• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN DAYA SERAP LULUSAN PADA DUNIA USAHA DAN DUNIA INDUSTRI MELALUI PERAN MASYARAKAT DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NAHDLATUL ULAMA PRAMBON.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN DAYA SERAP LULUSAN PADA DUNIA USAHA DAN DUNIA INDUSTRI MELALUI PERAN MASYARAKAT DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NAHDLATUL ULAMA PRAMBON."

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN DAYA SERAP LULUSAN PADA

DUNIA USAHA DAN DUNIA INDUSTRI MELALUI

PERAN MASYARAKAT DI SEKOLAH MENENGAH

KEJURUAN NAHDLATUL ULAMA PRAMBON

SKRIPSI

Oleh

FARUQ ABDUL BAQI NIM. D03211011

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH & KEGURUAN

▸ Baca selengkapnya: format target kurikulum dan daya serap

(2)

PENINGKATAN DAYA SERAP LULUSAN PADA DUNIA

USAHA DAN DUNIA INDUSTRI MELALUI PERAN

MASYARAKAT DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

NAHDLATUL ULAMA PRAMBON

SKRIPSI

Diajukan kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan

Program Sarjana Strata Satu

Fakultas Tarbiyah dan Kejuruan

Oleh

FARUQ ABDUL BAQI NIM. D03211011

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS TARBIYAH & KEGURUAN JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Faruq Abdul Baqi. 2015. “Peningkatan daya serap lulusan pada dunia usaha dan dunia industri melalui peran masyarakat di SMK Ma’arif NU Prambon.” Skripsi. Dibimbing oleh Dra. Mukhlishah, AM, M.Pd. jurusan

Kependidikan Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Faktor daya serap lulusan pada dasarnya adalah masalah ketenagakerjaan yang sangat kompleks sulit dipecahkan. Dalam penyelenggaraan pendidikan, peran partisipasi masyarakat sangat penting. Masyarakat ikut berpartisipasi dalam merancang, melaksanakan, menilai dan mengembangkan pendidikan. Mengacu pada latar belakang tersebut maka rumusan masalahnya adalah 1) bagaimana daya serap lulusan pada dunia usaha dan dunia industri di SMK Ma’arif NU Prambon, 2) bagaimana peran partisipasi masyarakat dalam meningkatkan daya serap lulusan pada dunia usaha dan dunia industri di SMK Ma’arif NU Prambon, 3) apa faktor pendukung dan penghambat dalam peningkatan daya serap lulusan pada dunia usaha dan dunia industri melalui peran masyarakat di SMK ma’arif NU Prambon. Maka tujuan peneliti adalah 1) Untuk mengetahui tentang daya serap lulusan pada dunia usaha dan dunia industri di SMK Ma’arif NU Prambon, 2) Untuk mengetahui peran partisipasi masyarakat dalam meningkatkan daya serap lulusan pada dunia usaha dan dunia industri di SMK Ma’arif NU Prambon, 3) Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam peningkatan daya serap lulusan pada dunia usaha dan dunia industri melalui peran masyarakat di SMK ma’arif NU Prambon.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, yaitu sebuah prosedur penelitian berdasarkan data deskriptif. yang dimaksud dengan jenis penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang mengungkap situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara nyata.

Dengan latar belakang dan tujuan masalah maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan daya serap lulusan pada dunia usaha dan dunia industri melalui peran masyarakat dapat dicapai dengan kerjasama yang baik antara pihak seklah dan masyarakat, mempersiapkan peserta didiknya dengan berbagai keahlian dan materi yang sesuai dengan pokja (program kerja) salah satunya dengan program PSG.

(6)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Definisi Operasional ... 10

F. Tinjauan Pustaka Terdahulu ... 12

G. Sistematika Pembahasan ... 15

BAB II : KAJIAN TEORI

(7)

1. Pengertian Daya Serap Lulusan Pada Dunia Usaha dan Dunia Industri

... 17

2. Konsep Tentang Dunia Usaha dan Dunia Industri ... 18

3. Karakteristik Daya serap Lulusan ... 24

4. Karakteristik SMK Pada Dunia Usaha dan Dunia Industri ... 28

5. Upaya Peningkatan Daya Serap Lulusan Pada Dunia Usaha dan Dunia Industri ... 31

B. Peran Masyarakat 1. Pengertian Peran Masyarakat ... 34

2. Bentuk Peran Masyarakat ... 35

3. Manfaat peran serta masyarakat terhadap SMK ... 37

C. Peningkatan Daya Serap Lulusan Pada Dunia Usaha dan Dunia Industri Melalui Peran Masyarakat di SMK Ma’arif NU Prambon 1. Upaya Peningkatan Daya Serap Lulusan Pada Dunia Usaha dan Dunia Industri Melalui Peran Masyarakat di SMK Ma’arif NU Prambon ... 39

2. Faktor penghambat ... 42

3. Faktor Pendukung ... 42

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 45

B. Kahadiran Peneliti ... 46

C. Lokasi Penelitian ... 47

D. Informan Penelitian ... 47

E. Tahapan Penelitian ... 48

(8)

G. Teknik Analisa Data ... 53

H. Keabsahan Penelitian ... 54

BAB IV : HASIL PENELITIAN

A. Penyajian Data

1. Penyajian Data Tentang Daya Serap lulusan pada dunia Usaha dan

Dunia Industri ... 56

2. Penyajian data Tentang Peran Masyarakat di SMK Ma’arif NU

Prambon ... 61

3. Penyajian data tentang upaya peningkatan daya serap lulusan pada

dunia usaha dan dunia industri melelui peran masyarakat di SMK Ma’arif NU Prambon ... 66 B. Analisa Data

1. Analisis Data Tentang Peningkatan Daya Serap lulusan pada dunia

Usaha dan Dunia Industri... 73

2. Analisis Data tentang peran masyarakat di SMK Ma’arif NU

Prambon ... 77

3. Analisis data tentang upaya peningkatan daya serap lulusan pada

dunia usaha dan dunia industri melelui peran masyarakat di SMK Ma’arif NU Prambon ... 80

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ... 85

B. Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA. ... 88

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

A. Pernyataan keaslian tulisan

B. Pedoman Wawancara

C. Profil Sekolah

D. Data Melanjutkan Kerja

E. Surat Izin Penelitian

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam dunia pendidikan di Indonesia masih banyak sekali

kekurangan. Salah satunya daya serap lulusan Sekolah Menengah Kujuruan

(SMK) ke dunia kerja masih rendah. Hal ini disebabkan belum relevannya

kompetensi lulusan berbagai keahlian di SMK dengan dunia kerja.

Perkembangan dunia pendidikan selalu lebih lambat dari dunia industri,

dikhawatirkan angka pengangguran dari lulusan SMK akan meningkat.

Faktor daya serap lulusan pada dasarnya adalah masalah

ketenagakerjaan yang sangat kompleks sulit dipecahkan karena terkait dengan

faktor ekonomi, politik, hukum keamanan, kultur, dan sebagainya.

Ketenagakerjaan tidak bisa dipisahkan dengan faktor perkembangan dan

pertumbuhan ekonomi nasional. Jika kondisi ekonomi nasional tumbuh

dengan baik maka investasi akan berjalan, industri akan berkembang sehingga

akan membuka lapangan kerja baru yang banyak menyerap tenaga kerja.

UNDP (2004) yang melaporkan kualitas pengembangan sumber daya manusia

antara lain diukur dari indikator-indikator sebagai berikut: (a) kinerja

ekonomi, (b) pertumbuhan industri, (c) peran politik, (d) perkembangan

demografi, (e) pendidikan. Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa

(11)

kualitas lulusan, (3) pertumbuhan industri, (4) pertumbuhan kinerja ekonomi,

(5) kondisi trend demografi.1

Gambaran tentang kualitas lulusan pendidikan kejuruan merupakan

suatu ukuran ganda, yaitu kualitas menurut ukuran sekolah atau in-school

succes standarts dan kualitas menurut ukuran masyarakat atau out-of school

succes standarts. Kriteria pertama meliputi aspek keberhasilan peserta didik

dalam memenuhi tuntutan kurikulum yang telah diorientasikan pada tuntutan

dunia kerja, sedangkan kriteria meliputi keberhasilan peserta didik yang

tertampilkan pada kemampuan untuk kerja sesuai dengan standart hasil belajar

nesional ataupun internasional setelah mereka berada di lapangan kerja

sebenarnya.

Upaya untuk mencapai kualitas pendidikan kejuruan yang sesuai

dengan tuntutan dunia usaha dan dunia industri, perlu didasari dengan

kurikulum yang rancang dan dikembangkan dengan prinsip kesesuaian dengan

kebutuhan stakeholders. Kurikulum pendidikan kejuruan secara spesifik

memiliki karakter yang mengarah pada pembentukan kecakapan peserte didik

berkaitan dengan pelaksanaan tugas pekerjaan tertentu. Kecakapan tersebut

telah di akomodasi dalam kurikulum SMK yang meliputi kelompok mata

pelajaran normatif, adaptif, dan produktif.2

1

http://journal.um.ac.id/index.php/teknologi-kejuruan/article/view/3023/407. di akses Tanggal 8-12-2014. Jam 07.54.

2

(12)

Dalam lembaga pendidikan yang berwawasan mutu, kurikulum dan

perangkat pendidikan lainnya dituntut untuk memenuhi standart mutu yang

sesuai dengan harapan dan kebutuhan stakeholders. Perkembangan teknologi

dan informasi yang dinamis menuntut adanya standart baru disesuaikan

dengan kedinamisan tuntutan kebutuhan masyarakat tersebut, sehingga

sekolah dapat selalu tampil unggul dan memiliki relevansi yang tinggi. Di

pihak lain rekrutmen tenaga kerja sebenarnya tidak hanya bergantung pada

mutu lulusan semata-mata. Banyak faktor-faktor ekonomi, sosial, hukum,

politik, maupun budaya berpengaruh terhadap perekrutan tenaga kerja.

Menurut Nurhadi (2008) yang mengutip Kenneth Arrow (1974) menjelaskan

bahwa pengusaha akan mencari karyawan yang berkualitas yang memiliki

produktivitas dan kinerja tinggi. Dalam pandangan teori screening, pendidikan

dipandang bukan sebagai tolak ukur keterampilan dan pengetahuan calon

karyawan. Tetapi yang diperlukan sebenarnya adalah individu yang memiliki

karakter intelektual, motivasi tinggi, dan kemauan kerja keras. Jadi industri

lebih berorientasi pada investasi jangka panjang yakni kemampuan dasar yang

dimiliki oleh lulusan.3

Sinergi antara dunia pendidikan dengan dunia industri serta

stakeholders di masyarakat sangat dibutuhkan. Pengetahuan dan keterampilan

yang dikembangkan di sekolah perlu disesuaikan dengan kebutuhan

3

(13)

masyarakat. Dengan harapan pendidikan dapat meningkatkan taraf hidup

masyarakat, baik dari sisi pengetahuan maupun penyelesaian masalah

kontekstual yang dihadapi sehari-hari. Selama ini pembelejaran belum bisa

memenuhi semua tuntutan masyarakat, terutama bidang keterampilan hidup

sesuai kondisi lokal hidup peserta didik. Materi pembelajaran sering tidak

sejalan dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat. Konsekwnsinya,

setelah lulus sekolah peserta didik tidak bis langsung menerapkan teori yang

didapatkan dari sekolah.

Diketahui bersama, pendidikan sangat erat kaitannya dengan

transformasi sosial. Sebab pendidikan juga bagian dari sistem sosial.

Relevansi antara dunia pendidikan dengan dunia riil menjadi kebutuhan

mendesak untuk direalisasikan. Fenomena yang terjadi, antara dunia

pendidikan dan perkembangan masyarakat tidak sesuai dan terjadi

kesenjangan yang cukup signifikan. Kebutuhan masyarakat belum bisa

diwujudkan sepenuhnya oleh lembaga pendidikan. Di antara indikator

masalah ini adalah lulusan lembaga pendidikan belum siap pakai karena hanya

menguasai teori, miskin keterampilan. Dunia industri pun akhirnya

meninggalkan sekolah karena tidak ada lingkage.

Selain itu juga disebabkan materi pembelajaran tidak sesuai potensi

daerah dimana peserta didik bertempat tinggal. Materi pembelajaran dan

konteks kehidupan peserta didik tidak padu. Sehinggga tidak terjadi transfer

(14)

maka peluang kerja bagi lulusan SMK pada dasarnya belum begitu

menggembirakan.

Jumlah ini memang belum ideal, sehingga perlu di upayakan

peningkatan daya serap lulusan untuk memasuki lapangan kerja maupun

menciptakan peluang kerja. Secara nasional, idealnya 80%-85% lulusan SMK

dapat memasuki lapangan kerja, sementara 15%-20% dimungkinkan dapat

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Jika melihat data ini,

maka penambahan jumlah SMK, yang salah satu pertimbangannya karena

52% lulusan SMA yang tidak studi lanjut, apkah benar sebuah solusi?

Bukankah yang lebih utama dan pertama adalah meningkatkan kualitas kinerja

penyelenggaraan SMK sehinggga kualitas lulusannya meningkat, baru

kemudian meningkatkan jumlah sehingga mencapai proporsi tertentu sekitar

65% penganggur terdidik adalah lulusan pendidikan menengah.4

Sesuai dengan tujuan pendidikan SMK, yaitu membekali peserta didik

dengan keterampilan tertentu untuk memasuki dunia kerja atau dunia usaha,

maka pengembangan SMK harus selalu mengacu pada kebutuhan pasar kerja.

Namun pengembangan SMK bukan sekedar pada memperbesar jumlah unit

SMK dan jumlah siswa, tetapi bagaimana keberadaan SMK jika dikaitkan

dengan potensi wilayah daerah. Sudah menjadi masalah klasik bagi dunia

pendidikan SMK di Indonesia pada umumnya, bahwa link and match antara

4

(15)

output pendidikan SMK dengan dunia usaha dan dunia industri (DU/DI)

sebagai pengguna output pendidikan SMK belum tercapai. Diantara

kebutuhan tersebut, kebutuhan atau tuntutan dunia kerja/usaha/industri,

dirasakan amat mendesak, maka prioritas “link and match” diberikan pada

pemenuhan kebutuhan dunia kerja. Salah satu masalahnya terletak pada

kualitas lulusan SMK yang belum selesai dengan standart kompetensi yang

dibutuhkan pasar kerja.

Dalam penyelenggaraan pendidikan, peran partisipasi masyarakat

sangat penting, sebagai salah satu elemen pendukung terwujudnya pendidikan

berbasis masyarakat. Sehingga, manfaat kehadiran pendidikan benar-benar

dirasakan masyarakat.

Masyarakat ikut berpartisipasi dalam merancang, melaksanakan,

menilai dan mengembangkan pendidikan yang mengarah pada usaha

menjawab tantangan dan peluang yang ada di lingkungan masyarakat tertentu

dengan berorientasi pada masa depan. Maka dari itu dalam upaya peningkatan

kualitas sumber daya manusia masyarakat bersama pihak sekolah

bersama-sama ikut berperan penting dalam menyerap daya lulusan dari SMK agar bisa

tertampung dan bisa bersaing dalam dunia kerja.

Salah satu bentuk peran masyarakat adalah melakukan pemberdayaan

masyarakat dengan memperluas partisipasi masyarakat dalam pendidikan

yang meliputi peran perorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, dan

(16)

pelayanan pendidikan (Sisdiknas No. 20 tahun 2003 pasal 54 ayat 1).

Masyarakat tersebut dapat berperanan sebagai sumber, pelaksana, dan

pengguna hasil pendidikan (Sisdiknas No 20 tahun 2003 pasal 54 ayat 22).5

Dengan adanya masalah itu pihak orang tua ikut berperan mengatasi

masalah yang dihadapi oleh anak-anak. Orang tua ikut berpartisispasi dalam

menuangkan ide atau gagasan baru agar SMK Ma’arif NU Prambon

mempunyai pilihan jurusan yang nantinya bisa membuka peluang kerja bagi

anak-anak mereka.

Pilihan jurusan di SMK Ma’arif NU Prambon, yaitu:

1. Tata niaga agar anak-anak mereka bisa mempunyai keahlian dalam bidang

pemasaran.

2. Akuntansi supaya anak-anak mereka bisa memiliki kemampuan dalam

mengolah.

Orang tua dan pihak sekolah bersama-sama membuat program studi

keahlian yang sesuai kompetensi dan membekali peserta didik dengan ilmu

pengetahuan, teknologi, dan seni agar daya serap lulusan darai SMK bisa

terpakai di dunia kerja. Dengan latar belakang tersebut, peneliti ingin

mengkaji tentang peran masyrakat dalam skripsi yang berjudul “Peningkatan

daya serap lulusan pada dunia usaha dan dunia industri melalui peran

masyarakat di SMK Ma’arif NU Prambon Sidoarjo”.

5

(17)

Gambaran umum di SMK Ma’arif NU Prambon bahwa daya serap

lulusan pada dunia usaha dan dunia industri tiap tahunnya meningkat. Mereka

sudah terserap pada dunianya masing-masing seperti di supermarket, mall,

dan pabrik. Mereka dibekali keahlian dalam bidang yang mereka inginkan

ketika berada di sekolah. Begitu juga peran masyarakat yang disini berarti

orang tua peserta didik yang ikut membantu sekolah dalam hal pembiayaan,

pemilihan tempat seminar ketenagakerjaan dan tempat magang yang dipilih

oleh masyarakat yang sesuai dengan pekerjaan yang dibutuhkan dunia usaha

dan dunia industri. Dengan begitu keterserapan peserta didik akan tercakup

dalam dunia usaha dan dunia industri dengan mempunyai skill yang sudah

didapatkan di sekolah atau di tempat magang.6

No Tahun Banyaknya lulusan Bekerja Kuliah Menikah

1. 2008-2009 82 57 13 12

2. 2009-2010 84 62 11 11

3. 2010-2011 107 74 18 15

4. 2011-2012 113 81 15 17

5. 2012-2013 82 70 12 -

6. 2013-2014 115 87 15 13

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, rumusan masalah pada

peneltian ini dapat diuraikan sebagai beikut:

1. Bagaimana daya serap lulusan pada dunia usaha dan dunia industri di

SMK Ma’arif NU Prambon?

6

(18)

2. Bagaimana peran partisipasi masyarakat dalam meningkatkan daya serap

lulusan pada dunia usaha dan dunia industri di SMK Ma’arif NU

Prambon?

3. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam peningkatan daya serap

lulusan pada dunia usaha dan dunia industri melalui peran masyarakat di

SMK ma’arif NU Prambon?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan peneliti ini dapat

diformulasikan sebagi berikut:

1. Untuk mengetahui tentang daya serap lulusan pada dunia usaha dan dunia

industri di SMK Ma’arif NU Prambon.

2. Untuk mengetahui peran partisipasi masyarakat dalam meningkatkan daya

serap lulusan pada dunia usaha dan dunia industri di SMK Ma’arif NU

Prambon.

3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam peningkatan

daya serap lulusan pada dunia usaha dan dunia industri melalui peran

masyarakat di SMK ma’arif NU Prambon.

D. Manfaat Penelitian

(19)

1. Pertama, keguanaan secara teoritis, yaitu dapat menjadi bahan acuan pada

peneliti berikutnya, khususnya yang menyangkut konsep atau pemikiran

tentang peran serta masyarakat terhadap daya serap lulusan usaha dan

dunia industri. Karena sudah menjadi maklum bahwa kebenaran di dalam

ilmu pengetahuan bersifat relatif dan dinamis.

2. Kedua, kegunaan secara praktis, yaitu:

a. Bagi peserta didik, diharapkan peserta didik dapat berperan aktif

dalam kegiatan pembelajaran serta mampu meningkatkan prestasi

belajar.

b. Bagi guru, sebagai masukan untuk meningkatkan kompetensi dan

profesionaliatasnya.

c. Bagi lembaga atau pihak sekolah, sebagai sumbangan pemikiran

dalam usaha peningkatan dan pengembangan proses belajar mengajar

secara lebih efektif dan efisien dalam usaha meningkatkan kompetensi.

d. Bagi masyarakat, diharapkan masyarakat akan lebih aktif memberikan

kontribusinya guna mengembangkan lulusan.

e. Bagi dunia kerja, sebagai masukan agar mempertimbangkan

perekrutan lulusan yang berkompeten.

E. Difinisi Operasional

Untuk menghindari salah tafsir tentang judul skripsi dan untuk

(20)

serap lulusan pada dunia usaha dan dunia industri melalui peran masyarakat di

SMK Ma’arif NU Prambon” maka perlu kiranya peneliti menjelaska arti dan

maksud dari istilah-istilah yang dipakai dalam judul penelitian ini sebagai

berikut:

a. Peningkatan daya serap lulusan pada dunia usaha dan dunia industri

Peningkatan secara bahasa artinya proses, cara, perbuatan, uasah

menaikkan. Dan secara istilah berarti proses menaikkan pada taraf yang

lebih baik dari sebelumnya.7 Pengertian peningkatan daya serap lulusan

pada dunia usaha dan dunia industri adalah kemampuan atau kekuatan

untuk meningkatkan ke taraf yang lebih baik dengan melakukan sesuatu

untuk bertindak dalam menyerap orang yang sudah lulus dari ujian pada

jalan untuk memperoleh sesuatu yang lebih menguntungkan dari

sebelumnya dengan menggunakan keterampilan, ketekunan kerja dan

penggunaan alat-alat di bidang pengelolahan hasil-hasil bumi dan

distribusinya sebagai dasar. Menurut Arikunto bahwa melalui bimbingan

karier di SMK nantinya daya serap lulusan diharapkan dapat

menumbuhkan profesionalisme dalam menghdapai dunia kerja dan

kemandirian peserta didik dalam memilih karier yang akan dijalaninya

nanati berdasarkan kemampuan yang dimiliki.8

b. Peran masyarakat

7

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), hlm, 688.

8

(21)

Peran masyarakat dalah serangkaian perilaku yang diharapkan pada

seseorang sesuai dengan posisi sosial yang membentuk sebuah sistem

semi tertutup atau semi terbuka dimana terjadi interaksi didalamnya denga

tingkatan sebagai berikut:

1. Hanya dalam menggunakan jasa pelayanan yang tersedia, misalnya

memasukkan anak ke sekolah.

2. Peran partisipasi dengan memberikan kontribusi dana, bahan, dan

tenaga.

3. Peran partisipasi dalam bentuk keikutsertaan, yang berarti menerima

secara pasif apa yanga telah diputuskan oleh pihak lain.

4. Peran partisipasi melalui adanya konsultasi mengenai hal-hal tertentu.

5. Keterlibatan dalam memberikan layanan tertentu, biasanya sebagai

mitra pihak lain.

6. Keterlibatan sebagai pelaksana kegiatan yang didelegasikan.

7. Peran partsipasi yang sebenarnya dalam pengambilan keputusan pada

berbagai jenjang.9

F. Tinjauan Pustaka Terdahulu

Tinjauan pustaka merupakan kajian mengenai penlitian-penelitian

terdahulu yang terkait (review of related literature). Berdasarkan penelusuran

9

(22)

hasil penelitian yang ada di temukan bebrapa skripsi yang relevan dengan

peneltian ini, diantaranya adalah:

Pertama, skripsi Satori, 2001 dari Program Studi Pendidikan Agama

Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Pemekasan, dengan judul “Peran

Tokoh Masyarakat Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja di Desa Potoan Daya

Palengan Pamekasan”.

Penelitian ini berusaha untuk mengungkapkan perihal peran tokoh

masyarakat dalam mengatasi mengenai kenakalan remaja di Desa Potoan

Daya Palengan Pamekasan. Hasil pengamatan dan penelitian ini menunjukkan

bahwa: adanya kerjasama dengan orang tua dan juga para remaja, adanya

kegiatan-kegiatan positif yang dibentuk oleh tokoh masyarakat, adanya

organisasi belajar, adanya komunitas olahraga. Sedangkan yang menjadi

faktor penghambatnya adalah kurangnya kesadaran dari remaja itu sendiri

untuk menjadi lebih baik, kurangnya pengawasan dari orang tua dalam

mendidik anaknya, pergaulan denga remaja yang tidak baik. Meskipun

demikian, ada beberapa hal yang belum terpenuhi dalam peran tokoh

masyarakat dalam mengatasi kenakalan remaja di desa Potoan Daya Palengan

Pamekasan yaitu belum dibentuknya tim pengendali dan tim yang

mengevaluasi terhadap pelaksanaan peran tokoh masyarakat dalam mengatasi

kenakalan remaja di desa Potoan Daya Palengan Pamekasan.

Berikutnya, skripsi Fahim Ilmiya, 2010 dari Fakultas Keguruan dan

(23)

Peranan On The Job Training Dalam Mempersiapkan Siswa Untuk Memasuki

Dunia Kerja Pada Siswa Kelas XII Program Keahlian Penjualan SMK Negeri

6 Surabaya Tahun Ajaran 2009/2010.”

Tujuan penelitian ini adalah : (1) Mengetahui peranan On The Job

Training dalam mempersiapkan siswa memasuki dunia kerja pada siswa kelas

XII program keahlian penjualan SMK Negeri 6 Surakarta tahun 2009/2010.

(2) Mengetahui kesiapan siswa kelas XII program keahlian penjualan SMK

Negeri 6 Surakarta tahun 2009/2010 dalam memasuki dunia kerja dengan

adanya program On The Job Training. (3) Mengetahui hambatan-hambatan

yang dihadapi pihak sekolah dalam mempersiapkan siswa kelas XII program

keahlian penjualan SMK Negeri 6 Surakarta tahun 2009/2010 untuk

memasuki dunia kerja dengan adanya program On The Job Training.

Mengetahui usaha-usaha yang dilakukan sekolah dalam menanggulangi

hambatan-hambatan yang ada dalam mempersiapkan siswa kelas XII program

keahlian penjualan SMK Negeri 6 Surakarta tahun 2009/2010 untuk

memasuki dunia kerja dengan adanya program On The Job Training.

Berdasarkan hal di atas, dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan antara

skripsi yang akan peneliti tulis dengan dua skripsi di atas. Skripsi yang akan

ditulis peneliti berjudul “ peningkatan daya serap lulusan pada dunia usaha

dan dunia industri melalui peran masyarakat di SMK Ma’arif NU Prambon”.

Bertujuan untuk mengetahui tentang peran partisipasi masyarakat dalam

(24)

Ma’arif NU Prambon dan mengetahui faktor pendukung dan penghambat

dalam peningkatan daya serap lulusan pada dunia usaha dan dunia industri

melalui peran masyarakat di SMK Ma’arif NU Prambon. Sedangkan skripsi

dari Satori berfokus untuk mengungkap perihal peran tokoh masyarakat dalam

mengatasi kenakalan remaja di desa Potoan Daya Palengaan Pamekasan.

Kemudian skripsi dari Fahim Ilmiya berfokus pada peranan On The Job

Training dalam mempersiapkan siswa memasuki dunia kerja pada siswa kelas

XII program keahlian penjualan SMK Negeri 6 Surakarta tahun 2009/2010.

G. Sistematika Pembahasan

Agar pembahasan dalam penelitian ini mengarah pada maksud yang

sesuai dengan judulo, maka hasil akhir di susun menjadi lima bab dengan

penjabaran sebagai berikut:

Bab I berisi pendahuluan dengan sub pokok bahasan : latar belakang,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, difinisi konseptual,

tinjauan pustaka terdahulu, dan sistematika pembahasan.

Bab II berisi tentang kajian teori denga sub bab pokok bahasan : kajian

tentang peningkatan daya serap lulusan pada dunia usaha dan dunia industri,

peran masyarakat, dan upaya peningkatan daya serap lulusan pada dunia usaha

dan dunia industri melalui peran masyarakat di SMK.

Bab III berisi tentang metodologi peneltian yang meliputi pendekatan

(25)

tahapan penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisa data, dan

keabsahan penelitian.

Bab IV berisi tentang penyajian dan analisis data denga sub bab

pembahasan: penyajian data hasil dokumentasi dan interview yang meliputi

data tentang peningkatan daya serap lulusan pada dunia usaha dan dunia

industri, penyajian data hasil interview. Serta analisis data yang meliputi hasil

interview mengenai sejauhmana peran serta masyarakat terhadap daya serap

lulusan di dunia usaha dan dunia industri.

Bab V penutup, berisi tentang kesimpulan dan saran

(26)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Peningkatan Daya Serap Lulusan pada Dunia Usaha dan Dunia Industri 1. Pengertian daya serap lulusan pada dunia usaha dan dunia industri

Istilah daya memiliki arti yang bermacam-macam sesuai dengan orang

yang mengartikannya. Setiap orang mengartikan daya sesuai dengan bidang

keilmuwan yang dikuasainya. Istilah daya sering disamakan dengan tenaga,

energi, gejala, keinginan, dorongan dan sebagainya. Istilah daya sering

digunakan para penulis sesuai dengan keilmuwan yang dibidangi. Dalam

kamus ilmiah populer istilah daya diartikan sebagai kemampuan, kekuatan,

upaya kemampuan melakukan sesuatu.10 Istilah serap berarti mendalam secara

benar-benar. Dan pengertian lulusan menurut istilah adalah yang sudah lulus

dari ujian.

Daya serap merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi usaha

yang dilakukan seseorang. Daya serap yang kuat atau tinggi akan

menimbulkan usaha yang mudah dan tidak sulit dalam menghadapi masalah

atau problem.11

Pengertian daya serap lulusan adalah kemampuan atau kekuatan untuk

melakukan sesuatu untuk bertindak secara mendalam mendapat lulusan.

10

Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Jakarta:apollo, 1994).

11

(27)

Pengertian dunia usaha adalah dunia yang terus berkembang dari waktu ke

waktu. Setiap individu yang menjalankan usaha, senantiasa mencari jalan

untuk selalu memperoleh sesuatu yang lebih menguntungkan dari

sebelumnya. Dan pengertian dunia industri adalah lingkungan kehidupan pada

bidang yang menggunakan keterampilan, ketekunan kerja dan penggunaan

alat-alat di bidang pengelolaan hasil-hasil bumi dan distribusinya sebagai

dasar.

Jadi daya serap lulusan pada dunia dan dunia industri adalah

kemampun atau kekuatan untuk melakukan sesuatu untuk bertindak dalam

menyerap orang yang sudah lulus dari ujian pada jalan untuk memperoleh

seseuatu yang lebih menguntungkan dari sebelumnya dengan menggunakan

keterampilan, ketekunan kerja, dan penggunaan alat-alat di bidang

pengelolaan hasil-hasil bumi dan distribusinya sebagai dasar. Menurut

Arikunto bahwa melalui bimbingan karier di SMK nantinya daya serap

lulusan diharapkan dapat menumbuhkan profesionalisme dalam menghdapai

dunia kerja dan kemandirian peserta didik dalam memilih karier yang akan

dijalaninya nanati berdasarkan kemampuan yang dimiliki.12

2. Konsep tentang dunia usaha dan dunia industri di SMK

12

(28)

SMK adalah lembaga yang menyelenggarakan pendidikan dan latihan.

Diharapkan dari lulusan SMK sesuai dengan sasaran pola penyelenggaraan

kecakapan hidup ditinjau dari keberhasilan lulusan yaitu:

a. Lulusan bekerja sesuai dengan bidang keahliannya.

b. Tenggang waktu lulusan mendapatakan kerja setelah lulus maksimal

satu tahun.

c. Keterserapan lulusan dalam periode dua tahun setelah lulus minimal

75 %.

d. Jumlah lulusan yang mampu menciptakan lapangan kerja 5 %.13

Standart kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah

kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,

kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan

mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan keterampilannya.14

Pendidikan SMK berorientasi menyiapkan para peserta didik sebagai

tenaga kerja profesional bidang pendidikan. Oleh karena itu dalam

mengembangkan model-model pembelajaran harus disesuaikan dengan

prinsip-prinsip pendidikan kejuruan yaitu mendekatkan pembelajaran dengan

dunia kerja. Pola pembelajaran work-based-learning merupakan model yang

sangat efektif untuk mencapai kompetensi yang dibutuhkan mahasiswa work

based learning merupakan model pembelajaran yang efektif untuk

13

Depdiknas, 2003.

14

(29)

membentuk kompetensi karena dalam pembelajaran tersebut siswa dapat

belajar dan bekerja secara bersama-sama ditempat kerja.

Kerjasama akan efektif jika kedua belah pihak merasa mendapat

keuntungan dari kerjasama. SMK memiliki kebutuhan meningkatkan relevansi

lulusan dan peningkatan kompetensi. Pihak industri memiliki kebutuhan

berupa pencapaian visi misi lembaga, informasi kualitas calon guru, dan

bertambahnya pengalaman bekerjasama dengan perguruan tinggi. Dalam

kerjasama perlu dirumuskan peran masing-masing lembaga, antara lain pihak

mitra: orientasi kurikulum, quallity control, format kerjasama, tempat dan

fasilitas magang, rekrutmen, bantuan pendanaan untuk peserta, dan supervisi.

Dari pihak SMK memiliki peran informasi hasil pengembangan iptek,

konsultasi, dan asistensi, bantuan teknologi, serta model pelatihan. Di dalam

kerjasama, semua program kerjasama harus dirumuskan bersama-sama antara

mitra dan program studi. Dalam kaitan dengan pembelajaran maka program

tersebut antara lain mencakup kurikulum, bahan ajar, evaluasi, rekrutmen,

peserta, instruktur, pendanaan, dan waktu pelaksanaan.

Sekolah kejuruan sebagai salah satu lembaga pendidikan formal yang

ada di Indonesia, dituntut juga untuk terus mengikuti dan menerapkan

berbagai perubahan kurikulum cdalam periode tertentu sesuai dengan

kebijakan pemerintah dalam sistem pendidikan nsionalnya. Sekolah kejuruan

berbeda dengan sekolah umum, terutama kompetensi lulusannya serta

(30)

untuk sekolah kejuruan tidak pernah bisa dilepaskan dari kondisi dan situasi

dunia kerja yang sedang berkembang. Penyesuaian kurikulum dengan dunia

kerja serta dilandasi oleh minat dan kebutuhan siswa, menjadikan kurikulum

sekolah kejuruan memiliki kerumitan tertentu, baik dalam proses penyusunan

maupun implementasinya.15

SMK sebagai bentuk satuan penyelenggara dari pendidikan menengah

kejuruan yang berada di bawah Direktorat Pembinaan Sekolah Kejuruan,

merupakan lembaga pendidikan yang berorientasi pada pembentukan

kecakapan hidup, yaitu melatih peserta didik untuk menguasai keterampilan

yang dibutuhkan oleh dunia kerja (termasuk dunia bisnis dan industri),

memberikan pendidikan tentang kewirausahaan, serta membentuk kecakapan

hidup (life skill). Pembelajaran di SMK lebih ditekankan untuk melakukan

praktik, sehingga mereka berpengalaman dan mantap untuk langsung

memasuki dunia kerja, tetapi ini tidak menutup kemungkinkan para lulusan

SMK untuk dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Sehingga kurikulum di SMK harus mampu mengakomodasi kebutuhan

peserta didik yang berbeda secara individual, baik ditinjau dari segi waktu

maupun kemampuan belajar.16 Oleh karena itu, merumuskan suatu kurikulum

15

Balitbang dan Dikdasmen. 1999(a). Memahami Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan Edisi 1999 Berpendekatan Competency Based dan Board Based. Jakarta: Balitbang dan Dikdasmen, Depdikbud.

16

(31)

sudah barang tentu bukan hal yang mudah. Banyak faktor yang menentukan

dalam proses lahirnya sebuah kurikulum.

Menurut Wolf menyatakan, bahwa untuk mencapai penguasaan

keahlian yang berstandart, diperlukan program berstandart, serta proses

pendidikan yang berstandart pula. Berkaitan dengan pendidikan kejuruan, Neil

dan Wiles dan Bondi mengetengahkan model pendekatan yang dinamakan

model kurikulum kejuruan. Neil menempatkan model pendekatan ini sejalan

dengan konsep kurikulum teknologis, namu Wiles dan Bondi mengganggap

model kejuruan telah bergeser dari konsep kurikulum teknologis.

Pandangan ini lebih lanjut telah memperkarya konsep kurikulum

teknologis, dengan memberi tempat bagi kehadiran industri yang bermitra

dengan sekolah bagi pelaksanaan pendidikan kejuruan, yang dikenal dengan

Pendidikan Sistem Ganda (PSG). Standart kompetensi sebagai standart

kemampuan untuk menangani suatu jabatan di industri. Standart kompetensui

tersebut digunakan sebagai sumber bagi penyusunan profil kemampuan

kurikulum PSG.17

Salah satunya dengan program PSG atau dikenal dengan pendidikan

sistem ganda. PSG sudah lama digunakan sebagai model pendidikan kejuruan

di Jerman. Secra tradisional para pengusaha atau industri di Jerman memiliki

sikap bahwa membantu pelatihan tenaga kerja melalui pelatihan kejuruan akan

memajukan negara tersebut. Oleh karena itu sejak lama terjalin hubungan

17

(32)

yang sangat erat antara pendidikan kejuruan dan pengguna tenaga kerja.

Keadaan inilah yang menyuburkan pertumbuhan PSG di Jerman.

Secara umum dapat dikemukakan model PSG merupakan suatu

penyelenggaraan pendidikan kejuruan yang di asuh bersama antara dunia

usaha dan dunia industri dan sekolah. PSG merupakan konsep atau model

penyelenggaraan pendidikan kejutuan dimana, pertama perencanaan dan

pelaksanaan pendidikan diwujudkan melalui kemitraan antara dunia kerja

dengan sekolah. Kedua, penyelenggaraan pendidikan berlangsung sebagian di

sekolah dan sebagian di industri.18

Dengan PSG yang perencanaan kurikulum, proses pembelajaran, dan

penyelenggaraan evaluasinya didesain dan dilaksanakan bersama-sama antara

pihak sekolah dan industri, diharapkan dapat dihasilkan lulusan SMK yang

mumpuni. Peserta didik tidak hanya dibekali pengetahuan-pengetahuan dasar

tentang dunia industri, tetapi langsung bersentuhan dengan pengalaman

kemampuan praktik di dunia kerja nyata.

Melalui PSG, peserta didik belajar di 2 tempat, sekolah dan industri.

Jadi, pemberlakuan PSG menuntut tanggung jawab bersama antara pihak

sekolah dan industrinya. Upaya peningkatan yang seharusnya dilakukan agar

lulusan SMK terserap di bidang industri ialah: (1) perluasan akses SMK, (2)

pemerataan akses SMK, (3) peningkatan mutu SMK, (4) peningkatan

18

(33)

relevansi SMK, (5) pencitraan SMK, (6) pengembangan kualitas layanan

SMK, (7) inovasi pendidikan, dan (8) pengembangan kurikulum.19

Oleh karena itu diperlukan suatu komitmen bersama antara dunia

usaha dan dunia industri dengan sekolah menengah kejuruan (SMK) yang

didukung oleh kemauan politik dari pemerintah. Serta kepedulian para

birokrat kependidikan dan pengusaha, untuk bekerja sama membangun dan

melaksanakan link and match yang berpola win-win solution demi kemajuan

sekolah menengah kejuruan sekaligus kemajuan dunia usaha dan dunia

industri agar dapat bersaing di era global sekarang dan masa yang akan

datang.20

3. Karakteristik daya serap lulusan

Faktor daya serap lulusan pada dasarnya adalah masalah

ketenagkerjaan yang sangat komplek sulit dipecahkan karena terkait dengan

faktor ekonomi, politik, hukum keamanan, kultur, dan sebaginya.

Ketenagakerjaan tidak bisa dipisahkan dengan faktor perkembangan dan

pertumbuhan ekonomi nasional. Jika kondisi ekonomi nasional tumbuh

dengan baik maka investasi akan berjalan, industri akan berkembang sehingga

akan membuka lapangan kerja baru yang banyak menyerap tenaga kerja.

19

http://journal.um.ac.id/index.php/teknologi-kejuruan/article/view/3023/407. di akses Tanggal 8-12-2014. Jam 07.54.

20

(34)

UNDP yang melaporkan kualitas pengembangan sumber daya manusia

antara lain di ukur dari indikator-indikator sebagi berikut: (a) kinerja ekonomi,

(b) pertumbuhan industri, (c) peran politik, (d) perkembangan demografi, (e)

pendidikan. Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa karakteristik daya

serap lulusan mencakup antara lain: (1) relevansi lulusan, (2) kualitas lulusan,

(3) pertumbuhan industri, (4) pertumbuhan kinerja ekonomi nasional, (5)

kondisi trend demografi. Dalam lembaga pendidikan yang berwawasan mutu,

kurikulum dan perangkat pendidika lainnya dituntut untuk memenuhi standart

mutu yang sesuai dengan harapan dan kebutuhan srakeholders. Perkembangan

teknologi dan informasi yang dinamis menuntut adanya standart baru

disesuaikan dengan kedinamisan tuntutan kebutuhan masyarakat tersebut,

sehingga sekolah dapat selalu tampil unggul dan memiliki relevansi yang

tinggi. Dipihak lain rekrutmen tenaga kerja sebenarnya tidak hanya tergantung

pada mutu lulusan semata-mata. Banyak faktor-faktor ekonomi, sosial,

hukum, politik, maupun budaya berpengaruh terhadap perekruten tenaga

kerja.21

Pendidikan kejuruan memiliki karakteristik lain yang berbeda dengan

pendidikan umum, ditinjau dari kriteria pendidikan, substansi pelajaran dan

lulusannya. Kriteria yang harus dimiliki oleh pendidikan kejuruan adalah (1)

orientasi pada kinerja individu dalam dunia kerja, (2) justifikasi khusus pada

21

(35)

kebutuhan nyata di lapangan, (3) fokus kurikulum pada aspek psikomotorik,

afektif, dan kognitif, (4) tolak ukur keberhasilan tidak hanya terbatas

disekolah, (5) kepekaan terhadap perkembangan dunia kerja, (6) memerlukan

sarana dan prasarana yang memadai, (7) adanya dukungan masyarakat.

Oleh karena itu dalam memilih substansi peklajaran, pendidikan

kujuruan harus selalu memiliki perkembangan iptek kebutuhan masyarakat,

kebutuhan individu, dan lapangan kerja. Ditinjau dari daya serap lulusannya,

karakteristik lulusan pendidikan kejuruan harus memiliki kecakapan: (1)

minimal pengetahuan dan keterampilan khusus untuk jabatan atau

pekerjaannya, (2) minimal pengetahuan dan keterampilan sosial, emosional,

dan fisik dalam kehidupan sosial, (3) minimal serta pengetahuan dan

keterampilan akademik untuk jabatan, individu dan masa depannya.22

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan relevansi dan daya serap

lulusan adalah membangun kerjasama, baik dengan dunia usaha atau industri

khususnya sektor jasa konstruksi maupun dunia pendidikan. Isi kerjasama

antara lain berupa technical assistence untuk perbaikan kurikulum,

pelaksanaan magang, pelatihan keterampilan dan sebagainya.23

Berdasarkan tujuan tersebut, maka Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK) seharusnya mampu menyiapkan lulusan sebagai tenaga kerja tingkat

22

Prof. Dr. Masrian Bukit, Strategi dan Inovasi Pendidikan Kejuruan, (bandung: Alfabeta, 2014), hlm, 14.

23

(36)

menengah yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan industri, menyiapkan

lulusan untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi, dan menyiapkan

lulusan yang berjiwa berwirausaha. Peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun

1990 menyebutkan dalam Pasal 1 ayat 3 bahwa “pendidikan menengah

kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang

mengutamakan pengembangan kemampuan peserta didik untuk melaksanakan

jenis pekerjaan tertentu”. Sementara itu, pada Pasal 3 ayat 2 disebutkan bahwa

“pendidikan menengah kejuruan mengutamakan penyiapan peserta didik

untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesioanl”.

Dalam mempersiapkan lulusannya, SMK sering menemui masalah.

Permasalahan yang dihadapi diantaranya ketidaksesuaian kompetensi keahlian

yang dipelajari di SMK dengan kompetensi yang dibutuhkan dunia usaha dan

dunia industri (DU/DI). Salah satu indikator kesenjangan ini adalah rendahnya

daya serap lulusan SMK oleh DU/DI. Rendahnya daya serap tenaga kerja

lulusan SMK oleh DU/DI menyebabkan keterbatasan lapangan kerja. Kondisi

tersebut cenderung mengakibatkan terjadinya penggangguran terbuka.

Berbagai permasalahan terkait mutu, relevansi, dan daya saing pendidikan

yang dihadapi SMK perlu dicarikan alternatif pemecahaannya agar tujuan dan

visi misi pembentuka SMK terwujud. Dalam rang pengembangan sekolah

kejuruan, upaya penyempurnaan terhadap proses belajar mengajar, kurikulum

(37)

menyusun suatu perencanaan ke depan diperlukan data penunjang baik input,

proses belajar mengajar dan output (lulusan).

Upaya lain untuk meningkatkan daya serap lulusan adalah dengan

layanan bimbingan karier dari seorang konselor sangat dibutuhkan dalam

usaha memberikan arahan dan petunjuk kepada peserta didik dalam

menentukan karier dimasa mendatang. Tanpa petunjuk dan arahan dari

konselor peserta didik tidak akan mendapakan gamabaran tentang masa

depannya yang disesuaikan dengan bakat, potensi dan kemampuan yang

dimiliki, sehingga dengan adanya layanan bimbingan karier dan strategi

konselor dalam mengembangan karier peserta didik, diharapkan lulusan SMK

siap kerja dan memiliki sikap kemandirian yang dapat diandalkan mampu

untuk menghadapi persaingan era globalisasi dan tantangan masa depan

karier.

Bimbingan karier peserta didik di SMK sangat penting dalam

menciptakan kemandirian peserta didik dalam memilih karier dan berkarier,

serta dapat memberikan gambaran dan harapan yang akan dicapai oleh peserta

didik dimasa mendatang di dunia kariernya, sehinggga diharapakan lulusan

SMK yang siap kerja dan memiliki sikap kemandirian yang dapat diandalkan

mampu untuk mengahadapi persaingan era globalisasi dan tantangan masa

(38)

lulusannya mempunyai persiapan diri dalam memasuki dunia kerja dengan

pemenuhan kompetensi diberbagai pengembangan.24

4. Karakteristik SMK pada dunia usaha dan dunia industri

Dalam Undang-undang No. 2 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional (UU Sisdiknas), pendidikan menengah kejuruan merupakan

pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam

bidang tertentu. Sedangkan dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005

tentang Standart Nasional Pendidikan, pendidikan menengah kejuruan adalah

pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan

pengembangan kemampuan peserta didik untuk jenis pekerjaan tertentu.

Meskipun pendididikan kejuruan tidak terpisahkan dari sistem

pendidikan secara keseluruhan, namun sudah barang tentu mempunyai

karakteristik tertentuyang membedakan dengan pendidikan yang lain.

Perbedaan ini tidak hanya dalam definisi, struktur organisasi dan tujuan

pendidikan, tetapi juga tercermin dalam aspek-aspek lain yang erat kaitannya

dengan perencanaan kurikulum. Karakteristik pendidan kejuruan yaitu:

a. Orientasi pendidikan

Keberhasilan belajar berupa kelulusan dari sekolah kejuruan adalah

tujuan terminal, sedangkan keberhasilan program secara tuntas

berorientasi pada penampilan para lulusannya kelak di lapangan kerja.

24

(39)

b. Justifikasi untuk eksistensinya

Untuk mengembangkan pendidikan kejuruan perlu alasan atau

justifikasi khuhus yang ini tidak begitu dirasakan oleh pendidikan

umum. Justifikasi khusus adalah adanya kebutuhan nyata yang

dirasakan di lapangan.

c. Fokus kurikulumnya

Stimuli dan dan pengalaman belajar yang disajikan melalui pendidikan

kejuruan mencakup rangsangan dan pengalaman belajar yang

mengembangkan domain afektif, kognitif, dan psikomotorik berikut

paduan integralnya yang siap untuk dipadukan baik pada situasi kerja

yang terstimulusi lewat proses belajar maupun nanti dalam situasi

kerja yang sebenarnya. Ini termasuk sikap kerja dan orientasi nilai

yang mendasari aspirasi, motivasi, dan kemampuan kerjanya.

d. Kriteria keberhasilannya

Berlainan dengan pendidikan umum, kriteria untuk menentukan

keberhasilan suatu lembaga pendidikan kejuruan pada dasarnya

menerapkan ukuran ganda yaitu in school succes dan out of school

succes. Kriteria pertama meliputi aspek keberhasilan peserta didik

dalam memenuhi persyaratan kurikuler yang sudah diorientasikan ke

persyaratan dunia kerja, sedang kriteria yang kedua di indikasikan oleh

keberhasilan atau penampilan lulusan setalah berada di dunia kerja

(40)

e. Kepekaannya terhadap perkembangan masyarakat

Karena komitmen yang tinggi untuk selalu berorientasi ke dunia kerja,

pendidikan kejuruan mempunyai ciri lain berupa kepekaan atau daya

serap yang tinggi terhadap perkembangan masyarakat dan dunia kerja.

Perkembangan ilmu dan teknologi pasang surutnya suatu bidang

pekerjaan, inovasi dan penemuan baru dibidang produksi barang dan

jasa, semuanya itu sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan

pendidikan kejuruan.

f. Perbekalan logistiknya

Dilihat dari segi peralatan belajar, maka untuk mewujudkan situasi

atau pengalaman belajar yang dapat mencerminkan situasi dunia kerja

secara realistis dan edukatif diperlukan banyak perlengkapan, sarana

dan perbekalan logistik yang lain. Bengkel dan laboratirium adalah

kelengkapan umum yang menyertai eksistensi suatu sekolah

kekuruan.25

5. Upaya peningkatan daya serap lulusan pada dunia usaha dan dunia industri

Lulusan SMK merupakan tenaga terampil dibidangnya yang harus

memiliki kompetensi sebagai tenaga kerja sesuai kompetensi yang dibutuhkan

oleh dunia usaha dan dunia industri. Untuk itu pihak SMK harus terus

25

(41)

membenahi cara pelaksanaan uji kompetensi dengan melakukan kerjasama

(MoU) dengan DUDI supaya pihak SMK dapat meluluskan tenaga kerja yang

memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan DUDI. Dan dalam melakukan

uji kompetensi juga harus melibatkan pihak DUDI (terutama yang memiliki

sertifikat sebagai assesor), sehingga instrumen uji kompetensi yang digunakan

harus merujuk pada kompetensi yang dibutuhkan dan memiliki standart

tertentu sesuai dengan DUDI tersebut.

Perlu dilakukan standarisasi sarana dan prasarana duna meningkatkan

mutu pembelajaran terutama untuk keperluan praktikum, sehingga penguasaan

suatu kompetensi yang dipersyaratkan oleh DUDI dapat dicapai oleh peserta

didik. Hal ini akan berdampak pada penguasaan pengetahuan praktis peserta

didik yang dapat di ukur melalui uji kompetensi, karena sarana prasarana

selalu menjadi kendala bagi beberapa SMK dalam mendukung pelaksanaan

uji kompetensi.

Diperlukan kiat-kiat khusus dalam meminimalisasi kendala-kendala

yang dihadapi pihak SMK dalam mempersiapkan peserta didiknya untuk

menghadapi uji kompetensi, seperti meningkatkan kuantitas dan kualitas

sarana dan prasarana, standarisasi peralatan kurikulum, perlibatan assesor

dalam uji kompetensi harus dilakukan seobjektif mungkin, peningkatan

kualitas dan komptensi guru melalui pelatihan (minimal bersertifikat assesor),

guru juga harus mampu bertindak seobjektif mungkin dalam melakukan uji

(42)

SMK terutama terkait letak geografis dan dukungan dari masyarakat dan

lingkungannya, sehingga program yang dibuka sesuai dengan kebutuhan

masyarakat sekitarnya.26

Selain itu untuk meningkatkan daya serap lulusan pada dunia usaha

dan dunia industri pihak sekolah beruapay memperbaiki diberbagai bidang di

antaranya:

a. Menerapkan secara utuh kurikulum berbasis kompetensi khususnya

penyelarasan kompetensi dengan kebutuhan DUDI. Seperti yang

dikatakan Menteri pendidikan dan Kebudayaan yang terkait dengan

penerapan Kurikulum 2013 dimana kompetensi lulusan program

pendidikan harus mencakup tiga kompetensi yaitu sikap, pengetahuan,

dan keterampilan, sehinggga yang dihasilkan manusia seutuhnya.

b. Memperluas jumlah dan kualitas lembaga pendidikan. Tugas berbagai

pihak untuk ikut bertanggung jawab meningkatkan jumlah dan kualitas

lembaga pendidikan.

c. Menjalin kerja sama yang menguntungkan antara lembaga pendidikan

dengan user (pengguna) lulusan yaitu lembaga pemerintahan,

perusahaan BUMN, lembaga swadaya masyarakat, perusahaan swasta

dan lembaga kewirausahaan. Kerja sama yang erat bisa berupa

program magang, kunjungan studi, stadium general atau karya ilmiah.

26

(43)

d. Lembaga pendidikan perlu melakukan studi penelusuran (tracer study)

terhadap lulusannya. Hal ini akan memudahkan lembaga pendidikan

mendeteksi keterpakaian lulusannya. Usaha melacak lulusan sekolah

bisa melalui kerja sama dengan himpunan alumni melului program

reuni dan pembuatan wadah informasi dan komunikasi alumni.

e. Penggunaan sosial media untuk memperlancar arus informasi antara

alumni dan pihak sekolah. Sosial media ini perlu dikelola oleh pihak

sekolah yang memiliki peran humas (hubungan masyarakat). Bentuk

penggunaan media misalnya membuat grup facebook yang memberi

kesempatan berbagai alumni dan peserta didik berinteraksi dan

meng-update info lowongan kerja dan tip-tip sukses di dunia kerja.

f. Menumbuhkan program kewirausahaan bagi siswa. Banyak kisah

suskses dunia kerja dan dunia bidang pertanian justru ketika

menggeluti dunia wirausaha. Seperti misalnya Bob sadino, yang sangat

sukses mengelola agribisnis, bisa menjadi sosok yang perlu diserap

ilmu dan pengalamannya. Bidang pertanian sangat dibutuhkan banyak

sekali praktisi agar berkembang dan mampu mensejahterakan

masyarakat.27

Upaya lain untuk meingkatkan daya serap lulusan pada dunia usaha

dan dunia industri adalah dengan pengembangan SDM yang akan membantu

perusahaan untuk mempersiapkan kualitas tenaga kerja yang sesuai dengan

27

(44)

kebutuhan strategi yang sedang dijalankan. Penentuan kriteria tenaga kerja ni

berdasarkan pada strategi perusahaan. Pengembangan SDM, sebenarnya dapat

dilihat dari dua aspek, yaitu kuantitas dan kualitas.28

B. Peran Masyarakat

1. Pengertian peran Masyarakat

Peran masyarakat adalah serangkaian perilaku yang diharapkan pada

sesorang yang sesuai dengan posisi sosial yang membentuk sebuah sistem

semi tertutup atau semi terbuka diman terjadi interaksi didalamnya.

Masyarakat memandang sekolah sebagai cara orang meyakinkan dalam

membina perkembangan peserta didik, karena itu masyarakat berpartisipasi

dan setia kepadanya.29 Peran serta masyarakat dalam bidang pendidikan

memiliki posisi yang sangat penting dan strategis. Hal itu secara resmi, baik

undang-undang maupun penetapan menteri. Menurut Undang-undang Sistem

Pendidikan Nasional nomor 2 tahun 1989, pendidikan merupakan tanggung

jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.

2. Bentuk peran masyarakat

28

Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Kencana, 2011), hm, 70.

29

(45)

Menurut salah seorang pakar, ada bermacam-macam tingkatan serta

peran masyarakat dalam upaya pembangunan, termasuk dibidang pendidikan,

yang dimulai dari tingkat terendah ke tertinggi seperti rincian berikut:

1. Memberikan dukungan dana, atau sumbangan yang berupa fisik saja.

2. Merencanakan kegiatan dan kemungkinan pendanaan

kegiatan-kegiatan tersebut. Jadi tidak hanya diberi rencananya setelah semua

final, sehingga ada kesan hanya untuk basa-basi dari masyarakat.

3. Ikut menambah guru yang tidak ada, atau kurang atau bahkan menjadi

guru pengganti.

4. Memberikan masukan dan mendisukusikan pelaksanaan pembelajaran

kinerja para guru, prestasi belajar anak, kendala yang dihadapi dan

sebagainya.

5. Dalam pelaksanaan peran serta masyarakat yang sudah ideal,

masyarakat juga dapat terlibat dalam memilih dan memasukkan

guru-guru yang diperlukan sekolah, serta menghentikan guru-guru yang

prestasinya tidak memuaskan.

Peran serta masyarakat dalam pendidikan tidak akan muncul begitu

saja tanpa adanya upaya-upaya untuk menggalangnya. Upaya untuk

menggalang dan mendorong peran serta masyarakat perlu dilakukan agar

masyarakat tergerak dalam meningkatkan mutu pendidikan. Berbagai cara

mendorong peran serta masyarakat, diantaranya adalah pertama, mengundang

(46)

bagaimana cara meningkatkan mutu pendidikan dan sekolah. Kedua, perlunya

menjelaskan kepada masyarakat bahwa tanggungjawab pendidikan bukan

hanya pada pemerintah, melainkan juga masyarakat. Ketiga, kepala sekolah

dan guru memberikan kepercayaan kepada masyarakat untuk turut mengelola

keungan sekolah, terutama yang bersumber dari masyarakat. Keempat,

manajemen kepala sekolah hendaknya juga terbuka. Dengan demikian maka

masyarakat akan mempercayai apa yang dilakukan sekolah. Karena

manajemen yang terbuka itu pulalah, maka peran serta masyarakat dalam

pendidikan akan meningkat.30

Dengan terciptanya SDM/lulusan yang berkualitas yaitu lulusan yang

cerdas, terampil dan siap kerja sehingga siap memasuki pasar kerja.

Keterserapan para lulusan yang merupakan output SMK akan meningkatkan

produktifitas yang pada gililrannya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi

melalui terciptanya nilai tambah terhadap barang dan jasa yang terdapat dalam

dijelaskan dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam menyekolahkan

anak-anaknya untuk menempuh studi di jenjang SMK. Semakin tinggi tingkat

partisipasi masyarakat, semakin tinggi pula kualitas SDM yang dapat

digunakan dalam pengolahan sumber daya yang tersedia dalam

perekonomian.31

30

Ibid, hlm, 16.

31

(47)

3. Manfaat peran serta masyarakat terhadap SMK

Dalam pendidikan peran masyarakat sangat dibutuhkan karena bisa

membantu sekolah. Pihak sekolah memberikan informasi secara jelas dan

lengkap kepada masyarakat untuk menumbuhkan rasa saling pengertian antara

kedua belah pihak tentang visi dan misi sekolah, program kerja sekolah,

masalah-masalah yang dihadapi serta berbagai aktivitas sekolah lainnya.

Dengan begitu akan terasa manfaat dari peran masyarakat di antarnya:

a. Masyarakat/orang tua dan stakeholders lainnya akan mengerti dengan

jelas permasalahan yang dihadapi pihak sekolah dan mereka akan

membantu.

b. Untuk memajukan program pendidikan.

c. Untuk mengembangkan kebersamaan dan kerjasama yang erat

sehingga segala permasalahan dan lain-lain dapat dilakukan secara

bersama-sama dan dalam waktu yang singkat.

d. Bisa membantu dalam pengadaan sarana dan prasarana di sekolah

untuk menunjang pembelajran dikelas.

e. Proses pembelajaran yang berkualitas akan tercapai apabila mendapat

dukungan dari orang tua/ masyarakat, akan menunjang terhadap

kualitas hasil belajar peserta didik.32

32

(48)

C. Peningkatan Daya Serap Lulusan Pada Dunia Usaha dan Dunia Industri

Melalui Peran Masyarakat di SMK

Dalam rangka peningkatan daya serap lulusan pada dunia usaha dan

dunia industri, Kementerian Pendidikan Nasional melakukan program, antara

lain: (a) memperkuat kemampuan adaptif supaya untuk meningkatkan

kemampuan adaptif ini dilakukan dengan memperkuat kemampuan dasar

peserta didik melalui mata pelajaran matematika terapan dan sains terapan,

memperkuat kemampuan wirausaha peserta didik melalui mata pelajaran

pemasaran (marketing) dan keuangan, memperkuat penguasaan bahasa

nasional dan internasional, serta memperkuat penguasaan kompetensi dasar

teknologi informasi dan komunikasi. (b) mengembangkan kemitraan

SMK-industri (teaching industry) kemitraan antara SMK dengan industri yang telah

dikembangkan meliputi berbagai bidang: bidang manufaktur (meliputi:

perangkat keras dan perngkat lunak teknologi informasi, otomotif, machine

tools and hands tools dan elektronik), bidang bisnis ritel/jasa, dan bidang agro

industri.33

Dalam upaya peningkatan daya serap lulusan pada dunia usaha dan

dunia industri melalui peran masyarakat ada beberapa faktor yang bisa

menghambat dan mendukung dalam penyerapan lulusan diantaranya:

33

(49)

1. Upaya peningkatan daya serap lulusan pada dunia usaha dan dunia

industri melalui peran masyarakat di SMK

Sinergi antara dunia pendidikan dengan dunia industri serta

stakeholders di masyarakat sangat dibutuhkan. Pengetahuan dan keterampilan

yang dikembangkan disekolah perlu disesuaikan dengan kebutuhan

masyarakat. Dengan harapan pendidikan dapat meningkatkan taraf hidup

masyarakat, baik dari sisi pengetahuan maupun penyelesaian masalah

kontektual yang dihadapi sehari-hari. Selama ini pembelajaran belum bisa

memenuhi semua tuntutan masyarakat, terutama bidang keterampilan hidup

sesuai dengan kondisi lokal peserta didik. Materi pembelajaran sering tidak

sejalan dengan perkembangan dan kebutuhab masyarakat. Konsekuensinya,

setelah lulus sekolah peserts didik tidak bisa langsung menerapkan teori yang

didapatkan disekolah. Diketahui bersama, pendidikan sangat erat kaitannya

dengan transformasi sosial. Sebab pendidikan juga bagian dari sitem sosial.

Relevansi antara dunia pendidikan dengan dunia riil menjadi kebutuhan

mendesak untuk direalisasikan.34

Sekolah bersama masyarakat dalam membangun kerjasama dalam

meningkatkan keterserapan lulusan pada dunia usaha dan dunia industri antara

lain:

a. Perluasan akses SMK

34

(50)

Pembangunan sekolah baru dengan jurusan yang baru atau

menyesuaikan dengan kondisi masyarakat. Sehingga SMK menjadi

besar dan berkembang.

b. Pemerataan akses SMK

Pembangunan SMK di daerah tertinggal dan terpencil serta adanya

asrama di SMK tersebut. Sehingga anak-anak didaerah terpencil bisa

merasakan sekolah. Adanya asrama diperuntuhkan bagi peserta didik

yang rumahnya jauh.

c. Peningkatan mutu SMK

Pengadaaan sarana dan prasarana, serta buku pelajaran, rehabilitasi

gedung SMK agar peserta didik bisa lebih nyaman belajar. Adanya

kompetisi-kompetisi yang bisa membuat peserta didik lebih menonjol

dalam kemampuannya. Sertifikasi bahas Inggris TOEFL dan TOEIC,

agar peserta didik lebih bisa menguasai bahasa Inggris. Pengembangan

SMK bertaraf internasional sehingga mutunya lebih meningkat.

Adanya beasiswa prestasi bagi peserta didik berprestasi yang kurang

mampu.

d. Peningkatan relevansi SMK

Pengembangan unit usaha yang ada di SMK tersebut, bakat dan minat

peserta didik berkembang. Bantuan modal kerja terhadap SMK, serta

perlunya kerjasama dengan industri agar lulusan SMK tersebut tidak

(51)

e. Pencitraan SMK

Pencitraan SMK bisa melalui media-media yang elektronik maupun

cetak. SMK mempunyai website bersisi tentang SMK tersebut, dan

informasi yang bermanfaat bagi masyarakat. Adanya pencitraan di

media masa, suatu SMK bisa dikenal masyarakat.

f. Pengembangan kualitas layanan SMK.

g. Inovasi pendidikan.

h. Pengembangan kurikulum.

Penyiapan bahan kurikulum pragram keahlian baru serta pemenuhan

modul agar saat KBM materi disampaikan bisa dipahami oleh peserta didik.

Dan agar peserta didik dituntut aktif dalam pembelajaran, dalam praktiknya

bisa lebih baik.

2. Faktor penghambat

Faktor penghambat dalam peningkatan daya serap lulusan pada dunia

usaha dan dunia industri yaitu:

a. Para peserta didik belum mendapat informasi yang cukup dari

pemerintah maupun industri tentang bursa kerja yang luas dibidang

usaha tertentu.

(52)

c. Pendidan SMK cenderung pada pengajaran mata pelajaran dan tidak

terfokus pada pencapaian kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan

kerja.

d. Pembentukan karakter peserta didik SMK yang kurang beretos kerja,

kurang integritas dan kurang berkepribadian tangguh serta kurang siap

menciptakan lapangan kerja untuk diri sendiri dan orang lain.35

Jadi intinya faktor penghambat akan membuat daya serap lulusan pada

dunia usaha dan dunia industri semakin kecil dan akan membuat angka

pengangguran semakin besar. Dengan begitu masalah ketenagakerjaan akan

semakin bertambah.

3. Faktor pendukung

Faktor pendukung dalam peningkatan daya serap lulusan pada dunia

usaha dan dunia industri melalui peran masyarakat di SMK yaitu:

a. Efektifitas sekolah atau pendidikan karakteristik. Hal ini

mencerminkan bahwa keefektifan atau mutu pendidikan harus tampak

dari hasil pendidikan. Pendidikan memilki tiga aspek yaitu

keterampilan, pengetahuan dan sikap.

b. Kurikulum yang digunakan SMK. Kurikulum merupakan seperangkat

rencana dan pengaturan mengenai pedoman penyelenggaraan kegiatan

35

(53)

belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dalam

pencapaian kurikulum, masih tampak sekitar 15 % sekolah memiliki

tingkat pencapaian kurikulum di bawah 70 %, dan sekitar 60 %

sekolah yang tingkat pencapaiannya di atas 70 %. Ini menunjukkan

bahwa masih ada sekitar 40 % sekolah yang harus ditingkatkan proses

pembelajarannya agar dapat memperoleh hasil yang lebih baik

khususnya untuk kualitas lulusan peserta didik itu sendiri.

c. Sistem penilaian pendidikan. Menurut M. Junus, konsep dan prinsip

Assesment for Learning (AFL) yang merupakan suata sistem penilaian

formatif oleh guru tepat untuk diterapkan pada pembelajaran kejuruan

yang memiliki sifat terstruktur dan orientasi penilaian lebih pada

proses. Jika model AFL ini diterapkan, maka akan memberikan

kesuksesan baik bagi guru maupun peserta didik yang terpenting

adalah kualitas lulusan.

d. Kerjasama kemitraan sekolah dengan dunia usaha dan dunia industri.

Kualitas pendidikan di SMK di ukur dari kualitas dan relevansi

lulusannya dengan kebutuhan di lapangan. Mutu pendidikan

merupakan masalah yang dijadikan agenda utama untuk di atasi dalam

kebijakan pembangunan. Terutama terhadap mutu pendidikan

khususnya SMK pada saat ini, sudah merupakan tuntutan yang sangat

mendasar, mutu lulusan akan ditunjukkan pada tiga aspek yaitu skill,

Referensi

Dokumen terkait

Command Printer Connect Communicate with Host Paper Tray Mechanism Host Driver Software Functional Connect to Host Logic Board or Physical Elements Chunks..

Hasil penelitian ini juga sama dengan hasil penelitian Suciati (2008) pada anak usia 4–6 tahun di TK Al- Husna Bekasi, yang menunjukkan tidak ada hubungan antara

 Peserta didik melakukan identifikasi terhadap masalah yang terjadi pada gambar  –  gambar tersebut  Guru mempersilahkan siswa secara berkelompok.. melakukan

Dengan menganalisis apakah ketentuan-ketentuan dalam hukum pidana positif selama ini dapat digunakan untuk menanggulangi delik-delik yang termasuk delik perjudian yang

Untuk dapat mengakses sumber daya yang ada pada sistem e- Learning ini, maka user harus melakukan proses login akses dengan megisikan Nama Pengguna dan Password dengan benar,

Hal ini tidak disia-siakan oleh pemerintahan Tiongkok untuk menggunakan Olimpiade sebagai instrumen diplomasi publik Tiongkok dalam mencapai kepentingan ekonominya

Sebagai objek adalah anggota sanggar senam Vira Watukelir Weru Sukoharjo yaitu tentang “Perbedaan Pengaruh Latihan Senam Aerobik High Impact dan Low Impact

Aplikasi BASAMPA merupakan aplikasi berbasis web yang akan diusulkan untuk membantu pengolahan data tabungan pada bank sampah, meliputi pendaftaran nasabah, transaksi