• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKSISTENSI IDENTITAS NASIONAL DI TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "EKSISTENSI IDENTITAS NASIONAL DI TENGAH"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

EKSISTENSI IDENTITAS NASIONAL DI TENGAH KEHIDUPAN

GLOBAL

MAKALAH

Ditulis untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Matakuliah Pendidikan

Kewarganegaraan sebagai Pengganti Ujian Akhir Semester

Oleh

Silfi Zuhaira Diba (145020301111077)

Dzaid Al Kautsar (145020307111054)

Medy S (145020307111055)

Binar Shabika (145020307111060)

Vera Mardhatillah (145020307111061)

Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Brawijaya

Malang

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Identitas suatu bangsa merupakan faktor yang sangat menentukan jati diri sebuah bangsa ataupun negara yang pada prinsipnya identitas itulah yang menandakan eksistensi bangsa di lingkungan internasional.Bertolak dari konsep diatas, adalah sangat penting bagi setiap bangsa untuk mampu mempertahankan identitas nasionalnya demi eksistensi bangsa tersebut dan harga diri, jati diri, dan kehormatan bangsa tersebut.

Adapun dalam era globalisasi sekarang ini, menuntut penyesuaian bagi setiap negara agar dapat mempertahankan eksistensinya sebagai negara berdaulat.Demikian halnya dengan identitas nasional suatu bangsa yang harus dipertahankan agar tidak mengalami pergeseran nilai identitas nasional tersebut. Hal inilah yang akan menjadi bahan kajian dalam makalah yang kami (kelompok II) sajikan dengan mengungkap cara–cara atau trick suatu bangsa dalam mempertahankan identitas nasionalnya. Dalam ulasannya, disajikan juga kondisi globalisasi sekarang ini yang mengalami kemajuan pesat.Disamping kemajuan yang pesat itu, tidak dipungkiri lagi ada begitu banyak tantangan yang dihadapi negara, dengan adanya pergeseran nilai–nilai budaya asli bangsa karena arus globalisasi yang kian deras sehingga kadang tidak terkendali.

Menyikapi hal ini, perlu adanya peran pemerintah dan masyarakat yang bekerjasama dalam merespon masalah–masalah yang timbul dalam arus globalisasi sekarang ini, dan demi mempertahankan eksistensi identitas nasional. Hal ini akan dibahas dalam makalah kami ini, dengan menyertakan berbagai sumber terkait demi keakuratan materi didalamnya.

B. Latar Belakang Masalah

1. Bagaimanakah keberadaan identitas nasional dalam arus globalisasi ?

2. Strategi apakah yang diterapkan untuk mempertahankan identitas nasional dalam arus globalisasi ?

3. Mengapa identitas nasional perlu dipertahankan di era globalisasi ?

C. Tujuan Penulisan

(3)

tentang strategi mempertahankan identitas nasional dalam arus globalisasi.

2. Secara praktis bermanfaat bagi pengembangan wawasan ilmu pengetahuan mengenai strategi mempertahankan nasional dalam arus globalisasi, mengembangkan konsep tentang strategi mempertahankan nasional dalam arus globalisasi, memberikan manfaat dalam rangka pengembangan konsep, proposisi maupun teori baru tentang identitas nasional dan arus globalisasi, memberikan manfaat kepada masyarakat umum yang ingin mengetahui cara mempertahankan nasional dalam arus globalisasi.

BAB II

(4)

A. Identitas Nasional

Identitas secara terminologi adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain . Berdasarkan pengertian tersebut, identitas nasional dapat berarti setiap bangsa memiliki ciri khas, keunikan dan sifat-sifat yang berbeda dengan bangsa lain. Dengan demikian, identitas nasional merupakan jati diri bangsa atau kepribadian suatu bangsa.Pada umumnya pengertian atau istilah kepribadian sebagai suatu identitas adalah keseluruhan atau totalitas dari faktor-faktor biologis, psikologis dan sosiologis yang mendasaari tingkah laku individu. Tingkahlaku tersebut terdiri atas kebiasaan, sikap, sifat-sifat serta karakter yang beda dengan orang lain. Oleh karena itu, kepribadian tercermin pada keseluruhan tingkahlaku seseorang dalam hubungan dengan manusia lain (Ismaun, 1981:6)Identitas nasional merupakan kepribadian bangsa. Ketika dapat memahami kepribadian, yang menjadi pertanyaan apakah pengertian bangsa . Pada hakikatnya bangsa adalah sekelompok besar manusia yang mempunyai persamaan nasib dalam proses sejarahnya, sehingga mempunyai persamaan watak atau karakter yang kuat untuk bersatu dan hidup bersama serta mendiami suatu wilayah sebagai suatu kesatuan nasional.

Dari pengertian kepribadian dan bangsa, maka identitas nasional itu benar-benar melekat pada setiap individu yang mendiami suatu bangsa.Identitas mampu dianggap sebagai sebuah sumber nilai dan pembeda antara satu individu dengan individu lain. Identitas terus berkembang dan prosesnya tidak pernah berakhir. Identitas memicu seseorang merasa bangga dengan apa yang telah menjadi bagian dari dirinya.

B. Globalisasi

Globalisasi adalah suatu kekuatan yang tidak dapat dibendung.Didalam Konferensi Berlin dari kelompok yang menyebut dirinya sosial demokrat, Shimon Peres menyatakan kekuatan globalisasi sebagai pengalaman seseorang yang bangun pagi dan melihat segala sesuatu berubah.Banyak hal yang kita anggap biasa, banyak paradigma yang kita anggap suatu kebenaran tiba-tiba menghilang tanpa bekas.

(5)

dikaitkan dengan kesejahteraan umat manusiadi dunia.Kemudian, Lucian W. Pye mendefinsikan globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu keseluruh dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau world culture) telah terlihat semenjak lama.Terakhir menurut Emanuel Ritcher, globalisasi adalah jaringan kerja global secara bersamaan menyatukan masyarakat yang sebelumnya terpencar-pencar dan terisolasi kedalam saling ketergantungan dan persatuan dunia.

Dari beberapa pendapat ahli tersebut, dapat kita simpulkan bahwa globalisasi adalah sebuah kondisi yang menghendaki terhapusnya batas batas negara yang menjadikannya batas, sehingga dunia seolah tanpa batas dan memiliki sistem identitas yang satu.Globalisasi memfasilitasi pertukaran kebudayaan, informasi, uang, ide, dan barang antarnegara.Hal tersebut menyebabkan interaksi antar-warga dunia semakin intensif dan terus berkembang kontinyu.

BAB III

PEMBAHASAN

A. Keberadaan Identitas Nasional dalam Era Globalisasi

(6)

pembangunan, pendidikan, budaya. Pengaruh dari adanya kemajuan ini memudahkan proses transaksi bisnis dan transportasi maka secara otomatis akan memudahkan masuknya budaya-budaya asing yang akan mempengaruhi identitas nasional. Dalam identitas nasional, budaya adalah salah satu faktor penentu jati diri bangsa. Pada saat ini budaya lokal (daerah) perlahan-lahan mulai berubah dan bahkan ada bagian-bagian tertentu yang hilang, ini terlihat secara perlahan-lahan masyarakat cenderung berpikir dan menerapkan budaya nasional dalam tata kehidupan secara format bisnis yang dibangunnya. Seperti beberapa menu makanan dan tata budaya lokal mulai terasa asing diterapkan, seperti model keputusan ke daerah mulai ditinggal dan dipakai format keputusan budaya nasional, padahal kearifan budaya daerah juga mampu menyelesaikan berbagai macam permasalahan. Pergeseran ini dapat kita lihat terutama pada masyarakat perkotaan yang telah mengalami akulturasi dari berbagai budaya, karena masyarakat kota bersifat heterogen. Contohnya terlihat pada acara-acara pesta perkawinan tertentu yang diadakan di perkotaan dimana mempelai laki-laki dan perempuan kadangkala ditemui tidak lagi memakai pakaian adat mereka, namun telah memakai pakaian yang bergaya barat seperti jas dan gaun. Contoh yang lainnya dapat dilihat dalam penyelesaian konflik dan proses pengambilan keputusan di masyarakat, yaitu dalam proses penyelesaian konflik tidak lagi mengedepankan konsep penyelesaian secara adat, padahal penyelesaian secara adat mampu memberi pengaruh penguatan rasa persaudaraan.

Dari melihat contoh diatas globalisasi yang masuk ke Indonesia mampu mempengaruhi budaya yang sudah ada.

B. Strategi Mempertahankan Identitas Nasional

Dalam arus globalisasi ada begitu banyak tantangan yang di hadapi oleh berbagai negara, maka ada begitu banyak pula tuntutan untuk menyesuaikan diri terhadap kondisi tersebut.Termasuk juga tantangan dalam mempertahankan jati diri bangsa.Untuk menghadapi hal ini perlu adanya strategi untuk mempertahankan identitas nasional yang merupakan jati diri bangsa, diantaranya dengan mengembangkan nasionalisme, pendidikan, budaya dan Bela Negara.

 Mengembangkan Nasionalisme

(7)

memberi identitas sebagai anggota dari suatu masyarakat bangsa-bangsa .Secara umum, nasionalisme dipahami sebagai kecintaan terhadap tanah air, termasuk segala aspek yang terdapat didalamnya. Dari pengertian tersebut ada beberapa sikap yang bisa mencerminkan sikap nasionalisme, yaitu :

1. Menggunakan barang-barang hasil bangsa sendiri, karena bisa menambah rasa cinta dan bangga akan hal yang di buat oleh tangan-tangan kreatif penduduknya. 2. Menghargai perjuangan para pahlawan dalam mempertahankan bangsa ini, bisa dilakukan dengan beberapa perbuatan misalkan membaca, menonton, mengunjungi hal-hal yang berkaitan tentang sejarah bangsa ini lahir. Hal ini bertujuan untuk membangkitkan jiwa nasionalisme yang sudah ada dari masing-masing individu.

3. Berprestasi dalam semua bidang misalkan dari bidang olah raga, akademik, teknologi dan lain-lain. Hal ini bertujuan untuk menambahkan rasa bangga dan sikap rela berkorban demi bangsa.

Ada tiga aspek penting yang tidak dapat dilepaskan dalam konteks nasionalisme

yaitu :

1. Politik. Nasionalisme Indonesia bertujuan menghilangkan dominasi politik bangsa asing dan menggantikannya dengan sistem pemerintahan yang berkedaulatan rakyat.

2. Sosial ekonomi. Nasionalisme Indonesia muncul untuk menghentyikan eksploitasi ekonomi asing dan membangun masyarakat baru yang bebas dari kemeralatan dan kesengsaraan.

3. Budaya. Nasionalisme Indonesia bertujuan menghidupkan kembali kepribadian bangsa yang harus diselaraskan dengan perubahan zaman.

Dengan demikian, mengembangkan sikap nasionalisme (cinta tanah air), akan dengan sendirinya telah mempertahankan dan melestarikan keaslian dari bangsanya, termasuk budaya atau kebiasaan, karakter, sifat-sifat, produk dalam negeri dan adat istiadat masing-masing suku. Dengan demikian, hal ini merupakan sikap yang menjadi salah satu faktor penentu dalam mempertahankan identitas nasional.

 Pendidikan

(8)

maupun informal .Melalui jalur formal jati diri bangsa Indonesia dapat dikembangkan melalui pendidikan.Pendidikan nasional mempunyai peran yang sangat besar didalam pembentukan jati diri bangsa Indonesia.Salah satu kenyataan bangsa Indonesia ialah memiliki kekayaan budaya yang beraneka ragam dengan jumlah suku bangsa yang ratusan dengan budayanya masing-masing merupakan kekayaan yang sangat berharga didalam pembentukan bangsa Indonesia yang multikultural. Didalam upaya pembentukan dan mempertahankan jati diri bangsa, peran pendidikan sangat efektif untuk menimbulkan rasa memiliki dan keinginan untuk mengembangkan kekayaan nasional dari masing-masing budaya lokal . Hal ini sejalan dengan penuturan Syamhalim dalam tulisannya yang ditampilkan di blog-nya bahwa salah satu upaya untuk mengembalikan dan mengembangkan identitas nasional adalah melalui bidang pendidikan. Socrates menegaskan bahwa pendidikan merupakan proses pengembangan manusia kearah kearifan (wisdom), pengetahuan (knowledge), dan etika (conduct), (Zaim. 2007). Ada dua fenomena mengapa pendidikan adalah yang pertama dan utama .

Pertama, ketika Uni Sovyet meluncurkan pesawat luar angkasanya yang pertama Sputnic pada 4 Oktober 1957, Amerika Serikat “meradang”.Amerika adalah negara besar dengan kemampuan teknologi yang paling maju merasa didahului oleh Uni Sovyet.Presiden AS ketika itu memerintahkan untuk membentuk special unit.Tim ini tidak berkeinginan untuk menandingi Uni Sovyet, tetapi tugasnya adalah meninjau kembali kurikulum pendidikan AS mulai dari jenjang Pendidikan Dasar sampai tingkat Perguruan Tinggi. Dengan bekerja keras dalam waktu yang singkat tim tersebut berhasil mengeluarkan statement yang menyatakan bahwa kurikulum pendidikan AS dari semua jenjang pendidikan sudah tidak layak lagi dan harus direvisi.

(9)

sampai jenjang perguruan tinggi.(C. Winfield dan Scoot dalam Zaim. 2007). Kedua, kejadian yang hampir serupa ketika Jepang telah kalah dalam perang dunia II dengan dijatuhi bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945. Jepang praktis lumpuh dalam segala sendi kehidupan.Bahkan Kaisar Jepang waktu itu menyatakan bahwa mereka sudah tidak punya apa-apa lagi kecuali tanah dan air. Namun sang Kaisar langsung memanggil pucuk pimpinan dan bertanya: berapa orang guru yang masih hidup?.Sebuah pertanyaan sederhana tapi mengandung makna bahwa pendidikan adalah awal segalanya. Dua fenomena diatas merupakan gambaran nyata dari urgensi pendidikan yang telah dipahami dan diaplikasikan dengan baik oleh AS dan Jepang.Langkah yang mereka ambil telah membuktikan kepada dunia bahwa kemajuan pendidikan berarti kemajuan sebuah bangsa. Dan bangsa manapun di dunia ini yang mengabaikan pendidikan maka akan mengalami kehancuran dari bangsanya. Di Indonesia, jauh sebelum Bung Karno menggagas konsep kemerdekaan Indonesia, elemen bangsa yang berbasis pendidikan seperti R.A. Kartini, HOS Cokroaminoto, Dr. Soetomo, Cipto Mangunkusumo dan Ki Hajar Dewantara, sudah memikirkan bangsa ini lewat pendidikan. Tidak lama berselang giliran KH. Ahmad Dahlan mendirikan organisasi sosial dan kependidikan dengan nama Muhammadiyah. Lewat satu Dekade berikutnya KH.Hasyim Asy’ari ikut mencerdaskan bangsa dengan NUnya.Semua bermuara pada pendidikan. Hasilnya, semua orang terdidik mulai memikirkan bangsa dan berusaha lepas dari penjajahan .

Dari uraian di atas nampak adanya keterkaitan antara pendidikan dengan kemajuan suatu bangsa.Warna pendidikan adalah warna suatu bangsa. Identitas nasional yang dikembangkan melalui pendidikan diharapkan akan memberi harapan positif bagi kemajuan bangsa ini untuk mempertahankan karakteristiknya sebagai sebuah bangsa yang beradab, bangsa yang santun, bangsa yang toleran, bangsa yang menghargai perbedaan dan bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

(10)

pihak-pihak yang berkompeten di dunia pendidikan terutama guru yang bersentuhan langsung dengan siswa, dan yang perlu diperhatikan adalah bahwa tugas ini tidak hanya menjadi tugas guru mata pelajaran tertentu saja misalnya Pendidikan Kewarganegaraan, tetapi juga semua guru mata pelajaran dengan pendekatan sesuai karakteristik mata pelajaran yang diampuh. Melalui dunia pendidikan dapat ditanamkan identitas nasional kepada generasi muda yang merupakan miniatur masyarakat masa depan.

 Pelestarian Budaya

Seseorang yang di sebut berbudaya adalah seorang yang menguasai dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai budaya, khususnya nilai-nilai etis dan moral yang hidup di dalam kebudayaan tersebut .Budaya merupakan salah faktor penentu jati diri bangsa. Pada pengertiannya, budaya adalah hasil karya cipta manusia yang dihasilkan dan telah dipakai sebagai bagian dari tata kehidupan sehari-hari . Suatu budaya yang dipakai dan diterapkan dalam kehidupan dalam waktu yang lama, akan mempengaruhi pembentukan pola kehidupan masyarakat, seperti kebiasaan rajin bekerja. Kebiasaan ini berpengaruh secara jangka panjang, sehingga sudah melekat dan terpatri dalam diri masyarakat. Namun pada kenyataannya budaya indonesia sekarang ini mulai menghilang karena pengaruh budaya asing yang masuk ke indonesia, untuk itulah perlu adanya pembangunan kembali jati diri dan budaya bangsa dan Negara, ada dua hal utama yang harus dilakukan :

1. Merevitalisasi kedaulatan politik, ekonomi dan budaya agar berada pada jalur yang benar sesuai dengan hakikat bangsa yang merdeka sehingga bangsa kita mampu mandiri dan bermartabat.

2. Mendorong political will penyelenggaraan Negara, baik eksekutif maupun legislatif untuk membangun dan menjabarkan kembali nilai-nilai dan semangat kebangsaan di setiap hati nurani rakyat.

(11)

nasional itu sendiri karena dalam setiap pelaksanaan nilai-nilai budaya, masyarakat akan lebih cenderung melekat dan menyatu dengan budaya yang dianutnya, selain itu juga dengan adanya keeratan dari buday ayang ada dapat membawa nama bangsa indonesia menjadi harum, dalam arti membawa budaya indonesia ke mancanegara atau memperkenalkan budaya yang ada ke negara luar.

 Bela Negara

(12)

C. Pentingnya Mempertahankan Identitas Nasional

Identitas Nasional Indonesia meliputi apa yang dimiliki bangsa Indonesia yang membedakannya dengan bangsa lain seperti kondisi geografis, sumber kekayaan alam Indonesia, kependudukan Indonesia, ideologi, agama, politik negara, ekonomi, dan pertahanan keamanan. Menghadapi identitas nasional, bangsa Indonesia sendiri masih kesulitan dalam menghadapi masalah bagaimana untuk menyatukan negara yang mempunyai banyak sekali kelompok etnis, yang memiliki pengalaman yang berbeda dari satu wilayah ke wilayah lainnya.Namun saat ini masyarakat Indonesia masih bingung dengan identitas bangsanya. Karena kebiasaan atau pun budaya masyarakat kita telah bercampur dengan kebiasaan dan kebudayaan negara-negara lain. Indikator identitas nasional itu antara lain pola perilaku yang nampak dalam kegiatan masyarakat seperti adat-istiadat, tata kelakuan, kebiasaan. Lambang-lambang yang menjadi ciri bangsa dan negara seperti bendera, bahasa, dan lagu kebangsaan.

Arus globalisasi yang demikian pesatnya, ternyata telah mampu mempengaruhi identitas nasional dan berpotensi merosotnya nilai-nilai budaya bangsa.Masyarakat budaya tidak lagi memperhatikan budayanya sendiri apalagi punya keinginan dan dorongan untuk melestarikan.Mereka cenderung mengadopsi dan menerapkan budaya asing dan mengabaikan budaya sendiri.Budaya yang asli dianggap kuno dibandingkan dengan budaya asing yang dianggap lebih modern.

(13)

moneter ataupun hal non-moneter seperti nama Indonesia yang terpandang sebagai negara dengan berbagai keunikan dan keindahan alam.

BAB III

STUDI KASUS

3.1 Krisis Identitas Nasional - lunturnya kebudayaan Indonesia

Negara merupakan suatu gambaran komunitas politik dimana masyarakat menyatakandirinya sebagai bagian dari sebuah negara tersebut (Benedict Anderson,1991). Sedangkan secara umum Identitas Nasional diartikan sebagai keanggotaan seseorang dalam sebuah negara.Identitas berarti ciri-ciri, sifat-sifat khas yang melekat pada suatu hal sehingga menunjukkan suatu keunikan serta membedakannya dengan hal-hal lain. Nasional berasal dari kata “nation” yang memiliki arti bangsa, menunjukkan kesatuan komunitas sosio-kultural tertentu yang memiliki semangat, cita-cita, tujuan serta ideologi bersama.Jadi,Identitas Nasional adalah ciri-ciri atau sifat-sifat khas bangsa Indonesia yang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Identitas Nasional Indonesia meliputi segenap yang dimiliki bangsa Indonesia yang membedakannya dengan bangsa lain sepertikondisi geografis, sumber kekayaan alam Indonesia, demografi atau kependudukan Indonesia, ideologi dan agama, politik negara, ekonomi, dan pertahanan keamanan. Identitas nasional merupakan konsep suatu bangsa mengenai dirinya sendiri.

(14)

contohnya sebagai pemilih dalam pemilu, ataupun sebagai warga negara). Menurut pendapat kami, identitas nasional dan jati diri suatu bangsa harus dijaga agar bangsa tersebut tidak mudah dihancurkan oleh bangsa lain dan menjadi bangsa yang kuat. Kita mungkin terkadang bingung mengenai apa itu identitas nasional bangsa indonesia, oleh karena itu topik identitas nasional yang kita pelajari dalam pelajaran citizenship ini dapatmembantu kita memahami arti dari identitas nasional dan bagaimana kita bertindak sesuaidengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Topik identitas nasional dapat menumbuhkan rasa nasionalisme yang tinggi diantara warga negara indonesia jika setiapwarga negara menyadari dan mengimplementasikan nilai-nilai identitas nasional yang telah ada. Namun dalam pengamatan saya, identitas nasional di negara ini mulai memudar. Kurangnya rasa nasionalisme dan rasa “satu indonesia” membuat identitas nasional negara inimenjadi kacau atau disebut krisis identitas nasional. Salah satu definisi nasionalisme yaitumenurut Arif Budiman nasionalisme adalah persatuan secara kelompok dari suatu bangsayang mempunyai sejarah yang sama, bahasa yang sama dan pengalaman yang sama.

Sejarah mengenai nasionalisme di indonesia dimulai dari berdirinya organisasi Budi Utomo padatahun 1908 yang menjadi tonggak berdirinya organisasi-organisasi pemuda pada saat itu.Saat ini dapat kita lihat bahwa indonesia telah mengalami krisis identitas nasional. Banyak penduduk indonesia telah melupakan unsur unsur kebudayan yang merupakan basis darii dentitas nasional suatu bangsa. Contohnya yaitu budaya barat yang masuk ke indonesiamelalui globalisasi telah banyak mengubah pola hidup generasi muda saat ini, salah satunyayaitu melupakan kultur budaya bangsa indonesia sendiri.

Ada puluhan budaya yg telah diklaim oleh negara sebelah. Dan berikut ini daftarnya : 1. Naskah Kuno dari Riau oleh Pemerintah Malaysia

2. Naskah Kuno dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia 3. Naskah Kuno dari Sulawesi Selatan oleh Pemerintah Malaysia 4. Naskah Kuno dari Sulawesi Tenggara oleh Pemerintah Malaysia 5. Rendang dari Sumatera Barat oleh Oknum WN Malaysia

(15)

9. Lagu Injit-injit Semut dari Jambi oleh Pemerintah Malaysia 10. Alat Musik Gamelan dari Jawa oleh Pemerintah Malaysia 11. Tari Kuda Lumping dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia 12. Tari Piring dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia 13. Lagu Kakak Tua dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia

14. Lagu Anak Kambing Saya dari Nusa Tenggara oleh Pemerintah Malaysia 15. Motif Batik Parang dari Yogyakarta oleh Pemerintah Malaysia

16. Badik Tumbuk Lada oleh Pemerintah Malaysia

17. Musik Indang Sungai Garinggiang dari Sumatera Barat oleh Malaysia 18. Kain Ulos oleh Malaysia

19. Alat Musik Angklung oleh Pemerintah Malaysia 20. Lagu Jali-Jali oleh Pemerintah Malaysia

21. Tari Pendet dari Bali oleh Pemerintah Malaysia

(16)

3.2 Krisis Identitas Nasional – Runtuhnya Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia mempunyai peranan penting dalam membangun jati diri Indonesia seutuhnya. Dengan menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai dengan kamus besar bahasa Indonesia, berarti kita telah menjunjung tinggi bahasa persatuan seperti yang diikrarkan dalam sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 yaitu :

1. Kami putera dan puteri Indonesia mengaku, Berbangsa yang satu, bangsa Indonesia 2. Kami putera dan puteri Indonesia mengaku, Bertumpah darah satu, tanah air Indoneria 3. Kami putera dan puteri Indonesia mengaku, Menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa

Indonesia

Ikrar diatas memberi tahu kita bahwa kita adalah bagian Indonesia. Namun ikrar dalam sumpah pemuda tersebut seolah hanya diikrarkan saja, tidak menjadi pengabdian bagi masyarakat Indonesia terutama pada ikrar yang ketiga. Pada ikrar ketiga yang dapat diartikan bahwa putera dan puteri Indonesia akan menjunjung bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia, namun nyatanya saat ini para pemuda pemudi hampir tidak ada yang mempertahankan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Di era perkembangan teknologi informasi dan globalisasi saat ini yang notabennya serba canggih membuat pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari sudah mulai bergeser.

(17)

Faktor lain yang membuat bergesernya bahasa Indonesia diakibatkan kesalahan akademik atau para pengajar yang sudah mulai tidak menggunakan bahasa Indonesia dengan benar kepada anak didiknya. Para pengajar kurang menekankan kepada anak didik bagaimana cara penulisan kata dan percakapan bahasa Indonesia yang benar dan baku, akibatnya saat ini banyak anak didik yang kurang mengerti dan cenderung mengacuhkan bahasa Indonesia itu sendiri. Pelajaran bahasa Indonesia-pun yang seharusnya dapat dimaksimalkan sejak sekolah dasar, nyatanya saat ini sudah kalah dengan bahasa asing yang juga sudah dapat dipelajari sejak sekolah dasar.

Menghadapi perkembangan teknologi informasi dan globalisasi saat ini yang notabennya serba canggih sangat mempengaruhi pola pikir masyarakat Indonesia dan tak terkecuali pemudanya. Saat ini, para pemuda Indonesia cenderung berlomba-lomba menunjukkan kepada orang lain bahwa dirinya pantas disebut “anak gaul”. Apalagi dengan kebudayaan asing yang semakin gencar masuk ke Indonesia, para pemuda mudah sekali terhanyut dan terbuai oleh kebudayaan asing dalam segala bentuk pergaulan dan cara berkomunikasi. Salah satunya adalah penampilan yang serba mengikuti tren luar negeri bahkan bahasa yang diucapkan sudah tidak sesuai dengan kamus besar bahasa Indonesia. Di era globalisasi ini, Indonesia perlu dibina agar bangsa Indonesia tidak terbawa arus oleh pengaruh dan budaya asing yang jelas-jelas tidak sesuai dengan bahasa dan budaya bangsa Indonesia.

Pengaruh dari luar atau pengaruh asing ini tentu besar kemungkinannya terjadi pada era globalisasi ini. Batas antar negara yang sudah tidak jelas serta pengaruh alat komunikasi yang begitu canggih harus dihadapi Indonesia yaitu dengan mempertahankan jati diri bangsa Indonesia sendiri, termasuk jati diri bahasa Indonesia. Peran bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa resmi bangsa Indonesia harus sangat mempertahankan kedisiplinan berbahasa nasional, yaitu pematuhan aturan-aturan yang berlaku dalam bahasa Indonesia dengan tetap memperhatikan situasi dan kondisi pemakaiannya.

Menggunakan bahasa Indonesia yang baku seolah tak ada artinya lagi di era globalisasi saat ini. Bahasa Indonesia kurang dipergunakan untuk dunia luar, karena masyarakat sendiri cenderung lebih memetingkan bahasa asing daripada bahasa Indonesia. Melihat bahasa asing lebih ditonjolkan dari pada bahasa Indonesia membuat eksistensi bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan bangsa Indonesia hanya ikrar pada sumpah pemuda saja. Bahkan yang sangat prihatin lagi adalah timbulnya bahasa baru dengan sebutan “bahasa gaul atau bahasa slank” yang membuat para pemuda Indonesia semakin malu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Padahal penggunaan bahasa Indonesia yang sesuai dengan kamus besar bahasa Indonesia akan memperlihatkan kepada dunia bahwa masyarakat Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuannya, yaitu bahasa Indonesia.

(18)

Dilihat dari pergaulan sehari- hari jumlah pemakaian bahasa gaul, bahasa asing, ataupun bahasa campuran semakin meningkat. Pemakaian bahasa Indonesia yang baku perlahan-lahan berkurang peminatnya, karena pemuda lebih mengikuti trend pemuda yang gaul, pemuda lebih sering menggunakan bahasa gaul dalam sehari-hari terutama dalam percakapan antar pemuda. Bahasa gaul membuat semakin bergesernya bahasa Indonesia yang baku.

Bahasa-bahasa yang tidak baku dalam pembicaraan di kalangan masyarakat umum maupun pemuda bayak sekali yang sudah tidak sesuai menurut kamus besar bahasa Indonesia, contohnya : gue, loe, gitu, gini, ngobrol, punya, gak papa, enggak, biarin, bakalan, ngurusin, emangnya, dan lain-lain. Kata-kata tersebutlah yang sering diucapkan masyarakat maupun pemuda saat kita berbicara dengan orang lain. Adapun karena seseorang pemuda ingin terlihat pintar dan gaul terhadap bahasa asing, sering kali masyarakat maupun para pemuda sering pula mengucapkan bahasa-bahasa seperti : sorry, thank you, and, oke, dan lain-lain. Hal ini juga sangat mempengaruhi gaya bahasa masyarakat untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Bahasa Indonesia sudah tidak mendapatkan tempat lagi di hati masyarakat umum maupun pemuda Indonesia yaitu dengan melihat eksistensi bahasa Indonesia yang baku semakin terlupakan terutama dikalangan pemuda.

(19)

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas maka kami kelompok 2 menyimpulkan :

1. Identitas nasional dalam era globalisasi sekarang ini sudah mengalami kemerosotan dari nilai-nilainya yang merupakan akibat dari lajunya arus globalisasi sehingga proses masuknya budaya asing kedalam budaya asli bangsa sudah tidak dapat dikendalikan lagi. Akibatnya budaya asiang dan buday asli bangsa bercampur baur.

2. Untuk menyikapi hal diatas perlu adanya strategi untuk mempertahankan identitas nasional. Strategi untuk mempertahankan identitas nasional dapat dilakukan dengan mengembangkan nasionalisme, melestarikan budaya, pendidikan, dan bela negara.

3. Identitas nasioanal dianggap penting untuk dipertahankan karena alasan berikut: a. Identitas nasional merupakan jati diri bangsa.

b. Identitas nasional menjadi faktor yang membedakan suatu bangsa dengan bangsa lain.

B. Saran

(20)

DAFTAR PUSTAKA

http://kelompokkwntekdus.blogspot.com/2011/11/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html http://edukasi.kompasiana.com/2012/08/17/agenda-memantapkan-identitas-nasional-melalui-pendidikan/

Referensi

Dokumen terkait

Pada saat tegangan sumber yang diberikan pada inverter sebesar 0,5 V, parameter tegangan yang menandakan keluaran inverter bernilai ”1” akan bergeser sebesar 0,1 V dari nilai Vdd

Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran strategi regulasi emosi kognitif yang digunakan oleh anak berusia 9–11 tahun dengan kanker yang menjalani

Dari uraian diatas, dapat dilihat bahwa pada praktek patoho dari barang ke uang yang di lakukan oleh masyarakat Desa Sangga Kecamatan Lambu Kabupaten Bima telah

mucigel. Proses pergerakan hara dari akar kedalam tanaman dapat dipengaruhi Proses pergerakan hara dari akar kedalam tanaman dapat dipengaruhi oleh dua faktor

Observasi ini yaitu tehnik yang digunakan dalam mengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap objek penelitian yakni mengamati sejauh mana proses belajar

cara menghitung pajaknya sendiri, dari hasil rata rata jawaban responden memiliki pengetahuan pajak yang baik, jadi diharapkan pihak KPP Pratama Jakarta Sunter

Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan mahasiswa terhadap pemilihan program studi matematika dengan

Ternyata penyelesaian garis pembatas yang berupa lisplank terasan, tidak hanya berupa garis yang serasi dengan bentuk geometri yang ada, garis arbitrary dapat juga digunakan