• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PROGRAM PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN DI WILAYAH KERJA BALAI PENYULUHAN PERTANIAN (WKBPP) KECAMATAN BEUTONG KABUPATEN NAGAN RAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "EFEKTIVITAS PROGRAM PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN DI WILAYAH KERJA BALAI PENYULUHAN PERTANIAN (WKBPP) KECAMATAN BEUTONG KABUPATEN NAGAN RAYA"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

NAGAN RAYA

SKRIPSI

Oleh : EDI SYAHPUTRA NPM. 07C10404026

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

(2)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pertanian merupakan sektor yang paling penting. Karena dengan semakin bertambahnya penduduk Indonesia maka akan semakin meningkat pula kebutuhan akan pangan. Sehingga sektor pertanian melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan produksi pangan dengan jalan intensifikasi, deversifikasi dan ekstensifikasi. Dalam pelaksanaannya petani memegang peran penting agar pembangunan pertanian lebih cepat berhasil, maka dari itu penyuluh pertanian sangat penting untuk mendorong dan menggerakkan petani-petani untuk melakukan usahataninya agar lebih efektif dan efisien. Penyuluh pertanian merupakan ujung tombak dari semua kegiatan penyuluhan.

Dengan penyuluhan yang baik dan mudah dipahami oleh petani maka transformasi ilmu yang diberikan dapat diterapkan oleh petani dalam usahataninya. Tapi kenyataannya, penyuluh pertanian kurang diperhatikan keberadaannya di daerah daerah pedesaan.

Hal ini dapat dilihat dengan semakin menurunnya produksi pertanian dan beralihnya penduduk pedesaan dari bertani ke sektor industri juga kurangnya perhatian pemerintah terhadap sektor pertanian. Sehingga kesejahteraan petani kurang diperhatikan. Pemerintah Kabinet Indonesia Bersatu menetapkan Pepres No. 7/2005. Tentang RPJMN 2008 – 20011 sebagai Komite Politik Pembangunan Jangka Menengah dimana pada bab 19 terdapat Revitalisasi Pertanian. Revitalisasi pertanian dalam arti luas dilakukan untuk mendukung pencapaian

(3)

sasaran penciptaan lapangan kerja terutama di pedesaan dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Penyuluhan merupakan bagian dari upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum yang secara inheren didalamnya terkandung maksud untuk memenuhi hak azasi setiap warga negara. Dalam ruang lingkup pembangunan pertanian, peranan penyuluhan mempunyai posisi yang penting. System penyuluhan merupakan suatu keharusan untuk memenuhi kebutuhan pangan, papan dan sandang serta bahan bak u industri. Memperluas lapangan kerja dan usaha, serta bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat khususnya petani. Dengan pelaksanaan system penyuluhan yang baik, terpola, tersusun, dan tepat, serta akurat, diharapkan dapat memberikan kontribusi yang produktif berupa peningkatan indikator – indikator dalam sektor pertanian pada umumnya, dan sub sektor pertanian tanaman pangan, hortikulutra,

perikanan/peternakan dan kehutanan, pada khususnya.

(4)

1.2.Rumusan Masalah

Peneliti perlu melakukan evaluasi apakah program Penyuluhan pertanian yang telah berjalan, efektif dalam mencapai tujuan dalam program tersebut atau tidak. Peneliti juga ingin mengetahui bagaimana perilaku Petani yang menjadi binaan BPP terhadap program penyuluhan yang dijalankan BPP. O leh karena itu, perumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana efektivitas Program Penyuluhan Pertanian pada BPP berdasarkan ketercapaian tujuan program, realisasi program, serta kesesuaian program dengan harapan Petani binaan Kecamata n Beutong ? 2. Bagaimana karakteristik petani binaan dalam program penyuluhan

pertanian di kecamatan beutong ?

3. Apakah karakteristik Petani Binaan BPP ada hubungannya dengan efektivitas program Program Penyuluhan ?

1.3.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah,

1. Mengetahui karakteristik umum Petani Binaan dalam Program Penyuluhan Peratanian BPP Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya. 2. Menganalisis efektivitas Program Penyuluhan Pertanian pada Petani

Binaan di Kecamatan Beutong.

3. Menganalisis hubungan karakteristik Petani binaan dengan efektivitas Program Penyuluhan Pertanian.

1.4.Manfaat Penelitian

(5)

1. Bagi peneliti, sebagai tugas akhir dan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar.

2. Bagi BPP, bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam melaksanakan program penyuluhan Pertanian Lapangan agar dapat mencapai tujuan Program penyuluhan Pertanian.

3. Bagi pihak akademis dan petani sebagai informasi dan dapat membantu peneliti lain yang terkait serta menambah wawasan.

1.5.Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: H0 : Tidak ada hubungan yang nyata antara dua variabel H1 : Terdapat hubungan yang nyata antara dua variabel

Taraf kepercayaan yang digunakan dalam uji signifikansi adalah 5%. Sedangkan yang menjadi dasar pengambilan keputusan signifikan atau tidaknya hubungan kedua variabel adalah:

(6)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Evaluasi Efektivitas Program

Weiss (1972) menyatakan bahwa evaluasi merupakan kata yang elastis yang mewakili penilaian terhadap banyak hal. Program sosial dirancang untuk mengembangkan banyak orang. Program bisa memberikan perubahan pada pengetahuan, sikap, nilai, dan perilaku individu. Dengan kriteria tertentu, penelitian mengenai evaluasi program akan menggambarkan kesimpulan mengenai keefektifan, manfaat, dan kesuksesan program yang diteliti. Untuk mengukur efektivitas suatu program, pengukuran dilakukan berdasarkan kesesuaian efek program dengan tujuan dari program tersebut. Weiss (1972) telah mengidentifikasikan beberapa jenis manfaat evaluasi keberhasilan program dalam pembuatan keputusan, diantaranya :

1. Untuk melanjutkan atau menghentikan program (continue or discontinue) 2. Untuk pengembangan prosedur dan pelaksanaan (to improve)

3. Untuk menambah atau mengurangi strategi dan teknik program spesifik (add or drop)

4. Untuk memulai program serupa di lain tempat (to institute)

5. Untuk mengalokasikan sumberdaya di antara program tandingan (to allocate)

6. Untuk menerima atau menolak pendekatan program atau teori (accept or reject)

Dalam evaluasi efektivitas program, yang harus dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Temukan tujuan program

(7)

2. Ubah tujuan program ke dalam bentuk indikator yang dapat diukur pada ketercapaian tujuan

3. Kumpulkan data mengenai indikator pada partisipan atau peserta program 4. Bandingkan data dari peserta program dengan kriteria tujuan. Variabel

input penelitian terdiri dari tujuan, prinsip, metode, peserta, lamanya berpartisipasi, lokasi, dan manajemen. Karakteristik partisipan juga dapat diklasifikasikan sebagai variabel input. Karakteristik peserta itu diantaranya seperti, usia, jenis kelamin, status ekonomi, sikap, motivasi menjadi partisipan, harapan terhadap progra m, dan lain- lain. Variabel operasional yang merupakan program itu sendiri

2.2.Penyuluhan Pertanian

Penyuluhan dalam arti umum merupakan suatu ilmu sosial yang mempelajari sistem dan proses perubahan pada individu dan masyarakat agar dengan terwujudnya perubahan tersebut dapat tercapai apa yang diharapkan sesuai dengan pola atau rencananya. Menurut Samsudin (1980 ) penyuluhan pertanian adalah suatu pendidikan yang bersifat non formal atau sistem persekolahan yang biasa dimana orang ditunjukkan cara-cara mencapai sesuatu dengan memuaskan sambil orang itu mengerjakan sendiri jadi belajar dengan mengerjakan sendiri. Pada saat ini keadaan penyuluh pertanian sangat diperlukan sekali keberadaannya. Untuk kondisi ideal atau yang sesuai penyuluh pertanian adalah:

(8)

(b) Terbentuknya kelembagaan penyuluh pertanian dari pusat sampai daerah sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

(c) Terpenuhinya kebutuhan tenaga penyuluh pertanian yang profesional dari pusat sampai daerah.

(d) Meningkatnya kemandirian dan keswadayaan petani dan keluarganya. (e) Tercapainya ketahanan pangan, nilai tambah, daya saing dan peningkatan

pendapatan serta kesejahteraan petani.

Penyuluhan pertanian di Indonesia telah mempunyai sejarah yang cukup panjang, yang dimulai sejak awal abad 20 di masa penjajahan. Penyuluhan bermula dari adanya kebutuhan untuk meningkatkan hasil pertanian, baik untuk kepentingan penjajah maupun untuk mencukupi kebutuhan pribumi. Penyuluhan dilandadi pula oleh kenyataan adanya kesenjangan yang cukup jauh antara praktek-praktek yang dilakukan para petani di satu pihak dan adanya teknolog- teknologi yang lebih maju dilain pihak. Kebutuhan peningkatan produksi pertanian diperhitungkan akan dapat dipenuhi seandainya teknologi-teknologi maju yang ditemukan oleh para ahli dapat dipraktekkan oleh para petani sebagai produsen primer (Margono. S, 2003).

2.3.Peran Penyuluhan Pertanian

(9)

dan teknik-teknik tertentu sampai mereka (sasaran penyuluhan) itu dengan kesadaran dan kemampuannya sendiri mengadopsi inovasi yang disampaikan. Peran penyuluh menurut Mosher (1968) mengungkapkan bahwa setiap penyuluh pertanian harus mampu melaksanakan peran ganda seperti :

1. Guru, yang berperan untuk mengubah perilaku (sikap, pengetahuan dan ketrampilan) masyarakat sasarannya.

2. Penganalisaan, yang selalu melakukan pengamatan terhadap keadaan (sumberdaya alam, perilaku masyarakat, kemampuan dana dan kelembagaan yang ada dan masalah masalah serta kebutuhan-kebutuhan masyarakat sasaran dan melakukan analisis tentang alternatif pemecahan masalah atau penentuan kebutuhan-kebutuhan tersebut.

3. Penasehat, untuk memilih alternatif perubahan yang paling tepat yang secara teknis dapat dilaksanakan secara ekonomi menguntungkan dan dapat diterima oleh nilai-nilai sosial budaya setempat.

4. Organisator, yang harus mampu menjalin hubungan baik dengan segenap lapisan masyarakat (terutama tokoh masyarakat), mampu berinisatif bagi terciptanya perubahan-perubahan serta dapat memobilisasi sumberdaya, mengarahkan dan membina kegiatan-kegiatan maupun mengembangkan kelembagaan-kelembagaan yang efektif untuk melaksanakan perubahan-perubahan yang direncana.

(10)

sendiri mengadopsi inovasi yang disampaikan. Akan tetapi, dalam pengembangannya, peran penyuluh tidak hanya terbatas pada fungsi menyampaikan iinovasi dan mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sasaran penyuluhannya, akan tetapi, ia harus mampu menjadi jembatan penghubung antara pemerintah atau lembaga penyuluhan yang diwakilinya dengan masyarakat sasaran, maupun untuk menyampaikan umpan balik atau tanggapan masyarakat kepada pemerintah/lembaga penyuluhan yang bersangkutan. Sebab, hanya dengan menempatkan diri pada kedudukan atau posisi seperti itulah ia akan mampu melaksanakan tugasnya dengan baik (Mardikanto. T, 1993).

Dengan adanya jalinan keterkaitan antara penyuluh pertanian dengan petani maka pada suatu saat nanti didalam menghadapi masala-masalah penyuluhan tidak tergantung kepada program dari pemerintah semata- mata tetapi merupakan kemandirian petani itu sendiri. Dengan adanya suatu program yang direncanakan oleh petani dan terjaminnya dukungan operasional dari aparatur- aparatur penyuluhan pertanian, penyediaan sarana produksi, pemasaran, pengolahan hasil, permodalan maka dengan demikian produktivitas usaha tani terus menerus meningkat dan permintaan pasar terpenuhi dengan kata lain mampu memanfaatkan setiap peluang ekonomi yang melintas dihadapannya (Suryadi.A,1995).

2.4. Program Penyuluhan

(11)

harus mengetahui apa yang menjadi kebutuhan masyarakat lalu kemudian menentukan program apa yang cocok dilakukan di daerah tersebut. Untuk mengetahui keberhasilan program penyuluhan, maka diperluka n penelitian secara ilmiah.

Ada beberapa kegunaan evaluasi dilihat dari berbagai sudut pandang yaitu sebagai berikut:

1. Kegunaan bagi kegiatan penyuluhan itu sendiri, yakni:

a. Untuk mengetahui seberapa jauh kegiatan yang telah dicapai.

b. Untuk mencari bukti apakah sekuruh kegiatan telah dilaksanakan seperti yang direncanakan.

c. Untuk mengetahui segala masalah yang muncul/dijumpai yang berkaitan dengan tujuan yang diinginkan.

d. Untuk mengukur efektifitas dan efesiensi sistem kerja dan metoda-metoda penyuluhan yang telah dilaksanakan.

e. Untuk menarik simpati aparat dan warga masyarakat bahwa program tersebut memang mendapat perhatian yang sungguh-sungguh sehingga diharapkan mereka dapat berpartisipasi dalam kegiatan penyuluhan berikutnya.

2. Kegunaan bagi aparat penyuluhan, yakni meliputi:

(12)

b) Melalui evaluasi, seringkali juga digunakan untuk melakukan penilaian terhadap aktivitas atau mutu kegiatan penyuluhan itu sendiri, sehingga berpengaruh dalam menentukan masa depan bagi pengenbangan karier penyuluh yang bersangkutan.

c) Dengan adanya evaluasi maka penyuluh akan selalu mawas diri dan berusaha agar kegiatannya berjalan dengan baik sehingga membiasakan diri untuk selalu rajin, tekun dan bertanggung jawab.

3 Kegunaan bagi pelaksana evaluasi, yakni meliputi:

a) Kebiasaan untuk mengemukakan pendapat berdasarkan data atau fakta dan bukan didasarkan kepada asumsi atau praduga semata.

b) Kebiasaan bekerja sistematis, sesuai dengan prosedur dan pedoman yang telah ditetapkan.

c)Memperolah peningkatan pengetahuan dan keterampilan. (Mardikanto.T, 1993).

(13)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu Dan Te mpat

Penelitian ini direncanakan pelaksanaannya pada bulan agustus sampai dengan September 2013, di wilayah kerja balai penyuluhan pertanian (WKBPP) berdasarkan administratif terletak di Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya.

3.2.Metode Penelitian

Penelitian yang direncanakan dapat dikatagorikan kedalam penelitian explenatory atau Penelitian penjelasan. Menurut Masri Singarimbun (1982),

penelitian penjelasan yaitu penelitian yang menyoroti hubungan variabel- variabel penelitian dan menguji hipotesa yang telah dirumuskan. O leh karena itu penelitian ini juga dinamakan penelitian hipotesa. Walaupun dalam uraian mengandung diskripsi, tetapi lebih sebagian rasional fokusnya terletak pada penjelasa n hubungan variabel.

3.3.Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan, sbb: a Kuisioner

Pengumpulan data dari responden dilakukan dengan cara mengajukan daftar pertanyaan secara tertulis.

b Observasi

Pengambilan data dengan cara mengamati para penyuluh pertanian lapangan saat melaksanakan tugasnya.

(14)

c, Wawancara

Pengumpulan data dengan cara mengajukan bebrapa pertanyaan secara lisan kepada responden berupa interviu guide.

d. Okumentasi

Pengumpulan data melalui bahan-bahan tertulis (dukumen-dokumen) yang berhubungan dengan objek penelitian.

3.4.Populasi Dan Sampel Penelitian

Teknik penentuan responden dilakukan dengan cara gugus bertahap ganda (multi stage cluster random sampling) yaitu suatu teknik

dengan model pengelompokan secara bertahap. Sehingga dalam setiap kelompok yang terkecil, dilakukan penarikan responden secara acak sederhana, sebanyak menurut proposionalnya.

Tahap-tahap yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Tahap pertama, populasi dibagi menjadi kluster wilayah desa yang terdapat kelompok tani kelas madya.

2. Tahap kedua, mengambil sampel kelo mpok tani kelas madya sebanyak 10 % dari 54 kelompok yaitu sejumlah 5 kelompok tani.

(15)

) Tabel. 3.1 Daftar jumlah populasi dan penentuan responden

No .

Desa Kelompok Tani Kelas Jumlah

Populasi

(16)

3.5.Variabel Yang Diamati 3.5.1.Klasifikasi variabel

1. Variabel Dependen

Efektifitas program penyuluhan 2. Variabel Independen

- Pelatihan

- Percontohan (Demplot) - Pedampingan

- Evaluasi 3.6.Analisis Data

Data yang peroleh dari lapangan diolah dan ditabulasikan dalam bentuk tabel baris sesuai dengan kebutuhan analisis, model analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda (Sudjana, 1996 )

Y= a+b1X1+X2+X3+X4+...Xn Dimana:

Y = Efektivitas program Penyuluhan Pertanian A = Konstanta

(17)

3.6.1. Uji Validitas dan Reliabilitas

Kuesioner yang disebarkan, terlebih dahulu dilakukan suatu pengujian kuesioner yaitu uji validitas dan reliabilitas.

Menurut Jogiyanto (2008), Uji Validitas menunjukkan bahwa suatu pengujian benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Adapun rumus dari korelasi product moment yaitu sebagai berikut :

𝑟

=

n ∑XY −(∑X ∑Y )

𝑛∑ 𝑋2 −∑𝑋 2 (𝑛∑ 𝑌2− ∑𝑌 2

Keterangan :

N = Jumlah Responden

X = Skor masing- masing pernyataan dari tiap responden Y = Skor total semua pernyataan dari tiap responden

Selanjutnya dilakukan Uji reliabilitas menunjukkan tingkat seberapa besar suatu pengukur mengukur dengan stabil dan konsisten yang besarnya ditunjukkan oleh nilai koefisien reliabilitas. Teknik uji realibilitas yang digunakan yaitu teknik

Cronbach’s Alpha. Rumus pengujian realibilitas dengan

menggunakan teknik Cronbach’s Alpha adalah :

a = Reliabilitas instrument (Cronbach’s coefficient alpha)

k = Banyak butir pertanyaan

∑σb² = Jumlah ragam butir

(18)

3.6.2.Skala Like rt

Skala Likert digunakan untuk mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif. Skala ini mengukur tingkat kesetujuan atau ketidaksetujuan responden terhadap serangkaian pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner. Dalam skala

Likert, kemungkinan jawaban tidak hanya “setuju” dan “tidak setuju”, tetapi dapat

dibuat dengan banyak kemungkinan. Dengan menggunakan Skala Likert (Umar,2005) peneliti dapat memberi skor pada setiap jawaban responden sesuai dengan bobot yang telah ditentukan dalam Skala Likert. Pembobotan nilai jawaban dapat dilihat dalam Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Bobot nilai jawaban responden

Bobot Keterangan

1 Sangat tidak setuju/ Sangat tidak penting 2

3

Tidak setuju/ Tidak penting Cukup setuju/Cukup Penting

4 Setuju/ Penting

5 Sangat setuju/ Sangat penting

3.6.3.Analisis Diskriptif

Dalam penelitian ini, analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik umum dari petani Binaan Kecamatan Beutong, dan efektivitas program penyuluhan. Data mengenai karakteristik responden tersebut akan diperoleh melaui kuesioner dan kemudian d iklasifikasi dalam bentuk tabel (Umar, 2005). Data-data tersebut kemudian dipersentasekan berdasarkan jumlah responden dengan rumus sebagai berikut :

P = 𝑓𝑖

(19)

Dimana :

P = Persentase responden yang memilih kategori tertentu

ƒi = Jumlah responden yang memilih kategori tertentu

∑ƒi = Total jawaban

Persentase terbesar yang diperoleh untuk masing- masing kategori merupakan jawaban yang paling dominan. Karakteristik responden yang akan diidentifikasi diantaranya, usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jenis usaha, dan lama bertani.

3.6.4.Tabulasi Silang (Crosstabs)

Menurut (Siegel, 1992). Tabulasi silang adalah prosedur yang menyajikan deskripsi data dalam bentuk baris dan kolom. Tabulasi silang digunakan untuk melakukan analisis hubungan di antara baris dan kolom. Data yang digunakan untuk analisis ini adalah data yang berskala ordinal dan nominal. Pengambilan keputusan pada tabulasi silang dilakukan berdasarkan perbandingan antara uji chi-square dengan tabel chi-chi-square. Bila nilai hasil hitung chi-chi-square kurang dari atau sama dengan tabel chi-square maka hipotesis diterima. Bila chisquared test menampilkan hasil kurang dari atau sama dengan 0,05, maka artinya ada hubungan antara baris dan kolom.

3.6.5.Importance Performance Analysis (IPA)

(20)

disebut Matriks IPA. Matriks IPA terdiri dari empat kuadran yang masing- masing menjelaskan keadaan yang berbeda. Keadaan keadaan tersebut yaitu

1. Kuadran I (attribut estoimprove).

Kuadran ini memuat atribut yang dianggap penting oleh mitra binaan tapi kinerja atribut tersebut kurang dari apa yang diharapkan. Atribut yang termasuk di kuadran ini harus ditingkatkan.

2. Kuadran II (maintain performance). K uadran ini membuat atribut yang dianggap penting oleh mitra binaan dan pelaksanaannya dianggap sudah sesuai harapan. Atribut di kuadran ini harus dipertahankan.

3. Kuadran III (attributes to maintain). K uadran ini memuat atribut yang dianggap kurang penting oleh mitra binaan dan kinerja atribut tersebut kurang dari apa yang diharapkan. Peningkatan atribut yang masuk ke kuadran ini perlu dipertimbangkan karena tidak terlalu berpengaruh terhadap mitra binaan.

4. Kuadran IV (attributes to de-emphasize). Kuadran ini memuat atribut yang dianggap kurang penting oleh mitra binaan sedangkan kinerja perusahaan pada atribut ini terlalu tinggi sehingga dianggap berlebihan. Harus dilakukan efisiensi pada atribut di kuadran ini sehingga bisa menghemat biaya.

Rumus yang digunakan dalam IPA adalah sebagai berikut:

𝑇𝑘𝑖=𝑥𝑖

𝑦𝑖 𝑥 100%

(21)

TK i = Tingkat kesesuaian responden

Xi = Skor penilaian tingkat kinerja/kepuasan Yi = Skor penilaian kepentingan

(Siegel, 1992).

3.6.6. Analisis Korelasi (Rank Spearman)

Adapun metode statistika yang digunakan adalah dengan menggunakan teknik korelasi Rank Spearman. Korelasi ini digunakan untuk mengukur tingkat keeratan hubungan antara variabel satu dengan lainnya. Khususnya data interval yaitu data yang mempunyai skala pengukuran yang berjenjang. Rumus korelasi

Apabila dalam perhitungan ditemukan angka kembar, maka menggunakan rumus:

𝑟𝑠 =∑𝑥

di = Selisih antara rank X dan rank Y pada responden ke- i

(22)

Komputer akan mengeluarkan output hasil pengolahan dan kita dapat langsung menganalisis serta mengambil keputusan dari output tersebut. Hal yang dapat dianalisis dari output tersebut dengan melihat nilai korelasi (nilai rs) dan nilai probabilitasnya.

rs = 1 Hubungan X dan Y sempurna positif (mendekati 1, hubungan kuat dan positif)

rs = 1 Hubungan X dan Y sempurna negatif

rs = 0 Hubungan X dan Y lemah sekali atau tidak ada hubungan

Mengetahui keeratan hubungan antara variabel yang satu dengan variabel lainnya, koefisien korelasi yang diperoleh kemudian diinterprestasikan melalui pedoman yang tertera pada tabel 3.3.

Tabel 3.3. interprestasi koefesien korelasi

Inte rval koefesien Tingkat Hubungan

0,00 - 0,199 Sangat rendah kepercayaan 95 %. Menurut Siegel (1997) digunakan rumus, sebagai berikut :

(23)

Kriteria pengambilan keputusan :

1. Jika t hitung > t tabel (= 0,05), maka Ho ditolak yang berarti ada hubungan signifikan antara Efektivitas Program Penyuluhan Pertanian terhadap keberhasilan Program Pennyuluhan Pertanian Di Wilayah Kerja Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya. 2. Jika t hitung < t tabel (= 0,05), maka Ho diterima yang berarti tidak ada

(24)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Karakteristik responden

Jumlah responden yang diambil dalam penelitian ini adalah 39 orang petani yang ada diwilayah kerja balai penyuluhan pertanian Kecamatan Beutong. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, Seluruh responden menjadi petani dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan tambahan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, dan ingin mengembangkan usaha yang mereka jalankan. Petani yang hampir seluruhnya telah berkeluarga ( berstatus menikah) ini sebagian besar memperoleh informasi mengenai penyuluhan pertanian melalui rekomendasi teman dan melalui pihak pemerintah langsung.

Karakteristik responden yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah, jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, jenis usaha dan lama ber tani dengan binaan penyuluhan. Petani Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan raya memiliki karakteristik sebagai berikut, :

1. Jenis Kelamin

Gambar 1. Jenis kelamin responden

Jenis Kelamin

la ki-la ki

Wa nita

55% 45%

(25)

Petani Kecamatan Beutong yang bersedia menjadi responden penelitian berdasarkan jenis kelamin terdiri dari 21 orang responden (55%) berjenis kelamin laki- laki dan 18 orang sisanya (45%) berjenis kelamin perempuan.

2. Usia

Gambar 2. Usia responden

Sebagian besar responden memiliki usia lebih dari 40 tahun yaitu sebanyak 25 orang (64%) . Sisanya adalah 7 orang (18%) berusia 31-40 tahun, 6 orang berusia 24-30 tahun (15%) dan 1 orang berusia 17-23 tahun (3%).

(26)

Berdasarkan Tingkat pendidikan responden, yang paling dominan adalah Kelompok tani dengan tingkat pendidikan terakhir pada jenjang SMU/SMK sebanyak 19 orang (49%). Selanjutnya terdapat 10 orang Kelompok tani dengan pendidikan terakhir pada jenjang SD/SMP (28%) dan sisanya 1 0rang dengan pendidikan S2 (. Karena itu, Kelompok tani perlu untuk dibina melalui kegiatan Penyuluhan Pertanian agar mampu mengembangkan usaha yang dimiliki. Sisanya adalah 4 orang dengan pendidikan S1 (10%), 5 orang dengan pendidikan D3 (13%).

4.2. Efektivitas Kegiatan Penyuluhan Pertanian

Kegiatan Penyuluhan pertanian dilaksanakan dalam beberapa jenis kegiatan, yaitu kegiatan Pelatihan, Percontohan, Perdampingan dan evaluasi. Weiss (1972) menyatakan bahwa untuk mengukur efektivitas suatu kegiatan dilakukan berdasarkan kesesuaian efek kegiatan dengan tujuan dari kegiatan tersebut. Untuk itu dalam penelitian ini dilakukan pengukuran efektivitas Kegiatan Penyuluhan berdasarkan ketercapaian tujuan dari kegiatan Penyuluhan yang dilaksanakan pada Kelompok tani Kecamatan Beutong.

1. Realisasi Kegiatan Penyuluhan

(27)

Tabel 4.1. kegiatan Penyuluhan yang Di peroleh kelompok tani

Kegiatan Skor rataan Urutan peringkat Keterangan

Pelatihan 3,59 1 Efektif

Percontohan 2,88 3 Tidak Efektif

Perdampingan 2,72 4 Tidak Efektif

Evaluasi 3,13 2 Cukup Efektif

Sumber data primer diolah 2013

Hasil menunjukkan bahwa Kegiatan yang paling efektif dalam realisasinya terhadap seluruh responden adalah kegiatan Pelatihan karena memiliki skor rataan terbesar yaitu 3,59 (dari skala maksimal 5,00) dengan predikat Efektif. Hal tersebut terjadi karena berdasarkan keterangan yang diperoleh dari responden, responden merasa antusias untuk ikut serta dalam Pelatihan yang ditawarkan Pemerintah karena ingin menambah wawasan yang dimiliki, selain itu waktu pelaksanaan pelatihan yang tidak terlalu lama juga mempermudah responden untuk menghadiri pelatihan tanpa harus meninggalkan usaha terlalu lama. Dan berdasarkan keterangan yang diperoleh dari pihak PPL BPP Kecamatan Beutong, Kegiatan Pelatihan memang diadakan minimal satu tahun sekali dan materi yang diberikan bisa disesuaikan dengan keinginan dari Kelompok tani.

(28)

mempertimbangkan hal tersebut sehingga Pemerintah lebih meprioritaskan usaha Kelompok tani yang memang memungkinkan untuk mengikuti kegiatan.

Pemerintah perlu mengetahui perilaku Kelompok tani agar pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Pertanian bersama Kelompok tani bisa menjadi lebih efektif di masa yang akan datang untuk tercapainya tujuan Pemerintah di dalam Kegiatan Penyuluhan Pertanian ini. Untuk itu peneliti menyajikan data mengenai Kegiatan Penyuluhan Pertanian yang dipentingkan Kelompok tani. Melalui data ini kita dapat mengetahui kegiatan-kegiatan apa saja yang lebih dipentingkan oleh Kelompok tani Pemerintah di dalam Kegiatan Penyuluhan Pertanian. Selain itu, peneliti juga dapat melihat apakah kegiatan yang diperoleh responden saat ini sesuai dengan yang dipentingkan oleh responden. Data dapat dilihat dalam Tabel 4.2. berikut,

Tabel 4.2.Kegiatan penyuluhan yang dipentingkan Kelompok tani

Kegiatan Skor rataan Urutan peringkat Keterangan

Pelatihan 3,25 2 CukupPenting

Percontohan 3,05 3 Cukup Penting

Perdampingan 2,98 4 Cukup Penting

Evaluasi 3,55 1 Penting

Sumber: Data primer diolah 2013

(29)

kegiatan yang memiliki skor rataan paling rendah adalah Kegiatan Perdampingan dengan nilai skor rataan sebesar 2,99 ( cukup Penting). Beberapa responden menganggap bahwa usaha yang mereka jalankan seperti membajak tidak memerlukan pedampingan seperti yang diberikan Balai penyuluhan Pertanian Kecamatan Beutong. Responden menganggap Pedampingan tidak akan mempengaruhi tingkat produksi pada usahatani mereka.

(30)

Berdasarkan keadaan dilapangan, perbedaan ini terjadi karena pada kegiatan Evaluasi, tingginya harapan responden untuk mendapatkan tambahan dan perbaikan kinerja stake holder sedangkan pada realisasinya tidak semua responden dapat dipenuhi harapannya, karena Pemerintah memiliki pertimbangan tertentu untuk Kegiatan pertanian yang diberikan pada responden dengan menyesuaikannya dengan nilai loyalitas Kelompok tani dan kemampuan responden untuk mengembangkan usaha pertaniannya tersebut, agar tidak menyulitkan responden itu sendiri dimasa yang akan datang.

3. Ketercapaian tujuan Kegiatan Penyuluhan Pertanian

Penilaian efektivitas Kegiatan Penyuluhan Pertanian berdasarkan ketercapaian tujuan pada Kegiatan Penyuluhan Pertanian yang dirasakan oleh responden dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut,

Tabel 4.3. Kegiatan penyuluhan pertanian dan ketercapaian tujuan

Kegiatan Penyuluhan Pertanian Skor Rataan Keterangan

Pelatihan

Pengetahuan 3,21 Cukup Efektif

Kemampuan 2,79 Cukup Efektif

Materi 3,18 Cukup Efaktif

Rata-rata 3.06 Cukup Efektif

Percontohan:

Saran dan arahan 3,15 Cukup Efektif Mengikuti kegiatan 3,28 Cukup Efektif Rata-rata 3,21 Cukup Efaktif

Perdampingan

Saran dan arahan 2,82 Cukup Efaktif Tertarik 2,67 Cukup Efaktif Rata-rata 2.75 Cukup Efaktif

Evaluasi

Saran dan arahan 3,33 Cukup Efektif Mengikuti kegiatan 3,38 Cukup Efaktif Rata-rata 3.36 Cukup Efektif Perkembangan

Kegiatan

Produksi 3,00 Cukup Efektif

Laba 3,08 Cukup efektif

(31)

Hasil menunjukkan bahwa Kegiatan penyuluhan berdasarkan hasil ketercapaian tujuan kegiatan yang dirasakan responden diatas memiliki skor rataan sebesar 3,09 yang artinya tujuan kegiatan penyuluhan tercapai secara cukup efektif. Maka terdapat beberapa penjelasan mengenai hasil tersebut, yaitu :

a. Kegiatan Pelatihan

Kegiatan Pelatihan pada penelitian ini terdiri dari tiga atribut yaitu, pertama, atribut Pengetahuan yang artinya meningkatnya pengetahuan yang dirasakan responden setelah mengikuti kegiatan pada kegiatan Pelatihan. Atribut ini memiliki skor rataan tertinggi dalam kegiatan pelatihan yaitu 3,21 ( cukup Efektif). Artinya responden merasakan adanya peningkatan dari pengetahuan dan wawasan yang mereka miliki sebelumnya setelah mengikuti kegiatan dalam kegiatan pelatihan. Misalnya, pada pelatihan Manajemen usahatani dan Pemberantasan hama dengan cara sederhana responden merasa memperoleh pengetahuan baru mengenai tips dan trik dalam dunia usaha serta cara pembukuan sederhana dalam keuangan usaha mereka yang sebelumnya tidak mereka ketahui, dan bagi responden yang telah berpendidikan tinggi, mereka merasa dengan pelatihan dapat me-refresh pengetahuan dan wawasan yang dimiliki. Maka, tujuan pemerintah untuk meningkatkan pengetahuan Kelompok Tani melalui kegiatan Pelatihan dapat dikatakan telah tercapai dengan efektif.

Kedua, atribut Kemampuan yang artinya meningkatnya kemampuan

(32)

menjalankan usaha dilihat dari kemampuan responden dalam menerapkan ilmu yang diperoleh dari pelatihan pada usaha masing- masing responden. Misalnya, responden dapat menyiasati usaha mereka agar dapat meningkatkan produksisi berdasarkan masukan tips yang diberikan dalam pelatihan. Maka, tujuan pemerintah untuk meningkatkan kemampuan responden dalam menjalankan usahatani dapat dikatakan telah tercapai dengan efektif.

Ketiga, atribut Materi yang artinya kesesuaian materi pelatihan yang

diberikan dengan usaha yang dijalankan Kelompok Tani. Atribut ini memiliki skor rataan sebesar 3,18 (cukup Efektif). Artinya responden merasa bahwa isi materi yang mereka terima dalam pelatihan telah sesuai dengan usaha yang dijalankan karena memungkinkan responden untuk menerapkan materi tersebut dalam usaha mereka. Misalnya pada pelatiha n Manajemen tani dan perhitungan biaya produksisi, kedua materi tersebut sesuai dan memungkinkan responden untuk menerapkannya pada usaha mereka.

Ketiga atribut ditentukan berdasarkan tujuan dari kegiatan pelatihan. Berdasarkan skor rataan Kegiatan Pelatihan secara keseluruhan, ketercapaian tujuan kegiatan pelatihan memiliki skor rataan sebesar 3,06 (cukup Efektif). Artinnya tujuan pemerintah di dalam kegiatan Pelatihan dapat dikatakan telah tercapai dengan efektif.

b. Kegiatan Percontohan

Kegiatan Percontohan dalam penelitian ini terdiri dari dua atribut yaitu, pertama, atribut saran dan arahan yang artinya memberikan saran dan arahan

(33)

usaha Kelompok Tani. Atribut ini memiliki skor rataan sebesar 3,15 (cukup Efektif). Artinya responden pernah mendapatkan simpati serta inspirasi dari percontohan yang di buat oleh pembina yaitu pihak pemerintah (supervisor Kegiatan Penyuluhan) dibantu dengan pihak lain yang bekerjasama dengan pemerintah. Maka, tujuan pemerintah untuk memberikan saran dan arahan dalam membantu mitra mengatasi kendala usahanya, dapat dikatakan efektif.

Kedua, atribut mengikuti kegiatan yang artinya Kelompok Tani mengikuti kegiatan percontohan dalam melaksanakan usahatani dengan lahan- lahan percontohan. Atribut ini memiliki skor rataan sebesar 3,28 (cukup Efektif). Artinya responden sangat termotivasi dengan demplot yang buat oleh pihak pemerintah. Berdasarkan informasi dari responden Maka, tujuan pemerintah untuk membuat Kelompok Tani termotivasi dalam berusahatani dapat dikatakan cukup efektif.

Berdasarkan skor rataan Kegiatan Percontohan secara keseluruhan, ketercapaian tujuan kegiatan Percontohan memiliki skor rataan sebesar 3,21 (cukup Efektif). Artinnya tujuan pemerintah di dalam kegiatan Percontohan secara keseluruhan dapat dikatakan telah tercapai dengan efektif.

c. Kegiatan Perdampingan

(34)

kesempatan untuk PPL turun kesawah bersama petani. Selain itu, pihak pemerintah juga membantu mendampingi Kelompok Tani kepada Kelompok Tani lainnya. Maka, dengan penjelasan tadi, tujuan Pemerintah untuk memberikan fasilitas perdampingan kepada Kelompok Tani dapat dikatakan efektif.

Kedua, atribut mengikuti kegiatan yang artinya renponden mengikuti kegiatan perdampingan dalam mnejlankan usaha tani. Atribut ini memiliki skor rataan yang paling rendah diantara atrubut lain dalam kegiatan penyuluhan, yaitu sebesar 2,67 (cukup Efektif). Artinya responden setuju bahwa mereka merasa cukup terbantu dengan adanya kegiatan perdampingan, responden dapat mengelola usahatani dengan didampingi pendamping lapangan atau PPL, sehingga kelompok dapat memanfaatkan kesempatan tersebut untuk belajar lebih terampil dalam usaha tani.

Berdasarkan skor rataan Kegiatan Perdampingan secara keseluruhan, ketercapaian tujuan kegiatan Perdampingan memiliki skor rataan sebesar 2,75 (cukup Efektif). Artinnya tujuan pemerintah di dalam kegiatan Perdampingan secara keseluruhan dapat dikatakan telah tercapai dengan efektif.

d. kegiatan Evaluasi

Kegiatan Evaluasi dalam penelitian ini terdiri dari dua atribut, yaitu pertama, atribut saran dan arahan yang artinya adalah keseriusan petani dalam

(35)

untuk meningkatkan produksi usahatani yang dijalankan, karena itu responden memanfaatkan bantuan yang di berikan oleh pemerintah untuk peningkatan prooduksi. Misalnya, kegiatan SLPTT, SRI, Optimasi lahan dll. Maka, dengan penjelasan tersebut tujuan Pemerintah Nagan Raya agar evaluasi pelaksaan kegiatan benar-benar dijalankan Kelompok Tani untuk peningkatan produksisi dapat dikatakan sangat efektif.

Kedua, atribut mengikuti kegiatan yang artinya adalah responden dapat mengembalikan biaya input dalam bentuk produksi padi atau gabah permusim tanamnya sesuai dengan harapan pemerintah. Atribut ini memiliki skor rataan tertinggi dari seluruh atribut dalam Evaluasi yaitu sebesar 3,38 (cukup efektif). Artinya responden sangat setuju pertanggung jawaban Kelompok Tani terhadap produksisi dilakukan tiap musim panen untuk mengetahui peningkatan produksi. Hal ini dapat terlihat dari tidak adanya responden yang mengalami gagal panen. Dengan demikian maka tujuan pemerintah untuk memberikan evaluasi kegiatan penyuluhan yang sesuai dengan kemampuan Kelompok Tani dapat dikatakan cukup efektif.

(36)

e. Perkembangan Kelompok Tani

Pemerintah Nagan Raya dalam Kegiatan Penyuluhan ingin membantu Kelompok Tani dalam mengembangkan usaha yang dijalankan Kelompok Tani karena hal ini merupakan tujuan dari kegiatan penyuluhan pemerintah. Untuk itu peneliti juga memasukkan variabel Perkembangan dalam menganalisis efektivitas kegiatan penyuluhan pertanian Pemerintah Kabupaten Nagan Raya.

Pada variabel Perkembangan, terdiri dari dua atribut yang ditentukan berdasarkan atribut yang digunakan dalam penelitian serupa oleh Prisilla (2008). Atribut tersebut diantaranya, pertama, atribut Produksi yang artinya adalah adanya peningkatan produksi Kelompok Tani seperti jenis produksi atau variasi produksi. Atribut ini memiliki skor rataan sebesar 3,00 (cukup Efektif). Artinya rata-rata responden mengalami peningkatan dari segi produksi. Setelah adanya kegiatan-kegiatan penyuluhan, responden setuju bahwa mereka bisa memproduksi yang lebih bervariasi untuk mencapai ketahanan pangan secara global . Misalnya padi ketan hitam yang sebelumnya hanya di tanam lebih sedikit, kini bisa memperbanyak variasi produksinya dengan beragam padi ketan.

(37)

Secara keseluruhan, perkembangan Kelompok Tani memiliki skor rataan sebesar 3.04 (cukup Efektif). Maka dengan penjelasan pada masing- masing atribut sebelumnya, tujuan pemerintah untuk membantu petani dalam mengembangkan usaha dapat dikatakan sangat efektif.

4.3. Penilaian Tingkat Kepentingan terhadap Efektivitas Kegiatan Penyuluhan Pemerintah Nagan Raya

\Importance and Performance Analysis (IPA) adalah salah satu cara yang dapat menggambarkan tingkat kesesuaian antara Kepentingan (Harapan) dengan kinerja dari atribut- atribut yang dimiliki pemerintah. Berdasarkan hasil analisis deskriptif mengenai kegiatan penyuluhan yang dipentingkan Kelompok Tani dan efektivitas kegiatan penyuluhan, nilai atribut dapat dibandingkan untuk mengetahui tingkat kesesuaian efektivitas kegiatan dengan kepentingan Kelompok Tani seperti pada tabel 4.4 berikut,

Tabel 4.4 Penilaian Tingkat Kepentingan terhadap Efektivitas Kegiatan Penyuluhan

Atribut Kepentingan (Y) Efektivitas (X) Tingkat Kesesuaian (%)

(38)

dalam matriks IPA, maka terlihat empat buah kuadran yang merupakan gambaran evaluasi dari masing- masing atribut.

Nilai total dari atribut tingkat kepentingan dan tingkat efektivitas kegiatan penyuluhan dipetakan dalam sebuah diagram kartesius menunjukkan bahwa atribut tersebar pada Kuadran II dan III. Kuadran II menunjukkan atribut yang dianggap penting dan telah dilaksanakan dengan sangat baik oleh pemerintah sesuai dengan harapan responden/petani. Atribut yang berada pada kuadran ini sebaiknya dipertahankan dan lebih ditingkatkan lagi.

.Atribut yang terdapat pada kuadran ini antara lain atribut 1 (Pelatihan), dan atribut 4 (Evaluasi). Dilihat dari tingkat kesesuaian, menunjukkan bahwa kesesuaian efektivitas kegiatan pelatihan dan evaluasi dengan harapan kelompok tani termasuk tinggi.

Kuadran III menunjukkan atribut yang dinilai kurang penting dan dinilai

kurang maksimal efektivitasnya sehingga atribut-atribut di kuadran ini sebaiknya

dipertimbangkan apakah ditingkatkan atau tidak. Atribut yang ada pada kuadran ini

antara lain atribut 2 (Percontohan), dan atribut 3 (Perdampingan). Yang menjadi titik

ekstrim dalam kuadran ini adalah atribut 3 (Perdampingan). Hal ini berarti kelompok

tani menganggap bahwa kegiatan perdampingan dinilai belum penting dan

pelaksanaannya belum sesuai harapan mereka.

Berdasarkan informasi dari responden, mereka akan mengikuti kegiatan

perdampingan bila lokasi kegiatan seperti pameran di adakan di dalam kota. Mereka

merasa bahwa bila bisnis mereka ditinggalkan untuk mengikuti kegiatan

(39)

memberikan pemahaman mengenai peran penting kegiatan perdampingan terhadap

usaha mitra agar pelaksanaan kegiatan perdampingan dapat ditingkatkan.

4.4. Hubungan Karakteristik Responden dengan Efektivitas Kegiatan Penyuluhan Pemerintah Nagan Raya

Dalam penelitian ini juga dilakukan uji Tabilasi silang (crosstabs), yaitu suatu pengujian yang dilakukan untuk melihat apakah efektifitas kegiatan penyuluhan

Pemerintah Nagan Raya yang terdiri dari kegiatan pelatihan, pecontohan,

pedampingan dan evaluasi berhubungan dengan karakteristik dari responden sebagai

kelompok tani pemerintah yang terdiri dari jenis kelamin, usia, pendidikan, jenis

usaha dan lama bermitra.

Berdasarkan hasil uji Crosstabs antara kegiatan penyuluhan yang diperoleh

dengan karakteristik kelompok tani yang dilakukan pada 39 responden penelitian,

diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik Lama

bermitra dengan kegiatan Evaluasi dengan asymp.sig = 0,020 yang lebih kecil dari

sig. 0,05 yang artinya tolak H0 dengan hasil tabulasi silang yang dapat dilihat pada

Tabel 4.5 berikut,

Tabel 4.5. Tabulasi silang karakteristik lama bermitra dengan realisasi kegiatan Evaluasi

Lama_bertani Evaluasi kegiatan penyuluhan Total

Tidak efektif efektif Sangat efektif

> 5Tahun 0 1 1 2

(40)

tahun atau dua kali panen karena untuk wilayah kabupaten nagan raya masih IP 200, dengan demikian produksi yang harus dievaluasi kelompok tani tiap musim panen. Dapat disimpulkan bahwa bila semakin lama jangka waktu yang dipilih kelompok tani untuk Evaluasi, maka efektivitas kegiatan evaluasi semakin meningkat

4.5. Loyalitas Kelompok tani Pemerintah Nagan Raya

Sebelum menganalisis hubungan antara efektivitas kegiatan penyuluhan

dengan loyalitas, terlebih dahulu peneliti menjelaskan mengenai Loyalitas dari

responden sebagai kelompok tani Pemerintah Nagan Raya. Data mengenai loyalitas

responden dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut,

Tabel 4.6 Loyalitas kelompok tani kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya Loyalitas kelompok tani

Atribut Skor rataan Keterangan

Kepuasan 3,54 Setuju

Tetap 3,03 Cukup Setuju

Lagi 2,85 Cukup Setuju

Rekomendasi 2,69 Cukup Setuju

Secara keseluruhan 3,03 Cukup Setuju

Sumber: Data Primer diolah 2013

(41)

Kedua, atribut Tetap yang artinya kelompok tani tetap memilih Kegiatan

penyuluhan dengan Pemerintah Nagan Raya dari pada mandiri. Atribut ini memiliki skor rataan sebesar 3,03. Artinya responden Cukup setuju bahwa mereka akan tetap memilih kegiatan penyuluhan dari pada tidak mengikuti kegiatan penyuluhan.

Ketiga, atribut Lagi yang artinya responden tertarik untuk bekerjasama lagi dengan Pemerintah Nagan Raya dan tertarik menggunakan metode yang dianjurkan oleh pemerintah. Atribut ini memiliki skor rataan 2,85. Artinya responden cukup setuju bahwa mereka tertarik untuk bekerjasama lagi dan menggunakan kegiatan penyuluhan sebagai pendukung usaha mereka. Misalnya untuk mengikuti Kegiatan Penyuluhan periode 2.

Keempat, atribut Rekomendasi yang artinya adalah responden merekomendasikan Kegiatan Penyuluhan Pemerintah kepada petani lain. Atribut ini memiliki skor rataan sebesar 2,69. Artinya rata-rata responden cukup setuju bahwa mereka telah merekomendasikan Kegiatan penyuluhan seperti kepada rekan atau keluarga mereka.

Secara keseluruhan, Loyalitas kelompok tani memiliki skor sebesar 3,03

sehingga dapat dikatakan responden cukup setuju bahwa mereka loyal terhadap

kegiatan-kegiatan penyuluhan pertanian .

4.6. Hubungan Antara Ekeftivitas Kegiatan Penyuluhan dengan Loyalitas Kelompok tani

Kegiatan Penyuluhan Pemerintah Nagan Raya memiliki tujuan agar melalui

(42)

pemerintah. Untuk itu peneliti menganalisis apakah efektivitas kegiatan penyuluhan

ini berhubungan dengan loyalitas kelompok tani terhadap pemerintah atau tidak.

Peneliti melakukan analisis tersebut dengan metode uji korelasi Rank Spearman.

Hasil uji korelasi dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut,

Tabel 4.7. Hasil uji korelasi rank spearman antara kegiatan penyuluhan dengan

Kegiatan Penyuluhan 0,424 0,006

Sumber : Data Primer diolah 2013

H0 : Tidak ada hubungan yang nyata antara dua variabel H1 : Terdapat hubungan yang nyata antara dua variabel Berdasarkan hasil korelasi diatas dapat dilihat bahwa,

1. Efektivitas kegiatan pelatihan memiliki hubungan dengan loyalitas kelompok

tani dengan koefisien korelasi sebesar 0,631 yang artinya tingkat kore lasinya

termasuk dalam kategori Kuat. Korelasi ini signifikan pada taraf nyata 5%

karena memiliki nilai-p = 0,000 (nilai-p < 0,05). Sehingga semakin tinggi

efektivitas Kegiatan pelatihan maka kelompok tani akan semakin loyal.

2. Efektivitas kegiatan percontohan memiliki hubungan dengan loyalitas

kelompok tani dengan koefisien korelasi sebesar 0,577 yang artinya tingkat

korelasinya termasuk dalam kategori sedang. Korelasi ini signifikan pada

taraf nyata 5% karena memiliki nilai-p = 0,000 (nilai-p < 0,05). Maka,

(43)

loyalitas kelompok tani (tolak H0 ) Dengan demikian semakin tinggi

efektifitas kegiatan pecontohan maka semakin tinggi pula loyalitas kelompok

tani.

3. Efektivitas kegiatan perdampingan memiliki hubungan dengan loyalitas

kelompok tani dengan koefisien korelasi sebesar 0,584 yang artinya tingkat

korelasinya termasuk dalam kategori Sedang. Korelasi ini signifikan pada

taraf nyata 5% dengan nilai-p = 0,000 (nilai-p < 0,05). Maka kedua peubah

memiliki hubungan linier yang positif (semakin tinggi efektivitas kegiatan

perdampingan maka semakin tinggi pula loyalitas kelompok tani).

4. Efektivitas kegiatan evaluasi memiliki hubungan dengan loyalitas kelompok

tani dengan koefisien korelasi sebesar 0,366 yang termasuk dalam kategori

tingkat korelasi rendah. Korelasi ini signifikan pada taraf nyata 5% dengan

nilai-p = 0,020 (nilai-p < 0,05). Maka dapat dikatakan efektivitas kegiatan

evaluasi dan loyalitas kelompok tani memiliki hubungan linier yang positif

( semakin tinggi efektivitas kegiatan evaluasimaka semakin tinggi pula

loyalitas kelompok tani).

5. Efektivitas perkembangan pada kelompok tani terlihat memiliki hubungan

dengan loyalitas kelompok tani. Nilai koefisien korelasinya sebesar 0,421

yang termasuk dalam kategori tingkat korelasi sedang. Korelasi juga

signifikan pada taraf nyata 5% dengan nilai-p = 0,007 (nilai-p < 0,05). Maka,

dapat dilatakan kedua peubah memiliki hubungan linier yang positif (semakin

tinggi efektivitas perkembangan usaha yang dirasakan kelompok tani maka

(44)

Berdasarkan Hasil uji korelasi secara keseluruhan terhadap efektivitas

kegiatan penyuluhan, dapat dilihat bahwa efektivitas kegiatan penyuluhan

memiliki hubungan dengan loyalitas kelompok tani. Nilai koefisien korelasi

antara kedua peubah sebesar 0,424 yang termasuk dalam kategori tingkat

korelasi yang sedang. Korelasi ini signifikan terhadap taraf nyata 5% dengan

nilai-p = 0,006 (nilai-p < 0,05). Maka, dalam Kegiatan Penyuluhan, terdapat

hubungan linier yang positif antara efektivitas kegiatan penyuluhan dengan

loyalitas kelompok tani. Artinya semakin tinggi efektivitas kegiatan

penyuluhan yang dilaksanakan pemerintah maka akan semakin tinggi pula loyalitas dari kelompok tani mereka.

4.8. Implikasi Manaje rial

Kegiatan penyuluhan merupakan bentuk tanggung jawab pemerintah terhadap komunitas dan petani. Dalam pelaksanaannya kegiatan penyuluhan memerlukan alokasi sumberdaya pemerintah baik finansial maupun sumberdaya manusia. Penyelenggara kegiatan bertanggung jawab dalam menciptakan efektivitas Kegiatan penyuluhan demi tercapainya tujuan pemerintah.

(45)

memiliki skor efektivitas paling tinggi adalah Evaluasi, sedangkan kegiatan yang memiliki skor efektivitas terendah adalah Kegiatan Perdampingan. Selain itu, terdapat gap (perbedaan) antara efektivitas kegiatan dengan kegiatan-kegiatan yang dipentingkan kelompok tani berdasarkan hasil Importance Performance Analysis (IPA). Dengan mengetahui hasil tersebut, perlu diadakan penyesuaian-penyesuaian dalam kegiatan penyuluhan.

Berdasarkan hasil uji IPA didukung teori Weiss (1972) mengenai tindak lanjut evaluasi efektivitas kegiatan yang dapat bermanfaat dalam pengambilan keputusan, penyesuaian yang dapat direkomendasikan diantaranya adalah sebagai berikut,

a. Pada uji IPA kegiatan pelatihan dan evaluasi berada pada daerah kuadran II yang artinya memiliki kepentingan yang tinggi dan efektivitas yang sesuai dengan harapan kelompok tani. Maka berdasarkan teori, kegiatan tersebut harus dipertahankan dan dapat ditingkatkan. Pemerintah perlu mempertahankan kegiatan Evaluasi untuk peningkatan loyalitas kelompok tani. Untuk kegiatan pelatihan, berdasarkan hasil uji korelasi pelatihan memiliki hubungan yang kuat dengan loyalitas kelompok tani untuk itu, pihak pemerintah dapat memberikan materi baru yang sesuai serta lebih mudah untuk diaplikasikan agar efektivitasnya dapat ditingkatkan.

(46)

akan mengikuti kegiatan perdampingan bila PPL dapat memberi solusi masalah yang dihadapi petani. O leh Kerana itu pemerintah khususnya dinas terkait perlu meningkatkan kapasitas sumber daya Manusia yang dapat mengatasi masalah yang dihadapi petani.

(47)

5,1. Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian mengenai efektivitas program penyuluhan pertanian di Kecamatan Beutong dengan Kelompok tani, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut,

a. Karakteristik umum petani yang menjadi anggota kelompok tani memiliki proporsi yang sama antara perempuan dan laki- laki, dengan usia lebih dari 40 tahun, pendidikan terakhir SMU/SMK, Jenis usahatani yang dijalankan adalah padi sawah, dan Lama berusahatani antara 1-5 tahun.

b. Efektivitas Program Penyuluhan pertanian di Kecamatan Beutong, dari segi realisasi program yang paling efektif diperoleh petani adalah kegiatan pelatihan. Dari segi ketercapaian tujuan, secara keseluruhan kegiatan penyuluhan dapat dikatakan efektif. Dan program yang paling tinggi efektivitasnya adalah kegiatan evaluasi kelompok tani.

c. Berdasarkan hasil Tabulasi silang (Cross tab) terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik Lama bertani dengan efektivitas kegiatan evaluasi .

(48)

Terdapat beberapa saran yang dapat direkomendasikan berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, diantaranya :

a. Pemerintah perlu mempertahankan atau mengevaluasi kegiatan penyuluhan untuk mempertahankan loyalitas petani.

b. Pemerintah dapat memberikan arahan yang sesuai serta lebih mudah untuk diaplikasikan agar efektivitasnya dapat ditingkatkan.

c. Pemerintah memberikan pemahaman mengenai peran penting kegiatan percontohan terhadap usaha tani agar pelaksanaan kegiatan percontohan dapat ditingkatkan

(49)

DAFTAR PUSTAKA

E.M. Rogers, 1983. Diffusion of Innovation, Free Press, New York,.

HM, Jogiyanto. 2008. Metodologi Penelitian Sistem Informasi. Penerbit ANDI, Yogyakarta.

Margono. 2003. Perspektif Ilmu Penyuluhan Pembangunan. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Mosher, AT. 1968. Menggerakkan dan Membangun Pertanian.Gramedia. Jakarta: Yasaguna.

Mardikanto, 1993, Strategi Komunikasi Pembangunan, Balai Pustaka, Jakarta: Sugiono. 1998 metode penelitian administrasi. Edisi Keempat. Bandung.

Alfabeta.

Singarimbun. M .1982 . Metode Penelitian, Chalia Indonesia Jakarta.

Siegel, Blackwell, Miniard. 1992. Perilaku Konsumen. Binaputra Aksara, Jakarta Samsuddin, 1980. Ilmu Penyuluhan Pembangunan. PT Indah Utama, Jakarta. Suryadi,1995, Efektifitas Program.bhakti Jaya, Jakarta

Sudjana,1996, Teknik Analisis Regresi dan Korelasi. Tarsito, Bandung

Umar, H. 2005. Metode Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Pricilla,2008, effectiveness of medial- wedge. http//onlinelibrary.wiley.com

Gambar

Tabel. 3.1 Daftar  jumlah populasi dan penentuan responden
Tabel 3.2. Bobot nilai jawaban responden
Tabel 3.3. interprestasi koefesien korelasi
Gambar 1. Jenis kelamin responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tanaman tomat yang diberi perlakuan kompos dengan penambahan asam humat dan bakteri aktivator menunujukkan pertumbuhan yang lebih baik dalam hal potensi tumbuh maksimum

Pengaruh Dukungan Informasional Orang Tua dan Fasilitas Belajar terhadap Motivasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1

Pada waktu arus bergerak ke arah utara, lumpur yang berada di ujung selatan teluk ikut terbawa dan banyak terendapkan di pantai bagian timur teluk Wondama (Masduki, dkk., 2006).

Berdasarkan definisi-definisi diatas, dapat dikatakan bahwa analisis kontrastifmerupakan ilmu linguistik yang bersifat membandingkan dan bertujuan menemukan serta

Andriani, Rena Fiesty (2013) Analisis Penggunaan Kalimat Perintah Guru dalam Proses Kegiatan Belajar-Mengajar di SD Negeri 09 Panggang, Kabupaten Jepara. Hasil analisis wujud

Metode yang dipakai dalam pengambilan keputusan pemilihan tempat usaha menjahit ini adalah Multi-Objective Optimization on the basis of Ratio Analysis (MOORA Methods) metode

Terdapat pengaruh yang signifikan antara pengetahuan perawat terhadap Kinerja pelaksanaan Asuhan Keperawatan di RSUD Kabupaten Bekasi Tahun 2015, dimana dari hasil

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Taguchi Loss Function adalah suatu metode yang digunakan untuk menghitung ataupun menilai fungsi kerugian dari