• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan komputer oleh guru fisika dalam pembelajaran fisika di SMA Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta [sebuah survei pada tahun 2008] - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pemanfaatan komputer oleh guru fisika dalam pembelajaran fisika di SMA Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta [sebuah survei pada tahun 2008] - USD Repository"

Copied!
190
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN KOMPUTER OLEH GURU FISIKA

DALAM PEMBELAJARAN FISIKA

DI SMA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

(SEBUAH SURVEI PADA TAHUN 2008)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh :

Nama : Agnes Siwi Dwiyanti

NIM : 031424033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

PEMANFAATAN KOMPUTER OLEH GURU FISIKA

DALAM PEMBELAJARAN FISIKA

DI SMA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

(SEBUAH SURVEI PADA TAHUN 2008)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh :

Nama : Agnes Siwi Dwiyanti

NIM : 031424033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2008

(3)
(4)
(5)

iv

Tuhan tidak pernah berjanji:

Langit akan selalu biru dan bunga bertaburan di seluruh jalan kehidupan kita.

Tuhan tidak pernah berjanji:

Ada matahari dan tidak ada hujan

Ada kesukaan dan tidak ada kekecewaan

Ada kedamaian dan tidak ada kesakitan

Tetapi:

Tuhan Menjanjikan Kekuatan Untuk Setiap Hari

Kelegaan bagi yang letih dan berbeban berat

Terang bagi yang berjalan dalam kegelapan

Anugerah bagi yang mendapat pencobaan

Pertolongan dari atas

Perhatian yang tidak mengecewakan dan kasih yang tidak pernah padam

Kupersembahkan karya kecilku ini untuk:

Bapak (Alm) dan Ibu tercinta

Kakakku

almamaterku

(6)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 26 November 2008 Penulis

Agnes Siwi Dwiyanti

(7)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : AGNES SIWI DWIYANTI

Nomor Mahasiswa : 031424033

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PEMANFAATAN KOMPUTER OLEH GURU FISIKA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (SEBUAH SURVEI PADA TAHUN 2008).

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 31 Desember 2008

Yang menyatakan

 

(8)

vi

ABSTRAK

Agnes Siwi Dwiyanti, Pemanfaatan Komputer Oleh Guru Fisika Dalam Pembelajaran Fisika Di SMA Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (Sebuah

Survei pada Tahun 2008). Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta (2008).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah komputer sudah digunakan oleh guru fisika dalam proses belajar mengajar di sekolah, dan bagaimana pendapat guru ketika menggunakan komputer dalam pembelajaran.

Survei dilaksanakan di Propinsi DIY berlangsung dari bulan April tahun 2008 dan selesai pada bulan Juni tahun 2008. Sampel penelitian ini adalah guru-guru Fisika SMA di 40 sekolah terakreditasi A, B, dan C berdasarkan data BAS Diknas propinsi DIY berjumlah 47 responden. Instrumen penelitian ini berupa kuisioner yang diisi langsung oleh responden.

Kuesioner yang diberikan berisi pertanyaan meliputi data guru (asal sekolah, latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar), fasilitas sekolah dan penggunaannya, penggunaan komputer (materi yang diajarkan, keuntungan dan kelemahan penggunaan komputer, frekuensi pemakaian, keterlibatan siswa dan kendala yang dihadapi dalam pemakaian komputer), dukungan yang diperlukan dalam pemakaian komputer.

(9)

vii

ABSTRACT

Agnes Siwi Dwiyanti, The Utilization of Computer by Physics Teacher in Physics Instruction in Senior High School Special District of Yogyakarta (a survey in 2008). Physics Education Study Program, the Department of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta (2008).

This research intended to know about have the physic teachers used computers in learning process at school and how their opinion when they use computer in learning process.

The survey conducted in Special District of Yogyakarta starting from April to June 2008. The samples were 47 respondents of senior high school physics teacher in 40 schools which have A, B, C, accreditation school based on School accreditation institution, Education Department Special District of Yogyakarta. The research instruments are questionnaires which are directly filled by the respondents.

The questionnaires composed of questions i.e. teacher data (the material taught, the advantages and disadvantages of using computer, the frequency of using computer, the student participation and problems faced in using computer).

(10)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan atas berkat yang melimpah yang boleh penulis

terima sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul Pemanfaatan

Komputer Oleh Guru Fisika Dalam Pembelajaran Fisika Di SMA Provinsi DIY

(Sebuah Survei pada Tahun 2008).

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar

sarjana strata satu program studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Banyak kendala yang di penulis hadapi dalam menyelesaikan skripsi ini,

namun berkat adanya bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak maka

skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh sebab itu penulis mengucapkan banyak terima

kasih kepada:

1. Drs. T. Sarkim, M.Ed.,Ph.D selaku dosen pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktu, bimbingan, kesabaran, masukan selama penulisan

skripsi ini, terimakasih juga untuk senyum yang telah membangkitkan

semangat kembali.

2. Bp. R. Rohandi, M.Ed., selaku dosen pembimbing akademik terimakasih

bapak untuk dukungan yang bapak diberikan, Bp. T. Sarkim,

M.Ed.,Ph.D., Romo Dr. Paulus Suparno, S.J, MST, Bp. Drs. Domi S,

M.Si, Bp. Drs. Fr. Y. Kartika Budi, M.Pd, Bp. A. Atmadi, M.Si., Ibu

Maslichah Asy’ari, M.Pd. dan Bp. Drs. F. Sinaradi, M.Pd. selaku dosen

program studi Pendidikan Fisika USD, terimakasih atas bimbingan,

(11)

didikan, kesabaran yang boleh penulis dapatkan selama melaksanakan

pendidikan di Universitas Sanata Dharma ini.

3. Segenap staf pengajaran Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan serta

seluruh Civitas Akademika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Pihak pemerintah provinsi, dan kabupaten yang telah memberikan ijin

penetian. Seluruh sekolah dan responden yang telah bersedia dijadikan

sampel penelitian.

5. Bapak YB. Ngadikun (Alm), bapak wik sekarang sudah selesai seperti

yang bapak harapkan. Maaf wik tidak bisa memenuhi janji untuk selesai

sebelum bapak pergi. Ibuk MM. Muryati, terimakasih untuk dukungan,

doa dan kesabaran, wik janji akan terus berjuang. Kakakku Lucia Ira

Utami, terimakasih untuk semuanya kita akan berjuang bersama-sama

tetep semangat, wik janji ga manja lagi.

6. Sahabatku kekasihku (Thomas Yudanto KPN) terimakasih banyak untuk

segala bantuan yang a’ kasih, tanpa dukungan dan keyakinanmu skripsi

ini tidak akan selesai. Terimakasih juga untuk kasih, doa, semangat,

kesabaran, dan kepolosan yang kau beri, berada dihatimu adalah

kesempatan yang indah.

7. Seluruh keluarga besar yang telah menemani dan mendukung penulis,

keluarga bpk & ibu Bambang Bomantoro yang selalu menanyakan kapan

skripsinya selesai? makasih bpk, ibu karena pertanyaan itu wik jadi

semangat lagi. Keluarga bpk&ibu Joko juga simbah kakung, putri yang

(12)

sering menampung kami ketika mengadakan syukuran. Keluarga di Jogja

lik Sup, lik Keminah dan sepupu-sepupuku terima kasih untuk dukungan

moril dan materiil. Keluarga di Plososari simbah, pak de & bu de, pak lik

& bulik juga sepupu-sepupu yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu

terimakasih karena telah mememani kami di saat tersulit.

8. Emi (tengkyu telah memberi support, ide, juga mememani wik selama di

jogja ), dik Agung (tengkyu yak dah ngajak jalan-jalan naik tiger…tetep

semangat!!!)

9. Mb.Vita (makasih dah temani ke perpus, cemangat!!!), Kadek (ga

sindrom TE lg jah??hehe makasih ya untuk semuanya…)

10.Teman-teman eks KSB untuk segala bantuan yang kalian beri ke

ciwi…tanpa kerja keras kalian kuisionernya ga terkumpul, maaf

merepotkan. Terimakasih juga karena kalian selalu ada untuk ciwi bahkan

disaat tersulit kalian tidak pernah meninggakanku. I never forget it,

kumpul, jalan-jalan, makan-makan, juga saat ciwi nangis bareng kalian.

kakak jenggot (hehe kak terima kasih untuk tomasnya, ade ga centil lagi

ko, makasih banyak karena boleh kau anggap adik). Eco (hei

gendut…makasih ya untuk ide-ide kreatifmu yang terkadang membuatku

harus berpikir 100x lebih berat). Dimas (item..maaf ko jadi keterusan

panggil gt ya? ayo begadang lagi..). Dias (kiting, cempreng sukses aja

deh.. ). Lilis (terimakasih untuk curhat-curhat, nasehat, wik pasti kuat

(13)

seperti yang kamu bilang..). Sinta (makasih ya cin dah temeni ci selama

ini caiyo skripsina diterusin!!!). Dewi (de…kamu tu bisa!!!)

11.Keluarga besar P.Fis 2003 (Luci, Sisca, Mba Endar, Ervan, Agata, Dewi,

Ica, Tica, Yeni, Gilang, Rm. Dion, Juni, Ipus, Boni, Andre, Cornel, Eka,

Mei, Alfon, Gita, Titis, Wahyu,St.Ruth, terimakasih untuk persahabatan

yang telah kita jalin. Ely (makasi ya el aku pasti kuat), Loren (lo..makasih

ya dukungannya dan cerita-ceritanya, sekarang kamu boleh pacaran aku

sudah punya pacar juga hehe), Symfrosa (makasih ya Rosa

cerita-ceritanya semoga bapak kita lebih bahagia berada disamping-Nya).

12.Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu disini.

Semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan

Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan. Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari

sempurna oleh karena itu saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun

sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Yogyakarta, 26 November 2008

Penulis

(14)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xx

DAFTAR BAGAN ... xxiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xxiv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Dasar Teori ... 5

1. Kegiatan Belajar Mengajar ... 5

2. Pembelajaran ... 6

a. Macam pembelajaran ... 6

b. Metode Pembelajaran ... 10

(15)

3. Komputer ... 16

a. Manfaat dalam pembelajaran ... 17

b. Keunggulan dan kelemahan penggunaan komputer dalam pembelajaran ... 21

C. Rumusan Masalah ... 22

D. Tujuan Penelitian ... 23

E. Manfaat Penelitian ... 24

BAB II. METODOLOGI PENELITIAN ... 25

A. Jenis Penelitian ... 25

B. Populasi Dan Sampel Penelitian ... 25

C. Teknik Pengambilan Sampel ... 26

1. Cara pengambilan sampel ... 27

2. Cara menentukan sampel ... 28

3. Sampel yang telah ditentukan peneliti ... 31

D. Waktu dan Tempat Penelitian ... 34

E. Metode Pengumpulan Data ... 34

F. Instrumen Penelitian ... 35

G. Metode Analisis Data ... 35

BAB III. DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 37

A. Pelaksanaan Penelitian ... 37

1. Kesulitan Dalam Pelaksanaan Penelitian ... 38

2. Uji Kelompok Kecil ... 38

3. Rekapitulasi Data Kuisioner ... 39

(16)

B. Data dan Analisis Data ... 39

1. Latar belakang responden. ... 39

2. Urutan prioritas metode pembelajaran yang digunakan oleh

bapak/ibu guru. ... 43

3. Urutan prioritas penggunaan media dalam pembelajaran

oleh bapak/ibu guru. ... 48

4. Fasilitas yang tersedia di sekolah ... 52

5. Penggunaan internet yang disediakan oleh sekolah ... 54

6. Bapak/ibu guru sudah pernah memberikan tugas

mengakses internet ... 56

7. Responden pernah/tidak menggunakan komputer dalam

menyampaikan materi fisika di kelas dan frekuensi

pemakaian dalam satu semester ... 58

8. Ketika komputer dipergunakan dalam pembelajaran,

komputer dipergunakan sebagai. ... 60

9. Program yang terdapat dalam komputer yang bapak/ibu

guru gunakan. ... 62

10. Materi yang diajarkan dengan komputer ... 63

11. Bapak/Ibu guru pernah melakukan evaluasi atau meminta

umpan balik dari siswa ketika menyampaikan materi

pelajaran dengan menggunakan komputer? ... 64

12. Yang dilakukan siswa ketika bapak/ibu guru menyampaikan

pelajaran dengan menggunakan komputer. ... 65

(17)

13. Ketika komputer digunakan dalam pembelajaran ... 66

14. Ketika komputer digunakan dalam pembelajaran ... 67

15. Ketika komputer digunakan dalam pembelajaran ... 68

16. Jawaban responden atas pertanyaan mengenai keharusan

pemanfaatan komputer dalam pembelajaran fisika. ... 69

17. Keuntungan yang diperoleh dari memanfaatkan komputer

dalam pembelajaran oleh bapak/ibu guru (responden) ... 70

18. Kendala/hambatan yang dialami oleh bapak/ibu guru

(responden) ketika menggunakan komputer dalam

Pembelajaran ... 71

19. Jawaban responden atas pertanyaan apakah bapak/ibu

guru merasa memerlukan bantuan agar dapat memanfaatkan

komputer secara optimal dalam pembelajaran? ... 72

C. Pembahasan ... 73

1. Bagaimana Latar Belakang Guru Fisika SMA di

Propinsi DIY? ... 73

2. Urutan Prioritas Pemakaian metode dan media pembelajaran

oleh responden (bapak/ibu guru) ... 75

3. Bagaimana keberadaan fasilitas di sekolah-sekolah dan

pemanfaatannya oleh guru Fisika? ... 79

4. Apakah guru fisika SMA di Yogyakarta sudah memanfaatkan

komputer dalam proses pembelajaran? ... 81

(18)

xvi

5. Bagi guru fisika yang sudah memanfaatkan komputer,

dimanfaatkan untuk apa saja dalam pembelajaran? ... 82

6. Bagaimana hubungan siswa dan guru ketika komputer dipakai dalam melaksanakan KBM? ... 86

7. Bagaimana tanggapan guru terhadap keharusan pemanfaatan komputer dalam pembelajaran fisika? ... 87

8. Keuntungan apa yang diperoleh dari memanfaatkan komputer dalam pembelajaran? ... 88

9. Faktor-faktor apa yang menjadi kendala dalam memanfaatkan komputer dalam pembelajaran? ... 88

10. Dukungan apa saja yang diperlukan oleh guru agar dapat memanfaatkan komputer dalam pembelajaran? ... 89

D. Ringkasan Hasil Pembahasan... 90

BAB IV. PENUTUP ... 94

A. Kesimpulan ... 94

1. Kesimpulan Umum ... 94

2. Kesimpulan Khusus ... 95

B. Saran ... 98

DAFTAR PUSTAKA ... 100

(19)

xvii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Daftar Sekolah Di Kota Yogyakarta yang Dijadikan

Sampel Penelitian ... 31

Tabel 2 Daftar Sekolah Di Kabupaten Bantul yang Dijadikan Sampel Penelitian ... 32

Tabel 3 Daftar Sekolah Di Kabupaten Sleman yang Dijadikan Sampel Penelitian ... 32

Tabel 4 Daftar Sekolah Di Kabupaten Kulon Progo yang Dijadikan Sampel Penelitian ... 33

Tabel 5 Daftar Sekolah Di Kabupaten Gunungkidul yang Dijadikan Sampel Penelitian ... 33

Tabel 6 Distribusi Latar Belakang pendidikan (jenjang) responden ... 39

Tabel 7 Distribusi Latar Belakang pendidikan (jurusan) responden ... 40

Tabel 8 Distribusi Data Jenis Kelamin Responden ... 41

Tabel 9 Distribusi Latar Belakang Pengalaman Mengajar Responden . 42 Tabel 10 Distribusi Prioritas Pertama Metode Pembelajaran ... 43

Tabel 11 Distribusi Prioritas Kedua Metode Pembelajaran ... 44

Tabel 12 Distribusi Prioritas Ketiga Metode Pembelajaran ... 46

Tabel 13 Distribusi Prioritas Keempat Metode Pembelajaran ... 47

(20)

xviii

Tabel 15 Distribusi Prioritas Kedua Media yang digunakan dalam

Pembelajaran ... 50

Tabel 16 Distribusi Prioritas Ketiga Media yang digunakan dalam

Pembelajaran ... 51

Tabel 17 Fasilitas Yang Tersedia Di Sekolah Meliputi Fasilitas

Komputer, Viewer Dan Internet ... 52

Tabel 18 Distribusi Pihak Pengguna Internet Di Sekolah ... 54

Tabel 19 Distribusi Penggunaan Internet Oleh Guru ... 55

Tabel 20 Distribusi jawaban atas pertanyaan Pernah/Tidak Guru

(responden) Memberikan Tugas Akses Internet ... 56

Tabel 21 Distribusi Frekuensi Pemberian Tugas Akses Internet Dalam

Satu Semester ... 57

Tabel 22 Distribusi jawaban Responden atas pertanyaan Pernah/Tidak

responden Menggunakan Komputer untuk Menyampaikan

Materi ... 58

Tabel 23 Distribusi Frekuensi Pemakaian Komputer Dalam pembelajaran

dalam satu semester ... 59

Tabel 24 Distribusi penggunaan komputer dalam pembelajaran oleh

responden ... 61

Tabel 25 Distribusi program aplikasi komputer yang digunakan

responden ... 62

Tabel 26 Materi yang pernah diajarkan guru menggunakan

(21)

xix

Tabel 27 Distribusi pertanyaan responden atas pertanyaan Pernah/Tidak

Responden Meminta Umpan Balik ... 64

Tabel 28 Distribusi Yang Dilakukan oleh Siswa ketika komputer

digunakan dalam pembelajaran ... 65

Tabel 29 Distribusi Peran Guru Dalam Pembelajaran Menggunakan

Komputer ... 66

Tabel 30 Distribusi Penggunaan Komputer Dalam KBM ... 67

Tabel 31 Distribusi Materi Disajikan Dengan Komputer Dalam

Pembelajaran Di Kelas ... 68

Tabel 32 Distribusi Pendapat Responden Mengenai Keharusan

memanfaatkan komputer Dalam Pembelajaran ... 69

(22)

xx

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Persentase Distribusi Latar Belakang pendidikan (jenjang)

responden ... 40

Gambar 2 Persentase Distribusi Latar Belakang pendidikan (jurusan)

responden ... 40

Gambar 3 Persentase Distribusi Data Jenis Kelamin Responden ... 42

Gambar 4 Persentase Distribusi Latar Belakang Pengalaman Mengajar

Responden ... 43

Gambar 5 Persentase Distribusi Prioritas Pertama Metode

Pembelajaran ... 44

Gambar 6 Persentase Distribusi Prioritas Kedua Metode

Pembelajaran ... 45

Gambar 7 Persentase Distribusi Prioritas Ketiga Metode

Pembelajaran ... 46

Gambar 8 Persentase Distribusi Prioritas Keempat Metode

Pembelajaran ... 47

Gambar 9 Persentase Distribusi Prioritas Pertama Media yang

Digunakan Dalam Pembelajaran ... 49

Gambar 10 Persentase Distribusi Prioritas Kedua Media yang Digunakan

(23)

xxi

Gambar 11 Persentase Distribusi Prioritas Ketiga Media yang Digunakan

Dalam Pembelajaran ... 51

Gambar 12 Persentase Distribusi Fasilitas Komputer Di Sekolah ... 53

Gambar 13 Persentase Distribusi Fasilitas in focus/viewer ... 53

Gambar 14 Persentase Distribusi Fasilitas Internet ... 55

Gambar 15 Persentase Distribusi Pihak Pengguna Internet Di Sekolah .... 56

Gambar 16 Persentase Distribusi Penggunaan Internet Oleh Guru ... 57

Gambar 17 Persentase Distribusi jawaban atas pertanyaan Pernah/Tidak

Guru (responden) Memberikan Tugas Akses Internet ... 58

Gambar 18 Persentase Distribusi Frekuensi Pemberian Tugas Akses

Internet Dalam Satu Semester ... 59

Gambar 19 Persentase Distribusi jawaban Responden atas pertanyaan

Pernah/Tidak responden Menggunakan Komputer untuk

Menyampaikan Materi ... 60

Gambar 20 Persentase Distribusi Frekuensi Pemakaian Komputer Dalam

pembelajaran dalam satu semester ... 60

Gambar 21 Persentase Distribusi Penggunaan Komputer Dalam

Pembelajaran Oleh Responden ... 61

Gambar 22 Persentase Distribusi Program Aplikasi Komputer yang

Digunakan Responden ... 63

Gambar 23 Persentase Distribusi pertanyaan responden atas pertanyaan

(24)

xxii

Gambar 24 Persentase Distribusi Yang Dilakukan oleh Siswa

ketika komputer digunakan dalam pembelajaran ... 65

Gambar 25 Persentase Distribusi Peran Guru Dalam Pembelajaran

Menggunakan Komputer ... 66

Gambar 26 Persentase Distribusi Penggunaan Komputer Dalam KBM ... 67

Gambar 27 Persentase Distribusi Materi Disajikan Dengan Komputer

Dalam Pembelajaran Di Kelas ... 68

Gambar 28 Persentase Distribusi Pendapat Responden Mengenai

(25)

xxiii

DAFTAR BAGAN

(26)

xxiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kuisioner ... 102

Lampiran 2 Contoh Jawaban Responden... 107

Lampiran 3 Rekapitulasi Data ... 113

Lampiran 4 Rekap akreditasi sekolah ... 122

Lampiran 5 Data Akreditasi Sekolah BAS Diknas Propinsi

DIY tahun 2005 ... 129

Lampiran 6 Data Akreditasi Sekolah BAS Diknas Propinsi

DIY tahun 2006 ... 147

Lampiran 7 Data Akreditasi Sekolah BAS Diknas Propinsi

DIY tahun 2006 ... 149

Lampiran 8 Surat ijin Penelitian dari Sanata Dharma ... 157

Lampiran 9 Surat ijin Penelitian dari Bapeda Propinsi DIY ... 158

Lampiran 10 Surat ijin Penelitian dari Bapeda Kabupaten

Sleman ... 159

Lampiran 11 Surat ijin Penelitian dari Bapeda Kabupaten

Gunungkidul ... 160

Lampiran 12 Surat ijin Penelitian dari Bapeda Kabupaten

Kulon Progo ... 161

Lampiran 13 Surat ijin Penelitian dari Bapeda Kabupaten

(27)

xxv

Lampiran 14 Surat ijin Penelitian dari Bapeda Kota

Yogyakarta ... 163

Lampiran 15 Surat ijin Penelitian dari Pimpinan Muhammadiyah

Kota Yogyakarta ... 164

Lampiran 16 Surat ijin Penelitian dari Majelis Ibu Pawiyatan

Tamansiswa ... 165

Lampiran 17 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari

(28)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dewasa ini perkembangan teknologi maju dengan pesat. Hal ini

ditandai dengan sejumlah kemajuan di berbagai bidang baik itu bidang politik,

ekonomi, sosial-budaya, pertanian, industri, pertambangan, maupun

pendidikan. Sehubungan dengan kemajuan teknologi tersebut, bidang-bidang

di atas juga baik secara langsung maupun tidak, akan dituntut untuk sedapat

mungkin memanfaatkan kemajuan tersebut demi pengembangan dan

peningkatan kompetensi kearah yang lebih baik.

Berbagai penemuan dan kemajuan dari perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi telah hadir dan dirasakan oleh kita. Salah satu

penemuan yang mengalami kemajuan sangat pesat adalah hadirnya komputer

di tengah-tengah kita. Hampir semua golongan maupun lapisan masyarakat

telah mendengar, melihat, bahkan menggunakan sarana tersebut (komputer)

untuk keperluan hidupnya sehari-hari. Tidak terkecuali, penemuan dan

kemajuan komputer tersebut di atas juga dirasakan dalam bidang pendidikan

untuk setiap jenjang.

Beberapa sekolah di sekitar kita saat ini telah melengkapi sarana

pembelajarannya dengan menyediakan laboratorium khusus untuk komputer

karena melalui teknologi komputer dan worl wide web (WWW) seseorang

tidak lagi terkendala oleh jarak dan waktu. Praktik komunikasi dan informasi

(29)

telah mencapai kecanggihan luar biasa dari masa-masa sebelumnya. Praktik

komunikasi dan informasi yang serba cepat dan serba menjelajah, yang hampir

meniadakan rentang waktu dan jarak adalah sebuah era yang berbeda dari

sejarah peradaban manusia sebelumnya. Era teknologi komunikasi dan

informasi telah memfasilitasi umat manusia dengan berbagai kemudahan,

khususnya terhadap akses informasi.

Pada saat yang sama dan dari berbagai tempat yang berbeda dapat

memperoleh informasi yang sama dari berbagai sumber di seluruh penjuru

dunia. Perilaku dan sifat teknologi komunikasi dan informasi semacam itu

telah menjadi bagian penting dan komplementer dari praktik komunikasi dan

informasi sebelumnya. Teknologi komunikasi dan informasi itu menyedot

perhatian banyak pihak, tidak terkecuali dunia pendidikan. Praktik pendidikan

dalam era teknologi komunikasi dan informasi mengasumsikan adanya

kontribusi signifikan (berarti) dalam membangun interkasi antara sesama

siswa, siswa dengan pengajar, dan siswa dengan lingkungan belajarnya.

Oleh karena itu sejumlah orang tua/wali siswa bahkan siswanya sendiri

ketika ingin melanjutkan studi dari satu jenjang ke jenjang berikutnya yang

lebih tinggi selalu mempertimbangkan berbagai kelengkapan pembelajaran

yang dimiliki oleh sekolah yang bersangkutan termasuk kelengkapan

laboratorium komputer karena hingga saat ini telah tersedia banyak model

pembelajaran dengan menggunakan sarana komputer dan diharapkan dapat

memberikan kontribusi memadai dalam dunia pendidikan. Model

(30)

interaktif berbasis web. Model pembelajaran ini diharapkan juga

meningkatkan kualitas pembelajaran interaktif di kelas. Pada gilirannya dapat

memperpendek masa studi dan mempercepat masa tunggu pekerjaan. Dalam

model pembelajaran ini banyak produsen yang menawarkan software khusus

pembelajaran dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan.

Dalam dunia pendidikan khususnya fisika, kemajuan ini tidak dapat

diabaikan. Tetapi sebaliknya harus digunakan untuk memajukan pendidikan

fisika di tanah air kita. Maka mulai tahun-tahun terakhir banyak

dikembangkan pembelajaran dengan menggunakan teknologi informasi

tersebut seperti e-learning, penggunaan internet, penggunaan CD ROM,

penggunaan berbagai media modern (Paul Suparno:2007). Simulasi komputer

banyak digunakan karena lebih memudahkan siswa belajar daripada dengan

praktikum yang biasa. Dengan e-learning siswa dapat belajar dari guru, teman,

institusi lain tanpa dibatasi tempat dan waktu. Siswa dapat akses dari manapun

yang semakin memperkaya pengetahuan mereka.

Guru diharapkan tidak buta terhadap kemajuan teknologi informasi

dan penggunaannya dalam pembelajaran fisika. Guru diharapkan dapat

semakin merencanakan pembelajarannya dengan peralatan yang canggih itu.

Tentu untuk ini sekolah perlu menyediakan peralatan internet dan komputer

yang cukup lengkap sehingga guru dapat belajar dan menggunakannya dalam

pembelajarannya.

Penggunaan komputer dalam pengajaran fisika di Sekolah menengah

(31)

Amerika Serikat (AS) baru sedikit sekolah menggunakan komputer,

sedangkan sesudah itu perkembangannya sangat pesat. Dari tahun 1980

sampai dengan 1985 komputer berkembang dari antara 1-2 ribu menjadi

sekitar satu juta komputer lebih (Becker, 1986, dalam berger, 1994). Pada

tahun 1994 diperkirakan telah terdapat 4 juta komputer digunakan di sekolah

menengah. Pada saat ini, semua sekolah di AS menggunakan komputer

sehingga jumlahnya lebih banyak lagi. Di Indonesia sendiri penggunaan

komputer di sekolah menengah mulai meningkat. Kebanyakan sekolah di kota

besar telah menggunakannya dalam sistem belajar mengajar.

Dari sejumlah paparan di atas, muncul pertanyaan “Sudah Sejauh

Mana Komputer Digunakan Sebagai Media Baru Dalam Pembelajaran

Sains”? Hal ini diperkuat dengan pernyataan Suparno dalam makalahnya yang

berjudul “penggunaan komputer dalam pembelajaran fisika di sekolah

menengah” yaitu kebanyakan sekolah di kota besar di Indonesia sudah

menggunakan komputer dalam sistem belajar mengajar. Penulis tertarik dan

mencoba meneliti tentang penggunaan komputer oleh guru di Sekolah

Menengah Atas di propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Ketertarikan

tersebut melatarbelakangi penulis memilih judul penelitian “Pemanfaatan

Komputer oleh Guru Fisika Dalam Pembelajaran Fisika di SMA di

(32)

B. Dasar Teori

1. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

Kegiatan belajar mengajar (KBM) merupakan proses aktif bagi

siswa dan guru untuk mengembangkan potensi siswa sehingga mereka

akan “tahu” terhadap pengetahuan dan pada akhirnya mampu untuk

melakukan sesuatu (Depdiknas: 2003).

Suparno juga mengemukakan bahwa belajar adalah proses

mengkontruksi struktur pengetahuan baru dan menempa (membentuk)

hubungan baru di antara struktur. Struktur pengetahuan dalam sebuah

jaringan. Implikasi prinsip ini untuk pembelajaran adalah bahwa

pemahaman harus dikonstruksi secara bertahap dari pengalaman dan

komunikasi. Pengetahuan tidak dapat ditansfer langsung dari satu individu

ke individu yang lain. Setiap struktur pengetahuan individual

mencerminkan pengalaman uniknya. Juga tidak dapat, pengetahuan yang

kaya dikonstruksi secara sekejap. Pemahaman harus dikembangkan secara

bertahap melalui penyusunan langkah demi langkah srtuktur pegetahuan

(Suparno:1997).

Menurut kaum konstruktivis, seperti yang diungkapkan Betencourt

(1989) dalam Suparno (1997:65) mengajar bukan merupakan kegiatan

memindahkan pengetahuan dari guru ke murid melainkan suatu kegiatan

yang memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuannya.

(33)

pengetahuan, membuat makna, mencari kejelasan, bersikap kritis dan

mengadakan justifikasi.

Dari kedua pengertian tersebut, KBM dapat didefinisikan kembali

yaitu kegiatan yang dilakukan oleh dua individu untuk memindahkan

pengetahuan. Dimana pengetahuan tersebut tidak dapat secara langsung

bisa ditransfer melainkan harus dilakukan secara bertahap, dan

membutuhkan waktu. Kegiatan yang dilakukan pengajar bukan hanya

memberikan ilmu yang dimilikinya melainkan juga harus dapat mengajak

pelajar untuk membentuk pemahamannya sendiri.

2. Pembelajaran

Pembelajaran atau pengajaran yang benar adalah suatu proses

pendidikan yang menghasilkan pengalaman dua sisi (two sided

experience). Artinya, dua sisi itu adalah pengalaman belajar yang

menyulut perhatian, kognisi, motivasi peserta didik untuk menguasai dan

memperoleh pengetahuan, informasi, ketrampilan, ataupun sifat tertentu

dan karenanya menjadikan perubahan peserta didik (Drost:1999).

a. Macam Pembelajaran

1) Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran ini ditandai dengan tidak digunakan media

dalam sistem belajar mengajar, namun dewasa ini metode semacam

(34)

2) Pembelajaran Menggunakan Media

a) Arti Media Pembelajaran

Menurut latuheru (1988) sesuatu dapat dikatakan sebagai

media pembelajaran apabila media tersebutndigunakan untuk

menyampaikan pesan dengan tujuan-tujuan pembelajaran.

Natakusumah (dalam Latuheru 1988) media adalah semua

alat bantu atau benda yang digunakan dalam kegiatan

belajar-mengajar, dengan maksud untuk menyampaikan pesan

pembelajaran dari seorang guru kepada siswa. Media adalah

segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan

dari guru kepada siswa sehingga dapat merangsang pikiran,

perasaan, perhatian dan minat sehingga proses belajar terjadi.

Pesan atau informasi tersebut haruslah dapat diterima siswa

dengan menggunakan salah satu atau gabungan beberapa alat

indera mereka.

Gagne dan briggs (dalam Latuheru, 1988) mengatakan

bahwa media pembelajaran adalah alat secara fisik untuk

menyampaiakan isi pengajaran. Media yang dimaksudkan

disini misalnya buku, tape-recorder, kaset, film, video,

komputer, televise, dan lain-lain.

Arti media berdasarkan beberapa pendapat maka dapat

disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat atau bahan

(35)

dalam proses tersebut siswa dapat lebih mudah menangkap

maksud dari pembelajaran tersebut.

b) Manfaat Media Pembelajaran

Nana Sudjana (1990) media pengajaran dapat

mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang

pada gilirannya dapat mempertinggi hasil belajar yang

dicapainya. Ada beberapa alasan, mengapa media pengajaran

dapat mempertinggi proses belajar siswa. Alasan pertama yaitu

dari segi manfaat dipergunakan media.alasan kedua yaitu

berhubungan dengan taraf berpikir siswa. Dari tahap berfikir

konkret (nyata) ke berfikir secara abstrak, dimulai dari berfikir

sederhana menuju ke berfikir kompleks. Penggunaan media

erat kaitannya dengan tahapan berpikir tersebut sebab melalui

media pengajaran hal-hal yang abstrak dapat dikonkretkan, dan

hal-hal kompleks dapat disederhanakan. Sebagai contoh

sederhana pemakaian globe, siswa akan mudah memahami

keadaan geografis daripada ketika siswa hanya membayangkan

bumi itu seperti apa.

Latuheru (1998:23) menyimpulkan pendapat beberapa

para ahli tentang manfaat dari penggunaan media pembelajaran

dalam suatu proses belajar mengajar sebagai berikut:

(1) Media pembelajaran menarik dan memperbesar perhatian

(36)

(2) Media pembelajaran dapat menghilangkan adanya

verbalisme

(3) Media pembelajaran mengatasi perbedaan pengalaman

belajar berdasarkan latar belakang sosial ekonomi dari

siswa.

(4) Media pembelajaran membantu membuat pengalaman

belajar yang sulit diperoleh dengan cara yang lain.

(5) Media pembelajaran dapat mengatasi batas-batas ruang

dan waktu. Misalnya objek yang berbahaya seperti

binatang buas yang tidak dapat dihadirkan di kelas ,

dapat menggunakan model, foto, slide, atau gambar dari

binatang tersebut.

(6) Media pembelajaran dapat membantu perkembangan

pikiran siswa secara teratur tentang hal yang mereka

alami, misalnya melihat film tentang suatu peristiwa.

Rangkaian dan urutan peristiwa yang mereka lihat itu

akan dapat mereka pelajari secara kontinu dan teratur.

(7) Media pembelajaran dapat membantu siswa dalam

mengatasi hal-hal yang sulit dilihat dengan mata

telanjang misalnya bakteri dan amuba. Siswa dapat

melihat bakteri dan amuba tersebut melalui foto atau

(37)

(8) Media pembelajaran dapat mengatasi peristiwa yang sulit

diikuti dengan indera mata. Misalnya mekarnya

setangkai bunga. Proses itu dapat diperlihatkan dengan

simulasi atau film.

(9) Media pembelajaran memungkinkan terjadinya kontak

langsung antara siswa dengan guru, masyarakat, maupun

dengan lingkungan alam sekitar mereka.

b. Metode Pembelajaran

Beberapa metode pembelajaran yang dipakai dalam pembelajaran

sains :

1) Ceramah

Metode ceramah adalah metode yang paling tua dan masih

digunakan hingga kini. Menurut Ahsin (1980:2) metode ceramah

adalah suatu cara mengajar di mana seorang guru memberikan

penyajian pengajaran tentang fakta-fakta atau ide secara lisan baik

dengan ataupun tanpa alat bantu peraga pandang-dengar; sementara

yang diajar mendengarkan dan mencatat hal-hal yang mereka

anggap penting.

Menurut Gilstrap dalam Ahsin (1980:6) keuntungan dari metode

ceramah adalah:

(38)

b) Memperkenankan guru menggunakan pengalaman,

pengetahuan dan kebijaksanaan ketimbang membuat siswa

berjuang sendiri.

c) Memungkinkan guru menghadapi siswa dalam jumlah yang

banyak.

d) Membantu siswa mengembangkan kemampuan mendengar,

secara tepat, kritis dan dengan kesenangan.

e) Mengemukakan pengetahuan yang belum pernah ditemukan

oleh murid-murid dalam bacaan/pengalaman mereka.

f) Cocok untuk memberikan informasi.

Kelemaham metode ceramah:

a) Menempatkan siswa pada posisi belajar mendengar dan

mencatat

b) Proses satu arah dimana siswa pasif

c) Guru menyajikan materi dalam waktu yang relatif sama kepada

siswa yang mempunyai perbedaan kemampuan dalam

memahami.

d) Berlangsung menurut kecepatan guru dan bukan kecepatan

siswa

e) Metode yang membiasakan siswa untuk menghafal.

2) Demonstrasi

Ada banyak model metode dalam pembelajaran, metode

(39)

teknik-teknik yang dipergunakan untuk mengelola kelas (Cole&

Chan,1994). Demonstrasi merupakan salah satu metode yang dapat

memunculkan prediksi sekaligus sangat efektif dalam menolong

para pelajar mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang

diberikan. Melalui demonstrasi dapat diberikan informasi

mengenai gambaran tentang sesuatu yang akan terjadi atau

memperlihatkan jawaban yang sesungguhnya (untuk menguji

jawaban). Dalam metode demonstrasi seorang pengajar atau

pemimpin, memperlihatkan sesuatu proses pada seluruh kelompok

anak didik dan dibantu oleh beberapa anak didik. Dengan metode

ini pengajar atau pelajar mencoba mengerjakan sesuatu serta

mengamati proses dan hasil percobaan itu. Dengan demonstrasi

kita dapat memperoleh jawaban tentang: “Bagaimana kita tahu

bahwa itu benar? Bagaimanakah prosesnya? Cara manakah yang

merupakan cara terbaik? Apakah yang akan terjadi? Terdiri dari

bahan apa?“, secara teliti dan ilmiah.

Keunggulan dari metode demonstrasi adalah:

a. Perhatian siswa dapat diarahkan pada hal-hal yang dianggap

penting sehingga hal-hal yang penting dapat menjadi perhatian

untuk diamati.

b. Dapat mengurangi kesalahan dibandingkan kegiatan

ceramah/membaca buku, karena siswa memperoleh gambaran

(40)

c. Masalah yang menimbulkan pertanyaan sebagian besar dapat

terjawab dengan teliti saat demonstrasi dilakukan.

d. Dengan demonstrasi dapat ditunjukkan:

• Suatu gejala Fisika/peristiwa Fisika secara langsung.

• Suatu gejala yang mungkin bertentangan dengan

intuisi/konsep yang dimiliki siswa sehingga menimbulkan

konflik kognitif dalam diri siswa.

e. Demonstrasi dapat digunakan sebagai variasi untuk mengurangi

kebosanan dalam kegiatan belajar mengajar

f. Siswa mempunyai peluang untuk melakukan proses.

g. Konsep lebih mudah dipahami dan tidak mudah untuk dilupakan

karena siswa punya pengalaman langsung.

Kelemahan metode demonstrasi:

a. Demonstrasi menjadi tidak wajar jika alat yang

didemonstrasikan tidak dapat diamati dengan baik.

b. Tidak semua hal dapat didemonstrasikan.

c. Pengajar harus membimbing siswanya selama melakukan

demonstrasi.

3) Eksperimen atau laboratorium

Secara umun metode eksperimen adalah metode mengajar

yang mengajak siswa untuk melakukan percobaan sebagai

pembuktian, pengecekan bahwa teori yang sudah dibicarakan itu

(41)

siswa semakin yakin dan jelas akan teorinya. Sering disebut

metode laboratorium karena percobaan biasanya dilakukan di

laboratorium. Biasanya metode eksperimen bukan untuk

menemukan teori, tetapi lebih untuk menguji teori atau hukum

yang sudah ditemukan para ahli. Namun pada praktek guru dapat

pula melakukan eksperimen untuk menemukan teorinya atau

hukumnya. Tentu guru sudah tahu teori atau hukum sebelumnya

dan bagi guru arah eksperimen jelas. Dengan metode ini siswa

dapat merasa bangga dan yakin karena seakan-akan menemukan

sendiri.

Metode eksperimen dibedakan menjadi dua, yaitu

eksperimen yang terencana atau terbimbing dan eksperimen bebas.

Dalam banyak pembelajaran SMA dan SMP, kebanyakan yang

dipilih yang terbimbing atau terencana. Alasan utama adalah

dengan model eksperimen terbimbing, hasilnya akan lebih cepat

selesai dan lebih teratur dan terarah, sehingga siswa tidah mudah

bingung.

4) Simulasi Komputer.

Model pembelajaran modern yang banyak digunakan dalam

pembelajaran fisika adalah simulasi komputer. Secara sederhana,

simulasi komputer adalah model pembelajaran menggunakan

(42)

fisika, dengan menggunakan monitor komputer dan siswa dapat

mempelajarinya dari simulasi tersebut.

Penggunaan simulasi komputer ini menguntungkan karena

siswa dapat mencoba berkali-kali tanpa harus ditunggui guru

seperti di dalam kelas. Siswa dapat mengulanginya di luar kelas

sehingga mereka lebih cepat mengerti konsep yang dipelajarinya

secara tepat.

Pembelajaran yang juga menggunakan komputer sebagai

medianya yaitu e-learning atau elektronik learning. Yaitu siswa

dapat belajar dari rumah atau dari internet. Guru juga bisa

memberikan tugas mencari bahan pelajaran sebaga tambahan buku

acuan yang digunakan, dengan begitu guru secara tidak langsung

sudah memperkenalkan internet kepada siswa. Selain itu guru juga

dapat memberikan tugas yang jawabannya dikirim lewat email.

Beberapa contoh metode pembelajaran diatas yang bisa di

jadikan pertimbangan bagi guru fisika tingkat SMA. Semua

metode itu bisa digunakan namun bagi seorang guru harus dapat

memilih mana metode yang cocok untuk materi tertentu. Dalam hal

iini kejelian dan kreativitas seorang guru menjadi sangat

dibutuhkan. Sedikit catatan bagi seorang guru maupun calon guru

baik dari tingka paling rendah (TK sampai perguruan tinggi) yaitu

bukan bagus tidaknya metode yang dipakai tetapi lebih cenderung

(43)

penting penggunaan metode yang bervariasi sehingga siswa tidak

bosan.

3. Komputer

Dengan berkembangnya teknologi yang cepat, tercipta banyak

sekali alat-alat bantu pendidikan. Alat ini diharapkan dapat membantu

mencapai tujuan, dan pencapaian tujuan dapat diwujudkan lebih baik

menggunakan alat-alat yang sesuai dengan sifat tujuan tersebut.

Namun, tidak semua bahan pelajaran memerlukan penggunaan alat

atau benda konkret dan dalam penggunaannya tidak selalu diperlukan

alat-alat yang sama. Pengajar harus dapat memilah-milah bahan ajar yang

dapat dajarkan dengan menggunakan alat.

“Penggunaan alat-alat dalam proses mengajar bertujuan

mempertinggi prestasi belajar pada umumnya” (Winarno,1979). Dengan

demikian guru harus bisa/mempunyai pengertian akan fungsi dan

kedudukan alat-alat didalam pekerjaannya sehari-hari.

Salah satu alat bantu pengajaran yang marak dibicarakan sebagai

hasil perkembangan teknologi yaitu komputer. Komputer dapat

didefinisikan sebagai alat yang dapat menerima informasi, dan

memberikan hasil informasi terbaru dalam bentuk yang mudah digunakan

(44)

a. Manfaat dalam pembelajaran

Untuk menjelaskan pemakaian komputer dalam pembelajaran

akan digunakan istilah Computer Assisted Learning (CAL), atau dalam

Bahasa Indonesia Berarti Pembelajaran Berbantuan Komputer.

Pembelajaran berbantuan komputer adalah menggunakan

komputer sebagai alat untuk menyampaikan isi pelajaran, melatih,

membimbing dan menilai prestasi belajar siswa. Dengan menggunakan

komputer diharapkan dapat menjadikan siswa lebih berminat pada

pelajaran. Siswa diberi peluang untuk belajar secara interaktif dengan

komputer sesuai dengan kemampuannya sendiri satu langkah demi satu

langkah dan boleh mengulanginya sendiri jika belum paham.

Menurut Robert Talyor (dalam makalah Adi Wijaya pada

http://www.p3gmatyo.go.id/download/SMP/komputer.pdf), komputer

dalam hubungannya di bidang instruksional pendidikan dibagi ke dalam

tiga kategori, yaitu : komputer sebagai “tutor, tool, dan tutee”.

1) Komputer sebagai tutor ( Tutor Applications)

Dalam kategori ini komputer sudah diprogram terlebih

dahulu oleh penguat program. Program komputer akan

menyediakan/memberikan beberapa informasi/teori sehingga siswa

dapat: mempelajarinya, memberikan respon/tanggapan apabila ada

pertanyaan yang perlu dijawab siswa. Kategori ini terbagi lagi

(45)

1. Sebagai tutorial

Program yang dibuat dirancang untuk memberikan informasi

bagi siswa. Artinya guru tanpa menerangkan terlebih dahulu suatu

materi, siswa sudah dapat memahaminya sendiri menggunakan

program tutorial tersebut (digunakan sebagai sumber belajar).

2. Sebagai praktik dan latihan (drill and practice)

Program yang dibuat untuk mempraktikan/melatih ketrampilan

siswa dalam penguasaan materi yang sebelumnya sudah diberikan

terlebih dahulu.

3. Sebagai Simulasi

Program yang dibuat berusaha untuk menghadirkan/

mempresentasikan situasi kehidupan/permasalahan yang

sebenarnya sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir

siswa.

4. Sebagai permainan

Program yang disajikan berbentuk permainan dengan tujuan

untuk membuat siswa belajar dengan senang. Bentuk program

permainan yang diberikan digunakan untuk melatih ketrampilan

siswa terhadap pelajaran yang sudah diberikan sebelumnya.

2) Komputer sebagai alat

komputer sebagai alat dimaksudkan bahwa komputer

digunakan sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar, baik

(46)

yang biasa digunakan diantaranya adalah microsoft word, microsoft

excel, microsoft PowerPoint.

3) Komputer sebagai tutee (Tutee Aplications).

Pada sub kategori ini, program komputer menjadi fokus dari

pembelajarannya karena disini siswa/guru memprogram komputer

dengan bahasa pemrograman untuk melakukan tugas-tugas tertentu.

Sehingga untuk tutee aplications, baik guru maupun siswa perlu

mempelajari bahasa pemrograman terlebih dahulu.

Manfaat komputer dalam pembelajaran bagi siswa (David, 2000):

(a) Komputer membantu membangun pengetahuan

• untuk menggambarkan ide, pemahaman dan kepercayaan

• untuk menghasilkan produk yang terstruktur, pengetahuan

berbasis belajar.

(b) Komputer dapat membantu penjelajahan

• untuk mengakses informasi yang diperlukan

• untuk mebandingkan sudut pandang, kepercayaan dan

pandangan dunia.

(c) Komputer dapat membantu pembelajaran dengan bekerja.

• Menggambarkan kepercayaan, pandangan, pendapat, dan

cerita untuk semua.

• Untuk menyatukan pendapat-pendapat, diskusi dalam suatu

(47)

• Untuk memberikan rasa aman, ruang masalah siswa dapat

terkontrol dalam pikiran siswa.

(d) Komputer membantu pembelajaran melalui pertentangan.

• Untuk memadukan pendapat dengan orang lain.

• Untuk diskusi, dipadu dengan yang lain, kesepakatan

komunitas dengan yang lain.

• Untuk mendukung percakapan antar komunitas pengetahuan.

(e) Komputer dapat dijadikan teman yang “pintar” dan membantu

learning by reflecting.

Untuk membantu pelajar mengungkapkan pendapat dengan jelas

gambaran yang mereka punya.

Penggunaan komputer dalam pembelajaran menurut pendapat

lain (Sudjarwo, 1988 ):

• Penggunaan komputer sebagai bahan belajar mandiri (computer

assisted-learning).

Komputer digunakan sebagai tutor pengganti, dimana siswa

dapat mengikuti suatu diskusi yang sedang berlangsung melalui

sebuah alat terminal untuk belajar secara interaktif (interactive

terminal). Dalam fungsinya komputer sebagai tutor pengganti siswa

dapat berinteraksi dengan komputer yang telah diprogramkan secara

khusus untuk menjawab berbagai pertanyaan yang telah disediakan.

Kemudian komputer akan menanyakan berbagai pertanyaan

(48)

Komputer sebagai mode laboratorium simulasi

Komputer lebih berperan sebagai situasi sumber belajar, situasi

praktek dimodelkan oleh komputer. Situasi praktek simulasi

(simulated practical) dapat berasal dari berbagai subyek.

Komputer simulasi sudah dapat ditemui di bidang, seperti

pengobatan , teknik, geografi, matematika, ilmu fisika, ekonomi,

bisnis, manajemen training, dan latihan kemiliteran.

b. Keunggulan dan Kelemahan Penggunaan komputer dalam

Pembelajaran

1. Keuntungan atau Kelebihan Komputer

Belajar menggunakan komputer merupakan hal yang baru

bagi siswa sehingga dapat meningkatkan minat juga motivasi untuk

belajar fisika; dengan menggunakan fasilitas yang ada ai dalam

komputer misalnya gambar, suara, musik, grafik dapat merangsang

untuk melakukan latihan-latihan kerja, simulasi dsb; lebih cepat

dalam menanggapi respon siswa.

2. Kelemahan atau Kekurangan Komputer

Proses pembelajaran dengan komputer relatif lebih mahal

dari media lain; merancang program untuk kepentingan proses

pembelajaran dengan komputer mempunyai konsekuensi biaya,

waktu, dan tenaga yang tidak sedikit; komputer dapat memadamkan

(49)

Dari berbagai pendapat para ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan

bahwa masukknya sebuah alat baru dalam dunia pendidikan tidak serta

merta bisa langsung di intregrasikan dalam KBM. Pengintegrasian

komputer ke dalam dunia pengajaran memerlukan dasar teori belajar yang

kuat dengan kemauan dan kemampuan SDM yang tinggi, juga

memerlukan proses yang tidak cepat dan gampang. Pengubahan sistem

KBM dari konvensional ke yang lebih modern menimbulkan pro dan

kontra dari berbagai pihak terutama pihak yang langsung terkena imbasnya

dalam hal ini guru. Namun di jaman yang terus berkembang diharapkan

guru mampu dan mau untuk mengikuti perkembangan tersebut. Disini

kalau kita mau menggali lebih jauh komputer banyak menyediakan

fasilitas-fasilitas yang menarik dalam rangka memajukan dunia

pendidikan.

C. RUMUSAN MASALAH

Permasalahan yang ingin diteliti:

1. Bagaimana latar belakang guru fisika SMA di propinsi DIY?

2. Media dan metode pembelajaran apa saja yang sering dipakai dalam

melaksanakan KBM oleh guru Fisika SMA propinsi DIY?

3. Bagaimana keberadaan fasilitas di sekolah-sekolah dan pemanfaatannya

oleh guru Fisika?

4. Apakah guru fisika SMA di Yogyakarta sudah memanfaatkan komputer

(50)

5. Bagi guru fisika yang sudah memanfaatkan komputer, dimanfaatkan untuk

apa saja dalam pembelajaran ?

6. Bagaimana hubungan siswa dan guru ketika komputer dipakai dalam

melaksanakan KBM?

7. Bagaimana tanggapan guru terhadap keharusan pemanfaatan komputer

dalam pembelajaran fisika?

8. Keuntungan apa yang diperoleh dari memanfaatkan komputer dalam

pembelajaran?

9. Faktor-faktor apa yang menjadi kendala dalam memanfaatkan komputer

dalam pembelajaran ?

10. Dukungan apa saja yang diperlukan oleh guru agar dapat memanfaatkan

komputer dalam pembelajaran ?

D. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan permasalahan yang telah diketahui diatas, maka penelitian ini

bertujuan untuk:

1. Memberikan informasi latar belakang guru fisika SMA di propinsi DIY.

2. Mengetahui urutan prioritas pemakaian metode dan media pembelajaran

dalam melaksanakan KBM oleh guru Fisika SMA di propinsi DIY.

3. Mengetahui keberadaan fasilitas di sekolah-sekolah dan pemanfaatannya

oleh guru Fisika.

4. Mengetahui apakah guru fisika SMA di Yogyakarta sudah memanfaatkan

(51)

5. Mengetahui bagi guru fisika yang sudah memanfaatkan komputer,

dimanfaatkan untuk apa saja dalam pembelajaran.

6. Mengetahui hubungan siswa dan guru ketika komputer dipakai dalam

melaksanakan KBM.

7. Mengetahui faktor-faktor apa yang menjadi kendala dalam memanfaatkan

komputer dalam pembelajaran.

8. Keuntungan yang diperoleh dari memanfaatkan komputer dalam

pembelajaran.

9. Mengetahui dukungan apa saja yang diperlukan oleh guru agar dapat

memanfaatkan komputer dalam pembelajaran.

10. Mengetahui pendapat guru terhadap pemanfaatan komputer dalam

pembelajaran fisika.

E. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat penelitian ini bagi beberapa pihak :

1. Bagi guru

Setelah diadakan penelitian ini bagi guru yang belum memanfaatkan

tertarik untuk mencoba menggunakannya.

2. Bagi Diknas propinsi DIY

Sebagai informasi pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran fisika.

3. Bagi peneliti

Penelitian ini akan memberikan sedikit gambaran dalam mengadakan

(52)

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Peneliti menggunakan metode survei dalam penelitiannya. Metode survei

merupakan salah satu jenis penelitian yang bersifat deskriptif. Penelitian ini

termasuk dalam penelitian deskriptif kuantitatif karena dalam penelitian ini

digunakan analisa statistik deskriptif berupa persentase. Di dalam metodologi

ini, data yang diperoleh dianalisis untuk mendeskripsikan keadaan atau

fenomena populasi. Inti dari survey adalah pengajuan pertanyaan terhadap

sekelompok besar orang. Di dalam metodologi survei, entitas (manusia atau

benda) dimasukkan kedalam kategori-kategori dan kemudian dihitung jumlah

entitas di dalam suatu kategori. Didalam metodologi ini, biasanya orang atau

entitas lain dipilih secara random untuk mendapatkan sampel yang

representatif. Hal ini dilakukan agar hasil penelitian survei dapat

digeneralisasikan terhadap seluruh populasi.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian : guru-guru mata pelajaran fisika SMA di DIY

Sampel penelitian : guru-guru mata pelajaran Fisika di sekolah tertentu yang

dipilih oleh peneliti.

(53)

C. Teknik pengambilan Sampel

Penentuan sampel dilakukan dengan metode stratified random sampling.

Stratified random sampling yaitu penentuan sampel dengan cara memilih

subgrup tertentu dalam suatu proporsi yang sama dalam populasi. Populasi

dikelompokkan dalam tingkat atau grup yang berbeda, dan setiap grup diambil

sampel menurut proporsi yang sesuai.

1. Cara pengambilan sampel:

a. Menurut data Diknas jumlah SMA di DIY ada 163 sekolah yang

tersebar dalam lima kabupaten dan satu kota yaitu: 37 di Kabupaten

Bantul, 38 di Kabupaten Sleman, 17 di Kabupaten Kulon progo, 24 di

Kabupaten Gunung Kidul dan sisanya 47 di kota Yogyakarta.

b. Dari 163 sekolah oleh peneliti diambil sebanyak 40 sekolah dengan

pertimbangan waktu, biaya, dan tenaga mengingat penelitian ini

merupakan penelitian pribadi.

c. Dari jumlah sampel yang diteliti didistribusikan lagi ke lima kabupaten

yaitu dengan persamaan (bdk. pers (1)):

ditentukan yang

sampel Jml

x seluruhnya

Sek Jml

tersebut kabupaten

di Sek Jml ek

JmlS =

d. Setelah diketahui jumlah sampel dalam setiap kabupaten, disetiap

kabupaten tersebut sampel masih dibedakan atas akreditasi A, B, dan

C. Baru ditentukan sekolah yang akan dipilih, dengan

(54)

 

Bagan 1: Diagram Penentuan Sampel Penelitian 

27

(55)

2. Cara menentukan sampel

Untuk menentukan jumlah sampel penelitian pada tiap kabupaten, peneliti

menggunakan persamaan berikut:

c

y = Jumlah Sampel per kabupaten.

a = Jumlah Sekolah per kabupaten.

b = Jumlah keseluruhan SMA se DIY

c = Jumlah kesekuruhan sampel yang ditentukan.

Dan untuk sampel penelitian tiap kelompok akreditasi (A, B, dan C),

peneliti menggunakan persamaan yang identik dengan persamaan di atas

namun mengalami perubahan variable untuk x dan p, sementara untuk

variabel y dan a sama seperti persamaan (1).

Persamaan yang digunakan untuk penentuan sampel akreditasi adalah sbb:

y

x = Jumlah sampel per kategori akreditasi

y = Jumlah Sampel per kabupaten.

p = Jumlah sekolah berdasarkan kategori akreditasi dalam tiap kabupaten

a = Jumlah Sekolah per kabupaten.

a. Kota Yogyakarta

1) Untuk sampel kota yogyakarta:

(56)

sekolah

2) Untuk Sampel per kategori akreditasi kota Yogyakarta:

a) Kategori Akreditasdi A

y

b) Kategori Akreditasi B

y

c) Akreditasi C

y

Total sekolah di kabupaten Kota yang dijadikan sampel dalam penelitian

ini adalah 12 Sekolah

Untuk empat kabupaten lainnya penentuan sampel per kabupaten maupun

sampel per kategori akreditasi pada tiap kabupaten mengikuti pola di atas.

b. Kabupaten Bantul

Keseluruhan SMA di kabupaten bantul adalah 37 sekolah

dengan distribusi akreditasi untuk tiap-tiap kategori sbb: akreditasi A

(57)

Dari 37 sekolah di atas diambil sebanyak Sembilan (9) sekolah

sebagai sampel penelitian dengan distribusi akreditasi untuk tiap-tiap

kategori adalah sbb: Akreditasi A = 6 Sekolah , akreditasi B = 2

sekolah dan akreditasi C = 1sekolah.

c. Kabupaten Sleman

Keseluruhan SMA di kabupaten Sleman adalah 38 sekolah

dengan distribusi akreditasi untuk tiap-tiap kategori sbb: akreditasi A

= 23 sekolah, akreditasi B = 18 sekolah dan akreditasi C = 4 sekolah.

Dari 38 sekolah di atas diambil sebanyak Sembilan (9) sekolah

sebagai sampel penelitian dengan distribusi akreditasi untuk tiap-tiap

kategori adalah sbb: Akreditasi A = 5 Sekolah , akreditasi B = 3

sekolah dan akreditasi C = 1sekolah.

d. Kabupaten Kulon Progo

Keseluruhan SMA di kabupaten Kulon Progo adalah 17

sekolah dengan distribusi akreditasi untuk tiap-tiap kategori sbb:

akreditasi A = 13 sekolah, akreditasi B = 4 sekolah dan akreditasi C =

0 sekolah.

Dari 38 sekolah di atas diambil sebanyak 4 sekolah sebagai

sampel penelitian dengan distribusi akreditasi untuk tiap-tiap kategori

adalah sbb: Akreditasi A = 3 Sekolah , akreditasi B = 1 sekolah dan

(58)

e. Kabupaten Gunungkidul

Keseluruhan SMA di kabupaten Sleman adalah 24 sekolah

dengan distribusi akreditasi untuk tiap-tiap kategori sbb: akreditasi A

= 11 sekolah, akreditasi B = 7 sekolah dan akreditasi C = 6 sekolah.

Dari 38 sekolah di atas diambil sebanyak 6 sekolah sebagai

sampel penelitian dengan distribusi akreditasi untuk tiap-tiap kategori

adalah sbb: Akreditasi A = 3 Sekolah , akreditasi B = 2 sekolah dan

akreditasi C = 1sekolah.

3. Adapun sampel yang telah ditentukan peneliti:

a. Kota Yogyakarta

Tabel 1

Daftar sekolah di Kota Yogyakarta yang dijadikan sampel penelitian

No NAMA SEKOLAH ALAMAT SEKOLAH

1 SMA STAMA YK Jl. Ireda 19 A Yagyakarta

2 SMA Taman Madya Jetis Jl. Taman Siswa 25 D Yogyakarta

3 SMA BOPKRI 2 YK Jl. Jend Sudirman 87 Yogyakarta

4 SMA PL YK Jl.P.Senopati 18 Yogyakarta

5 SMA PIRI 2 Jl. Mt Haryono 23 Yogyakarta

6 SMA N 9 YK Jl. Sagan 1 Yogyakarta

7 SMA N 3 YK Jl. Laksda Yos Sudarso 7 Yogyakarta

8 SMA MUH 2 YK Jl. Kapas 7 Yogyakarta

9 SMA MARSUDI LUHUR Bintaran kidul 2 Yogyakarta

10 SMA BOPKRI 3 Jl.kapt tendean 55 Yogyakarta

11 SMA SANTO THOMAS YK Balirejo Utara Muja Muju Yogyakarta

(59)

b. Kabupaten Bantul

Tabel 2

Daftar sekolah di Kabupaten Bantul yang dijadikan sampel penelitian

No NAMA SEKOLAH ALAMAT SEKOLAH

1 SMA N 1 Bambang Lipuro Jl. Samas Km 18 Mulyodadi Bantul 2 SMA N 1 Sewon Jl.parangtritis km.5 sewon Bantul 3 SMA 1 SEDAYU Argomulyo sedayu bantul

4 SMA Muhamadiyah Bantul Jl.urip Sumoharjo 04/A Bantul 5 SMA Stece Bantul Ganjuran Sumbermulyo Bblipuro 6 SMA “17” BANTUL Jl.kol Sugiono ringinharjo bantul 7 SMA Tripaja Bhakti Belan Bambanglipuro Bantul 8 SMA Mercu Buana Sedayu Jl. Wates km.9 argomulyo sedayu

9 SMA N PGRI KASIHAN Sonosewu ngestiharjo kasihan

c. Kabupaten Sleman

Tabel 3

Daftar sekolah di Kabupaten Sleman yang dijadikan sampel penelitian

No NAMA SEKOLAH ALAMAT SEKOLAH

1 SMA N 1 SLEMAN JI. Magelang Km 14.4 Medari Sleman

2 SMA N 1 DEPOK Babarsasi Caturtunggal Depok

3 SMA N 1 GODEAN Sidokarto godean sleman

4 SMA SANTO MIKAEL Jl.Pangeran Purboyo Warak Sb.Adi Slman

5 SMA Proklamasi 45 Sleman JI. Ring Road Utara Trihanggo Sleman

6 SMA BINA HARAPAN Sinduharjo, Nganglik Sleman

7 SMA N 1 MINGGIR Pakeran Sendangmulyo min#ggir

8 SMA Muhamaddiyah Kalasan Dhuri tirtomartani kalasan sleman

(60)

d. Kabupaten Kulon Progo

Tabel 4

Daftar sekolah di Kabupaten Kulon Progo yang dijadikan sampel

penelitian

No NAMA SEKOLAH ALAMAT SEKOLAH

1 SMA N 1 KALIBAWANG Jl.dekso banjararum samigaluh KP

2 SMA N 1 SENTOLO Ploso banguncipto sentolo KP

3 SMA Muhammadiyah Galur Kedunggong wates KP

4 SMA Sanjaya XIV Nanggulan Jl.jatisrono nanggulan KP

e. Kabupaten Gunung Kidul

Tabel 5

Daftar sekolah di Kabupaten Gunungkidul yang dijadikan sampel

penelitian

No NAMA SEKOLAH ALAMAT SEKOLAH

1 SMA N 1 WONOSARI Trimulyo II, Kepek, Wonosari Gunungkidul

2 SMA Pembangunan 2 Karangmojo Srimpi, Karangmojo Gunungkidul

3 SMA Dominikus Wonosari JI. Mgr. Sugiyo Pranoto, Wonosari gunungkidul

4 SMA N 1 TANJUNGSARI Kepek, Wonosari Gunungkidul Trimulyo II

5 SMA Pembangunan 3 Ponjong Koripan, Sumbergiri, Ponjong Gunungkidul

6 SMA Pembangunan 4 Playen Jatisari, Playen Gunungkidul

Yogyakarta terkenal sebagai kota pelajar, di kota ini banyak dibangun

sekolah baik negeri maupun swasta. Alasan peneliti memilih sampel di kota

yogyakarta yaitu peneliti merupakan mahasiswi di salah satu universitas yang

(61)

penelitiannya. Peneliti juga merupakan calon guru fisika sehingga penelitian ini

bisa dijadikan acuan/dasar mengajar nantinya.

D. Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan di lima kabupaten yang ada di DIY meliputi

Bantul, Kulon Progo, Kota Yogyakarta, Gunung Kidul, dan Sleman. Penelitian

ini dilaksanakan pada bulan April-Juni tahun 2008.

E. Metode Pengumpulan Data

Kuesioner yaitu pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti kepada

partisipan yang ditulis dan diberikan kepada sampel penelitian untuk diisi

sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Kuesioner yang akan dipakai berupa

pertanyaan seputar penggunaan komputer yang didesain untuk pembelajaran.

Macam-macam kuesioner menurut Paul Suparno :

1. Dari cara menjawabnya:

Terbuka: responden dapat menjawab dengan kalimatnya sendiri.

Tertutup: responden tinggal memilih.

2. Dari jawaban yang diberikan:

Langsung: responden menjawab tentang dirinya.

Tidak langsung: responden menjawab tentang orang lain.

3. Dilihat dari bentuknya:

(62)

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner jika dilihat dari

cara menjawabnya model terbuka dan tertutup, juga kuesioner tersebut

termasuk jenis langsung jika dilihat dari jawaban yang diberikan.

F. Instrumen Penelitian

Angket yang berisi pertanyaan yang berhubungan dengan pemanfaatan

komputer yang sudah digunakan guru dalam menyampaikan materi-materi

pelajaran fisika, serta materinya yang diajarkan.

Poin-poin yang ingin diteliti:

1. Data guru, meliputi: asal sekolah, latar belakang pendidikan dan

pengalaman mengajar.

2. Fasilitas Sekolah dan penggunaannya.

3. Penggunaan komputer meliputi: materi yang diajarkan, keuntungan dan

kelemahan penggunaan komputer, frekuensi pemakaian, keterlibatan siswa

dan kendala yang dihadapi dalam pemakaian komputer.

4. Dukungan yang diperlukan dalam pemakaian komputer.

G. Metode Analisis Data

Data dianalisis berdasarkan rekap data hasil kuisioner dengan

menggunakan metode statistik deskriptif. Metode statistik deskriptif ini

dilakukan dengan teknik perhitungan persentase. Dari tiap pertanyaan yang

telah dikelompokkan, dibuat persentase untuk masing-masing jawaban

(63)

Kuisioner yang dibuat peneliti merupakan kuisioner dengan bentuk campuran

sehingga dalam analisis data peneliti menggunakan beberapa cara:

1. Untuk pertanyaan dengan jawaban berdasarkan prioritas, peneliti

menghitung berdasar pada proritas tersebut, meghitung persentasenya

kemudian dibahas baru disimpulkan (pertanyaan bagian II nomor 1 dan 2).

2. Untuk pertanyaan yang merupakan jawaban tunggal maka langsung dapat

dibuat persentasenya, kemudian di bahas baru disimpulkan (pertanyaan

nomor 3, 4, 5, 8, 10, 14, 16, 17, 21 dan 24).

3. Untuk pertanyaan yang dapat dijawab lebih dari satu, maka analisis

dilakukan dengan cara mempersentasekan berdasar pilihan jawaban

(pertanyaan nomor 6, 7, 12, 13, 18, 19, dan 20).

4. Untuk pertanyaan terbuka (responden menjawab dengan kalimat sendiri),

peneliti menganalisis sesuai jawaban yang ada setelah itu peneliti

menyimpulkan dan merangkum semua jawaban responden (pertanyaan

(64)

37

BAB III

DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. PELAKSANAAN PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di sejumlah sekolah menengah atas (SMA)

yang berada di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) baik swasta

maupun negeri yang terakreditasi A, B, dan C yang tercatat dalam data BAS

Diknas provinsi DIY. Alasan pelaksanaan di provinsi DIY karena Provinsi ini

dikenal sebagai kota pelajar dan di kota ini banyak dibangun sekolah baik

swasta maupun negeri sehingga memudahkan peneliti dalam menentukan

sampel yang representatif.

Pengambilan data dimulai bulan April tahun 2008 dan selesai pada

bulan Juni tahun 2008. Secara rinci, penelitian ini dilakukan di lima (5)

kabupaten dalam wilayah pemerintahan DIY, yakni: Kota Yogyakarta,

Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunungkidul, dan

Kabupaten Kulon Progo. Penelitian ini tidak melibatkan semua SMA yang ada

di DIY akan tetapi memilih beberapa sekolah yang menurut takaran peneliti

bisa merepresentasikan keseluruhan sekolah yang ada pada setiap kabupaten.

Untuk setiap kabupaten, peneliti memilih sampel secara acak berdasarkan

kriteria hasil akreditasi sekolah yang dilakukan oleh Badan Akreditasi Sekolah

Gambar

Tabel  27
Gambar  24 Persentase Distribusi Yang Dilakukan oleh Siswa
gambar yang telah diperbesar dengan mikroskop.
Tabel 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

(1) Dengan berlakunya Keputusan ini, mahasiswa yang sekarang sedang mengikuti Program Studi Akuntansi pada perguruan tinggi yang berhak memberikan sebutan Akuntan diberikan

Hal tersebut sejalan dengan hal yang diperoleh dalam penelitian ini di mana rasio keuangan memiliki ketepatan prediksi yang tinggi (dengan nilai 94,3%) terhadap peringkat obligasi

Deflasi perdesaan disebabkan oleh turunnya indeks pada beberapa kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga yaitu kelompok bahan makanan turun sebesar 0,90 persen,

Peserta yang proposalnya dinyatakan “lolos” akan mengikuti lomba ke tahap berikutnya, yaitu pembuatan, pengujian kuda – kuda, dan presentasi mengenai rancangan kuda – kuda pada

Ketika bunga bank dipersepsikan negatif karena dimaknai sama dengan Riba, maka value atau nilai produk Bank Konvensional menjadi berkurang nilainya bagi informan yang

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Job Stress Serta Pengaruhnya Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Salesman (Studi Kasus pada PT Adira Finance XYZ)7. Contoh

Dalam hal Wajib Pajak tidak memenuhi kewajiban perpajakannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu dengan ditemukannya data baru dan atau data yang semula belum

Further, Jha (2014) adjusts the values of Islamic economics related to the ecology into the contemporary problem where it is rare to be encountered. People concern