• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

A. CABAI BESAR

 Produksi cabai besar segar dengan tangkai tahun 2014 sebesar 272 ton dengan luas panen cabai besar tahun 2014 sebesar 167 hektar, dan rata-rata produktivitas 1,63 ton per hektar. Dibandingkan tahun 2013, terjadi peningkatan produksi sebesar 37 ton (15,88 persen). Peningkatan ini disebabkan oleh naiknya luas panen seluas 44 hektar (35,77 persen), sedangkan produktivitas mengalami penurunan sebesar 0,27 ton per hektar (14,21 persen) dibandingkan tahun 2013.

B. CABAI RAWIT

 Produksi cabai rawit segar dengan tangkai tahun 2014 sebesar 749 ton dengan luas panen seluas 503 hektar, dan rata-rata produktivitas 1,49 ton per hektar. Dibandingkan tahun 2013, terjadi penurunan produksi sebesar 82 ton (9,88 persen). Penurunan ini disebabkan menurunnya produktivitas menurun sebesar 0,18 ton per hektar (10,78 persen), sedangkan luas panen meningkat seluas 6 hektar (1,21 persen).

C. BAWANG MERAH

 Produksi umbi bawang merah dengan daun tahun 2014 sebesar 6 ton, dengan luas panen sebesar 21 hektar, dan rata-rata produktivitas sebesar 0,27 ton per hektar. Dibandingkan tahun 2013, produksi menurun sebesar 11 ton (65,03 persen). Penurunan disebabkan menurunnya produktivitas sebesar 0,08 ton per hektar (22,86 persen) dan luas panen seluas 26 hektar (55,32 persen).

No. 43/08/91/Th. IX, 3 Agustus 2015

P

RODUKSI

C

ABAI

B

ESAR

,

C

ABAI

R

AWIT

,

DAN

B

AWANG

M

ERAH

T

AHUN

2014

PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 272 TON, CABAI RAWIT SEBESAR 749 TON, DAN BAWANG MERAH SEBESAR 6 TON

1. PENDAHULUAN

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura, pasal 1 menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan hortikultura adalah segala hal yang berkaitan dengan buah, sayuran, bahan obat nabati, dan florikultura (tanaman hias). Data produksi tanaman hortikultura yang disajikan dalam Berita Resmi Statistik (BRS) ini hanya mencakup produksi dari tiga komoditas strategis yaitu cabai besar, cabai rawit, dan bawang merah. Data produksi yang disajikan merupakan angka tetap yang dikumpulkan dari laporan per bulan dalam tahun 2014.

(2)

2. METODOLOGI PENGUMPULAN DATA HORTIKULTURA

Pengumpulan data produksi dan luas panen hortikultura dilakukan oleh Kepala Cabang Dinas (KCD)/Mantri Tani/Petugas Pengumpul Data Tingkat Kecamatan dengan metode perkiraan pengamatan lapang. Pengumpulan data menggunakan daftar register kecamatan dan daftar isian Statistik Pertanian Hortikultura (SPH). Daftar nama kecamatan yang digunakan keadaan pada bulan Desember 2013 dengan jumlah kecamatan sebanyak 6.622 kecamatan. Pemeriksaan kelengkapan dan kebenaran isian dokumen SPH dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten/Kota. Hasilnya diserahkan kepada BPS Kabupaten/Kota untuk diolah. Validasi data dilakukan dalam forum sinkronisasi hasil pencatatan dan pengolahan baik di tingkat kabupaten/kota, dan provinsi maupun tingkat nasional.

3. PRODUKSI CABAI BESAR

Produksi cabai besar Provinsi Papua Barat tahun 2014 sebesar 272 ton, mengalami peningkatan sebesar 37 ton (15,88 persen) dibandingkan tahun 2013. Peningkatan produksi cabai besar tahun 2014 sebagian besar disumbang oleh kabupaten Teluk Wondama dan kabupaten Sorong yaitu sebesar 87 ton dan 19 ton.

Gambar 1

Perkembangan Produksi Cabai Besar Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2012–2014

Keterangan : *) Data tahun 2014 tidak termasuk kecamatan yang masuk kabupaten pemekaran (Manokwari Selatan, pegunungan Arfak dan sebagian di Tambrauw) 0 100 200 300 400 500 600 Fakfak Kaimana Teluk Wondama Teluk Bintuni Manokwari *) Sorong Selatan Sorong Raja Ampat Tambrauw Maybrat Manokwari Selatan Pegunungan Arfak Kota Sorong Produksi (Ton) 2014 2013 2012

(3)

Persentase produksi cabai besar pada tahun 2014 menurut kabupaten/kota terbesar terdapat di Manokwari sebesar 41,14 persen dan Teluk Wondama sebesar 32,15 persen. Dalam periode 2012–2014 (Tabel 1), produksi tertinggi di Provinsi Papua Barat terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar 1,09 ribu ton. Luas panen tertinggi pada tahun 2012 seluas 278 hektar. Produktivitas tertinggi untuk Papua Barat pada tahun 2012 sebesar 3,92 ton per hektar.

Tabel 1

Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Cabai Besar Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2012-2014

Absolut (%) Absolut (%) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Fakfak 7 7 23 0 0,00 16 228,57 Kaimana 0 0 0 0 0,00 0 0,00 T. Wondama 19 19 14 0 0,00 - 5 -26,32 T. Bintuni 0 0 0 0 0,00 0 0,00 Manokwari 66 54 47 - 12 -18,18 - 7 -12,96 Sorong Selatan 2 2 2 0 0,00 0 0,00 Sorong 88 10 44 - 78 -88,64 34 340,00 Raja Ampat 62 18 16 - 44 -70,97 - 2 -11,11 Tambrauw 22 0 0 - 22 -100,00 0 0,00 Maybrat 0 0 0 0 0,00 0 0,00 Manokwari Selatan 14 14 ~ Pegunungan Arfak 0 0 ~ Kota Sorong 12 13 7 1 8,33 - 6 -46,15 Papua Barat 278 123 167 - 155 -55,76 44 35,77 Fakfak 4,47 1,91 0,30 -2,56 -57,27 -1,61 -84,29 Kaimana 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 T. Wondama 3,00 1,60 6,24 -1,40 -46,67 4,64 290,00 T. Bintuni 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Manokwari 2,66 1,64 2,38 -1,02 -38,35 0,74 45,12 Sorong Selatan 2,65 0,45 0,60 -2,20 -83,02 0,15 33,33 Sorong 6,44 0,20 0,43 -6,24 -96,89 0,23 115,00 Raja Ampat 1,89 3,94 0,51 2,05 108,47 -3,43 -87,06 Tambrauw 2,38 0,00 0,00 -2,38 -100,00 0,00 0,00 Maybrat 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Manokwari Selatan 1,08 1,08 ~ Pegunungan Arfak 0,00 0,00 ~ Kota Sorong 6,93 2,15 3,17 -4,78 -68,98 1,02 47,44 Papua Barat 3,92 1,90 1,63 -2,02 -51,53 -0,27 -14,21 Fakfak 31 13 7 - 18 -57,19 - 6 -47,76 Kaimana 0 0 0 0 0,00 0 0,00 T. Wondama 57 30 87 - 27 -46,67 57 187,17 T. Bintuni 0 0 0 0 0,00 0 0,00 Manokwari 176 89 112 - 87 -49,57 23 26,07 Sorong Selatan 5 1 1 - 4 -83,02 0 33,33 Sorong 567 2 19 - 565 -99,65 17 840,00 Raja Ampat 117 71 8 - 46 -39,32 - 63 -88,45 Tambrauw 52 0 0 - 52 -100,00 0 0,00 Maybrat 0 0 0 0 0,00 0 0,00 Manokwari Selatan 15 15 ~ Pegunungan Arfak 0 0 ~ Kota Sorong 83 28 22 - 55 -66,35 - 6 -20,71 Papua Barat 1 089 234 272 - 855 -78,48 37 15,88 Perkembangan 2012-2013 2013-2014 Uraian 2012 2013 2014 (1) Luas Panen (ha)

Produktivitas (Ton/ha)

Produksi (Ton)

Keterangan: - Bentuk hasil produksi cabai besar adalah buah segar dengan tangkai

(4)

Perkembangan produksi cabai besar per triwulan dari tahun 2012 ke tahun 2014 disajikan pada Tabel 2. Pada periode tahun 2013-2014, penurunan produksi cabai besar terjadi pada triwulan I dan triwulan II masing-masing sebesar 47 ton (57,39 persen) dan 29 ton (37,24 persen). Sedangkan pada triwulan III dan triwulan IV mengalami peningkatan produksi masing-masing sebesar 22 ton (40,82 persen) dan 91 ton (428,17 persen).

Tabel 2

Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Cabai Besar Menurut Triwulan Tahun 2012-2014

Absolut (%) Absolut (%) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Triwulan I 78 52 43 - 26 -33,33 - 9 -17,31 Triwulan II 102 57 58 - 45 -44,12 1 1,75 Triwulan III 101 37 70 - 64 -63,37 33 89,19 Triwulan IV 90 23 64 - 67 -74,44 41 178,26 Triwulan I 3,13 1,56 0,80 -1,57 -50,16 -0,76 -48,72 Triwulan II 2,51 1,38 0,85 -1,13 -45,02 -0,53 -38,41 Triwulan III 2,76 1,44 1,07 -1,32 -47,83 -0,37 -25,69 Triwulan IV 3,45 0,93 1,76 -2,52 -73,04 0,83 89,25 Triwulan I 244 81 35 - 163 -66,71 - 47 -57,39 Triwulan II 256 78 49 - 178 -69,38 - 29 -37,24 Triwulan III 279 53 75 - 225 -80,83 22 40,82 Triwulan IV 310 21 113 - 289 -93,14 91 428,17 Uraian 2012 2013 2014 Perkembangan 2012-2013 2013-2014 (1) Luas Panen (ha)

Produktivitas (Ton/ha)

Produksi (Ton)

Keterangan: - Bentuk hasil produksi cabai besar adalah buah segar dengan tangkai

- Cabai besar terdiri dari cabai merah besar, cabai hijau besar, cabai merah keriting, dan cabai hijau keriting

Pola luas panen cabai besar pada tahun 2014 (Gambar 2) menunjukkan pola yang sama dengan pola tahun 2012 dimana peningkatan terjadi sampai pada triwulan III dan menurun pada triwulan IV. Hal ini berbeda dengan pola luas panen pada tahun 2013, yang menunjukan peningkatan sampai dengan triwulan II kemudian menurun hingga ke triwulan IV.

Gambar 2

Pola Luas Panen Cabai Besar, 2012–2014

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

2012 78 102 101 90 2013 52 57 37 23 2014 43 58 70 64 0 20 40 60 80 100 120 140 160 Lu as P an e n ( H e kt ar )

(5)

4. PRODUKSI CABAI RAWIT

Produksi cabai rawit tahun 2014 (Gambar 3) sebesar 749 ton, mengalami penurunan sebanyak 82 ton (9,88 persen) dibandingkan tahun 2013. Penurunan produksi cabai rawit dari tahun 2013 ke tahun 2014 terjadi di hampir semua kabupaten/kota kecuali Kabupaten Fak-fak, Teluk Wondama, Manokwari dan Manokwari Selatan. Penurunan produksi cabai rawit pada tahun 2014 yang relatif besar terjadi di Kabupaten Tambrauw, Maybrat, dan Raja Ampat.

Persentase produksi cabai rawit tahun 2014 terbesar terdapat di Kabupaten Teluk Wondama (34,49 persen) dan Kabupaten Teluk Bintuni (26,84 persen). Dalam periode 2012– 2014 (Tabel 3), Produksi cabai rawit tertinggi di Papua Barat terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar 1,65 ribu ton. Luas panen tertinggi di Papua Barat terjadi pada tahun 2012 seluas 632 hektar. Produktivitas tertinggi untuk Papua Barat terjadi pada tahun 2012 sebesar 2,61 ton per hektar.

Gambar 3

Perkembangan Produksi Cabai Rawit Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2012–2014

Keterangan : *) Data tahun 2014 tidak termasuk kecamatan yang masuk kabupaten pemekaran (Manokwari Selatan, pegunungan Arfak dan sebagian di Tambrauw) 0 100 200 300 400 500 600 Fakfak Kaimana Teluk Wondama Teluk Bintuni Manokwari *) Sorong Selatan Sorong Raja Ampat Tambrauw Maybrat Manokwari Selatan Pegunungan Arfak Kota Sorong Produksi (Ton) 2014 2013 2012

(6)

Tabel 3.

Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Cabai Rawit Menurut Kabupaten/Kota, 2012-2014 Absolut (%) Absolut (%) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Fakfak 12 8 64 - 4 -33,33 56 700,00 Kaimana 7 5 2 - 2 -28,57 - 3 -60,00 T. Wondama 48 29 52 - 19 -39,58 23 79,31 T. Bintuni 73 87 79 14 19,18 - 8 -9,20 Manokwari 74 70 60 - 4 -5,41 - 10 -14,29 Sorong Selatan 9 5 2 - 4 -44,44 - 3 -60,00 Sorong 270 105 111 - 165 -61,11 6 5,71 Raja Ampat 68 30 24 - 38 -55,88 - 6 -20,00 Tambrauw 27 37 0 10 37,04 - 37 -100,00 Maybrat 11 78 72 67 609,09 - 6 -7,69 Manokwari Selatan 8 8 ~ Pegunungan Arfak 0 0 ~ Kota Sorong 33 43 29 10 30,30 - 14 -32,56 Papua Barat 632 497 503 - 135 -21,36 6 1,21 Fakfak 4,31 2,79 0,44 -1,52 -35,27 -2,35 -84,23 Kaimana 2,69 2,20 5,00 -0,49 -18,22 2,80 127,27 T. Wondama 4,20 1,64 4,97 -2,56 -60,95 3,33 203,05 T. Bintuni 3,07 3,04 2,54 -0,03 -0,98 -0,50 -16,45 Manokwari 2,70 1,17 1,51 -1,53 -56,67 0,34 29,06 Sorong Selatan 1,91 4,12 4,90 2,21 115,71 0,78 18,93 Sorong 2,04 0,59 0,49 -1,45 -71,08 -0,10 -16,95 Raja Ampat 1,47 1,03 0,51 -0,44 -29,93 -0,52 -50,49 Tambrauw 3,19 0,65 0,00 -2,54 -79,62 -0,65 -100,00 Maybrat 2,98 2,44 0,46 -0,54 -18,12 -1,98 -81,15 Manokwari Selatan 1,01 1,01 ~ Pegunungan Arfak 0,00 0,00 ~ Kota Sorong 5,11 1,77 1,50 -3,34 -65,36 -0,27 -15,25 Papua Barat 2,61 1,67 1,49 -0,94 -36,02 -0,18 -10,78 Fakfak 52 22 28 - 29 -56,87 6 27,35 Kaimana 19 11 10 - 8 -41,49 - 1 -9,09 T. Wondama 202 48 258 - 154 -76,34 211 441,51 T. Bintuni 224 265 201 41 18,06 - 64 -24,09 Manokwari 200 82 91 - 118 -59,02 9 10,64 Sorong Selatan 17 21 10 3 19,77 - 11 -52,43 Sorong 551 62 54 - 489 -88,77 - 8 -12,30 Raja Ampat 100 31 12 - 69 -68,97 - 19 -60,65 Tambrauw 86 24 0 - 62 -71,89 - 24 -100,00 Maybrat 33 190 33 157 479,27 - 157 -82,63 Manokwari Selatan 8 8 ~ Pegunungan Arfak 0 0 ~ Kota Sorong 169 76 44 - 93 -55,01 - 32 -42,69 Papua Barat 1 651 831 749 - 820 -49,67 - 82 -9,88 Perkembangan 2012-2013 2013-2014 Uraian 2012 2013 2014 (1) Luas Panen (ha)

Produktivitas (Ton/ha)

Produksi (Ton)

Keterangan: - Bentuk hasil produksi cabai rawit adalah buah segar dengan tangkai - Cabai rawit terdiri dari cabai rawit merah dan cabai rawit hijau

(7)

Perkembangan produksi cabai rawit per triwulan dari tahun 2012 ke tahun 2014 disajikan pada Tabel 4. Pada periode tahun 2013-2014, penurunan produksi cabai rawit terjadi pada triwulan I dan triwulan II masing-masing sebesar 147 ton (52,09 persen) dan 29 ton (13,28 persen). Sedangkan pada triwulan III dan triwulan IV mengalami peningkatan produksi masing-masing sebesar 37 ton (20,97 persen) dan 57 ton (37,59 persen).

Tabel 4.

Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Cabai Rawit Menurut Triwulan, 2012-2014 Absolut (%) Absolut (%) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Triwulan I 176 233 151 57 32,39 - 82 -35,19 Triwulan II 221 209 174 - 12 -5,43 - 35 -16,75 Triwulan III 239 128 234 - 111 -46,44 106 82,81 Triwulan IV 199 113 165 - 86 -43,22 52 46,02 Triwulan I 1,79 1,21 0,90 -0,58 -32,40 -0,31 -25,62 Triwulan II 1,90 1,05 1,10 -0,85 -44,74 0,05 4,76 Triwulan III 2,06 1,38 0,91 -0,68 -33,01 -0,47 -34,06 Triwulan IV 2,14 1,35 1,27 -0,79 -36,92 -0,08 -5,93 Triwulan I 314 283 135 - 32 -10,06 - 147 -52,09 Triwulan II 420 220 191 - 200 -47,67 - 29 -13,28 Triwulan III 492 176 213 - 316 -64,22 37 20,97 Triwulan IV 425 153 210 - 272 -64,08 57 37,59 Uraian 2012 2013 2014 Perkembangan 2012-2013 2013-2014 (1) Luas Panen (ha)

Produktivitas (Ton/ha)

Produksi (Ton)

Keterangan: - Bentuk hasil produksi cabai rawit adalah buah segar dengan tangkai - Cabai rawit terdiri dari cabai rawit merah dan cabai rawit hijau

Gambar 4 menunjukkan bahwa luas panen cabai rawit selama periode 2012-2014 memiliki pola yang sedikit berbeda. Pola luas panen tahun 2014 hampir sama dengan tahun 2012 dimana peningkatan luas panen terjadi hingga triwulan III kemudian menurun pada triwulan IV. Sedangkan pola luas panen tahun 2013, penurunan produksi terjadi dari triwulan ke triwulan berikutnya.

Gambar 4

Pola Luas Panen Cabai Rawit, 2012–2014

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

2012 176 221 239 199 2013 233 209 128 113 2014 151 174 234 165 50 100 150 200 250 Lu as P an e n ( H e kt ar )

(8)

5. PRODUKSI BAWANG MERAH

Produksi bawang merah tahun 2014 sebesar 6 ton, mengalami penurunan sebanyak 11 ton (65,03 persen) dibandingkan pada tahun 2013. Penurunan produksi tersebut disebabkan menurunnya luas panen dan produktivitas masing-masing seluas 26 hektar (55,32 persen) dan sebesar 0,08 ton per hektar (22,86 persen).

Daerah penghasil bawang merah selama kurun waktu 2012–2014 di Papua Barat yaitu Kabupaten Manokwari, Sorong, Tambrauw, Maybrat, dan Manokwari Selatan. Produksi bawang merah di semua kabupaten penghasil mengalami penurunan, dimana yang terbesar adalah kabupaten Manokwari (84,76 persen) dan kabupaten Maybrat (82,76 persen). Kabupaten Sorong dan Tambrauw pada tahun 2014 sudah tidak ada lagi produksi bawang merah.

Gambar 5

Perkembangan Produksi Bawang Merah Menurut Kabupaten/Kota, 2012–2014

Keterangan : *) Data tahun 2014 tidak termasuk kecamatan yang masuk kabupaten pemekaran (Manokwari Selatan, pegunungan Arfak dan sebagian di Tambrauw) 0 20 40 60 80 100 120 Fakfak Kaimana Teluk Wondama Teluk Bintuni Manokwari *) Sorong Selatan Sorong Raja Ampat Tambrauw Maybrat Manokwari Selatan Pegunungan Arfak Kota Sorong Produksi (Ton) 2014 2013 2012

(9)

Persentase produksi bawang merah tertinggi Papua Barat tahun 2014 menurut kabupaten/kota hanya terdapat di 2 kabupaten saja, yaitu Kabupaten Manokwari Selatan (54,39 persen) dan Manokwari (28,07 persen). Produksi dan produktivitas tertinggi di Papua Barat dicapai pada tahun 2012, dimana produksi mencapai 189 ton dan produktivitas mencapai 3,04 ton per hektar. Sementara luas panen tertinggi yaitu sebesar 62 hektar dicapai pada tahun 2012 (Tabel 5).

Tabel 5.

Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Bawang Merah Menurut Kabupaten/Kota, 2012-2014 Absolut (%) Absolut (%) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Fakfak 0 0 0 0 0,00 0 0,00 Kaimana 0 0 0 0 0,00 0 0,00 T. Wondama 0 0 0 0 0,00 0 0,00 T. Bintuni 0 0 0 0 0,00 0 0,00 Manokwari 21 36 4 15 71,43 - 32 -88,89 Sorong Selatan 0 0 0 0 0,00 0 0,00 Sorong 19 0 0 - 19 -100,00 0 0,00 Raja Ampat 0 0 0 0 0,00 0 0,00 Tambrauw 4 0 0 - 4 -100,00 0 0,00 Maybrat 18 11 5 - 7 -38,89 - 6 -54,55 Manokwari Selatan 12 12 ~ Pegunungan Arfak 0 0 ~ Kota Sorong 0 0 0 0 0,00 0 0,00 Papua Barat 62 47 21 - 15 -24,19 - 26 -55,32 Fakfak 0,00 0,00 0,00 0 0,00 0 0,00 Kaimana 0,00 0,00 0,00 0 0,00 0 0,00 T. Wondama 0,00 0,00 0,00 0 0,00 0 0,00 T. Bintuni 0,00 0,00 0,00 0 0,00 0 0,00 Manokwari 1,40 0,29 0,40 -1,11 -79,29 0 37,93 Sorong Selatan 0,00 0,00 0,00 0 0,00 0 0,00 Sorong 6,19 0,00 0,00 -6,19 -100,00 0 0,00 Raja Ampat 0,00 0,00 0,00 0 0,00 0 0,00 Tambrauw 1,00 0,00 0,00 - 1 -100,00 0 0,00 Maybrat 2,08 0,53 0,20 -1,55 -74,52 -0,33 -62,26 Manokwari Selatan 0,26 0,26 ~ Pegunungan Arfak 0,00 0 ~ Kota Sorong 0,00 0,00 0,00 0 0,00 0 0,00 Papua Barat 3,04 0,35 0,27 -2,69 -88,49 -0,08 -22,86 Fakfak 0 0 0 0 0,00 0 0,00 Kaimana 0 0 0 0 0,00 0 0,00 T. Wondama 0 0 0 0 0,00 0 0,00 T. Bintuni 0 0 0 0 0,00 0 0,00 Manokwari 30 11 2 - 19 -64,41 - 9 -84,76 Sorong Selatan 0 0 0 0 0,00 0 0,00 Sorong 118 0 0 - 118 -100,00 0 0,00 Raja Ampat 0 0 0 0 0,00 0 0,00 Tambrauw 4 0 0 - 4 -100,00 0 0,00 Maybrat 37 6 1 - 32 -84,49 - 5 -82,76 Manokwari Selatan 3 3 ~ Pegunungan Arfak 0 0 ~ Kota Sorong 0 0 0 0 0,00 0 0,00 Papua Barat 189 16 6 - 172 -91,36 - 11 -65,03 Perkembangan 2012-2013 2013-2014 Uraian 2012 2013 2014 (1)

Luas Panen (ha)

Produktivitas (Ton/ha)

Produksi (Ton)

(10)

Perkembangan produksi bawang merah per triwulan dari tahun 2012 ke tahun 2014 ditunjukkan pada Tabel 6. Pada periode 2013-2014, penurunan produksi terjadi pada setiap triwulan, yaitu triwulan I sebesar 3 ton (59,65 persen), triwulan II sebesar 6 ton (82,86 persen, triwulan III sebesar 2 ton (44,44 persen).

Tabel 6.

Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Bawang Merah Menurut Triwulan, 2012-2014 Absolut (%) Absolut (%) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Triwulan I 32 14 4 - 18 -56,25 - 10 -71,43 Triwulan II 7 20 6 13 185,71 - 14 -70,00 Triwulan III 11 13 10 2 18,18 - 3 -23,08 Triwulan IV 12 0 1 - 12 -100,00 1 0,00 Triwulan I 3,89 0,41 0,58 -3,48 -89,46 0,17 41,46 Triwulan II 2,06 0,35 0,20 -1,71 -83,01 -0,15 -42,86 Triwulan III 2,13 0,28 0,20 -1,85 -86,85 -0,08 -28,57 Triwulan IV 2,20 0,00 0,20 -2,20 -100,00 0,20 0,00 Triwulan I 124 6 2 - 119 -95,42 - 3 -59,65 Triwulan II 14 7 1 - 7 -51,39 - 6 -82,86 Triwulan III 23 4 2 - 20 -84,62 - 2 -44,44 Triwulan IV 26 0 0 - 26 -100,00 0 0,00 (1)

Luas Panen (ha)

Produktivitas (Ton/ha)

Produksi (Ton)

Uraian 2012 2013 2014

Perkembangan

2012-2013 2013-2014

Keterangan: bentuk hasil produksi bawang merah adalah umbi kering panen dengan daun

Pola luas panen bawang merah sejak tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 cenderung berbeda. Pola luas panen bawang merah tahun 2014 lebih mendekati pola tahun 2013. Puncak panen tahun 2014 terjadi di triwulan III dan tahun 2013 pada triwulan II, sedangkan triwulan I merupakan puncak panen pada tahun 2012 (Gambar 6).

Gambar 6

Pola Luas Panen Bawang Merah, Tahun 2012–2014

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

2012 32 7 11 12 2013 14 20 13 0 2014 4 6 10 1 0 5 10 15 20 25 30 35 Lu as P an e n ( H e kt ar )

(11)

Tabel 7

Perkembangan Produksi Cabai Besar, Cabai Rawit, dan Bawang Merah Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2013-2014 (Ton)

Absolut

(%)

Absolut (%)

Absolut (%)

(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

1 Fakfak

13

7

- 6

-47,76

22

28

6

27,35

0

0

0

0,00

2 Kaimana

0

0

0

0,00

11

10

- 1

-9,09

0

0

0

0,00

3 T. Wondama

30

87

57

187,17

48 258 211

441,51

0

0

0

0,00

4 T. Bintuni

0

0

0

0,00

265 201

- 64

-24,09

0

0

0

0,00

5 Manokwari

89 112

23

26,07

82

91

9

10,64

11

2

- 9

-84,76

6 Sorong Selatan

1

1

0

33,33

21

10

- 11

-52,43

0

0

0

0,00

7 Sorong

2

19

17

840,00

62

54

- 8

-12,30

0

0

0

0,00

8 Raja Ampat

71

8

- 63

-88,45

31

12

- 19

-60,65

0

0

0

0,00

9 Tambrauw

0

0

0

0,00

24

0

- 24 -100,00

0

0

0

0,00

10 Maybrat

0

0

0

0,00

190

33 - 157

-82,63

6

1

- 5

-82,76

11 Manokwari Selatan

15

15

~

8

8

~

3

3

~

12 Pegunungan Selatan

0

0

~

0

0

~

0

0

~

71 Kota Sorong

28

22

- 6

-20,71

76

44

- 32

-42,69

0

0

0

0,00

Papua Barat

234 272

37

15,88

831 749

- 82

-9,88

16

6

- 11

-65,03

Cabai Rawit

2013 2014

2013-2014

Bawang Merah

2013 2014

2013-2014

2013-2014

Uraian

(1)

2013 2014

Cabai Besar

Keterangan: Bentuk hasil produksi cabai besar adalah buah segar dengan tangkai Bentuk hasil produksi cabai rawit adalah buah segar dengan tangkai Bentuk hasil produksi bawang merah adalah umbi kering panen dengan daun

(12)

BPS PROVINSI PAPUA BARAT

Jl. Trikora Sowi IV No. 9, Manokwari, Papua Barat – 98315 Telepon: 0986-2702414, Fax: 0986-213038

E-mail: bps9100@bps.go.id, bps9100@yahoo.co.id Informasi lebih lanjut hubungi:

Bidang Statistik Produksi

u.p. Melianus Y. Wamafma, SE Telepon: 0986-213995

E-mail: produksi9100@gmail.com, atau kasiepertanian9100@bps.go.id

Gambar

Gambar 4 menunjukkan bahwa luas panen cabai rawit selama periode 2012-2014 memiliki  pola yang sedikit berbeda

Referensi

Dokumen terkait

Métode déskriptif nya éta panalungtikan anu mangrupa akumulasi data dasar dina cara déskriptif wungkul, teu nguji hipotésis, teu nyieun ramalan, atawa teu meunangkeun

Mampu mengelola riset yang hasilnya berpotensi untuk diaplikasikan untuk menyelesaikan permasalahan manusia (khususnya permasalahan perkotaan) dengan menggunakan

Sifat penelitian dalam skripsi ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara tepat sifat–sifat suatu individu, keadaan, gejala atau

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh spiritual leadership terhadap kepuasan kerja dan kinerja manajer Bank Syariah di Surabaya.. Populasi dalam

Berdasarkan uraian pada sebelumnya maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “ Pengaruh Pelaksanaan Promosi terhadap Pengambilan Keputusan

Penelitian ini dilakukan pada PT.Bank BRI Syariah Pekanbaru dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan pembiayaan

Berdasarkan hasil pengamatan pada sifat produksi dan kualitas telur yang dihasilkan dapat diketahui bahwa kestabilan dari sifat produksi itik Alabio cukup tinggi bahkan

Volume Administrasi Obat (VAO) untuk hewan uji tikus putih yang digunakan dalam penelitian ini dihitung berdasarkan bobot tikus tepat sebelum pengujian