• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia dapat dibedakan dengan makhluk-makhluk lainnya yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia dapat dibedakan dengan makhluk-makhluk lainnya yang"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai arti penting dalam kehidupan manusia, dengan pendidikan manusia dapat dibedakan dengan makhluk-makhluk lainnya yang menempati alam semesta ini. Hal ini menunjukkan bahwa manusia sangat membutuhkan pendidikan, pendidikan tidak akan terjadi dengan sendirinya tanpa usaha yang dilakukan manusia. Oleh sebab itu manusia merupakan makhluk yang harus dididik dan dapat mendidik.

Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1

Agama Islam juga mengajarkan ummatnya untuk belajar dari masa lalu, dalam Al-Qur’an Surat Yusuf 12 ayat 111 : Allah Berfirman:

 ( ؤس وي : 111 ) Artinya:

“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.2

1

Undang undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,Bab II,Pasal 3.

2 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, Bandung, Penerbit Diponegoro,

(2)

Pada ayat di atas, Allah SWT menyebutkan bahwasanya berita para Rasul beserta ummatnya, dan bagaimana Allah menyelamatkan orang-orang beriman, serta menghancurkan orang-orang kafir, terdapat sebuah pelajaran berharga bagi orang-orang yang menggunakan akalnya. Dengan kata lain pada kisah-kisah mereka terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal.3

Untuk mendapatkan ilmu pengetahuan tersebut berbagai upaya yang dilakukan pemerintah, di antaranya mendirikan lembaga pendidikan baik formal maupun non formal agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Salah satu lembaga pendidikan formal yaitu Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS). Dan (MIS) juga merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang ikut serta dalam mengembangkan potensi peserta didik khususnya dalam pendidikan Islam.

Keberadaan (MIS) sebagai lembaga pendidikan yang masih mempertahankan sistem pendidikan tradisionalnya maupun yang sudah mengalami perubahan memiliki pengaruh besar dalam kehidupan masyarakat. Dari waktu ke waktu (MIS) tumbuh dan berkembang tidak saja kuantitasnya tapi juga kualitasnya, apalagi dengan inovasi yang dilakukan oleh (MIS) yaitu menambah pelajaran umum dalam pendidikannya.

Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan

3Syikh Asy-Syan Qthi. Tafsir Adhwa’ul Bayan, (Jakarta Selatan: Pustaka Azzam.2007) h.

(3)

pendidikan tinggi, dan dilaksanakan berdasarkan aturan resmi yang telah ditetapkan.4

Madrasah di Indonesia baru popular setelah awal abad keduapuluh. Kehadiran madrasah sebagai lembaga pendidikan memulai proses pertumbuhannya atas dasar semangat pembaharuan di kalangan umat Islam. Latar belakang kelahiran madrasah itu bertumpu pada dua faktor penting. Pertama, pendidikan Islam tradisional dianggap kurang sistematik dan kurang memberikan kemampuan pragmatis yang memadai. Dan kedua, laju perkembangan sekolah-sekolah ala Belanda di kalangan masyarakat cendrung meluas dan membawakan watak sekularisme sehingga harus di imbangi dengan sistem pendidikan Islam yang memiliki model dan organisasi yang lebih teratur dan terencana.5

Pertumbuhan Madrasah sekaligus menunjukan adanya pola respon umat Islam yang lebih progresif, tidak semata-mata defensif terhadap perkembangan pendidikan islam. Dengan berbagai variasi, sesuai dengan basis pendukungnya, madrasah tumbuh diberbagai lokasi dalam jumlah yang dari waktu ke waktu semangkin banyak dan berkembang.6

Berdasarkan Hasil observasi pada tanggal 11 Februari 2017 penulis menemukan.

“Pada Tahun pelajaran baru tahun 2017 Madrasah Swasta Tunggang sudah memiliki stuktur bangunan yang terdiri dan difasilitasi dengan

4 Undang undang RI 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional Bab II pasal 3. 5 Ramayulis. Sejarah pendidikan islam, ( Jakarta: kalam mulia, 2008), h. 22

(4)

ruang shalat, lapangan olah raga, ruang UKS, , luas tanah madrasah 6841

2

m , luas bangunan madrasah 2195m2 dan luas pagar permanen 1 unit dan 12 ruangan belajar siswa dengan jumlah guru pengajar 20 orang dengan 2 (dua) staf Tata Usaha, guru pengajar dengan lulusan S1 berjumlah 13 orang, S2 dua orang, D1 dua orang dan D3 tiga orang dengan jumlah siswa 341 orangdan penjaga,”.7

Jadi dari hasil observasi di atas Madrasah merupakan bukanlah suatu lembaga yang baru lagi bagi masyarakat.Madrasah telah dikenal sejak Zaman Kolonial, malah sumbangan pemikirannya tidak sedikit dalam mengantarkan bangsa Indonesia ke pintu gerbang kemerdekaan, demikian pula pada era kemerdekaan, Madrasah-madrasah yang tersebar di seluruh pelosok Nusantara telah memberikan konstribusinya di dalam usaha mencerdaskan kemerdekaan bangsa.

Salah satunya adalah Madrasah Ibtidaiyah Swasta Tunggang yang didirikan pada tahun 1969, Madrasah ini pernah vakum pada tahun 1985, sehingga jumlah siswa dari tahun ke tahun semakin menurun dan berkurang secara dratis yang mengakibatkan pemberhentian proses pembelajaran atau belajar mengajar.

Pada tahun 1990 MIS Tunggang di aktifkan kembali di bawah pimpinan buya Muhammad Wizar dengan keluarnya SK Menteri No 65 tahun 1990 tentang pendirian Madrasah tersebut.8 Setelah terbitnya SK ini, Madrasah ini mulai bangkit kembali hingga pergantian jabatan Kepala Madrasah Ibtidaiyah Tunggang.

7 Aminah, Observasi, 11 Februari 2017

(5)

Pada akhir tahun 2002 ketika Drs. Wirdalis menjadi kepala Sekolah Madrasah ini mengalami kemajuan dengan jumlah murid 341 Orang dan peningkatan dibidang Sarana.9

Berdasarkan latar belakang di atas, timbul pertanyaan bagaimana Dinamika Lembaga Pendidikan Islam Madrasah Ibtidaiyah Swasta sejak berdiri tahun 1969 sampai 2017? Untuk menjawabnya perlu dilakukan penelitian yang lebih dalam yang hasilnya akan ditulis dalam bentuk skripsi dengan judul:

“Dinamika Madrasah Ibtidaiyah Swasta di Desa Tunggang Kecamatan Pondok Suguh Kabupaten Mukomuko (1969-2017)”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis membatasi penelitian ini sebagai berikut:

a. Batasan Waktu (Temporal). Batasan temporal dari penelitian ini adalah tahun 1969-2017. Tahun 1969 merupakan awal berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Swasta Tunggang. Sedangkan tahun 2017 merupakan batas dari penelitian ini.

b. Batasan Tempat (Spasial), penelitian ini dilakukan di desa tunggang Kecamatan Pondok Suguh Kabupaten Mukomuko. Karena di sinilah berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Swasta Tunggang ini.

(6)

c. Batasan Tematis (Tema), adapun tema yang penulis teliti adalah Dinamika Madrasah Ibtidaiyah Swasta Tunggang Kecamatan Pondok Suguh Kabupaten Mukomuko.

2. Rumusan Masalah

a. Bagaimana Periodesasi Madrasah Ibtidaiyah Swasta Tunggang dari tahun 1969-2017?

b. Bagaimana sejarah berdiri Madrasah Ibtidaiyah Swasta di Desa Tunggang?

c. Dinamika yang mempengaruhi perkembangan Madrasah Ibtidaiyah Swasta Desa Tunggang?

C. Tujuan dan Kegunaan Peneltian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui gambaran umum MIS Tunggang Kecamatan Pondok Suguh Kabupaten Mukomuko.

b. Untuk mengetahui sejarah berdiri Madrasah Ibtidaiyah Swasta Tunggang Kecamatan Pondok Suguh Kabupaten Mukomuko

c. Untuk mengetahui dinamika yang mempengaruhi perkembangan Madrasah Intidaiyah Swasta Tunggang Kecamatan Pondok Suguh Kabupaten Mukomuko

(7)

a. Sebagai referensi untuk meningkatkan mutu dalam melaksanakan belajar mengajar agama Islam dan meningkatkan fasilitas, manajemen, serta administrasinya.

b. Sebagai bahan masukan bagi pihakMadrasah Ibtidaiyah Swasta Tunggang dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan Kualitas serta Kuantitas Madrasah Ibtidaiyah Swasta Tunggang.

c. Untuk menambah dan memperkaya khazanah ilmu pengetahuan dan wawasan penulis tentang Madrasah Ibtidaiyah Swasta Tunggang.

D. Penjelasan Judul

Agar tidak terjadi kekeliruan dan kesalahan pemahaman makna, maka penulis menjelaskan istialh-istilah yang berhubungan dengan penelitian ini, yaitu: Dinamika : Gerak atau kekuatan yang dimiliki sekumpulan orang dalam masyarakat, yang dapat menimbulkan perubahan dalam tata hidup yang bersangkutan. Dalam proposal ini istilah dinamika dipahami sebagai perjalanan madrasah intidaiyah swasta tunggang selaku lembaga pendidikan Islam.10

Madrasah : Berasal dari bahasa Arab yang artinya adalah tempat belajar, madrasah dalam bahasa Indonesia adalah sekolah lebih dikhususkan lagi sekolah-sekolah agama Islam.11Yang

10

Haidar Putra Daulay, Dinamika Pendidikan Islam Di Asia Tenggara. Jakarta: rineka cipta 2009. Hal 206.

11 Harun Nasution. Madrasah, Ensikolopedi Islam . ( Jakarta:CV Anda Utama. 1993). Hal:

(8)

dimaksud dengan Madrasah dalam penelitian ini adalah suatu lembaga yang mengajarkan ilmu-ilmu ke Islaman. MIS Tunggang : Salah satu nama sekolah yang terdapat di desa tunggang di

Kecamatan Pondok Suguh Kabupaten Mukomuko.

Jadi yang dimaksud dengan judul Skripsi ini adalah penelusuran tentang Dinamika Madrasah Ibtidaiyah Swasta di Desa Tunggang Kecamatan Pondok Suguh Kabupaten Mukomuko dari tahun 1969 sampai pada tahun 2017.

E. Sistematika Penulisan

Untuk lebih terarah dan teraturnya pembahasan ini, maka dalam sistematika penulisan ini penulis membagi ke dalam beberapa bab.

BAB I : adalah bab pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, penjelasan judul, dan sistematika penulisan.

BAB II : adalah landasan teoristis yang terdiri dari pendidikan islam (pengertian pendidikan islam, tujuan pendidikan islam), lembaga pendidikan Islam (pengertian lembaga pendidikan islam, jenis-jenis lembaga pendidikan islam) madrasah (pengertian madrasah, tujuan dan manfaat).

BAB III : adalah metodologi penelitian yang terdiri dari jenis penelitian, metodologi penelitian (heoristik, kritik sumber, sintesis dan penulisan sejarah).

Referensi

Dokumen terkait

pengembangan ekonomi kota/wilayah 11 Kenampakan Geomorfologi Regional  Geomorfologi Asia  Geomorfologi Amerika  Geomorfologi Afrika  Geomorfologi Eropa 

Berdasarkan hasil analisa tingkat risiko menggunakan matrik risiko, maka sumber risiko yang memerlukan penanganan utama adalah risiko yang muncul dengan tingkatan risiko sangat

Atraksi lainnya yang dapat di nikmati selain di sungai Oyo yaitu di Air Terjun Sri Gethuk, pada umumnya wisatawan yang datang ke Air Terjun hanya bermain-main

Di samping itu, dituntut kemampuan personal yaitu kemampuan aktualisasi diri, kemampuan teknis administratif dan kemampuan metodologis dalam mentransfer

(1) Pembantu Ketua I sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 huruf a, merupakan tenaga dosen yang mempunyai tugas membantu Ketua dalam memimpin pelaksanaan kegiatan pendidikan

Salah satu media yang memiliki kekuatan dalam menanamkan pesan adalah film, sedangkan salah satu film layar lebar Indonesia yang banyak menampilkan unsur

Menurut Sutiarti & Edi (2017:26) Media Interaktif adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan software dan hardware yang bisa digunakan sebagai perantara dalam

Merupakan teknik pencakokan bahan genetik dari suatu individu ke individu lain dengan harapan agar dihasilkan susunan genetik baru yang dapat memberikan perubahan bagi baru yang