• Tidak ada hasil yang ditemukan

- 2012_2017 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "- 2012_2017 BAB IV"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

ANALISIS ISU- ISU STRATEGIS

Perumusan isu-isu strategis dilakukan dari analisis berbagai fakta dan

informasi yang telah diidentifikasi serta hasil telaah terhadap Visi, Misi dan

Program Kepala Daerah terpilih. Sedangkan sumber lain isu strategis meliputi

masyarakat, dunia swasta, perguruan tinggi, dunia riset dan lembaga non-profit

berskala regional maupun nasional.

Berdasarkan gambaran kondisi daerah yang ada, permasalahan-permasalahan

yang menjadi isu strategis pembangunan di Kabupaten Aceh Tamiang diuraikan

sebagai berikut :

4.1. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan

Pelaksanaan reformasi birokrasi salah satunya ditandai dengan struktur

organisasi yang ideal, dimana perlu didukung oleh penempatan sumber daya

aparatur yang tepat, memiliki kompetensi dan profesionalisme yang tinggi sesuai

dengan tugas dan fungsinya, selanjutnya sistem penilaian dan pengukuran kinerja

dalam penerapan rewardandpunishment. Dalam rangka mendorong terwujudnya

reformasi birokrasi tersebut, diperlukan pengembangan dan penyempurnaan

fungsi perencanaan dan penganggaran pembangunan yang terintegrasi dengan

sistem pengawasan dan evaluasi secara berkala. Belum optimalnya pelaksanaan

reformasi birokrasi umumnya disebabkan : (1) Belum optimalnya fungsi organisasi;

(2) Belum optimalnya tata laksana dan penempatan sumber daya manusia

aparatur; dan (3) Belum optimalnya pelayanan publik. Selanjutnya beberapa

permasalahan yang perlu dibenahi dalam pelaksanaan program dan kegiatan

peningkatan iklim pasar yang kondusif yaitu harmonisasi dan simflikasi berbagai

peraturan yang berkaitan investasi;

Permasalahan penegakan supremasi hukum dalam pemantapan kestabilan

politik, keamanan dan ketertiban adalah : (1) Masih tumpang tindihnya regulasi; (2)

(2)

dalam pelaksanaan peraturan; dan (4) Masih adanya kegiatan yang berkaitan

dengan penyakit masyarakat (PEKAT).

4.2. Infrastruktur

Belum optimalnya pelaksanaan pembangunan infrastruktur jalan, jembatan,

dan pengairan yang terintegrasi dan sinergis antar sektor, serta masih adanya

jaringan akses wilayah yang belum memadai standar teknis. Akurasi data, pelaporan

dan program belum tepat sasaran sehingga tantangan kedepan adalah bagaimana

mengelola pembangunan fisik sesuai dengan arahan tata ruang dan masterplan

perencanaan daerah.

Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pencapaian program

pembangunan sektor infrastruktur transportasi antara lain : (1) Masih rendahnya

tingkat keselamatan pelayanan jasa transportasi; (2) Menurunnya kualitas dan

kapasitas sarana dan parasarana transpostasi; (3) Belum optimalnya dukungan

infrastruktur dalam peningkatan daya saing sektor riil; (4) Masih terbatasnya

aksesibilitas pelayanan transportasi diwilayah hulu; serta (5) Terdapat

permasalahan sosial dalam pembebasan lahan, sehingga pekerjaan fisik menjadi

tertunda.

Permasalahan terhadap penyediaan rumah layak huni bagi masyarakat

adalah : (1) Terbatasnya akses masyarakat berpenghasilan rendah terhadap

penguasaan dan legalitas lahan; (2) Terbatasnya akses masyarakat terhadap

pembiayaan perumahan; serta (3) Belum optimalnya sarana dan prasarana

pendukung pemukiman (sarana ibadah, jalan, drainase, tempat pembuangan

sampah dan sebagainya).

4.3. Kualitas Pendidikan, Kesehatan dan Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih serta Sanitasi

Bidang Pendidikan

Peningkatan akses, kualitas, dan relevansi pendidikan yang belum tercapai

secara optimal masih menjadi tantangan dalam beberapa tahun kedepan, yang

(3)

jenjang; (2) Kemampuan kognitif, karakter, dan sotf-skill lulusan harus ditingkatkan;

(3) Belum optimalnya kualitas dan relevansi pendidikan menengah; (4) Perlunya

peningkatan kualitas, relevansi dan daya saing lulusan pendidikan tinggi vokasi

daerah; dan (5) Belum optimalnya kualitas pendidikan non formal.

Tantangan yang dihadapi dalam hal sumber daya manusia/ketenagaan, serta

sarana dan prasarana diantaranya : (1) Belum meratanya distribusi guru; (2)

Kualifikasi akademik dan profesionalisme guru yang perlu peningkatan; (3) Belum

tuntasnya rehabilitasi gedung sekolah dan ruang kelas yang rusak; (4) Belum

optimalnya penyediaan buku-buku mata pelajaran, laboratorium, dan perpustakaan

berkualitas; (5) Belum maksimalnya pemanfaatan teknologi informasi dan

komunikasi dalam pendidikan.

Untuk permasalahan di bidang perpustakaan dan arsip, yang dominan

adalah masih rendahnya minat baca masyarakat.

Bidang Kesehatan

Permasalahan yang harus dipecahkan dan diatasi dalam meningkatkan

status kesehatan masyarakat antara lain adalah : (1) Masih tingginya angka

kematian ibu dan anak, yang ditandai dengan masih rendahnya persalinan yang

ditolong oleh tenaga kesehatan, masih rendahnya cakupan pelayanan antenatal,

masih rendahnya cakupan imunisasi lengkap pada bayi, masih rendahnya cakupan

neonatal, dan belum optimal upaya perbaikan status gizi masyarakat; (2) Masih

rendahnya kualitas kesehatan lingkungan, yang ditandai dengan rendahnya akses

penduduk terhadap sanitasi air minum dan sanitasi layak; (3) Masih rendahnya

akses masyarakat terhadap fasilitas pelayanan kesehatan yang berkualitas; dan (4)

Masih terbatasnya sumber daya manusia kesehatan, yang ditandai dengan masih

rendahnya jumlah, distribusi dan kualitas tenaga kesehatan.

Permasalahan yang dihadapi dalam rangka revitalisasi program keluarga

berncana (KB), antara lain (1) Rendahnya aksesibilitas dan kualitas pelayanan KB

bagi keluarga pasangan usia subur (PUS), terutama PUS miskin; (2) Masih rendahnya

pengetahuan PUS mengenai KB dan kesehatan reproduksi; (3) Adanya kekuatiran

(4)

(4) Masih terbatasnya kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia petugas

lini lapangan keluarga berencana.

Dalam rangka pengedalian penyakit, angka kesakitan dan kematian akibat

penyakit menular (HIV dan AIDS, malaria, diare, dan DBD) masih terjadi. Hal ini

disebabkan oleh masih buruknya kondisi kesehatan lingkungan, prilaku masyarakat

yang belum mengikuti pola prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), dan belum

optimalnya upaya penangulangan penyakit.

Air Bersih dan Sanitasi

Guna memenuhi kebutuhan air bersih yang terjamin bagi masyarakat PDAM

Tirta Tamiang terus berusaha meningkatan pelayanan sebagai diatur berdasarkan

Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 2005 tentang pengembangan Penyediaan

Sistim Air Bersih. Akses masyarakat terkait sumber air bersih yang dimiliki sebesar

75,89 %, baru 12,3 % masyarakat Aceh Tamiang memperoleh sumber air bersih

yang berasal dari perpipaan (PDAM). Kondisi sumur gali masyarakat di Kabupaten

Aceh Tamiang dibeberapa wilayah mempunyai tingkat resiko tinggi untuk

terkontaminasi resiko pencemaran dari air kotor hasil mandi-cuci-kakus (MCK),

karena kondisinya seadanya dengan desain kontruksi yang kurang baik.

4.4. Ketahanan Pangan dan Peningkatan Nilai Tambah Komoditi Pertanian

Beberapa kendala Ketahanan pangan terutama terkait lahan, infrastruktur,

penelitian dan pengembangan, investasi dan pembiayaan, pangan dan gizi, serta

adanya perubahan iklim.

Tingginya tekanan terhadap lahan pertanian pangan menjadi salah satu

permasalahan utama dalam pembangunan ketahanan pangan. Alih fungsi dan

kompetisi penggunaan lahan pertanian pangan sangat membatasi pencapaian

produksi bahan pangan. Pemanfaatan lahan pertanian dan lahan terlantar juga

masih menghadapi beberapa kendala, diantaranya yaitu ketersediaan air irigasi.

Sarana dan prasarana pertanian dan pedesaan belum sepenuhnya mampu

melayani seluruh wilayah produsen pangan. Jaringan irigasi yang ada masih belum

(5)

terutama didaerah sentra produksi pangan dan wilayah-wilayah irigasi. Sementara

itu, produksi perikanan budidaya mengalami kendala berupa adanya

keterbatasan akses ke input produksi (benih, bibit, dan modal) dan belum

memadainya sarana dan prasarana budidaya (tambak dan irigasi) sehingga

produksi perikanan budidaya belum meningkat secara optimal. Kondisi

Infrastruktur jalan yang masih terbatas meningkatkan biaya transaksi dan

menurunkan mutu produksi hasil pertanian dan perikanan. Selain itu cakupan

infrastruktur dan kualitas penyuluhan pertanian dan perikanan masih rendah.

Permasalahan dalam pengembangan diversifikasi pangan diantaranya

karena belum optimalnya percepatan penganekaragaman konsumsi masyarakat

untuk mengantisipasi peningkatan pertumbuhan dan kualitas permintaan

masyarakat terhadap bahan pangan.

Penelitian dan pengembangan dalam bidang pertanian dan perikanan

masih harus dikembangkan. Selain itu masih lemahnya desiminasi teknologi dan

pemanfaatan teknologi tersebut kepada masyarakat secara luas menjadi kendala

bagi adopsi penerapan teknologi untuk meningkatkan produksi.

Perubahan iklim mempengaruhi musim, cuaca, curah hujan, dan bencana.

Perubahan tersebut berdampak terhadap produksi bahan pangan. Dampak

perubahan iklim tersebut tidak hanya dirasakan pada kegiatan on-farm namun

juga dihadapi dalam kegiatan off-farm, seperti pengolahan pasca panen dan

pemasaran hasil pertanian dan perikanan.

Rendahnya tingkat penguasaan lahan merupakan kendala utama. Selain itu

peningkatan produktivitas dan kualitas hasil juga akan menentukan pendapatan

petani dan nelayan. Lebih lanjut, peran penyuluhan untuk mendesiminasikan

teknologi dalam mengangkat nilai tambah produk juga masih belum berjalan

optimal, disebabkan oleh kuantitas dan kualitas penyuluh pertanian lapangan (PPL)

yang terbatas, serta sarana dan prasarana penyuluhan yang belum memadai.

Berbagai kedala tersebut selama ini mejadi permasalah dalam pencapaian target

(6)

4.5. Penanggulangan Kemiskinan

Penangulangan kemiskinan masih menghadapi sejumlah kendala yaitu : (1)

Belum dikembangkannya perencanaan dan penganggaran yang pro-poor serta

masih banyak kegiatan penangulangan kemiskinan yang belum terkoodinasikan

dengan baik; (2) Kendala dari implementasi koordinasi kebijakan kelembagaan

dan kemitraan yaitu belum terjalinnya kerjasama yang cukup antara pemerintah

daerah dan dunia usaha, perguruan tinggi, dan lembaga swadaya masyarakat

khususnya pada kecamatan-kecamatan potensial, sehingga perlu dikembangkan

kebijakan sinergitas antar pelaku.

Selanjutnya permasalahan yang ditemukan dalam pelaksanaan program dan

kegiatan pemberdayaan koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

yaitu kurangnya efektivitas pelaksanaan kegiatan yang disebabkan keterbatasan

kapasitas aparat pembina, dan kurang sinergi antar pemangku kepentingan

terutama mengingat keragaman sektor dan lokasi usaha koperasi dan UMKM.

Koperasi dan UMKM juga menghadapi masalah kurangnya kesempatan usaha,

keterbatasan akses kepada sumber daya produktif, dan rendahnya kualitas sumber

daya manusia. Hal ini menyebabkan perkembangan sektor ekonomi produktif

belum mampu mendorong peningkatan pendapatan yang berkelanjutan dan

pertumbuhan ekonomi daerah.

4.6. Lingkungan Hidup dan Pengurangan Resiko Bencana

Upaya pengendalian kerusakan lingkungan hidup dilakukan dengan

mempertahankan pelestarian dan meningkatkan kulitas daya dukung lingkungan.

Masalah yang dihadapi adalah : (1) Kecenderungan meningkatnya pencemaran

lingkungan; (2) Meningkatnya luas wilayah yang tercemar; (3) Masih rendahnya

kapasitas sumber daya manusia dan institusi pengelola; dan (4) Masih kurang

optimalnya partisipasi masyarakat dalam menjaga lingkungan. Selain itu dibidang

kehutanan masih dihadapi permasalahan adanya pembukaan kawasan yang tidak

sah, masih tingginya laju deforestasi dan degradasi yang disebabkan oleh illegal

logging. Permasalahan dibidang kelautan dan perikanan antara lain, pemanfaatan

(7)

yang rusaknya ekosistim pesisir dan laut (maggrove), yang dapat menyebabkan

menurunnya ketersediaan sumber plasma nutfah serta erosi pantai.

Permasalahan terkait pengurangan resiko bencana adalah masih belum

memadainya kinerja penanggulangan bencana, terutama Badan Penangulangan

Bencana Daerah dan masyarakat yang masih terbatas. Permasalahan yang dihadapi

antara lain : (1) Belum seluruhnya organisasi kelembagaan penanggulangan

bencana terpenuhi; (2) Keterbatasan alokasi pendanaan pemerintah kabupaten dan

pemerintah pusat serta ketergantungan pendanaan pemulihan kepada pemerintah.

Kesadaran terhadap resiko bencana dan pemahaman terhadap kesiapsiagaan

dalam mengahadapi bencana juga masih rendah.

Terkait dengan pengurangan resiko bencana, permasalahan yang dihadapi

antara lain : (1) Belum optimalnya penjabaran kebijakan pengurangan resiko

bencana kedalam kebijakan daerah; (2) Kurangnya sosialiasi pengurangan resiko

bencana kepada seluruh pemangku kepentingan; (3) Kurangnya informasi dan

keterbatasan media komunikasi yang efektif dalam penyebarluasan informasi

pengurangan resiko bencana.

4.7. Pelaksanaan Dienul Islam, Politik, serta Sosial dan Budaya Dienul Islam

Pelaksanaan nilai-nilai Dienul Islam di Kabupaten Aceh Tamiang belum

maksimal, disebabkan oleh berbagai permasalahan yang dihadapi, diantaranya : (1)

Masih kurangnya pemahaman, penghayatan dan pengamalan nilai-nilai Dienul Islam

dikalangan masyarakat; (2) Masih kurangnya materi dan jam pelajaran agama

dibandingkan dengan pelajaran umum di dunia pendidikan; (3) Pengaruh negatif

globalisasi yang umumnya tidak sejalan dan dan bertentangan dengan tuntutan

Dienul Islam.

Politik

Pelaksanaan pembangunan dibidang politik di Kabupaten Aceh Tamiang

terkendala oleh berbagai permasalahan, diantaranya akibat : (1) Menurunnya jiwa

(8)

yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI ; (2) Masih rendahnya

pendidikan politik masyarakat; dan (3) Belum optimalnya partisipasi masyarakat

sebagai fasilitator dan ekselator pembangunan.

Sosial dan Budaya

Masyarakat Aceh Tamiang terkenal dengan nilai-nilai sosial kemasyarakatan

dan keragamanan budaya yang tinggi, sebagai akibat dari beragamnya etnis dan

posisi geografis yang strategis, sehingga bangsa lain mudah mencapai Aceh

Tamiang. Namun saat ini permasalahan yang dihadapi antara lain : (1) Belum

optimalnya penguatan lembaga sosial di kemukiman; (2) Kurangnya pemahaman

masyarakat terhadap pranata sosial dan adat istiadat yang sudah berlaku turun

temurun di Aceh Tamiang; (3) Pengaruh negatif globalisasi yang melunturkan

nilai-nilai sosial dan budaya di masyarakat.

Pengarusutamaan Gender(PUG) dan Perlindungan Anak

Pemasalahan yang dihadapi terkait pengarusutamaan gender dan

perlindungan anak, antara lain sebagai berikut : (1) Masih terdapat kesenjangan

gender dalam hal akses, manfaat, dan partisifasi dalam pembangunan, serta

penguasaan terhadap sumber daya, terutama di bidang politik, jabatan-jabatan

publik dan ekonomi; (2) Rendahnya kesiapan perempuan dalam mengantisipasi

dampak perubahan iklim, krisisi ekonomi, bencana alam, dan konflik sosial, serta

terjadinya penyakit; (3) Belum optimalnya kelembagaan PUG dan pemberdayaan

perempuan; (4) Masih adanya tindak kekerasan terhadap anak; (5) Masih

rendahnya kapasitas kelembagaan perlindungan anak.

Pemuda dan Olahraga

Permasalahan yang masih dihadapi dalam pencapaian terkait

pembangunan dan olahraga antara lain sebagai berikut : (1) Belum optimalnya

partisipasi dan peran aktif pemuda dalam berbagai bidang pembagunan,

dikarenakan oleh terbatasnya peran pemuda sebagai kekuatan moral, kontrol

(9)

yang disebabkan antara lain oleh rendahnya tingkat partisipasi masyarakat dalam

kegiatan olahraga, terbatasnya ruang terbuka olahraga, terbatasnya jumlah dan

kualitas SDM keolahragaan, belum optimalnya upaya pengkaderan atlit unggulan,

serta masih terbatas apresiasi dan penghargaan bagi olahragawan dan tenaga

keolahragaan yang berprestasi.

Pariwisata

Permasalahan yang dihadapi terkait pembagunan kepariwisataan, antara

lain sebagai berikut : (1) Belum optimalnya kesiapan tempat tujuan wisata yang

disebabkan karena belum meratanya pembangunan kepariwisataan antar daerah

dan kawasan, serta kurang memadaimya sarana dan prasarana menuju lokasi

pariwisata; (2) Belum optimalnya sosialisasi, pemasaran pariwisata dan promosi

daerah tujuan wisata dari pemerintah maupun pelaku pariwisata lainnya melalui

media elektronik, media cetak, maupun yang berbasis teknologi informasi; (3)

Belum optimalnya kemitraan antar pelaku pariwisata yang disebabkan terutama

oleh kurangnya koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi intra dan antar lembaga

dalam peningkatan daya saing sumber daya manusia(SDM) pariwisata.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Site yang di desain dalam perancangan Hotel Transit ini terletak di jalan utama keberangkatan menuju bandara Juanda Terminal 1, yaitu di Jalan Raya Bandara

Pada teori dinyatakan bahwa ketika Total Assets Turnover (TATO) dan Fixed Assets Turnover (FATO) naik, maka Net Profit Margin (NPM) akan mengalami kenaikan dan begitu pula

Dalam penelitian teridentifikasi bahwa kekuatan yang menyebabkan ibu berhasil menyusui lebih dari 6 bulan adalah kesadaran diri, dukungan, afeksi positif, sikap yang kuat dan

Dari uraian di atas, penulis membangun sebuah sistem aplikasi sistem informasi geografis yang berbasis mobile Android yang mana aplikasi ini nantinya memberikan

Pada Hubungan Internasional orang dapat menyaksikan adanya berbagai macam bentuk interkasi antar negara dalam masyarakat internasional, sedangkan politik

Nickel Prices on the LME Exchange Freefall in March 2021 Harga Nikel di Bursa LME Terjun Bebas pada Maret 2021 Silkroad to supply 2.7 mln T Indonesian nickel ore to China's

Motilitas dan viabilitas spermatozoa dengan konsentrasi G 5 pada jantan 2 (25,9±2,5; 40,5±3,8%) menunjukkan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan jantan 1 (22,5±3,4;

  In our opinion, the financial statements referred  to above present fairly, in all material respects,  the  financial  position  of  PT  Bumi  Siak