• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA ANGGOTA DPRD KABUPATEN PASAMAN BARAT DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING ARTIKEL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA ANGGOTA DPRD KABUPATEN PASAMAN BARAT DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING ARTIKEL"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA

ANGGOTA DPRD KABUPATEN PASAMAN BARAT DENGAN KEPUASAN

KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

ARTIKEL

Oleh

JENDRI

1110018212066

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS BUNG HATTA

(2)

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA

ANGGOTA DPRD KABUPATEN PASAMAN BARAT DENGAN KEPUASAN

KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

Jendri¹, Zaitul², Ice Kamela²

¹Mahasiswa Magister Sains Manajemen, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta ²Dosen Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta

ABSTRACT

The job peformance among parliement members have been. atracting the academicia and practisioners. However, there is lack of study done before. Therefore, this study aim to ivestigate the effect of leadership and job motivation on performance of parliement members. Besides, this study determine the role of job satisfaction as mediating variable. Two factors theory is applied to undestand the phenomenon. By using 37 respondens from parliement members, we found that leadership and job motivation have asign relationship with job satisfaction and performance. Besides, job satisfaction play a mediation role between leadership and job motivation with performance. This study has a Significant practical and theorical implication and it discussin detail.

Keywords : Leadership, Job Motivation, Job Satisfaction, Performance

ABSTRAK

Kinerja anggota parlemen telah menarik perhatian akademisi dan praktisi. Namun demikian masih kurang dilakukan penelitian sebelumnya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja anggota parlemen. Disamping itu penelitian ini mempelajari peran dari kepuasan kerja sebagai variabel intervening. Penelitian dua faktor digunakan untuk memahami fenomena ini dengan menggunakan 37 responden anggota parlemen. Kami menemukan bahwa kepemimpinan dan motivasi kerja mempunyai nilai f yang memperlihatkan hubungan antara kepuasan kerja dan kinerja. Sebagai tambahan kepuasan kerja juga berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Disamping itu kepuasan kerja juga berperan sebagai mediator antara kepemimpinan dan motivasi kerja dengan kinerja. Penelitian ini mempunyai inplikasi secara praktis dan teknis yang diskusikan secara ditel dalam tulisan ini.

Kata Kunci : Kepemimpinan, Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja, Kinerja

PENDAHULUAN

Dengan diberlakukannya Undang-Undang Republik Indonesia No. 22 Tahun 1996 tentang Pemerintahan Daerah, telah terjadi perubahan yang sangat mendasar dalam pelaksanaan otonomi di daerah Undang-Undang ini mendorong untuk memberdayakan peran serta masyarakat, penumbuhan perkasa

dan kreativitas, meningkatkan peran masyarakat dan mengembangkan peran dan fungsi DPRD.

(3)

tugasnya dan tanggung jawabnya. Selain itu Undang-Undang ini memberikan suatu penekanan untuk meningkatkan pertanggungjawaban Pemerintah Daerah kepada rakyat. Oleh karena itu hak-hak DPRD cukup luas dalam rangka untuk menyerap serta menyalurkan aspirasi masyarakat menjadi kebijakan daerah (fungsi legislatif), penetapan anggaran dan melakukan fungsi pengawasan.

Penetapan anggaran merupakan salah satu tugas pokok yang harus dilaksanakan oleh DPRD. Tugas ini boleh dikatakan tugas yang cukup vital, karena perencanaan anggaran dalam suatu organisasi akan menentukan tingkat cakupan dan pelaksanaan misi suatu organisasi. Dengan penetapan anggaran yang tepat dan memeiliki visi ke depan akan membawa kemajuan sebuah organisasi, sebaliknya apabila salah menentukan prioritas penentuan anggaran akan menyebabkan pincangnya roda organisasi. Analogi dengan hal ini penentuan Anggaran Pemerintah Daerah Kabupaten Pasaman Barat harus benar-benar dirancang dan ditetapkan dengan

baik. Penetapan ini merupakan salah satu tanggung jawab DPRD Kabupaten Pasaman Barat yang harus didukung oleh semua elemen yang ada yaitu anggota DPRD Kabupaten Pasaman Barat.

Kedudukan dan peranan Anggota DPRD Kabupaten Pasaman Barat sebagai unsur aparatur Negara bertugas sebagai abdi masyarakat dengan dilandasi kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Untuk dapat melaksanakan tugas dengan baik, maka pembinaan Anggota DPRD Kabupaten pasaman Barat diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar memiliki sikap dan perilaku yang berintikan pengabdian, kejujuran, profesionalisme, tanggung jawab, disiplin, etos kerja serta wibawa sehingga dapat memberikan pelayanan sesuai dengan tuntutan perkembangan masyarakat. Untuk itu sangat dibutuhkan Anggota DPRD Kabupaten pasaman Barat yang memiliki kinerja yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya.

Tabel 1. Data Hasil Kerja DPRD Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2010– 2013

2010 2011 2012 2013

N o

Kegiatan

Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana

Realisas i

1 Perda (Legislasi) 13 12 26 25 19 18 14 11

2 Serapan

Anggaran Rp. 23. 747.311.648 89,12% Rp. 28.430.691.140 94,21% Rp. 52.363.418.223 98,24% Rp. 30.618.623.863 97,31%

3 Pengawasan rencana kerja DPRD Kabupaten Pasaman barat pada tahun 2010 s/d 2013 masih kurang

(4)

serapan anggaran Rp. 23.747.311.648,00 dengan tingkat capaian 89,12% dimana kegiatannya diawasi WTP dan Desklener. Tahun 2011 rencana kegiatan 26 yang dapat direalisasikan 25 dengan serapan anggaran Rp. 28.430.691.140,00 dengan tingkat capaian 94,21% dimana kegiatannya diawasi WTP/Desklener. Tahun 2012 rencana kegiatan 19 yang dapat direalisasikan 18 dengan serapan anggaran Rp. 52.363.418.223,00 dengan tingkat capaian 98,24% dimana kegiatannya diawasi WTP dan WDP. Tahun 2013 rencana kegiatan 14 yang dapat direalisasikan 11 dengan serapan anggaran Rp. 50.618.623.863,00 dengan tingkat capaian 97,31% dimana kegiatannya diawasi WTP dan WDP.

Hal ini menyebabkan setiap Anggota DPRD Kabupaten pasaman Barat dalam organisasi tidak lepas dari hakekat nilai-nilai budaya yang dianutnya yang akhirnya akan bersinergi dengan perangkat organisasi, teknologi, sistem strategi dan gaya hidup kepemimpinan, dimana pola interaksi sumber daya manusia dalam organisasi harus diseimbangkan dan diselaraskan agar organisasi dapat tetap eksis. Sementara itu faktor kepemimpinan yang dapat memberikan bimbingan dan pengayon kepada bawahan dalam menghadapi tugas dapat menumbuhkan optimisme didalam diri Anggota DPRD Kabupaten pasaman Barat itu sendiri. Kepemimpinan memegang peranan penting karena pimpinan adalah seseorang yang akan menggerakkan dan mengarahkan organisasi dalam pencapaian tujuan dan seorang pemimpin perusahaan harus memiliki

kemampuan mempengaruhi dan memberi motivasi pada karyawannya, yang berdampak pada peningkatan kinerja.

Selanjutnya fenomena yang terjadi di lapangan terlihat bahwa Anggota DPRD Kabupaten pasaman Barat belum menghasilkan kinerja yang tinggi dalam melaksanakan pekerjaannya. Berdasarkan pengamatan awal dan wawancara penulis dilapangan terhadap Anggota DPRD Kabupaten pasaman Barat ditemukan fenomena. Belum ditemukan kepemimpinan yang dapat menjembatani dua kepentingan baik secara organisasi maupun secara politik, jika hal tersebut dapat dipenuhi diharapkan dapat meningkatkan kinerja Anggota DPRD Kabupaten Pasaman Barat. Serta masih kurang terjalinnya hubungan kerjasama yang harmonis antara Anggota DPRD Kabupaten Pasaman Barat dalam melaksanakan tugasnya, bisa dilihat dari kurang terbinanya hubungan kerjasama antara sesama Anggota DPRD Kabupaten Pasaman Barat maupun antara Anggota DPRD Kabupaten Pasaman Barat dengan pimpinan organisasi maupun dengan perangkat daerah.

(5)

mempengaruhi kinerja. Dalam konteks pekerjaan, motivasi merupakan salah satu faktor penting dalam mendorong seorang pegawai untuk bekerja. Motivasi adalah kesediaan individu untuk mengeluarkan upaya yang tinggi untuk mencapai tujuan organisasi (Stephen P. Robbins, 2006).

Sebagian Anggota DPRD Kabupaten Pasaman Barat masih rendah tingkat motivasi kerjanya itu dapat dilihat dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dimana terlihat bahwa masih ada pekerjaan yang tidak diselesaikan dengan tepat waktu, kurangnya ketelitian dalam bekerja, terbatasnya keterampilan yang dimiliki Anggota DPRD Kabupaten Pasaman Barat dalam menyelesaikan pekerjaan dan bahkan terlihat bahwa pekerjaan yang dilakukan tidak tepat sasaran.

Motivasi kerja merupakan salah

satu faktor yang ikut menentukan tinggi

rendahnya kinerja seorang Anggota DPRD

Kabupaten Pasaman Barat. Motivasi juga

berhubungan

dengan

faktor-faktor

psikologis

seseorang

sebagai

wujud

hubungan antara sikap, kebutuhan dan

kepuasan yang terjadi dalam diri manusia.

Rangsangan bagi manusia adalah berusaha

memenuhi

kebutuhannya

baik

yang

bersifat material maupun non material.

Pemenuhan

kebutuhan

yang

bersifat

material merupakan motivasi kerja yang

berasal dari luar individu Anggota DPRD

Kabupaten Pasaman Barat namun besar

pengaruhnya kepada kondisi kepuasan

psikologis

seorang

Anggota

DPRD

Kabupaten

Pasaman

Barat

yaitu

terpenuhinya kebutuhannya.

Selain itu dalam upaya untuk meningkatkan kinerja Anggota DPRD Kabupaten Pasaman Barat perlu mengelola kepuasan kerja. Kepuasan kerja menunjukkan pada sikap Anggota DPRD Kabupaten Pasaman Barat terhadap pekerjaan. Sehingga orang dengan tingkat kepuasan tinggi menunjukkan sikap yang positif sedangkan seorang yang tidak puas menunjukkan sikap yang negatif terhadap pekerjaanya. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan beberapa anggota DPRD Kabupaten Pasaman Barat ditemukan masih kurangnya kepuasan kerja pada anggota DPRD Pasaman Barat dari segi hubungan kerja DPRD dengan Kepala daerah berupa komunikasi yang kurang lancar antara kedua belah pihak, penggajian dengan beban kerja tidak seimbang dan kurang terjalinnya hubungan yang harmonis sesama anggota dalam bekerja karena latar belakang pendidikan yang berbeda.

(6)

dengan pergaulan antara sesama anggota dan anggota dengan atasan.

Kasus-kasus di atas tentu saja tidak boleh dibiarkan terjadi berlarut-larut, kesemua ini akan berdampak pada kinerja Anggota DPRD Kabupaten Pasaman Barat. Dimana terlihat Anggota DPRD Kabupaten Pasaman Barat mempunyai kinerja yang relatif rendah dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. Rendahnya kinerja Anggota DPRD Kabupaten Pasaman Barat disebabkan oleh banyak faktor. Faktor yang dianggap berkemungkinan mempengaruhi kinerja Anggota DPRD Kabupaten Pasaman Barat adalah kepemimpinan, motivasi, dan kepuasan kerja seperti yang telah diuraikan diatas.

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini maka desain penelitian ini merupakan pengujian hipotesis. Menurut Sekaran (2006) bahwa studi yang termasuk dalam pengujian hipotesis biasanya menjelaskan sifat hubungan tertentu, atau menentukan perbedaan antar kelompok atau kebebasan (independensi) dua atau lebih faktor dalam suatu situasi. Jadi penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan, dan motivasi kerja terhadap kinerja anggota DPRD Kabupaten Pasaman Barat dan kepuasan kerja sebagai variabel intervening.

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di DPRD Kabupaten Pasaman Barat, sedangkan waktu

penelitian 3 bulan yaitu pada bulan Februari sampai dengan April 2015.

Populasi dan Sampel

Menurut Sekaran (2006) populasi merupakan suatu wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti. Populasi penelitian ini adalah semua anggota DPRD Kabupaten Pasaman Barat sebanyak 37 orang, terdiri dari, 3 orang ketua dan 34 orang Anggota DPRD Kabupaten Pasaman Barat. Sedangkan pimpinan DPRD Kabupaten Pasaman Barat sebanyak 3 orang tidak disertakan sebagai responden sehingga tidak diberikan quisioner.

Menurut Arikunto (2002) menyatakan bahwa apabila subjek penelitian kurang dari 100 maka diambil semuanya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Pada penelitian ini karena jumlah populasi relatif kecil maka pendekatan untuk mengambil sampel dilakukan dengan metode sensus. Dengan sampelnya sebanyak 37 orang anggota DPRD Kabupaten Pasaman Barat. Sumber dan Metode Pengumpulan Data

(7)

dokumentasi yang dimiliki Kantor DPRD Kabupaten Pasaman Barat yang dapat menunjang penelitian ini.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik kuisioner (angket). Teknik kuisioner ini merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

Uji Asumsi Klasik

Setelah data terkumpul selanjutnya dilakukan analisis data dengan menggunakan uji normalitas, uji linearitas, uji heteroskedastisitas dan uji multikolinearitas. Regresi Bertingkat ( Hierarchical Regrasi Analysis).

Analisis regresi bertingkat (

Hierarchical Regrasi Analysis) merupakan

teknik statistik yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel mediasi (kepuasan Kerja) terhadap hubungan antara variabel bebas (Kepemimpinan dan Mptivasi Kerja) dan variabel terikat (Kinerja). Menurut Baron Kenny (1986) terdapat 4 langkah untuk melakukan pengujian dampak variabel Intervening sebagai berikut:

1. Variabel bebas harus berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (ß1harus signifikan)

2. Variabel bebas harus berpengaruh signifikan terhadap variabel terkait (ß2harus signifikan)

3. Variabel bebas harus berpengaruh signifikan terhadap variabel terkait (ß3 harus signifikan)

(8)

Gambar 1

Struktur Intervening Baron Kenny (1986)

B2 B3

B1

B4

Hasil Penelitian dan Pembahasan Deskriptif Penelitian

Perhitungan dan tingkat pengembalian dari hasil penyebaran kuesioner terhadap

responden dapat dilihat dari tabel 2 sebagai berikut :

Tabel 2

Sampel dan Tingkat Pengembalian Kuesioner

Uraian Jumlah

(Eksemplar)

Persentase (%)

Kuesioner yang dikirim 37 100

Kuesioner yang kembali 37 100

Kuesioner yang tidak lengkap pengisiannya -

-Kuesioner yang dapat digunakan 37 100

Dari tabel diatas tergambar bahwa jumlah kuesioner yang diedarkan ke responden sebanyak 37 kuesioner. Dari 37 kuesioner yang disebarkan, tidak ada kuesioner yang tidak lengkap pengisiannya.

Uji Validitas

Sebuah item pertanyaan dapat dikatakan valid bila memiliki nilai corrected item-total

correlation diatas 0,30 (Sugiyono, 2007).

Item pernyataan yang tidak valid akan dibuang atau tidak digunakan dalam suatu variabel untuk pengolahan data.

Tabel 3. Uji Validitas

No Variabel Jumlah

Item

Item Yang Valid

Item Tidak Valid

1 Kinerja (Y) 11 10 Item 1

2 Kepemimpinan (X1) 18 13 Item 5

3 Motivasi Kerja (X2) 30 28 Item 2

4 Kepuasan Kerja (I) 20 17 Item 3

Kepuasan Kerja

(I)

Kepemimpinan (X1)

(9)

Uji Reliabilitas

Variabel yang dikatakan handal apabila memiliki Cronbach’s Alpha lebih dari

0,70 (Sekaran, 2006). Hasil analisis reliabilitas terhadap 37 orang responden tabel berikut ini :

Tabel 4. Uji Reliabilitas

No.

Item Variabel

Cronbach’s

Alpha Keterangan

1 Kinerja (Y) 0,821 Reliabel

2 Kepemimpinan (X1) 0,875 Reliabel

3 Motivasi Kerja (X2) 0,911 Reliabel

4 Kepuasan Kerja (I) 0,935 Reliabel

Tingkat Capaian Responden Tingkat Capaian Responden (TCR) untuk masing-masing variabel hasilnya dikemukakan dalam tabel berikut :

Tabel 5. Hasil Distribusi Frekuensi

No. Variabel Item

Pertanyaan Re Rata TCR Ket.

1 Kinerja (Y) 1 s/d 10 4,18 83,60 Baik

2 Kepemimpinan (X1) 1 s/d 13 4,03 80,53 Baik

3 Motivasi Kerja (X2) 1 s/d 28 4,00 80,00 Baik

4 Kepuasan Kerja (I) 1 s/d 17 4,06 81,22 Baik

Sebelum dilakukan uji regresi linear berganda, maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik dimana uji asumsi klasik ini merupakan persyaratan yang harus terpenuhi dalam uji regresi linear berganda. Uji asumsi klasik terdiri dari.

Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas.

Bila data yang dianalisis tidak di berdistribusi normal, maka analisis regresi tidak dapat terpenuhi. Menurut Singgih (2000), uji normalitas berpedoman pada uji Kolmogorov yaitu:

Tabel 6. Uji Normalitas

No Variabel Sig Alpha Keterangan

1 Kepemimpinan (X1) 0,689 0.05 Normal

2 Motivasi Kerja (X2) 0,953 0.05 Normal

3 Kepuasan Kerja (I) 0,765 0.05 Normal

(10)

Uji Linearitas

Dengan uji linearitas akan diperoleh informasi apakah model empiris sebaiknya linear kuadrat atau publik, (Ghozali, 2007). Untuk menentukan apakah terjadi tidaknya hubungan yang linear antara predictor variabel dengan dependent variabel dapat dilihat

dengan membandingkan nilai signifikan dari

Deviation from Linearity, dengan tingkat

signifikan yang digunakan dimana apabila nilai signifikan lebih besar dari tingkat signifikan maka terjadi hubungan yang linear dari variabel independent terhadap variabel dependent.

Tabel 7. Uji Linearitas

No. Variabel Sig Alpha Keterangan

1 Kepemimpinan (X

1) 0.672 0.05 Normal

2 Motivasi Kerja (X

2) 0.937 0.05 Normal

3 Kepuasan Kerja (I) 0.611 0.05 Normal

Uji Multikolinearitas

Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dalam model regregi dapat

dilihat melalui VIF (Varians Inflation Factor). Bila angka tolerance > 1 atau nilai VIF > 10, maka terdapat gejala multikolinearitas.

Tabel 8. Multikolinearitas

Variabel bebas Tolerance VIF

Kepemimpinan (X1) 0,464 2,156

Motivasi Kerja (X2) 0,787 1,271

Kepuasan Kerja (I) 0,393 2,544

Uji Heteroskedastisitas

Untuk melakukan uji

heteroskedastisitas terhadap data penelitian

dapat dilakukan dengan uji Glejser (Ghozali, 2007). Adapun hasil uji glejser data hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 9. Hasil Uji Heteroskedastisitas

No. Variabel Sig Alpha Keterangan

1 Kepemimpinan (X1) 0.382 0,05 Tidak Hetero

2 Motivasi Kerja (X2) 0.527 0,05 Tidak Hetero

3 Kepuasan Kerja (I) 0.307 0,05 Tidak Hetero

Analisis Regresi

Berdasarkan hasil regresi linear berganda tentang pengaruh dimensi Kepemimpinan (X1) dan Motivasi Kerja (X2)

terhadap Kinerja (Y) (langkah pertama),

ditemukan variabel Kepemimpinan (X1) dan

Motivasi Kerja (X2) berpengaruh signifikan

(11)

Tabel 10. Hasil Analisis Regresi Linear Beganda

Variabel Terikat

Variabel Bebas Koefisien Regresi

Sig.

Konstanta 6.093 0,000

Kepemimpinan (X1) 0.311 0,048

Motivasi Kerja (X2) 0.610 0,005

F 4.464 0,019

Kinerja (Y)

R2 0.208

Berdasarkan hasil uji regresi berganda yang diringkas pada tabel di atas dapat diketahui bahwa pada tahap 1:

a. Variabel Kepemimpinan (X1) berpengaruh

signifikan terhadap kinerja (Y) dimana nilai koefisien regresinya adalah 0,311 dengan tingkat signifikan adalah 0.048 berarti

Hipotesis satu (H1) diterima”.

b. Variabel Motivasi Kerja (X2) berpengaruh

signifikan terhadap kinerja (Y) dimana nilai koefisien regresinya adalah 0,610 dengan tingkat signifikan adalah 0.005 berarti

Hipotesis dua (H2) diterima”.Dengan demikian pernyataan pada langkah pertama dalam pengujian pengaruh mediasi terpenuhi.

c. Nilai F ditemukan sebesar 4.464 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,005. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel Kinerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Variabel Kepemimpinan dan Variabel Motivasi Kerja.

d. Nilai R2 (R square) ditemukan sebesar 0,208 yang dapat diartikan bahwa variabel Kinerja mempengaruhi Variabel Kepemimpinan dan Variabel Motivasi Kerja sebesar 20,8%. Sedangkan sisanya sebanyak 79,2% lagi dipengaruhi oleh variabel bebas lainnya yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.

Pengujian pengaruh mediasi pada langkah kedua adalah variabel bebas (Kepemimpinan dan Motivasi Kerja) harus signifikan terhadap variabel mediasi (Kepuasan Kerja). Berdasarkan hasil uji regresi linear berganda ditemukan bahwa Kepemimpinan (X1) dan Motivasi Kerja (X2)

berpengaruh signifikan dan positif terhadap Kepuasan Kerja dapat lihat pada tabel 11 dibawah ini:

Tabel 11. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Variabel Intervening

Variabel Bebas Koefisien Regresi

Sig.

Kepuasan Kerja

(12)

Kepemimpinan (X1) 0.936 0,000

Motivasi Kerja (X2) 0.699 0,000

F 434.841 0,000

(I)

R2 0,862

Berdasarkan Berdasarkan hasil uji regresi berganda yang diringkas pada tabel di atas dapat diketahui bahwa pada tahap II :

a. Variabel Kepemimpinan (X1)

berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Kerja (I) dimana nilai koefisien regresinya adalah 0,936 dengan tingkat signifikan adalah 0.000 berarti

Hipotesis tiga (H3) diterima”.

b. Variabel Motivasi Kerja (X2) berpengaruh

signifikan terhadap Kepuasan Kerja (I) dimana nilai koefisien regresinya adalah 0,699 dengan tingkat signifikan adalah 0.000 berarti ” Hipotesis empat (H4)

diterima”. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa persyaratan langkah 2 dalam uji mediasi atau intervening telah terpenuhi.

c. Nilai F ditemukan sebesar 434.841 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel intervening yaitu Kepuasan Kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Variabel

Kepemimpinan dan Variabel Motivasi Kerja.

d. Nilai R2 (R square) ditemukan sebesar 0,862 yang dapat diartikan bahwa variabel intervening yaitu kepuasan kerja mempengaruh Variabel Kepemimpinan dan Variabel Motivasi Kerja sebesar 86.2%. Sedangkan sisanya sebanyak 13.8% lagi dipengaruhi oleh variabel bebas lainnya yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.

(13)

Tabel 12. Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana

Variabel Terikat Intervening Konstan Koefisien Regresi

Signifikansi

Konstanta 2.358 0,074

Kepuasan Kerja (I) 0.413 0,001

F 1.699 0,001

Kinerja (Y)

R2 0,046

Berdasarkan hasil uji regresi berganda yang diringkas pada tabel di atas dapat diketahui bahwa pada tahap 3 (tiga). Variabel Kepuasan Kerja (I) berpengaruh signifikan terhadap Kinerja (Y) dimana nilai koefisien regresinya adalah 0,413 dengan tingkat signifikan adalah 0.001 berarti ”Hipotesis

lima (H5) diterima”. Dengan demikian persyaratan ketiga dalam pengujian pengaruh intervening terpenuhi.

Berdasarkan hasil uji pada langkah pertama, kedua, dan ketiga maka hasil uji intervening atau mediasi dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 13. Hasil Analisa Regresi Bertingkat

Koefisien Regresi dan Signifikansi Variabel

Terikat

Variabel Bebas dan

Intervening Tahap 1 Sig. Tahap

2 Sig.

Konstanta (a) 6,093 0,000 6.183 0,000

Kepemimpinan (X1) 0,311 0,048 0,254 0,000

Motivasi Kerja (X2) 0,610 0,005 0,593 0,000

Kepuasan Kerja (I) - - 0,301 0,013

Kinerja (Y)

R2 0,208 0,214

Berdasarkan hasil uji regresi bertingkat yang diringkas pada tabel di atas dapat diketahui bahwa pada tahap 1:

a. Variabel Kepemimpinan (X1)

berpengaruh signifikan terhadap kinerja (Y) dimana nilai koefisien regresinya

adalah 0,311 dengan tingkat signifikan adalah 0.048.

b. Variabel Motivasi Kerja (X2)

(14)

e. Besar pengaruh variabel Kepemimpinan (X1) dan Motivasi Kerja (X2) terhadap

Kinerja (Y) adalah 20,8% ( R2= 0,208). Pada tahap kedua, pengaruh variabel Kepemimpinan (X1) dan Motivasi Kerja (X2)

terhadap kinerja (Y) setelah dimediasi atau intervensi oleh variabel Kepuasan Kerja (I) dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Variabel Kepemimpinan (X1) masih

berpengaruh signifikan terhadap kinerja (Y) dimana koefisien regresinya adalah 0,254 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000. Namun, nilai koefisien regresi variabel Kepemimpinan (X1) tersebut

mengalami penurunan dari 0,311 (tahap I) menjadi 0,254 (tahap2).

b. Variabel Motivasi Kerja (X2) masih

berpengaruh signifikan terhadap kinerja (Y) dimana koefisien regresinya adalah 0,593 dengan tingkat signifikan sebesar 0,006. Namun, nilai koefisien regresi variabel Motivasi Kerja(X2) tersebut

mengalami penurunan dari 0,610 (tahap I) menjadi 0,593 (tahap2).

c. Variabel Kepuasan Kerja (I) sebagai variabel intervening berpengaruh signifikan terhadap kinerja (Y) dengan nilai koefisien

regresi adalah 0,301 dan tingkat signifikannya sebesar 0,013.

d. Besarnya pengaruh variabel Kepemimpinan (X1) dan Motivasi Kerja (X2) terhadap

Kinerja (Y) adalah 21,4 (R2 = 0,214). Dengan kata lain terjadi peningkatan pengaruh variabel Kepemimpinan (X1) dan

Motivasi Kerja (X2) terhadap Kinerja (Y)

sebesar 0,6% atau dari 20,8% menjadi 21,4%.

Berdasarkan uraian diatas dapat diinterprestasikan bahwa variabel Kepuasan Kerja (I) memediasi secara parsial (partial

mediation) hubungan antara variabel

Kepemimpian (X1) dan Motivasi Kerja (X2)

terhadap kinerja (Y). Dengan demikian hipotesis enam (H6) “ Kepuasan Kerja memediasi hubungan antara Kepemimpinan dengan Kinerja Anggota DPRD Kabupaten

Pasaman Barat” dan hipotesis tujuh (H7)

“Kepuasan Kerja memediasi hubungan antara

Motivasi Kerja dengan Kinerja Anggota

DPRD Kabupaten Pasaman Barat” dapat

diterima.

Kesimpulan

(15)

Barat melalui Kepuasan Kerja lebih besar daripada pengaruh lansungnya terhadap Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap kinerja Anggota DPRD Kabupaten Pasaman Barat.

Ucapan Terima Kasih

Ucapan terima kasih terutama kepada Bapak Zaitul, SE.,MBA dan Ibu Ice Kemala, SE.,M.Si selaku pembimbing 1 dan pembimbing 2 yang telah banyak memberikan pengarahan untuk terwujudnya hasil penelitian ini. Selanjutnya kepada unsur pimpinan dan seluruh civitas akademika UBH yang turut membantu dalam penulisan artikel ini. Terima kasih banyak juga disampaikan kepada Anggota DPRD Pasaman Barat yang telah berpartisipasi dalam penelitian yang penulis teliti.

Daftar Pustaka

Arikunto Suharsimi, (2002), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT Rineka Cipta.

Baron, R. M., & Kenny, D. A. (1986). The moderator-mediator variabl distinction in social psychological research: Conceptual, strategic and statistical considerations. Journal of Personality

and Social Psychology, 51,

1173-1182.

Ghozali, Imam. (2007). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Badan Penerbit Universitas

Diponegoro.Semarang.

Mangkunegara, Prabu. (2010). Manajemen

Sumber Daya Perusahaan. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Robbins, Stephen P. (2006). Perilaku Organisasi. Jakarta. Penerbit Mlanan Jaya Cermelang.

Rivai, V dan Ella Jauvani Sagala.2009. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan: dari Teori ke Praktik. Rajawali Pers. Jakarta.

Sugiyono, 2006, Metode Penelitian Administrasi, Bandung : Alfabeta.

Sekaran, Uma. 2006. Research Method For

Business. Salemba Empat. Jakarta.

Singgih. 2000. Buku Latihan SPSS Statistik

Parametik. PT. Elex Media Komputindo.

Jakarta.

Gambar

Tabel 1. Data Hasil Kerja DPRD Kabupaten Pasaman Barat
Gambar 1Struktur Intervening Baron Kenny (1986)
Tabel 4. Uji Reliabilitas
Tabel 7. Uji Linearitas
+3

Referensi

Dokumen terkait

Puja dan puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Materi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 30 responden dengan judul ³ Gambaran Tugas Keluarga Di Bidang Kesehatan Pada Penanganan Klien Diabetes Melitus

Pada motor bensin, terdapat busi pada celah ruang bakar yang dapat memercikkan bunga api.. yang kemudian membakar campuran bahan bakar dan udara pada suatu titik tertentu

Hasil penelitian: Analisis multivariate menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara kehamilan tidak diinginkan dengan kejadian stunting pada anak balita usia 12-59

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kegunaan dan kemudahan pembayaran pajak terhadap penerapan e -billing di Kota Palembang.Dimana penelitian

Konsepsi tindak pidana militer sebagai kompetensi absolut peradilan militer dalam perkara pidana dapat mengacu pada ketentuan Pasal 3 ayat 4 (a) TAP MPR Peran

Untuk mengetahui golongan senyawa aktif yang terkandung dalam fraksi paling besar aktivitas antibakteri dan antibiofilm dari ekstrak etanol biji kelengkeng (Euphoria

Sebagai insan intelektual yang berasal dari salah satu daerah di Indonesia yang terkenah dampak langsung beroperasinya perusahaan tersebut,penulis berminat untuk mengetahui