• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN METODE KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN PRIORITAS BONGKAR KAPAL DI PELABUHAN PT PETROKIMIA GRESIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN METODE KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN PRIORITAS BONGKAR KAPAL DI PELABUHAN PT PETROKIMIA GRESIK"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK INDUSTRI ITS 2012

Pembimbing

Prof. Ir. I Nyoman Pujawan, MEng. Ph.D.

NIP. 196901071994121001

Anis Ustanti

2508.100.110

PERANCANGAN METODE KEPUTUSAN UNTUK

PENENTUAN PRIORITAS BONGKAR KAPAL DI

(2)

Produk

(3)

Kapasitas Produksi

Meningkat

Kebutuhan Bahan

Baku

Meningkat

Lalu Lintas

Pelabuhan

(4)
(5)

Delay

karena ada kapal yang

tiba-tiba harus bongkar

(6)
(7)

$0.00

$500,000.00

$1,000,000.00

$1,500,000.00

$2,000,000.00

$2,500,000.00

2010

2011

2012

(Jan-Apr)

$837,818.97

$1,357,757.4

0

$2,195,576.3

7

DEMURRAGE

COST

(8)

bagaimana

melakukan

penjadwalan

kapal

dengan

membuat aturan prioritas antrian bongkar kapal di

pelabuhan

PT

Petrokimia

Gresik

sehingga

dapat

meminimumkan

demurrage

(9)

Mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi bongkar kapal

Merancang

decision rules

untuk

menjadwalkan bongkar kapal untuk

meminimumkan demurrage

(10)

Penelitian dilakukan hanya di bagian

dermaga bongkar PT Petrokimia Gresik.

Biaya yang dihitung adalah biaya

demurrage.

Tidak mempertimbangkan kapal yang

akan muat

Tidak mempertimbangkan kapal yang

mengangkut muatan untuk perusahaan

lain

B

A

T

A

S

A

N

(11)

ASUMSI

Tidak

mempertimbangkan

faktor cuaca

Tidak

mempertimbangkan

terjadinya

kemungkinan

kerusakan

Fasilitas siap

digunakan dan

tidak rusak

(12)

hasil dari penelitian dapat dijadikan

pertimbangan bagi perusahaan berupa aturan

untuk melakukan penjadwalan bongkar kapal

(13)

Demurrage

adalah denda yang akan dikenakan pada

pihak perusahaan jika waktu proses bongkar melebihi

batas perjanjian (Fajarrina, 2006).

waktu

demurrage

adalah

total laytime used

dikurangi

dengan

laytime allowed

Total laytime used

adalah rentang waktu kedatangan

kapal hinggal kapal lepas atau sudah tidak tambat

Total laytime allowed

adalah rentang waktu

kedatangan kapal hingga due date kapal seperti yang

ada pada kontrak

(14)

Tahap Awal

Tahap

Pengumpulan

Data

Tahap

Pengujian

Identifikasi

faktor

Tahap

Awal

Penentuan

prioritas

faktor

Tahap

Awal

Penentuan

rules

Tahap

Awal

(15)

Data rencana

kedatangan

kapal

- Tanggal kedatangan kapal

- Due date

kapal

- Jenis muatan kapal

- Besar

demurrage

- Jumlah dermaga

- Alat untuk bongkar kapal

- Kapasitas alat bongkar kapal

(16)

Pelabuhan P : 625 m, L = 36 m

Dermaga dalam untuk muat

(17)

Alat

CSU

(8000

ton/d)

KC (7000

ton/day)

H

3

PO

4,

N

H

3

(7200

ton/day)

H

2

SO

4 (

4.800

ton/d)

(18)

Dermaga 3

dermaga 1

Dermaga 2

Muatan

phosphat

Muatan

Sulfur

Muatan padat

selain sulfur

dan phosphat

Muatan cair

Dermaga 4

(19)

Gudang penuh, delay

Jika inventory > 10

hari, aman, FCFS

waktu

Sifat Kargo

Keadaan inventory

Jika inventory < 10

hari, kritis, kapal harus bongkar

Waktu kedatangan

(20)

Waktu kedatangan

Due date

Waktu tunggu

Sifat Kargo

(21)

Hitung estimasi jumlah muatan (K) yang dapat

dibongkar per hari

(OH+K)/rate konsumsi < 10hari Data kapal yang labuh, Data Dermaga, Data Inventory

Hitung jumlah on hand inventory (OH)

Cari dermaga yang tersedia

Sesuaikan jenis muatan kapal dengan alat bongkar yang tersedia

sesuai tidak Bongkar kapal Delay 1 tidak ya ya Gudang penuh ya tidak

(22)

rules

Bandingkan panjang kapal dengan panjang dermaga yang tersedia

Htung due date dari kapal

Kapal sudah melebihi due date

?

Hitung lama waktu tunggu

Hitung total demurrage dari kapal Bongkar kapal dengan demurrage tertinggi Ya tidak 1

(23)

Kapal

Panjang Kapal

Muatan

Tanggal

Kedatangan

Kapasitas

Demurra

ge

Due date

K

191

ZA

2-Feb-12

27500

$2,500.00

10

P

185

ZA

25-Jan-12

18878.686

$5,000.00

3

R

190

MOP

11-Feb-12

13200

$2,500.00

4

S

190

H2SO4

10-Feb-12

41000

$20,000.00

6

T

190

P.ROCK

28-Jan-12

31265

$5,000.00

11

Now : 12-2-2012

Dermaga available : dermaga 2 >> K selesai

Tangki H

2

SO

4

penuh, else aman

Kapal

Tanggal

Kedatangan

Demurrage Due Date

Status

Lama

Delay

Remaining

Due Date

Total

Demurrage

K

2-Feb-12

$2,500.00 12-Feb-12

Selesai

R

11-Feb-12

$2,500.00 15-Feb-12

Antri

-3

$0.00

T

28-Jan-12

$5,000.00 8-Feb-12

Antri

4

$20,000.00

Dermaga 3

P

25-Jan-12

$5,000.00 28-Jan-12

Antri

15

$75,000.00

(24)

Skenario 1 : Dua kapal dengan jenis muatan sama, dengan

kedatangan yang sama,

due date

, sama,

demurrage

juga

sama, namun kuantitas berbeda. Dan kapal akan dibongkar pada

hari kedatanganya.

Jika kapal P dibongkar terlebih

dahulu, tepat waktu karena

waktu proses sesuai dg due

date. Sehingga waktu delay 0

Jika kapal S lebih dulu, akan

melebihi due date, karena

waktu proses yang lebih lama

beberapa jam, sehingga

menyebabkan menyebabkan S

terkena demurrage.

Kapal Tgl Kedatangan TgL Bongkar Quantity Due Date Due Date Demurrage

Rate

Waktu Proses Tgl Selesai Bongkar Tot.Laytime Used Laytime allowed Demurrage Date Total Demurrage

P

2-Mar-12

2-Mar-12

19000

3

5-Mar-12

5000

4462

3.0

5-Mar-12

3

3

0

$

-S

2-Mar-12

6-Mar-12

10000

3

5-Mar-12

5000

2968

3.4

9-Mar-12

7

-1

8

$

41,846.36

S

2-Mar-12

2-Mar-12

10000

3

5-Mar-12

5000

2968

3.4

5-Mar-12

3

3

0

$

1,846.36

P

2-Mar-12

6-Mar-12

19000

3

5-Mar-12

5000

4462

3.0

9-Mar-12

7

-1

8

$

40,000.00

1.1

41,846.36

$

41,846.36

$

1.2

Antara FCFS dan rules memberikan total D sama. Namun

karena dg rules kita dapat mengetahui bahwa S bisa

terkena D,lebih maka dahulukan S, u/ antisipasi jika

(25)

Skenario 2

: Dua kapal dengan jenis muatan sama, kapal A datang lebih

awal dari kapal B, dengan

due date

kapal B lebih cepat, jumlah dan jenis

muatan sama, dan

demurrage

sama. Tgl bongkar 3-3-12

Jika kapal A dibongkar terlebih

dahulu, tepat waktu karena

waktu proses sesuai dg due

date. Delay time adalah 4 hari

Jika kapal S lebih dulu, akan melebihi

due date, karena waktu proses yang

lebih lama. Delay time adalah 2

hari, dikarenakan due date lebih

cepat

Kapal Tgl Kedatangan TgL Bongkar Quantity Due Date Due Date Demurrage Rate Waktu ProsesTgl Selesai Bongkar Tot.Laytime Used Laytime allowed Demurrage Date Total Demurrage

A

1-Mar-12

3-Mar-12 10000 4

5-Mar-12

8000

2620 3.8

6-Mar-12

6

2

4

$

30,534.35

B

2-Mar-12

6-Mar-12 10000 3

5-Mar-12

8000

2968 3.4

9-Mar-12

7

-1

8

$

66,954.18

B

2-Mar-12

3-Mar-12 10000 3

5-Mar-12

8000

2968 3.4

6-Mar-12

4

2

2

$

18,954.18

A

1-Mar-12

6-Mar-12 10000 4

5-Mar-12

8000

2620 3.8

9-Mar-12

9

-1

10

$

78,534.35

2.2

$

97,488.53

2.1

$

97,488.53

FCFS dan rules memberikan total D yg sama. Namun dg

rules dpt diketahui bahwa B mempunyai DD yg pendek.

Sehingga dg DD yg pendek didahulukan, waktu delay

akan berkurang

(26)

Skenario 3

: Dua kapal dengan jumlah muatan sama, kapal A

datang lebih awal dari kapal B, dengan

due date

sama, tetapi

demurrage

kapal B lebih tinggi.

jika kapal A lebih

dulu, total D lebih besar.

sehingg

Jika kapal B lebih dulu, D lebih kecil

karena waktu proses lebih lebih

cepat,shg bisa selesai lebih awal dan

terkena demurrage lebih kecil

Pilih demurrage terbesar

Kapal Tgl Kedatangan TgL Bongkar Quantity Due Date Due Date Demurrage Rate Waktu ProsesTgl Selesai Bongkar Tot.Laytime Used Laytime allowed Demurrage Date Total Demurrage

A

1-Mar-12

3-Mar-12 10000

3

4-Mar-12

10000

2620

3.8

6-Mar-12

6

1

5

$

48,167.94

B

2-Mar-12

6-Mar-12 10000

3

5-Mar-12

12000

2968

3.4

9-Mar-12

7

-1

8

$

100,431.27

B

2-Mar-12

3-Mar-12 10000

3

5-Mar-12

12000

2968

3.4

6-Mar-12

4

2

2

$

28,431.27

A

1-Mar-12

6-Mar-12 10000

3

4-Mar-12

10000

2620

3.8

9-Mar-12

9

-2

11

$

108,167.94

3.1

(27)

Skenario 4 : Dua kapal berada dalam masa waktu tunggu, dan sudah melebihi

due date

. Kapal A datang lebih awal dari kapal B. Kedua kapal mempunyai

kapasitas yang sama dan

due date

yang sama. Namun

demurrage

kapal B

lebih rendah dibandingkan dengan

demurrage

kapal A.

Kapal Tgl Kedatangan TgL Bongkar Quantity Due Date Due Date

Demurrage Rate Waktu Proses Tgl Selesai Bongkar Tot.Laytime Used Laytime allowed Demurrage Date Total Demurrage

A

1-Mar-12

7-Mar-12

10000

4

5-Mar-12

10000

2620

3.8

10-Mar-12

10

-2

12

$

118,167.94

B

2-Mar-12

10-Mar-12

10000

4

6-Mar-12

8000

2968

3.4

13-Mar-12

11

-4

15

$

122,954.18

B

2-Mar-12

7-Mar-12

10000

4

6-Mar-12

8000

2968

3.4

10-Mar-12

8

-1

9

$

74,954.18

A

1-Mar-12

10-Mar-12

10000

4

5-Mar-12

10000

2620

3.8

13-Mar-12

13

-5

18

$

178,167.94

4.1

$

241,122.12

4.2

$

253,122.12

Pilih kapal dengan demurrage terbesar dan juga

waktu delay paling lama

(28)

Skenario 5 : Dua kapal dengan kondisi yang sama dengan skenario 4, namun

pada skenario ini

demurrage

B lebih tinggi dari kapal A.

Kapal Tgl Kedatangan TgL Bongkar Quantity Due Date Due Date Demurrage Rate Waktu ProsesTgl Selesai Bongkar Tot.Laytime Used Laytime allowed Demurrage Date Total Demurrage

A

1-Mar-12

7-Mar-12 10000 4

5-Mar-12

10000 2620 3.8

10-Mar-12

10

-2

12

$

118,167.94

B

2-Mar-12

10-Mar-12 10000 4

6-Mar-12

8000

2968 3.4

13-Mar-12

11

-4

15

$

122,954.18

B

2-Mar-12

7-Mar-12 10000 4

6-Mar-12

8000

2968 3.4

10-Mar-12

8

-1

9

$

74,954.18

A

1-Mar-12

10-Mar-12 10000 4

5-Mar-12

10000 2620 3.8

13-Mar-12

13

-5

18

$

178,167.94

4.1

4.2

Pilih kapal dengan demurrage terbesar dan walaupun

waktu delay lebih sedikit

(29)

Skenario 6 : Skenario ini mempunyai kondisi, ketika gudang A penuh pada saat bongkar.

apakah lebih baik menunggu gudang berkurang, atau membongkar kapal yang sedang antri kondisi ini terjadi pada jenis muatan yang berbeda. Atau

Kapal Tgl Kedatangan TgL Bongkar Quantity Due Date Due Date Demurrage Rate Waktu ProsesTgl Selesai Bongkar Tot.Laytime Used Laytime allowed Demurrage Date Total Demurrage

A

1-Mar-12

3-Mar-12

20000

5

6-Mar-12

10000

4003

5.0

4-Mar-12

3

3

0

$

-B

2-Mar-12

4-Mar-12

15000

4

6-Mar-12

8000

3782

4.0

7-Mar-12

6

2

4

$

31,729.24

A

4-Mar-12

7-Mar-12

20000

4

6-Mar-12

8000

4069

4.9

11-Mar-12

8

-1

9

$

71,321.70

A

1-Mar-12

3-Mar-12

20000

5

6-Mar-12

10000

4003

5.0

7-Mar-12

6

3

3

$

30,000.00

B

2-Mar-12

7-Mar-12

15000

4

6-Mar-12

8000

3782

4.0

10-Mar-12

9

-1

10

$

79,729.24

6.2

6.1

Lebih baik membongkar kapal yang sedang

antri terlebih dahulu

(30)

Dermaga Kapal Tanggal Kedatangan Tanggal Bongkar Rate Waktu Proses Tanggal Selesai Bongkar Demurrage

Date Total Demurrage 3 L 26-Jan-12 27-Jan-12 4018 11 7-Feb-12 1 $ 4,000.00 2 T 28-Jan-12 12-Feb-12 2799 11 23-Feb-12 15 $ 75,000.00 1 K 2-Feb-12 2-Feb-12 2750 10 12-Feb-12 0 $ -3 M 4-Feb-12 7-Feb-12 6228 7 13-Feb-12 3 $ 15,000.00 4 O 9-Feb-12 9-Feb-12 1400 4 13-Feb-12 0 $ 0.00 1 R 11-Feb-12 12-Feb-12 3300 4 16-Feb-12 1 $ 2,500.00 3 P 25-Jan-12 14-Feb-12 6293 3 16-Feb-12 20 $ 100,000.00 1 AB 14-Feb-12 16-Feb-12 3460 9 25-Feb-12 2 $ 20,000.00 3 S 10-Feb-12 16-Feb-12 6555 6 22-Feb-12 6 $ 120,000.00 4 U 5-Feb-12 18-Feb-12 4001 5 23-Feb-12 13 $ 240,500.00 1 AA 18-Feb-12 23-Feb-12 2883 11 5-Mar-12 5 $ 25,000.00 2 W 25-Feb-12 25-Feb-12 2758 6 1-Mar-12 0 $ -4 X 26-Feb-12 26-Feb-12 6158 3 29-Feb-12 0 $ -1 AF 28-Feb-12 28-Feb-12 4269 6 5-Mar-12 0 $

-602,000.00 $

Total demurrage

(31)

Dermaga Kapal Tanggal Kedatangan Tanggal Bongkar Rate Waktu Proses Tanggal Selesai Bongkar Demurrage

Date Total Demurrage 3 L 26-Jan-12 27-Jan-12 4018 11.0005 7-Feb-12 1 $ 4,000.00 2 T 28-Jan-12 12-Feb-12 2799 11.1701 23-Feb-12 15 $ 75,000.00 1 K 2-Feb-12 2-Feb-12 2750 10 12-Feb-12 0 $ -3 M 4-Feb-12 7-Feb-12 6228 6.84168 13-Feb-12 3 $ 15,000.00 4 O 9-Feb-12 9-Feb-12 1400 4.18473 13-Feb-12 0 $ 0.00 3 P 25-Jan-12 14-Feb-12 6293 2.99995 16-Feb-12 20 $ 100,000.00 1 R 11-Feb-12 12-Feb-12 3300 4 16-Feb-12 1 $ 2,500.00 3 S 10-Feb-12 16-Feb-12 6555 6.25477 22-Feb-12 6 $ 120,000.00 4 U 5-Feb-12 18-Feb-12 4001 5.00013 23-Feb-12 13 $ 240,500.00 2 AB 14-Feb-12 23-Feb-12 3460 9 3-Mar-12 9 $ 90,000.00 1 W 25-Feb-12 25-Feb-12 2758 5.99964 1-Mar-12 0 $ -4 X 26-Feb-12 26-Feb-12 6158 3.00016 29-Feb-12 0 $ -1 AA 18-Feb-12 2-Mar-12 2883 11.4464 13-Mar-12 13 $ 65,000.00 2 AF 28-Feb-12 3-Mar-12 4269 6.21879 9-Mar-12 4 $

-712,000.00 $

Total demurrage

(32)

Kesimpulan

Rules penjadwalan yang dilakukan yang dilakukan

adalah dengan urutan sebagai berikut : sifat muatan

yang dilihat dari

inventory

, dermaga yang

tersedia, waktu, dan

demurrage

.

Rules

yang dibuat dengan menggunakan pertimbangan

beberapa faktor dapat mengurangi

demurrage

yang

terjadi yaitu sekitar 10% dibandingkan bila penentuan

prioritas bongkar kapal yang hanya berdasarkan

(33)

Saran untuk Perusahaan

Sebaiknya sistem informasi di pelabuhan di

integrasikan dengan bagian gudang dan juga produksi

untuk dapat mengetahui tingkat

inventory

, sehingga

dapat menjadi pertimbangan bagi pihak pelabuhan

dalam menjadwalkan bongkar kapal

Lebih baik perusahaan mengganti alat

bongkar, dikarenakan kapasitas alat bongkar sudah

tidak sesuai dengan kapasitas yang seharusnya.

Sehingga hal ini berpengaruh pada lama waktu bongkar

yag dapat mengakibatkan

delay

, bila waktu bongkar

(34)

Saran untuk Penelitian Lebih Lanjut

Penjadwalkan bongkar kapal sebaiknya memasukkan

faktor adanya kemungkinan dermaga bongkar yang

juga digunakan untuk muat

Area penelitian bisa diperluas hingga ke bagian

perencanaan material dan produksi, untuk mengetahui

rencana produksi atau rencana pemakaian muatan

kapal yang akan dibongkar.

Dapat dibuat sebuah program dalam menjadwalkan

bongkar muat kapal yang lebih otomatis untuk

mempermudah penjadwalan, dengan

mengintegrasikan antara bagian pelabuhan, pengadaan

dan gudang material, produksi, dan juga distribusi

(35)

Amiron, Sahdan. 2009. Analisa Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga, Gudang Bongkar Muat Barang dan Sandar Kapal (Studi Kasus Dermaga Ujung Baru-Pelabuhan Belawan). Tugas Akhir. Departemen Teknik Sipil. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Baker, Kenneth R. 1974. Introducing to Sequencing and Schedulin. John Wiley&Sons, Inc. New York

Chopra, Sunil dan Meindl, Peter. 2004. Supply Chain Management :Strategy, Planning, and Operation. Pearson Education International. New Jersey,

Ciptomulyono, U. 2000. Pengembangan Model Optimasi Keputusan Multi Kriteria MCDM (Multi Kriteria Decision Making) untuk Evaluasi dan Pemilihan Proyek. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya.

Eva Fajarrina . 2006. Model Simulasi Penjadwalan Kapal Pengangkut Pupuk dan Bahan Kimia untuk Meminimasi Delay Kapal di Pelabuhan dengan Algoritma Penjadwalan Operasi (Studi Kasis PT Petrokimia Gresik ). Tugas Akhir. Jurusan Teknik Industri. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya.

Gurning, Raja Oloan Saut dan Budiyanto, Eko Hariyadi. 2007. Manajemen Bisnis Pelabuhan. PT Andhika Prasetya Ekawahana. Surabaya.

Ikasari, Noevita. 2012. Perbaikan Sistem Perencanaan dan Pengendalian Produksi di PT Petrosida Gresik untuk Meningkatkan Kinerja Supply Chain. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Industri. Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

(36)

Irfan, Moch. 2010. Simulasi Perencanaan Kapasitas Pelabuhan untuk Menunjang

Operasional Pabrik Pupuk (Studi Kasus PT Petrokimia Gresik). Tugas Akhir.

Jurusan Teknik Mesin. Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

Muller, Max. 2003.

Essensials of Inventory Management.

AMACOM. New York.

Pujawan, I Nyoman dan Mahendrawathi ER. 2010.

Supply Chain Management

.

Guna Widya. Surabaya.

Saaty, T. L., 1994.

Fundamentals of Decision Making and Priority Theory with The

Analytic Hierarchy Process

. Pittsburg. RWS Publications.

Turban, Efraim, Aronson, Jay E, dan Liang, Ting-Peng. 2005.

Decision Support

Systems and Intelligent Systems.

ANDI. Yogyakarta

Ulfija, Marija. 2007. Pemodelan Sistem Penjadwalan Kapal dengan Metode

Rule-Based Scheduling Algorithm

dan Perancangan Sistem Penunjang Keputusan

(Studi Jasus : PT Petrokimia Gresik). Tugas Akhir. Jurusan Teknik Industri. Institut

Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya.

Wibowo, Harmaini. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Waktu

Tunggu Kapal di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Tesis. Jurusan Teknik Sipil.

Universitas Diponegoro. Semarang.

(37)

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

Referensi

Dokumen terkait