• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE Student Teams Achivement Division (STAD) TERHADAP PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN AKUNTANSI SISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE Student Teams Achivement Division (STAD) TERHADAP PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN AKUNTANSI SISWA"

Copied!
218
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE

Student Teams Achivement Division

(STAD) TERHADAP

PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN AKUNTANSI

SISWA

Studi kasus pada siswa kelas X Akuntansi, SMK Putra Tama, Bantul

SKRIPSI

Ditujukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Maria Amelia Satya Dharma NIM : 031334033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

PERSEMBAHAN

K upersembahkan karyaku ini kepada

Tuhan Yesus K rist us yang selalu membimbing, menerangi set iap

langkahku, dan pegangan hidupku

Bunda M aria cahaya hidupku dan selalu melindungiku

(5)

v

MOTTO

Orang yang mencoba melakukan sesuatu dan gagal

jauh lebih baik ketimbang mereka yang nggak berbuat

apa-apa, tapi sukses

-Ron Herron-

Pengalaman adalah guru yang tegas, karena ia

menguji dahulu, baru mengajarkan.

-Aturan Vernon Saunders-

Gajaran terbesar pada pekerjaan yang sangat sulit

bukan hasil yang akan diperoleh, melainkan akan

menjadi apa Anda karenanya.

(6)
(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 18 Januari 2008 Penulis

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Mahakasih karena skripsi ini telah selesai pada waktunya. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi. Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini mendapatkan berbagai masukan, kritik dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkam terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

2. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd,.M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd,.M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah banyak memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

5. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.Si.. selaku Dosen Penguji yang telah banyak memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini

6. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan.

7. Bapak Drs. Simon Suharyanta selaku Kepala Sekolah SMK Putra Ta ma yang telah member ijin untuk melakukan penelitian.

8. Ibu Dra. Zita Trimurdani selaku guru partner yang telah bersedia bekerjasama dalam melakukan penelitian.

(9)

viii

10.Adikku satu-satunya “Akez”, walaupun sering berselisih paham tetapi tetap berbaik hati mau mengantar ke manapun, selalu memberikan dukungan, doa, dan kasih sayang yang tiada henti. “Love You Sist”.

11.“Komputerku dan printerku” yang walaupun sudah ketinggalan jaman tetapi sudah sangat membantu terselesaikan skripsi ini.

12.Detha “Oenix” sahabat terbaikku selama 4 tahun ini yang sudah seperti saudara, yang selalu mendengarkan keluh kesahku, selalu memberikan dukungan dan mendorong untuk cepat menyelesaikan skripsi ini.

13.Benny, Romo Hiro, Yayik, Wiwid, dan Heni teman-teman dekat ku selama kuliah, yang telah berbagi cerita, berbagi keceriaan, kekonyolan dan saling mendukung selama kuliah. Akhirnya kita lulus, buat Wiwid “ayo kapan nyusul kita ?? “

14.Septi ”My Partner” selama penelitian, banyak sekali kesulitan yang kita hadapi tetapi dengan semangat yang telah kamu tunjukkan dan kerja keras kita akhirnya kita lulus juga. “God Bless You

15.Teman-teman UKM Kerohanian Ima “Melon” yang sudah meminjamkan laptopnya, Angga “Cilik” yang sudah rela meminjamkan printernya, Tami “Tam-tam” sang editor yang membantu menyusun kalimat dengan benar, Mbak Erna “Simbi” yang telah mengirim doa dari Kalimantan dan Fidel “Den Baguse” yang dengan sedikit bujukan akhirnya bersedia membantu menyusun abstract. “Thanks Guys”

16.Jenny “Keita” yang sudah membantu dalam membuat power point untuk ujian pendadaran.

17.Sepupuku Ninin “Kuplek” terima kasih sudah mendukung dan sudah menunggu pada saat ujian pendadaran.

18.Indra “Emon” yang dengan rela mentransferkan hasil rekaman penelitian ke dalam CD dan Emza yang dengan rela juga sudah mengeditkan hasil rekaman penelitian untuk presentasi ujian.

(10)

ix

20.Mas Banu, Septi, Merli, Titis, Nia, Wita, Tiara, Yeni dan Uke, teman-teman kelas Seminar Penelitian yang sudah memberikan kritikan dan masukan yang berguna untuk kesempurnaan skripsi ini.

21.Teman-teman Nomat 21, terutama Mbak Erna “Simbi” yang jauh di Kalimantan sana “ayo kapan kita nonton lagi ?”

22.Teman- teman Mudika St.Stephen Keparakan Lor, “kapan kita kumpul-kumpul lagi?”.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan yang lebih dari segala yang telah mereka berikan terhadap penulis selama ini.

(11)

x

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

Student Teams Achivement Division

(STAD)

TERHADAP PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN AKUNTANSI SISWA

Studi kasus pada siswa kelas X Akuntansi, SMK Putra Tama, Ba ntul Maria Amelia Satya Dharma

Universitas Sanata Dharma 2008

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil pembelajaran akuntansi siswa. Penerapan model pembelajaran ini dilakukan pada mata pelajaran akuntansi dengan pokok bahasan mengelola bukti transaksi untuk siswa kelas X, SMK Putra Tama, Bantul.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Prosedur analisis data dengan menganalisis hasil pengamatan dan hasil belajar. Analisis hasil pengamatan dilakukan dengan menggunakan analisis diskriptif, sedangkan analisis hasil belajar menggunakan skor rata-rata tiap satu siklus. Adapun instrumen yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, kuesioner, dan dokumentasi. Lembar observasi yang dipergunakan terdiri dari empat jenis yaitu : (1) instrumen observasi kegiatan guru, (2) format pengkodean lingkungan sosial kelas, (3) instrumen penilaian proses belajar (diskusi kelompok), dan (4) instrumen observasi keterlibatan siswa dengan model cooperative learning. Kuesioner disusun untuk diisi oleh siswa, kuesioner yang dibagikan kepada siswa terdiri dari dua jenis yaitu : (1) refleksi siswa terhadap perangkat dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, dan (2) instrumen hasil belajar ranah afektif. Hal ini dilakukan untuk mengetahui minat dan sikap siswa mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Sedangkan dokumentasi disimpan dalam bentuk rekaman video yang berfungsi sebagai alat bantu dalam mendiskripsikan suasana kelas selama pembelajaran berlangsung.

(12)

xi

ABSTRACT

THE IMPLEMANTATION OF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TYPE COOPERATIVE LEARNING MODEL TOWARDS THE INCREASING RESULT OF STUDYING ACCOUNTING

A case study on the tenth class of accounting students, Putra Tama Vocational Senior High School, Bantul

Maria Amelia Satya Dharma Sanata Dharma University

2007

The aim of this research is to know whether the implementation of Student Teams Achievement Division (STAD) type cooperative learning model is able to increase the learning result of accounting students. It was done to accounting class to manage the transaction proof as the materials for the tenth grade students of Putra Tama Vocational Senior High School, Bantul.

This research is a class action research. The procedure of ana lyzing the data done by observing result and learning result. The observation result analyzed by using descriptive analysis, while learning result analyzed by using the average score in every single cycle. These are instruments, which were used in this research, for example, the observation sheet, questionnaire, and documentation. The observation sheet consists of 4 types. 1) the observation instrument of teacher’s activities, 2) the coding format of class social environment, 3) the assessment instrument of learning process (group discussion) and 4) the observation instrument of students’ involvement by learning cooperative as the model.

Questionnaire was arranged to be filled by the students. Questionnaire that was given to the students consisted of 2 types, those are 1) the student’s reflection towards the Student Teams Achievement Division (STAD) type learning cooperative instrument and model; 2) the instrument of student’s learning in affective aspect. Those were done in order to know the student’s motivation and attitude about the implementation of Student Teams Achievement Division (STAD) type cooperative learning model. Whereas the documentation was saved in form of video tape recording as the helper to describe the class atmosphere when the teaching learning activity was lasting.

(13)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... x

ABSTRACT... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Indentifikasi Masalah... 3

C. Rumusan Masalah... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian... 4

BAB II TINJAUAN TEORITIK A. Ruang Lingkup Pembelajaran Kooperatif ... 6

B. Student Teams Achivement Division (STAD)... 12

(14)

xiii

D. Penelitian Tindakan Kelas ... 15

E. Akuntansi... 20

F. Mengelola Bukti Transaksi... 21

G. Penelitian Yang Relevan... 24

H. Kerangka Berpikir ... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 27

B. Lokasi dan Waktu Penelitian... 27

C. Subyek dan Obyek Penelitian... 27

D. Prosedur Penelitian... 28

E. Innstrumen Penelitian... 32

F. Prosedur Analisis dan Interprestasi Data Penelitian... 35

G. Hasil Pembelajaran... 36

BAB IV GAMBARAN UMUM... A. Tujuan Pendidikan di SMK ... 37

B. Sistem Pendidikan SMK ... 38

C. Kurikulum SMA ... 39

D. Organisasi Sekolah SMK “Putra Tama” Bantul ... 39

E. Sumber Daya Manusia SMK “Putra Tama” Bantul ... 40

F. Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah SMK “Putra Tama” Bantul 43 G. Fasilitas Sekolah dan Latihan... 43

H. Kegiatan Ekstrakurikuler ... 45

(15)

xiv

J. Hubungan SMK “Putra Tama” Bantul dengan DU/DI atau Instansi Lain

... 46

K. Usaha-usaha Penempatan Lulusan ... 47

L. Siswa SMK “Putra Tama” Bantul ... 47

M. Gambaran Proses Pembelajaran ... 48

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Temuan Lapangan ... 50

B. Hasil dan Analisis Data ... 69

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 82

B. Keterbatasan Penelitian ... 84

C. Saran ... 85

DAFTAR PUSTAKA... 86

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Jumlah Siswa SMK “Putra Tama” Bantul... 48 Tabel 5.1 Perkembangan Kegiatan Pembelajaran Siklus Pertama, Siklus

Kedua, dan Siklus Ketiga ... 68 Tabel 5.2 Hasil Kuis Siswa ... 70 Tabel 5.3 Indikator Keberhasilan Tindakan dalam Siklus Pertama, Siklus

Kedua dan Siklus Ketiga ... 71 Tabel 5.4 Keterlibatan Siswa ... 73 Tabel 5.5 Keterlibatan Siswa dalam Kelompok ... 74 Tabel 5.6 Rekap Siswa Terhadap Kegiatan Pembelajaran Kooperatif Tipe

STAD... 77 Tabel 5.7 Rekap Minat Siswa Terhadap Kegiatan Pembelajaran Kooperatif

(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Observasi Kegiatan Guru ... 88

Lampiran 2 Pengkodean Lingkungan Sosial Kelas... 102

Lampiran 3 Penilaian Proses Belajar ... 108

Lampiran 4 Observasi Keterlibatan Siswa ... 115

Lampiran 5 Refleksi Siswa Terhadap Perangkat dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 122

Lampiran 6 Kuesioner Pembelajaran Ranah Afektif ... 127

Lampiran 7 Analisis Ketuntasan Belajar dan Perhitungan Daya Serap Siswa ... 131

Lampiran 8 Analisis Tingkat Kesulitan Soal ... 134

Lampiran 9 Perangkat Pembelajaran... 137

(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Saat ini banyak ditemukan fakta bahwa siswa sekolah dasar (SD) sampai dengan sekolah menengah atas (SMA) mengalami kesulitan untuk mengikuti pelajaran yang diampu bapak atau ibu guru di dalam kelas. Kesulitan belajar para siswa tersebut dapat disebabkan dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri. Salah satu penyebab kesulitan belajar siswa yang berasal dari faktor ini adalah ketidakmampuan siswa memahami materi pelajaran secara cepat. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor eksternal tersebut antara lain kurikulum yang selalu berubah, ketidakmampuan guru dalam menyampaikan materi ya ng sedang diajarkan, dan lain- lain.

(20)

Dengan demikian kegiatan pembelajaran yang berlangsung lebih berpusat pada guru (teacher center). Suasana pembelajaran seperti ini mengakibatkan pembelajaran di kelas cenderung monoton dan siswa pun merasa bosan. Kondisi demikian berdampak pada kualitas belajar yang meliputi kualitas proses dan kualitas hasil belajar tidak memuaskan.

Berdasarkan fakta di atas serta melihat materi yang akan disampaikan selanjutnya yaitu mengelola bukti transaksi , perlu bagi guru meningkatkan keefektivan pembelajaran melalui penerapan model cooperative learning. Cooperative learning adalah suatu metode belajar pada individu yang berusia sebaya dengan berbagai tingkat kemampuan bekerja sama secara berpasangan untuk mencapai tujuan tertentu. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas pencapaian tujuan dan penguasaan materi tiap anggotanya. Dalam metode pembelajaran kooperatif, kegiatan pembelajaran akan menjadi lebih terstruktur dan guru memberikan arahan yang lebih jelas.

(21)

dengan baik, mengubah pembelajaran dari teacher center menjadi student center, serta dapat meningkatkan proporsi jawaban benar siswa. Pendek kata hasil belajar siswa dengan pendekatan keterampilan proses dalam seting pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik dibanding pembelajaran yang tidak menggunakan pembelajaran kooperatif. Studi Perdu Karuru tersebut dilakukan pada siswa SLTP bidang studi IPA.

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan di atas, maka penulis ingin mengetahui apakah penerapan cooperative learning tipe STAD dapat meningkatkan hasil pembelajaran siswa. Penelitian ini selanjutnya dituangkan dalam judul “Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Peningkatan Hasil Pembelajaran Siswa”. Penelitian ini merupakan studi kasus pada SMK Putra Tama Bantul kelas X Akuntansi.

B. Indentifikasi Masalah

(22)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah apakah penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil pembelajaran siswa?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil pembelajaran siswa.

E. Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang bersangkutan :

1. Untuk menguji kembali kebenaran dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya

2. Bagi Guru dan Calon Guru Bidang Studi Akuntansi

(23)

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Ruang Lingkup Pembelajaran Kooperatif 1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Cooperative learning adalah suatu metode belajar dengan cara individu yang berusia sebaya dengan berbagai tingkat kemampuan bekerjasama secara berpasangan untuk mencapai tujuan tertentu, di mana setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas pencapaian tujuan dan penguasaan materi tiap anggotanya (Ratri dalam Widya Dharma, 2005:49). Mardiana (http://mbeproject.net/mbe1314.html) menyatakan bahwa pada metode cooperative learning siswa diarahkan untuk belajar bekerja sama dalam satu team (sebagai team work), belajar bertanggung jawab, belajar memimpin dan dipimpin, dan belajar menghargai pendapat orang lain (berdemokrasi). Hal yang sama juga diungkap oleh Kagan (1994:8) yang menyatakan cooperative learning merupakan suatu model pembelajaran yang berisikan serangkaian aktivitas pembelajaran yang diorganisasikan sedemikian rupa pembelajaran tersebut difokuskan pada pertukaran informasi terstruktur antar pelajar dalam grup yang bersifat sosial dan masing- masing pelajar bertanggung jawab penuh atas pembelajaran yang mereka jalani.

(25)

yang telah diberikan dan masing- masing siswa mempunyai tanggung jawab untuk memperoleh hasil yang telah ditargetkan dalam kelompok serta kerja siswa menjadi lebih terarah karena tiap siswa sudah mempunyai peran masing- masing berkaitan dengan tugas yang telah diberikan.

2. Unsur-unsur Cooperative Learning

Kerja kelompok belum tentu identik dengan cooperative learning. Hal demikian tergantung bagaimana proses belajar yang terjadi dalam kelompok. Roger dan David Johson (Lie, 2002:30-34) mengatakan untuk mencapai hasil yang maksimal, ada lima unsur cooperative learning yang diterapkan antara lain :

a. Saling ketergantungan positif

(26)

b. Tanggung jawab perseorangan

Tanggung jawab perseorangan merupakan akibat langsung dari saling ketergantungan positif. Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model cooperative learning, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik.

c. Tatap muka

Setiap kelompok diberi kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi. Melalui proses ini siswa dapat membagikan pengalaman yang telah dialaminya. Inti dari sinergi ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan dan mengisi kekurangan masing-masing. Sinergi tidak didapatkan begitu saja terjadi dalam sekejab, tetapi melalui proses yang cukup panjang. Para anggota kelompok perlu diberi kesempatan untuk saling mengenal dan menerima satu sama lain dalam kegiatan tatap muka dan interaksi pribadi.

d. Komunikasi antar anggota

Keberhasilan suatu kelompok dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka mengutarakan pendapat mereka.

e. Evaluasi proses kelompok

(27)

3. Tipe Cooperative Learning

Slavin (1995: 71-144) memperkenalkan empat tipe pembelajaran kooperatif sebagai berikut:

a. Student Team Learning (STL)

Student Team Learning (STL) adalah metode yang dikembangkan dan dipelajari di Universitas John Hopkins. Semua metode pembelajaran kooperatif memberikan ide bahwa siswa belajar bekerja bersama dan bertanggung jawab atas keberhasilan tim mereka. Tiga konsep inti dari metode STL adalah “hadiah tim” (team reward), “akuntabilitas individu” (indivudual accountability), dan “peluang bersama untuk berhasil (equal opportunity for success). Pada prinsip ada empat metode STL yang secara luas dikembangkan dan diteliti, yaitu :

1) Student Teams Achievement Division (STAD)

(28)

melalui tutorial, kuis, satu sama lain dan atau melakukan diskusi. Secara individual setiap minggu atau setiap dua minggu siswa diberi kuis. Kuis itu diskor, dan tiap individu diberi skor perkembangan. Skor perkembangan ini tidak berdasarkan pada skor mutlak siswa, tetapi berdasarkan pada seberapa jauh skor itu melampaui rata-rata skor yang lalu. Setiap minggu pada suatu lembar penilaian singkat atau dengan cara lain, diumumkan tim-tim dengan skor tertinggi, siswa yang mencapai skor perkembangan tinggi, atau siswa yang mencapai skor sempurna pada kuis-kuis yang telah dilakukan. Kadang-kadang seluruh tim yang mencapai kriteria tertentu dicantumkan dalam lembar penilaian singkat yang telah dibagikan.

2) Teams Games Tournament (TGT)

Hampir sama dengan STAD, ada presentasi materi pelajaran oleh guru yang membedakan dengan STAD adalah tidak dilaksanakaannya kuis untuk individu tetapi hasil belajar dievaluasi dengan permainan akademik seperti cerdas cermat. Skor tim secara keseluruhan ditentukan oleh prestasi kelompok.

3) Team Assisted Individualization (TAI)

(29)

kesulitan atau masalah. Saat ujian, masing- masing anggota tim bekerja tanpa dibantu oleh anggota tim lainnya. Hasil kerja tim, hasil tes akhir, poin ekstra dan tugas-tugas rumah kemudian dikumpulkan dan tim yang memperoleh skor tertinggi diberikan hadiah. TAI didesain khusus untuk pengajaran metematika bagi siswa kelas tiga sampai kelas enam.

4) Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)

Pada metode ini siswa dibentuk kelompok untuk memberikan tanggapan terhadap wacana/kliping. Langkah- langkah yang dilakukan membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen kemudian guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran setelah masing- masing kelompok mendapatkan wacana siswa bekerjasama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas, jika siswa sudah selesai membahas masing- masing kelompok diminta untuk mempresentasikan/membacakan hasil kelompok. Setelah semua kelompok mempresentasikan hasil pekerjaannya guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan berbersama-sama.

b. Tipe Jigsaw II

(30)

c. Learning Together

Peserta didik melakukan presentasi materi pelajaran. Setelah itu mereka dalam kelompok heterogen terdiri dari 4 sampai 5 orang mengerjakan satu lembar kerja. Guru menilai hasil kerja kelompok. Peserta didik kemudian secara individual mengerjakan kuis yang dinilai oleh guru sebagai hasil kerja individual.

d. Group Investigation

Tiap-tiap kelompok mempelajari satu bagian materi pelajaran dan kemudian menjelaskan materi itu kepada semua siswa di kelas. Siswa diharapkan menerima tanggung jawab yang besar untuk menentukan apa yang akan dipelajari, mengorganisasi kelompok mereka sendiri bagaimana cara menguasai materi dan memutuskan bagaimana mengkomunikasikan hasil belajar mereka kepada seluruh kelas.

B. STAD (Student Teams Achivement Division)

1. Pengertian STAD (Student Teams Achivement Division)

Slavin (1995:5) mengungkapkan bahwa terdapat empat tipe metode pembelajaran kooperatif salah satunya Student Teams Achievement Division (STAD). STAD dikembangkan di John Hopkins University oleh Slavin. Tipe STAD dapat digunakan dalam berbagai mata pelajaran dimulai dari matematika, seni, bahasa sampai dengan ilmu- ilmu sosial.

(31)

menolong satu sama lain untuk mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh guru. Jika siswa menginginkan kelompoknya mendapatkan penghargaan atau hadiah dari guru, mereka harus dapat bekerjasama dalam kelompok untuk mempelajari materi yang telah diberikan oleh guru. Selain itu siswa menjadi lebih aktif dan meningkat kualitas hasil pembelajarannya yang dapat dilihat melalui hasil kuis yang telah dilakukan oleh guru.

2. Komponen Penting Dalam STAD (Student Teams Achivement Division) Dalam STAD ada lima komponen penting (Slavin,1995:71-73) :

a. class presentations. Pada komponen ini siswa harus benar-benar memperhatikan materi yang diberikan karena nantinya akan berguna pada saat dilakukan kuis dimana skor yang didapat berdasarkan skor kelompok.

b. teams. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok dimana masing- masing kelompok beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran siswa yang memiliki perbedaan suku, jenis kelamin dan kemampuan siswa c. quizzes. Kuis dilakukan secara individual dan siswa tidak

diperkenankan membantu teman yang lain. Setiap siswa bertanggung jawab atas penguasaan materi yang dipelajarinya.

(32)

akan mendapat hasil yang baik jika tidak menunjukkan kerja mereka yang terbaik

e. team recognition. Kelompok yang memperoleh skor tertinggi akan mendapatkan penghargaan

3. Langkah- langkah dalam STAD (Student Teams Achivement Division) (http://learning-with- me.blogspot.com/2006/09/pembelajaran.html#17) a. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen

(campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll.) b. Guru menyajikan pelajaran.

c. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggota yang tahu menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.

d. Guru memberi kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu.

e. Memberi evaluasi. f. Penutup.

C. Hasil Pembelajaran

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah (Sudjana 2006:22-23) yakni :

(33)

analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termesuk kognitif tingkat tinggi.

2. ranah afektif. Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. 3. ranah psikomotoris. Berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan

kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni gerakan refleks, ketrampilan gerak dasar, kemampuan perseptual, keharmonisasian atau ketepatan, gerakan ketrampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.

Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Diantara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai bahan isi pengajaran.

D. Penelitian Tindakan Kelas

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

(34)

untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan (Hopkins, 1993:4 dalam Wiriaatmadja, 2006:11). Sedangkan pengertian penelitian tindakan kelas menurut Arikunto, 2007:2-3 yang juga diungkapkan oleh Aqib, 2006:12-13 mengatakan ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian pula yang dapat diterangkan.

a. penelitian. Menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

b. tindakan. Menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.

c. kelas. Dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

(35)

2. Ciri-ciri Penelitian Tindakan Kelas

Untuk lebih mengenal apa yang dimaksud dengan Penelitian Tindakan Kelas kita perlu mengetahui ciri-ciri atau karakteristiknya. Adapun karakteristik yang bersifat umum antara lain sebagai berikut :

a. berangkat dari permasalah faktual yang timbul dalam kegiatan pembelajaran sehari- hari.

b. adanya tindakan-tindakan yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas tersebut.

c. adanya proses pelaksanaan penelitian sebagai suatu rangkaian siklus yang berkelanjutan Ebbut, 1985 ( Suyanto, K. E dkk, 2006:8). Di dalam dan diantara siklus-siklus itu ada informasi yang merupakan balikan dari apa yang yang telah dilakukan oleh peneliti.

3. Proses Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

Proses pelaksanaan penelitian tindakan kelas merupakan suatu proses yang dinamis dimana ada empat (gambar 3.1) yaitu :

a. perencanaan tindakan

b. pelaksanaan atau implementasi tindakan

(36)

Gambar 3.1

Spiral Kemmis dan Taggart 1988 (Wiriaatmadja 2006:66)

Keterangan Gambar 3.1 (Susilo 2006:9-12) : 1. Perencanaan tindakan

Perencanaan tindakan hendaknya memanfaatkan secara optimal teori-teori yang relevan dan pengalaman-pengalaman yang telah diperoleh dari masa lalu dalam kegiatan pembelajaran/penelitian yang sebidang. Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk diterapkan di dalam kelas.

2. Pelaksanaan tindakan

Jika perencanaan telah selesai dilakukan, maka skenario tindakan dapat dilaksanakan dalam situasi pembelajaran yang aktual menggunakan metode STAD sesuai dengan rencana yang telah disusun. Untuk menjamin mutu kegiatan pembelajaran, guru atau tim peneliti dapat memodifikasi tindakan walaupun implementasi sedang dalam proses, tetapi jika tidak terlalu mendesak perubahan dapat dilakukan setelah satu siklus selesai.

REFLECT PLAN

ACT

OBSERVE

PLAN

ACT

OBSERVE

(37)

3. Observasi

Pada saat pelaksanaan tindakan, kegiatan observasi dilakukan secara bersamaan. Secara umum, kegiatan observasi dilakukan untuk merekam proses yang terjadi selama pembelajaran berlangsung. Mengingat observasi menyatu dalam pelaksanaan tindakan, maka perlu dikembangkan sistem dan prosedur observasi yang mudah dilakukan. 4. Refleksi

(38)

E. Akuntansi

Akuntansi sebagai suatu seni yang mendasar pada logika matematik yang sekarang dikenal sebagai pembukuan berpasangan (double entry bookkeeping) dan sudah dipahami di Italia sejak tahun 1495 pada saat Luca Pacioli mempublikasikan bukunya tentang pembukuan. Dalam bukunya, Pacioli menguraikan penggunaan buku memorandum, jurnal, buku besar, dan perlunya prenumbering.

Definisi akuntansi menurut American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) mendefinisikan akuntansi sebagai seni pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dan dalam bentuk satuan uang, dan

Penyimpulan

Pemaknaan

Penjelasan Tindak Lanjut

Analisis

Siklus

Berikutnya Pemanfaatan

Pemantapan

(39)

penginterpretasian hasil proses tersebut (Chariri, Ghozali:31). Sedangkan Statement of Accounting Principel Board No. 4 (1970) mendefinisikan akuntansi lebih luas lagi, yaitu akuntansi adalah kegiatan / fungsi penyediaan jasa. Fungsinya adalah menyediakan informasi kuantitatif tentang unit- unit usaha ekonomi, terutama yang bersifat keuangan, yang diperkirakan bermanfaat dalam pengambilan keputusan (Purnastuti, Mustikawati : 101). Dari kedua pengertian di atas dapat diketahui tujuan pokok akuntansi adalah memberikan informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan bagi para pemakainya. Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa akuntansi merupakan sistem akuntansi informasi yang berfungsi menyediakan informasi kuantitatif tentang unit- unit usaha ekonomi, terutama yang bersifat keuangan, yang diperkirakan bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomi.

F. Mengelola Bukti Transaksi 1. Menyiapkan bukti transaksi

a. Pengertian bukti transaksi

Bukti transaksi merupakan bukti yang berisi keterangan secara rinci mengenai jenis barang atau jasa, kuantitas, ukuran dalam satuan uang, serta pihak-pihak yang terkait dengan transaksi yang bersangkutan. b. Jenis-jenis bukti transaki

(40)

1) Transaksi pengeluaran kas

Bukti transaksinya : kuitansi, nota kontan, cek, dan bilyet giro 2) Transaksi penerimaan kas

Bukti transaksinya : bonggol atau soice kuitansi dan cek 3) Transaksi pembelian secara kredit

Bukti transaksinya : faktur asli 4) Transaksi penjualan secara kredit

Bukti transaksinya : faktur copy 5) Transaksi lain- lain

Bukti transaksi : memo, nota debet, nota kredit. c. Macam- macam bukti tansaksi

1) Kwitansi : tanda bukti terjadinya pembayaran yang ditanda tangani oleh pihak penerima uang

2) Nota : tanda bukti pembelian barang secara tunai yang dibuat oleh penjual dan diberikan kepada pembeli

3) Faktur : perhitungan jual beli secara kredit yang dibuat oleh penjual

(41)

5) Nota debit : surat bukti terjadinya pengurangan utang usaha karena adanya pengembalian barang dagangan atau penurunan harga yang dibuat oleh pihak pembeli

6) Cek : surat perintah dari pemegang rekening giro (pemegang dana) kepada banknya supaya mengeluarkan sejumlah uang untuk diberikan kepada pembawa cek/pihak yang namanya dicantumkan dalam cek tersebut

2. Menganalisa bukti transaksi

Hal yang pertama kali harus kita lakukan adalah menganalisa kebenaran dan keabsahan bukti-bukti transaksi :

a. Menganalisa kebenaran

Dengan cara mengecek kembali kebenaran dan perhitungan dari data-data yang ada berupa angka, baik yang mendata-datar maupun menurun b. Menganalisa keabsahan bukti transaksi

Dengan cara mengidentifikasi kelengkapan dari data yang ada dalam bukti transaksi dan apakah data sudah memenuhi peraturan yang berlaku. Bukti transaksi harus memuat :

1) nomor bukti transaksi 2) jumlah uang dalam transaksi 3) tanggal terjadinya transaksi

4) pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi tersebut dan alamat yang jelas

(42)

6) adanya materai sesuai dengan peraturan yang berlaku

c. Menentukkan nama rekening yang dimasukkan ke dalam posisi kredit atapun nama rekening di sisi debet

3. Menyimpan bukti transaksi

a. Pengertian penyimpanan bukti transaksi

Penyimpanan bukti transaksi adalah suatu bentuk kegiatan pengklasifikasian dan penyusunan buk ti transaksi serta penyimpanan penyimpanan bukti transaksi sesuai dengan jenis dan tanggal kejadiannya ke dalam alat penyimpanan, misalnya : ordner atau snelhecter.

Mengklasifikasikan bukti transaksi adalah mengelompokkan bukti transaksi sesuai dengan jenisnya, misalnya : bukti transaksi penerimaan kas dijadikan satu kelompok, bukti pengeluaran kas dijadikan satu kelompok.

Menyusun bukti transaksi secara kronologis artinya menyusun bukti transaksi sesuai dengan urutan tanggal terjadinya.

b. Prosedur penyimpana n bukti transaksi

Prosedur penyimpanan bukti transaksi digambarkan sebagai berikut:

Bukti transak si

Pengklasifikasi an sesuai

jenisnya

Penyusunan secara kronologis

(43)

G. Kerangka Berpikir

Dalam metode pembalajaran kooperatif tipe STAD siswa ditempatkan dalam tim belajar yang beranggotakan 4-5 siswa yang merupakan campuran siswa menur ut tingkat prestasi, jenis kelamin dan suku. Saat bekerja dalam kelompok, siswa ditugaskan untuk menuntaskan materi yang diberikan oleh guru. Pada proses ini siswa saling mengemukakan pendapat sesuai dengan kemampuan yang dimiliki untuk memecahkan masalah yang diberikan. Siswa dituntut untuk dapat bekerja dalam kelompok (sesuai dengan kemampuan yang dimiliki) dan memberikan kontribusi untuk kemajuan kelompok, sehingga siswa menjadi terlatih untuk dapat mengahargai pendapat dan keberadaan team, sifat egois dan dominasi siswa “pintar” dalam kelompok mulai berkurang. Sedangkan siswa yang memiliki kemampuan pas-pasan mendapatkan tempat untuk lebih dihargai karena sesuai dengan kapasitasnya ia dapat memberikan kontribusi bagi kelompoknya. Dengan demikian siswa yang memiliki kemampuan pas-pasan menjadi lebih percaya diri untuk mengungkapkan pendapatnya, sehingga dapat meningkatkan keaktifan siswa di dalam kelas serta dapat meningkatkat kualitas proses pembelajran siswa ynag tampak pada semakin bertambahnya siswa ya ng berani mengungkapkan pendapatnya di dalam kelas.

(44)

guru mampu melatihkan keterampilan proses dengan baik, mengubah pembelajaran dari teacher center menjadi student centered.

Dengan meningkatnya kualitas proses pembelajaran siswa diharapkan dapat meningkatkan hasil pembelajaran siswa. Dalam proses pembelajaran siswa secara kooperatif dapat menyelesaikan pokok-pokok materi yang diberikan oleh guru dari berbagai sumber yang diberikan guru atau pengalaman yang dimiliki masing- masing anggota kelompok. Melalui kerjasama semua unsur dalam kelas, terjadi peningkatan mutu atau hasil dari kegiatan belajar mengajar.

(45)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan merupakan sebuah inkuiri yang bersifat refleksi mandiri yang dilakukan oleh partisipasi dalam situasi sosial termasuk kependidikan dengan maksud untuk meningkatkan kemantapan rasionalitas dari : (a) praktik-praktik sosial maupun kependidikan; (b) pemahaman terhadap praktik-praktik tersebut; dan (c) situasi pelaksanaan praktik-praktik pembelajaran (Kemmis dalam Tatra, 2006:6).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Dalam hal ini penulis memilih lokasi di kelas X Akuntasi SMA Putra Tama Bantul.

2. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan bulan Agustus - September 2007

C. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek penelitian adalah siswa kelas X Akuntansi

(46)

D. Prosedur Penelitian

Secara operasional penelitian tindakan kelas yang diterapkan dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut:

1. Siklus pertama

Kegiatan dalam siklus pertama dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan/tatap muka di kelas. Kegiatan yang dilakukan meliputi:

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan, dilakukan penyusunan rencana tindakan berupa penyiapan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD), yaitu meliputi:

(47)

Teams Achievement Division (STAD), lembar kerja siswa, kuis, lembar observasi dan lembar observasi siswa.

2) Peneliti menyusun instrumen pengumpulan data, meliputi:

a) kriteria keberhasilan belajar siswa berdasarkan pelaksanaan tindakan, dengan menggunakan prinsip belajar tuntas, misalnya 70%. Apabila tingkat perbaikan yang diharapkan tercapai minimal 70 %, maka pencapaian itu itu dapat dikatakan sudah memenuhi kriteria;

b) instrumen observasi partisipasi siswa dalam diskusi kelas antara lain : mengikuti kegiatan diskusi secara aktif, memusatkan perhatian pada materi diskusi, dan mengusulkan ide kepada kelompok untuk didiskusikan;

c) instrumen observasi interaksi antar siswa dalam kegiatan kelompok kooperatif yaitu menghargai saran serta menghargai pendapat teman pada saat diskusi dan memberi kesempatan tiap orang untuk mengusulkan sesuatu;

(48)

e) lembar penilaian kemampuan kelompok dalam bekerja sama untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dan mengerjakan lembar kerja yang diberikan oleh guru dengan benar;

f) lembar penilaian kemampuan siswa mengerjakan kuis individu yang dilakukan pada setiap akhir siklus untuk melihat seberapa besar peningkatan yang dialami tiap siswa selama pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD.

b. Tindakan

Pada tahap ini, mengimplementasi pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) sesuai dengan rencana tindakan. Langkah- langkahnya sebagai beikut:

1) Guru memberikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran dan garis besar materi yang akan dipelajari dengan melibatkan siswa dalam diskusi kelas.

2) Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok heterogen beranggotakan empat orang, dan membagikan lembar kerja untuk masing- masing kelompok. Siswa dalam kelompok mengerjakan lembar kerja, sementara peneliti berkeliling memantau kegiatan tersebut.

3) Guru dan siswa mendiskusikan dan mengoreksi hasil kerja kelompok secara bersama.

(49)

c. Observasi

Tahap ini dilasanakan bersamaan waktunya dengan tahap tindakan. Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan atas hasil atau dampak pelaksanaan tindakan, yaitu meliputi: partisipasi siswa dalam diskusi kelas dan interaksi siswa dalam kegiatan kelompok kooperatif. Pengamatan dilakukan dengan bantuan instrumen observasi dan dilengkapi perekaman dengan video camcorder.

d. Refleksi

Pada tahap ini, dilaksanakan analisis, pemaknaan, dan penyimpulan hasil observasi terhadap kualitas proses dan hasil pembelajaran. Ada dua macam refleksi yang dilakukan, yaitu:

1) Refleksi segera setelah suatu pertemuan berakhir digunakan untuk mengidentifikasi kekurangan-kekuranga n dalam pembelajaran dan pemecahannya untuk perbaikan dalam pertemuan berikutnya (penyesuaian rencana pembelajaran dan /atau instrumen yang perlu disempurnakan).

(50)

dilakukan refleksi dan diskusi bersama guru untuk penyempurnaan tindakan dalam siklus kedua.

2. Siklus kedua

Tahap-tahap dan kegiatan-kegiatan pada siklus kedua pada dasarnya sama dengan siklus pertama, hanya saja tindakan yang dilakukan berbeda. Tindakan pada siklus kedua ini ditentukan berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan siklus pertama. Disamping itu pelaksanaan siklus kedua ini juga dilaksanakan selama dua kali pertemuan.

3. Siklus ketiga

Jika hasil yang diperoleh kurang menunjukkan perubahan yang signifikan, maka dapat dilakukan siklus ketiga. Tahap-tahap dan kegiatan-kegiatan pada siklus ketiga pada dasarnya sama dengan siklus pertama, hanya saja tindakan yang dilakukan berbeda. Tindakan pada siklus ketiga ini ditentukan berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan siklus kedua. Disamping itu pelaksanaan siklus ketiga ini juga dilaksanakan selama dua kali pertemuan.

E. Instrumen Penelitian 1. Perencanaan

(51)

a. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

Dalam RPP ini peneliti bekerjasama dengan guru menetapkan langkah-langkah-langkah apa saja yang dilakukan guru dalam pembelajaran, serta kegiatan-kegia tan yang dilakukan siswa dalam rangka implementasi tindakan perbaikkan yang direncanakan. (Lampiran 9) b. Grouping (pembentukan kelompok)

Dalam pelaksanaan PTK siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang masing- masing terdiri dari 4-5 siswa. Kelompok dibagi berdasarkan hasil kuis terakhir yang telah diranking. (Lampiran 9) 2. Tindakan

Tindakan yang dilakukan merupakan implementasi dari perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Instrumen yang diperlukan dalam proses berlangsungnya tindakan adalah skor kelompok (lampiran 9), perhitungan daya serap siswa (lampiran 7), angket minat siswa (lampiran 6), dokumentasi hasil pengerjaan LKS dan kuis siswa secara individu berdasarkan hasil presentasi guru dan temuan hasil diskusi kelompok. 3. Observasi

(52)

a. Instrumen untuk mengobservasi guru (observing teacher)

Observasi merupakan alat yang efektif untuk mempelajari tentang metode dan strategi yang diimplementasikan di dalam kelas. Salah satu bentuk observasi kelas adalah observasi anekdotal (anecdotal record). Observasi anekdotal memfokuskan pada hal- hal spesifik yang terjadi di dalam kelas atau catatan tentang aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran. Observasi anekdotal mencatat kejadian di dalam kelas secara informal dalam bentuk naratif (lampiran 1).

b. Pengamatan terhadap kelas (Observing Classroom)

Pengamatan anekdotal dapat dilengkapi sambil melakukan pengamatan terhadap segala kejadian yang terjadi di kelas. Observasi anekdotal kelas meliputi diskripsi tentang lingkungan fisik kelas, tata letaknya dan manajemen kelas. (Lampiran 2)

c. Pengamatan observasi siswa (Observing Student)

(53)

4. Refleksi

Hasil refleksi digunakan untuk menetapkan langkah selanjutnya dalam upaya untuk menghasilkan perbaikan. Instrumen yang diperlukan dalam refleksi adalah lembar refleksi siswa dan lembar refleksi guru mitra (lampiran 5).

F. Prosedur Analisis dan Interpretasi Data Penelitian

Teknik yang digunakan untuk menganalisis data penelitian, disesuaikan dengan jenis data yang diperoleh, yaitu data hasil observasi dan data prestasi belajar siswa.

1. Analisis hasil pengamatan

Data hasil observasi dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif yang melihat kencederungan terjadinya aktivitas pada setiap indikator yang diamati, dan persentase frekuensi dari aktivitas untuk mengetahui keterlaksanaan sintaks dari pendekatan STAD.

2. Analisis hasil belajar

(54)

G. Hasil Pembelajaran

1. Kogitif dalam Akuntansi

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Dalam mata pelajaran akuntansi hasil pembelajaran ranah kognitif dapat dinilai dari hasil kerja siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan melihat haisl kuis yang dilakukan oleh guru untuk melihat seberapa besar kemampuan siswa untuk memahami materi mengelola bukti transaksi yang meliputi menyiapkan bukti transaksi, menganalisis bukti transaksi dan menyimpan bukti transaksi

2. Afektif dalam Akuntansi

Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi

3. Psikomotori dalam Akuntansi

(55)

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Tujuan Pendidikan di SMK

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai bagian dari Pendidikan Menengah dalam Sistem Pendidikan Nasional bertujuan :

1. Mempersiapkan siswa untuk memasuki dunia kerja, serta dapat mengembangkan sikap profesional di bidangnya.

2. Mempersiapkan siswa agar mampu memilih karir, mampu berkompetisi dan mampu mengembangkan dirinya sesuai bidangnya.

3. Mempersiapkan siswa untuk mengisi tenaga kerja tingkat menengah yang mandiri dan mengisi kebutuhan dunia kerja sesuai bidangnya.

Disamping tujuan pendidikan SMK secara umum, SMK “PUTRA TAMA” Bantul juga memiliki tujuan pendidikan sendiri. Tujuan pendididikan SMK “PUTRA TAMA” Bantul :

1. Menciptakan struktur organisasi dan job analisis yang konsisten untuk menumbuhkan etos kerja yang tinggi.

2. Menerapkan manajemen ISO 9001 – 2000.

3. Menyiapkan siswa memasuki lapangan kerja ataupun melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

(56)

5. Meningkatkan kerjasama dengan DU / DI yang relevan menjadi institusi pasangan.

B. Sistem Pendidikan SMK

Sistem pendidikan di SMK adalah Pendidikan Sistem Ganda (PSG), yang mana di dalamnya terdapat program pendidikan dengan penguasaan keahlian kerja ya ng diperoleh melalui pengenalan langsung dengan dunia kerja, yakni dengan dilaksanakannya Praktek Industri (PI). Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih terarahkan untuk mencapai suatu tingkat keahlian tertentu sesuai bidangnya. Komponen-komponen yang terdapat dalam Pendidikan Sistem Ganda (PSG), yakni :

1. Komponen Normatif, dimaksudkan untuk membentuk siswa menjadi warga negara yang baik.

2. Komponen Adaptif, dimaksudkan untuk memberikan bekal penunjang bagi penguasaan keahlian dan bekal kemampuan untuk mengikuti perkembangan IPTEK.

3. Komponen Produktif

a. Komponen Teori Kejuruan, dimaksudkan untuk membekali pengetahuan teknis dasar keahlian kejuruan.

(57)

c. Komponen Praktek Keahlian Profesi, yaitu berupa kegiatan bekerja secara terprogram dalam situasi sebenarnya untuk mencapai tingkat keahlian dan sikap kerja yang profesional.

C. Kurikulum SMK

Kurikulum SMK dirancang dan disusun secara dinamis dan fleksibel agar mampu mengikuti sekaligus mengantisipasi berbagai perkembangan yang mungkin terjadi. Oleh karena itu, sejak awal kurikulum SMK selalu terbuka terhadap berbagai upaya yang menekankan pada pemberian bekal kemampuan daya serap dan pengembangan diri tamatan. Disamping itu, kurikulum SMK juga lebih diorientasikan pada kebutuhan pemakai tamatan (Demand Driven). Saat ini kurikulum yang digunakan di sekolah-sekolah SMK adalah Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004. Kurikulum ini dimaksudkan untuk lebih menekankan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar di dalam kelas, sekaligus mempersiapkan tamatan yang cakap dan trampil.

D. Organisasi Sekolah SMK “PUTRA TAMA” Bantul

SMK “PUTRA TAMA” Bantul dipimpin oleh Kepala Sekola h yang bertanggungjawab kepada Yayasan “PUTRA TAMA” dan Dewan Sekolah atau Komite Sekolah. Dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya, Kepala Sekolah dibantu oleh :

(58)

3. Kepala Bagian Kesiswaan.

4. Kepala Bagian Sarana / Prasarana.

E. Sumber Daya Manusia SMK “PUTRA TAMA” Bantul

Secara keseluruhan SMK “PUTRA TAMA” Bantul mempunyai 32 tenaga guru, yang terdiri dari 10 guru yang berstatus PNS, 3 guru bantu dan 19 guru yang berstatus non PNS.

F. Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah SMK “PUTRA TAMA” Bantul SMK “PUTRA TAMA” Bantul memiliki kondisi fisik yang cukup baik dan tergolong ideal untuk kegiatan pendidikan. Disamping itu, SMK “PUTRA TAMA” Bantul juga terletak di daerah yang sangat strategis karena berdekatan dengan pusat kota dan dilalui oleh jalus bis. SMK “PUTRA TAMA” Bantul, beralamatkan di Jln. Mgr. Alb. Sugiyopranoto No. 2 Bantul.

Bentuk fisik SMK “PUTRA TAMA” Bantul persegi panjang dan tidak bertingkat. Kondisi bangunannya tergolong permanen, karena semua dindingnya bertembok. Akan tetapi karena terjadi bencana alam, banyak sarana dan prasarana yang dimiliki terutama sebagian kelas dindingnya retak-retak dan atapnya rubuh.

(59)

Pagar sekolah SMK “PUTRA TAMA” Bantul terbuat dari tembok yang cukup tinggi berwarna putih dan pintu gerbang sekolah terbuat dari besi berwarna coklat tua.

Kamar kecil SMK “PUTRA TAMA” Bantul bersifat permanen karena dindingnya terbuat dari tembok. Kamar kecil yang dimiliki terpisah menjadi 3 bagian, yaitu kamar kecil untuk siswa laki- laki, kamar kecil untuk siswa perempuan dan kamar kecil untuk guru dan karyawan. Kamar kecil untuk siswa laki- laki terletak di belakang tempat parkir siswa SMK. Kamar kecil untuk siswa perempuan terletak di depan ruang kesenian. Sedangkan kamar kecil untuk guru dan karyawan terletak di kompeks ruang wakil kepala sekolah. Kamar kecil SMK “PUTRA TAMA” Bantul memiliki air yang cukup dan sangat bersih.

Kantin SMK “PUTRA TAMA” Bantul cukup bersih dan nyaman untuk beristirahat karena terletak disamping area persawahan. Kantin sekolah menyediakan bermacam- macam makanan yang bergizi, mulai dari makanan ringan sampai makanan berat seperti soto ayam dan mie. Harga yang ditawarkannya pun cukup murah sehingga terjangkau oleh siswa. Disamping menjual makanan, kantin sekolah juga menjual alat tulis seperti pulpen, pensil, pengaris, penghapus, tipe-X, buku tulis dan lain- lain.

(60)

dilengkapi dengan hiasan dinding seperti foto Presiden dan Wakil Presiden, salib, struktur organisasi kelas, jadwal pelajaran, jadwal piket kelas, dan papan presensi.

Ruang perpustakaan SMK” PUTRA TAMA” Bantul, terlihat cukup bersih dan rapi. Buku-bukunya tersusun sangat rapi di dalam rak-rak buku. Akan tetapi, cukup disayangkan karena jumlah pengunjung perpustakaan sangat sedikit. Hal ini dimungkinkan karena koleksi buku-buku yang sangat terbatas pada buku-buku pelajaran saja. Disamping itu, penerangan lampu perpustakaan juga sangat kurang, sehingga kurang menarik siswa untuk membaca di perpustakaan.

Keadaan fasilitas belajar di SMK “PUTRA TAMA” Bantul cukup baik karena dilengkapi dengan papan tulis yang memadai dan meja kursi siswa yang cukup, bersih dan nyaman digunakan untuk kegiatan belajar.

Selain ruang kelas, SMK “PUTRA TAMA” Bantul juga memiliki ruang-ruang lain yang cukup menunjang kegiatan pendidikan, yakni :

1. Kantor Yayasan “PUTRA TAMA” 2. Ruang Kepala Sekolah

3. Ruang Wakil Kepala Sekolah 4. Ruang Guru

5. Ruang Bimbingan dan Konseling (BK) 6. Aula

(61)

9. Studio “PUTRA TAMA” 10.Perpustakaan

11.Ruang Kesenian 12.Ruang UKS

13.Laboratorium Komputer 14.Laboratorium Mengetik 15.Laboratorium Akuntansi 16.Laboratorium Penjualan 17.Laboratorium Jahit

SMK “PUTRA TAMA” Bantul juga memiliki bermacam- macam alat penunjang pendidikan dan sumber belajar. Alat penunjang pendidikan yang dimiliki berupa peta, bola dunia, papan presensi, jadwal pelajaran, jadwal piket siswa, struktur organisasi kelas dan kalender akademik. Sedangkan sumber belajar yang dimiliki berupa kurikulum, perpustakaan, laboratorium, buku-buku pelajaran, dan majalah dinding.

G. Fasilitas Sekolah dan Latihan

Fasilitas- fasilitas yang dimiliki SMK “PUTRA TAMA” Bantul, antara lain :

1. Papan Tulis

(62)

Papan tulis tersebut terletak tepat di tengah-tengah dinding depan kelas dan memiliki ukuran yang cukup besar.

2. Meja dan Kursi Siswa

Meja dan kursi siswa yang dimiliki cukup memadai, bahkan ada beberapa kelas yang kelebihan meja dan kursi. Keadaan meja dan kursi cukup bersih dan baik. Satu meja dan kursi ditempati oleh dua orang siswa.

3. Papan Presensi

Papan presensi biasanya digunakan untuk mencatat siswa yang tidak masuk sekolah. Biasanya, papan presensi tersedia di setiap ruang kelas. 4. Jadwal Pelajaran

Jadwal pelajaran di SMK “PUTRA TAMA” Bantul dipasang di ruang guru dan ruang piket sehingga mempermudahkan dan memperlancar proses belajar mengajar.

5. Papan Pengumuman

(63)

H. Kegiatan Ekstrakurikuler

Disamping melaksanakan kegiatan pendidikan, SMK “PUTRA TAMA” Bantul juga menawarkan beberapa kegiatan-kegiatan diluar kurikulum seperti kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler ini, dimaksudkan untuk menyalurkan hobi- hobi dari para siswa. Kegiatan ini, biasanya dilaksanakan setelah kegiatan belajar mengajar selesai yakni sekitar pukul 14.00 WIB. Kegiatan ekstrakurikuler yang ditawarkan oleh SMK “PUTRA TAMA” Bantul adalah teater dan basket.

I. Komite Sekolah

Susunan pengurus Komite Sekolah SMK “PUTRA TAMA” Bantul, adalah sebagai berikut :

Pembina : Rm. M. Minarto Pr. Rm. Aldofus Suratmo Pr. Ketua I : Drs. Bambang Sumantri Ketua II : Drs. Simon Suharyanta Sekretaris I : Ag. Pranyono

Sekretaris II : F. Hardjiman Bendahara : A. Eko Edy Santoso Anggota : Drs. Ibnu Markatab, MM.

Suratman, SH

(64)

Tutik Sulistyawati, BA Dra. L. Tri Camardini

Tugas-tugas Komite Sekolah SMK “PUTRA TAMA” Bantul, adalah sebagai berikut :

1. Membina pelaksanaan PSG (Pendidikan Sistem Ganda). 2. Terlibat dalam penerimaan siswa baru.

3. Terlibat dalam pelaksanaan PI (Praktek Industri).

4. Terlibat aktif dalam menyalurkan lulusan ke Dunia Usaha (DU ) / Dunia Industri (DI).

J. Hubungan Antara SMK “PUTRA TAMA” Bantul dan DU / DI atau Instansi Lain

Hubungan yang terjalin antara SMK “PUTRA TAMA” Bantul dengan DU / DI atau instansi lain terjalin sangat baik. Hal ini terlihat jelas dari daftar lokasi PI (Praktek Industri) yang ada di beberapa tempat. Hubungan ini bersifat saling menguntungkan antara pihak sekolah dengan DU / DI atau instansi- instansi. Hubungan yang saling menguntungkan tersebut terjadi karena pihak sekolah dapat menerjunkan siswanya secara langsung ke dunia kerja dan DU / DI atau instansi dapat terbantu dengan adanya siswa praktek.

Daftar lokasi PI (Praktek Industri) untuk tahun pelajaran 2006 / 2007 : 1. Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Bantul.

2. Kantor KPPD Bantul.

(65)

4. Kecamatan Sewon Bantul. 5. PT. Pos Indonesia Bantul.

6. Ramai Dept. Store dan Supermarket Yogyakarta. 7. Radio “Chanel 5” Sleman.

8. Radio “Rasia Lima FM” Yogyakarta. 9. Radio “Swara Kenanga” Yogyakarta.

K. Usaha - usaha Penempatan Lulusan

Dalam usaha untuk menempatkan lulusannya, SMK “PUTRA TAMA” Bantul menjalin kerjasama dengan beberapa perusahaan yang mau menampung para lulusan SMK “PUTRA TAMA” Bantul, seperti Ramai Dept. Store dan Supermarket Yogyakarta. SMK “PUTRA TAMA” Bantul juga memberikan kesempatan luas bagi pihak DU / DI atau instansi- instansi yang ingin merekrut lulusan dari SMK “PUTRA TAMA” Bantul. Disamping itu, SMK “PUTRA TAMA” Bantul juga menjalin relasi dengan Departemen Ketenagakerjaan lewat PJTKI untuk menyalurkan para lulusan yang ingin bekerja di luar daerah bahkan luar negeri.

L. Siswa SMK “PUTRA TAMA” Bantul

(66)

Tabel 4.1

Jumlah Siswa SMK Putra Tama Bantul

Kelas Program Keahlian Laki - laki Perempuan JUMLAH

I AKUNTANSI 7 12 19

II AKUNTANSI 7 16 23

III AKUNTANSI 10 13 23

JUMLAH 24 41 65

I BROADCAST 6 9 15

II BROADCAST 8 5 13

III BROADCAST 6 9 15

JUMLAH 20 23 43

I PENJUALAN 18 4 22

II PENJUALAN 6 12 18

III PENJUALAN 9 15 24

JUMLAH 33 31 64

JUMLAH TOTAL 77 95 172

Pada umumnya, para siswa-siswi SMK “PUTRA TAMA” Bantul bertempat tinggal di Kabupaten Bantul dan sekitarnya.

M.Gambaran Proses Pembelajaran

(67)

kepada siswa dengan menggunakan metode ceramah, guru kemudian memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa mengenai materi yang baru saja diberikan. Hanya beberapa siswa yang aktif menjawab setiap pertanyaan dari guru. Bahkan siswa sering merasa kebingungan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.

(68)

BAB V

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Lapangan 1. Siklus Pertama

a. Perencanaan

Sebelum melakukan tindakan, observer/peneliti melakukan pemetaan prestasi siswa bersama dengan guru mata pelajaran akuntansi. Pemetaan bertujuan untuk membagi siswa dalam kelompok beranggotakan 4-5. Jumlah siswa pada kelas sebanyak 18 orang, maka peneliti membagi kelas menjadi 4 kelompok, 2 kelompok beranggotakan 4 siswa sedangkan 2 kelompok lainnya beranggotakan 5 siswa. Pembagian kelompok tersebut didasarkan pada hasil ulangan yang telah dilakukan sebelumnya dan tingkat keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Masing- masing kelompok beranggotakan siswa yang heterogen, baik dari prestasi (tinggi, sedang dan rendah) dan dari jenis kelamin.

(69)

yang sudah terisi dan bukti transaksi yang masih kosong. Bukti transaksi kosong akan menjadi bahan siswa diisi secara bersama-sama dalam kelompok. Setelah guru dan peneliti sepakat menentukan media yang akan digunakan, peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Peneliti dan guru membicarakan RPP dengan detail agar tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan tindakan.

Mengingat materi yang akan dipelajari tidak terlalu sulit, maka untuk penyampaian materi ini akan dilakukan 2 kali pertemuan (8 X 45 menit). Waktu tersebut sudah termasuk penyampaian materi dan pelaksanaan kuis. Secara detail, RPP tersaji pada lampiran 9 halaman 131.

b. Tindakan dan observasi 1) Pertemuan pertama

Hari/tanggal : Senin, 13 Agustus 2007 Alokasi waktu : 3 x 45 menit

Jumlah siswa hadir : 18 orang

(70)

menerangkan hal tersebut, guru menyampaikan materi yang dipelajari. Penyampaian materi dilakukan guru dengan mengkombinasikan metode ceramah dengan metode tanya jawab. Pada tahap ini justru guru telah meminta siswa untuk menunjukkan bukti transaksi yang mereka miliki dan mereka ketahui.

Saat masuk ke dalam materi pembelajaran, guru bertanya kepada para siswa tentang bukti transaksi apa saja yang mereka bawa dan hal apa saja yang tampak dari bukti transaksi tersebut. Hal ini dilakukan guru untuk membimbing siswa mengenal macam- macam bukti transaksi, menciptakan kondisi dan kesiapan belajar siswa, serta mengantarkan siswa memasuki materi yang akan dipelajari.

Pengenalan dan penyajian materi oleh guru menghabiskan waktu 2 x @45 menit. Jumlah waktu ini melebihi waktu yang telah kita rencanakan. Setelah selesai memberikan materi guru membagi siswa dalam kelompok dan meminta masing- masing kelompok untuk menunjuk salah satu anggota untuk menjadi ketua kelompok. Guru kemudian membagikan soal kepada masing- masing kelompok untuk dikerjakan sampai jam pelajaran berakhir.

(71)

yang dipinjam dari sekolah. Tampaknya siswa mengalami kesulitan serta kebingungan dalam mengerjakan soal yang diberikan guru. Hal ini disebabkan guru hanya memberikan pengantar singkat pada sesi awal dan tidak memberikan petunjuk pengerjaan pada lembar soal. Guru terpaksa harus menyampaikan kembali cara pengerjaan tugas tersebut kepada masing- masing kelompok.

Anggota kelompok yang prestasinya lebih baik diantara anggota kelompok yang lain terlihat mendominasi kegiatan diskusi di dalam kelompok. Mereka kurang memberikan kesempatan anggota yang lain untuk memberikan pendapat. Siswa yang prestasinya lebih rendah cenderung pasif dalam pengerjaan tugas yang diberikan dan cenderung memperhatikan teman lain yang mengerjakan tugas yang diberikan. Pada setiap kelompok rata-rata ada satu orang anggota yang kurang memahami apa yang harus dilakukan. Walaupun masih ada beberapa siswa yang kurang berperan dalam pengerjaan tugas, mereka tidak membuat kekacauan ataupun keributan di dalam kelompok sehingga mengganggu atau menghambat jalannya dinamika kelompok.

(72)

diselesaikan, pada hari tersebut tidak dapat terselesaikan. Materi akan dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya.

2) Pertemuan kedua

Hari/tanggal : Selasa, 14 Agustus 2007 Alokasi waktu : 5 x 45 menit

Jumlah siswa hadir : 18 orang

Untuk pertemuan kedua ini tidak semua jam pelajaran digunakan untuk membahas materi. Pada pertemuan kedua ini dibagi menjadi dua bagian pada tiga jam mata pelajaran pertama masing- masing 45 menit, siswa melanjutkan pekerjaan yang pada pertemuan sebelumnya belum selesai dikerjakan. Setelah itu siswa diberi jeda waktu 15 menit untuk mempelajari materi yang sudah diberikan sejak pertemuan sebelumnya sampai dengan pertemuan hari ini kemudian dua jam mata pelajaran terakhir masing- masing 45 menit digunakan untuk melakukan kuis secara individu untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa.

(73)

mengenai materi yang dipelajari. Sedangkan siswa yang tadinya mendominasi diskusi mulai bekerjasama dengan teman satu kelompoknya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Dalam diskusi kelompok siswa mencari sendiri penyelesaian dari soal yang diberikan. Hal ini menyebabkan peran guru semakin berkurang, guru menegur beberapa siswa yang kurang berperan aktif dalam kelompok. Hampir semua siswa memperhatikan materi yang dipelajari, akan tetapi masih ada siswa yang kurang peduli dengan kelo mpoknya walaupun sudah ditegur oleh guru berkali-kali.

Dalam membahas soal, guru menggunakan kombinasi metode ceramah dengan metode tanya jawab. Hal ini menyebabkan siswa menjadi kurang aktif dan hanya beberapa siswa yang mengajukan pertanyaan kepada guru. Dinamika siswa dalam kelompok pada pertemuan kali ini lebih baik dari pada pertemuan sebelumnya.

(74)

mengerjakan secara individu dan tidak bekerjasama dengan teman sebangku.

d. Refleksi

Setelah siklus pertama diselesaikan, peneliti bersama dengan guru partner melakukan evaluasi. Hasil evaluasi menunjukkan pada siklus pertama tampak bahwa beberapa kelompok pengerjaan tugas didominasi oleh satu orang siswa saja, dan masih ada siswa yang kurang aktif dalam diskusi kelompok. Pada saat guru menggunakan metode ceramah baik pada saat menyampaikan materi pada pertemuan pertama atau pun pada saat membahas soal pada pertemuan kedua, siswa menjadi pasif dan ditemukan ada siswa yang tidak memperhatikan guru yang sedang menerangkan di kelas.

(75)

2. Siklus Kedua a. Perencanaan

Pada siklus kedua materi yang dipelajari adalah mengelola bukti transaksi. Mengingat materi yang dipelajari cukup banyak dan dirasa lebih sulit, maka penyampaian materi akan dilakukan tiga kali pertemuan (11 x 45 menit). Untuk siklus kedua ini ada tambahan siswa baru sehingga menyebabkan salah satu kelompok jumlah anggotanya bertambah satu.

Berdasarkan hasil refleksi, ada perubahan yang dilakukan. Pada siklus pertama, guru membahas soal yang dikerjakan oleh kelompok sehingga mengakibatkan siswa kurang aktif. Melihat hal ini, agar siswa menjadi aktif pada diskusi kelompok ataupun pada diskusi kelas, maka pada saat pembahasan siswalah yang melakukan dengan cara setiap kelompok membahas soal yang berbeda dan bertanggung jawab atas materi yang dipresentasikan. Soal yang diberikan adalah bukti transaksi yang digunakan pada siklus pertama, dengan perintah yang berbeda. Mengingat waktu yang dialokasi untuk siklus kedua lebih banyak, maka disusun satu paket soal dengan format yang serupa. Prinsipnya semakin banyak berlatih, akan semakin terbantu siswa dalam memahami materi.

b. Tindakan dan observasi 1) Pertemuan pertama

(76)

Alokasi waktu : 3 x 45 menit Jumlah siswa hadir : 19 orang

Pada pertemuan kali ini guru tidak banyak menggunakan metode ceramah. Guru memberi sedikit pengantar kepada siswa mengenai materi persamaan dasar akuntansi yang akan digunakan sebagai dasar menganalisis bukti transaksi dengan menggunakan metode tanya jawab serta menginformasikan mekanisme pengerjaan soal kepada siswa. Guru kemudian meminta siswa untuk bergabung ke dalam kelompok, selain itu guru mengingatkan siswa tentang pembelajaran menggunakan metode STAD. Keberhasilan kelompok tidak lepas dari keseriusan masing- masing anggota kelompok dalam mengerjakan soal yang diberikan, serta dari nilai kuis yang diperoleh.

(77)

kelompok yang kurang serius dalam mengerjakan soal, koordinator kelompok atau anggota kelompok lain mulai berani menegur siswa tersebut. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar siswa tersebut kembali berkerja sesuai dengan tugas yang diberikan.

Diskusi kelompok kali ini sudah berjalan dengan baik. Masing- masing siswa saling mengingatkan agar tetap fokus mengerjakan soal. Siswa baru yang bergabung dalam kelompok, mendapatkan informasi pengerjaan tugas dari siswa lain dalam kelompok tersebut. Oleh karena jam pelajaran yang tersedia sudah berakhir dan pekerjaan belum terselesaikan, maka akan dilanjutkan pada pertemuan berikutnya.

2) Pertemuan kedua

Hari/tanggal : Senin, 21 Agustus 2007 Alokasi waktu : 5 x 45 menit

Jumlah siswa hadir : 19 orang

(78)

meminta siswa mempresentasikan hasil pekerjaan kelompok. Masing- masing kelompok membahas dua soal yang berbeda dengan kelompok lain. Dalam presentasi setiap kelompok diwakilkan oleh dua siswa, sedangkan siswa yang lain duduk berkelompok dan membantu menjawab pertanyaan dari kelompok lain. Pada saat mempresentasikan hasil diskusi, siswa terlihat takut menyampaikan jawaban. Ketika kelompok lain memberikan tangapan ataupun pertanyaan, kelompok yang bertanggung jawab membahas soal kurang berani mengungkapkan jawaban. Tiga dari empat kelompok mengalami hal tersebut di atas, sedangkan satu kelompok yang tersisa didominasi oleh satu orang saja dan siswa tersebut merupakan siswa dengan prestasi terbaik.

(79)

Setelah semua kelompok mempresentasikan hasil diskusi, kemudian dilanjutkan dengan mengerjakan soal yaitu menganalisis bukti transaksi yang berbeda dari soal sebelumnya. Dalam mengerjakan soal ini, siswa tidak banyak mengajukan pertanyaan kepada guru karena materi tersebut sudah pernah dibahas sebelumnya. Siswa semakin memahami apa yang harus mereka kerjakan. Diskusi kelompok semakin baik, siswa mulai terbiasa dengan kegiatan pembelajaran tersebut. Siswa yang kurang memahami materi yang sedang dibahas tidak ragu-ragu untuk bertanya kepada teman satu kelompok, dan ketika mengalami kesulitan siswa meminjam buku pelajaran sekolah. Jika siswa belum menemukan jawaban, maka siswa tersebut kemudian bertanya kepada ibu guru. Diskusi tetap berjalan lancar, walaupun beberapa kali guru meninggalkan kelas.

3) Pertemuan ketiga

Hari/tanggal : Selasa, 22 Agustus 2007 Alokasi waktu : 5 x 45 menit

Jumlah siswa hadir : 19 orang

Gambar

Tabel 5.1
Gambar 3.2 Komponen-komponen Refleksi..............................................   20
Gambar 3.1
Gambar 3.2. Bila hasil perbaikan yang diharapkan belum tercapai pada
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Lelang Nomor : 07/TAP/DPU/CK-03/POKJA/2015 tanggal 24 April 2015 tentang Penetapan Pemenang Lelang Paket Pekerjaan Pembangunan Pos Jaga, Gapura

Audiovisual Dalam Penguasaan Keterampilan Pertolongan Persalinan Kala II” adalah proses mental yang berhubungan dengan panca indera yang terjadi pada mahasiswa Program Studi

kemajuan belajar siswa, penilaian kelas juga dapat digunakan untuk melihat seberapa jauh proses belajar mengajar telah berhasil. Apabila sebagian besar atau

Hasil belajar matematika siswa tuntas KKM pada siklus I mencapai 53% dan 90,6% pada siklus II, sehingga indikator kinerja sebesar 80% hasil belajar siswa tuntas KKM

Penggunaan Pendekatan Pembelajaran Tidak Langsung serta Pendekatan Gabungan Langsung dan Tidak Langsung dalam Rangka Meningkatkan Kemampuan berpikir Matematika

Nilai daya dukung dan penurunan berdasarkan program Metode Elemen Hingga sebesar 285,46 ton dan 11,42 mm nilai ini tidak jauh berbeda dengan secara analitis.. Kata Kunci :

Data atau Variabel yang digunakan adalah perkiraan ( Estimasi ) pendapatan dari asset asset yang sudah ada pada Warnet MyNet untuk tahun 2008 ke depan yang beralamat di jalan Akses

Untuk menghitung daya dukung ultimate dan penurunan pondasi tiang pancang dari data Sondir dan SPT digunakan secara analitis dan menggunakan program Metode