Laporan Penelit ian
PENGUJIAN TAPPING
TRANSFORM ATOR DISTRIBUSI 20
Oleh :
Ir. Leonardus Siregar, M T
Dosen Tet ap Fakult as Teknik
LEM BAGA PENELITIAN
UNIVERSITAS HKABP NOM M ENSEN
M EDAN
Kat a Pengant ar
Puji dan syukur penulis panjat kan kepada Tuhan Yeang maha pengasih, at as segala
kasih karunia dan kemurahan-Nya kepada penelit i, sehingga penelit ian dengan judul
“ Analisa Pengujian Tapping Transpormat or Dist ribusi 20 KV.” dapat diselesaikan. Penelit ian
ini merupakan salah sat u Tri Dharma Perguruan Tinggi di bidang Penelit ian Fakult as Teknik
Universit as HKBP Nommensen.
Dalam melaksanakan penelit ian ini, penulis banyak menerima masukan-masukan dan bant uan dar berbagai pihak. Unt uk it u dalam kesempat an ini penelit i mengucapkan banyak t erima kasih, khususnya kepada :
1. Bapak Ket ua Lembaga Penelit ian Universit as HKBP Nommensen M edan
2. Bapak Rekt or Universit as HKBP Nommensen
3. Bapak Dekan dan St af Pegaw ai Fakult as Teknik Universit as HKBP Nommensen 4. Bapak Ket ua Program St udi Fakult as Teknik Universit as HKBP Nommensen M edan.
Akhirnya penelit i mengucapkan banyak t erima kasih kepada semua pihak yang, semoga penelit ian ini berguna bagi inst it usi Universit as HKBP Nommensen, bagi pembaca maupun masyarakat .
M edan, Januari 2013 Penelit i,
DAFTAR ISI
2.1. Jenis-Jenis Hubungan Belit an Transformat or Tiga Phasa ... 2
2.2. Tapping ... 4
2.2.1. Tap Changer Tanpa beban ... .. 6
2.2.2. Tap Changer Berbeban ... 7
2.3. Variasi Tegangan Selama Perubahan Tapping ... 10
III. M et odologi Penelit ian ... 11
3.1. Penggulungan Kumparan (Coil Winding) Belit an... 11
3.1.1. Sisi Sekunder ... 12
3.1.2. Sisi Primer ... 12
3.2. Penyambungan Hubungan Ant ar Kumparan (Coil Assembly) ... 14
3.3. Pengujian Transformat or ... 15
3.3.1. Pengujian Tanpa Beban ... 15
3.3.2. Pengujian Hubung Singkat ... 16
3.3.3. Peralat an Pengujian ... 17
3.3.4. Rangkaian Pengujian Beban Nol ... 17
3.3.5. Rangkaian Pengujian Hubung Singkat ... 17
3. 3.6. Pemanfaat an Tapping pada Jaringan Dist ribusi ... 18
IV. Hasil dan Analisa ... 19
4.1. Dat a Hasil Pengujian Beban Nol dan Hasil Perhit ungan Percobaan Berbeban ... 19
4.2. Dat a Hasil Pengujian Hubungan Singkat ... 20
4.3. Hasil Perhit ungan Pengat uran Tapping ... 25
V. Kesimpulan ... 29
RINGKASAN
Pusat -pusat pembangkit t enaga list rik berada jauh dari pusat beban, hal ini
mengakibat kan kerugian yang cukup besar dalam penyaluran daya list rik. Kerugian t ersebut
disebabkan oleh saluran yang cukup panjang, sehingga dalam penyaluran daya list rik melalui
t ransmisi maupun dist ribusi akan mengalami t egangan jat uh (drop Volt age) sepanjang
saluran yang dilalui. Salah sat u cara unt uk memperbaiki jat uh t egangan adalah dengan
pemasangan t apping pada t ransformat or dist ribusi.
Tapping t ransformat or dibuat pada sisi t egangan t inggi dan dibagi dalam lima bagian.
M engubah posisi t apping sama dengan mengubah jumlah belit an primer dan dikendalikan
oleh t ap changer. Perubahan nilai (jumlah belit an primer) akan mempengaruhi rasio
perbandingan belit an t ransformat or. Perubahan rasio perbandingan belit an ini
menyebabkan perubahan t egangan pada sisi t egangan t inggi sement ara t egangan
rendahnya konst an. Set elah t apping selesai dibuat , dilakukan pengujian unt uk menget ahui
rugi-rugi t ransformat or. Dari hasil pengujian diperoleh bahw a rugi-rugi t ransformat or pada
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Lat ar Belakang
Perkembangan sist em kelist rikan saat ini t elah mengarah pada peningkat an efisiensi
dan mut u t egangan dalam penyaluran energi list rik. Peningkat an efisiensi dan mut u
t ersebut dapat dimulai dari pembangkit an, t ransmisi, dan dist ribusi. Pada sisi dist ribusi,
peningkat an efisiensi dapat dilakukan dengan cara mengurangi t erjadinya jat uh t egangan
pada saluran dengan memberikan t ingkat t egangan yang aman bagi peralat an pelanggan.
Besarnya t egangan yang dit erima oleh konsumen list rik t idaklah sama, hal ini t erjadi
karena adanya impedansi dari jaringan. Oleh karena it u, jat uh t egangan selalu ada pada
set iap bagian dari sist em t enaga, mulai dari sumber sampai ke pelanggan. Jat uh t egangan
berbanding lurus dengan besarnya arus dan sudut phasanya. Dengan pemasangan t apping
pada t rasformat or dist ribusi maka t egangan sekunder dapat dinaikkan maupun dit urunkan
sehingga diperoleh t egangan yang kost an. Oleh karena it u, t egangan yang sampai pada
pelanggan dapat dikendalikan. Adapun t ujuan pengendalian t egangan sist em dengan
menggunakan t ap changer adalah agar penggunaan daya dan t egangan menjadi lebih
ekonomis yang maksudnya t egangan yang digunakan sesuai dengan t egangan yang didesain
dari peralat an yang dipakai, sampai pada suat u bat as t ert ent u.
Penelit ian ini akan menganalisa pemasangan t apping dan rugi-rugi t ransformat or
dist ribusi karena pemasangan alat t ersebut ,sehingga t egangan keluaran dari t ransformat or
dist ribusi t iga phasa dapat dikendalikan.
1.2. Perumusan M asalah
Adapun masalah yang dihadapi dalam penelit ian ini adalah menjelaskan pemasangan
t apping pada sisi t egangan t inggi t ransformat or dist ribusi t iga phasa, pemanfaat an
pengendalian t egangan dengan menggunakan t ap changer, mengit ug rugi-rugi
t ransformat or dist ribusi t iga phasa dengan variasi t apping.
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelit ian
Tujuan dan kegunaan penelit ian ini dengan judul pengujian t apping t ransformat or dist ribusi20 kv di Pt M oraw a Elekt rik Transbuana adalah :
1. Unt uk menambah pemahaman t ent ang pengujian Transformat or.
2. Unt uk memberikan pemahaman t ent ang pemasangan t apping pada t ransformat or dist ribusi t iga phasa.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Jenis-Jenis Hubungan Belit an Transformat or Tiga Phasa
Pada t ransformat or t iga phasa t erdapat dua hubungan belit an ut ama yait u
hubungan delt a dan hubungan bint ang dengan kombinasi Y - Y, Y - Δ , Δ - Y, Δ - Δ , bahkan
unt uk kasus t ert ent u belit an sekunder dapat dihubungkan secara berliku-liku (zig-zag),
sehingga diperoleh kombinasi Δ - Z dan Y – Z. Hubungan zig-zag (Z) merupakan sambungan
bint ang ist imew a” , hubungan ini dibuat dengan menambahkan kumparan yang
dihubungkan secara segit iga pada kumparan sekunder yang dihubungkan secara bint ang.
Berikut ini pembahasan hubungan t ransformat or t iga phasa secara umum:
1. Hubungan Wye-Wye ( Y-Y )
Hubunangan ini ekonomis digunakan unt uk melayani beban yang kecil dengan
t engangan t ransformasi yang t inggi. Hubungan Y-Y pada t ransformat or t iga phasa dapat
dilihat pada Gambar 1 berikut ini.
Gambar 1. Transformat or Hubungan Y-Y
Pada hubungan Y-Y , t egangan primer pada masing-masing phasa adalah
= / 3 (1)
Tegangan phasa primer sebanding dengan t egangan phasa sekunder dan perbandingan
belit an t ransformat or. M aka diperoleh perbandingan t egangan pada t ransformat or adalah:
= √3
√3 = (2)
2. Hubungan Wye-Delt a ( Y-Δ )
Digunakan sebagai penaik t egangan unt uk sist em t egangan t inggi. Hubungan Y-Δ pada
Gambar 2. Transformat or Hubungan Y- Δ
Pada hubungan ini t egangan kaw at ke kaw at primer sebanding dengan t egangan
phasa primer = √3 dan t egangan kaw at ke kaw at sekunder sama dengan t egangan
phasa = . Sehingga diperoleh perbandingan t egangan pada hubungan ini adalah
sebagai berikut :
= √3 = 3 (3)
3. Hubungan Delt a – Wye (Δ –Y )
Umumnya digunakan unt uk menurunkan t egangan dari t egangan t ransmisi ke
t egangan rendah. Hubungan Δ –Y pada t ransformat or t iga phasa dit unjukkan pada Gambar
3.
Gambar 3. Transformat or Hubungan Δ – Y
Pada hubungan ini t egangan kaw at ke kaw at primer sama dengan t egangan phasa
primer = Φ dan t egangan sisi sekunder = √3 φ . M aka perbandingan t egangan
pada hubungan ini adalah :
=
4. Hubungan Delt a-Delt a (Δ – Δ ).
Hubungan Δ –Δ ini pada t ransformat or t iga phasa dit unjukkan pada Gambar 4
berikut
Gambar 4. Transformat or Hubungan Δ – Δ
Pada hubungan ini, t egangan kaw at ke kaw at dan t egangan phasa sama unt uk
primer dan sekunder t ransformat or VAB= VBC= VAC= VL. M aka hubungan t egangan
primer dan sekunder t ransformat or adalah sebagai berikut :
VL− L = VL− N(volt ) (5)
VA− B = VBC= VAC(volt ) (6)
dengan :
VL− L= Tegangan line t o line
VL− N=Tegangan line t o net ral
Sedangkan arus pada t ransformat or t iga phasa hubungan delt a dapat dit uliskan
sebagai berikut :
IL = √3IP(ampere) (7)
dengan :
IL= Arus line
IP= Arus phasa
2.2. Tapping
Prinsip pengat uran t egangan sekunder berdasarkan perubahan jumlah belit an
pirmer at au sekunder. 1, 1dan 2, 2adalah paramet er primer dan sekunder. 1
1
= 2
2=
bert ambah. Di sisi lain, jika 2 bert ambah sement ara 1t et ap, t egangan sekunder 1
1× 2
juga bert ambah.
Dengan kat a lain, pengurangan belit an primer 1 mempunyai pengaruh yang sama dengan penambahan belit an 2.
Tapping dapat dibuat di aw al, di akhir dan di t engah belit an t ransformat or,
dit unjukkan Gambar 5 berikut .
Gambar 5. Tapping Akhir dan Tapping Tengah
Ket ika arus pada belit an primer dan sekunder mengalir dengan arah yang
berlaw anan. Arus-arus ini berint eraksi dengan fluks bocor diant ara kedua belit an dan
menghasilkan gaya radial yang saling t olak-menolak. Gaya radial ini menekan belit an dalam
ke int i dan mendorong pelit an luar menjauhi int i. Gaya yang berlaw anan ini akan
menimbulkan gaya aksial jika t apping dibuat pada belit an t ransformat or. Pada gambar
diat as, belit an dengan t apping akhir menimbulkan gaya aksial yang lebih besar dengan
belit an dengan t apping t engah. Pada keadaan hubung singkat , gaya aksial yang t imbul akan
sangat besar. Sehingga posisi t apping yang sering dipakai adalah t apping t engah.
Tapping t ransformat or dist ribusi adalah dari t egangan nominalnya. Jadi t egangan
pada sisi primer t ransformat or dist ribusi mempunyai 5 t apping yait u:
Tapping 1 = + (0,1 × )
Tapping 3 =
Tapping 4 = − (0,05 × )
Tapping 5 = + (0,1 × )
Jumlah belit an t ransformat or dist ribusi t iga phasa:
• Belit an primer dihubungkan Y
• Jumlah belit an sekunder per kaki, jika belit an t erhubung Z
2=
3 /
(11)
Jika t ap changer didisain beroperasi, ket ika t ransformat or di luar rangkaian disebut
t ap changer t anpa beban. Tap changer yang didisain beroperasi ket ika t ransformat or dalam
rangkaian disebut t ap changer berbeban.
2.2.1. Tap Changer Tanpa Beban
Tap changer ini biasanya digunakan pada t ransformat or dist ribusi, dimana
t egangannya lebih st abil. Sehingga pengat uran t appingnya, dilakukan pada saat
pemasangan t ransformat or ke dalam sist em t enaga list rik dan dalam jangka w akt u yang
lama. Tap changer t anpa beban diilust rasikan pada Gambar 6 dan 7. Terdapat enam st ut
dari 1-6, belit an disadap dalam enam t it ik, sama dengan jumlah st ut . Tap changer
dihubungkan ke enam t it ik sadapan melalui st ut yang berbent uk lingkaran. Tap changer
t ransformat or dapat dit em pat kan dimana saja, bisa di bagian at as t angki at au t empat yang
memungkinkan lainnya. Jarum penunjuk dapat diput ar melalui pemut ar yang ada di luar
t angki.
Jika belit an disadap pada int erval 2,5%, maka dengan pemut aran jarum penunjuk R
menyebabkan:
1. Pada st ut 1, 2 ; belit an penuh dalam rangkaian
2. Pada st ut 2, 3 ; 97,5% belit an dalam rangkaian
4. Pada st ut 4,5 ; 92,5% belit an dalam rangkaian
5. Pada st ut 5,6 ; 90% belit an dalam rangkaian
Gambar 6. Penyusunan Posisi Tap Changer Tanpa Beban yang Terhubung Y
Gambar 7 Penyusunan Posisi Tap Changer Tanpa Beban yang Terhubung
St ut merupakan posisi akhir dan menjaga jarum penunjuk t idak berput ar penuh.
Jika st ut t idak ada, jarum penunjuk dapat t idak menghubungkan belit an. M engubah
t apping hanya bisa dilakukan, ket ika t ransformat or t idak t erhubung dengan sumber.
Seandainya jarum menunjuk berada pada st ut 1 dan 2. Unt uk memindahkannya ke st ut 2
dan 3, pert ama t ransformat or dilepas dari rangkaian dan kemudian jarum penunjuk R
diput ar ke posisi st ut 2 dan 3. Set elah it u, t ransformat or dihubungkan dengan sumber dan
sekarang 97,5% saja belit an pada rangkaian.
2.2.2. Tap Changer Berbeban
Pengubah t apping ini biasanya digunakan unt uk perubahan t egangan dalam periode
w akt u yang singkat . Tegangan keluaran dapat diat ur dengan t ap changer, t anpa
menyebabkan gangguan t erhadap sist em.
Selama operasi t ap changer berbeban:
1. Rangkaian ut ama t idak harus dilepas kecuali jika menyebabkan percikan api.
2. Tidak ada bagian dari sadapan belit an yang akan t erhubung singkat .
Salah sat u bent uk t ap changer berbeban diilust rasikan pada Gambar 8a. Dilengkapi
dihubungkan ke segmen 1 sampai 5 secara t erpisah. Dua st ut dan , t erhubung dengan
reakt or sadapan t engah melalui saklar dan , sehingga membuat hubungan dengan
set iap segmen dalam operasi normal.
Gambar 8.a, kedua st ut t erhubung dengan segmen 1 dan seluruh belit an dalam
rangkaian. Saklar , dit ut up. Set engah t ot al arus mengalir melalui menuju set engah
reakt or pada bagian baw ah kemudian ke rangkaian luar. Set engah t ot al arus yang lain
mengalir melalui y menuju set engah reakt or pada bagian at as kemudian menuju rangkaian
luar. Arus yang mengalir pada bagian at as dan bagian baw ah reakt or m engalir dalam arah
yang berlaw anan. Reakt or dililit dengan dengan arah yang sama, sehingga ggm yang
dihasilkan set engah belit an berlaw anan dengan ggm yang dihasilkan set engah belit an yang
lainnya. Gaya-gaya ini sama besarnya dan penjumlahannya nol. Reakt or hampir t idak
indukt if dan impedansinya sangat kecil. Oleh karena it u, t egangan jat uh pada reakt or
sadapan t engah t idak ada.
Gambar 8.a. Tap Changer Berbeban
b. Operasi dari Segmen 1 ke Segmen 2
Ket ika perubahan t egangan dibut uhkan, st ut dan dipindahkan ke segmen 2
dengan urut an operasi sebagai berikut :
I. Buka saklar , gambar ( . ). Arus masuk melalui reakt or pada bagian baw ah.
Reakt or menjadi sangat indukt if dan t egangan jat uhnya besar. Oleh karena
it u, reakt or harus didisain menahan arus beban penuh sesaat .
III. Tut up saklar , gambar ( . ). Belit an t ransformat or ant ara sadapan 1 dan 2
t erhubung melalui reakt or. Impedansi reakt or besar, pada saat arus mengalir
dalam sat u arah, arus sirkulasi yang mengalir melalui reakt or dan sadapan
belit an sangat kecil. Pada keadaan ini, reakt or melindungi sadapan belit an
dari hubung singkat .
IV. Buka saklar . Arus masuk mengalir hanya melalui reakt or pada bagian at as,
menyebabkan t egangan jat uh yang besar.
V. Pindahkan st ut A dari segmen 1 ke segmen 2 dan t ut up saklar . pada saat ini
perpindahan sadapan 1 ke 2 t elah selesai.
Unt uk t ransformat or yang besar, saklar dan dapat dibuat dari circuit breaker.
Jenis t ap changer berbeban yang lain, juga dilengkapi dengan reakt or sadapan
t engah, diilust rasikan pada Gambar 9. Fungsi reakt or adalah melindungi sadapan belit an
dari hubungan singkat . Saklar 1, 2, 3, 4 dan 5 dihubungkan dengan sadapan belit an.
Gambar 9. Tapping Berbeban
Saklar pada Gambar 9 dit ut up selama operasi normal, dengan saklar 2, 3, 4, 5
dibuka dan saklar 1 dit ut up. Pada saat ini, arus mengalir melalui reakt or bagian at as dan
reakt or bagian baw ah dengan arah yang berlaw anan. Perubahan sadapan 1 ke sadapan 2,
dilakukan dengan urut an operasi sebagai berikut .
i. Buka saklar S. Sekarang arus t ot al mengalir melalui reakt or pada bagian at as dan
t egangan jat uhnya besar.
ii. Tut up saklar 2. Belit an ant ara sadapan 1 dan sadapan 2 t erhubung melalui reakt or.
iii. Buka saklar 1. Sehingga arus mengalir melalui reakt or pada bagian baw ah dan
t egangan jat uhnya besar.
iv. Tut up saklar S. Arus mengalir melalui kedua bagian reakt or .
2.3. Variasi Tegangan Selama Perubahan Tapping
Asumsikan t apping dibuat pada sisi primer, dimana:
1= jumlah belit an ant ara t egangan t erminal dengan sadapan 1. 2= jumlah belit an ant ara t egangan t erminal dengan sadapan 2.
= jumlah belit an sekunder, diasumsikan lebih kecil dari 1dan 2.
1= t egangan primer
= arus primer
= t ahan reakt or ket ika arus mengalir pada set engah bagian reakt or.
Pada Gambar 8a, ket ika semua belit an primer dalam rangkaian, t egangan sekunder
1adalah:
Gambar 10 Variasi Tegangan Selama Perubahan Tapping
Perubahan t egangan sekunder 1 ke 2 yang dit unjukkan pada Gambar 10 menjelaskan t egangan sekundernya, pert ama-t ama berkurang dari ke sampai
akhirnya bert ambah ke . Tegangan berubah dari ab, bc, cd, ke de dalam Gambar 8
BAB 3
M ETODOLOGI PENELITIAN
3.1. Penggulungan Kumparan (Coil Winding) Belit an
Pemasangan t apping pada t ransformat or dist ribusi t iga phasa bert ujuan unt uk
menjaga t egangan pada sisi t egangan sekunder selalu konst an, meskipun t erjadi perubahan
t egangan pada sisi t egangan t inggi dengan menggunakan t ap changer. Jenis t ap changer
yang digunakan adalah t ap changer t anpa beban.
St udi ini dimaksudkan unt uk menget ahui cara pemasangan t ap changer t anpa beban
dan menget ahui rugi – rugi t ransformat or dist ribusi t iga phasa pada set iap variasi t apping.
Hal yang perlu diperhat ikan adalah penggulungan kumparan, penent uan jumlah belit an
pada set iap variasi t apping, penyambungan hubungan ant ar kumparan, pemasangan t ap
changer t anpa beban dan pengujian rugi-rugi pada set iap variasi t apping.
3.1.1. Sisi Sekunder
Transformat or dist ribusi t iga phasa, 160 KVA, hubungan Y-Zn5, 20 KV/ 400 volt , Volt / Turn
= 7,02. Unt uk menent ukan jumlah belit an, dapat kit a hit ung sebagai berikut :
•
Hubungan belit an zig-zag pada sisi sekunder. Dari dat a diat as t elah dihit ungt egangan per sat uan belit an V/ T = 7,02.
•
Tegangan nominal line t o line sisi sekunder = 400 volt .•
Tegangan nominal line t o net ral sisi sekunder =400/ √ 3volt .•
Tegangan nominal per kaki sisi sekunder= VoltUnt uk lebih jelasnya, dapat kit a perhat ikan gambar 11.
Gambar 11. Belit an Trafo 3 Phasa 160 KVA dengan Vect or Y-Zn5
Terminal-t erminal , , ,adalah pada sisi primer dan , , , pada sisi sekunder dengan
(t it ik net ral) dit arik keluar.
N = V / 3
sisi sekunder sebanyak 2 bat ang, sehingga besarnya penampang kaw at t ot al adalah 2 x (3,7
x 11) mm². Kaw at -kaw at ini berbent uk empat persegi yang dibungkus dengan kert as isolasi
set ebal 4 x 0,05 mm = 0,2 mm.
3.1.2. Sisi Primer
Tegangan pada sisi primer mempunyai 5 t apping yait u:
Tapping 1 = 20 + (0,1 x 20 KV) = 22 KV
belit an pada masing-masing t apping adalah:
N1=
V/ √ 3
V/ T (18)
Kumparan primer dihubungkan Y, t egangan per sat uan belit an = 7,02 sehingga
belit an pada masing-masing t apping adalah:
Tapping 5 =18 √ 3⁄
7,02 ∙ 10 3
= 1480,58 ≈ 1481belit an
M aka, dapat dicari selisih ant art apping dengan perhit ungan
St = Tn – T(n+1)
Ket erangan:
St = Selisih ant art apping
T = Tapping
n = Jumlah belit an yang aw al
n+1 = jumlah belit an yang ingin dikurangi dari jumlah belit an Tn
M isalnya,
n = Tapping 1St = T1– T(1+1)= T1-T2= 1809-1727 = 82
n = Tapping 2St = T2– T(2+1)= T2-T3= 1727-1645 = 82
dan set erusnya,Jadi, selisih ant ar t apping adalah 82
Belit an per phasa pada kumparan primer dibagi menjadi 2 bagian yang
dihubung-kan seri dengan t iap-t iap bagian adalah 1809/ 2 = 904,5 belit an dibulat dihubung-kan menjadi 905
belit an.
Gambar 12. Kumparan Primer yang Terbagi 2 dan Dihubungkan Seri
Adapun, hubungan t aping dengan gambar 3.3 di at as dapat dilihat dari perhit ungan
sebagai berikut :
Tapping 1 : Urut an 4 ke 5 = 905 + (904-0) = 1908
Tapping 3: Urut an 3 ke 6 = 823 + (904-82) = 1645
Tapping 4 : Urut an 6 ke 2 = (904-82) + 741 = 1563
Tapping 5 : Urut an 2 ke 7 = 741 + (904-164) = 1481
M asalah yang harus diperhat ikan pada penggulungan kumparan adalah Tensile
St rengt h jangan t erlalu besar sehingga mengakibat kan permukaan luar kaw at (enamel)
ret ak at aupun rusak.
3.2. Penyambungan Hubungan Antar Kumparan (Coil Assembly)
Kumparan yang t elah selesai digulung, kemudian disambungkan ant ara kumparan yang sat u
dengan yang lain ,sepert i yang dit unjukkan pada gambar di baw ah ini.
Gambar 13. Penyambungan Hubungan Ant ar Kumparan
Unt uk membandingkannya dengan kumparan yang t elah siap dikerjakan dapat
dilihat pada gambar 15.
Gambar 15. Kumparan yang Selesai Dihubungkan
Gambar 16. Tapping Sisi Primer
Set elah t ransformat or selesai dan dimasukkan ke dalam t angki, dilakukan pengujian
beban nol dan pengujian hubung singkat unt uk menent ukan rugi-rugi t ransformat or pada
set iap variasi t apping.
3.3. PENGUJIAN TRANSFORM ATOR
Persamaan yang digunakan dalam menganalisa karakt erist ik t ransformat or t iga fasa
adalah sama dengan analisa karakt erist ik pada t ransformat or sat u fasa, hanya saja
besarannya digant i dengan besaran t iga fasa.
3.3.1. Pengujian Beban Nol
Persamaan yang digunakan dalam menganalisa karakt erist ik beban nol
t ransformat or t iga fasa, t erut ama adalah rugi-rugi int i t ransformat or t iga fasa t esebut .
Sehingga didapat karkt erist ik rugi-rugi beban nol t erhadap kenaikan t egangan. Sedangkan
arus beban nol yang mengalir ada dua komponen, yait u :
1. Arus rugi-rugi int i at au arus penguat yait u arus yang akt if yang dapat menimbulkan
rugi-rugi int i ( Ic = Io Cos Φ ).
2. Arus yang t imbul karena adanya fluks yang menimbulkan arus eddy dan arus
hyst eresis yang dikenal dengan arus magnet isasi. ( Im = Io Sin Φ ).
Pada keadaan beban nol, Io sangat kecil maka rugi-rugi t embaga pada sisi primer
dapat diabaikan, jadi rugi-rugi yang ada prakt is hanya rugi-rugi besi.
Daya beban nol dapat dihit ung dengan persamaan:
P0= 3VLI0cosΦ
(3.3)
Dimana,
VL= Tegangan saluran pada sisi primer (volt )
I0 = Arus beban nol (ampere)
Unt uk menghit ung fakt or daya beban nol pada t ransformat or t iga fasa dapat dihit ung
sebagai berikut :
cosϕ C= P0
√3V1I0
(3.4)
Unt uk mencari besar t ahanan pada int i besi adalah :
= 1= 1
cos (3.5)
Unt uk mencari reakt ansi magnet isasi adalah :
= 1 = 1
0sin
(3.6)
Pada keadaan t anpa beban 0= hysteresis+ eddy cur rent
dengan
hysteresis= ℎ = 0 dan eddy cur rent = 0 0 2
3.2.2. Pengujian Hubung Singkat
Dalam percobaan ini t erminal sekunder t ransformat or dihubung singkat . Tujuannya
agar didapat karakt erist ik daya hubung singkat yang merupakan rugi-rugi t embaga
kumparan belit an t ransformat or. Dan juga karakt erist ik t egangan jat uh yang t erjadi akibat
adanya arus hubung singkat .
Perhit ungan yang digunakan unt uk mencari karakt erist ik hubung singkat t ersebut
adalah sebagai berikut :
Unt uk mencari impedansi hubung singkat , dimana R = R + R ʹ danX = X + X ʹ,maka
= + = (3.7)
Unt uk mencari rugi-rugi daya pada kumparan:
= (3.8)
Sedangkan t egangan jat uh dalam belit an primer dan sekunder:
3.3.3. Peralatan Pengujian
Pengujian ini menggunakan beberapa peralat an, yait u :
1. Transformat or 3θ , 160 KVA, 20KV/ 400 V, hubungan Y-Zn5
2. Volt age Regulat or 500 V M axwell Elect ric Taiwan
3. Wat t met er 3θ
4. Ammet er (YEW skala 2 – 10 A)
5. Volt met er (YEW skala 300 – 750 volt )
3.3.4. Rangkaian Pengujian Beban Nol
Gambar 3.7 Rangkaian Pengujian Beban Nol
Prosedur Pengujian Beban Nol :
1. Let akkan t rafo pada t empat yang cukup aman.
2. Peralat an dirangkai sepert i gambar
3. Hidupkan Pow er Supply.
4. Naikkan t egangan 1 secara bert ahap dengan mengat ur t egangan keluaran dari Pow er Supply.
5. Unt uk set iap kenaikan t egangan 1cat at pembacaan alat ukur 1, dan 1. 6. Turunkan kembali t egangan 1dan mat ikan kembali Pow er Supply.
7. Percobaan selesai.
3.3.5. Rangkaian Pengujian Hubung Singkat
Prosedur Pengujian Hubung Singkat
1. Let akkan t rafo pada t empat yang cukup aman.
2. Peralat an dirangkai sepert i gambar
3. Hidupkan Pow er Supply.
4. Naikkan t egangan 1 secara bert ahap dengan mengat ur t egangan keluaran dari Pow er Supply.
5. Unt uk set iap kenaikan arus 1 cat at pembacaan alat ukur 1 dan 1. 6. Turunkan kembali arus I1 dan mat ikan kembali Pow er Supply.
7. Percobaan selesai.
3. 3.6. Pemanfaatan Tapping pada Jaringan Distribusi
Gambar 3.9 Sist em Tenaga List rik
Tapping diset pada t egangan nominal pada saat pemakaian t ransformat or dist ribusi
pada jaringan, t et api let ak pemakaian t ransformat or pada jaringan dist ribusi menyebabkan
t egangan pada sisi t egangan t inggi berubah dari t egangan nominalnya. Sehingga diperlukan
pengat uran t apping.
M ekanisme pengat uran t apping pada jaringan dist ribusi:
1. Transformat or dengan t apping nominal dirangkai pada jaringan dist ribusi.
2. Ukur t egangan sekunder.
3. Jika t egangan sekunder t idak sama dengan 400 volt , maka diperlukan pengat uran
t apping.
4. Transformat or lepaskan dari jaringan.
5. At ur kembali t apping sehingga t egangan sekunder menjadi 400 volt .
BAB IV HASIL DAN ANALISA
Penelit ian ini dilakukan dengan cara melakukan penelit ian dan mengambil dat a
pada PT. M ORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA. Penelit ian ini memberikan hasil mengenai
langkah-langkah pemasangan t apping dan rugi-rugi t ransformat or dist ribusi t iga phasa
dalam bent uk grafik. Dari masing-masing grafik yang diperoleh, dapat diket ahui pengaruh
perubahan jumlah belit an pada set iap variasi t apping t erhadap rugi- rugi hubung singkat
at au rugi-rugi t embaga. Sehingga dapat diperoleh kesimpulan bahw a jumlah belit an sangat
mempengaruhi rugi-rugi hubung singkat t ersebut .
4.1. Data Hasil Pengujian Beban Nol dan Hasil Perhitungan Percobaan Berbeban
Dat a yang diperoleh dari pengujian beban nol:
Tabel 4.1 Dat a Pengujian Beban Nol
No. 1(Volt ) 1(Amp) P1Wat t )
Perhit ungan pada beban nol dilakukan sebagai berikut :
cos = 1
Arus rugi-rugi besi magnet isasi = 1 sin = 0,24 × 0,435 = 0,1044
Tahanan int i besi = 1
= 170
0,216= 787,04Ω
Dengan cara yang sama, dat a selanjut nya dapat dit ent ukan sehingga didapat t abel
analisa dat a sebagai berikut :
Tabel 4.2 Hasil Perhit ungan Percobaan Berbeban
No. cos∅ (Ω ) (Ω ) (Ω ) ( )
1. 0,90 783,04 1686,5 0,216 0,1008
2. 0,90 826,45 1666,7 0,242 0,12
3. 0,92 812,27 1875 0,277 0,12
4. 0,97 783,70 2906,98 0,319 0,086
5. 0,91 833,33 1833 0,33 0,15
6. 0,92 833,33 1935,48 0,36 0,155
7. 0,92 821,5 1994,79 0,4 0,163
8. 0,97 770,93 2916,67 0,454 0,12
9. 0,92 791,14 1785,71 0,474 0,21
10. 0,93 754,72 1904,76 0,53 0,21
Gambar 4.1 Karakt erist ik Daya Beban Nol
4.2. Data Hasil Pengujian Hubungan Singkat
• Tapping 1 = 22 KV, 1 =
√ 3 =
160000
√ 3× 22000= 4,2
Dat a yang diperoleh dari pengujian hubung singkat :
Tabel 4.3 Dat a Pengujian Hubung Singkat pada Tapping 22 KV
No. 1(Amp) 1(Volt ) 1(Wat t )
170 200 225 250 275 300 325 350 375 400
Rugi-Rugi Beban Nol
P1(Wat t )Impedansi hubungan singkat = 1
analisa dat a sebagai berikut :
Tabel 4.4 Hasil Perhit ungan Pengujian Hubung Singkat pada Tapping 22 KV
No. ( Ω ) ( Ω ) ( Ω )
Gambar 4.2 Karakt erist ik Daya Hubung Singkat pada Tapping 22 KV
• Tapping 2 = 21 KV
1 =
√3 =
160000
√3 × 21000 = 4,4
Dat a pengujian hubung singkat dapat dit abelkan sepert i dit unjukkan pada Tabel 4.5
Tahanan hubung singkat = 1 12
= 80
12 = 80Ω
Reakt ansi hubung singkat = 2− 2= 1702− 802 = 150Ω
Dengan cara yang sama, dat a selanjut nya dapat dit ent ukan sehingga didapat t abel
analisa dat a sebagai berikut :
Tabel 4.6 Hasil Perhit ungan Pengujian Hubung Singkat pada Tapping 21 KV
No. ( Ω ) ( Ω ) ( Ω )
Gambar 4.3 Karakt erist ik Daya Hubung Singkat pada Tapping 21 KV
• Tapping 3 = 20 KV
1 =
√3 =
160000
√3 × 20000 = 4,6
Dat a yang diperoleh dari pengujian hubung singkat :
Tabel 4.7 Dat a Pengujian Hubung Singkat pada Tapping 20 KV
Analisa Dat a :
Dengan cara yang sama, dat a selanjut nya dapat dit ent ukan sehingga didapat t abel
analisa dat a sebagai berikut :
Tabel 4.8 Hasil Perhit ungan Pengujian Hubung Singkat pada Tapping 20 KV
No. ( Ω ) ( Ω ) ( Ω )
Gambar 4.4 Kurva Karakt erist ik Daya Hubung Singkat pada Tapping 20 KV
• Tapping 4 = 19 KV
1 =
√3 =
160000
√3 × 19000 = 4,8
Dat a yang diperoleh dari pengujian hubung singkat :
Tabel 4.9 Dat a Pengujian Hubung Singkat pada Tapping 19 KV
Impedansi hubungan singkat = 1
Dengan cara yang sama, dat a selanjut nya dapat dit ent ukan sehingga didapat t abel analisa dat a sebagai berikut :
Tabel 4.10 Hasil Perhit ungan Pengujian Hubung Singkat pada Tapping 19 KV
No. ( Ω ) ( Ω ) ( Ω )
Gambar 4.5 Karakt erist ik Daya Hubung Singkat pada Tapping 19 KV
• Tapping 5 = 18 KV
1 =
√3 =
160000
√3 × 18000 = 5,1
Dat a yang diperoleh dari pengujian hubung singkat :
Tabel 4.11 Dat a Pengujian Hubung Singkat pada Tapping 18 KV
Analisa Dat a :
Dengan cara yang sama, dat a selanjut nya dapat dit ent ukan sehingga didapat t abel
analisa dat a sebagai berikut :
Tabel 4.12 Hasil Perhit ungan Pengujian Hubung Singkat pada
Tapping 18 KV
Gambar 4.6 Karakt erist ik Daya Hubung Singkat pada Tapping 18 KV
4.3. Hasil Perhitungan Pengaturan Tapping
Asumsikan t egangan sekunder pada masing-masing jarak, pada saat pemakaian
t ransformat or dist ribusi dengan t apping nominal adalah sebagai berikut :
Dari nilai-nilai di at as dapat dihit ung t egangan pada sisi t egangan t inggi yait u:
10 =
420
√3 × 19× 1645 = 21
30 =
400
√3 × 19× 1645 = 20
50 =
380
√3 × 19× 1645 = 19
Jadi, t ransfromat or yang digunakan pada masing-masing jarak adalah:
1. Jarak 10 km menggunakan t ransfromat or dengan t apping 2.
2. Jarak 30 km menggunakan t ransformat or dengan t apping 3.
BAB V
KESIM PULAN
Dari pembahasan yang t elah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Transformat or dist ribusi 3θ , 160 KVA, Y-Zn5 mempunyai 5 t apping yang dibuat
pada sisi t egangan t inggi dengan t egangan 22 KV, 21 KV, 20 KV, 19 KV dan 18 KV
sert a t egangan rendahnya 400 KV St andar PLN.
2. Pada pengujian beban nol, ket ika t egangan 1= 170 V, 1= 64 W dan pada = 400 V, 1 = 368 W. Jadi rugi-rugi besi akan bert ambah ket ika t egangan semakin
dinaikkan.
3. Pada pengujian hubung singkat , jika rangkaian dialiri arus 4A pada set iap variasi
DAFTAR PUSTAKA
Berahim,Hamzah.Penghant ar Teknik Tenaga list rik.Yogyakart a:ANDI OFFSET,1999
Franklin,A.C,dkk,” The J& P Transpormer Book” 1983
Kadir,Abdul.,Tranpormat or.Gramedia,Jakart a.1998
Kulkarni, S.V. & S.A. Khaparde, “Transformer Engineering Design and Pract ice” , Bombay : M arcel Dekker Inc, 2004.
Kelompok Pembakuan Bidang Transmisi.1997.Spesufikasi Transformat or Dist ribusi.Jakart a P.T.Perusahaan List rik Negara (PERSERO)
Wijaya, M ocht ar.2001.Dasar-Dasar M esin list rik.Djambat an.Jakart a