• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI KEGIATAN JUAL BELI MELALUI METODE BERMAIN PERAN DENGAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS III SEMESTER II MI MA’ARIF BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI KEGIATAN JUAL BELI MELALUI METODE BERMAIN PERAN DENGAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS III SEMESTER II MI MA’ARIF BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI"

Copied!
211
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS

MATERI KEGIATAN JUAL BELI

MELALUI METODE BERMAIN PERAN DENGAN

MEDIA GAMBAR SISWA KELAS III SEMESTER II

MI MA’ARIF BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN

KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

RIF’ATUL CHOIRIYAH

NIM 11514122

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(2)

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS

MATERI KEGIATAN JUAL BELI

MELALUI METODE BERMAIN PERAN DENGAN

MEDIA GAMBAR SISWA KELAS III SEMESTER II

MI MA’ARIF BANYUK

UNING KECAMATAN BANDUNGAN

KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

RIF’ATUL CHOIRIYAH

NIM 11514122

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(3)
(4)

iii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS

MATERI KEGIATAN JUAL BELI

MELALUI METODE BERMAIN PERAN DENGAN

MEDIA GAMBAR SISWA KELAS III SEMESTER II

MI MA’ARIF BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN

KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

RIF’ATUL CHOIRIYAH

NIM 11514122

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(5)
(6)

v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Rif’atul Choiriyah

NIM : 115-14-122

Program Studi : PGMI

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan

orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode

etik ilmiah. Skripsi ini diperkenankan untuk di publikasikan pada e-repository

IAIN Salatiga.

Demikian pernyataan ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, 06 Juni 2018

Yang menyatakan

(7)
(8)

vii

MOTTO

“Pendidikan merupakan senjata paling ampuh yang bisa

kamu gunakan untuk merubah dunia”

(9)

viii

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat serta karunia-Nya, skripsi

ini penulis persembahkan untuk:

1. Bapakku tercinta Ahmad Rois dan Ibuku tercinta Siyami yang telah

memberikan do’a dan dukungan atas segalannya sehingga penulis bisa

meraih gelar SI seperti yang kalian harapkan selama ini.

2. Adikku Alvin Bayu Firmansyah tercinta yang telah memberikan bantuan

juga do’a kepada penulis.

3. Yang tersayang Ihsan Abdul Rohman yang selalu memberikan dukungan,

semangat dan do’a untuk penulis juga dalam membantu dalam mencari

buku.

4. Bulek Ety dan Om Zulfa yang selalu memberi nasehat, semangat dan do’a

juga buat keluarga besarku yang tak bisa penulis sebutkan satu per satu.

5. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang selalu membimbing dan

memberikan ilmu yang bermanfaat.

6. Teman juga sahabatku Zulfa, Arina, Dwi Puji, Amanah, Dwi Z, dan Khafi

yang saling memberi semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Teman-teman seperjuangan PGMI 2014 semasa PPL di MIN Salatiga.

8. Teman-teman KKN Desa Surodadi khususnya Dusun Ngersap Magelang.

9. Seluruh keluarga besar MI Ma’arif Banyukuning.

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan

nikmat hidayah-Nya. Hanya dengan kehendaknya segala sesuatu terjadi dan

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa

tetap tercurahkan kepada Nabi agung junjungan kita yaitu Nabi Muhammad

SAW.

Alhamdulillah dengan penuh rasa syukur, penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan judul: Peningkatan Prestasi Belajar IPS Materi Kegiatan Jual

Beli Melalui Metode Bermain Peran dengan Media Gambar Siswa Kelas III

Semester II MI Ma’arif Banyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten

Semarang Tahun Ajaran 2017/2018 ini telah usai. Skripsi ini merupakan salah

satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Tarbiyah Ilmu

dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis berharap dapat bermanfaat untuk

penulis sendiri pada khususnya dan untuk pembaca pada umumnya. Penulis

menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan lancar tanpa bantuan

dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan

segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M. Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

(11)

x

3. Ibu Peni Susapti, M. Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah (PGMI) IAIN Salatiga.

4. Bapak Sri Guno Najib Chaqoqo, S. PDI., M. A. selaku Dosen Pembimbing

Akademik yang telah membimbing dari semester awal hingga semester

akhir dengan penuh kesabaran dan perhatian.

5. Ibu Dra. Nur Hasanah, M. Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, dorongan, nasehat, dan perhatian dengan penuh

kesabaran sampai terselesaikannya skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmunya

kepada penulis.

7. Kepala Madrasah dan segenap guru MI Ma’arif Banyukuning yang telah

memberikan izin dan membantu dalam pelaksanaan penelitian.

8. Siswa-siswi kelas III MI Ma’arif Banyukuning yang sudah membantu

penulis dalam pengumpulan data.

9. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan semangat dan motivasi

kepada penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

10. Semua pihak yang terkait yang dengan ikhlas telah membantu dan

memberikan bantuan baik material maupun spiritual dalam penyusunan

skripsi ini.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan terdapat

banyak kesalahan serta kekurangan. Maka kritik dan saran sangat penulis

harapkan. Besar harapan kami, skripsi ini bisa bermanfaat kepada pihak-pihak

terkait secara khusus, dan bagi semua pembaca secara umum.

(12)

xi

ABSTRAK

Choiriyah, Rif’atul. 2018. Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Kegiatan Jual Beli Melalui Metode Bermain Peran dengan Media Gambar Siswa

Kelas III Semester II MI Ma’arif Banyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Nur Hasanah, M. Pd.

Kata kunci: Hasil Belajar IPS, Metode Bermain Peran, Media Gambar

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPS materi kegiatan jual melalui metode bermain peran dengan media gambar siswa kelas III semester II MI Ma’arif Banyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Apakah metode bermain peran dengan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi kegiatan jual melalui metode bermain peran dengan media gambar siswa kelas III semester II MI Ma’arif Banyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menggunakan metode bermain peran dengan media gambar. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III yang berjumlah 29 siswa yang terdiri dari 15 laki-laki dan 14 perempuan. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan meliputi tes tertulis, pengamatan, dan dokumentasi. Data penelitian ini diambil melalui pemberian tes formatif untuk mengetahui hasil belajar siswa, dengan materi pokok kegiatan jual beli. Data dianalisis dengan menggunakan rumus persentase ketuntasan belajar.

(13)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

LEMBAR LOGO IAIN ... ii

HALAMAN JUDUL ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v

PENGESAHAN KELULUSAN ... vi

MOTTO ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

ABSTRAK ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Kegunaan Penelitian... 6

E. Definisi Operasional... 7

F. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 10

G. Metode Penelitian... 11

1. Rancangan Penelitian ... 11

2. Subjek Penelitian... 12

3. Langkah-Langkah Penelitian ... 13

4. Instrumen Penelitian ... 17

(14)

xiii

6. Analisis Data ... 20

H. Sistematika Penulisan ... 21

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori ... 23

1. Hasil Belajar ... 23

a. Pengertian Belajar ... 23

b. Pengertian Hasil Belajar ... 25

c. Jenis Hasil Belajar Siswa ... 26

d. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa ... 28

2. IPS di Madrasah Ibtidaiyah ... 33

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ... 33

b. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ... 36

c. Fungsi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ... 39

d. Silabus dan SK Pembelajaran IPS Kelas III ... 41

3. Materi Kegiatan Jual Beli ... 43

a. Pengertian Kegiatan Jual Beli ... 43

b. Syarat Jual Beli ... 43

c. Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Rumah ... 44

d. Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Sekolah ... 46

e. Kebutuhan Sehari-hari ... 46

4. Metode Bermain Peran... 47

a. Pengertian Metode ... 47

b. Pengertian Metode Bermain Peran ... 48

c. Tujuan Penggunaan Metode Bermain Peran ... 50

d. Langkah-Langkah Metode Bermain Peran ... 51

e. Kelebihan dan Kekurangan Metode Bermain peran ... 52

f. Penerapan Metode Bermain Peran ... 53

5. Media Gambar... 57

a. Pengertian Media ... 57

(15)

xiv

c. Kelebihan dan Kelemahan Media Gambar ... 60

B. Kajian Pustaka ... 63

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum MI Ma’arif Banyukuning ... 68

1. Profil Sekolah MI Ma’arif Banyukuning ... 68

2. Visi, Misi, dan Tujuan MI Ma’arif Banyukuning ... 68

3. Struktur Organisasi MI Ma’arif Banyukuning ... 71

4. Keadaan Siswa MI Ma’arif Banyukuning ... 72

5. Keadaan Guru MI Ma’arif Banyukuning ... 72

6. Sarana dan Prasarana MI Ma’arif Banyukuning ... 73

7. Subjek Penelitian... 74

8. Pelaksanaan Penelitian ... 75

B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 75

1. Deskripsi Pra Siklus ... 75

2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 77

a. Perencanaan Tindakan ... 78

b. Pelaksanaan Tindakan ... 79

c. Pengamatan ... 83

d. Refleksi ... 88

3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 88

a. Perencanaan Tindakan ... 89

b. Pelaksanaan Tindakan ... 90

c. Pengamatan ... 94

d. Refleksi ... 99

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil penelitian ... 100

(16)

xv

2. Deskripsi Data Siklus I ... 103

a. Data Hasil Penelitian Siswa Siklus I ... 103

b. Refleksi ... 106

3. Deskripsi Data Siklus II ... 107

a. Data Hasil Penelitian Siswa Siklus II ... 108

b. Refleksi ... 111

B. Pembahasan ... 112

1. Rekapitulasi Siklus I ... 114

2. Rekapitulasi Siklus II ... 115

3. Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I, Siklus II ... 116

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 119

B. Saran ... 120

(17)

xvi

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1.1 Daftar Subjek Penelitian ... 13

2. Tabel 2.1 Silabus IPS Kelas III Semester II Materi Kegiatan Jual Beli.. 42

3. Tabel 2.2 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas III ... 43

4. Tabel 3.1 Data Jumlah siswa MI Ma’arif Banyukuning ... 72

5. Tabel 3.2 Daftar Guru MI Ma’arif Banyukuning ... 73

6. Tabel 3.3 Daftar Sarana dan Prasarana MI Ma’arif Banyukuning ... 73

7. Tabel 3.4 Daftar Responden Siswa Kelas III MI Ma’arif Banyukuning 74 8. Tabel 3.5 Data Nilai Siswa Pra Siklus ... 76

9. Tabel 3.6 Lembar Pengamatan Guru Siklus I ... 84

10.Tabel 3.7 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I ... 85

11.Tabel 3.8 Daftar Nilai Tes Formatif Siswa Siklus I ... 87

12.Tabel 3.9 Lembar Pengamatan Guru Siklus II ... 95

13.Tabel 3.10 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II... 96

14.Tabel 3.11 Daftar Nilai Tes Formatif Siswa Siklus II... 98

15.Tabel 4.1 Data Nilai Siswa Pra Siklus ... 100

16.Tabel 4.2 Hasil Tes Formatif Siswa Siklus I ... 103

17.Tabel 4.3 Hasil Tes Formatif Siswa Siklus II ... 108

18.Tabel 4.4 Gabungan Nilai Siswa Pra Siklus, Siklus I, Siklus II ... 113

19.Tabel 4.5 Rekapitulasi Siklus I ... 114

20.Tabel 4.6 Rekapitulasi Siklus II ... 115

(18)

xvii

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1.1 Siklus dalam Prosedur PTK ... 17

2. Gambar 4.1 Grafik Ketuntasan Siswa Pra Siklus ... 102

3. Gambar 4.2 Grafik Ketuntasan Siklus I ... 106

4. Gambar 4.3 Grafik Ketuntasan Siklus II ... 110

5. Gambar 4.4 Diagram Persentase Ketuntasan Siklus I ... 115

6. Gambar 4.5 Diagram Persentase Ketuntasan Siklus II ... 116

7. Gambar 4.6 Diagram Rata-Rata Pra Siklus, Siklus I, Siklus II ... 117

(19)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

Lampiran 3 Tes Formatif Siklus I

Lampiran 4 Tes Formatif Siklus II

Lampiran 5 Daftar Nilai Siswa Pra Siklus

Lampiran 6 Daftar Nilai Siswa Siklus I

Lampiran 7 Daftar Nilai Siswa Siklus II

Lampiran 8 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I

Lampiran 9 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II

Lampiran 10 Lembar Pengamatan Guru Siklus I

Lampiran 11 Lembar Pengamatan Guru Siklus II

Lampiran 12 Dokumentasi

Lampiran 13 Surat Tugas Pembimbing Skripsi

Lampiran 14 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 15 Surat Keterangan Melakukan Penelitian

Lampiran 16 Lembar Konsultasi Skripsi

Lampiran 17 Daftar Nilai SKK

(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

IPS merupakan nama mata pelajaran ditingkat sekolah dasar dan

menengah. Nama IPS yang lebih dikenal social studies di negara lain itu

merupakan istilah hasil kesepakatan dari para ahli atau pakar kita di

Indonesia dalam Seminar Nasional tentang Civic Education tahun 1972 di

Tawangmangu, Solo. IPS sebagai mata pelajaran di persekolahan, yang

pertama kali digunakan dalam kurikulum 1975. (Sapriya, 2015: 19).

IPS mengajarkan pada peserta didik untuk bisa berinteraksi baik di

lingkungan keluarga, maupun lingkungan masyarakat. Sehingga

pengertian IPS ditingkat persekolahan itu sendiri mempunyai perbedaan

makna, disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik. Jadi

istilah IPS disekolah dasar merupakan nama mata pelajaran yang berdiri

sendiri sebagai integrasi dari sejumlah konsep disiplin ilmu sosial,

humaniora, sains bahkan berbagai isu dan masalah sosial kehidupan.

Materi IPS untuk jenjang sekolah dasar tidak terlihat aspek disiplin ilmu

karena yang lebih dipentingkan adalah dimensi pedagogik dan psikologis

serta karakteristik kemampuan berpikir peserta didik yang bersifat holistik.

Pembelajaran IPS ditingkat sekolah pada dasarnya bertujuan untuk

mempersiapkan para peserta didik sebagai warga negara yang menguasai

(21)

2

and values) yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk

memecahkan masalah pribadi atau masalah sosial serta kemampuan

mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan

kemasyarakatan agar menjadi warga negara yang baik.

Pembelajaran dapat dilakukan secara optimal untuk mengetahui

kebutuhan dalam pembelajaran beserta permasalahan-permasalahan yang

dihadapi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Berkaitan

dengan hal tersebut, pembelajaran harus dikembangkan berdasarkan

relevansi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, serta kebutuhan dan

karakteristik peserta didik. Guru dapat berperan sebagai kreator yaitu

menciptakan dan memanfaatkan media pembelajaran yang efektif, efisien,

dan menyenangkan bagi aktivitas belajar peserta didik. Sebenarnya dalam

pemanfaatannya, perlu juga ditekankan bahwa guru jangan hanya

bertindak sebagai instruktur berpusat tetapi mengalihkan peran bahwa

peserta didiklah yang seharusnya melakukan proses belajar secara

berkelanjutan. (Rasimin, 2012: 5). Sebagaimana telah dijelaskan dalam

hadits berikut:

منَمِل اموُع َضاَوَتَو َر اَقَوملاَو َةَنميِك ّسلا ِ ملِْعملِل اموُمّلَعَتَو َملِْعلااوُمّلَعَت

ُهمنِم َناوُمّلَعَتَت

(22)

3

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru kelas III MI

Ma’arif Banyukuning bahwa selama ini sebagian siswa masih terlihat

pasif, beberapa siswa cenderung lebih bersifat acuh atau bermain,

berbicara dengan siswa lain dalam mengikuti mata pelajaran IPS yang

terkesan berisi materi yang cukup banyak. Metode pembelajaran IPS yang

umumnya digunakan oleh guru kelas selama ini adalah metode

konvensional yang mengandalkan ceramah dan alat bantu utamanya

adalah papan tulis. Sehingga metode ceramah yang digunakan pada saat

mengajar lebih cenderung pada keaktifan guru, sedangkan siswa

cenderung tidak aktif sehingga mengakibatkan hasil belajar siswa kurang

memuaskan dan terlihat belum sesuai yang diharapkan.

Hal ini dibuktikan dengan hasil nilai ulangan IPS siswa kelas III

yang diperoleh dari guru menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang

mendapatkan nilai dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang

telah ditetapkan yaitu 70. Secara klasikal nilai ulangan siswa belum

memenuhi KKM, dari 29 siswa hanya 9 siswa yang dapat memenuhi

KKM atau sebesar 31% sedangkan sisannya masih berada di bawah KKM.

Terkait dengan hal tersebut, maka diperlukan suatu metode pembelajaran

yang mengupayakan agar siswa mampu mengembangkan pengetahuannya

sendiri dengan bantuan atau bimbingan dari guru sehingga dapat

mendorong siswa untuk meningkatkan hasil belajarnya.

Melihat faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar

(23)

4

diskusi mengenai metode dan media pembelajaran yang tepat untuk

mengatasi permasalahan tersebut, sehingga dapat meningkatkan hasil

belajar siswa dan termotivasi untuk lebih giat dalam proses

belajar-mengajar. Melalui diskusi yang telah dilakukan, diputuskan untuk

menggunakan metode bermain peran dengan media gambar sebagai solusi

tindakan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran IPS yang ada di MI

Ma’arif Banyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun

Pelajaran 2017/2018.

Penggunaan metode bermain peran dalam pembelajaran IPS materi

kegiatan jual beli mampu memberikan inovasi dalam pembelajaran.

Metode bermain peran merupakan sebuah model pengajaran yang berasal

dari dimensi pendidikan individu maupun sosial. Metode ini membantu

masing-masing siswa untuk menemukan makna pribadi dalam dunia sosial

mereka dan membantu memecahkan dilema pribadi dengan bantuan

kelompok. (Miftahul Huda, 2013: 115).

Pembelajaran IPS dengan menggunakan metode bermain peran

bertujuan untuk membantu meningkatkan kemampuan bagi siswa dengan

bermain peran secara sederhana. Permainan peran ini mulai dari pemeran

maupun tokoh sesuai dengan usia anak dan permasalahannya. Dengan

demikian siswa akan tertarik, senang, dan bersemangat karena dapat

belajar sambil bermain. Melalui metode bermain peran siswa diajak untuk

belajar memecahkan masalah pribadi, dengan bantuan kelompok sosial

(24)

5

berupaya membantu individu melalui proses kelompok sosial. Melalui

bermain peran, para siswa mencoba mengeksploitasi masalah-masalah

hubungan antar manusia dengan cara memperagakannya. Hasilnya di

diskusikan di dalam kelas. Proses belajar dengan menggunakan metode

bermain peran diharapkan siswa mampu menghayati tokoh yang

dikehendaki, keberhasilan siswa dalam menghayati peran itu akan

menentukan apakah proses pemahaman, penghargaan dan identifikasi diri

terhadap nilai berkembang. (Hasan, 1996: 266) dalam Jurnal Kreatif

Tadulako Online, ISSN 2354-614X, Vol. 5, No. 1, Hal. 101-116, oleh

Maksdonal Jaila, Jamaludin, dan Hasdin Hanis, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Tadaluko, 2017. (diakses dari

http://id.portalgaruda.org pada tanggal 25 Maret 2018 Jam 10.48).

Untuk menjawab problematika di atas penulis mengangkat judul “

Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Kegiatan Jual Beli Melalui Metode

Bermain Peran Dengan Media Gambar Siswa Kelas III Semester II MI

Ma’arif Banyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun

Pelajaran 2017/2018.”

B. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini rumusan masalah yang akan dibahas adalah :

Apakah penerapan metode bermain peran dengan media gambar

(25)

6

III semester II MI Ma’arif Banyukuning Kecamatan Bandungan

Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/2018 ?

C. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti memiliki tujuan untuk meningkatkan

hasil belajar IPS materi kegiatan jual-beli melalui metode bermain peran

dengan media gambar siswa kelas III semester II MI Ma’arif Banyukuning

Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/2018.

D. Kegunaan Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi

penulis untuk menambah keilmuan tentang metode pembelajaran IPS

pada program tarbiyah, khususnya Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah serta menambah khasanah keilmuan dan memberikan

sumbangan pendidikan.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa

1) Meningkatkan kemampuan siswa dalam menerima materi.

2) Mendorong siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan

belajar-mengajar.

(26)

7 b. Bagi Guru

1) Memacu guru untuk meningkatkan kualitas pengelolaan

pembelajaran.

2) Mendorong para guru untuk mengadakan modifikasi dalam

kegiatan belajar-mengajar.

3) Sebagai referensi guru, yang dapat menjadi masukan untuk

menguatkan kemampuannya dalam menerapkan

pembelajaran melalui metode bermain peran dengan media

gambar.

c. Bagi Lembaga

1) Untuk mewujudkan tercapainnya visi dan misi sekolah.

2) Dapat meningkatkan mutu pendidikan sekolah.

3) Menciptakan kondisi dan suasana pembelajaran yang

efektif dan menyenangkan.

d. Bagi Peneliti

Dapat memberikan pengalaman kepada peneliti untuk terjun

ke bidang pendidikan.

E. Definisi Operasional

Untuk memudahkan dan memperjelas pemahaman serta

menghindari kekeliruan terhadap maksud yang terdapat pada judul di atas,

maka perlu dijelaskan mengenai pembahasan masalah dan arti kata dalam

(27)

8 1. Hasil Belajar

Menurut M. Sobry Sutikno (2014) hasil belajar adalah

kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah mengalami

aktivitas belajar. Jadi, hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan

yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya baik

kemampuan secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Dalam

penelitian ini, hasil belajar adalah nilai yang diperoleh siswa

setelah siswa tersebut mengerjakan tes yang diberikan oleh guru

dan selanjutnya dibuktikan dengan nilai hasil evaluasi.

2. IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)

IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) disekolah dasar merupakan

nama mata pelajaran yang berdiri sendiri sebagai integrasi dari

sejumlah konsep disiplin ilmu sosial, humaniora, sains bahkan

berbagai isu dan masalah sosial kehidupan. Materi IPS (Ilmu

Pengetahuan Sosial) untuk jenjang sekolah dasar tidak terlihat

aspek disiplin ilmu karena yang lebih dipentingkan adalah dimensi

pedagogik dan psikologis serta karakteristik kemampuan berpikir

peserta didik yang bersifat holistik. (Sapriya, 2015: 20).

3. Metode Bermain Peran

Metode bermain peran adalah metode untuk menghadirkan

peran-peran yang ada dalam dunia nyata kedalam suatu

pertunjukan peran didalam kelas yang kemudian dijadikan sebagai

(28)

9

Artinnya bahwa pertunjukan yang diangkat dalam

pembelajaran merupakan kejadian atau peristiwa dalam kehidupan

manusia yang mengandung konflik kejiwaan, pergolakan, clash

atau benturan antara dua orang atau lebih. Sedangkan bermain

peran berarti memegang fungsi sebagai orang yang dimainkannya,

misalnya berperan sebagai lurah, penjual-pembeli, dan lain

sebagainnya. Artinnya bahwa bermain peran adalah menuntut

kepada peserta didik agar mampu memainkan peranan yang sesuai

tokoh dalam drama yang sedang dimainkannya. (Sigit Mangun

Wardoyo, 2013: 53).

4. Media Gambar

Gambar merupakan media yang paling umum digunakan

orang, karena media ini mudah dimengerti dan dapat dinikmati,

mudah didapatkan dan dijumpai dimana-mana, serta banyak

memberikan penjelasan bila dibandingkan dengan verbal. (Hujair

AH Sanaky, 2015: 81).

Artinnya bahwa media gambar memberikan penjelasan apa

adannya secara detail sedangkan verbal (kata-kata) keterbatasannya

terletak pada daya ingat dalam bercerita dan menjelaskan sehingga

kemungkinan ada hal-hal yang terlupakan dalam menyampaikan

pesan. Jadi dengan media gambar peserta didik akan lebih mudah

(29)

10

F. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan

Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian

secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi

kebenarannya. Namun, hipotesis tetap merupakan kebenaran yang

masih lemah (Hipo = di bawah/lemah), tesis = kebenaran) atau

jawaban sementara atas masalah yang hendak dipecahkan karena

belum diuji secara empiris. (Basrowi, 2008: 90).

Secara fungsional hipotesis dalam penelitian itu sangat

penting. Bila hipotesis dinyatakan dengan tepat dan teliti, jawaban

sementara dapat dipergunakan sebagai petunjuk analisis. Hipotesis

dalam posisinnya sebagai salah satu unsur penelitian. Dengan

hipotesis, peneliti lebih mudah dalam mencari pemecahan masalah

atas dasar pernyataan hipotesis yang telah dibuat sebelumnnya.

(Sukardi 2003: 41).

Adapun dalam penelitian tindakan kelas ini penulis

mengambil hipotesis tindakan, yaitu melalui metode bermain peran

dengan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi

kegiatan jual beli di kelas III MI Ma’arif Banyukuning Kecamatan

(30)

11 2. Indikator Keberhasilan

Penerapan metode bermain peran dengan media gambar ini

dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan tercapai.

Adapun indikator yang dapat dirumuskan penulis sebagai berikut:

a. Melalui metode bermain peran dengan media gambar ada

peningkatan hasil belajar secara berkelanjutan dari siklus

pertama dan kedua pada siswa kelas III MI Ma’arif

Banyukuning.

b. Nilai siswa kelas III memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) sebesar 70 serta tercapainnya ketuntasan klasikal

yang besarnya ≥ 85 % dalam pembelajaran IPS.

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan Penelitian Tindak Kelas

(PTK), karena menurut pengertiannya penelitian tindakan adalah

penelitian tentang hal-hal yang terjadi di masyarakat atau kelompok

sasaran dan hasilnya langsung dapat dikenakan pada masyarakat

yang bersangkutan. Ciri atau karakteristik utama dalam penelitian

tindakan adalah adannya partisipasi dan kolaborasi antara peneliti

dengan anggota kelompok sasaran. Dimana dalam prosesnya,

pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut dapat saling

(31)

12

Sehingga peneliti terlibat secara langsung dalam proses penelitian

mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan penyusunan hasil laporan

penelitian.

Penelitian Tindak Kelas adalah penelitian yang dilakukan

oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan

untuk memperbaiki kinerjannya sehingga hasil belajar siswa

meningkat. (Zainal aqib dkk, 2014: 3).

Pendekatan yang digunakan oleh peneliti yaitu jenis

kolaboratif, dimana peneliti bertindak sebagai pengamat dan proses

belajar mengajar tetap dilakukan oleh guru dan peserta didik. Hal

ini bertujuan agar proses belajar mengajar berjalan secara alami

sehingga data yang diperoleh valid. Alasan menggunakan

Penelitian Tindak Kelas dengan pendekatan kolaboratif yaitu

karena peneliti ikut berperan dalam proses pembelajaran.

2. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah

guru dan siswa kelas III MI Ma’arif Banyukuning Kecamatan

Bandungan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/2018

dengan jumlah 29 siswa yang terdiri dari 15 laki-laki dan 14

perempuan. Penelitian ini dikhususkan pada mata pelajaran IPS

materi kegiatan jual-beli melalui metode bermain peran dengan

(32)

13

Tabel 1.1 Daftar Subjek Penelitian

No. Nama Keterangan

Laki-Laki Perempuan

1. Afrizal Teddy Setiyawan √

2. Aji Irza Pratama √

10. Desinta Nafi Maharani √

11. Evan Dwi Hartanto √

12. Farhan Dani Kurniyawan √

13. Farid Aditia Rahmat √

14. Fiona Andini √

15. Hardini Hana Fauziah √

16. Icha Ayu Azzahra √

17. Iqlima Ulinihayah √

18. Khodijah Nurul Khikmah √

19. Latiful Khafid √

20. Muhammad Adam. S √

21. Muhammad Adi Prasetya √

22. Muhammad Ais Al Faruq √

29. Zulfa Musrifatun Nisa √

3. Langkah-Langkah Penelitian

Penelitian menggunakan PTK guna mencari pemecahan

masalah yang ditemui di dalam kelas, yang mana PTK akan

(33)

14

tahapan-tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan

refleksi.

a. Perencanaan

Perencanaan tindakan perbaikan merupakan tahapan

awal yang harus dilakukan guru sebelum melakukan

pembelajaran. Rencana pembelajaran harus dibuat untuk satu

siklus terlebih dahulu berdasarkan analisis permasalahan

yang dihadapi. Pemilihan rencana tindakan harus didasarkan

atas kerangka berfikir yang jelas sehingga diyakini akan

dapat menyelesaikan permasalahan. (Ridwan Abdullah Sani

dan Sudiran, 2016: 26). Kegiatan yang dilakukan adalah:

1) Mengadakan pertemuan dengan guru kelas III MI

Ma’arif Banyukuning untuk berdiskusi tentang

persiapan penelitian.

2) Menyiapkan materi.

3) Menyiapkan metode pembelajaran dalam penyelesaian

masalah.

4) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

5) Membuat lembar soal evaluasi untuk mengetahui hasil

belajar siswa.

6) Memberi instrumen penelitian berupa lembar observasi

(34)

15

7) Memberi instrumen penelitian berupa lembar observasi

kegiatan siswa.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan atau tindakan merupakan penerapan dari

perencanaan yang telah dibuat untuk mengatasi permasalahan

yang telah diidentifikasi dan dianalisis penyebabnya pada

tahap awal. Tahapan pelaksanaan tindakan tersebut harus

diupayakan sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang

telah disusun. (Ridwan Abdullah Sani dan Sudiran, 2016:

27).

Maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa pelaksanaan

tindakan diwujudkan guru dari perencanaan berupa solusi

tindakan sebelumnya. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga

kegiatan yaitu pendahuluan, inti (eksplorasi, elaborasi,

konfirmasi), dan penutup.

c. Observasi atau Pengamatan

Observasi atau pengamatan perlu dilakukan untuk

melihat, mengumpulkan data, dan mendokumentasikan

proses pelaksanaan tindakan. Data utama yang perlu

dianalisis dalam sebuah laporan PTK adalah tentang proses

belajar mengajar. (Ridwan Abdullah Sani dan Sudiran, 2016:

(35)

16

Pengamatan dalam penelitian tindakan kelas yaitu

pengamatan yang dilakukan oleh peneliti. Pengamatan ini

dilakukan dengan cara mengamati guru pada proses

pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi serta

tes evaluasi untuk menggali data hasil belajar siswa setelah

dilakukan proses pembelajaran menggunakan metode

bermain peran dengan media gambar.

d. Analisis atau Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan analisis, interpretasi, dan

menarik kesimpulan berdasarkan data yang telah diteliti

terhadap semua informasi yang diperoleh dari observasi atas

pelaksanaan tindakan. Kegiatan refleksi ini dimaksudkan

untuk menemukan kekuatan dan kelemahan tindakan yang

dilakukan, mengidentifikasi rintangan yang dihadapi, dan

menganalisis pengaruh yang terjadi dengan melakukan

(36)

17

Berikut bagan siklus prosedur Penelitian Tindakan

Kelas (PTK):

SIKLUS I

SIKLUS II

Siklus selanjutnya

Gambar 1.1 Siklus dalam Prosedur PTK 4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam

penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Silabus IPS Kelas III.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

(37)

18

d. Lembar observasi untuk mengamati guru terhadap penerapan

metode bermain peran dengan media gambar.

5. Pengumpulan Data

Dalam penelitian Tindakan Kelas ini tekhnik yang akan

digunakan dalam pengumpulan data adalah:

a. Tes Tertulis

Tes tertulis merupakan bentuk instrumen penilaian

yang biasa dilakukan di setiap kegiatan penilaian. Tes tertulis

ada dua bentuk soal yaitu: a) Soal dengan pilihan ganda, dan

b) Soal dengan uraian singkat. (Trianto, 2013: 263 diakses

dari http://books.google.co.id pada tanggal 26 April 2018 jam

17.37).

Teknik ini peneliti gunakan untuk mengukur ketuntasan

dan peningkatan prestasi belajar siswa terhadap materi

kegiatan jual-beli yang diajarkan guru. Siswa dikatakan telah

mencapai tingkat penguasaan materi apabila telah mencapai

nilai minimal 70 dari target yang ditentukan. Tes ini

dilakukan setelah proses pembelajaran menggunakan metode

bermain peran berlangsung.

b. Pengamatan (Observasi)

Pengamatan (observasi) adalah metode pengumpulan

data dimana peneliti atau kolaboratornnya mencatat informasi

(38)

19

(W. Gulo, 2000: 116 diakses dari http://books.google.co.id

pada tanggal 18 April 2018 jam 18.13).

Observasi ini dilakukan terhadap peserta didik dan guru

selama pembelajaran berlangsung untuk mengetahui tingkat

kelebihan dan kekurangan dalam pembelajaran IPS dengan

menggunakan metode bermain peran.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan tekhnik pengumpulan data

penelitian mengenai hal-hal atau variabel yang berupa

catatan, transkip, buku, surat, foto, surat, koran, dan lain-lain.

(Johni Dimyati, 2013: 100 diakses dari

http://books.google.co.id pada tanggal 26 April 2018 jam

17.49).

Peneliti menggunakan dokumentasi sebagai salah satu

tekhnik memperoleh data yang berupa foto. Dokumentasi ini

dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung,

sehingga aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran IPS

dengan metode bermain peran akan terekam dalam foto.

Dokumentasi foto dilakukan sebagai bukti visual kegiatan

pembelajaran selama penelitian berlangsung. Foto tersebut

merupakan sumber data yang dapat memperjelas data yang

(39)

20 6. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan membandingkan antara skor

nilai tiap siklus dengan KKM yang telah ditentukan yaitu 70

(sesuai KKM yang berlaku di MI Ma’arif Banyukuning Kecamatan

Bandungan Kabupaten Semarang). Oleh karena itu, siswa

dikatakan tuntas belajarnya atau mencapai KKM jika nilai

perolehan siswa ≥ 70. Sebaliknya siswa dikatakan belum tuntas

belajarnya atau belum mencapai KKM jika nilai perolehan siswa ≤

70. Selanjutnya untuk menentukan akhir perbaikan melalui

siklus-siklus digunakan tolak ukur Kriteria Ketuntasan Klasikal. Suatu

kelas dikatakan tuntas belajarnya jika dalam kelas tersebut ≥ 85%

siswa telah tuntas belajarnya. (Trianto, 2010: 241).

Penilaian rata-rata digunakan untuk mengukur hasil belajar

siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Zainal aqib

dkk, 2014: 40):

X = ∑

∑ X 100%

Keterangan:

X = Nilai rata-rata

∑ = Jumlah semua nilai siswa

(40)

21

Sedangkan Persentase ketuntasan klasikal dapat dihitung

menggunakan rumus (Zainal Aqib, 2014:41):

P = ∑

∑ X 100%

H. Sistematika Penulisan

Bagian awal yang meliputi Halaman Sampul, Halaman Judul (sama

dengan halaman sampul), Lembar Logo IAIN, Persetujuan Pembimbing,

Pernyataan Keaslian Tulisan, Pengesahan Kelulusan, Moto dan

Persembahan, Kata Pengantar, Abstrak, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar

Gambar, dan Daftar Lampiran.

BAB I Pendahuluan berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan

Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Definisi Operasional,

Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan, Metode Penelitian

(Rancangan Penelitian, Subjek Penelitian, Langkah-Langkah Penelitian,

Instrumen Penelitian, Pengumpulan Data, Analisis Data), dan Sistematika

Penulisan.

BAB II Kajian Teori mencakup: Hasil Belajar, Pengertian IPS

(Ilmu Pengetahuan Sosial), Materi Kegiatan Jual-Beli, Metode Bermain

Peran, dan Media Gambar. Sedangkan Kajian Pustaka diambil dari

penelitian terlebih dahulu.

BAB III Pelaksanaan Penelitian berisi tentang Gambaran Umum

MI Ma’arif Banyukuning. Deskripsi Pra Siklus, Deskripsi Pelaksanaan

(41)

22

data dan refleksi. Deskripsi Pelaksanaan siklus II yang meliputi rencana,

pelaksanaan, pengamatan/pengumpulan data dan refleksi.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan meliputi Deskripsi per

siklus (Data hasil penelitian, Refleksi). Serta Pembahasan.

(42)

23 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan aktivitas manusia yang sangat vital dan

secara terus-menerus akan dilakukan selama manusia tersebut

masih hidup. Manusia tidak mampu hidup sebagai manusia jika ia

tidak di didik atau di ajar oleh manusia lainnya. (M. Thobroni,

2016: 15). Sebab manusia yang tanpa di didik dan tanpa campur

tangan manusia lain tidak akan mempunyai potensi untuk

dikembangkan baik kepandaian yang bersifat jasmaniah (skill,

motor ability) maupun kepandaian yang bersifat ruhaniah karena

manusia adalah makhluk sosial budaya.

Menurut R. Gagne (1989) dalam bukunnya Ahmad Susanto,

2013: 1) belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana

suatu organisme berubah perilakunnya sebagai akibat pengalaman.

Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat

dipisahkan satu sama lain dua konsep ini menjadi terpadu dalam

satu kegiatan dimana terjadi interaksi antara guru dengan siswa,

(43)

24

Bagi Gagne belajar dimaknai sebagai suatu proses untuk

memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan,

kebiasaan, dan tingkah laku. Dalam teorinnya yang disebut The

domains of learning menyimpulkan bahwa segala sesuatu yang

dipelajari oleh manusia dapat dibagi menjadi lima kategori, yaitu:

a) Keterampilan motoris (motor skill), b) Informasi verbal, c)

Kemampuan Intelektual, d) Strategi Kognitif, dan e) sikap

(attitude).

Adapun menurut Burton dalam Usman dan setiawati (1993:

4) belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri

individu berkat adannya interaksi antara individu dengan individu

lain dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih

mampu berinteraksi dengan lingkungannya.

Sementara menurut E. R. Hilgard (1962), belajar adalah suatu

perubahan kegiatan rekreasi terhadap lingkungan. Perubahan

kegiatan yang dimaksud mencakup pengetahuan, kecakapan,

tingkah laku, dan ini diperoleh melalui latihan (pengalaman).

(Ahmad Susanto, 2013: 3).

Dari beberapa pengertian belajar diatas, sehingga penulis

dapat menyimpulkan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang

dilakukan oleh seseorang yang dilakukan secara sadar dan sengaja

(44)

25

kogitif, afektif dan psikomotor serta perubahan tingkah laku ke

arah yang lebih baik.

Sebagaimana perintah untuk belajar telah difirmankan oleh

Allah SWT melalui Surat Al-‘Alaq (96) ayat 1-5 yang tertulis

indah dalam Al-Qur’an, yaitu sebagai berikut:

{ َقَلَخ يِ ذلَّا َكِّبَر ِ مسْ ِبِ ْأَرمقا

Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang

menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada

manusia apa yang tidak diketahuinya.”(al -Qur’an al-Karim, 2013:597).

b. Pengertian Hasil Belajar

Hasil Belajar, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada

diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan

psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar (Ahmad Susanto,

2013: 5). Pengertian tentang hasil belajar sebagaimana diuraikan di

atas dipertegas lagi oleh Nawawi dalam K. Brahim (2007: 39) yang

menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat

(45)

26

yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal

sejumlah materi pelajaran tertentu.

Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa

adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan

belajar. (Ahmad Susanto, 2013: 5). Hasil belajar pada dasarnya

suatu keterampilan yang berupa keterampilan dan perilaku baru

sebagai akibat dari latihan atau pengalaman yang diperoleh.

(Hartiny, 2010: 33).

Dari beberapa pengertian diatas, penulis dapat menyimpulkan

bahwa hasil belajar adalah kemampuan perubahan yang dimiliki

oleh siswa setelah menerima pengalaman belajar baik kemampuan

secara kognitif, afektif, dan psikomotorik.

c. Jenis Hasil Belajar Siswa

Menurut Bloom (dalam Suprijono, 2002: 6) pada bukunnya

(M. Tobroni, 2016: 21-22) jenis hasil belajar itu meliputi 3 (tiga)

ranah atau aspek, yang mencakup kemampuan kognitif, afektif,

dan psikomotorik.

1) Domain Kognitif mencakup:

a) Knowledge (pengetahuan, ingatan).

b) Comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas,

contoh).

c) Application (menerapkan).

(46)

27

e) Synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk

bangunan baru).

f) Evaluating (menilai).

2) Domain Afektif mencakup:

a) Receiving (sikap menerima).

b) Responding (memberikan respons).

c) Valuing (nilai).

d) Organization (organisasi).

e) Characterization (karakterisasi).

3) Domain Psikomotor mencakup:

a) Intiatory.

b) Pre-routine.

c) Rountinized.

d) Keterampilan produktif, tekhnik, fisik, sosial, manajerial,

dan intelektual.

Pada jenis hasil belajar ini, perubahan perilaku mencakup

secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi

kemanusiaan saja. Artinnya, bahwa hasil pembelajaran yang

dikategorikan oleh para pakar pendidikan sebagaimana

diantarannya sudah disebutkan diatas tidak dilihat secara

(47)

28

d. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa Menurut Wasliman (2007: 158) dalam bukunnya (Ahmad

Susanto, 2013: 12-13), hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik

merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang

mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal. Secara

perinci, uraian mengenai faktor internal dan eksternal, sebagai

berikut:

1) Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari

dalam diri peserta didik, yang memengaruhi kemampuan

belajarnya. Faktor internal ini meliputi:

a) Faktor Kecerdasan

Siswa yang tingkat kecerdasannya rendah akan

menyebabkan kemampuan mengikuti kegiatan

pembelajaran agak lambat. Kalau dia berada dalam

kelas yang rata-rata tingkat kecerdasannya tinggi,

kemungkinan akan tercecer dalam pembelajaran. Hasil

yang dicapainnya pun belum sampai optimal. Selain

itu, kecerdasan sangat mempengaruhi cepat/lambatnya

kemajuan belajar siswa.

b) Faktor Minat dan Perhatian

Minat adalah kecenderungan yang tinggi terhadap

(48)

29

dengan baik dan teliti terhadap sesuatu. Minat dan

perhatian biasannya berkaitan erat. Apabila seorang

siswa menaruh minat pada satu pelajaran tertentu,

biasannya cenderung untuk memperhatikannya dengan

baik. Minat dan perhatian yang tinggi pada mata

pelajaran akan memberi dampak yang baik bagi hasil

belajar siswa. Oleh karena itu, seorang siswa harus

menaruh minat dan perhatian yang tinggi dalam proses

pembelajaran di sekolah. Dengan minat dan perhatian

yang tinggi, kita boleh yakin akan berhasil dalam

pembelajaran.

c) Faktor Bakat

Bakat adalah potensi-potensi yang dimiliki

seseorang yang dibawa sejak lahir. Apabila pelajaran

yang di ikuti siswa tidak sesuai dengan bakat yang

dimiliki, prestasi belajarnya tidak akan mencapai hasil

yang tinggi.

d) Faktor Kesehatan

Siswa yang kesehatannya sering terganggu

menyebabkan banyak waktunya untuk beristirahat. Hal

itu membuatnya tertinggal pelajaran. Prestasi siswa ini

kemungkinan belum dapat optimal. Karena itu, orang

(49)

30

Makanan yang bersih dan bergizi perlu mendapat

perhatian.

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri

peserta didik yang memengaruhi hasil belajar yaitu keluarga,

sekolah, dan masyarakat. Faktor eksternal ini meliputi:

a) Faktor Keluarga

Faktor ini meliputi faktor orang tua, faktor

suasana rumah, dan faktor ekonomi keluarga.

(1) Faktor Orang Tua

Faktor orang tua merupakan faktor yang

besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar

anak. Akan tetapi, prestasi belajar anak akan

terhambat apabila cara orang tua mendidik

anak-anak yang kurang baik, teladan yang kurang, dan

hubungan orang tua dengan anak yang kurang

baik.

(2) Faktor Suasana Rumah

Suasana rumah yang terlalu gaduh atau

terlalu ramai tidak akan memberikan anak belajar

dengan baik. Begitu juga dengan hubungan

anggota keluarga yang kurang harmonis dan

(50)

31

bingung, dan dirundung kekecewaan serta

tekanan batin yang terus menerus, akhirnya anak

malas belajar dan terhambat dalam belajarnya.

(3) Faktor Ekonomi Keluarga

Faktor ekonomi keluarga banyak

menentukan juga dalam belajar anak. Kalau

ekonomi keluarga kurang, kebutuhan hidup dan

perlengkapan belajar belum dapat dipenuhi

dengan baik. Sehingga membuat anak cenderung

akan merasa kecewa, putus asa dan dorongan

belajar mereka akan berkurang sekali.

Dari ketiga faktor yang ada dalam keluarga,

maka dapat disimpulkan bahwa faktor tersebut

kerap sekali menjadi penghambat bagi prestasi

belajar siswa.

b) Faktor Sekolah

Di dalam sekolah kadang-kadang juga menjadi

faktor hambatan bagi anak. Termasuk dalam faktor ini,

misalnya:

1) Metode yang dipakai guru kurang sesuai dengan

materi, monoton, kurang variatif, sehingga

(51)

32

2) Faktor hubungan guru dengan murid kurang

dekat. Biasannya kalau gurunnya dibenci atau

tidak disukai, hasil belajar siswa kurang baik.

3) Faktor hubungan siswa dengan siswa. Apabila

hubungan siswa kurang baik, hal itu akan

mengganggu hasil belajar.

4) Faktor guru yang meliputi mengajar terlalu cepat,

suara kurang keras, penguasaan materi kurang

baik, penguasaan kelas rendah, motivasi rendah,

dan terlalu banyak jam mengajar. Tentunnya itu

akan menganggu hasil belajar siswa.

5) Faktor sarana sekolah, misalnya gedung, ruangan,

meja-kursi, dan buku-buku, jika kurang memadai

akan menganggu hasil belajar. Begitu pula

dengan lingkungan yang ramai seperti pasar,

pusat perbelanjaan, rumah sakit, jalan raya.

c) Faktor Masyarakat

Faktor masyarakat yang dapat menghambat

kemajuan belajar anak adalah sebagai berikut:

1) Faktor media massa, misalnya acara televisi,

radio, majalah, dapat mengganggu waktu belajar.

2) Faktor teman gaul yang kurang baik, misalnya

(52)

33

tropika, terlalu banyak bermain, itu merupakan

hal yang paling banyak merusak prestasi belajar

dan perilaku siswa.

2. IPS di Madrasah Ibtidaiyah

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Ilmu Pengetahuan Sosial, yang sering disingkat IPS, adalah

ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan

humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara

ilmiah dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman yang

mendalam kepada peserta didik, khususnya di tingkat dasar dan

menengah (Ahmad Susanto,2013: 137).

Hakikat IPS di sekolah dasar memberikan pengetahuan dasar

dan keterampilan sebagai media pelatihan bagi siswa sebagai

warga negara sedini mungkin. Karena pendidikan IPS tidak hanya

memberikan ilmu pengetahuan semata, tetapi harus berorientasi

pada pengembangan keterampilan berpikir kritis, sikap, dan

kecakapan-kecakapan dasar siswa yang berpijak pada kenyataan

kehidupan sosial kemasyarakatan sehari-hari dan memenuhi

kebutuhan bagi kehidupan sosial siswa di masyarakat (Ahmad

Susanto, 2013: 138).

Menurut Maryani dalam bukunya Ahmad Susanto (2013:

140) pendidikan IPS adalah bahan kajian yang terpadu yang

(53)

34

konsep-konsep dan keterampilan disiplin sejarah, geografi,

sosiologi, antropologi, politik, dan ekonomi yang diorganisasikan

secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pembelajaran.

Menurut Banks dalam bukunya Ahmad Susanto (2013: 140)

pendidikan IPS adalah social studies merupakan bagian dari

kurikulum di sekolah yang bertujuan untuk membantu

mendewasakan siswa supaya dapat mengembangkan pengetahuan,

keterampilan, sikap, dan nilai-nilai dalam rangka berpartisipasi di

dalam masyarakat, negara, dan bahkan di dunia. Banks

menekankan begitu pentingnya pendidikan IPS diterapkan di

sekolah-sekolah, mulai dari tingkat dasar sampai ke perguruan

tinggi, terutama di sekolah dasar dan menengah.

Menurut Jarolimek dalam bukunya Ahmad Susanto (2013:

141) pendidikan IPS adalah berhubungan erat dengan pengetahuan,

keterampiln, sikap, dan nilai-nilai yang memungkinkan siswa

berperan serta dalam kelompok masyarakat di mana ia tinggal.

Kedua pengertian di atas, yang di berikan oleh Banks dan

Jarolimek menekankan kepada upaya pembentukan moral anak

sebagai warga negara atau anggota masyarakat yang mampu

berperan serta dalam kelompok hidupnya.

Menurut Buchari Alma dalam bukunya Ahmad Susanto

(2013: 141) IPS adalah sebagai suatu program pendidikan yang

(54)

35

manusia dalam lingkungan alam fisik, maupun dalam lingkungan

sosialnya dan yang bahannya diambil dari berbagai ilmu sosial,

seperti : geografi, sejarah, ekonomi, antropologi, sosiologi, politik,

dan psikologi. Dengan mempelajari IPS ini sudah semestinya siswa

mendapatkan bekal pengetahuan yang berharga dalam memahami

dirinya sendiri dan orang lain dalam lingkungan masyarakat yang

berbeda tempat maupun waktu, baik secara individu maupun

secara kelompok, untuk menemukan kepentingannya yang

akhirnya dapat terbentuk suatu masyarakat yang baik dan

harmonis.

Dari beberapa pengertian IPS yang dikemukakan oleh para

ahli, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan IPS

khususnya di tingkat sekolah dasar adalah suatu bahan kajian yang

terpadu yang merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi, dan

modifikasi yang diorganisasikan dari konsep-konsep dan

keterampilan sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, dan

ekonomi. (Rudy Gunawan, 2013: 48).

Atau dengan kata lain, bahwa materi IPS untuk jenjang

sekolah dasar tidak terlihat aspek disiplin ilmu karena yang lebih

dipentingkan adalah dimensi pedagogik dan psikologis serta

karakteristik kemampuan berpikir peserta didik yang bersifat

(55)

36

b. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Pembelajaran IPS bertujuan membentuk warga negara yang

berkemampuan sosial dan yakin akan kehidupannya sendiri di

tengah-tengah kekuatan fisik dan sosial, yang pada gilirannya akan

menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab,

sedangkan ilmu sosial bertujuan menciptakan tenaga ahli dalam

bidang ilmu sosial. (Rudy Gunawan, 2013: 48-49).

Tujuan utama pembelajaran IPS ialah untuk mengembangkan

potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang

terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental, positif terhadap

perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi

setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa

dirinnya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. (Ahmad

Susanto, 2013: 145).

Demikian pula dalam kaitannya dengan KTSP, pemerintah

telah memberikan arah yang jelas pada tujuan dan ruang lingkup

pembelajaran IPS, yaitu:

1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan

masyarakat dan lingkungannya.

2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis,

rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan

(56)

37

3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial

dan kemanusiaan.

4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan

berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat

lokal, nasional, dan global.

Pembelajaran IPS mempunyai misi utama yang sangat mulia,

sebagaimana dikemukakan oleh Djahiri dalam bukunnya Ahmad

Susanto (2013: 149-150), yaitu memanusiakan manusia dan

memasyarakatkan secara fungsional, dan penuh rasa kebersamaan

serta rasa tanggung jawab, hendaknya mampu menampilkan

harapan-harapan sebagai berikut:

1) Mampu memberikan pembekalan pengetahuan tentang

manusia dan seluk-beluk kehidupannya dalam astagatra

kehidupan.

2) Membina kesadaran, keyakinan, dan sikap tentang

pentingnya hidup bermasyarakat dengan penuh rasa

kebersamaan, bertanggung jawab, dan manusiawi.

3) Membina keterampilan hidup bermasyarakat dalam negara

Indonesia yang berlandaskan Pancasila.

4) Membina perbekalan dan kesiapan siswa untuk belajar lebih

lanjut dan atau melanjutkan studi ke jenjang yang lebih

(57)

38

Selanjutnya Djahiri juga menekankan bahwa keempat fungsi

peran harapan pembelajaran IPS di sekolah dasar hendaknya

memerhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1) Tingkat perkembangan usia dan belajar siswa.

2) Pengalaman belajar dan lingkungan budaya siswa.

3) Kondisi kehidupan masyarakat sekitar masa kini dan kelak

yang diharapkan.

4) Proyeksi harapan pembangunan nasional atau daerah yang

tentunnya mampu dijangkau dan diperankan siswa kini dan

kelak dikemudian hari.

5) Isi dan pesan nilai moral budaya bangsa, Pancasila dan

agama yang dianut yang diakui bangsa dan negara Indonesia.

Tujuan lain, secara eksplisit dengan mempelajari kondisi

masyarakat seperti yang dimuat dalam pendidikan IPS ini, maka

siswa akan dapat mengamati dan mempelajari norma-norma atau

peraturan serta kebiasaan-kebiasaan baik yang berlaku dalam

masyarakat tersebut, sehingga siswa mendapat pengalaman

langsung dengan adannya hubungan timbal balik yang saling

memengaruhi antara kehidupan pribadi dan masyarakat. Dalam

pendidikan IPS tersebut, siswa akan memperoleh pengetahuan dari

yang sederhana sampai yang lebih luas (expanding comunity),

yakni siswa akan mulai diperkenalkan dengan diri sendiri (self),

(58)

39

atau desa, kecamatan, kota/kabupaten, provinsi, negara, negara

tetangga, kemudian dunia.

Pendidikan IPS di sekolah dasar harus memerhatikan

kebutuhan anak yang berada pada usia berkisar antara 6-7 tahun

sampai 11-12 tahun. Masa usia ini menurut Piaget dalam bukunnya

(Ahmad Susanto, 2013: 152-153) berada dalam perkembangan

kemampuan intelektual kognitifnya pada tingkatan konkret

operasional. Mereka memandang dunia dalam keseluruhan yang

utuh, dan menganggap tahun yang akan datang sebagai waktu yang

masih jauh. Yang mereka pedulikan ialah masa sekarang

(=konkret), dan bukan masa depan yang belum bisa mereka pahami

(=abstrak).

Itulah sebabnya pendidikan IPS di sekolah dasar bergerak

dari yang konkret menuju ke yang abstrak dengan mengikuti pola

pendekatan lingkungan yang semakin meluas (expanding

environment approach) dan pendekatan spiral dengan memulai

dari yang mudah kepada yang sukar, dari yang sempit menjadi

lebih luas, dari yang dekat menuju ke yang jauh, dan seterusnya.

(Ahmad Susanto, 2013: 152-153).

c. Fungsi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Ilmu Pengetahuan Sosial selain mempunyai tujuan

membentuk warga negara yang baik, dengan memiliki kemampuan

(59)

40

masyarakat, juga memiiki fungsi aplikatif. Fungsi yang dimaksud

adalah ilmu pengetahuan sosial sebagai pendidikan. Fungsi ilmu

pengetahuan sosial sebagai pendidikan, selain memberikan bekal

pengetahuan dan keterampilan sosial dalam kehidupan sehari-hari.

Yang dimaksud keterampilan sosial, yaitu keterampilan melakukan

sesuatu yang berhubungan dengan kepentingan hidup

bermasyarakat, seperti bekerja sama, gotong royong,

tolong-menolong sesama umat manusia, dan melakukan tindakan dalam

memecahkan persoalan sosial masyarakat. Sedangkan keterampilan

intelektual dalam ilmu pengetahuan sosial adalah keterampilan

berpikir, kecepatan dalam memanfaatkan pikiran, cepat tanggap

dalam menghadapi permasalahan sosial di masyarakat. (Rasimin,

2012: 40).

Menurut Sumaatmadja dalam bukunya Rasimin (2012: 40)

fungsi ilmu pengatahuan sosial sebagai program pendidikan adalah

mengembangkan perhatian dan kepedulian sosial siswa terhadap

kehidupan di masyarakat dan bermasyarakat.

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa fungsi ilmu

pengetahuan sosial sebagai pendidikan adalah membina siswa

menjadi warga negara yang baik yang memiliki pengetahuan

keterampilan dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya

sendiri serta bagi masyarakat dan negara. Mengingat bahwa

(60)

41

terus-menerus, maka landasan pengembangan ilmu pengetahuan

sosial sebagai program pendidikan harus disesuaikan dengan

tuntutan dan perubahan sekaligus kemajuan masyarakat. (Rasimin,

2012: 40).

d. Silabus dan Standar Kompetensi Pembelajaran IPS Kelas III

Dalam silabus kelas III Ilmu Pengetahuan sosial SD/MI

Departemen Pendidikan Nasional terdapat standar kompetensi

untuk mata pelajaran IPS. Standar kompetensi yaitu kompetensi

yang harus dikuasai oleh siswa setelah melalui proses

pembelajaran. Dibawah ini tabel silabus dan standar kompetensi

(61)

42 Tabel 2.1

Silabus IPS Kelas III Semester II Materi Kegiatan Jual Beli

Standar

Kegiatan Belajar Indikator Pencapaian Kompetensi

(62)

43 Tabel 2.2

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas III

Tahun Pelajaran 2017/2018

Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

2 2. Memahami jenis pekerjaan

dan penggunaan uang.

2.3 Memahami kegiatan

jual beli di

lingkungan rumah

dan sekolah.

3. Materi Kegiatan Jual Beli

a. Pengertian Kegiatan Jual Beli

Kegiatan jual beli adalah kegiatan yang dilakukan antara

penjual dan pembeli dalam suatu tempat. Kegiatan jual beli

terdapat jika memenuhi syarat-syarat tertentu. Jika salah satu syarat

tidak terpenuhi maka jual beli tidak akan terjadi.

b. Syarat Jual Beli

1) Penjual, adalah orang yang merelakan barangnya untuk

ditukar dengan uang. Atau juga bisa diartikan sebagai orang

yang menjual barang dagangan kepada pembeli.

2) Pembeli, adalah orang yang merelakan uangnya untuk ditukar

dengan barang. Atau juga bisa diartikan sebagai orang yang

membeli barang dagangan dari penjual.

3) Barang dagangan, adalah barang yang akan diperjualbelikan

dan beraneka ragam bentuknya. Misalnya : buah, sayur,

makanan siap saji, barang dalam kemasan, dan benda atau

(63)

44

c. Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Rumah 1) Pasar

Pasar merupakan tempat berkumpulnya penjual dan

pembeli. Semua kebutuhan sehari-hari tersedia di pasar. Ada

kios yang khusus menjual berbagai macam barang. Ada kios

yang khusus menjual sayuran, daging, sembako, dan masih

banyak yang lain. Dipasar kita dapat memilih dan menawar

barang yang akan kita beli, sehingga kita dapat membeli

kebutuhan kita dengan harga yang lebih murah.

a) Syarat terjadinnya pasar:

(1) Adannya penjual.

(2) Adannya pembeli.

(3) Ada barang yang diperjualbelikan.

(4) Ada transaksi jual beli.

(5) Ada tempat transaksi.

b) Ciri pasar tradisional:

(1) Terdiri dari banyak penjual.

(2) Pasar dibagi menjadi beberapa gang.

(3) Bisa dilakukan tawar menawar harga antara

penjual dan pembeli.

(4) Harga yang dibayar berdasarkan kesapakatan.

(5) Membayar langsung dengan pedagang.

Gambar

Tabel 1.1 Daftar Subjek Penelitian
Gambar 1.1 Siklus dalam Prosedur PTK
Tabel 2.2
Tabel 3.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Regresi Komponen Utama dan Regresi Ridge adalah metode untuk mengatasi masalah multikolinieritas yang terjadi pada analisis regresi linier berganda.. Metode Regresi

Menyusun alat observasi yang akan digunakan pada saat penelitian.. Mempersiapkan hal-hal yang mendukung penggunaan

Disini penulis menggunakan Microsoft Frontpage 2000 untuk membuat Website Resep Masakan Padang, karena Microsoft Frontpage 2000 merupakan salah satu program aplikasi yang

intrapersonal peserta didik dalam pembelajaran IPS melalui penggunaan jurnal.. belajar (learning journal) dapat ditarik kesimpulan

Tujuan dibuat aplikasi ini agar mempermudah para karyawan dalam pengelolahan data dan adanya pemetaan kepemilikan tanah secara digitalisasi yang tersimpan di media penyimpanan

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dalam penentuan akibat hukum yang terjadi oleh karena suatu perbuatan melawan hukum ataupun wanprestasi yang dilakukan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan tentang pubertas yang tergolong sedang yaitu 19 orang (47,5%) dan yang paling

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tentang peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPA pada kompetensi dasar pesawat sederhana melalui pembelajaran kooperatif tipe NHT di kelas