• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA. membutuhkan produk atau jasa yang ditawarkan, agar produk disenangi oleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "II. TINJAUAN PUSTAKA. membutuhkan produk atau jasa yang ditawarkan, agar produk disenangi oleh"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

7 2.1 Tingkat Kepuasan

Kepuasan konsumen merupakan aset yang tidak bisa bernilai bagi sebuah usaha produk atau jasa. Hal ini disebabkan adanya konsumen sebagai pihak yang membutuhkan produk atau jasa yang ditawarkan, agar produk disenangi oleh konsumen maka produk yang dihasilkan harus dibuat menarik dalam pengemasannya. Kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja suatu produk dengan harapannya. Kepuasan konsumen menjadi prioritas utama dimana kualitas produk dan kepuasan konsumen harus diperhatikan guna tercapainya laba usaha yang meningkat dan loyalitas konsumen yang tinggi (Kotler, 2007).

Barnes (dalam Oliver, 2003) menyatakan kepuasan adalah tanggapan pelanggan atas terpenuhinya kebutuhan yang berarti bahwa penilaian pelanggan atas barang atau jasa memberikan tingkat kenyamanan yang terkait dengan pemenuhan suatu kebutuhan, termasuk pemenuhan kebutuhan yang tidak sesuai harapan atau pemenuhan yang melebihi harapan pelanggan.

Sunarto (dalam Desmelia, 2013) mengemukakan kepuasan konsumen (custumer satification) sebagai keseluruhan sikap yang ditunjukkan konsumen atas barang atau jasa setelah menggunakannya, yang merupakan penilaian valuativ pasca pemilihan dari seleksi pembelian khusus serta pengalaman menggunakan atau mengkonsumsi barang atau jasa tersebut. Kepuasan konsumen menggambarkan suatu keinginan, harapan dan kebutuhan konsumen terpenuhi.

(2)

Memperoleh nilai memuaskan apabila pelayanan dapat memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen. Pengukuran kepuasan konsumen merupakan elemen penting dalam menyediakan pelayanan yang lebih baik, efisien dan lebih efektif. Beberapa faktor yang dapat dipertimbangkan oleh konsumen dalam suatu pelayanan yaitu kemudahan, keamanan, kemampuan teknis, berkualitas dan harga yang sepadan.

Menurut Wilkie (dalam Tjiptono, 1996) mendefinisikan bahwa kepuasan sebagai suatu tanggapan emosional pada evaluasi terhadap pengalaman konsumsi suatu produk atau jasa. Tjiptono (1996) berpendapat bahwa kepuasan adalah respon konsumen/penumpang terhadap evaluasi yang dirasakan antara harapan sebelumnya (atau norma kinerja lainnya) dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya.

Pendapat lain juga menyatakan kepuasan pelanggan merupakan suatu tingkatan dimana kebutuhan, keinginan dan harapan dari pelanggan dapat terpenuhi yang akan mengakibatkan terjadinya pembelian ulang atau kesetiaan yang berlanjut (Band, 1991). Faktor yang paling penting untuk menciptakan kepuasan pelanggan adalah kinerja dari agen yang biasanya diartikan dengan kualitas dari agen tersebut (Mowen, 1995).

Dari pendapat-pendapat diatas mengenai pengertian tentang tingkat kepuasan, maka dapat dikatakan bahwa tingkat kepuasan adalah tingkatan kebutuhan, keinginan dan harapan dari konsumen dapat terpenuhi dan kinerja dari produk-produk yang telah dirasakan setelah memakainya.

(3)

2.2 Wisatawan Nusantara

Menurut Pitana (2005), wisatawan nusantara (domestik) merupakan wisatawan dalam negeri, dan bukan wisatawan yang berasal dari negara lain. Wisatawan domestik melakukan perjalanan wisata dan rekreasi ke bagian atau wilayah yang lain di negaranya untuk mengetahui sesuatu yang berbeda dari lingkungan yang ada disekitarnya. Tujuan wisatawan domestik berwisata di dalam negeri, yaitu ingin mengobati rasa penasaran pada tempat yang ia yakini atau anggap sangat menakjubkan dan menyenangkan. Di Indonesia, cukup banyak wisatawan domestik yang melakukan perjalanan wisata untuk melepas lelah dan penat karena kesibukan pekerjaan atau sekolah mereka setiap hari. Umumnya, wisatawan domestik melakukan wisata dan berekreasi ke bagian atau wilayah lain di negaranya untuk mengetahui sesuatu yang berbeda dengan lingkungan sekitarnya.

Menurut Diarta (2007) pengertian wisatawan sangat multidimensional dan variatif antar satu negara dengan negara lain. Dalam kasus Indonesia, terdapat empat komponen pokok yang memungkinkan dijadikan tolok ukur agar seseorang dapat dikatakan sebagai seorang wisatawan nusantara atau tidak.

Pertama, karakteristik geografis yaitu wisatawan dapat dianggap sebagai seorang yang melakukan perjalanan jauh (dalam jarak tertentu) dari wilayah daerah administratif asalnya ke wilayah daerah administratif lainnya (atau beberapa daerah) dalam lingkup wilayah Indonesia. Dalam kerangka otonomi daerah, daerah administratif yang dimaksud bisa saja kabupaten atau propinsi. Karakteristik pertama ini tentu tidak cukup karena akan terjadi kasus setiap orang yang masuk melalui suatu pelabuhan akan dianggap sebagai wisatawan. Hal ini tentu sangat kontroversial.

(4)

Kedua, karakteristik waktu yaitu setiap perjalanan wisata mempunyai waktu minimum tetapi bersifat sementara dan tidak menjadi penduduk tetap di tempat atau wilayah baru yang dikunjunginya. Waktu minimum yang dimaksud adalah semalam (overnight) yang membedakannya dengan penglaju (commuter), atau orang yang bepergian harian kurang dari 24 jam. Ada dua alasan pembatasan tersebut yaitu di beberapa daerah pengunjung harian (penglaju, pekerja dari luar wilayah) kemungkinan melebihi jumlahnya dibandingkan dengan wisatawan itu sendiri (melebihi 24 jam). Alasan berikutnya, dimensi perilaku pelakunya (motivasinya, aktifitasnya, pengalamannya, pola konsumsinya, dan sebagainya) dari wisatawan dan bukan wisatawan sangat berbeda. Patokan 24 jam dalam perjalanan serta harus bermalam di tempat yang dituju karena pengalaman berlibur tersebut mempunyai karakter khusus dibandingkan pengalaman lain yang mempunyai karakter mirip wisatawan tetapi tidak bisa digolongkan sebagai wisatawan.

Ketiga, karakteristik melepaskan diri (escape) yaitu untuk mencari kebebasan (freedom). Bebas dalam konteks ini adalah bebas dari tanggung jawab sosial sehari-hari. Perjalanan yang dilakukan oleh wisatawan haruslah dilakukan pada waktu luang (libur, spare time) yang disebut leisure time. Wisatawan adalah orang pada saat tidak bekerja atau mengerjakan tugas rutin lainnya meninggalkan wilayah tempat tinggal asalnya lebih dari 24 jam. Tujuan perjalanannya umumnya untuk kepuasan pribadi dalam konteks mencari “kebebasan” yang mungkin saja mencakup rekreasi (jalan-jalan, santai di pantai, sosialisasi di lingkungan baru, dan sebagainya) atau beberapa aktifitas kreatif lainnya seperti pendidikan, seni, olah raga dan sebagainya.

(5)

Keempat, karakteristik interaksi emosional dengan tempat yang dikunjungi yaitu adanya karakter kunjungan yang melibatkan emosi antara orang tersebut dengan beberapa karakteristik dari tempat yang dikunjunginya. Karakteristik yang dimaksud mungkin saja berupa pemandangan alam yang menakjubkan, objek atau even wisata, iklim tempat yang dituju, asosiasi romantik dari tempat tersebut, dan sebagainya. 2.3 Pertanian Hortikultura

Secara umum pengertian dari pertanian adalah suatu kegiatan manusia yang termasuk di dalamnya yaitu bercocok tanam, peternakan, perikanan dan juga kehutanan. Hortikultura merupakan perpaduan antara ilmu, teknologi, seni, dan ekonomi, praktek pertanian hortikultura modern berkembang berdasarkan pengembangan ilmu yang menghasilkan teknologi untuk memproduksi dan menangani komoditas hortikultura yang ditujukan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi maupun kesenangan pribadi.

Menurut Undang-undang No 13 tahun 2010 pasal 1 tentang hortikultura bahwa hortikultura adalah segala hal yang berkaitan dengan buah, sayuran, bahan obat nabati, dan florikultura, termasuk di dalamnya jamur, lumut, dan tanaman air yang berfungsi sebagai sayuran, bahan obat nabati, atau bahan estetika. Usaha hortikultura adalah semua kegiatan untuk menghasilkan produk, atau menyelenggarakan jasa yang berkaitan dengan hortikultura. Unit usaha budidaya hortikultura adalah satuan lahan tempat terselenggaranya kegiatan membudidayakan tanaman hortikultura pada tanah atau media tanam lainnya dalam ekosistem yang sesuai dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

(6)

Menurut Saefudin (2011) kata hortikultura (Horticulture) berasal dari Bahasa Latin „hortus‟ yang artinya kebun dan „colere‟ yang artinya membudidayakan. Jadi hortikultura adalah membudidayakan tanaman di kebun. Konsep ini berbeda dengan agronomi, yang merupakan membudidayakan tanaman di lapangan. Budidaya di kebun bersifat lebih intensif, padat modal dan tenaga kerja. Hortikultura akan menghasilkan pengembalian, berupa keuntungan ekonomi atau kesenangan pribadi, yang sesuai dengan usaha yang intensif tersebut. Praktek hortikultura merupakan tradisi yang telah berkembang sejak sangat lama. Praktek hortikultura modern berkembang berdasarkan pengembangan ilmu yang menghasilkan teknologi untuk memproduksi dan menangani komoditas hortikultura yang ditujukan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi maupun kesenangan pribadi.

Dari beberapa pendapat mengenai pertanian dan hortikultura tersebut dapat disimpulkan bahwa produk pertanian hortikultura adalah semua hasil yang berasal dari tanaman hortikultura yang masih segar atau yang telah diolah dan juga merupakan kegiatan bercocok tanam untuk membudidayakan tanaman kebun yang bersifat lebih intensif, padat modal dan tenaga kerja.

Menurut Sabda (2006) jenis-jenis hortikultura seperti buah-buahan, tanaman buah-buahan dapat digolongkan menurut iklim dan familinya. Ditinjau dari iklim yang dikehendaki, dibedakan menjadi buah-buahan tropis dan subtropis. Buah-buahan subtropis dibedakan atas buah-Buah-buahan yang daunnya gugur pada musim rontok (autmn) atau disebut desidous tress dan buah-buahan yang daunnya selalu hijau (evergreen). Contoh buah-buahan desidous adalah jenis buah-buahan pome, misalnya apel atau pear dan jenis-jenis buah-buahan drupe misalnya peach, plum,

(7)

apricot, dan cherry. sedangkan jenis evergreen misalnya jeruk,lemon, pisang, olive dan sebagainya.

Berikut akan diuraikan secara singkat beberapa jenis buah-buahan yang dapat tumbuh dengan baik di tropis Indonesia baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah. Untuk buah-buahan dataran tinggi yang dapat beradaptasi di beberapa tempat di Indonesia adalah apel dan jeruk jenis tertentu. Sedangkan untuk dataran rendah boleh dikatakan semua jenis buah-buahan tropis seperti pisang, jeruk, mangga,nenas, papaya, pohon duku, langsat atau pijetan. Selanjutnya jenis hortikultura sayuran dapat digolongkan menjadi beberapa jenis yaitu sayuran daun, sayuran umbi, dan sayuran buah. Kelompok sayuran daun diantaranya adalah selada, kubis, bayam, sawi (brassica Juncea) dan kangkung. Kelompok sayuran umbi adalah lobak, kentang, (solanum tuberosum), wortel, bawang merah dan bawang putih, sedangkan buncis (phaseolusvulgaris), lombok (capsicum L), kacang panjang, terong, serta tomat adalah golongan sayur buah.

Sisanya jenis hortikultura seperti tanaman hias, baik tanaman berbunga sepanjang tahun dipinggir jalan, di halaman rumah, maupun yang dapat menghasilkan bunga potong dan tanaman hias khusus daun yang dapat menyejukkan ruangan semuanya mempunyai manfaat tersendiri, sebagai penyejuk jiwa, mendatangkan keuntungan materi terutama jika diusahakan dengan metode tertentu. Fungsi tanaman hias semakin dirasakan manfaatnya, baik oleh hotel, rumah bertingkat dengan halaman yang sempit di kota-kota besar, taman-taman kota yang berfungsi sebagai paru-paru kota maupun sebagai tempat rekreasi.

(8)

2.4 Kawasan Pariwisata

Menurut Perda Kabupaten Tabanan No 11 tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten Tabanan mendefinisikan bahwa kawasan pariwisata adalah kawasan strategis pariwisata yang berada dalam geografis satu atau lebih wilayah administrasi desa atau kelurahan yang di dalamnya terdapat potensi daya tarik wisata, aksesibilitas yang tinggi, ketersediaan fasilitas pariwisata serta aktivitas sosial budaya masyarakat yang saling mendukung dalam perwujudan kepariwisataan.

Menurut Perda Provinsi Bali No 2 tahun 2012 pasal 1 ayat 18 tentang RTRW Bali bahwa kawasan strategis pariwisata adalah kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup serta pertahanan dan keamanan.

Kawasan daya tarik wisata khusus yang selanjutnya disebut KDTWK, adalah kawasan strategis pariwisata yang berada dalam geografis satu atau lebih wilayah administrasi desa/kelurahan yang didalamnya terdapat potensi daya tarik wisata, aksebilitas yang tinggi, ketersediaan fasilitas umum dan fasilitas pariwisata secara terbatas serta aktifitas sosial budaya masyarakat yang saling mendukung dalam perwujudan kepariwisataan, namun pengembangannya sangat dibatasi untuk lebih diarahkan kepada upaya pelesatrian budaya dan lingkungan hidup.

(9)

2.5 Hasil Penelitian Sebelumnya

Hasil penelitian sebelumnya yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini sebagai berikut.

- Penelitian Desmelia Riani Napitupulu (2013) yang berjudul Analisis Atribut Pemasaran Terhadap Tingkat Kepuasan Konsumen Membeli Sayuran Organik di Tiara Grosir Denpasar. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen membeli sayuran organik. Penelitian ini menggunakan metode analisis faktor dimana variabel-variabel seperti produk, harga, fasilitas, tempat, pelayanan, keamanan, kenyamanan yang diberikan hingga mutu barang yang digunakan untuk mengukur faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen. Dari penelitian tersebut, disimpulkan bahwa variabel yang mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen yaitu variabel produk, harga, fasilitas, tempat, pelayanan, keamanan, kenyamanan. Faktor yang paling berpengaruh adalah faktor produk.

- Penelitian Anggah Permana (2006) yang berjudul Tingkat Kepuasan Pengunjung Terhadap Kawasan Hutan Mangrove di Pusat Informasi Mangrove Kota Denpasar. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kepuasan pengunjung terhadap kawasan hutan mangrove. Jenis variabel dalam penelitian ini dilakukan dengan pemberian skor menggunakan skala likert. Tingkat kepuasan pada penelitian ini, menggunakan empat indikator yaitu : fasilitas, aksesibilitas, panorama, dan pelayanan. Masing-masing indikator memiliki parameter yang

(10)

mencirikan indikator yang akan diteliti, yang dapat diberikan acuan dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa indikator yang mempengaruhi tingkat kepuasan pengunjung yaitu indikator fasilitas, dan pelayanan.

2.6 Kerangka Pemikiran

Eksistensi dan keberlanjutan destinasi pariwisata sangat ditentukan oleh beberapa faktor selain daya tarik destinasinya sendiri, juga dipengaruhi oleh produk-produk pendukung destinasi pariwisata. Salah satu produk-produk pendukung destinasi pariwisata adalah produk pertanian khususnya hortikultura. wisatawan nusantara akan cenderung loyal atau berkunjung kembali atau merasa puas di destinasi jika wisatawan nusantara tersebut merasa puas dengan destinasi dan produk pendukungnya.

Mengingat dengan konteks produk pertanian hortikultura maka tingkat kepuasan wisatawan menjadi sangat penting. Hal ini berkaitan dengan besar kecilnya serapan produk hortikultura oleh wisatawan nusantara yang berakibat kepada tingkat pendapatan petani dan keinginan untuk melakukan kunjungan ulang atau membangkitkan loyalitas wisatawan. Tingkat kepuasan terhadap produk pertanian hortikultura wisatawan dapat diukur dengan parameter diantaranya produk, harga, fasilitas, tempat, pelayanan, keamanan, kenyamanan. Informasi mengenai tingkat kepuasan ini akan dianalisis dengan deskriptif kualitatif sehingga dapat direkomendasikan untuk menunjang keberlanjutan destinasi pariwisata. Secara sistematis kerangka pemikiran penelitian ini, dapat dilihat pada Gambar 2.1

(11)

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Penelitian Tingkat Kepuasan Wisatawan Nusantara terhadap Layanan Penjualan Hortikultura di Pasar Mertha Sari Desa Candikuning

Kabupaten Tabanan Tahun 2015

Tingkat kepuasan wisatawan nusantara terhadap layanan penjualan hortikultura:

1. Produk 2. Harga 3. Fasilitas 4. Tempat 5. Pelayanan 6. Keamanan 7. Kenyamanan Analisis Simpulan Rekomendasi Wisatawan nusantara

Jenis hortikultura yang dikonsumsi wisatawan nusantara Kawasan Pasar Mertha Sari Desa Candikuning

Produk pertanian hortikultura

Referensi

Dokumen terkait

Pada tampilan diatas kita dapat melihat tampilan Subset Dynamic Programming yang menampilkan hasil waktu yang diperoleh pada saat running dan menampilkan jarak terpendek

implementation gap yaitu suatu kondisi dimana dalam proses kebijakan terjadi perbedaan antara apa yang diharapkan pembuat kebijakan dengan apa yg senyatanya terjadi..

Dari ketentuan Pasal 3 ini, maka khusus untuk tanah-tanah yang tunduk kepada hukum adat tetapi tidak terdaftar dalam ketentuan konversi sebagai tanah yang dapat

Penelitian Pengaruh Diferensiasi Produk Dan Soul Marketing Terhadap Kepercayaan Shohibul Qurban Pada Produk Superqurban Rumah Zakat Semarang belum banyak dilakukan

Bahkan, lebih parah lagi ada beberapa jenis parasit yang berdampak pada matinya pohon jabon, tetapi hama Jabon tidak lebih mudah diatasi dibandingkan hama-hama

[1 markah / mark] (b) Nyatakan dua jenis gerakan lif yang mana bacaan pada mesin penimbang menunjukkan jisim pelajar.. State two types of movement of the lift when the reading on

 Disediakan alat, bahan, dan langkah kerja, siswa dapat melakukan percobaan untuk mengidentifikasi karakteris-tik gerak dengan kecepatan konstan dan gerak dengan

UMUM.. Kabupaten Daerah Tingkat II Bandung dan Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pemerintahan