• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU RUMAH TANGGA TIDAK MEMBERIKAN ASI EKSLUSIF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU RUMAH TANGGA TIDAK MEMBERIKAN ASI EKSLUSIF"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

26

Jurnal Genta Kebidanan, Volume 8, Nomor 1, Juni, 2018, hlm 26-29

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU RUMAH TANGGA

TIDAK MEMBERIKAN ASI EKSLUSIF

Ni Ketut Ayu Sugiartini Luh Ade Aristadewi

Akademi Kebidanan Kartini Bali E-mail : ayusugiartini87@yahoo.com

Luhadearista@gmail.com

Abstract : Factors that Influence Housewife Not To Give Exclusive Mother’s Milk. Purpose of this research is to find out factors that influence housewife not to give exclusive mother’s milk in BPM Ni Wayan Ekanadi, Amd. Keb in 2018. Type of this research is descriptive. Sampling technique in this research uses the non probability sampling. Sample in this research are housewives who have babies of age 0-6 months and do not give mother’s milk in BPM Ni Wayan Ekanadi, Amd. Keb for 47 respondents by using questionnaires with 15 questions about exclusive mother’s milk. Research result obtains that almost of all respondents of age 20-35 years old or 89.4% do not give exclusive mother’s milk, almost half of the respondents has education level of middle or 36.2% do not give exclusive mother’s milk, mostly of the respondents or 61.7% get information from non medical personnel about exclusive mother’s milk, almost half of the respondents or 46.8% have enough knowledge about exclusive mother’s milk.

Abstrak : Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Rumah Tangga Tidak Memberikan ASI Eksklusif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi ibu rumah tangga tidak memberikan ASI eksklusif di BPM Ni Wayan Ekanadi, AMd. Keb tahun 2018. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan non probability sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang memilki bayi 0-6 bulan dan tidak memberikan ASI di BPM Ni Wayan Ekanadi, AMd. Keb sejumlah 47 responden dengan menggunakan kuesioner yang berisi 15 pernyataan mengenai ASI eksklusif. Hasil penelitian diperoleh hampir seluruh responden berusia 20-35 tahun atau 89,4% tidak memberikan ASI eksklusif, hampir setengah responden berpendidikan menengah atau 36,2% tidak memberikan ASI eksklusif, sebagian besar responden atau 61,7% mendapatkan informasi dari non tenaga medis mengenai ASI eksklusif, hampir setengah responden atau 46,8% memiliki pengetahuan cukup mengenai ASI ekslusif.

Kata Kunci: Faktor Pengaruh, Ibu rumah tangga, ASI eksklusif

Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja selama enam bulan, tanpa tambahan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air, dan serta tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu, biskuit, nasi tim (Kristiansari, 2009).

Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi di Indonesia berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.450/MENKES/SK/IV/ 2004 tanggal 7 April 2004 yang juga mengacu kepada Resolusi World Health Assembly (WHA), untuk mencapai pertumbuhan perkembangan dan kesehatan optimal, bayi harus diberi ASI eksklusif selama enam bulan pertama (Prasetyono, 2009).

(2)

27

27

Jurnal Genta Kebidanan, Volume 8, Nomor 1, Juni, 2018, hlm 26-29

menjaga kesehatan bayi dan ibunya adalah pemberian ASI eksklusif setidaknya sampai enam bulan. ASI eksklusif bukan hanya semata didasarkan pada pertimbangan bahwa ASI eksklusif adalah makanan terbaik bagi bayi, akan tetapi juga menjadi bagian integral dari proses reproduksi yang memiliki implikasi penting bagi kesehatan ibu yang menyusui. Permberian ASI selama enam bulan justru mendorong pertumbuhan bayi yang optimal (Khairiyah, 2013).

The World Allience for Breast feeding Action (WABA) memperkirakan satu juta bayi dapat diselamatkan setiap tahunnya bila diberikan ASI pada satu jam pertama kelahiran, kemudian dilanjutkan ASI eksklusif sampai dengan enam bulan, karena ASI selain mengandung gizi yang cukup, lengkap, juga mengandung imun untuk kekebalan tubuh bayi. World Health Organization (WHO) menyatakan hanya 64,7% ibu menyusui di dunia yang memberikan ASI secara eksklusif.

Dari data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukan bahwa sebanyak 27% bayi di Indonesia mendapatkan ASI eksklusif dari umur 4-5 bulan. Berdasarkan Riskesdas tahun 2013, angka pemberian ASI eksklusif pada bayi berumur 0-6 bulan hanya mencapai angka 30,2%. Angka yang relatife masih sedikit, padahal dengan ASI dan menyusui baik bagi ibu dan bayinya akan mendapatkan banyak manfaat. Bahkan hal ini akan berimbas ke lingkungan, masyarakat, bangsa, dan negara (Kemenkes RI, 2014).

Menurut Standar Pelayanan Minimal (SPM) Tahun 2011, target pemberian ASI Eksklusif di Indonesia yaitu 80%. Persentase pemberian ASI eksklusif di Indonesia pada tahun 2014 sebesar 54,3% (Depkes RI, 2014). Dalam Profil Kesehatan Provinsi Bali tahun 2016, cakupan pemberian ASI eksklusif di Provinsi Bali adalah 67,4%. Kabupaten Klungkung memiliki cakupan pemberian ASI eksklusif di Provinsi Bali dengan persentase 59,06% pada tahun 2014 (Dinkes Bali, 2014).

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang “Faktor yang mempengaruhi ibu

rumah tangga tidak memberikan ASI Eksklusif di BPM Ni Wayan Ekanadi,

AMd.Keb tahun 2018.”

METODE

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan cara pendekatan terhadap subjek pada peneliti ini yaitu dengan pendekatan cross sectional yaitu dimana pengumpulan data dilakukan sekaligus pada suatu saat artinya tiap subjek penelitian hanya diobservasi satu kali saja (Nursalam, 2009). Populasi adalah seluruh ibu rumah tangga yang tidak bekerja dan tidak memberikan ASI eksklusif di BPM Ni Wayan Ekanadi, AMd.Keb. Jumlah populasi adalah sebesar 47 orang. Penelitian ini menggunakan teknik sampling non probability sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan dengan tabulasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian dapat dideskripsikan sebagai berikut :

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karak-teristik Responden Berdasar-kan Umur

No Umur Frekuensi

Sumber : Data Primer Penelitian Januari 2018

(3)

Jurnal Genta Kebidanan, Volume 8, Nomor1, Juni 2018, hlm 26 - 29

Semakin cukup umur maka tingkat kematangan seseorang akan lebih matang dalam hal berpikir dan bekerja (Arini, 2012). Umur yang sesuai, sangat baik dan sangat mendukung dalam pemberian ASI eksklusif, sementara umur yang kurang dari 20 tahun dianggap masih belum matang secara fisik, mental, dan psikologi dalam menghadapi kehamilan, persalinan, serta pemberian ASI, karena beberapa alasan seperti ibu takut payudara menjadi kendor, mitos yang beredar yang mengatakan jika menyusui dapat menyebabkan kanker payudara, ibu takut payudara luka dan membengkak (BKKBN, 2011).

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Karak-teristik Responden Berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan Frekuensi (f)

Sumber : Data Primer Penelitian Januari 2018

Berdasarkan tabel 2 di atas diperoleh data dari 47 responden, sebagian kecil yaitu tujuh responden (14,9%) berpendidikan dasar, hampir setengahnya yaitu 23 responden (48,9%) berpendidikan menengah dan hampir setengahnya yaitu 17 responden (36,2%) berpendidikan Perguruan Tinggi.

Menurut asumsi peneliti tingkat pendidikan responden yang kebanyakan berpendidikan menengah mengakibat-kan informasi yang diterima mengenai pentingnya ASI sangat terbatas. Tingkat pendidikan seseorang mempengaruhi pengetahuan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin mudah menerima informasi sehingga semakin banyak pengetahuan yang dimiliki. Dalam hal ini pendidikan dapat dikatakan sebagai faktor tidak langsung yang mempengaruhi ibu rumah tangga tidak memberikan ASI eksklusif.

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Karak-teristik Responden Berdasar-kan Sumber Informasi data dari 47 responden, hampir setengahnya yaitu 18 responden (38,3%) mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan dan sebagian besar yaitu 29 responden (61,7%) mendapatkan informasi dari non-tenaga kesehatan.

Hasil ini menunjukkan bahwa responden tidak memberikan ASI karena kurangnya informasi yang lengkap mengenai pentingnya ASI bagi tumbuh kembang anak.

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Karak-teristik Responden Berdasarkan Pengetahuan

No Pengetahuan Frekuensi (f)

Sumber : Data Primer Penelitian Januari 2018

Berdasarkan tabel 4 di atas diperoleh data bahwa dari 47 responden, hampir setengahnya yaitu 18 responden (38,3%) memiliki pengetahuan baik, hampir setengahnya yaitu 22 responden (46,8%) memiliki pengetahuan cukup dan sebagian kecil yaitu sebanyak tujuh responden (14,9%) memiliki pengetahuan kurang.

Pengetahuan ibu menurut penelitian Rohani (2009) menunjukan bahwa tingkat pengetahuan ibu sangat berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif, hal ini menunjukan akan terjadi peningkatan pemberian ASI eksklusif jika disertai dengan peningkatan pengetahuan tentang ASI eksklusif.

Faktor psikologis, ibu sangat menentukan keberhasilan menyusui, ibu

(4)

29

29 Jurnal Genta Kebidanan, Volume 8, Nomor1, Juni 2018, hlm 26 - 29

yang tidak mempunyai keyakinan mampu memproduksi ASI maka produksi ASI akan berkurang, misalnya ibu yang selalu gelisah, kurang percaya diri, merasa tertekan, dan berbagai bentuk ketegangan emosional, mungkin akan gagal dalam menyusui bayinya karena kurang dukungan suami (Prasetyono, 2009).

SIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. Hampir seluruh responden berusia 20-35 tahun. Hampir setengah responden berpendidikan menengah. Sebagian besar responden mendapatkan informasi dari non tenaga kesehatan. Hampir setengah responden memiliki pengetahuan cukup

DAFTAR RUJUKAN

Arini. H (2012). Pemberian ASI Ekslusif. Diakses 02 september 2017 http://aperlindraha.wordpress.com/2 01206/01/hubungan-umur-dan-

tingkat-pendidikan-terhadap-pemberian-asi-ekslusif/.

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tahun 2011

Depkes RI. 2014. ASI ekslusif, Bayi Cerdas Ibu pun Sehat. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran. EGC.

Kristiansari, Weni. (2009). ASI, Menyusui & Sadari. Yogjakarta: Nuha Medika Khairiyah, Gambaran faktor-faktor yang

Berhubungan dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui tentang Pemberian ASI Ekslusif bagi Bayi di Puskesmas Kopelma Darussalam Banda Aceh 2013

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2014

Nursalam. (2009). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: PT Salemba Medika

Prasetyono, 2009. Buku Pintar ASI eksklusif. Jogjakarta : Diva Pres

Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Bali tahun 2016

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2012

Riset Kesehatan Dasar tahun 2013

Rohani. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Renika Cipta

(5)

Gambar

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karak-teristik
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Karak-teristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Referensi

Dokumen terkait

Kontrak Pekerjaan Yang Sedang Dilaksanakan (jika ada) Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih. Masohi, Berdasarkan Hasil Evaluasi Penawaran dan

tertarik untuk meneliti dengan pertanyaan umum penelitian “ Apa saja faktor yang mempengaruhi keberadaan tikus di lingkungan pemukiman sekitar.. kasus

semua sisinya tidak sama panjang, ruas garis-ruas garis yang membentuk segiempat dinamakan sisi, perpotongan ruas garis-ruas garis disebut titik sudut, sudut dibentuk oleh dua

Keterlibatan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pakpak Bharat sebagai lembaga yang melaksanakan perencanaan teknis dan pembangunan serta operasi dan pemeliharaan

Demikian juga dengan huruf-huruf Alif laam miim shaad di surah al-Araf Menurut keterangan di dalam komputer huruf-huruf tersebut adalah yang terbanyak pada surat itu sendiri,

Praktik mengajar yang dilakukan mahasiswa praktikan adalah latihan mengajar terbimbing, yaitu latihan mengajar di bawah bimbingan guru pembimbing, sesuai dengan

Penetapan batas ambang ini didasarkan pada kesehatan manusia yang berada di lingkungan candi, mengingat kecilnya dampak suara terhadap bangunan dan struktur cagar budaya

Hasil pembuktian hipotesis yang ketiga dapat dijelaskan bahwa tidak terdapat perbedaan ROE (Return On Equity) yaitu besarnya jumlah laba bersih yang dihasilkan dari