• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PEMBAHASAN. 1. Sejarah Singkat PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) a. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PEMBAHASAN. 1. Sejarah Singkat PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) a. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

36 BAB III PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Singkat PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk.

a. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk.

PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. mulai didirikan di Bandung pada tahun 1959. Pada awalnya bank ini dibentuk untuk melayani kebutuhan para pensiunan personil Angkatan Bersenjata dengan nama Bank Pegawai Militer atau lebih dikenal dengan BAPEMIL. Dengan berjalannya waktu, bank ini berkembang dan mulai melayani para pensiunan karyawan sipil. Selama dari 50 tahun, PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. dikelola secara hati-hati dan didukung dengan adanya Surat Keputusan Menteri Keuangan tahun 1976 yang memberikan kewenangan khusus kepada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. untuk memotong gaji pensiunan dari PT. TASPEN dan kemitraan strategi lainnya yaitu Dana Pensiunan Perhutani, Dana Pensiun Pegadaian, Dana Pensiunan Biro Klasifikasi Indonesia, Dana Pensiunan Pertamina Wilayah Sumatera Selatan dan Sumatera Utara, PT. Asuransi Jiwasraya, PT.

(2)

37 BNI Life Insurance serta PT. Jamsostek dalam hal ini pelayanan manfaat pensiunan melalui bank serta PT. POS Indonesia.

PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. mulai tercatat di Bursa Efek Jakarta pada 2008 dan setahun kemudian menambah bisnis pembiayaan untuk usaha mikro melengkapi portofolio layanan perbankan pensiun dan TPG Nusantara S.a.r.l., melakukan akuisisi saham PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. sebesar 71,6% melalui pembelian saham di Bursa Efek Indonesia. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. menjadi bank publik dengan nilai aset Rp 13,7 triliun.

Tahun 2009, PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. meluncurkan Bisnis UMK dengan nama BTPN Mitra Usaha Rakyat dengan membuka 539 kantor cabang. BTPN Mitra Usaha Rakyat berhasil mencatatkan pertumbuhan kredit mencapai Rp 2,3 triliun. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. menerbitkan obligasi Rupiah jangka panjangnya yang pertama, dengan peringkat A+ (National Scale Rating) dari Fitch Ratings. Memperoleh fasilitas pinjaman jangka panjang dalam Rupiah dari International Finance Corporation, anak perusahaan Bank Dunia.

PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. berhasil menjadi bank ke-10 terbesar dalam kapitalisasi pasar, serta

(3)

38 menduduki peringkat 5 dalam jumlah cabang dan peringkat ke-6 dalam jumlah karyawan. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. berhasil melaksanakan penerbitan obligasi jangka panjang sebanyak dua kali dengan total nilai Rp 2,4 triliun dan menyelesaikan rights issue sebesar Rp 1,3 triliun di bulan Desember.

Tahun 2011 PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. meluncurkan Daya yaitu program pemberdayaan mass market yang berkelanjutan serta menjadi bagian intergral dari aktivitas bisnis PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. Bisnis Pendanaan memperkenalkan brand Sinaya, yang terhubung dengan inisiatif Daya. Pada tahun yang sama PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. berhasil menyelesaikan uji coba bisnis Perbankan Komunitas Syariah (BTPN Syariah-Tunas Usaha Rakyat). PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. memperluas jaringan layanan ATM-nya dengan jaringan ATM Prima selain jaringan ATM Bersama yang sudah ada. Kini, total jaringan yang terhubung mencapai lebih dari 57.331 ATM yang tersebar di seluruh Indonesia.

(4)

39 b. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. Kantor

Cabang Surakarta.

PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. Kantor Cabang Surakarta sampai dengan saat ini membawahi regional seluruh Surakarta dengan dibantu oleh 8 (delapan) Kantor Cabang Pembantu yang tersebar di seluruh wilayah Surakarta. Kantor-kantor Cabang Pembantu tersebut adalah Kantor Cabang Pembantu (KCP) Sragen, KCP Klaten, KCP Boyolali, KCP Karangpandan, KCP Sukoharjo, KCP Delanggu, KCP Wonogiri dan KCP Karanganyar serta sebuah Kantor Kas di Colomadu.

2. Visi, Misi dan Nilai-nilai

Visi, Misi dan Nilai-nilai PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. Kantor Cabang Surakarta :

a. Visi

Menjadi bank mass market terbaik, mengubah hidup berjuta rakyat Indonesia dengan segmen masyarakat berpenghasilan rendah dan segmen usaha mikro dan kecil.

b. Misi

Bersama, kita ciptakan kesempatan tumbuh dan hidup yang lebih berarti.

(5)

40 c. Nilai-Nilai

Nilai-nilai yang dianut oleh PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. Kantor Cabang Surakarta merupakan pedoman dalam menjalankan bisnis serta pedoman berperilaku untuk membentuk identitas:

1) Dapat dipercaya. 2) Peduli.

3) Sinergi.

4) Mencapai yang terbaik. 3. Produk

Produk-produk PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. Kantor Cabang Surakarta

a. BTPN Taseto Mapan Data ringkas :

1) Merupakan tabungan berjangka waktu tertentu yang memberikan suku bunga kompetitif.

2) Setoran awal minimum 1 juta rupiah. 3) Setoran bulanan minim 500 ribu rupiah. 4) Memberi imbalan jasa yang menarik.

5) Dapat dilakukan penambahan setoran bulanan sewaktu-waktu. b. BTPN Taseto Bisnis

Data Ringkas :

(6)

41 2) Setoran awal minimum dan saldo ditahan pada rekening 10 juta

rupiah.

3) Saldo minimum rekening tidak dikenakan pinalti saldo dibawah minimum dan mendapatkan bunga adalah 10 juta rupiah.

4) Akses rekening yang mudah. c. BTPN Taseto Premium

Data ringkas :

1) Merupakan tabungan yang memberikan suku bunga kompetitif. 2) Atas bunga yang didapatkan dikenakan pajak sesuai dengan

ketentuan pemerintah.

3) Setoran minimum dan saldo ditahan pada rekening 1 juta rupiah.

4) Saldo minimum tidak dikenakan pinalti saldo dibawah minimum dan untuk mendapatkan bunga adalah 5 juta rupiah. 5) Kemudahan bertransaksi di jaringan ATM bersama.

d. BTPN Tabungan Pasti Data ringkas :

1) Merupakan tabungan yang memberikan suku bunga kompetitif. 2) Atas bunga yang didapatkan, dikenakan pajak sesuai dengan

ketentuan pemerintah.

3) Setoran awal minimum 250 ribu rupiah.

(7)

42 e. BTPN Deposito Berjangka

Data ringkas :

1) Produk ini memberikan imbal hasil sesuai dengan suku bunga yang telah disepakati pada awal penempatan dipenuhi hingga jatuh tempo.

2) Jika dicairkan sebelum jatuh tempo, nasabah akan dikenakan pinalti dan bunga berjalan tidak dibayarkan.

3) Atas bunga yang didapatkan, dikenakan pajak sesuai dengan ketentuan pemerintah.

4) Penempatan minimal Rp 10 juta.

5) Tersedia dalam tenor 1-12 bulan, 18 bulan dan 24 bulan. f. BTPN Deposito Flexi

Data ringkas :

1) Produk ini memberikan imbal hasil sesuai dengan suku bunga yang telah disepakati pada awal penempatan jika kontrak penempatan dipenuhi hingga jatuh tempo.

2) Nasabah tidak dikenakan pinalti untuk pencairan sebelum jatuh tempo.

3) Atas bunga yang didapatkan, dikenakan pajak sesuai dengan ketentuan pemerintah.

4) Penempatan minimal Rp 10 juta.

(8)

43 g. BTPN Deposito Maxima

Data ringkas :

1) Produk ini memberikan imbal hasil sesuai dengan suku bunga yang telah disepakati pada awal penempatan jika kontrak penempatan dipenuhi hingga jatuh tempo.

2) Atas bunga yang didapatkan, dikenakan pajak sesuai dengan ketentuan pemerintah.

3) Penempatan minimal Rp 500 juta. 4) Tersedia dalam tenor 6, 9 dan 12 bulan. 5) Bunga dibayar dimuka.

h. BTPN Deposito Bonus Data ringkas :

1) Produk ini memberikan imbal hasil sesuai dengan suku bunga dan nilai bonus yang telah disepakati pada awal penempatan jika kontrak penempatan dipenuhi hingga jatuh tempo.

2) Atas bunga dan bonus yang didapatkan, dikenakan pajak sesuai dengan ketentuan pemerintah.

3) Penempatan minimal Rp 100 juta.

4) Tersedia dalam tenor 1, 2, 3, 6, 9 dan 12 bulan. i. BTPN Deposito Familia Bonus

Data ringkas :

1) Produk ini memberikan imbal hasil sesuai dengan suku bunga yang telah disepakati.

(9)

44 2) Penempatan minimal Rp 10 juta.

3) Usia nasabah 17-65 tahun.

4) Tersedia dalam tenor 1, 3, 6 dan 12 bulan. 5) Diberikan manfaat asuransi gratis.

j. BTPN Giro Data ringkas :

1) Merupakan rekening giro yang dilengkapi dengan fasilitas buku cek dan bilyet giro.

2) Rekening dapat diakses melalui cabang.

3) Atas bunga yang didapatkan, dikenakan pajak sesuai dengan ketentuan pemerintah.

4) Setoran awal minimum:

a) Nasabah perorangan : 500 ribu rupiah. b) Nasabah non-perorangan : 1 juta rupiah. k. KPN (Kredit Pensiunan BTPN)

Data ringkas :

1) Fasilitas kredit kepada para pensiunan dalam mewujudkan rencana besar pensiunan dengan dibatasi gaji yang diberikan. 2) Plafon pinjaman hingga Rp 200.000.000,-

3) Bisa take over dari tempat lain. 4) Mendapatkan asuransi jiwa.

(10)

45 l. KPP (Kredit Pensiunan Non-BTPN)

Data ringkas :

1) Kredit yang diberikan kepada pensiunan yang gajinya dibayarkan melalui instansi lain yang memiliki kerjasama dengan BTPN.

4. Struktur Organisasi

Sumber : BTPN KC Surakarta, Tahun 2015

Gambar 3.1 Struktur Organisasi

PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. Kantor Cabang Surakarta

5. Deskripsi Jabatan a. Area Branch Leader

Tugas dan tanggung jawab Area Branch Leader sebagai berikut : 1) Bertanggung jawab mengkoordinir dan mengelola kinerja

(11)

46 2) Melakukan pengawasan kinerja operasional kantor cabang baik

kegiatan marketing, operasional dan funding. b. Regional Operation Head

Tugas dan tanggung jawab Regional Operation Head sebagai berikut :

1) Bertanggung jawab mengelola, mengawasi dan mengkoordinir kegiatan operasional kantor cabang.

2) Mengawasi dan mengkoordinir kegiatan operasional kantor cabang agar berjalan dengan baik.

c. Credit Acceptance Supervisor

Tugas dan tanggung jawab Credit Acceptance Supervisor sebagai berikut :

1) Memberikan pelayanan terbaik kepada calon debitur baru maupun pembaharuan yang akan mengajukan pinjaman kredit pensiun sesuai dengan peraturan yang ditetapkan.

2) Memberitahukan kepada calon debitur tentang segala risiko dan sanksi yang akan diterima jika melanggar prosedur yang berlaku.

d. Credit Acceptance Officer

Tugas dan tanggung jawab Credit Acceptance Officer sebagai berikut :

1) Melakukan pengecekan terhadap jaminan untuk memastikan kelayakan dokumen.

(12)

47 2) Bertanggung jawab atas administrasi kredit.

3) Membuat surat perjanjian kredit (SPK) serta memeriksa kelengkapan formulir permohonan pemberian kredit beserta dokumen pendukung yang dilampirkan.

e. Credit Support Staff

Tugas dan tanggung jawab Credit Support Staff sebagai berikut : 1) Bertanggung jawab atas administrasi kredit dan mengecek hasil

perhitungan kredit serta memeriksa kelengkapan dokumen kredit nasabah.

2) Menganalisis terhadap transaksi penyaluran kredit pensiun. 3) Membuat laporan tagihan pinjaman dan payment schedule

untuk transaksi penyaluran kredit. f. Sales Marketing Supervisor

Tugas dan tanggung jawab Sales Marketing Supervisor sebagai berikut :

1) Bertanggung jawab untuk mengelola pelaksanaan kredit pensiun dan mengawasi pelaksanaan pemberian kredit kepada calon debitur.

2) Melakukan analisis terhadap data calon debitur untuk membuat daftar nasabah potensial dan analisis terhadap laporan bulanan kegiatan pemasaran.

3) Memasarkan kredit pensiun untuk menghasilkan nasabah agar memastikan dalam pencapaian target.

(13)

48 g. Sales Marketing Officer

Tugas dan tanggung jawab Sales Marketing Officer sebagai berikut:

1) Bertanggung jawab melaksanakan program pemasaran kredit pensiun kepada calon debitur baru maupun pembaharuan untuk meningkatkan jumlah nasabah.

2) Menyimpan dokumen milik debitur sampai dokumen tersebut kembali lagi kepada nasabah.

3) Menyediakan data-data pendukung untuk menyusun daftar calon debitur serta membantu proses pelunasan kredit di instansi yang terkait.

h. Operation Support Supervisor

Tugas dan tanggung jawab Operation Support Supervisor sebagai berikut :

1) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian atas prosedur kerja dan pelaksanaan kegiatan operasional Kantor Cabang untuk memastikan kegiatan tersebut berjalan lancar dan sesuai target yang ditetapkan.

2) Melakukan analisis keuangan untuk menjaga likuiditas persediaan uang kas harian.

i. Back Office

(14)

49 1) Menganalisis data atas laporan eksternal seperti laporan pajak, laporan mingguan, laporan informasi debitur pada BTPN Kantor Cabang Surakarta.

2) Melakukan pembukuan semua transaksi atau aktivitas kantor cabang yang ada pada BTPN Kantor Cabang Surakarta.

3) Melakukan pengarsipan dokumen yang terkait dengan data-data akuntansi.

B. Pembahasan

1. Mekanisme pengajuan klaim asuransi atas debitur meninggal dunia serta syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh debitur pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. Kantor Cabang Surakarta

Jaminan asuransi pada perusahaan perbankan saat ini bertujuan untuk meng-cover seluruh pinjaman yang menjadi kewajiban debitur apabila terjadi sesuatu. Perkembangan asuransi saat ini semakin pesat, banyak perusahaan asuransi berdiri di Indonesia dimana perusahaan asuransi tersebut bertujuan untuk memberikan pelayanan yang baik bagi penggunanya. Salah satunya adalah memberikan perlindungan dengan sebaik-baiknya. Dalam praktiknya PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. Kantor Cabang Surakarta memberikan jaminan berupa asuransi kepada semua debitur yang melakukan pinjaman pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional

(15)

50 (BTPN) Tbk. Kantor Cabang Surakarta. Asuransi ini diberikan pada saat debitur tersebut melakukan pinjaman, apabila suatu hari debitur tersebut meninggal dunia dengan sisa pinjaman, maka pihak ahli waris tidak menanggung beban untuk melunasi sisa angsuran, dengan ini pihak ahli waris dapat mengajukan klaim asuransi yang bertujuan untuk meng-cover sisa pinjaman pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. Kantor Cabang Surakarta.

Selain itu pihak ahli waris juga mendapatkan uang duka wafat dari pihak Bank Tabungan Pensiunan Nasional sebesar Rp. 300.000,- dengan adanya jaminan dari pihak asuransi akan mempermudah memberikan keamanan bagi pihak debitur dan pihak bank. Berikut mekanisme beserta syarat-syarat yang harus dilengkapi pada saat pengajuan klaim asuransi pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. Kantor Cabang Surakarta.

(16)

51 Sumber : BTPN KC Surakarta, Tahun 2015

Gambar 3.2

Alur Pengajuan Klaim Asuransi Kematian PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk.

(17)

52 a. Ahli waris mengumpulkan berkas kepada Credit Acceptance (CA) sesuai dengan syarat yang ditentukan. Syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut :

1) Foto copy surat kematian (legalisir kelurahan) sebanyak 10 lembar.

2) Foto copy surat kematian, dari rumah sakit/kepolisian (apabila meninggal dunia karena kecelakaan disertakan legalisir rumah sakit) sebanyak 10 lembar.

3) Foto copy surat keterangan ahli waris (legalisir dari kelurahan) sebanyak 10 lembar.

4) Foto copy KTP almarhum/almarhumah (legalisir kelurahan) sebanyak 10 lembar.

5) Foto copy KTP ahli waris yang diberi kuasa (legalisir kelurahan) sebanyak 10 lembar.

6) Foto copy karip sebanyak 10 lembar.

7) Kwitansi angsuran tagihan terakhir (bulan meninggal). 8) Tanda terima SK pensiun (surat kehilangan dari kepolisian

apabila hilang).

9) Foto copy KK dilegalisir kelurahan sebanyak 10 lembar. 10) Tanda terima UDW (uang duka wafat), sebesar Rp 300.000

(18)

53 11) Surat kronologis dari awal peminjaman sampai dengan meninggalnya nasabah. Ditulis tangan dan ditanda tangani ahli waris.

b. Credit Acceptance melakukan verifikasi data, apabila data tersebut lengkap maka diberikan kepada bagian back office. Namun, apabila data tersebut tidak lengkap maka dikembalikan kepada pihak ahli waris agar segera dilengkapi.

c. Pihak back office melakukan input data dan verifikasi data apakah sudah sesuai dengan data yang diberikan oleh debitur.

d. Setelah lengkap data pengajuan klaim asuransi dikirimkan ke pihak asuransi untuk diverifikasi, apabila lengkap dan alasan kematian dapat diterima (wajar) maka akan dilakukan pencairan. e. Setelah 2 minggu pihak asuransi akan memberikan konfirmasi

kepada pihak BTPN mengenai pencairan klaim asuransi yang diajukan.

f. Pihak asuransi melakukan pencairan klaim asuransi melalui BTPN.

g. Pihak BTPN menghubungi pihak ahli waris yang bersangkutan untuk datang ke BTPN guna menandatangani berkas pencairan klaim asuransi (uang yang dicairkan pihak asuransi digunakan untuk meng-cover kewajiban yang masih harus ditanggung oleh ahli waris, apabila terdapat sisa pembayaran premi maka akan diberikan kepada ahli waris yang bersangkutan).

(19)

54 2. Kendala yang dihadapi oleh pihak bank pada saat ahli waris mengajukan klaim asuransi pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. Kantor Cabang Surakarta

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu pihak bank, beberapa kendala yang dihadapi oleh PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. pada saat ahli waris mengajukan klaim asuransi adalah sebagai berikut :

a. Sulitnya menghubungi pihak ahli waris.

Kendala ini muncul karena banyaknya debitur (nasabah) yang berasal dari luar kota, sehingga pihak bank terkadang sulit untuk menghubungi pihak ahli waris karena terkendala jarak dan minimnya sumber daya manusia (karyawan) yang dimiliki oleh PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. Kantor Cabang Surakarta.

b. Banyaknya klaim tertunda.

Kendala ini muncul pada saat proses pengajuan berkas-berkas yang terlalu lama setelah debitur dinyatakan meninggal maupun disebabkan karena pencairan pada pihak perusahaan asuransi terlalu lama, yang menyebabkan tidak lancarnya proses pembayaran kredit yang masih harus ditanggung oleh pihak debitur yang apabila hal tersebut terus terjadi akan menyebabkan meningkatkan NPL (Non Performing Loan).

(20)

55 c. Tidak ada ahli waris yang dapat dihubungi.

Kendala ini muncul pada saat pihak bank tidak menemukan ahli waris dari debitur yang bersangkutan, di mana pihak PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. Kantor Cabang Surakarta telah berusaha mencari informasi melalui ketua RT maupun RW di tempat tinggal debitur yang bersangkutan namun masih ada kendala yaitu tidak diketahui keberadaan dari ahli waris.

d. Kendala jaminan tidak diambil karena meninggal dunia. 1) Status gaji punah tidak turun ke ahli waris.

Kendala ini muncul pada saat ahli waris dari pihak debitur yang bersangkutan enggan mengambil hak gaji debitur yang masih tersisa di PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. Kantor Cabang Surakarta dengan alasan jauh dari tempat tinggal ahli waris yang bersangkutan.

2) Lupa untuk mengambil jaminan.

Pengambilan pinjaman kredit pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. Kantor Cabang Surakarta sebelumnya menggunakan jaminan skep asli, namun sekarang dengan foto copy skep dapat untuk mengurus.

(21)

56 3. Kendala yang dihadapi ahli waris dalam mengajukan klaim asuransi pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. Kantor Cabang Surakarta

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada beberapa ahli waris, kendala-kendala yang dihadapi ahli waris dalam pengajuan klaim asuransi di PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. Kantor Cabang Surakarta adalah sebagai berikut :

a. Domisili ahli waris yang jauh dari PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. Kantor Cabang Surakarta.

Kendala ini muncul dikarenakan adanya debitur yang berasal dari luar Kota Surakarta, sehingga ada beberapa ahli waris yang tidak mau melakukan pengajuan klaim asuransi dengan alasan jauh dari tempat tinggal (domisili) ahli waris.

b. Ketidaktahuan ahli waris akan proses pengajuan klaim asuransi. Kendala ini muncul karena banyaknya ahli waris yang tidak mengetahui bagaimana proses dan alur pengajuan klaim asuransi, hal tersebut terjadi karena kurang berpengalamannya ahli waris atau karena kurangnya informasi dari pihak PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. Kantor Cabang Surakarta mengenai fasilitas klaim asuransi bagi debitur yang meninggal dunia. Sehingga dari hal tersebut dapat menyebabkan NPL (Non Performing Loan) naik dikarenakan adanya kemacetan pada proses pembayaran kewajiban yang masih harus dibayarkan.

(22)

57 c. Kesulitan ahli waris dalam pencairan hasil rekam medis.

Kendala ini muncul apabila debitur meninggal di rumah sakit, hal ini disebabkan karena pihak asuransi akan meminta bukti rekam medis apabila debitur meninggal dengan keadaan tidak wajar. Padahal tidak semua rumah sakit mau mengeluarkan hasil rekam medis serta proses penerbitan hasil rekam medis akan memakan waktu lebih dari 2 (dua) hari.

d. Sulitnya pengurusan surat kematian.

Kendala ini muncul apabila seorang debitur meninggal dunia di tempat lain (tidak sesuai dengan alamat di KTP) maka ahli waris akan kesulitan dalam mengurus surat kematian yang merupakan salah satu syarat dalam pengajuan klaim asuransi.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mempermudah proses penyusunan laporan dengan sistem informasi akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) pada SMP

Siti Juwairiyah (2008), menganalisis tentang pengaruh profitabilitas dan efesiensi terhadap tingkat bagi hasil tabungan dan deposito mu ḍā rabah mu ṭ laqah pada Bank

Tujuan dari studi ini adalah mengetahui kinerja Simpang Jalan Pattimura dan Simpang Jalan Panglima Sudirman Kota Malang kondisi eksisting, mengetahui kinerja

Analisis vertikal adalah apabila laporan keuangan yang dianalisis hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan memperbandingkan antara akun yang

dalam rumah tangga terutama kekerasan yang dilakukan suami terhadap istri dengan. cara mengabaikan kewajibanya, menganiaya istri dengan cara memukul

Sistem konstruksi atap yang dipilih dalam proyek ini adalah truss frame,. baja konvensional, dan atap

Pengujian hipotesis secara simultan menggu- nakan uji statistik F, terbukti kepemilikan mana- jerial, kepemilikan institusional, kebijakan dividen, struktur aset, profitabilitas,

Dengan ini menyatakan dengan sebenamya 'bahwa skripsi dengan judul "Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Hasil Dan Motivasi