• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memperoleh keturunan merupakan salah satu dari tujuan pernikahan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memperoleh keturunan merupakan salah satu dari tujuan pernikahan."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Memperoleh keturunan merupakan salah satu dari tujuan pernikahan. Kehadiran anak merupakan hal yang sangat dinantikan, bukan hanya oleh pasangan yang menikah tetapi juga merupakan suatu tuntutan dari keluarga dan masyarakat. Terwujudnya kehamilan tidak terlepas dari peran reproduksi laki-laki dan perempuan, kesuburan dan kemampuan memiliki anak bisa dipengaruhi oleh masalah dari sistem reproduksi kedua belah pihak (Sadli, Rahman & Habsjah, 2006). Bentuk gangguan kesehatan reproduksi yang terjadi pada pasangan usia subur salah satunya adalah infertilitas. Infertilitas adalah suatu keadaan yang menyebabkan kegagalan konsepsi dari mulai hamil sampai melahirkan pada pasangan yang telah menikah lebih dari satu tahun yang tidak menghasilkan keturunan meskipun tidak mengikuti program keluarga berencana (Venkates, 2009; Zegers-Hochschild et al., 2009; Boivin et al., 2007).

Pada International Conference on Population and Development (ICPD) tahun 1994 di Kairo, dibuat kesepakatan bersama mengenai definisi kesehatan reproduksi sebagai kesehatan secara fisik, mental, dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit atau kecacatan. Sejak saat itulah kesehatan reproduksi mendapatkan perhatian khusus (United Nations Population

(2)

Information Network (Popin), 2013). Implikasi dari hasil kesepakatan tersebut adalah setiap orang berhak memiliki kehidupan seksual yang memuaskan dan aman bagi dirinya dan mampu memperoleh keturunan serta memenuhi keinginannya tanpa ada hambatan, kapan, dan berapa sering untuk memiliki keturunan.

Pihak wanita atau istri sering dicurigai sebagai penyebab tidak adanya keturunan. Wanita menjadi fokus utama pembicaraan seputar keturunan atau belum hadirnya anak dalam perkawinan. Keadaan ini akan membuat pihak wanita mengalami tekanan yang berpengaruh terhadap kondisi fisik dan psikisnya. Menurut Domar (2007), infertilitas adalah suatu keadaan yang menekan terutama pada pihak wanita yang seringkali menyebabkan depresi, cemas dan lelah berkepanjangan. Pemeriksaan, pengobatan, dan penanganan yang terus menerus telah membuat wanita tersebut kehilangan kepercayaan diri dan perasaan serba tidak enak. Apabila hal ini berkelanjutan tanpa mendapat perhatian yang serius dari lingkungan sekitarnya, maka keadaan ini berpotensi untuk menimbulkan gangguan depresi pada pihak yang bersangkutan.

Secara psikologis, kondisi infertilitas pada wanita dapat mengganggu kesehatan mental yang bermula dari perasaan tertekan secara mental, dan sosial termasuk depresi, kecemasan, agresivitas, perasaan bersalah, kurangnya harga diri, kurang percaya diri, keluhan psikosomatik, obsesi, kesulitan hubungan, dan ketidakpuasan seksual. Berduka dan depresi adalah respon yang paling sering dilaporkan pada 77% artikel, sedangkan kecemasan dilaporkan pada 40% dari artikel (Ramezanzadeh, 2010)

(3)

Pasangan infertil akan mengalami stres jangka panjang (kronis). Stres yang timbul sebagai dampak dari infertilitas ini bersumber dari beberapa hal, yang dapat dibedakan menjadi stresor internal dan stresor eksternal. Stresor internal berupa diperlukannya biaya pengobatan yang tinggi, harus meluangkan waktu khusus, disiplin yang harus dipatuhi untuk menjalani serangkaian pemeriksaan, dan pengobatan, serta harapan yang terlalu tinggi untuk mempunyai anak. Stres infertilitas dikaitkan dengan pengalaman menjalani perawatan kesuburan, serta faktor-faktor lain yang terkait termasuk biaya dan tingkat keberhasilan. Hal tersebut merupakan stresor penting yang dapat mengakibatkan stres bagi banyak pasangan. Berbagai macam pemeriksaan dan pengobatan medis sebagai upaya untuk mengatasi masalah infertilitas dijalani oleh wanita namun tidak semua akan segera memperoleh keturunan, sehingga keadaan ini akan menimbulkan stres pada wanita. Stresor eksternal yang berupa tuntutan dari orang tua, mertua, saudara, dan tetangga merupakan penyebab dari munculnya distres pada wanita dengan infertiitas (Malpani, 2004). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Arthur et al., 2011) di mana hasil penelitian ini menemukan bahwa wanita mengikuti Terapi Reproduktif Berbantu (TRB) mempunyai tingkat distres yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak merasa bermasalah dengan infertilitasnya dan tidak mengikuti terapi.

Kondisi infertilitas merupakan pengalaman yang penuh ketegangan (stressful) karena pasangan mempersepsikan masalah infertilitas sebagai ancaman terhadap kesejahteraan mereka. Ketegangan tersebut disebabkan karena adanya

(4)

perasaan-perasaaan “kehilangan” yang dimanifestasikan sebagai perasaan kehilangan identitas seksualnya, harga diri, konsep diri, hubungan dengan pasangan, keluarga, teman serta karir dan dapat berlanjut pada kehilangan kontrol diri terhadap tujuan hidup (Lowdermilk, Perry & Bobak 2004; Watkins & Baldo, 2004).

Infertilitas terjadi pada 80 juta lebih populasi manusia di dunia yang di setiap negara kisarannya bervariasi antara kurang dari 5% sampai dengan lebih dari 30%, di Indonesia terdapat 13-25,3% perempuan usia 25-34 tahun dan 8,2-8,8% perempuan usia 35-44 tahun dengan status menikah dan tidak mempunyai anak yang menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2010 dapat digunakan sebagai informasi infertilitas (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI, 2010; Hidayah & Hadjam, 2006).

Studi pendahuluan data rekam medis yang dilakukan di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta selama tahun 2012 menunjukkan bahwa angka kunjungan pasien yang mengalami infertilitas sejumlah 91 pasien. Studi pendahuluan juga dilakukan terhadap beberapa wanita infertil di Yogyakarta pada tanggal 6 Mei 2013. Hasil studi pendahuluan tersebut didapatkan hasil bahwa dari dua wanita infertil menyatakan mereka merasa berbeda dengan wanita yang lain, merasa iri dan cemburu dengan wanita lain yang telah memiliki anak. Penelitian ini dilakukan di Yogyakarta karena masih terdapatnya stigma atau pandangan di masyarakat Jawa khusunya Yogyakarta bahwa wanita adalah penyebab infertilitas. Kondisi seperti ini menimbulkan rasa kecewa yang terkadang membuat sedih hingga menangis dan mudah tersinggung jika ada pernyataan orang lain yang membandingkan dirinya

(5)

dengan wanita lain yang sudah memiliki anak. Hal ini sesuai dengan penelitian Sara Lynne Rieder Bennett (2008) yang menemukan bahwa wanita yang memegang peran tradisional lebih stres dari pada yang moderat

Kondisi tersebut di atas menarik perhatian peneliti sehingga peneliti menganggap penting untuk menganalisa faktor distres infertilitas pada wanita infertil yang akan penulis tuangkan ke dalam penelitian yang berjudul " Analisis distres pada wanita infertil di Poliklinik Permata Hati RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta”.

B. Rumusan Masalah

Infertilitas merupakan masalah yang komperhensif yang di dalamnya melibatkan banyak hal, di antaranya adalah faktor psikososial. Masih terdapatnya stigma atau pandangan di masyarakat Jawa khususnya Yogyakarta bahwa wanita adalah penyebab infertilitas. Stigma tersebut akan menambah beban psikologis dan menyebabkan stres pasa wanita dengan infertilitas. Infertilitas bisa dialami oleh setiap individu dan dapat menjadi stresor tersendiri bagi wanita yang mengalaminya. Hal tersebut berasal dari stresor internal dan eksternal. Stresor internal berupa keinginan dari diri sendiri untuk mempunyai anak dan hal yang berkaitan dengan pengalaman menjalani perawatan kesuburan. Stresor eksternal berupa tuntutan dari lingkungan dan keluarga. Faktor resiko yang lain yang bisa menimbulkan stres pada pihak perempuan adalah lama infertilitas dan lamanya terapi infertilitas. Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalahnya adalah

(6)

bagaimana gambaran distres wanita dalam menghadapi keadaan infertilitas dan adakah hubungan antara durasi infertil, terapi infertil serta sumber infertil dengan distres pada wanita infertil yang sedang menjalani pemeriksaaan dan terapi di Poliklinik Permata Hati RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mendapatkan gambaran distress pada wanita yang menghadapi masalah infertilitas yang sedang menjalani pemeriksaaan dan terapi di Poliklinik Permata Hati RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Menganalisis hubungan antara durasi infertil dengan distres pada wanita infertil yang sedang menjalani pemeriksaaan dan terapi di Poliklinik Permata Hati RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

b. Menganalisis hubungan antara terapi infertil dengan distres pada wanita infertil yang sedang menjalani pemeriksaaan dan terapi di Poliklinik Permata Hati RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

c. Menganalisis hubungan antara sumber infertil dengan distres pada wanita infertil yang sedang menjalani pemeriksaaan dan terapi di Poliklinik Permata Hati RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

(7)

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat secara teoritis bagi keperawatan maternitas:

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi dan bermanfaat bagi perkembangan dunia ilmu keperawatan maternitas, terutama sisi psikologis wanita infertil.

2. Manfaat secara praktis

a. Manfaat bagi Rumah Sakit

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi praktik keperawatan, terutama agar asuhan keperawatan pada wanita infertil bisa lebih komperhensif tidak hanya sisi biologis dan fisik saja, namun juga menyangkut psikologis dan sosial, sehingga akan ada peningkatan kerja sama (Interprofessional Collaboration) antara perawat, dokter dan psikoterapis dalam merawat klien infertil. Rumah Sakit diharapkan dapat membuat satu sistem pelayanan yang komperhensif meliputi upaya preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif pada kondisi infertilitas.

b. Manfaat bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan dan dijadikan acuan dalam penelitian selanjutnya terkait tema infertilitas.

c. Manfaat bagi responden

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan serta kontribusi bagi wanita infertil sehingga dapat menjalani infertilitas secara lebih adaptif.

(8)

E. Keaslian Penelitian

Beberapa penelitian yang hampir sama dengan penelitian ini bisa dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Keaslian penelitian

No PENELITI/ TAHUN

JUDUL HASIL PERBEDAAN

1. Purnamawati (2005)

Perbedaan derajat depresi antara suami dan istri pada pasangan suami suami istri dengan masalah infertilitas di poli obsgin RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta Derajat depresi pada istri lebih tinggi daripada suami serta ditemukannya faktor resiko depresi pada istri adalah lama infertilitas dan lamanya terapi infertilitas Variabel desain penelitian, analisa data instrumen berbeda 2. Arthur L. Greil, Julia McQuillan, Michele Lowry, and Karina M. Shreffler (2011) Infertility treatment and fertility-specific distress: a longitudinal analysis of a population-based sample of u.s. women Wanita mengikuti Terapi Reproduktif Berbantu (TRB) mempunyai tingkat distres yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak masalah dengan infertilitasnya dan tidak mengikuti terapi Variabel, Metode penelitian dan tempat berbeda 3. Sara Lynne Rieder Bennett (2008) An investigation of sources of women‟s iInfertility-specific distress and well-being Wanita yang memegang peran tradisional lebih stres dari pada yang moderat.

Metode penelitian dan tempat

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Sukirno (2001), bila dilihat dari aspek ekonomi, pengembangan wilayah dapat diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan masyarakat meningkat

Struktur pasar monopolistik terjadi manakala jumlah produsen atau penjual banyak dengan produk yang serupa/sejenis, namun di mana konsumen produk tersebut

Mengetikkan username dan password dengan data yang benar kemudian klik tombol login Username: lia (benar) Password: yulianti (benar) Sistem menerima akses login ,

Berdasarkan tabel penelitian relevan di atas maka dapat diketahui bahwa dalam penggunaan dana BOS yang dilakukan oleh sekolah-sekolah sudah sesuai dengan keinginan semua

Peralatan Operasi Sumur Pemboran antara lain: Wireline Unit, Coiled Tubing Unit, Peralatan Pemancingan (Fishing Tool), Peralatan Pemboran Berarah (Directional

Selain itu analisis ini diterapkan untuk menggambarkan trend pertumbuhan historis, memperkirakan pertumbuhan regional dan menganalisis efek dari inisiatif kebijakan

Penyusunan tugas akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro dalam

Oleh sebab, itu dalam penelitian ini ditawarkan cara pembelajaran apresiasi dongeng menggunakan media visual manipulatif boneka dengan harapan dapat