• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN POLA ASUH ORANG TUA PADA REMAJA YANG MELAKUKAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAMBARAN POLA ASUH ORANG TUA PADA REMAJA YANG MELAKUKAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN POLA ASUH ORANG TUA

PADA REMAJA YANG MELAKUKAN

PENYALAHGUNAAN NARKOBA

Jeffrey Jonathan

Psikologi, Jl. Damai No.19 RT 002/005 Petukangan Selatan, 087783283107, joeyjonathan23@gmail.com

(Jeffrey Jonathan, Moondore Madalina Ali, B.Sc., M.Sc., Ph.D.)

ABSTRAK

Pada saat ini penyalahgunaan narkoba pada kalangan remaja Indonesia menunjukan

peningkatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pola asuh orang tua

pada remaja yang menyalahgunakan narkoba. Penelitian ini melibatkan 47 partisipan

(n=47) yang diambil dengan menggunakan teknik non probability sampling dengan

menggunakan purposive sampling dan snowball sampling. Alat ukur yang digunakan

diambil dari teori Baumrind (1971). Data dianalisa dengan menggunakan metode

frekuensi, mean, standard deviasi dan z-score. Menunjukan bahwa remaja yang

melakukan penyalahgunaan dengan pola asuh otoriter sebesar 38,3%, pola asuh

otoritatif sebesar 23,4% dan pola asuh permisif sebesar 38,3%. Jadi penyalahgunaan

narkoba pada remaja bisa terjadi di setiap pola asuh.

Kata Kunci: Pola Asuh Orang Tua, Penyalahgunaan Narkoba, Remaja

ABSTRACT

Nowdays, the rate of substance abuse among adolescent has been increased. The

purpose of this research is to describe about parenting style among adolescent who

(2)

involved in substance abuse. 47 participants (n=47) was involved in this survey with

nonprobability sampling and using purposive sampling and snowball sampling method.

The measuring instrument used taken from Baumrind Theory (1971). The data has been

analyzed with frequency, mean, standart deviation and z-score. This survey estimate

38,3% of adolescent with authoritarian parenting style implicate substance abuse,

23,4% of authoritative and 38,3% of permissive parenting style. This graph

hypothesized that all parental style are related to drugs abuse.

Keyword: Parenting Style, Sustance Abuse, Teenager

PENDAHULUAN

Pada saat ini penyalahgunaan narkoba pada kalangan remaja Indonesia menunjukan peningkatan. Berdasarkan survei nasional yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) yang berkerja sama dengan Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia, pada tahun 2011 terdapat 2,2 persen atau sekitar 4 juta penduduk Indonesia yang menyalahgunakan narkoba. Dari jumlah tersebut 22 persen atau sekitar 880 ribu orang merupakan remaja yang masih berstatus sebagai pelajar dan mahasiswa (Anonymous, 2013).

Orang tua memiliki peran vital terhadap proses perkembangan anak. Kohn (dalam Santrock, 2011) mengatakan bahwa pola asuh orang tua merupakan cara orang tua membentuk kepribadian dan mengkontrol perilaku anak yang ditunjukan melalui sikap-sikap yang diberikan oleh anak. Sikap-sikap tersebut antara lain bagaimana cara orang tua menunjukkan respon, penerimaan, aturan, tuntutan, hukuman, dukungan dan kasih sayang. Menurut Baumrind (dalam Santrock, 2011) terdapat tiga jenis pola pengasuhan orang tua terhadap anak yaitu: Pola asuh otoritarian merupakan jenis pola asuh dimana orang tua menerapkan peraturan yang harus dilakukan oleh anak dan mungkin memberikan hukuman yang keras. Pola asuh permisif merupakan pola asuh dimana orang tua selalu memberikan apa yang diinginkan oleh anak tanpa memberikan kontrol dan aturan yang jelas. Pola asuh otoritatif lebih membuka kesempatan kepada anak untuk mandiri namun masih memberikan kontrol serta aturan terhadap anak.

Mengacu pada teori psikososial Erik Erikson, bahwa setiap individu memiliki kebutuhan – kebutuhan pada setiap tahapannya. Clemes (1995) mengatakan bahwa dua puluh tahun pertama dihabiskan oleh anak untuk belajar mengenai keterampilan, tanggung jawab, penilaian diri dan membangun rasa kepercayaan diri. Anak yang memasuki usia remaja akan membawa atribut – atribut tersebut untuk dapat beradaptasi dengan dunia orang dewasa. Pengasuhan yang diberikan orang tua akan membentuk suatu kepribadian serta kualitas pada diri anak – anak mereka. Perkembangan positif akan diperoleh anak apabila mereka juga mendapatkan pengasuhan yang positif dari orang tua mereka. Sebaliknya pengasuhan yang buruk / negatif akan membentuk kepribadian yang negatif juga pada anak (Santrock, 2011).Dari kepribadian negatif ini maka akan meimbulkan potensi bagi remaja untuk dapat melakukan kenalakalan remaja salah satunya adalah melakukan penyalahgunaan narkoba.

(3)

Pires dan Jenkins dalam penelitiannya yang berjudul A Growth Curve Analysis of the Joint Influence of Parenting Affect, Child Characteristic and Deviant Peers on Adolescent Illicit Drug Use yang dilakukan pada tahun 2006 mengatakan bahwa pola asuh orang tua merupakan salah satu faktor yang menyebabkan remaja melakukan penyalahgunaan narkoba. Orang tua yang sering memberikan hukuman secara fisik, tidak adanya kehangatan, penolakan yang dilakukan oleh orang tua dan tidak efektifnya disiplin yang diterapkan oleh orang tua merupakan faktor-faktor yang menyebabkan remaja menjadi menyalahgunakan narkoba. Sedangkan pada pola asuh otoritatif, Meskipun pola asuh otoritatif merupakan jenis pola asuh yang paling positif namun tidak menutup kemungkinan bagi remaja dengan pola asuh ini sampai melakukan penyalahgunaan narkoba. Faktor peer grup juga berpengaruh terhadap penyalahgunaan narkoba pada remaja. Apabila seorang remaja memiliki hubungan dengan teman yang berprilaku menyimpang maka remaja tersebut juga memiliki nilai yang tinggi dalam penyalahgunaan narkoba.

Dari analisa data yang telah peneliti lakukan maka didapatkan hasil bahwa remaja yang melakukan penyalahgunaan narkoba dan di asuh dengan pola asuh otoritarian memiliki nilai yang sama tinggi dengan remaja yang melakukan penyalahgunaan narkoba dan diasuh dengan pola asuh permisif, yaitu sebesar 38,3%. Sedangkan remaja yang melakukan penyalahgunaan narkoba dan diasuh dengan pola asuh otoritatif memiliki nilai paling rendah yaitu sebesar 23,4%.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif, yaitu suatu penelitian terhadap suatu masalah atau peristiwa yang terjadi saat ini dan berhubungan dengan suatu objek, sekelompok manusia, pemikiran ataupun suatu kondisi tertentu. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fakta – fakta serta hubungan antar variabel yang diteliti (Nazir, 2005). Pada penelitian ini akan menggambaran pengasuhan yang diberikan oleh orang tua kepada remaja yang melakukan penyalahgunaan narkoba.

Teknik pengambilan sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability sampling. Non probability sampling ini dibagi menjadi beberapa teknik, namun peneliti menggunakan teknik purposive dan snowball sampling dalam penelitian ini. Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan suatu pertimbangan tertentu. Snowball sampling merupakan teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel akan menjadi semakin besar/banyak karena rekomendasi yang diberikan pada responden awal (Sugiyono, 2009).

Pada penelitian ini menggunakan dua macam alat ukur. Untuk mengukur pola asuh orang tua peneliti mengadaptasi alat ukur Parental Authority Questionnaire (PAQ). Parental Authority Questionnaire (PAQ) ini dibuat berdasarkan teori dari Baumrind (1971) yang membagi pola asuh orang tua menjadi tiga bagian, yaitu autoritatif, permisif dan autoritarian. Sedangkan untuk mengukur tingkat pemakaian narkoba peneliti membuat konstruk alat ukur yang terdiri dari 5 dimensi menurut teori Joewana dan Martono (2006) yaitu Pola pemakaian coba-coba, Pola pemakaian sosial, Pola pemakaian Situasional, Pola pemakaian Habituasi dan Pola Ketergantungan.

Teknik pengolahan data yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan frekuensi, mean, simpangan baku dan z-score. Frekuensi merupakan seberapa banyak suatu angka muncul dalam deretan angka dan mean merupakan rata – rata (Nazir, 2005). Z-score merupakan nilai mana yang menyimpang cukup jauh dari rata-ratanya (Santoso, 2009).

(4)

Simpangan baku atau standar deviasi merupakan suatu ukuran untuk membandingkan penyebaran dua atau lebih suatu kelompok pengamatan (Mason, 1996).

Peneliti memulai penelitian ini dengan membuat masalah dari fenomena sosial yang sering terjadi pada saat ini yaitu penyalahgunaan narkoba. Setelah itu peneliti melakukan tinjauan pustaka untuk memperkuat asumsi mengenai penyalahgunaan narkoba tersebut. Dari tinjauan pustaka ini peneliti mendapatkan topik penelitian sehingga dapat menentukan variabel yang akan digunakan serta membuat rumusan masalah dan hipotesis. Pada tahap persiapan penelitian ini, ditentukan juga responden penelitian dan juga alat ukur yang digunakan untuk melakukan pengambilan data. Selanjutnya peneliti menyebarkan kuesioner yang telah disiapkan sebelumnya ke 47 subjek penelitian yaitu mahasiswa/i di beberapa perguruan tinggi Jakarta dan setelah semua data sampel terkumpul kemudian peneliti melakukan skoring serta uji reliabilitas. Setelah skoring dan uji reliabilitas selesai dilakukan, maka peneliti menyebarkan kembali kuesioner ke 47 subjek penelitian yang berbeda, kemudian data yang diperoleh akan diolah untuk dapat membuat analisis data terakhir.

HASIL DAN BAHASAN

1.1 Gambaran Pola Asuh Orang Tua

Tabel 1 Gambaran Pola Asuh Orang Tua

Berdasarkan tabel 1 di atas menunjukan bahwa responden yang di asuh dengan pola asuh otoriter sebanyak 18 orang dengan presentase 38,3%, mean sebesar 16,04 dan STD sebesar 3,215. Responden yang di asuh dengan pola asuh otoritatif sebanyak 11 orang dengan presentase 23,4%, mean sebesar 18,32 dan STD sebesar 4,178. Responden yang diasuh dengan pola asuh permisif sebanyak 18 orang dengan presentase 38,3%, mean sebesar 18,02 dan STD sebesar 3,614.

Pola Asuh Orang Tua

Jumlah Persentase (%) Mean STD

Otoriter 18 orang 38,3% 16,04 3,215

Otoritatif 11orang 23,4% 18,32 4,178

Permisif 18 orang 38,3% 18,02 3,614

(5)

1.2 Gambaran Pola Pemakaian Narkoba

Tabel 2 Gambaran Pola Pemakaian Narkoba

Berdasarkan tabel 2 di atas menunjukan bahwa responden yang melakukan pemakaian narkoba pola coba-coba sebanyak 11 orang responden dengan presentase 23,4%, mean sebesar 13,17 dan STD sebesar 3,129. Responden yang melakukan pemakaian narkoba pola sosial sebanyak 8 orang dengan presentase 17,1%, mean sebesar 15,02 dan STD sebesar 3,893. Responden yang melakukan melakukan pemakaian narkoba pola situasional sebanyak 10 orang dengan presentase 21,3%, mean sebesar 20,85 dan STD sebesar 4,695. Responden yang melakukan pemakaian narkoba pola habituasi sebanyak 9 orang dengan presentase 19,1%, mean sebesar 14,38 dan STD sebesar 5,011. Responden yang mengalami ketergantungan narkoba sebanyak 9 orang dengan presentase 19,1%, mean sebesar 10,57 dan STD sebesar 4,388.

1.3 Gambaran Pola Asuh Pada Pemakaian Narkoba Coba-coba

Tabel 3 Gambaran Pola Asuh Pada Pemakaian Narkoba Coba-coba

Berdasarkan tabel 3 di atas menunjukan bahwa responden yang melakukan pola pemakaian narkoba pola coba-coba serta mendapatkan pola asuh otoriter sebanyak 2 orang dengan presentase 4,25% dan mean sebesar 5,5. Responden yang melakukan pola pemakaian narkoba pola coba-coba serta mendapatkan pola asuh otoritatif sebanyak 4 orang dengan presentase 8,51% dan

Pola Pemakaian Narkoba

Jumlah Persentase (%) Mean STD

Coba-coba 11 orang 23,4% 13,17 3,129 Sosial 8 orang 17,1% 15,02 3,893 Situasional 10 orang 21,3% Habituasi 9 orang 19,1% Ketergantungan 9 orang 19,1% 20,85 14,38 10,57 4,695 5,011 4,388 Total 47 orang 100

Pola Asuh Orang Tua Jumlah Persentase (%) Mean Otoriter 2 orang 4,25% 5,5

Otoritatif 4 orang 8,51% 2,75

Permisif 5 orang 10,63% 2,2

(6)

mean sebesar 2,75. Responden yang melakukan pemakaian narkoba pola coba-coba serta mendapatkan pola asuh permisif sebanyak 5 orang dengan presentase 10% dan mean sebesar 2,2.

1.4 Gambaran Pola Asuh Pada Pemakaian Narkoba Sosial

Tabel 4 Gambaran Pola Asuh Pada Pemakaian Narkoba Sosial

Berdasarkan tabel 4 di atas menunjukan bahwa responden yang melakukan pola pemakaian narkoba sosial serta mendapatkan pola asuh otoriter sebanyak 2 orang dengan presentase 4,25% dan mean sebesar 4. Responden yang melakukan pola pemakaian narkoba sosial serta mendapatkan pola asuh otoritatif sebanyak 2 orang dengan presentase 4,25% dan mean sebesar 4. Responden yang melakukan pola pemakaian narkoba sosial serta mendapatkan pola asuh permisif sebanyak 4 orang dengan presentase 8,51% dan mean sebesar 2.

1.5 Gambaran Pola Asuh Pada Pemakaian Narkoba Situasional

Tabel 5 Gambaran Pola Asuh Pada Pemakaian Narkoba Situasional

Berdasarkan tabel 5 di atas menunjukan bahwa responden yang melakukan pola pemakaian narkoba situasional serta mendapatkan pola asuh otoriter sebanyak 6 orang dengan presentase 12,77% dan mean sebesar 1,6. Responden yang melakukan pemakaian narkoba situasional serta mendapatkan pola asuh otoritatif sebanyak 1 orang dengan presentase 2,13% dan mean sebesar 0,1. Responden yang melakukan pola pemakaian narkoba situasional serta mendapatkan pola asuh permisif sebanyak 3 orang dengan presentase 6,39 dan mean sebesar 3,3.

Pola Asuh Orang Tua Jumlah Persentase (%) Mean Otoriter 2 orang 4,25% 4

Otoritatif 2 orang 4,25% 4

Permisif 4 orang 8,51% 2

Total 8 orang 17,1%

Pola Asuh Orang Tua Jumlah Persentase (%) Mean Otoriter 6 orang 12,77% 1,6

Otoritatif 1 orang 2,13% 0,1

Permisif 3 orang 6,38% 3,3

(7)

1.6 Gambaran Pola Asuh Pada Pemakaian Narkoba Habituasi

Tabel 6 Gambaran Pola Asuh Pada Pemakaian Narkoba Habituasi

Berdasarkan tabel 6 di atas menunujukan bahwa responden yang melakukan pola pemakaian narkoba habituasi serta mendapat pola asuh otoriter sebanyak 4 orang dengan presentase 8,51% dan mean sebesar 2,25. Responden yang melakukan pola pemakaian narkoba habituasi serta mendapat pola asuh otoritatif sebanyak 3 orang dengan presentase 6,38% dan mean sebesar 3. Responden yang melakukan pola pemakaian narkoba habituasi sera mendapat pola asuh permisif sebanyak 2 orang dengan presentase 4,25% dengan mean sebesar 4,5.

1.7 Gambaran Pola Asuh Pada Pemakaian Narkoba Habituasi

Tabel 7 Gambaran Pola Asuh Pada Pemakaian Narkoba Habituasi

Berdasarkan tabel 4.10 di atas menunjukan bahwa responden yang mengalami ketergantungan narkoba serta mendapatkan pola asuh otoriter sebanyak 4 orang dengan presentase 8,51% dan mean sebesar 2,25. Responden yang mengalami ketergantungan narkoba serta mendapatkan pola asuh otoritatif sebanyak 1 orang dengan presentase 2,13% dan mean sebesar 0,9. Responden yang mengalami ketergantungan narkoba serta mendapatkan pola asuh permisif sebanyak 4 orang dengan presentase 8,51% dan mean sebesar 2,25.

Pola Asuh Orang Tua Jumlah Persentase (%) Mean Otoriter 4 orang 8,51% 2,25

Otoritatif 3 orang 6,38% 3

Permisif 2 orang 4,25% 4,5

Total 9 orang 19,1%

Pola Asuh Orang Tua Jumlah Persentase (%) Mean Otoriter 4 orang 8,51% 2,25

Otoritatif 1 orang 2,13% 0,9

Permisif 4 orang 8,51% 2,25

(8)

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa Mahasiswa/i yang melakukan penyalahgunaan narkoba dan diasuh dengan pola asuh otoritarian memiliki nilai sebesar 38,3% yang terdiri dari pola pemakaian narkoba coba-coba sebesar 4,25%, pola pemakaian narkoba sosial 4,25%, pola pemakaian narkoba situasional 12,77% pola pemakaian narkoba habituasi 8,51% dan ketergantungan narkoba 8,51%.

Mahasiswa/i yang melakukan penyalahgunaan narkoba dan diasuh dengan pola asuh otoritatif memiliki nilai 23,4% yang terdiri dari pola pemakaian narkoba coba-coba sebesar 8,51%, pola pemakaian narkoba sosial sebesar 4,25%, pola pemakaian narkoba situasional 2,13%, pola pemakaian narkoba habituasi 6,38% dan ketergantungan narkoba 2,13%.

Mahasiswa/i yang melakukan penyalahgunaan narkoba dan diasuh dengan pola asuh permisif memiliki nilai sebesar 38,3% yang terdiri dari pola pemakaian coba-coba sebesar 10,63%, pola pemakaian narkoba sosial sebesar 8,51%, pola pemakaian narkoba situasional sebesar 6,38%, pola pemakaian narkoba habituasi sebesar 4,25% dan ketergantungan narkoba sebesar 8,51%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa dari tiga jenis pola asuh orang tua tidak menutup kemungkinan bagi seorang remaja untuk melakukan penyalahgunaan narkoba.

Pada penelitian yang sudah dilakukan ini, masih banyak beberapa kelemahan sehingga dibutuhkan saran untuk penelitian selanjutnya. Saran-saran tersebut antara lain:

1. Memperbanyak sampel. Sampel dalam penelitian ini hanya berjumlah 50 sampel, untuk penelitian selanjutnya mungkin bisa menggunakan lebih dari 50 sample.

2. Pada alat ukur tingkatan pemakaian narkoba, terdapat salah satu dimensi dengan nilai alpha cronbach dibawah 0,6. Untuk penelitian selanjutnya mungkin bisa menambahkan item lebih banyak lagi sehingga nilai reliabilitas yang didapatkan juga lebih tinggi.

3. Saran selanjutnya adalah dengan menambahkan variabel-variabel lainnya yang memiliki kesinambungan dengan topik penyalahgunaan narkoba pada remaja seperti; variabel konsep diri, kecerdasan emosional ataupun self esteem.

4. Saran bagi perguruan tinggi di Jakarta untuk memperbanyak seminar tentang bahaya penyalahgunaan narkoba dan mewajibkan para mahasiswa/i untuk menghadirinya. Saat penelitian ini dilakukan banyak dari sampel yang memiliki persepsi berbeda yang ekstrim dan tidak mengetahui bahwa ganja, dumolid, aprazolam, ecstasy dan lain sebagainya merupakan jenis-jenis dari narkoba yang dapat menyebabkan ketergantungan dalam jangka waktu yang lama dan dapat merusak fisik, saraf serta mental pemakainya.

5. Saran bagi para orang tua agar tidak memberikan hukuman yang terlalu keras bahkan sampai melakukan kekerasan fisik pada remaja`, memberikan perhatian dan juga penghargaan pada perkembangan yang ditunjukan anak meskipun hanya dalam hal kecil saja, menerapkan aturan-aturan yang tegas dan membuka kesempatan untuk berdialog dengan anak.

REFERENSI

Anonymous. (2013). 880 Ribu Pelajar dan Mahasiswa Konsumsi Narkoba. Diambil Pada Tanggal 10 Oktober 2013 dari (http://www.suarapembaruan.com/metropolitan/880-ribu-pelajar-dan-mahasiswa-konsumsi-narkoba/37325)

(9)

Clemes, H., Bean, R dan Clark,A. (1995). Bagaimana Meningkatkan Harga Diri Remaja. Jakarta: Binarupa Aksara.

Joewana, S., Martono, L.H. (2006). Membantu Pemulihan Pecandu Narkoba dan Keluarganya: Pedoman Bagi Konselor Adiksi di Masyarakat dan Bagi Setiap Orang yang Peduli dan Terlatih. Jakarta: Balai Pustaka.

Manson, R.D., Lind, D.A. (1996). Teknik Statistika untuk Bisnis & Ekonomi Jilid 1 ed 9. Jakarta: Erlangga.

Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Pires, P., Jenkins, J.M (2006) A Growth Curve Analysis of the Joint Influence of Parenting Affect, Child Characteristic and Deviant Peers on Adolescent Illicit Drug Use, 36:169-183

Santoso, S. (2009). Panduan Lengkap Menguasai Statistik dan SPSS 17. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Santrock, J.W. (2011). Perkembangan Masa Hidup edisi 13 jilid 1. Jakarta: Erlangga. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

RIWAYAT PENULIS

Jeffrey Jonathan lahir di Jakarta 14 April 1990. Peneliti menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Psikologi pada tahun 2014.

Gambar

Tabel 1 Gambaran Pola Asuh Orang Tua
Tabel 2 Gambaran Pola Pemakaian Narkoba
Tabel 5 Gambaran Pola Asuh Pada Pemakaian Narkoba Situasional
Tabel 6 Gambaran Pola Asuh Pada Pemakaian Narkoba Habituasi

Referensi

Dokumen terkait

Anda diminta mengidentifikasi dan menyebutkan jenis ritel yang dilihat dari sudut pandang lokasi ritel1.

Nilai antara Lower Limit (LL) dan Upper Limit (UL) yang tidak mencakup nilai 1 maka hasil analisis dinyatakan ada hubungan yang bermakna (Ha diterima) atau

Terbentuk pada tanggal 31 Oktober 2014, nama Surakarya diambil dari domisili anggota yang berada di Surakarta, kemudian karya yang berarti komunitas yang berkarya

Berdasarkan hasil analisis tidak ditemukan adanya bakteri asam laktat, hal ini dikarenakan limbah pabrik pakan hasil fermentasi telah mengalami proses

Penambahan  struktur  rangka  dengan dinding geser (shear wall).  Dari  alternatif  perkuatan  struktur  yang  ada,  maka  untuk  menambah  perkuatan  struktur 

Menurut asumsi peneliti kinerja kader rendah lebih banyak pada responden yang memiliki motivasi rendah 14(82,4 %),hal ini disebabkan kerena sebagian kader tidak pernah

Hasil temuan penelitian ini menunjukan bahwa: (1) SOIna adalah satu-satunya organisasi di Indonesia yang menyelenggarakan pelatihan dan kompetisi olahraga bagi

početaka, kao što je prikazano na vremenskoj liniji društvenih medija na Slici 2. Moglo bi se reći da prvi društveni mediji postoje od kada postoji i pošta, što je