• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Alamat Korespondensi: Febrianto, Program Magister Manajeman Fakultas Ekono-mi Dan Bisnis UB, DOI: http:/ /d x. doi .o rg/ 10. 18 202 /jam 23026332. 14.2.17 Jurnal Aplikasi Manajemen ( JAM) Vol 14 N o 2, 20 16 Terindek s dalam Google Scholar

JAM

14, 2

Diterima, Januari 2015 Direvisi, Mei 20 15

Januari 2016 Maret 20 16 Disetujui, April 2016

Analisis Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Kebijakan

Dividen (Studi pada

Perusahaan Manufaktur yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

Febrianto Frans Deni

Program Magister Manajeman Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya

Siti Aisjah Atim Djazuli

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya

Abstract: This study aims to find out how Managerial Ownership, Institutional Ownership, Leverage, Company Size, Profitability, and Investment Opportunity influence on Dividend Policy. The population of this study is a manufacturing company that is listed on the Indone-sia Stock Exchange Period 2007 to 2011 as many as 203 companies. This study used popu-lation criteria methodand obtained saturation samples from 32 companies. The data used are secondary data and methods of analysis is multiple regression analysis. The results showed that Institutional Ownership, Firm Size and Profitability has a positive influence, while Managerial Ownership has a negative but insignificant influence on dividend policy. Leverage has a negative influence while Investments Opportunity has a positive and signifi-cant influence on dividend policy. The conclusion of this study is a manufacturing company that has a high leverage will hold most of its earnings to repay debt and or for further fund projects so the company is able to maintain balance its capital structure in order to remain optimal. Manufacturing companies that have high profitability will provide a high dividend payments to give a signal to investors that the company foresees good profitability in the future.

Keywords: Dividend Policy, Managerial Ownership, Institutional Ownership, Leverage, Company Size, Profitability, Investments Opportunity, and BEI

(2)

memberikan pembayaran dividen yang tinggi. Kebijakan dividen dapat digunakan perusahaan untuk memberikan signal bagi investor bahwa perusahaan meramalkan profitabilitas yang baik di masa mendatang.

Kata Kunci: kebijakan dividen, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, leverage, ukuran perusahaan, profitabilitas, kesempatan investasi, dan BEI

Perkembangan perusahaan manufaktur dari tahun ke tahun dapat dilihat dari kinerja keuangan dan prospek perusahaan di masa mendatang. Kondisi perusahaan yang terus berkembang dan semakin maju tentunya dapat tercermin dari semakin baiknya kinerja keuang-an ykeuang-ang dimiliki oleh perusahakeuang-an dkeuang-an akkeuang-an berdampak pada tingkat laba yang dihasilkan oleh perusahaan. Bagi perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia, kebijakan dividen merupakan hal yang sangat penting.

Brigham dan Houston (2006:70–78) menyatakan bahwa terdapat teori kebijakan dividen yaitu: teori ketidakrelevanan dividen, teori “Bird-in-the hand”, teori preferensi pajak, teori Information content or signaling hypothesis, teori Clientele effect dan teori residu dividen (The residual theory of dividend).

Secaraumum, penetapan kebijakan dividen

dipenga-ruhi faktor-faktor seperti undang-undang tentang kebi-jakan dividen, kebutuhan pelunasan utang, likuiditas perusahaan, posisi pemegang saham sebagai pem-bayar pajak, tingkat ekspansi aktiva, stabilitas laba, akses ke pasar modal, kendali perusahaan, tingkat inflasi, kesempatan investasi, profitabilitas, dan

pembatasan-pembatasan (restriction in debt

cotract), (Van Horne, 1986; Weston dan Copeland 1991).

Kebijakan dividen bersangkutan dengan

penen-tuan pembagian pendapatan (earning)antara

peng-gunaan pendapatan untuk dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau untuk diguna-kan didalam perusahaan, yang berarti laba tersebut harus ditahan di dalam perusahaan. Apabila perusa-haan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, maka akan mengurangi laba yang ditahan yang juga merupakan sumber dana internal perusahaan. Seba-liknya jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan pembentukan sumber dana internal akan semakin besar. Oleh kare-na itu dalam menentukan kebijakan dividen, makare-naje- manaje-men tidak hanya memperhatikan kesejahteraan para

pemegang saham saja namun juga harus menjaga pertumbuhan dan kelangsungan hidup perusahaan (Sartono, 2000:369).

Dalam menetapakan kebijakan dividen terlihat bahwa terdapat beberapa pihak yang saling berbeda kepentingan, yaitu antara kepentingan pemegang saham, pemegang obligasi, dan pihak perusahaan itu sendiri (Hatta, 2002). Adanya perbedaan kepentingan

inilah yang menimbulkan masalah keagenan (agency

problem). Pemegang obligasi menginginkan peme-gang saham meyimpan dana sebanyak mungkin di dalam perusahaan sehingga dana tersebut dapat digu-nakan untuk membayar pemegang obligasi dimasa kesulitan keuangan (financial distress). Sebaliknya pemegang saham menginginkan kelebihan dana terse-but dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen (Ross, et al., 2008:526).

Menurut Hanafi (2004:12) variasi lain dari kon-flik keangenan antara manajer dengan pemegang

saham adalah agency free cash flow. Menurut teori

ini, apabila perusahaan menghasilkan free cash flow

(3)

Weston dan Copeland (1991) menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kebijakan divi-den adalah akses ke pasar modal. Perusahaan besar yang sudah mantap dengan profitabilitas yang tinggi dan keuntungan yang stabil, dengan mudah masuk ke pasar modal atau memperoleh macam-macam dana dari luar untuk pembiayaannya. Sebaliknya, perusahaan kecil yang masih baru atau yang agak gegabah adalah lebih riskan bagi para calon investor (Brigham dan Houston, 2001:265).

Hanafi (2004:375) menyatakan bahwa profitabi-litas merupakan salah satu faktor yang mempegaruhi kebijakan dividen. Rasio profitabilitas merupakan ting-kat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh peru-sahaan pada saat menjalankan operasinya. Perusa-haan yang mempunyai aliran kas atau profitabilitas yang baik bisa membayar dividen atau meningkatkan dividen. Selain profitabilitas, kesempatan investasi juga merupakan salah satu faktor yang menentukan kebijakan dividen. Semakin besar kesempatan inves-tasi maka dividen yang bisa dibagikan akan semakin sedikit. Akan lebih baik jika ditanamkan pada investasi yang menghasilkan NPV yang positif (Hanafi, 2005: 375).

KERANGKA KONSEPTUAL PENELITIAN

H3 : Semakin tinggi tingkat Leverage

perusa-haan, maka semakin rendah dividend

pay-out ratio.

H4 : Semakin tinggi Ukuran Perusahaan, maka

semakin tinggi dividend payout ratio.

H5 : Semakin tinggi Profitabilitas perusahaan,

maka semakin tinggi dividend payout

ra-tio.

H6 : Semakin tinggi Kesempatan Investasi

peru-sahaan, maka semakin rendah dividend

payout ratio.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan paradigma kuantitatif yang menguji teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka dan melakukan anali-sis data dengan prosedur statistik. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang ter-daftar di Bursa Efek Indonesia dalam periode penga-matan penelitian dilakukan dari tahun 2007–2011, yaitu sejumlah 203 perusahaan. Pengambilan sampel dilakukan dengan Kriteria populasi. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, dan sumber data penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui media perantara. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi yaitu dengan

mendokumentasikan laporan keuangan dan Summary

of Financial Statement yang tercantum dalam

Indonesian Capital Market Directory (ICMD) perusahaan manufaktur tahun 2007 sampai 2011.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji regresi linier berganda dengan  = 5% untuk mengtahui pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian model regresi secara parsial digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen yaitu Kepemilikan Manajerial (MOWN), Kepemilikan Institusional (INST), Ukuran Perusahaan (Firm Size), Leverage (DER), Profitabilitas (ROA), dan Kesempatan Investasi (MTBV) secara individual dalam menerangkan variasi variabel Kebijakan Dividen (DPR).

H1 : Semakin tinggi tingkat kepemilikan

mana-jerial di dalam perusahaan, semakin rendah

dividend payout ratio.

H2 : Semakin tinggi tingkat kepemilikan

(4)

Hasil Analisis Regresi

Pengaruh Kepemilikan Manajerial (MOWN)

terhadap Kebijakan Dividen (DPR)

Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa variabel Kepemilikan Manajerial (MOWN) memiliki koefisien regresi sebesar -0,013 dan nilai thitung sebesar -1,500 dengan signifikansi sebesar 0,136. Nilai statistik uji thitung tersebut lebih kecil daripada ttabel (1,500 < 1,975) dan nilai signifikansinya lebih besar dari  = 0,05 (0,136 > 0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kepemilikan manajerial memiliki pengaruh yang negatif namun tidak signifikan terhadap kebijakan dividen. Hal ini mengindikasikan bahwa kebijakan dividen digunakan sebagai mekanis-me subtitusi untuk mekanis-mengurangi biaya keagenan.

Pengaruh Kepemilikan Institusional (INST)

terhadap Kebijakan Dividen (DPR)

Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa variabel kepemilikan institusional (INST) me-miliki koefisien regresi sebesar 0,005 dan nilai thitung sebesar 1.654 dengan signifikansi sebesar 0,100. Nilai statistik uji thitung tersebut lebih kecil daripada ttabel

(1,654 < 1,975) dan nilai signifikansinya lebih besar dari  = 0,05 (0,136 > 0,05). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kepemilikan institusional memiliki pengaruh yang positif namun tidak signifikan terhadap kebijakan dividen. Hal ini bisa terjadi karna kemungkinan sebagian besar investor institusi pada perusahaan manufaktur bukan merupakan institusi

perbankan yang berperan sebagai monitoring agent

untuk kepentingan pihak kreditor sehingga adanya kepemilikan intitusional tidak semakin mengurangi

dividen payout ratio.

Pengaruh

Leverage

(DER) terhadap Kebijakan

Dividen (DPR)

Hasil pengujian pengaruh variabel Leverage

(DER) terhadap kebijakan dividen (DPR), menunjuk-kan bahwa nilai koefisien regresi sebesar -0,170 dan nilai thitung sebesar -2,070 dengan signifikansi sebesar 0,040. Tingkat signifikansi sebesar 0,040 lebih kecil dari  = 0,05 dan thitung lebih besar daripada ttabel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel debt to equity ratio memiliki pengaruh yang negatif dan

signifikan terhadap kebijakan dividen. Hal ini meng-indikasikan bahwa apabila semakin tinggi tingkat debt to equity ratio, perusahaan manufaktur cenderung untuk menahan laba yang diperoleh untuk melunasi hutangnya atau mengunakannya sebagai sumber dana internal untuk menjaga keseimbangan struktur modal perusahaan.

Hasil penelitian ini mendukung pernyataan Van Horne (1986) dan Weston dan Copeland (1991) yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempe-ngaruhi kebijakan dividen adalah kebutuhan untuk pelunasan utang. Apabila manajemen memutuskan untuk melunasi utang yang jatuh tempo, maka perusa-haan akan menahan laba. Perusaperusa-haan tidak akan membagikan dividen kepada pemegang saham. Riyanto (2001:267) menyatakan bahwa apabila peru-sahaan menentukan bahwa pelunasan hutangnya akan diambilkan dari laba ditahan, maka perusahaan harus menahan sebagian besar dari pendapatan untuk keperluan tersebut.

Pengaruh Ukuran Perusahaan (

Firm Size

)

terhadap Kebijakan Dividen (DPR)

Hasil pengujian hipotesis keempat menunjukkan

bahwa variabel ukuran perusahaan (Firm Size)

me-miliki koefisien regresi sebesar 0,055 dan nilai t-hitung sebesar 1,683 dengan signifikansi sebesar 0,094. Nilai statistik uji thitung tersebut lebih kecil daripada ttabel (1,683 < 1,975) dan nilai signifikansinya lebih besar dari  = 0,05 (0,094 > 0,05). Berdasarkan kedua pengujian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang positif namun tidak signifikan terhadap kebijakan dividen (DPR). Hal ini menunjukkan bahwa ukuran Perusahaan kurang berpengaruh dalam me-nentukan kebijakan dividen (DPR) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

Pengaruh Profitabilitas (ROA) terhadap

Kebijakan Dividen (DPR)

(5)

(0,773 > 0,05). Berdasarkan kedua pengujian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel profitabilitas (ROA) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen (DPR). Hal ini menunjuk-kan bahwa profitabilitas (ROA) kurang berpengaruh dalam menentukan kebijakan dividen (DPR) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

Pengaruh Kesempatan Investasi (MTBV)

terhadap Kebijakan Dividen (DPR)

Hasil pengujian hipotesis keenam menunjukkan bahwa variabel kesempatan investasi (MTBV) memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0,170 dan nilai thitung sebesar -2,070 dengan signifikansi sebesar 0,040. Tingkat signifikansi sebesar 0,040 lebih kecil dari  = 0,05 dan t-hitung lebih besar daripada ttabel. Temuan penelitian ini sesuai dengan hasil peneli-tian yang dilakukan oleh Kouki dan Guizani (2009:50)

yang menemukan bahwa pengaruh variabel market

to book value terhadap kebijakan dividen adalah positif dan signifikan. Hal ini terjadi karena biaya akses untuk pendanaan eksternal relatif lebih murah bagi perusahaan yang memiliki kesempatan investasi tinggi (Kouki dan Guizani, 2009). Perusahaan yang memiliki kesempatan investasi lebih besar dapat mem-bayar dividen dalam jumlah yang tinggi karena pem-biayaan investasi dapat didanai dengan sumber dana eksternal.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan tujuan penelitian dan pembahasan yang dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dihasil-kan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

Perusahaan manufaktur dengan tingkat kepemi-likan manajerial yang tinggi dapat mengurangi biaya keagenan karna manajer akan bekerja dengan lebih baik dan lebih berhati-hati dalam melakukan pengam-bilan keputusan karna jika perusahaan mengalami kerugian manajer juga akan ikut merasakan dampak-nya. Manajer akan berusaha untuk mengelola free cash flow yang dimiliki oleh perusahaan dengan baik untuk mendanai proyek-proyek yang lebih meng-untungkan perusahaan.

Perusahaan manufaktur dengan tingkat kepemilikan institusi yang tinggi dapat meningkatkan pengawasan

terhadap manajemen dalam mengambil keputusan. Kepemilikan institusional yang berperan sebagai

monitoring agent yang tinggi akan dapat

mening-katkan pengawasan terhadap perilaku opportunis

manajemen yang memanfaatkan manajemen laba untuk kepentingan pribadinya, yang mungkin meng-akibatkan kepentingan pihak lain terabaikan.

Perusahaan yang memiliki tingkat leverage yang

tinggi akan menahan sebagian besar labanya untuk pelunasan utang dan atau mendanai proyek-proyek perusahaan selanjutnya sehingga perusahaan mampu menjaga keseimbangan struktur modalnya agar tetap optimal.

Perusahaan yang berukuran besar memiliki akses di pasar modal lebih mudah daripada perusahaan kecil sehingga dapat memperoleh sumber dana eksternal dengan lebih mudah dan mampu membagikan dividen yang lebih besar.

Perusahaan manufaktur yang memiliki profitabi-litas tinggi akan memberikan pembayaran dividen yang tinggi. Kebijakan dividen dapat digunakan peru-sahaan untuk memberikan signal bagi investor bahwa perusahaan meramalkan profitabilitas yang baik di masa mendatang.

Perusahaan dengan tingkat market to book

value tinggi akan membayarkan dividen lebih tinggi karna memilki kesempatan investasi yang besar se-hingga mudah memperoleh dana dari eksternal. Pem-bayaran dividen yang lebih besar pula memberikan signal kepada investor bahwa perusahaan memiliki kinerja dan prospek yang baik.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat diberikan peneliti adalah sebagai berikut:

Perusahaan manufaktur perlu menggunakan kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional sebagai solusi dalam mengatasi masalah keagenan sehingga dapat mengurangi biaya agensi.

Perusahaan manufaktur perlu memperhatikan tingkat leveragenya sehingga mampu menjaga ke-seimbangan struktur modal perusahaan agar tetap optimal.

(6)

memiliki kinerja yang baik dalam menghasilkan laba dan meningkatkan nilai perusahaan.

DAFTAR RUJUKAN

Abassi, Z., Musammil, M., dan Qazi, F. 2012. Determinants of Dividend Payout in Pakistan. American Journal of Scientific Research. Issue 49, pp. 21–26.

Agurtina, Y. 2010. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Dividen, Ukuran Perusahaan, Tingkat Suku Bunga terhadap Struktur Modal dan Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yangTerdaftar di BEI),

Tesis, Program Magister Manajemen, Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya.

Ahmed, H., dan Attiya, Y.J. 2009. The Determinants of Divi-dend Policy in Pakistan. International Reasearch Journal of Finance and Economics.

Al Kuwari, D.A. 2009. Determinants of the Dividend Policy in Emerging Stock Exchanges: The Case of GCC Coun-tries. Global Economy and Finance Journal, Vol. 2, No. 2 pp. 38–63.

Al-Malkawi, Rafferty, M., dan Pillai, R. 2007. Dividend Policy: A Review of Theories And Empirical Evidence,

International Bulletin of Bussiness Administration

9, pp. 171–201.

Al-Malkawi, Husam, A.N. 2008. Factors Influencing Cor-porate Dividend Decision: Evidence from Jordanian panel Data. International Journal of Business. Al-Najjar, B. 2009. Dividend Behavior and Smoothing New

Evidence from Jordanian Panel Data. Studies in Eco-nomics and Finance, Vol. 26, No. 3, pp. 1–27. Al Shabibi, B.K., dan Ramesh, G. 2011. An Empirical Study

on the Determinants of Dividend Policy in the UK.

International Research Journal of Finance and Eco-nomics.

Amidu, M., dan Abor, J. 2011. Determinants of dividend payout ratios in Ghana. The Journal of Risk Finance. Vol. 7, No. 2, pp. 136–145.

Anil, K., dan Sajuta, K. 2008. Determinants of Dividend Payout Ratios-A Study of Indian Information Tech-nology Sector. International Research journal of Finance and Economics.

Atmaja, L.A. 2008. Teori dan Praktik Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Andi Offset.

Bathala, C.T., K.P. Moon, dan R.P. Rao. 1994. Manajerial Ownership, Debt Policy, and The Impact of Institu-tional Holding: an Agency Perspective. Financial Management 23, 38–50.

Brealey, Richard, A. dan Stewart, C.M. 2004, Principles of Corporate Finance. 7th Edition, McGraw-Hill

Com-panies, inc.

Brigham, Eugene, F., dan Joel, F.H. 2001. Manajemen Keuangan, Edisi Terjemahan. Dodo Suharto dan Herman Wibowo (penerjemah). Jakarta: Erlangga. Brigham, Eugene, F., dan Joel, F.H. 2006. Dasar-Dasar

Manajemen Keuangan, Ali Akbar Yulian to (penerjemah). Jakarta: Salemba Empat.

Chen, Carl, R., dan Thomas, L.S. Februari 1999. Manajerial Ownership and Agency Conflicts: A Nonlinier Simul-taneous Equation Analysis of Managerial Ownership, Risk Taking, Debt Policy, and Dividend Policy. The Financial Review. Vol. 34, No. 1.

Chen, J., dan Dhiensiri, N. 2009. Determinants of Dividend Policy: The Evidence from New Zealand. Interna-tional Research Journal of Finance and Economics. D’ Souza, J., dan Atul, K.S. 1999. Agency cost, Market Risk, Investment Opportunities and Dividend Policy-An International Perspective. Managerial Finance

25 (6).

Easterbrook, F. 1984, Two Agency Costs Explanations of Dividends, American Economic Review 74, 650–659. Fisher, D.J. 2003. Dividend Policy, Firm Performance and Executive Financial Incentives: An Analysis from the Jobs and Growth Tax Relief Reconciliation Act of 2003.

A Dissertation in Business Administration-Account-ing, Doctor of Philosophy Faculty of Texas Tech University.

Ghozali, I. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gujarati, D.N. 2006. Basic Econometrics. Singapore: Mc Graw Hill, Inc.

Gill, A., Bigger, N., dan Tibrewala, R. 2010. Determinants of Dividend Payout Ratio: Evidance from United states.

American Economic Review 46, pp. 97–113. Hadiwidjaja, D.R., dan Triani, F.L. 2009. Pengaruh

Profita-bilitas terhadap Dividend Payout Ratiopada Perusa-haan Manufaktur di Indonesia. Jurnal Organisasi dan Manajemen, Vol. 5, No. 2, PP. 49–54.

Hanafi, M.M. 2005. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE.

Hatta, A.J. 2002. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Deviden: Investigasi Pengaruh Teori Stake-holder, JAAI vol. 6, No.2. Hal 1–22.

Holder, Mark, E., Frederick, W.L., dan J. Lawrence, H. 1998. Dividend Policy Determinants: An Investigation of the Influences of Stakeholder Theory. Financial Management 27 (3):73–82.

(7)

Jensen, M., and W. Meckling. 1976. Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure, Journal of Financial Economics 3, 305– 360.

Kim, H., dan Gu, Z. 2009. Financial Features of Dividend paying Firms in The Hospitality Industry: A Logistic Regression Analysis. International Journal of Hos-pitality Management 28, pp. 359–366.

Kouki, M., dan Moncef, G. 2009. Ownership Structure and Dividend Policy Evidence from the Tunisian Stock Market. European Journal of Scientific Research 25 (1):42–53.

Lee, C., Gupta, M., Chen, H., dan Lee, A. 2011. Optimal Payout Ratio Under Uncertainty and The Flexibility Hypothesis: Theory and Empirical Evidance. Jour-nal of Corporate Finance 17, pp 483–501.

Mahadwarta, P.A. 2002. Interdependensi antara Kebijakan Leverage dengan Kebijakan Dividen: Perspektif Teori Keagenan. Jurnal Riset Akuntansi, Manajemen dan Ekonomi STIE Yogyakarta.

Marfo, Y.E., dan Agyei, K.S. 2011. Determinants of Divi-dend Policy of Banks in Ghana. International Re-search Journal of Finance and Economics. Mollah, S., Kevin, K., dan Helen, S. 2000. The Influence of

Agency Costs on Dividend Policy in an Emerging Market: Evidence from the Dhaka Stock Exchange.

Paper of Workshop at the University of Oslo Nor-way.

Putri, I.F., dan Mohammad, N. 2006. Analisis persamaan Simultan Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Risiko, Kebijakan Hutang dan Kebijakan Dividen dalam Perspektif Teori Keagenan. Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang.

Prastowo, D., dan Juliaty, R. 2008. Analisis Laporan

Keuangan. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Ridwan, dan Inge. 2001. Manajemen Keuangan Satu. Jakarta: PT Prenhallindo.

Riyanto, B. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE.

Rozeff, M. 1982. Growth, Beta and Agency Costs as Deter-minants of Dividend payout Ratios. The Journal of Financial Research 5, 249–259.

Ross, Stephen, A., Westerfield, Randolph, W., Jaffe, J., dan Jordan, Bradford, D. 2008. Modern Financial Management. Eighth Edition, McGraw-Hill Compa-nies, Inc.

Sartono, R.A. 2000. Manajemen Keuangan Teori dan Implikasi. Yogyakarta: BPFE.

Soliha, E., dan Taswan. 2002. Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan Serta Beberapa Faktor yang Mempengaruhinya. Jurnal Bisnis dan Ekonomi. Van Horne, James, C., dan John, M.W.J.R. 2007. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, Edisi Terjemahan. Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary (penerjemah). Jakarta: Salemba Empat.

Walsh, C. 2003. Key Management Ratios: Rasio-Rasio Manajemen Penting Penggerak dan Pengendali Bisnis, Edisi 3. Jakarta: Erlangga.

Weston, F.J., dan Copeland, T.E. 1996. Manajemen Keuangan, Edisi Kesembilan, Jilid 2. Jakarta: Binarupa Aksara.

Weston, Fred, J., dan Copeland, T.E. 2010. Manajemen Keuangan, Edisi Revisi, Jilid 1. Jakarta: Binarupa Aksara.

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa informan mengatakan bahwa PMO dari keluarga terdekat, orang tuanya, dapat pula kader, ada kasus penderita TB paru yang juga menderita kelainan jiwa atau gila,

Tindakan penggelapan uang oleh petugas pajak, membuat masyarakat Indonesia memiliki persepsi yang negatif terhadap instansi perpajakan dan juga petugas pajak, dan

Karakteristik Teknis Produk Spring bed /kasur Pegas ... Planning Matrix Produk Spring Bed /Kasur

Optical Add Drop Multiplexing (OADM) merupakan perangkat yang digunakan untuk menambah ( add ) dan mengurangi (drop) panjang gelombang pada suatu link komunikasi.. Untuk

Dari hasil pembuatan umpan zirkonil nitrat dari bahan zirkon oksidklorid hasil proses PTAPB yang berwarna kuning ternyata tidak bisa larut sempurna dan setelah

Sistem struktur baja yang akan digunakan untuk perencanaan modifikasi strukur Gedung 9 Lantai Universitas Muhammadiyah Gresik adalah dengan sistem Staggered Truss

Hal ini dibuktikan dalam hasil penelitian Winarko (2014) menyimpulkanbahwa aset adalah unsur yang paling dominan mempengaruhi SHU. Bertambahnya aset pada umumnya

Usaha ini merupakan embrio yang mendorong mahasiswa untuk mengambil tema-tema psikologi Islam dalam penelitian skripsi, tesis maupun disertasi; (2) bidang