Pertemuan Ke–12
PERENCANAAN ANGKUTAN UMUM
(Rute, Terminal, Tempat Henti)
Prof. Siti Malkhamah
Dr. Dewanti
Dr. Muhammad Zudhy Irawan
JurusanTeknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada
Mata Kuliah: Pengantar Perencanaan Transportasi
Yang Terlibat Dalam Angkutan Umum
Pemerintah sebagai regulator
Operator
Masyarakat
3
Pemerintah sebagai Regulator mempunyai tugas:
penentu standar pelayanan dan sistem/mekanisme perawatan,
penyedia prasarana,
perencana trayek, prioritas (bus-lane, bus-way)
perencana tempat henti, tempat parkir, integrasi dengan moda lain.
pemberi ijin trayek.
penetapan tarif dan subsidi (bersama institusi lain),
pengawasan.
Beberapa aspek yang harus dipertimbangkan di dalam perencanaan
angkutan umum, antara lain:
1. Teknis
2. Ekonomi
3. Lingkungan
4. Sosial
Contoh: perencanaan angkutan umum secara teknis di daerah
perkotaanberbeda dengan daerahpedesaan, dari sisi:
1. Headway
2. Ukuran armada
3. Rute, dll.
Pada aspek teknis, perencanaan angkutan umum dibagi di dalam 2
level:
1. Level strategis
Perencanaan rute, terminal, bus stop, titik transfer
Perencanaan tarif: flat, berdasarkan jarak, berdasarkan zona Perencanaan jadual, meliputi: jadual kedatangan AU, jadual
operasional AU, jadual kru AU
Preference penumpang, seperti kenyamanan dan
keselamatan
2. Level operasional
Manajemen tundaan Penjadualan ulang 5
Indikator Pelayanan Angkutan Umum Secara Kualitatif
Jaringan Trayek: jarak berjalan tidak jauh, trayek langsung, jaringan terintegrasi antara utama, cabang dan ranting.
Perpindahan/Pergantian Moda:mudah, nyaman, dan ada koordinasi antar pelayanan
Jadwal:tepat waktu dan terkoordinasi dengan pelayanan yang lain
Tarif dan Tiket:tarif terjangkau dan ada koordinasi tiket antar moda
Informasi:tersedia dan jelas dan meliputi jadwal, trayek, tarif dan petunjuk arah.
Perencanaan Rute Angkutan Umum
Perkotaan
7
Perencanaan rute adalah perencanaan awal dalam perencanaan
angkutan umum
Dalam perencanaan ini perlu diperhatikan:
1. Waktu tempuh maksimal
2. Ketersinggungan antar rute
3. Perbandingan waktu tempuh antara jarak dari zona asal ke zona
tujuan melalui rute yang direncanakan dengan shortest path
Perencanaan rute didasarkan pada tujuan dari angkutan umum:
1. Commuting travel
2. Shopping travel, 3. Recreational
travel, dll
Konsep perencanaan rute:
1. Meminimalkan waktu tunggu 2. Memaksimalkan
nilaiload factor
3. Meminimalkan waktu perjalanan 4. Meminimalkan
jumlah transfer
RITK / RIK Data Tata Guna Lahan
Data Penduduk
Potensi Perjalanan
Kebutuhan Angkutan
Kendaraan Umum Kendaraan Pribadi
Kriteria
Pelayanan Jaringan Trayek
Jaringan Trayek
RDBWK
11
Klasifikasi Trayek Sedang Kecil
Utama X X
Cabang < 1 jam X
Ranting 0,75 jam < 1 jam
Langsung X X
Panjang Trayek Angkutan Umum Perkotaan
(Berdasarkan Klasifikasi Trayek, Ukuran Kota dan Waktu Perjalanan PP)
12
Perencanaan rute tumpang tindih dan Penyimpangan Trayek
Tumpang tindih trayek dapat diterima dengan kriteria:
• Selang waktu antara bus yang berhimpitan trayeknya lebih besar dari 3 menit di jam puncak dan 6 –8 menit diluar jam sibuk.
• Load faktor pada lintasan yang tumpang tindih lebih besar dari 60 persen, rata- rata 70 %. • Panjang lintasan yang tumpang
tindih tidak boleh melebihi 50 persen dari panjang lintasan.
Kriteria Sedang Kecil
Tumpang Tindih
20-25% dari total panjang
trayek
15-20% dari total panjang
trayek
Tingkat Penyimpangan
10-15% dari total
waktu perjalanan
13
Cara Sederhana Menentukan Rute
1. Tentukan zona-zona yang akan dilayani oleh angkutan umum (zona yang nilai bangkitan dan tarikannya besar - tahap trip generation)
2. Identifikasi semua ruas jalan yang menghubungkan antar zona tersebut
3. Menentukan rute angkutan umumnya (dengan beberapa syarat seperti waktu tempuh tercepat, jumlah transfer, dll.)
4. Mengidentifikasi data matriks asal tujuan (tahap trip distribution), apakah jumlah pergerakan (OD matriks) yang besar dapat dilayani oleh rute yang sudah ditentukan secara langsung (tanpa transfer) ?
5. Jika sudah, maka rute sudah cukup efektif
6. Jika belum, maka bisa dengan merubah rute yang sudah ditentukan atau menambahkan rute baru (tergantung besarnya demand)
Setelah melewati tahap 1 dan 2, maka ditentukan zona dan ruas jalan adalah sebagai berikut
Tentukan rute angkutan umumnya, jika: 1. Maksimal waktu perjalanan 30 menit/rute
2. Rute tidak memutar
3. Maksimal deviasi dari waktu perjalanan tercepat (shortest path) 40%
Langkah 1: Menentukan rute yang mungkin dari syarat 1 dan 2
No Rute Node yang dilalui (rute berlawanan) Waktu Perjalanan
1 1 –2 (2–1) 5
Waktu perjalanan/rute kurang dari 30 menit = 1, 2, 4, 6
Langkah 2: Menentukanshortest path untuk Syarat 3
Syarat 3
Rute yang mungkin: 1, 4, 6
Rute 1 ke 2 1 ke 3 1 ke 4
Rute tercepat (shortest path) 1 - 2 1 - 3 1 –3 - 4
Waktu perjalanan pada rute tercepat
5 10 26
Rute yang mungkin (nodeyang dilalui)
Waktu tempuh dari rute yang mungkin
Langkah 3: Berdasarkan Syarat 4, antar rute tidak boleh bersinggungan. Maka dipilih Rute 6 daripada Rute 4, karena jika dipilih Rute 4, Zona 4 tidak bisa
terhubung
Langkah 4: Berdasarkan Syarat 5, transfer maksimal = 1
Dari –Ke Jumlah Transfer
1 –2 (2–1) 0 (0)
Hasil akhir:
Didapatkan 2 rute: Rute 1 (1 –2) dan Rute 6 (1 –3 –4)
Terdapat jaringan jalan sebagai berikut
HOME WORK
Tentukan rute angkutan umumnya, jika: 1. Rute tidak memutar
2. Antar rute tidak boleh saling bersinggungan
Perencanaan Terminal dan
Tempat Henti
19
20
Dalam perencanaan terminal bis, kriteria utama yang diterapkan adalah:
Dapat mengantisipasi pergerakan pejalan kaki (pedestrian), yaitu mudah dicapai dari daerah sekitarnya.
Dapat mengantisipasi sirkulasi pergerakan bis secara efektif dan efisien.
Dapat mengantisipasi kebutuhan transfer secara cepat dan mudah.
Mampu mengantisipasi pergerakan kiss & ride secara mudah dan cepat
Membuat penumpang merasa nyaman dan aman, baik untuk kegiatan naik ke bis, turun dari bis maupun transfer antar lintasan bis
Bis dapat menaik turunkan penumpang secara mudah dan cepat.
21
Penentuan lokasi terminal penumpang memperhatikan:
rencana umum tata ruang,
kepadatan lalu lintas dan kapasitas jalan di sekitar terminal,
keterpaduan moda transportasi baik intra maupun antar moda,
kondisi topografi lokasi terminal,
kelestarian lingkungan.
Persyaratan umum tempat henti:
Berada disepanjang rute angkutan umum / bis.
Terletak pada jalur pejalan kaki dan dekat dengan fasilitas
pejalan kaki.
Diarahkan dekat dengan pusat kegiatan atau pemukiman.
Dilengkapi dengan Rambu Petunjuk.
23
Tempat Henti dan Parkir
• Di tempat-tempat tertentu perlu disediakan tempat henti terpadu untuk beberapa trayek (tempat perpindahan penumpang)
• Bila diperlukan disediakan fasilitas parkir (park and ride) yang dikelola secara terintegrasi.
• Jarak maksimal terhadap fasilitas penyeberangan pejalan kaki atau tempat tujuan utama adalah 100 meter.
• Jarak minimal tempat henti dari persimpangan adalah 50 meter atau tergantung dari panjang antrian.
• Jarak minimal dari suatu gedung (seperti : rumah sakit, tempat ibadah) yang membutuhkan ketenangan adalah 100 meter
24
Brainstorming:
Terminal dan Bus Stop di Singapore
25
Stasiun MRT di Singapore
27
Interchange
(pada terminal bus)
29