• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PERILAKU CARING DI RUANG IGD RSUD PROF.DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PERILAKU CARING DI RUANG IGD RSUD PROF.DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO - repository perpustakaan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Caring adalah salah satu tindakan keperawatan yang dinlakukan setia hari

secara terus menerus, tulus, ikhlas, peduli dengan masalah pasien yang di hadapi (Watson,2011). Dalam memberikan pelayanan keperawatan, perlu diperhatikan tiga aspek yakni care, cure, dan core. Proporsi pelayanan yang di berikan sebanyak tiga perempatnya adalah caring (tindakan yang berfokus pada kenyaman dan kepuasan bagi klien selama di rawat), sedangkan seperempatnya curing (tindakan pengobatan yang di berikan dalam proses penyembuhan) (Lydia,2011).

Perilaku caring perawat merupakan hal yang penting bagi pasien sebagai pengguna jasa dalam pelayanan keperawatan yang akan membantu salah satu proses dari kesembuhan pasien itu sendiri. Perilaku caring adalah fokus utama dalam praktik dari keperawatan. Caring mengandung nilai humanistik, menghormati kebebasan manusia, menekankan pada peningkatan kemampuan dan kemandirian, peningkatan pengetahuan dan menghargai setiap orang (Laila, 2011).

Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

(2)

terutama dalam praktik keperawatan. Tindakan caring atau perilaku caring bertujuan untuk memberikan asuhan fisik dan memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien. Kemudian caring juga menekankan harga diri individu, artinya dalam melakukan praktik keperawatan, perawat senantiasa selalu menghargai klien dengan menerima kelebihan maupun kekurangan klien sehingga bisa memberikan pelayanan kesehatan yang tepat, (Sartika, 2010).

Salah satu tantangan untuk profesi pekerjaan merupakan beban kerja. Setiap pekerjaan atau profesi memiliki beban kerja masing-masing. Beban kerja adalah sejumlah target pekerjaan atau hasil yang harus dicapaidalam suatu satuan waktu (Kep. Menpan No.75/2004). Menurut Marquis dan Houston (2010) beban kerja perawat adalah seluruh kegiatan atau aktifitas yang dilakukan oleh seorang perawat selama bertugas di suatu unitpelayanan keperawatan. Salah satu profesi yang memiliki beban kerja tinggi adalah perawat. Profesi perawat di Rumah Sakit memiliki tekanan tersendiri baik dari atasan maupun tekanan lingkungan kerja seperti dari pasien atau keluarga pasien (Simarmata, 2010).

(3)

melakukan kesalahan yang menyebabkan kejadian pasien jatuh pada saat perawat bertugas. Kone (2007) menyatakan bahwa rumah sakit dengan tenaga perawat yang kurang menghadapi resiko terhadap hal-hal yang merugikan bagi pasien, seperti angka kejadian infeksi, shock. Tetapi jumlah perawat yang adekuat akan menurunkan resiko kematian, pengunduran diri dan kepuasan kerja, sedangkan menurut Tarnow, Hauc, Warden dan Shearer (2000) kelebihan beban kerja menyebabkan terjadinya kesalahan dalam tindakan keperawatan dan pengobatan oleh karena faktor human error/iatrogenic, komplikasi, lambat dalam memberikan kebutuhan klien, menghentikan ventilasi mekanik belum pada waktunya, menjadi faktor yang berkonstribusi terhadapakibat yang merugikan.

Peraturan kementerian kesehatan Nomor 262/Men-Kes/Per/VII/1979 menetapkan bahwa perbandingan jumlah tempat tidur rumah sakit dibandingkan dengan jumlah perawat berbanding 3-4 : 2. Jumlah tenaga keperawatan dibandingkan dengan pasien adalah 5 : 9 untuk setiap sift. Bila jumlah tenaga perawat tidak sesuai dengan jumlah pasien mengakibatkan beban tugas perawat berlebih selama memberikan pelayanan keperawatan (Depkes RI,1998).

(4)

tinggi akan mempunyai stres yang ditimbulkan di tempat kerja, hal ini menjadikan iklim tempat kerja tidak kondusif (Soschalski, 2004).

Dampak suatu beban kerja yang terlalu berat bagi perawat di rumah sakit adalah menjadikan produktivitas dalam pelayanan kesehatan dan pemberian asuhan keperawatan tidak optimal. Stres tempat kerja yang akan membuat iklim antara rekan kerja juga akan menjadi tidak sehat, karena masing-masing individu mempunyai respon yang berbeda terhadap tingginya beban kerja. Hal tersebut akan berpengaruh pada penegakan perilaku caring, tingginya masalah dan beban kerja pada akhirnya akan mengakibatkan proses caring kepada pasian tidak dilakukan secara optimal (Shearer, 2000).

Menurut Simarmata (2010), tingginya peran perawat dapat berpengaruh positif dan negatif di dalam pelayanan kesehatan. Hal ini dikarenakan intensitas pertemuan atau interaksi perawat lebih banyak sehingga perawat sangat berpengaruh dalam pemberian pelayanan kesehatan. Perawat merupakan tenaga kesehatan yang menggunakan pendekatan humanistik. Menurut Dwidiyanti (2007), pendekatan humanistik merupakan aspek keperawatan tradisional dari caring, yang diwujudkan dalam pengertian dan tindakan. Sedangkan menurut Simarmata (2010), pendekatan humanistik mencakup bio, psiko, dan sosial individu.

(5)

pasien setelah menerima pelayanan dan melakukan perbandingan yang mencakup perbedaan antara harapan dan hasil yang dirasakan. Jika perawat tidak mengerti dan peduli dengan pasien maka kualitas perawat yang seperti ini akan mengakibatkan pengaruh yang negatif dalam pelayanan kesehatan.

Perawat harus dapat memberikan efek yang positif dalam memberikan pelayanan kesehatan untuk meningkatkan kualitas perawat. Watson (1998) dalam Nurrachman (2000) mengatakan bahwa perawat harus dapat meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif pasien, dan perawat juga harus dapat untuk memberikan waktunya dalam mendengarkan keluhan dan perasaan pasien. Selain itu perawat juga harus mengedepankan nilai humanistik pasien, memberikan lingkungan fisik yang nyaman kepada pasien, dan mengembangkan hubungan saling percaya.

(6)

pada sistem professional care-nya. Sedangkan menurut Shoffner (2003), caring juga diartikan sebagai sikap saling peduli yang memudahkan diperolehnya kesehatan dan pemulihan.

Beban kerja yang terlalu tinggi seringkali perawat hanya sekedar menyelesaikan tugas-tugas mereka tanpa menggunakan konsep dan perilaku caring secara tepat. Caring perawat merupakan salah satu hal yang esensial bagi seorang perawat dalam pelayanan keperawatan bagi para pasien. Caring menjadi dasar utama untuk proses pelayanan pasien di rumah sakit. Perilaku caring perawat terdiri dari komunikasi teraupetik, penerapan nilai – nilai humanistik, sentuhan, kasih sayang dan lain-lain. Namun terkadang perawat tidak menerapkan perilaku caring secara benar. Hal tersebut dikarenakan tuntutan kerja dan jumlah pasien menjadi salah satu alasan utama perawat. Seharusnya perilaku caring harus tetap dijaga dan diterapkan dengan baik karena perilaku caring merupakan aspek yang sangat fundamental bagi perawat. Alasan para perawat seringkali mengabaikan perilaku caring adalah beban kerja yang terlalu tinggi dan juga jumlah pasien yang terlalu banyak, tetapi hal tersebut tidak dapat menjadi alasan untuk tidak menerapkan perilaku caring (Simarmata, 2010).

(7)

perilaku caring adalah komunikasi teraupetik, dan perhatian tentang nilai humanis pasien. Contohnya perawat tidak menjelaskan prosedur tindakan terlebih dahulu ketika akan melakukan tindakan kepada pasien.

(8)

Perilaku caring perawat masih belum optimal dilakukan oleh perawat di ruang IGD, hal tersebut beralasan jika menerapkan perilaku caring yang sesuai dengan teori maka akan memperlambat kinerja dan keefisienan dalam melakukan suatu tindakan keperawatan. Hal tersebut menjadi alasan bagi sebagian perawat yang diwawancarai, dari 15 orang perawat 11 diantaranya mengatakan hal yang sama yaitu jika mengaplikasi perilaku caring maka waktu yang dibutuhkan akan menjadi lama dalam melakukan suatu tindakan keperawatan seperti contohnya mereka tidak melakukan pra interaksi dengan lengkap tahap interaksi yang dikerjakan dengan tergesa-gesa, sedangkan 4 orang menjawab perilaku caring dapat di aplikasikan tanpa mengganggu waktu melakukan tindakan keperawatan.

Dari latar belakang dan fenomena tersebut diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan antara Beban Kerja Perawat

dengan perilaku Caring Perawat di ruang IGD RSUD PROF. dr. Margono Soekarjo, Purwokerto”.

B. Rumusan Masalah

(9)

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara beban kerja perawat dengan perilaku caring perawat di Ruang IGD RSUD PROF. dr. Margono Soekarjo, Purwokerto. 2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran karakteristik responden IGD RSUD PROF. dr. Margono Soekarjo Purwokerto.

b. Mengetahui beban kerja perawat di ruang IGD RSUD PROF. dr. Margono Soekarjo Purwokerto.

c. Mengetahui perilaku caring perawat di ruang IGD RSUD PROF. dr. Margono Soekarjo Purwokerto.

d. Mengetahui hubungan antara beban kerja dengan perilaku caring perawat di ruang IGD RSUD PROF. dr. Margono Soekarjo, Purwokerto.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ilmu Keperawatan

Sebagai bahan pembelajaran untuk dunia keperawatan khususnya manajemen keperawatan.

2. Bagi Tenaga Kerja

Sebagai bahan informasi tentang hubungan beban kerja dengan perilaku caring perawat.

3. Bagi Institusi

(10)

4. Bagi Penulis

Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman tentang hubungan beban kerja dengan Perilaku caring perawat di IGD RSUD PROF. dr. Margono Soekarjo, Purwokerto.

E. Penelitian Terkait

Penelitian yang hampir sama dengan penelitian ini antara lain :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Simarmata (2010), tentang Perilaku Caring Perawat dalam Memberikan Asuhan Keperawatan pada Pasien Gangguan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumetera, Medan. Metode penelitian dengan menggunakan teknik simple random sampling sebanyak 36 responden Hasil dari penelitian ini didapat hasil bahwa perilaku caring perawat terhadap pasien di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Medan menunjukkan perilaku caring yang cukup baik. Persamaan penelitian ini terletak pada pemahaman dan pengkajian tentang perilaku caring perawat, sedangkan perbedaannya terletak pada waktu, cara dan variable terikat.

(11)

mempersepsikan pelaksanaan perilaku caring perawat pelaksana dengan kategori rendah yaitu 54,2%. Beban kerja lebih dari standar waktu optimum produktif (80%) terutama pada shift pagi 95,13% diikuti shift sore 93,45% dan shift malam 71,58% serta rata-rata dari ketiga shift ini adalah 86,2%. Tidak ada hubungan yang signifikan antara karakteristik klien dengan persepsi terhadap pelaksanaan perilaku caring perawat pelaksana. Hasil uji t independen menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan pelaksanaan perilaku caring perawat pelaksana (p value ,004). Persamaan pada penilitian ini terletak pada variabel bebas dan variabel terikat sedangkan perbedaan terletak pada waktu dan tempat penelitian, variabel bebas, sampel penelitian, dan analisa data

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan Ketentuan Umum Fatwa Dewan Syariah Nasional yang dapat dijadikan acuan dalam penjualan barang jaminan

kerja yang akan bekerja di luar negeri menjadi korban dengan janji.. berbagai kemudahan untuk dapat bekerja diluar negeri, termasuk

Tahun 1953 IBM yang merupakan pabrik peralatan punchcard membuat IBM seri 701 yaitu komputer pertama IBM dengan konsep stored program digunakan untuk keperluan aplikasi

Tuz devided the learner in to two group (experiment and control). The former was given picture containing sentences with psychological verb order as stimuli. The finding showed

Mengetahui potensi resiko kecelakaan kerja apa yang paling tinggi pada Proyek Pengadaan Konstruksi Gedung Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Blora2. Mengetahui

efisiensi waktu suatu algoritma: menghitung jumlah waktu eksekusi operasi dasar dalam algoritma dengan input ukuran n..

Aturan yang sudah sama adalah : metode akuntansi penggabungan, pencatatan investasi, penyusutan asset, penilaian persediaan, akuntansi kemungkinan kerugian, pajak yang

Berkaitan dengan hal tersebut, penulis juga dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek yang berjudul “Proses Produksi dan Pengawasan Mutu Produk Pastry Kitchen di