak parboru kepada pihak paranak, atau sebaliknya, yang telah memberi petuah kepada

(43)

Paranak, yang terdiri dari : 1. Hula-hula 2. Dongan sahuta. 3. Boru/bere. 4. Dongan tubu. 5. Suhut parboru. Dalihan na tolu parboru

pengantin dan ikut berperan dalam mempersiapkan pesta itu. Ucapan juga tak luput untuk Tuhan. Ucapan untuk pengantin agar dapat menjalani hari ke depannya dalam membina rumah tangga, agar senantiasa dalam perlindungan Tuhan. Paranak, yang terdiri dari : 1. Hula-hula 2. Dongan sahuta. 3. Boru/bere. 4. Dongan tubu. 5. Suhut parboru. Dalihan na tolu parboru

pengantin dan ikut berperan serta dalam

mempersiapkan pesta itu. Ucapan juga tak luput untuk Tuhan. Ucapan untuk pengantin agar dapat menjalani hari ke depannya dalam membina rumah tangga, agar senantiasa dalam perlindungan Tuhan. Pengantin Dalihan na tolu

paranak dan dalihan na tolu parboru Ucapan terima kasih untuk Tuhan, ucapan terima kasih untuk dalihan na tolu

yang telah mempersiapkan

pesta, serta suhut mereka yang mengorbankan

materi, doa

Pengantin Dalihan na tolu paranak dan dalihan na tolu parboru Ucapan terima kasih untuk Tuhan, ucapan terima kasih untuk dalihan na tolu

yang telah mempersiapkan

pesta perkawinan mereka, serta suhut mereka yang mengorbankan

(44)

Tata Cara Perkawinan dan Pembagian Jambar Juhut

Proses Tarutung Medan

Sebelum Pra Pernikahan 1. Marhori-hori dinding 2. Marhusip

3. Martupol

1. Marhusip 2. Martupol

Pesta Adat Perkawinan 1. Marhata Sinamot dan Marsibuha-buhai 2. Pesta Marunjuk :

• Pemberkatan Nikah • Menerima Tamu

• Pengumpulan Tumpak dan pembagian jambar juhut

• Pembicaraan Adat dan Pembagian Jambar Hepeng • Memberi Ulos • Marhata Sigabe-gabe • Ulaon Sadari 1. Marsibuha-buhai 2. Pesta Marunjuk : • Pemberkatan Nikah • Menerima Tamu

• Pengumpulan Tumpak dan pembagian jambar juhut

• Pembicaraan Adat dan Pembagian Jambar Hepeng

• Memberi Ulos

• Marhata Sigabe-gabe • Ulaon Sadari

(45)

Lebih jelasnya perhatikan Gambar 9 dan Gambar 10 berikut. 1 2 3 4

Gambar 9. Sistem resiprositas antar suhut paranak dengan hula-hula dan borunya

Keterangan :

- B (Suhut), B1 (Boru dari B), B2 Hula-hula dari B

- Panah 1, suhut memberi pada hula-hula jambar juhut, jambar hata, jambar tortor (kalau ada) - Panah 2, hula-hula memberi ulos dan pasu-pasu (berkat yang bernilai magis)

- Panah 3, suhut memberi jambar juhut, jambar ulos, jambar tortor (kalau ada), jambar hata, kepada B

B1 B

(46)

1 2

3 4

Gambar 10. Sistem resiprositas antara suhut parboru dengan hula-hula dan borunya Keterangan :

- A (Suhut Parboru), A1 (Boru dari A), A2 (Hula-hula dari A).

- Panah 1, suhut memberi kepada hula-hula jambar tuhor, jambar juhut, jambar hata dan jambar tortor (kalau ada).

- Panah 2, hula-hula memberi ulos, boras si pir ni tondi, dengke dan pasu-pasu.

- Panah 3, suhut memberi jambar juhut, jambar hata, jambar tuhor, jambar tortor kalau ada serta jambar dengke, yang diterima dari hula-hula A2

- Panah 4, boru memberi beras (ganti mengindahani atau nasi), siuk dan tenaga serta ulos. A

A2

Gambar

Gambar 12. Acara menyerahkan jambar juhut dari paranak kepada parboru.
Gambar 14. Proses pembagian jambar juhut yang diberikan kepada pihak yang  telah ditentukan
Gambar 15. Pengantin Laki-Laki dengan Pengantin Perempuan
Gambar 17. Acara menyerahkan dengke (ikan) dari parboru kepada paranak.
+7

Referensi

Dokumen terkait