BAB IV ANALISA PONDASI MESIN
BAB IV
ANALISA PONDASI MESIN
4.1 Data Perencanaan
Perencanaan pondasi mesin yang baik memerlukan data-data penunjang yang digunakan untuk mengetahui sifat-sifat pembebanan pada pondasi mesin. Data-data penunjang tersebut antara lain adalah Data-data mesin, Data-data tanah, serta Data-data-Data-data lain yang menunjang untuk membantu penyelesaian perhitungan. Adapun data yang digunakan penyelesaian perhitungan pondasi mesin ini adalah sebagai berikut:
1. Data Mesin Blower
Data mesin blower untuk pedoman perencanaan yang diperoleh dari spesifikasi produk yang dikeluarkan oleh pabrik asal mesin. Adapun data-datanya adalah sebagai berikut:
Data Mesin Blower
a. Tipe Produk : Centrifugal Single Stage Turbocompressor b. Berat Mesin : 3940 kg c. Massa Rotor : 300 kg d. h Rotasi (C.G) : 1,000 m e. Vibration Level : 2,8 mm/s f. Motor Speed : 3000 rpm g. Panjang Mesin : 3,000 m h. Lebar Mesin : 1,600 m i. Tinggi Mesin : 1,800 m
BAB IV ANALISA PONDASI MESIN
2. Parameter Tanah
Parameter tanah dimana pondasi berada adalah sebagai berikut: Berat Isi Tanah, γd = 20 kN/m3
Kepadatan tanah, = d g = 20 9.81 = 2,039 kN.s 2/m4
Modulus Geser Tanah, G = 2
s V
= 2,039 x 4002 = 326198 kN/m2 Nilai Kecepatan Gelombang Geser Tanah, Vs didapat dari gambar 3.2 potongan hasil pengujian Multi-channel Analysis of Surface Wave (MASW) di lapangan.
Poisson ratio, μ = 0,33
3. Data Rencana Konstruksi Pondasi Mesin
Pondasi mesin direncanakan menggunakan konstruksi beton bertulang. Adapun rencana kekuatan konstruksi beton yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Kekuatan Beton Karakteristik (f’c) : 32 MPa b. Kekuatan Leleh Baja (fy) : 400 MPa c. Berat Isi Beton (γbeton) : 24 kN/m3
4.2 Perencanaan Dimensi Pondasi Mesin Tipe Blok
Berikut ini adalah rencana awal bentuk pondasi mesin tipe blok yang akan digunakan untuk menopang mesin generator set.
BAB IV ANALISA PONDASI MESIN
Gambar 4.1 Rencana Bentuk Pondasi Mesin Tipe Blok
Pada perhitungan ini akan dicari tebal pondasi mesin, kedalaman tanam pondasi mesin, besar amplitude maksimum yang terjadi pada pondasi mesin, serta cek keamanan. Perhitungan dilakukan dengan sistem trial & error dengan dimensi awal pondasi ditetapkan panjang pondasi 4 meter dan lebar pondasi 2,5 meter, adapun contoh perhitungan secara manual disajikan sebagai berikut:
BAB IV ANALISA PONDASI MESIN
a) Berat dan Massa Pondasi Mesin Panjang Pondasi (B) = 4 m Lebar Pondasi (L) = 2,5 m Tebal pondasi (t) = 0,6 m h Tanam = 0,6 m
Berat Pondasi (Wc) = B x L x h x γbeton = 144 kN Berat Mesin (Wm) = 39,4 kN
Berat Total = Berat Pondasi + Berat Mesin = 183,4 kN Massa Total (m) = Berat Total / 9,81m/sec2 = 18,70 ton = 187 kN Luas Dasar Pondasi = 4 x 2,5 = 10 m2
b)Ratio Berat Pondasi
R = Wc / Wm > 3 = 144 / 39,4 > 3 = 3,65 > 3
BAB IV ANALISA PONDASI MESIN 4.3 Analisa Dinamis 4.3.1 Gaya Dinamis (Fo)
Rotor pada mesin berputar terhadap sumbu y sehingga menghasilkan gaya dinamis arah sumbu x dan z sebesar 2
o
F m e Dimana m adalah massa rotor.
m = 300 kg = 3 kN
e = eksentrisitas dari rotor, didapat dari perumusan oleh American Petroleum Institute Standard for Centrifugal Compressor (API Standard) e (mil) = 12000 /rpm ≤ 1.0 mil
e = 1.0 12000 / 3000
= 2 mil > 1 mil, maka diambil 1 mil = 1 x 0,00254 x 0,01 = 2,54 x 10-5 m f = 3000 rpm
ω = 2 x π x (f/60) = 2 x π x (3000/60) = 314,16 rad/sec Fo = m e2 = 3 x 2,54 x 10-5 x 314,162 = 7,52 kN Gaya Dinamik Vertikal, Fv = 7,52 kN
Gaya Dinamik Horizontal, Fh = 7,52 kN
Gaya horizontal Fo bekerja tidak pada titik berat total melainkan diatasnya yaitu pada titik berat mesin setinggi h rotasi = 1 m. Sehingga timbul momen yang bekerja terhadap sumbu y sebesar :
Momen Dinamik Rocking, My = Fo (tebal pondasi + h rotasi) = 7,52 x (0,6 + 1) = 12,032 kNm
BAB IV ANALISA PONDASI MESIN 4.3.2 Koefisien βv ,βh ,βr L = 2,5 m B = 4,0 m L/B Koefisien Vertical (βv) 0.625 2.19 Horizontal (βh) 0.625 1 Rocking (βr) 0.625 0.46
BAB IV ANALISA PONDASI MESIN
4.3.3 Vertical Excitation Analysis a) Konstanta Pegas
1) Ekuivalen Radius untuk pondasi persegi
ov r = BL = 4 2,5 = 1,784
2) Faktor Penanaman untuk Konstanta Pegas
v
= 1 0,6 (1 ) ( / h rov)
= 1 0,6 (1 0,33) (0,6 /1,784)
= 1,135
3) Koefisien Konstanta Pegas
v = 2,190 4) Konstanta Pegas v K = (1 ) v v G BL = 326198 2,19 4 2.5 1,135 (1 0,33) = 3827540,136 kN/m
BAB IV ANALISA PONDASI MESIN
b) Damping Rasio
1) Faktor Damping Rasio Penanaman
v = 1 1 1,9(1 ) ov v h r = 1 1 1,9(1 0,33) 0,6 1,784 1,135 = 1,340 2) Rasio Massa v B = (1 ) 3 4 s ov m r = (1 0,33) 18,7 3 4 2,039 1,784 = 0,270 3) Damping Rasio v D = 0, 425 v v B = 0, 425 1,341 0, 271 = 1,095
BAB IV ANALISA PONDASI MESIN c) Cek Frekuensi 1) Frekuensi Natural nv F = 60 2 v K m = 60 3827540,136 2 18,7 = 4320,82 rpm 2) Frekuensi Resonansi rv F = 2 1 (2 ) nv v F D = 4320,82 1 (2 (1 ,095) )2 = Not Apply = 2 x Dv2 = 2 x 1,0952 = 2,398 > 1 3) Frekuensi Rasio v r = v nv f F = 3000 4320,82 = 0,694 < 0,8 (OK)
BAB IV ANALISA PONDASI MESIN 4) Magnification Factor v M = 2 2 2 1 (1rv ) (2Dvrv) = 2 2 2 1 (1 0,694 ) (2(1,095) 0,694) = 0,632 < 1,5 (OK) 5) Transmissibility Factor v T = 1 (2 )2 v v v M D r = 0,632 1 (2 (1,095) 0,69) 2 = 1,150 6) Vibration Amplitude v A = v v v M F K = 38 0, 27 632 7 54 , 6 52 0,13 = 1,241 x 10-6 m
BAB IV ANALISA PONDASI MESIN
4.3.4 Horizontal Excitation Analysis a) Konstanta Pegas
1) Ekuivalen Radius untuk pondasi persegi
oh r = BL = 4 2,5 = 1,784
2) Faktor Penanaman untuk Konstanta Pegas
h
= 1 0,55 (2 ) ( / h roh)
= 1 0,55 (2 0,33) (0,6 /1,784)
= 1,309
3) Koefisien Konstanta Pegas
h = 1 4) Konstanta Pegas h K = 2 (1)Gh BLh = 2 (1 0,33) ( 326198)(1) 4 2.5 (1,309) = 3591419,290 kN/m
BAB IV ANALISA PONDASI MESIN
b) Damping Rasio
1) Faktor Damping Rasio Penanaman
h = 1 1 1,9(2 ) oh h h r = 1 1 1,9(2 0,33) 0, 6 1, 784 1,309 = 1,807 2) Rasio Massa h B = (7 8 ) 3 32(1 ) s oh m r = 7 8(0,33) 18,7 3 32(1 0,33) 2,039 1,784 = 0,328 3) Damping Rasio h D = 0, 288 h h B = 0, 288 1,807 0,328 = 0,908
BAB IV ANALISA PONDASI MESIN c) Cek Frekuensi 1) Frekuensi Natural nh F = 60 2 h K m = 60 3591419, 290 2 18,7 = 4185,42 rpm 2) Frekuensi Resonansi rh F = 1 (2 2) nh h F D = 4185, 42 1 (2 (0 .908) )2 = Not Apply = 2 x Dh2 = 2 x 0,9082 = 1,653 > 1 3) Frekuensi Rasio h r = h nh f F = 3000 4185, 42 = 0,717 < 0,8 (OK)
BAB IV ANALISA PONDASI MESIN 4) Magnification Factor h M = 2 2 2 1 (1rh ) (2Dhrh) = 2 2 2 1 (1 0,717 ) (2 (0,908) 0,717) = 0,832 < 1,5 (OK) 5) Transmissibility Factor h T = 1 (2 )2 h h h M D r = 0,824 1 (2 (0,908) 0,717) 2 = 1,366 6) Vibration Amplitude h A = h h h M F K = 35 0, 91 824 7 41 , 0 52 9, 29 = 1,742 x 10-6 m
BAB IV ANALISA PONDASI MESIN
4.3.5 Rocking Oscillation Analysis a) Konstanta Pegas
1) Ekuivalen Radius untuk pondasi persegi
or r = 3 4 3 BL = 3 4 (4) (2,5) 3 = 1,605
2) Faktor Penanaman untuk Konstanta Pegas
r = 3 1 1, 2 (1 ) 0, 2 (2 ) or o h h r r = 3 0,6 0, 6 1 1, 2 (1 0,33) 0, 2 (2 0,33) 1, 605 1, 605 = 1,318
3) Koefisien Konstanta Pegas
r = 0,46 4) Konstanta Pegas r K = 2 (1 ) r r G B L = (0, 46) (4) (2,5) (1,318)2 (1 0, 3261 33 98 ) = 7379759,173 kN/m
BAB IV ANALISA PONDASI MESIN
b) Damping Rasio
1) Faktor Damping Rasio Penanaman
r = 3 1 1 0,7(1 ) 0,6(2 ) or or r h h r r = 3 1 0,6 0,6 1 0,7(1 0,33) 0,6(2 0,33) 1,605 1,605 1,318 = 1,069
2) Momen Inersia Massa
r I = Imesin Ipondasi =
2 2 2 . ( ) 12 p m p m m t C G a b m k =
2 144 2 2 39, 4 0, 6 1 9,81 (2,5 0, 6) 144 0,3 9,81 12 9,81 = 23.358 kN-m2 3) Rasio Massa r B = 3 (1 ) 5 8 r s or I r = 3 (1 0,33) 23,358 5 8 (2,039) (1,605) = 0,271BAB IV ANALISA PONDASI MESIN
4) Koefisien Damping Effektif
r
n = 1,547, Didapat dari interpolasi Gambar 4.4 berikut ini
Gambar 4.4 Koefisien Damping Effektif
5) Damping Rasio r D = 0,15 (1 ) r r r r r n B n B = 0,15 1,069 (1 (1,547) 0, 271) (1,547) 0, 271 = 0,175 c) Cek Frekuensi 1) Frekuensi Natural nr F = 60 2 r o K I = 7379759,173 23 2 8 60 .35 = 5367,508 rpm
BAB IV ANALISA PONDASI MESIN 2) Frekuensi Resonansi rr F = 1 (2 2) nr r F D = 5367,508 1 (2 ( 0,175)2) = 5200,894 rpm
= Resonance Could be Possible = 2 x Dh2 = 2 x 0,1752 = 0,0613 < 1 3) Frekuensi Rasio r r = rr f F = 5200 3000 ,894 = 0.577 < 0,8 (OK) 4) Magnification Factor r M = 2 2 2 1 (1rr ) (2Dr rr) = 2 2 2 1 (1 0,577 ) (2 (0,175) 0,577) = 1,419 < 1,5 (OK)
BAB IV ANALISA PONDASI MESIN 5) Transmissibility Factor r T = 1 (2 )2 r r r M D r = 1, 419 1 (2 (0,175) 0,577) 2 = 1,447 6) Vibration Amplitude R = r y r M M K = 1, 416 12,032 7379759,173 = 2,313 x 10-6 rad
BAB IV ANALISA PONDASI MESIN 4.3.6 Amplitudo Cek 1) Vertikal Amplitudo
Vtotal = Vertical Vibration Amplitude + Rocking Vibration Amplitude x (L/2) = 1,241 x 10-6 + (2,313 x 10-6 x 2,5 / 2)
= 4,132 x 10-6 m = 0,00413 mm = 0,000162 in
2) Horizontal Amplitudo
Htotal = Horizontal Vibration Amplitude + Rocking Vibration Amplitude x (h + C.G) = 1,742 x 10-6 + 2,313 x 10-6 x (0,6 + 1) = 5,443 x 10-6 m = 0,000214 in 3) Maximum Velocity Dimana,
Vibration level = 2,8 mm/sec berdasarkan ISO 10816-1 = 0,0028 m/sec
Frekuensi mesin = 3000 rpm
At = 0,0028 2 3000 / 60
= 8,913 x 10-6 m = 0,000351 in Max (Vtotal, Htotal) < At (OK)
BAB IV ANALISA PONDASI MESIN
4.3.7 Transmisiblity Force 1) Transmissibility Vertical Force PV = Tv x Fv
= 1,150 x 7,52 = 8,648 kN
2) Transmissibility Horizontal Force PH = TH x FH = 1,366 x 7,52 = 10,27 kN 3) Transmissibility Moment Pr = Tr x My = 1,447 x 12,032 = 17,41 kN-m
4.3.8 Hasil Analisa Dinamis Pondasi Mesin
Tabel 4.1 Rekap Hasil Perhitungan Analisa Pondasi Mesin
No Paramater Excitation Vertical Horizontal Excitation Oscilation Rocking
1 Dynamic Force (F) kN 7.520 7.520 12.032 2 Natural Frequency (Fn) rpm 4321 4185 5368 3 Frequency Ratio 0.69 0.72 0.58 4 Magnification Factor (M) 0.6 0.8 1.4 5 Transmissibility Factor (T) 1.15 1.37 1.45
6 Vibration Amplitude (A) in 0.000049 0.000069 0.0000911
7 Amplitudo Check (Atotal) in 0.000163 0.000214
8 Horizontal Peak Velocity in/sec 0.0673
BAB IV ANALISA PONDASI MESIN
4.3.8 Analisa Keamanan Pondasi Mesin
Pondasi mesin tipe blok digunakan untuk menopang mesin tipe rotary dengan frekuensi (3000 rpm). Eksentrisitas yang terjadi menimbulkan gaya dinamis yang bekerja pada bidang putaran rotornya (arah h dan v).
Akibat gaya dinamis ini timbul amplitudo:
Arah v sebesar : 0,00413 mm = 0,000162 in Arah h sebesar : 0,00544 mm = 0,000214 in
Bila masing-masing amplitudo dicek persyaratannya, maka akan didapat hasil sebagai berikut:
1. Untuk amplitudo arah vertikal
Pengecekan dilakukan dengan menggunakan grafik pada gambar 2.14, hasilnya seperti terlihat pada gambar 4.5. Pada Gambar ini terlihat amplitudo vertikalnya ternyata masuk dalam kategori “Easily Noticeable to Persons” yang berarti sedikit terasa terhadap lingkungan sekitar. Persyaratan maksimal amplitudo vertikal pondasi mesin adalah “Troublesome to Persons”, maka besar amplitude vertikal memenuhi persyaratan keamanan.
2. Untuk amplitudo arah horizontal
Pengecekan dilakukan dengan menggunakan tabel 2.1, dimana kecepatan amplitudonya yaitu:
BAB IV ANALISA PONDASI MESIN
pada tabel 4.1 terlihat amplitudo horizontalnya masuk batasan “good” Persyaratan maksimal kecepatan amplitudo horizontal adalah batasan “good”, maka besar amplitudo horizontal memenuhi persyaratan keamanan.
BAB IV ANALISA PONDASI MESIN
Tabel 4.2 Kriteria Kecepatan Amplitudo Horizontal (Sumber: After Baxter and Bernhard, 1967)
Horizontal Peak Velocity (in./sec.) Machine Operation
< 0.005 Extremly smooth 0.005 – 0.010 Very smooth 0.010 – 0.020 Smooth 0.020 – 0.040 Very good 0.040 – 0.080 Good 0.080 – 0.160 Fair 0.160 – 0.315 Slightly rough 0.315 – 0.630 Rough 0.630 Very rough
BAB IV ANALISA PONDASI MESIN
4.4. Perhitungan Daya Dukung Tanah 4.4.1 Data-Data
Gambar 4.6 Dimensi dan Parameter Tanah Dasar Bawah Pondasi Mesin
a) Data Tanah (Timbunan)
Berat jenis tanah (γ1,2) = 20 kN/m3 Sudut Geser (ϕ) = 35o Cohesi (c1,2) = 5 kPa b) Data Pondasi Panjang : 4 m Lebar : 2,5 m Tebal : 0,6 m γ1 =20 kN/m3, ϕ = 35o, c1 = 5 kPa γ2 =20 kN/m3, ϕ = 35o, c2 = 5 kPa γ =19 kN/m3, ϕ = 33o, c = 5 kPa γ =25 kN/m3, ϕ = 35o, c = 10 kPa
BAB IV ANALISA PONDASI MESIN
c) Data Beban Statis
Berat Mesin Total = 39,4 kN Berat Pondasi Total = 144 kN Berat Total = 183,4 kN
d) Data Beban Dinamis yang Disalurkan PV = 8,648 kN
PH = 10,27 kN PM = 17,41 kN-m
4.4.2 Kontrol Daya Dukung Tanah
Daya dukung dinamis tanah tidak bisa dilakukan karena keterbatasan data parameter tanah hasil pengujian baik dilapangan maupun dilabolatorium. Penggunaan parameter sudut gesek dalam ϕdy pada rumus 2.21 tidak digunakan
dalam analisa ini dikarenakan rekomendasi J.E. Bowles dalam mengontrol besarnya daya dukung tanah ijin dibawah pondasi mesin yang dihitung berdasarkan daya dukung statis lebih aman.
a) Besar daya dukung tanah dibawah pondasi mesin (Qult) Besar ϕ = 35o, maka harga Nc, Nγ, Nq adalah sebagai berikut
Nc = 46,12, Nq= 33,30, Nγ = 37,15 (Tabel 2.6 Terzaghi’s Bearing Capacity
BAB IV ANALISA PONDASI MESIN ult Q = c N2 cDf1Nq 0,52 B N = (5)(46,12) + (0,6)(20)(33,3) + (0,5)(20)(2.5)(37,15) = 1558,95 kPa
b) Besarnya daya dukung tanah yang diijinkan (Qall) Diambil SF = 2 Qall = Qult SF = 1558,95 2 = 779,48 kN/m2 50 % Qall = 389,74 kN/m2 75% Qall = 584,61 kN/m2
c) Besar tegangan tanah yang terjadi Akibat Beban Statis (σstatis)
statis = total tanam s W h B L = 183, 4 20 0,6 4 2,5 = 6,34 kN/m2
BAB IV ANALISA PONDASI MESIN
Akibat Beban Statis + Beban Dinamis
statis dinamis = tan tan 2 ( ) 1 6 total v H M ah am W P P h P h B L B L = 2 183, 4 8,648 (10, 27 0,6) 17, 41 20 0,6 1 4 2,5 4 2,5 6 = 10,741 kN/m2
Berdasarkan kriteria tegangan ijin tanah, persyaratan daya dukung statis untuk keruntuhan geser tanah adalah lebih kecil dari 50% daya dukung tanah atau untuk daya dukung statis dinamis adalah lebih kecil dari 75% daya dukung ijin tanah (J.E Bowles, 1996). Maka cek gaya dukung adalah sebagai berikut :
statis < 50% x Qall 6,34 kN/m2 < 389,74 kN/m2 (OK) statis dinamis < 75% x Qall 10,741 kN/m2 < 584,61 kN/m2 (OK)
BAB IV ANALISA PONDASI MESIN
4.5 Perhitungan Penulangan Pondasi Tipe Blok
Perhitungan elemen pondasi mesin tipe blok yang berupa struktur beton bertulang dilakukan berdasarkan SNI 03-2847-2002 Metode Alternatif (Pasal 25) dimana perhitungannya direncanakan berdasarkan beban kerja (tanpa factor beban), atau dengan kata lain, bahwa factor beban dan factor reduksi kekuatan harus diambil = 1,0. Adapun perhitungan penulangan akan membahas dua tipe penulangan yang utama yaitu penulangan lentur dan penulangan geser.
4.5.1 Data Perencanaan Pondasi Mesin Tipe Blok
BAB IV ANALISA PONDASI MESIN
Dari perhitungan diatas didapat nilai-nilai sebagai berikut: PV = 8,648 kN PH = 10, 27 kN PM = 17,41 kN-m Wtotal = 183,4 kN q = y x
P Mx titik berat x My titik berat y
A I I P = Wtotal PV = 183,4 + 8,648 = 191,048 kN A = Luas Pondasi = 10 m2 My = (PH x 0,6) + PM = (10,27 x 0,6) + 17,41 = 23,572 kN-m
Titik Berat Pondasi Arah Y = 2,0 m Ix = (2,5 x 43)/12 = 13,33 m4 q = 191,047 23,572 2,0 10 13,33 = 19,105 3,537 = + 22,642 kN/m2 = + 15,568 kN/m2
BAB IV ANALISA PONDASI MESIN
Dari hasil perhitungan besar beban merata yang bekerja pada struktur adalah 22,642 kN/m2.
w = 22,642 x 4 = 90,568 kN/m
Maka besar momen maksimum yang bekerja pada struktur pondasi adalah
Mu =
2 4 2
8 w b a = 90,568
1,62 4(0, 45)2
8 = 19,81 kNm = 19811750 NmmJadi besar momen yang dipakai untuk perhitungan penulangan adalah sebesar 19811750 Nmm.
Adapun data-data yang digunakan dalam merencanakan pondasi mesin tipe blok pada Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:
Mutu Beton (f’c) = 32 Mpa Mutu Tulangan (fy) = 400 Mpa Panjang Pondasi = 4,0 m Lebar Pondasi b = 2,5 m Tebal Pondasi h = 0,6 m
BAB IV ANALISA PONDASI MESIN
Es = 200.000 Mpa (SNI 03-2847-2002 Pasal 10.5.2) Ec = 4700 f c' (SNI 03-2847-2002 Pasal 10.5.1)
= 4700 32
= 26.587 Mpa
Tegangan Ijin Beton(fc) = 0,45 f’c (SNI 03-2847-2002 Pasal 25.3.1) = 0,45 x 32 Mpa
= 14,4 Mpa Tegangan Tarik Tulangan
fs = 170 Mpa (SNI 03-2847-2002 Pasal 25.3.2) Selimut Beton = 75 mm (SNI 03-2847-2002 Pasal 9.7.1) Diameter Tulangan Sengkang = 10 mm (Polos)
Diameter Tualngan Pokok = 22 mm (Ulir)
4.5.1 Perhitungan Penulangan Lentur Pondasi Mesin Tipe Blok
Adapun cara untuk menentukan jumlah dan luas tulangan yang dibutuhkan maka perlu diketahui terlebih dahulu nilai dari ρbalance, ρmax, ρmin.
Nilai-nilai tersebut dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut: d = 600-75-10-(1/2 x 22) = 504 mm n = Es Ec = 200000 26587 = 7,522
BAB IV ANALISA PONDASI MESIN m = 0,85 fs fc = 170 0,85 14, 4 = 13,89 balance = 600 600 fs fc fs = 170 600 14, 4 600 170 = 9,199 max = 0,75 x balance = 0,75 x 9,199 = 6,899 min = 1, 4 fs = 1, 4 170 = 0,0082 Rn = Mu2 b d = 2 250 1981175 0 0 504 = 0,0312
BAB IV ANALISA PONDASI MESIN perlu = 1 1 1 2 m Rn m fs = 1 1 1 2 13,89 0,0312 13,89 170 = 0,000185
Menurut SNI 2847-2002 pasal 12.5.3 untuk struktur yang luas dan massif, nilai
perlu
minimal adalah 1,3 x perluhasil perhitungan. Dan hasil perhitungan
ternyata min > perluminimal , maka dipakai min untuk perhitungan As perlu. As perlu = min x b x d
= 0,0082 x 2500 x 504 = 103320 mm2
Maka tulangan direncankan terpasang D22-150
4.5.2 Perhitungan Penulangan Geser Pondasi Mesin Tipe Blok
Nilai Gaya Lintang atau Geser Maksimum, Vu dapat dicari menggunkan cara berikut:
Vu = w (½ L-a)
= 90,568 ( ½ x 2,5 – 0,45) = 72,454 kN = 72454 N
Untuk struktur balok, pelat satu arah, maupun pondasi telapak, dimana geser hanya dipikul oleh beton saja, maka tegangan geser rencana (v) harus dihitung dengan :
BAB IV ANALISA PONDASI MESIN v = u w V B d (SNI 03-2874-2002 Pasal 25.7.1) = 72454 2500 504 = 0,0575 Mpa Adapun besar geser ijin,
Vc = 1 ' 11 f c = 1 32 11 = 0,514 Mpa Vc = 0,5 x Vc = 0,5 x 0,514 = 0,257 Mpa
Jadi : Vc = 0,257 Mpa > v = 0,0575 Mpa, maka tidak perlu diberikan tulangan geser.