• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Jenis Jenis Injeksi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Makalah Jenis Jenis Injeksi"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perawat bertanggung jawab dalam pemberian obat-obatan melalui injeksi yang aman. Perawat juga harus mengetahui semua komponen dari perintah pemberian obat dan mempertanyakan perintah tersebut jika tidak lengkap atau jelas/dosis yang diberikan diluar batas yang direkomendasikan.

Adapun prinsip-prinspi pemberian obat yang benar meluputi 6 hal, yaitu : Benar pasien, benar obat, benar dosis, benar waktu, benar rute dan benar dokumentasi. Benar pasien dapat dipastikan dengan memeriksa identitas pasien dan harus dilakukan setiap akan memberikan obat. Benar obat memastikan pasien setuju dengan obat yang telah diresepkan berdasarkan kategori perintah pemberian obat, yaitu :perintah tetap (standing order), perintah satu kali (single order), perintah PRN (jika perlu), perintah stat (segera). Benar dosis adalah dosis yang diresepkan pada pasien tertentu. Benar waktu adalah saat dimana obat yang diresepkan harus diberikan. Benar rute disesuaikan dengan tingkat penyerapan tubuh pada obat yang telah diresepkan. Benar dokumentasi meliputi nama, tanggal, waktu, rute, dosis dan tanda tangan atau insial petugas.

1.2 TUJUAN

(2)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN INJEKSI

Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan secara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir.

Pemberian injeksi merupakan prosedur invasif yang harus dilakukan dengan menggunakan teknik steril.

2.2 TUJUAN INJEKSI

Pada umumnya Injeksi dilakukan dengan tujuan untuk mempercepat proses penyerapan (absorbsi) obat untuk mendapatkan efek obat yang cepat.

2.3 MENGIDENTIFIKASI PENYEBAB PENYAKIT

Penyakit adalah kegagalan dari mekanisme adaptasi suatu organisme untuk bereaksi secara tepat terhadap rangsangan atau tekanan sehingga timbul gangguan pada fungsi atau struktur dari organisasi atau sistem tubuh.

 Manusia berinteraksi dengan berbagai faktor penyebab dalam lingkungan tertentu.

Pada keadaan tertentu akan menimbulkan penyakit.

 Penyakit terjadi akibat kontak antara satu orang dengan orang lain

 Penyakit timbul akibat pengaruh lingkungan (air, udara, tanah, cuaca, dll)

2.4 DEFINISI PEMBERIAN OBAT

(3)

Seorang perawat memiliki tanggung jawab dalam memahami kerja obat dan efek samping yang ditimbulkan, memberikan obat dengan tepat, memantau respon klien, dan membantu klien menggunakannya dengan benar dan berdasarkan pengetahuan.

2.5 MENGETAHUI DOSIS OBAT

a. DM tercantum berlaku untuk orang dewasa, bila resep mengandung obat yang ber-DM.

b. Bila ada zat yang bekerja searah, harus dihitung DM searah (dosis ganda).

c. Urutan melihat daftar DM berdasarkan Farmakope Indonesia edisi terakhir (FI. Ed.III, Ekstra Farmakope, FI. Ed.I, Pharm. Internasional, Ph. Ned. Ed. V, CMN dan lain-lain).

d. Setelah diketahui umur pasien, kalau dewasa langsung dihitung, yaitu untuk sekali minum : jumlah dalam satu takaran dibagi dosis sekali dikali 100%. Begitu juga untuk sehari minum : jumlah sehari dibagi dosis sehari dikali 100%.

e. Dosis Maksimum (DM) searah : dihitung untuk sekali dan sehari. f. Cara menghitung Dosis Maksimum (DM) untuk oral berdasarkan :

1. Young

Untuk umur 1-8 tahun dengan rumus :

Da = n/ n +12 x Dd (mg) tidak untuk anak > 12 tahun n = umur dalam tahun

2. Dilling

Untuk umur di atas 8 tahun dengan rumus : Da = n / 20 + Dd ( mg )

(4)

5. Sagel

Da = (13 w + 15)/100 + Dd ( mg ) ( umur 0 – 20 minggu ) Da = ( 8w + 7)/100 + Dd ( mg ) ( umur 20 – 52 minggu ) Da = ( 3w+ 12)/100 + Dd ( mg ) ( umur 1-9 minggu )

Berikut ini adalah contoh dari efek samping obat yang biasanya terjadi: 1. Aborsi atau keguguran, akibat Misoprostol, obat yang digunakan untuk

pencegahan (gastric ulcer) borok lambung yang disebabkan oleh obat anti inflamasi non steroid.

2. Ketagihan, akibatobat-obatan penenang dan analgesikseperti diazepam serta morfin.

3. Kerusakan janin, akibat Thalidomide dan Accutane. 4. Pendarahan usus, akibat Aspirin.

5. Penyakit kardiovaskular, akibat obat penghambat COX-2. 6. Tuli dan gagal ginjal, akibat anti biotic Gentamisin. 7. Kematian, akibat Propofol.

8. Depresi dan luka pada hati, akibat Interferon.

9. Diabetes, yang disebabkan oleh obat-obat anpsikiatrikneuroleptik. 10. Diare, akibat penggunaan Orlistat.

2.6 MACAM-MACAM INJEKSI 1. INJEKSI INTRA VENA (IV)

Sedikit penjelasan mengenai INJEKSI INTRA VENA (IV):

 Gunakan ALCOHOL SWAB untuk men-STERIL-kan wilayah injeksi.

 Gunakan jarum paling tipis (JARUM NO.30) atau WING NEEDLE (no. 27).

Bila jenis produk yang digunakan LEBIH dari 1, disarankan untuk memasukkan satu per satu secara BERGANTIAN dengan wing needle (Pangkal wing needle dapat dipisahkan dengan spuit TANPA harus MELEPAS jarum)

 Pada akhir proses persiapan, DORONG pompa spuit sampai CAIRAN

KELUAR SEDIKIT untuk memastikan seluruh UDARA dalam tabung sudah keluar.

 Posisi jarum waktu dimasukkan adalah SEJAJAR dengan kulit (1 S/D 5

(5)

 Masukan cairan secara PERLAHAN-LAHAN untuk mencegah pecahnya

pembuluh darah. Dalam hal ini, wing needle dapat membantu memperlambat proses injeksi.

2. INJEKSI INTRA MUSCULAR (IM)

Sedikit penjelasan mengenai INJEKSI INTRA MUSCULAR (IM):

 Gunakan ALCOHOL SWAB untuk men-STERIL-kan wilayah injeksi.  UKURAN jarum yang ideal adalah NO.23.

 Pada akhir proses persiapan, DORONG pompa spuit sampai CAIRAN

KELUAR SEDIKIT untuk memastikan seluruh UDARA dalam tabung sudah keluar.

 Posisi jarum waktu dimasukkan adalah TEGAK LURUS (90 derajat)  Pastikan jarum MASUK sampai HABIS, untuk sampai ke jaringan otot  Sebelum menyuntikan obat, pastikan untuk melakukan "ASPIRATE" (sedikit

menarik pompa spuit) untuk mengecek apa betul jarum sudah MASUK SEMPURNA pada pembuluh darah. Pada injeksi INTRA MUSCULAR, bila MASUK sedikit DARAH ke dalam spuit = SALAH. Bila ada darah yang masuk, artinya jarum berada di posisi pembuluh darah.

 Masukan cairan PERLAHAN-LAHAN.

3. INJEKSI SUB CUTAN (SC)

Sedikit penjelasan mengenai INJEKSI SUB CUTAN (SC):

 Gunakan ALCOHOL SWAB untuk men-STERIL-kan wilayah injeksi.  Ukuran jarum yang ideal adalah NO.26

 Pada akhir proses persiapan, DORONG pompa spuit sampai cairan KELUAR

SEDIKIT untuk memastikan seluruh UDARA dalam tabung sudah keluar.  3 lokasi umum untuk SC adalah:

1. PERUT bawah 2. LENGAN atas 3. PAHA atas

 Jumlah maximal yang boleh disuntikkan per titik adalah 1 CC/TITIK (untuk

L-carnitine mixture).

 Pastikan jarum MASUK sampai HABIS, untuk sampai ke jaringan lemak

yang berada diantara jaringan kulit dengan otot.

 Sebelum menyuntikan obat, pastikan untuk melakukan "ASPIRATE" (sedikit

menarik pompa spuit) untuk mengecek apa betul jarum sudah masuk

(6)

DARAH ke dalam spuit = SALAH. Bila ada darah yang masuk, artinya jarum berada di posisi pembuluh darah.

 Masukan cairan PERLAHAN-LAHAN.

 Pastikan anda berada dalam kondisi FIT (cukup makan, cukup tidur) sebelum

melakukan injeksi. Apabila merasa kurang fit namun ingin memaksakan, lakukan TEST TEKANAN DARAH sebelum melakukan injeksi.

 Setelah injeksi, MINUMLAH banyak AIR PUTIH. Untuk sementara waktu

disarankan untuk menghindari konsumsi minuman lain khususnya KOPI, TEH, dan minuman BERALKOHOL.

4. LIPODISSOLVE / LIPOMELT / MICRO SUB CUTAN INJECTION Sedikit penjelasan mengenai MICRO SUB CUTAN INJECTION (LIPODISSOLVE/LIPOMELT):

 Lakukan PEMETAAN awal untuk menentukan TITIK-TITIK injeksi. Jarak

MINIMAL untuk setiap titik adalah 3 CM.  Ukuran JARUM yang ideal adalah NO.30.

 Pada akhir proses persiapan, DORONG pompa spuit sampai cairan KELUAR

SEDIKIT untuk memastikan seluruh UDARA dalam tabung sudah KELUAR.Hanya suntikkan produk ini di PERUT, PAHA ATAS, dan LENGAN ATAS! JANGAN suntikkan pada PAYUDARA ataupun sekitar WAJAH! Apabila anda ingin mengecilkan BAGIAN SELAIN bagian tubuh diatas, suntikkan produk ini secara INTRA VENA (tanpa campuran). Aplikasi secara intra vena akan meningkatkan Tempat injeksi

 Pada lengan (vena basalika dan vena sefalika)  Pada tungkai (vena saphenous)

 Pada leher (vena jugularis)

 Pada kepala (vena frontalisatau vena temporalis)

Peralatan

1. Buku catatan pemberian obat atau kartu obat

(7)

8. Kassa steril (bilaperlu)

9. Bengkok

2.7 PROSEDUR PEMBERIAN OBAT SECARA ORAL A. Prosedur

Persiapan:

Pasiendan keluarga :

 Menjelaskan prosedur dan tujuan pemberian obat

Alat-alat :

 Obat-obatan yang akandiberikan  Mangkok atau sendok obat atau pipet  Daftarpemberianobat

 Air minum (air putih) dan -bilaperlu- sedotan  Perlakdanalasnya, bilaperlu.

 Penggerusobat, bilaperlu.

Lingkungan : perhatikan privasi pasien Perawat : mencuci tangan

B. Pelaksanaan

1. Periksakembalidaftarobatpasien

2. Membawa obat dan daftar obat kehadapan pasien sambil mencocokkan nama 3. pada tepat tidur dengan nama pada daftar obat.

4. Memanggil nama pasien sesuai dengan nama pada daftar obat (memanggil dengan nama lengkap, misalnya ”nysrihastuti” jgn ”nysri” saja)

5. Memberikan obat satu persatu pada pasien sambil menunggu pasien selesai minum obat, dengan menjelaskan kegunaan obat dan cara memakan obat sesuai jenis obat, misalny apasien dianjurkan untuk langsung menelan obat atau obat dikunyah dulu, atau obat dihisap pelan-pelan atau obat diletakkan dibawah lidah, setelah selesai beri pasien air minum, kalau perlu.

6. Menyimpan kembali obat-obat persediaan milik pasien ketempatnya 7. Mengobservasi keadaan umum pasien

8. Mencuci tangan.

(8)

BAB III

PENUTUP

3.1 SIMPULAN

(9)

tindakan keperawatan harus didasarkan pada ilmu pengetahuan, komunikasi interpersonal serta memiliki keterampilan yang jelas dalam keahliannya.

3.2 SARAN

Penyusun berharap agar semua perawat dapat meningkatkan kualitas kerjanya dan mampu menjadi seseorang yang profesional dalam bidangnya.

DAFTAR PUSTAKA

Sumijatun. 2010. Konsep Dasar Menuju Keperawatan Profesional. Pro-Health. 2010. Pemberian obat melalui injeksi.

http://kamuskesehatan.com/arti/heparin/ http://www.ahlinyalambung.com

http://www.farmasiku.com

Referensi

Dokumen terkait

tidak terjadi efek samping obat namun tidak tepat dosis untuk pemberian Na.Diklofenak pada pasien. Namun pasien mengalami kategori

Ada beberapa tujuan dilakukannya automatic stop order pada obat di rumah sakit diantaranya : untuk memastikan keselamatan pasien dan meningkatkan pemantauan, untuk memastikan

• Praktik dispensing yang baik adalah suatu proses praktik yg memastikan bahwa suatu bentuk yg efektif dari obat yg benar. – Dihantarkan kepada pasien

Berarti pemberian obat melalui saluran gastrointestinal (GI), Kerugian dari pemberian melalui jalur ini adalah absorpsinya lambat, tidak dapat diberikan pada pasien yang tidak

Petugas obat memastikan bahwa obat yang dibawa sendiri oleh pasien/keluarganya, (jika tetap dikonsumsi) tidak menimbulkan efek interaksi obat yang merugikan

Pemberian informasi obat di apotek, baik dalam pelayanan resep maupun pelayanan swamedikasi adalah hal yang sangat penting untuk memastikan pasien menggunakan obat

Pemberian informasi obat di apotek, baik dalam pelayanan resep maupun pelayanan swamedikasi adalah hal yang sangat penting untuk memastikan pasien menggunakan obat

PREPOTIF : Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 913 Untuk mendukung dan memastikan bahwa pelayanan kunjungan pengobatan TB tetap berjalan terhadap pasien TB sensitive obat TB-SO dan