Anak Suka Ngomong Kotor
Tanya : Assalamu’alaikum wr.wb. Pengasuh rubrik Keluarga Sakinah yth. Saya ibu dari 4 orang anak, yang kedua kembar perempuan.
Saya mempunyai masalah dengan anak saya yang bungsu. Ia berumur 4 tahun dan sudah sekolah di sebuah Taman Kanak-kanak. Kami tinggal di sebuah rumah warisan bersama kakak dan adik dari suami saya. Semua sudah berkeluarga dan mempunyai putra-putri. Di rumah, teman bermain anak saya adalah anak bungsu dari kakak dan adik ipar saya. Mereka sudah sekolah di tingkat Sekolah Dasar.Yang menjadi masalah adalah keponakan saya itu suka ngomong kotor dan kasar. Anak saya jadi meniru mereka.
Suatu hari saya dan anak saya sedang jalan di kampung dan ada yang menyapanya, anak saya menjawab dengan kata-kata kotor. Saya jadi malu disapa baik-baik kok jawabnya begitu. Sepertinya saya kok tidak bisa mendidiknya menjadi anak baik. Di Sekolah juga demikian, beberapa waktu yang lalu guru anak saya pernah bilang bahwa anak saya bila marah suka berkata kotor.
Saya bingung bagaimana menghadapinya. Selama ini bila ia berkata kotor, saya sudah menasihatinya bahwa itu perbuatan yang tidak baik dan memalukan, tapi kok belum ada hasil, malah kelihatannya tambah menjadi-jadi. Apa yang sebaiknya saya perbuat.
Ibu Bani, di T
Jawab
Wa’alaikum salam wr.wb.
orang lain seperti tertawa, terkejut lalu berteriak, memarahi dan sebagainya. Anak merasa mendapat perhatian karena berhasil membuat lingkungan menjadi “heboh”.
Sekarang yang perlu dikaji adalah mengapa dia memilih cara itu? Ada beberapa kemungkinan mengapa dia senang berkata kotor. Selain merasa puas karena dapat melampiaskan rasa tidak senang atau marahnya, cara ini dapat pula dipilih sebagai reaksi memberontak kepada orang tua atau anak merasa senang sekali melihat reaksi orang-orang di sekitarnya. Karena itu bila ibu mendengar anak ibu berkata kotor dan langsung memarahinya dengan berkomentar bahwa perilakunya memalukan itu tidak tepat. Sebab ia akan makin sengaja melakukannya.
Oleh karena itu bila ibu kebetulan menangkap basah anak atau mendengar secara langsung anak berkata kotor maka cukup katakan dengan tegas padanya “stop”. Ajak anak ke dalam ruangan yang lain dan katakan, “ibu sedih melihat kamu berkata kotor pada seseorang.” Tanyakan juga pada anak ibu, “Kamu kesal atau jengkel pada orang itu?”
Yang perlu ibu ingat, ketika ibu melakukan itu jangan dengan rasa marah. Kalau ibu masih merasa marah dan tidak mungkin melakukan saran tersebut bisa ditunda untuk sementara waktu sampai merasa lebih tenang dan kemudian bisa mendekati anak untuk menyampaikan saran yang sudah saya kemukakan di atas. Melalui cara tadi diharapkan anak tidak merasa bahwa dia berhasil memancing kemarahan ibu atau tidak merasa senang lagi karena ibu bereaksi “biasa” saja. Selain itu bila ibu dalam keadaan tenang maka anak tidak merasa dimarahi sehingga bisa terbuka jalur komunikasi ibu dan anak. Dengan begitu ibu dapat memperoleh informasi tentang perasaan anak apa yang ada dibalik ungkapan perilakunya sehingga anak merasa diperhatikan dan dipahami.
Cara ini juga akan membiasakan anak belajar, bahwa untuk mengungkapakan rasa marah tidak hanya melalui cara dengan berkata kotor, tetapi ada cara lain yaitu membicarakan dengan ibu atau orang lain tentang kekecewaan atau kemarahannya.
Semoga ibu diberi kesabaran dalam menghadapi anak ibu. Amien.