• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : TANGGAL :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : TANGGAL :"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR :

TANGGAL :

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK

KETENAGALISTRIKAN

BIDANG PEMBANGKITAN ENERGI BARU TERBARUKAN

SUB BIDANG OPERASI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

2010

(2)

DAFTAR ISI

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG PEMBANGKITAN ENERGI BARU TERBARUKAN SUB BIDANG OPERASI

Hal

1. Kode Unit : KTL.EO.21.101.01……… 1

Judul Unit : Mengoperasikan Unit Pembangkit Listrik Tenaga Bayu di Bawah 10 kW (PLTB ≤ 10 kW)

2. Kode Unit : KTL.EO.21.102.01……… 6

Judul Unit : Mengoperasikan Boiler dan Sistem Bahan Bakar Biomasa Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap Biomasa (PLTU Biomasa)

3. Kode Unit : KTL.EO.21.103.01……… 11

Judul Unit : Mengoperasikan Unit Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)

4. Kode Unit KTL.EO.21.104.01……… 16

Judul Unit Mengoperasikan Unit Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)

(3)

STANDAR KOMPETENSI

TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG PEMBANGKITAN ENERGI BARU TERBARUKAN SUB BIDANG OPERASI

Kode Unit : KTL.EO.21.101.01

Judul Unit : Mengoperasikan Unit Pembangkit Listrik Tenaga

Bayu di Bawah 10 kW (PLTB ≤ 10 kW)

Deskripsi Unit : Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan prosedur pengoperasian dan penangulangan masalah operasi Unit PLTB ≤ 10 kW, dibawah pengawasan, sesuai dengan SOP.

ELEMEN

KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Menerapkan prosedur

pengoperasian Unit PLTB ≤ 10 kW

1.1. Peraturan Perundang – undangan di bidang K2 (Keselamatan Ketenagalistrikan) diterapkan. 1.2. Prosedur pelaksanaan diterapkan berdasarkan

SOP.

1.3. Diagram dan prinsip kerja pengoperasian Unit PLTB dipahami dan dilaksanakan berdasarkan SOP. 2. Mempersiapkan pelaksanaan pengoperasian Unit PLTB ≤ 10 kW

2.1. Peralatan yang berkaitan dengan

pengoperasian diidentifikasi masing-masing fungsi dan pengoperasiannya sesuai dengan spesifikasi SOP.

2.2. Parameter dan fungsi instrument/alat ukur diidentifikasi sesuai prinsip kerja dan batasan operasi.

2.3. Fungsi proteksi PLTB diidentifikasi sesuai SOP. 2.4. Hasil pembacaan instrument/alat ukur

dibandingkan dengan nilai/angka yang

ditetapkan dalam sistem sesuai spesifikasi yang berlaku di perusahaan/unit pembangkit.

2.5. Seluruh komponen PLTB siap untuk

dioperasikan sesuai dengan SOP. 3. Mengoperasikan

Unit PLTB ≤ 10 kW

3.1. PLTB dioperasikan dengan menggunakan urutan kerja berdasarkan SOP.

3.2. PLTB dimonitor dan diobservasi untuk mengetahui respon operasi yang benar.

(4)

3.4. Gangguan/penyimpangan yang teridentifikasi pada parameter operasi di atasi sesuai SOP. 3.5. Tindakan koreksi dilakukan sesuai dengan

SOP.

3.6. Gangguan/penyimpangan yang teridentifikasi dilaporkan keatasan. 4. Membuat Laporan Pengoperasian Unit PLTB ≤ 10 kW

Laporan dibuat sesuai dengan format dan prosedur yang ditetapkan oleh perusahaan.

1. Batasan Variabel

Dalam melaksanakan Unit kompentensi ini harus didukung dengan tersedianya:

1.1. Peraturan Perundang – undangan di bidang K2 (Keselamatan Ketenagalistrikan).

1.2. SOP yang berlaku di perusahaan.

1.3. Instruction manual dari masing-masing peralatan yang berlaku di perusahaan/unit pembangkit.

1.4. Log sheet atau report sheet yang ditetapkan oleh

perusahaan/unit pembangkit.

1.5. Peralatan dan instrument/alat ukur yang terkait dengan pelaksanaan Unit kompetensi ini.

1.6. Kompetensi yang dipersyaratkan sebelumnya :

1.6.1 Merapikan peralatan dan tempat kerja/sesuai dengan standar lingkungan di tempat kerja.

1.6.2 Memahami gambar teknik dan flow diagram. 1.6.3 Menggunakan hand tools dan power tools.

2. Panduan Penilaian

2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan 2.1.1. Pengetahuan

Peraturan perundang – undangan di bidang

keselamatan dan kesehatan kerja yang relevan, peraturan pemerintah tentang keselamatan dan kesehatan kerja, prosedur keselamatan dan kesehatan

(5)

kesehatan kerja perusahaan dalam keadaan darurat, peraturan tentang dampak lingkungan, Peralatan PLTB dan komponennya, parameter operasi dan lokasinya, status peralatan, prosedur pencatatan data operasi, prinsip-prinsip komunikasi, panel, alarm, peralatan kontrol dan proteksi, prosedur operasi darurat,

tindakan pencegahan dan penanggulangan

terganggunya Unit PLTB. 2.1.2. Ketrampilan

Peraturan perundang – undangan di bidang

keselamatan dan kesehatan kerja yang relevan, peraturan pemerintah tentang keselamatan dan kesehatan kerja, prosedur keselamatan dan kesehatan

kerja perusahaan, prosedur keselamatan dan

kesehatan kerja perusahaan dalam keadaan darurat, prosedur recording keselamatan dan kesehatan kerja, lokasi dan fungsi peralatan keselamatan dan kesehatan kerja, identifikasi status peralatan, mengoperasikan peralatan PLTB dan komponennya, komunikasi yang efektif, mengidentifikasi dan merespon kondisi operasi yang tidak normal, menggunakan perkakas yang relevan, membaca gambar, diagram dan simbol.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian :

2.2.1. Pengujian sebaiknya dilaksanakan di tempat kerja atau ruang simulasi.

2.2.2. Cakupan/Ruang Lingkup meliputi :

PLTB dan atau peralatan termasuk panel pasok listrik, MCC, peralatan kontrol, panel, alarm dan pengaman. Standar keselamatan kerja mencakup peraturan perundang - undangan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja.

Sumber informasi dan dokumentasi termasuk verbal dan komunikasi tertulis, dokumentasi keselamatan dan kesehatan kerja, peralatan dan manual alarm, instruksi manual, logbook, SOP, dan catatan Unit PLTB.

(6)

Indikator operasi dan teknik meliputi pengindraan (suara, bau, raba, visual), indicator remote atau lokal dan alarm (suara atau gambar).

Komunikasi dapat dengan telepon, radio, pager, komputer, logbook.

Pengujian dapat meliputi alarm, proteksi, standby test, setelah pemeliharaan (acceptance test) dan

performance test.

Personil yang berwenang memperoleh informasi dapat berhubungan dengan supervisor, personil operasi Unit PLTB atau yang sederajat, teknisi atau sederajat, staf kontraktor/outsourcing dan staf pemeliharaan.

Penggunaan tool yang terdiri dari power dan hand tool

untuk pengujian, identifikasi gangguan dan

pengoperasian.

Lingkungan operasi yang tidak mendukung seperti lembab, berisik, berdebu dan panas selama operasi berlangsung.

Kondisi gangguan dan operasi abnormal meliputi PLTB dan atau peralatan termasuk panel pasok listrik, MCC, peralatan kontrol, panel, alarm dan pengaman.

2.3. Metode Pengujian

2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.

2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta pengujian apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitas (keasliannya).

2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

2.3.5. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti – bukti sebagai dasar didalam memberikan pengujian.

(7)

2.4. Aspek Penting

2.4.1. Pengetahuan dan aplikasi yang relevan terhadap peraturan perundang – undangan di bidang K2 (Keselamatan Ketenagalistrikan).

2.4.2. Persiapan dan perencanaan kerja. 2.4.3. Operasi dari Unit PLTB.

2.4.4. Pemantauan Unit PLTB.

2.4.5. Pengetahuan tentang karakteristik PLTB, tindakan pencegahan dan penanggulangannya.

(8)

STANDAR KOMPETENSI

TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG PEMBANGKITAN ENERGI BARU TERBARUKAN SUB BIDANG OPERASI

Kode Unit : KTL.EO.21.102.01

Judul Unit : Mengoperasikan Boiler dan Sistem Bahan Bakar

Biomasa Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap Biomasa (PLTU Biomasa).

Deskripsi Unit : Unit kompetensi ini berkaitan dengan pelaksanaan pengoperasian boiler dan sistem bahan bakar biomasa pada PLTU Biomasa dibawah pengawasan, sesuai dengan SOP.

ELEMEN

KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Menerapkan prosedur pelaksanaan pengoperasian boiler dan sistem bahan bakar biomasa pada PLTU Biomasa

1.1. Peraturan Perundang – undangan di bidang K2 (Keselamatan Ketenagalistrikan) diterapkan. 1.2. Prosedur pelaksanaan diterapkan berdasarkan

SOP.

1.3. Diagram dan prinsip kerja sistem bahan bakar

biomasa dipahami dan dilaksanakan

berdasarkan SOP. 2. Mempersiapkan pelaksanaan pengoperasian boiler dan sistem bahan bakar biomasa pada PLTU Biomasa

2.1. Peralatan yang berkaitan dengan

pengoperasian diidentifikasi masing-masing fungsi dan pengoperasiannya sesuai dengan spesifikasi SOP.

2.2. Parameter dan fungsi instrument/alat ukur diidentifikasi sesuai prinsip kerja dan batasan operasi.

2.3. Fungsi proteksi boiler diidentifikasi sesuai SOP.

2.4. Hasil pembacaan instrument/alat ukur dibandingkan dengan nilai/angka yang ditetapkan dalam sistem sesuai spesifikasi yang berlaku di perusahaan/unit pembangkit. 2.5. Seluruh komponen dari boiler dan sistem

bahan bakar biomasa siap untuk dioperasikan sesuai dengan SOP.

(9)

3. Mengoperasikan boiler dan sistem bahan bakar biomasa pada PLTU Biomasa

3.1. Boiler dan sistem bahan bakar biomasa dioperasikan dengan menggunakan urutan kerja berdasarkan SOP.

3.2. Boiler dimonitor dan diobservasi untuk mengetahui respon operasi yang benar.

3.3. Tes rutin operasi dilaksanakan sesuai SOP. 3.4. Gangguan/penyimpangan yang teridentifikasi

pada parameter operasi di atasi sesuai SOP. 3.5. Tindakan koreksi dilakukan sesuai dengan

SOP.

3.6. Gangguan/penyimpangan yang teridentifikasi dilaporkan keatasan.

4. Membuat laporan pengoperasian boiler dan sistem bahan bakar biomasa pada PLTU Biomasa

Laporan dibuat sesuai dengan format dan prosedur yang ditetapkan oleh perusahaan.

1. Batasan Variabel

Dalam melaksanakan Unit kompentensi ini harus didukung dengan tersedianya:

1.1. Peraturan Perundang – undangan di bidang K2 (Keselamatan Ketenagalistrikan).

1.2. SOP yang berlaku di perusahaan.

1.3. Instruction manual dari masing-masing peralatan yang berlaku di perusahaan/unit pembangkit.

1.4. Log sheet atau report sheet yang ditetapkan oleh

perusahaan/unit pembangkit.

1.5. Peralatan dan instrument/alat ukur yang terkait dengan pelaksanaan Unit kompetensi ini.

1.6. Kompetensi yang dipersyaratkan sebelumnya :

1.6.1. Merapikan peralatan dan tempat kerja/sesuai dengan standar lingkungan di tempat kerja.

1.6.2. Memahami gambar teknik dan flow diagram. 1.6.3. Menggunakan hand tools dan power tools.

(10)

2. Panduan Penilaian

2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan 2.1.1. Pengetahuan

Peraturan perundang – undangan di bidang

keselamatan dan kesehatan kerja yang relevan, peraturan pemerintah tentang keselamatan dan kesehatan kerja, prosedur keselamatan dan kesehatan

kerja perusahaan, prosedur keselamatan dan

kesehatan kerja perusahaan dalam keadaan darurat, peraturan tentang dampak lingkungan, peralatan (boiler dan sistem bahan bakar biomasa) dan komponennya, parameter operasi dan lokasinya, status peralatan, prosedur pencatatan data operasi, prinsip-prinsip komunikasi, panel, alarm, peralatan kontrol dan proteksi, prosedur operasi darurat, karakteristik bahan

bakar biomasa, tindakan pencegahan dan

penanggulangan terganggunya sistem pasok bahan bakar biomasa.

2.1.2. Ketrampilan

Peraturan perundang - undangan keselamatan dan kesehatan kerja yang relevan, peraturan pemerintah tentang keselamatan dan kesehatan kerja, prosedur keselamatan dan kesehatan kerja perusahaan, prosedur keselamatan dan kesehatan kerja perusahaan

dalam keadaan darurat, prosedur recording

keselamatan dan kesehatan kerja, lokasi dan fungsi peralatan keselamatan dan kesehatan kerja, identifikasi status peralatan, mengoperasikan peralatan (boiler dan sistem bahan bakar biomasa) dan komponennya, komunikasi yang efektif, mengidentifikasi dan merespon kondisi operasi yang tidak normal, menggunakan perkakas yang relevan, membaca gambar, diagram dan simbol.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian :

2.2.1. Pengujian sebaiknya dilaksanakan di tempat kerja atau ruang simulasi.

(11)

servo motor, chart drive, relay, load cell, tachometer,

PLC input/output block, amplifying module, plug-in

printed circuit board dan over speed control.

Standar keselamatan kerja mencakup peraturan perundang - undangan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja.

Sumber informasi dan dokumentasi termasuk verbal dan komunikasi tertulis, dokumentasi keselamatan dan kesehatan kerja, peralatan dan manual alarm, instruksi manual, logbook, SOP, dan catatan sistem pasok bahan bakar biomasa.

Indikator operasi dan teknik meliputi pengindraan (suara, bau, raba, visual), indicator remote atau lokal dan alarm (suara atau gambar).

Komunikasi dapat dengan telepon, radio, pager, komputer, logbook.

Pengujian dapat meliputi alarm, proteksi, standby test, setelah pemeliharaan (acceptance test) dan

performance test.

Personil yang berwenang memperoleh informasi dapat berhubungan dengan supervisor, personil operasi sistem pasok bahan bakar biomasa atau yang

sederajat, teknisi atau sederajat, staf

kontraktor/outsourcing dan staf pemeliharaan.

Penggunaan tool yang terdiri dari power dan hand tool

untuk pengujian, identifikasi gangguan dan

pengoperasian.

Lingkungan operasi yang tidak mendukung seperti lembab, berisik, berdebu dan panas selama operasi berlangsung.

Kondisi gangguan dan operasi abnormal elemen sensor,

servo motor, chart drive, relay, load cell, tachometer, PLC input/output block, amplifying module, plug-in printed circuit board dan over speed control.

(12)

2.3. Metode Pengujian

2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.

2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta pengujian apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitas (keasliannya).

2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

2.3.5. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti – bukti sebagai dasar dalam memberikan pengujian.

2.4. Aspek Penting

2.4.1. Pengetahuan dan aplikasi yang relevan terhadap peraturan perundang – undangan di bidang K2 (Keselamatan Ketenagalistrikan).

2.4.2. Persiapan dan perencanaan kerja.

2.4.3. Operasi dari boiler dan sistem pasok bahan bakar biomasa.

2.4.4. Pemantauan boiler dan sistem pasok bahan bakar biomasa.

2.4.5. Pengetahuan tentang boiler dan karakteristik sistem bahan bakar biomasa pada PLTU Biomasa, tindakan pencegahan dan penanggulangannya.

(13)

STANDAR KOMPETENSI

TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG PEMBANGKITAN ENERGI BARU TERBARUKAN SUB BIDANG OPERASI

Kode Unit : KTL.EO.21.103.01

Judul Unit : Mengoperasikan Unit Pembangkit Listrik Tenaga

Mikro Hidro (PLTMH)

Deskripsi Unit : Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan

prosedur pengoperasian dan penanggulangan

masalah operasi Unit PLTMH, dibawah pengawasan, sesuai dengan SOP.

ELEMEN

KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Menerapkan prosedur

pengoperasian Unit PLTMH

1.1. Peraturan Perundang – undangan di bidang K2 (Keselamatan Ketenagalistrikan) diterapkan. 1.2. Prosedur pelaksanaan diterapkan berdasarkan

SOP.

1.3. Diagram dan prinsip kerja pengoperasian Unit

PLTMH dipahami dan dilaksanakan

berdasarkan SOP. 2. Mempersiapkan

pelaksanaan pengoperasian Unit PLTMH

2.1 Peralatan yang berkaitan dengan

pengoperasian diidentifikasi masing-masing fungsi dan pengoperasiannya sesuai dengan spesifikasi SOP.

2.2 Parameter dan fungsi instrument/alat ukur diidentifikasi sesuai prinsip kerja dan batasan operasi.

2.3 Fungsi proteksi PLTMH diidentifikasi sesuai SOP.

2.4 Hasil pembacaan instrument/alat ukur dibandingkan dengan nilai/angka yang ditetapkan dalam sistem sesuai spesifikasi yang berlaku di perusahaan/unit pembangkit.

2.5 Seluruh komponen PLTMH siap untuk

dioperasikan sesuai dengan SOP. 3. Mengoperasikan

Unit PLTMH 3.1. PLTMH dioperasikan dengan menggunakan urutan kerja berdasarkan SOP. 3.2. PLTMH dimonitor dan diobservasi untuk

mengetahui respon operasi yang benar. 3.3. Tes rutin operasi dilaksanakan sesuai SOP.

(14)

3.4. Gangguan/penyimpangan yang teridentifikasi pada parameter operasi di atasi sesuai SOP. 3.5. Tindakan koreksi dilakukan sesuai dengan

SOP.

3.6. Gangguan/penyimpangan yang teridentifikasi dilaporkan keatasan.

4. Membuat Laporan

Pengoperasian Unit PLTMH

Laporan dibuat sesuai dengan format dan prosedur yang ditetapkan oleh perusahaan.

1. Batasan Variabel

Dalam melaksanakan Unit kompentensi ini harus didukung dengan tersedianya:

1.1. Peraturan Perundang – undangan di bidang K2 (Keselamatan Ketenagalistrikan).

1.2. SOP yang berlaku di perusahaan.

1.3. Instruction manual dari masing-masing peralatan yang berlaku di perusahaan/unit pembangkit.

1.4. Log sheet atau report sheet yang ditetapkan oleh

perusahaan/unit pembangkit.

1.5. Peralatan dan instrument/alat ukur yang terkait dengan pelaksanaan Unit kompetensi ini.

1.6. Kompetensi yang dipersyaratkan sebelumnya :

1.6.1. Merapikan peralatan dan tempat kerja/sesuai dengan standar lingkungan di tempat kerja.

1.6.2. Memahami gambar teknik dan flow diagram. 1.6.3. Menggunakan hand tools dan power tools.

2. Panduan Penilaian

2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan 2.1.1. Pengetahuan

Peraturan perundang - undangan di bidang

keselamatan dan kesehatan kerja yang relevan, peraturan pemerintah tentang keselamatan dan kesehatan kerja, prosedur keselamatan dan kesehatan

(15)

peraturan tentang dampak lingkungan, peralatan PLTMH dan komponennya, parameter operasi dan lokasinya, status peralatan, prosedur pencatatan data operasi, prinsip-prinsip komunikasi, panel, alarm, peralatan kontrol dan proteksi, prosedur operasi darurat, tindakan pencegahan dan penanggulangan terganggunya Unit PLTMH.

2.1.2. Ketrampilan

Peraturan perundang - undangan di bidang

keselamatan dan kesehatan kerja yang relevan, peraturan pemerintah tentang keselamatan dan kesehatan kerja, prosedur keselamatan dan kesehatan

kerja perusahaan, prosedur keselamatan dan

kesehatan kerja perusahaan dalam keadaan darurat, prosedur recording keselamatan dan kesehatan kerja, lokasi dan fungsi peralatan keselamatan dan kesehatan kerja, identifikasi status peralatan, mengoperasikan peralatan PLTMH dan komponennya, komunikasi yang efektif, mengidentifikasi dan merespon kondisi operasi yang tidak normal, menggunakan perkakas yang relevan, membaca gambar, diagram dan simbol.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian :

2.2.1. Pengujian sebaiknya dilaksanakan di tempat kerja atau ruang simulasi.

2.2.2. Cakupan/Ruang Lingkup meliputi :

Unit PLTMH dan peralatan termasuk panel pasok listrik dan transformer, motor listrik, katup-katup, actuator

dan pintu air, panel supervisory, proteksi, alarm dan peralatan kontrol, air pendingin, sistem seal, strainer, peralatan pengatur tekanan dan indikator level air (kolam).

Standar keselamatan kerja mencakup peraturan perundang - undangan keselamatan dan kesehatan kerja.

Sumber informasi dan dokumentasi termasuk verbal dan komunikasi tertulis, dokumentasi keselamatan dan

(16)

kesehatan kerja, peralatan dan manual alarm, instruksi manual, logbook, SOP, dan catatan Unit PLTMH.

Indikator operasi dan teknik meliputi pengindraan (suara, bau, raba, visual), indicator remote atau lokal dan alarm (suara atau gambar).

Komunikasi dapat dengan telepon, radio, pager, komputer, logbook.

Pengujian dapat meliputi alarm, proteksi, standby test, setelah pemeliharaan (acceptance test) dan

performance test.

Personil yang berwenang memperoleh informasi dapat berhubungan dengan supervisor, personil operasi Unit PLTMH atau yang sederajat, teknisi atau sederajat, staf kontraktor/outsourcing dan staf pemeliharaan.

Penggunaan tool yang terdiri dari power dan hand tool

untuk pengujian, identifikasi gangguan dan

pengoperasian.

Lingkungan operasi yang tidak mendukung seperti lembab, berisik, berdebu dan panas selama operasi berlangsung.

Kondisi gangguan dan operasi abnormal meliputi Unit PLTMH dan peralatan termasuk panel pasok listrik dan transformer, motor listrik, katup-katup, actuator dan pintu air, panel supervisory, proteksi, alarm dan peralatan kontrol, air pendingin, sistem seal, strainer, peralatan pengatur tekanan dan indicator level air kolam.

2.3. Metode Pengujian

2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.

(17)

2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta pengujian apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitas (keasliannya).

2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

2.3.5. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti – bukti sebagai dasar dalam memberikan pengujian.

2.4. Aspek Penting

2.4.1. Pengetahuan dan aplikasi yang relevan terhadap Peraturan Perundang – undangan di bidang K2 (Keselamatan Ketenagalistrikan).

2.4.2. Persiapan dan perencanaan kerja. 2.4.3. Operasi dari Unit PLTMH.

2.4.4. Pemantauan Unit PLTMH.

2.4.5. Pengetahuan tentang karakteristik PLTMH, tindakan pencegahan dan penanggulangannya.

(18)

STANDAR KOMPETENSI

TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG PEMBANGKITAN ENERGI BARU TERBARUKAN SUB BIDANG OPERASI

Kode Unit : KTL.EO.21.104.01

Judul Unit : Mengoperasikan Unit Pembangkit Listrik Tenaga

Surya (PLTS)

Deskripsi Unit : Unit Kompetensi ini berkaitan dengan penerapan dan pelaksanaan prosedur pengoperasian Unit PLTS dibawah pengawasan, sesuai dengan SOP.

ELEMEN

KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Menerapkan prosedur

pengoperasian Unit PLTS

1.1. Peraturan Perundang – undangan di bidang K2 (Keselamatan Ketenagalistrikan) diterapkan. 1.2. Prosedur pelaksanaan diterapkan berdasarkan

SOP.

1.3. Diagram dan prinsip kerja pengoperasian Unit PLTS dipahami dan dilaksanakan berdasarkan SOP.

2. Mempersiapkan pelaksanaan pengoperasian Unit PLTS

2.1. Peralatan yang berkaitan dengan

pengoperasian diidentifikasi masing-masing fungsi dan pengoperasiannya sesuai dengan spesifikasi SOP.

2.2. Parameter dan fungsi instrument/alat ukur diidentifikasi sesuai prinsip kerja dan batasan operasi.

2.3. Fungsi proteksi PLTS diidentifikasi sesuai SOP 2.4. Hasil pembacaan instrument/alat ukur

dibandingkan dengan nilai/angka yang

ditetapkan dalam sistem sesuai spesifikasi yang berlaku di perusahaan/unit pembangkit.

2.5. Seluruh komponen PLTS siap untuk

dioperasikan sesuai dengan SOP. 3. Mengoperasikan

Unit PLTS 3.1. PLTS dioperasikan dengan menggunakan urutan kerja berdasarkan SOP. 3.2. PLTS dimonitor dan diobservasi untuk

mengetahui respon operasi yang benar. 3.3. Tes rutin operasi dilaksanakan sesuai SOP.

(19)

3.4. Gangguan/penyimpangan yang teridentifikasi pada parameter operasi di atasi sesuai SOP. 3.5. Tindakan koreksi dilakukan sesuai dengan

SOP.

3.6. Gangguan/penyimpangan yang teridentifikasi dilaporkan keatasan.

4. Membuat laporan pengoperasian Unit PLTS

Laporan dibuat sesuai dengan format dan prosedur yang ditetapkan oleh perusahaan.

1. Batasan Variabel

Dalam melaksanakan Unit kompentensi ini harus didukung dengan tersedianya:

1.1. Peraturan Perundang – undangan di bidang K2 (Keselamatan Ketenagalistrikan).

1.2. SOP yang berlaku di perusahaan.

1.3. Instruction manual dari masing-masing peralatan yang berlaku di perusahaan/unit pembangkit.

1.4. Log sheet atau report sheet yang ditetapkan oleh

perusahaan/unit pembangkit.

1.5. Peralatan dan instrument/alat ukur yang terkait dengan pelaksanaan Unit kompetensi ini.

1.6. Kompetensi yang dipersyaratkan sebelumnya :

1.6.1. Merapikan peralatan dan tempat kerja/sesuai dengan standar lingkungan di tempat kerja.

1.6.2. Memahami gambar teknik dan flow diagram. 1.6.3. Menggunakan hand tools dan power tools.

2. Panduan Penilaian

2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan 2.1.1. Pengetahuan

Peraturan perundang – undangan di bidang

keselamatan dan kesehatan kerja yang relevan, peraturan pemerintah tentang keselamatan dan kesehatan kerja, prosedur keselamatan dan kesehatan

kerja perusahaan, prosedur keselamatan dan

(20)

dan komponennya, parameter operasi dan lokasinya, status peralatan, prosedur pencatatan data operasi, prinsip-prinsip komunikasi, panel, alarm, peralatan kontrol dan proteksi, prosedur operasi darurat,

tindakan pencegahan dan penanggulangan

terganggunya Unit PLTS. 2.1.2. Ketrampilan

Peraturan Perundang – undangan di bidang

keselamatan dan kesehatan kerja yang relevan,

prosedur keselamatan dan kesehatan kerja

perusahaan, prosedur keselamatan dan kesehatan kerja perusahaan dalam keadaan darurat, prosedur

recording keselamatan dan kesehatan kerja, lokasi dan

fungsi peralatan keselamatan dan kesehatan kerja, identifikasi status peralatan, mengoperasikan peralatan PLTS dan komponennya, komunikasi yang efektif, mengidentifikasi dan merespon kondisi operasi yang tidak normal, menggunakan perkakas yang relevan, membaca gambar, diagram dan simbol.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian :

2.2.1. Pengujian sebaiknya dilaksanakan di tempat kerja atau ruang simulasi.

2.2.2. Cakupan/Ruang Lingkup meliputi :

Unit PLTS dan peralatan termasuk panel pasok listrik, BCU, inverter, baterei, grounding, peralatan kontrol, panel, alarm dan pengaman.

Standar keselamatan kerja mencakup peraturan perundang - undangan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja.

Sumber informasi dan dokumentasi termasuk verbal dan komunikasi tertulis, dokumentasi keselamatan dan kesehatan kerja, peralatan dan manual alarm, instruksi manual, logbook, SOP, dan catatan Unit PLTS.

Indikator operasi dan teknik meliputi pengindraan (suara, bau, raba, visual), indicator remote atau lokal

(21)

dan alarm (suara atau gambar).

Komunikasi dapat dengan telepon, radio, pager, komputer, logbook.

Pengujian dapat meliputi alarm, proteksi, standby test, setelah pemeliharaan (acceptance test) dan

performance test.

Personil yang berwenang memperoleh informasi dapat berhubungan dengan supervisor, personil operasi Unit PLTS atau yang sederajat, teknisi atau sederajat, staf kontraktor / outsourcing dan staf pemeliharaan.

Penggunaan tool yang terdiri dari power dan hand tool

untuk pengujian, identifikasi gangguan dan

pengoperasian.

Lingkungan operasi yang tidak mendukung seperti lembab, berisik, berdebu dan panas selama operasi berlangsung.

Kondisi gangguan dan operasi abnormal meliputi Unit PLTS dan peralatan termasuk panel pasok listrik, BCU,

inverter, baterei, grounding, peralatan kontrol, panel, alarm dan pengaman.

2.3. Metode Pengujian

2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.

2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta pengujian apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitas (keasliannya).

2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

2.3.5. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti – bukti sebagai dasar dalam memberikan pengujian.

(22)

2.4. Aspek Penting

2.4.1. Pengetahuan dan aplikasi yang relevan terhadap Peraturan Perundang – undangan di bidang K2 (Keselamatan Ketenagalistrikan).

2.4.2. Persiapan dan perencanaan kerja. 2.4.3. Operasi dari Unit PLTS.

2.4.4. Pemantauan Unit PLTS.

2.4.5. Pengetahuan tentang karakteristik PLTS, tindakan pencegahan dan penanggulangannya.

Referensi

Dokumen terkait

Zat cair yang keluar melalui 5 impeller ditampung oleh saluran berbentuk volut (spiral) dikelilingi impeller dan disalurkan keluar pompa melalui nosel. Didalam nosel ini sebagian

Bukan hanya itu, penelitian yang dilakukan oleh Resty, Thalib, Munifah (2018) terhadap siswa SMP 18 Palu menunjukkan bahwa kelas VII yang paling banyak melakukan perilaku off-task

• Normalisasi 2NF: jika tabel berada dalam bentuk normal pertama (1NF) dan setiap atribut bukan kunci (bukan PK) bergantung penuh (FULL DEPENDENT) pada kunci primer

• Bagaimana merancang unit SOHO yang dapat beradaptasi terhadap intensitas cahaya yang masuk ke dalam ruangan untuk mencapai kenyamanan visual sesuai jenis aktivitas

Sedangkan menurut Lewis dan Booms (dalam Tjiptono dan Chandra, 2007:121), kualitas pelayanan atau kualitas jasa merupakan ukuran seberapa bagus tingkat layanan yang

Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan didapatkan data hasil pengujian dengan membandingkan tegangan output sensor dengan keluaran konsentrasi Gas yang terukur

 Dengan Ergo-Safety segala permasalahan yang bisa memberikan dampak yang membahayakan bagi keselamatan maupun kesehatan manusia pekerja akan diidentifikasikan, dijaga, dikelola

Jika dilihat dari semua hasil frekuensi asam miristat dan dibandingkan dengan standar yaitu 0.9-1.5 maka dapat dipahami bahwa pada minyak yang Terserap dalam Pisang