PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG PELAKSANAAN
TES PSIKOLOGIS
ARTIKEL
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA-1)
MONA LISA
NIM: 10060116
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG PELAKSANAAN TES
PSIKOLOGIS DI SMK NEGERI 6 PADANG
Mona Lisa
Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACK
This research is besand on he learners perception about the implementation of psychology test. Based on the observation that held in SMK Negeri 6 Padang in August 2013, there were still learners that were not motivated implementation the psychology test was taking place, while the test was taking place, they did test impulsively, they were not serious, they still didn’t comprehand the psychology test result that obtuvied and they saw it to in importance party. The purpose of this research is to discribe 1) the learners perception about the function of psychology test, 2) the learners perception about the purpose of psychology test, 3) the learners perception about the result of psychology test, 4) the learners perception about the progress of psychology test result.the type of this research is quantitative desciptive research with the population of learners class X in SMK Negeri 6 Padang that cinsists of 364 students and the samples are 78 students. The samples are taken by using simple random sampling technique. The tool that used to collect data is questionaire. To describe the data of learners perception about the implementing psychology test by using percentage analysis technique. The result of this research shows that how the learners perception about the function of psychology test is standing on agree category, the result of psychology testis also on agree category and the progress of the test is also standing on agree category. So it can be concluded that the learners perception about the implementing of psychology test in class X SMK Negeri 6 Padang is standing on agree category. This research is recommenden to the learners later they can more comprehend and understand the implementation of psychology test.
Keywords:Perception, Student, Psichologist Test
Pendahuluan
Pendidikan memiliki peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa, karena pendidikan mewariskan budaya kepada generasi penerusnya berupa pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, sehingga manusia menjadi lebih terhormat dan
mempunyai kedudukan yang lebih
tinggi.Pendidikan bertujuan untuk terus menerus mengadakan perubahan dan pembaharuan.Kehidupan peserta didik tidak dapat lepas dari lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosialnya.Sejak peserta didik dilahirkan, sejak itu pula peserta didik secara langsung berhubungan dengan dunia sekitar.Mulai saat itu pula peserta didik secara langsung menerima stimulus dari luar dirinya, dan berkaitan dengan persepsi.Persepsi merupakan salah satu aspek kognitif manusia yang sangat penting, yang memungkinkannya untuk mengetahui dan
memahami dunia sekelilingnya. Persepsi merupakan proses yang menyangkut masukan informasi ke dalam otak manusia.
Menurut Desmita (2009:118) “persepsi
adalah suatu proses penggunaan
pengetahuan yang telah dimiliki untuk memperoleh dan menginterpretasikan stimulus (rangsangan) yang diterima oleh sistem alat indera manusia”.Menurut Walgito (2011:88) “tes adalah suatu metode atau alat untuk melakukan penyelidikan yang menggunakan soal-soal, pertanyaan-pertanyaan, atau tugas-tugas yang telah dipilih dengan seksama dan telah di- standarisasikan”.Dalam bimbingan dan konseling, tes sebagai suatu metode untuk mendapatkan data mempunyai peran yang cukup penting. Dengan tes, dapat diperoleh data yang mungkin tidak dapat terungkap dengan metode yang lain.
Menurut Anwar (2012:135) “tes psikologis atau lebih dikenal dengan sebutan psikotes adalah tes untuk mengukur aspek
individu secara psikis”. Tes dapat berbentuk secara tertulis, visual atau evaluasi secara verbal yang teradministrasi untuk mengukur fungsi kognitif dan emosional.Psikotes juga merupakan pemeriksaan yang menggunakan prinsip-prinsip psikologi untuk mengukur potensi psikologis seseorang (mental ability) dikaitkan dengan kriteria tertentu. Tujuan dari dilaksanakannya tes ini adalah untuk mengukur berbagai kemungkinan atas bermacam kemampuan orang secara mental dan faktor-faktor yang mendukungnya, termasuk karir, prestasi, kemampuan kepribadian, dan intelegensi.
Menurut Sukardi dan Kusmawati (2009: 4) “tes dapat memberikan data untuk dapat membantu para siswa dalam meningkatkan pemahaman diri (self-understanding), penilaian diri evaluation), dan penerimaan diri (self-acceptance)”. Juga, hasil pengukuran psikologis dapat digunakan siswa untuk meningkatkan persepsi dirinya secara optimal dan mengembangkan eksplorasi dalam beberapa bidang tertentu. Di samping itu pengukuran tes psikologis berfungsi dalam memprediksi, memperkuat dan meyakinkan para siswa. Pada umumnya, hasil-hasil tes hanya memberikan satu macam faktor yang tepat bagi keputusan staf bimbingan dan konseling. Hal ini yang menjadi tanggung jawab konselor untuk memberikan orientasi dan informasi yang memadai pada peserta testing agar hasil-hasil testing bisa di tempatkan dalam perspektif yang tepat dengan faktor-faktor sosial ekonomi, etnis, dan budaya berpengaruh dalam skor tes. Menurut Winkel dan Hastuti (2006: 267) “pemberian informasi kepada peserta didik tentang hasil tesing termasuk juga dalam layanan pengumpulan data”. Adalah sangat penting agar pemberian informasi dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga bersifat akurat, bermakna bagi subjek yang telah menempuh tes dan tidak menimbulkan salah paham.
Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru bimbingan dan konseling yang dilakukan pada saat melaksanakan PPLBK di Sekolah pada Agustus 2013, masih ada peserta didik yang belum termotivasi sewaktu pelaksanaan tes psikologis, ketika tes berlangsung peserta didik mengerjakan tes psikologis secara sembarangan, dalam mengerjakan tes psikologis peserta didik
tidak serius, peserta didik belum memahami untuk melakukan tindak lanjut akan hasil tes psikologis yang diperoleh, dan peserta didik melihatkan laporan hasil tes yang diperoleh kepada pihak yang tidak berkepentingan. Berdasarkan permasalahan yang terjadi penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut terhadap temuan kasus tersebut.
Adapun judul penelitian adalah “Persepsi Peserta Didik tentang Pelaksanaan Tes Psikologis di Kelas X SMK Negeri 6 Padang”. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah a) persepsi peserta didik tentang fungsi tes psikologis, b) persepsi peserta didik tentang tujuan tes psikologis, c) persepsi peserta didik tentang hasil tes psikologis, dan d) persepsi peserta didik tentang tindak lanjut hasil tes psikologis.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: a) persepsi peserta didik tentang fungsi tes psikologis, b) persepsi peserta didik tentang tujuan tes psikologis, c) persepsi peserta didik tentang hasil tes psikologis, dan d) persepsi peserta didik tentang tindak lanjut hasil tes psikologis.Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:“bagaimana persepsi peserta didik tentang pelaksanaan tes psikologis di kelas x smk negeri 6 padang ?”
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif.Yusuf (2005:83) mengemukakan bahwa “penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sisitematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat
populasi tertentu atau mencoba
menggambarkan fenomena secara detail”. Waktu dan tempatpenelitian ini adalah September2014. Tempat penelitian di SMK Negeri 6 Padang dengan populasi sebanyak 364 orang dan teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling, jumlah sampel sebanyak 78 orang. Jenis data dalam penelitian ini adalah data interval, sumber data yang digunakan data primer yaitu dari peserta didik dan data sekunder dari lapangan.Teknik pengumpulan data adalah
angket.Data diolah dengan
menggunakanrumus persentase yang
dikemukakan oleh Sudijono (2010:43) dengan rumus sebagai berikut.
Keterangan:
P = Tingkat persentase jawaban F = Frekuensi jawaban
n = Jumlah angka mutlak
Selanjutnya, teknik analisis data yang digunakan adalah rumus Kriterium Sturgess yang dikemukakan oleh Mngkuatmojo (2003:37)untuk mencari interval skor sebagai berikut.:
Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Persepsi Peserta Didik tentang Fungsi Tes Psikologis
Berdasarkan data yang
dikumpulkan mengenai persepsi peserta didik tentang fungsi tes psikologis di kelas X SMK Negeri 6 Padang yang tergolong pada kategori sangat baik 10,25%, pada kategori baik 89,74% sedangkan pada kategori cukup baik, kurang baik dan sangat kurang baik tidak ada. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi peserta didik tentang fungsi tes psikologis di kelas X SMK Negeri 6 Padang Baik. Menurut Sukardi dan Kusmawati (2009: 4) “hasil pengukuran psikologi dapat digunakan siswa untuk meningkatkan persepsi
dirinya secara optimal dan
mengembangkan eksplorasi dalam
beberapa bidang tertentu”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa meskipun persepsi peserta didik tentang fungsi tes psikologis termasuk dalam kategori baik,peserta didik harus mempertahankan dan meningkatkan lagi pemahaman terhadap diri dan mengembangkan eksplorasi dalam beberapa bidang tertentu sehingga peserta didik mengetahui fungsi tes psikologis secara keseluruhan.
2. Persepsi Peserta Didik tentang Tujuan Tes Psikologis
Berdasarkan data yang
dikumpulkan mengenai persepsi peserta didik tentang tujuan tes psikologis di kelas X SMK Negeri 6 Padang yang tergolong pada kategori sangat baik 1,28%, pada kategori baik 98,71% sedangkan pada kategori cukup baik, kurang baik dan sangat kurang baik tidak ada. Berdasarkan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa persepsi peserta didik tentang tujuan tes psikologis di kelas X SMK Negeri 6 Padang baik. Menurut Sukardi dan Kusmawati (2009: 4) “dalam pelaksanaan bimbingan karir di sekolah terutama sekali dalam aspek pemahaman diri, pelaksanaan tes psikologis memberikan sumbangan (kontribusi) yang sangat berharga dalam membantu siswa mengenal kemampuan, potensi, bakat, minat, kepribadian, dan prestasinya”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa meskipun persepsi peserta didik tentang tujuan tes psikologis termasuk dalam kategori baik,peserta didik harus lebih meningkatkan lagi pemahaman diri dalam berbagai aspek kepribadian, agar peserta didik berhasil dalam membuat keputusan dimasa depan.
3. Persepsi Peserta Didik tentang Hasil Tes Psikologis
Berdasarkan data yang
dikumpulkan mengenai persepsi peserta didik tentang hasil tes psikologis di kelas X SMK Negeri 6 Padang yang tergolong pada kategori sangat baik 14,10%, pada kategori baik 85,89% sedangkan pada kategori cukup baik, kurang baik dan sangat kurang baik tidak ada. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi peserta didik tentang hasil tes psikologis di kelas X SMK Negeri 6 Padang baik. Menurut Sukardi dan Kusmawati (2009: 4) “hal ini menjadi tanggung jawab konselor untuk memberikan orientasi dan informasi yang memadai pada peserta testing agar hasil-hasil testing bisa ditempatkan dalam persepektif yang tepat dengan faktor-faktor lain yang relevan”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa meskipun persepsi peserta didik tentang hasil tes psikologis termasuk dalam kategori baik,guru BK
harus mengkomunikasikan dan
memberikan penjelasan yang tepat dan dimengerti oleh peserta didik atas hasil tes psikologis yang didapat.
4. Persepsi Peserta Didik tentang Tindak Lanjut Hasil Tes Psikologis
Berdasarkan data yang
didik tentang tindak lanjut hasil tes psikologis di kelas X SMK Negeri 6 Padang yang tergolong pada kategori sangat baik 17,94%, pada kategori baik 82,05% sedangkan pada kategori cukup baik, kurang baik dan sangat kurang baik tidak ada. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi peserta didik tentang tujuan tes psikologis di kelas X SMK Negeri 6 Padang baik. Menurut Winkel dan Hastuti (2006:267
)
Konselor harus menjelaskan
informasi apa yang dapat diperoleh dari testing dan untuk apa hasil testing dapat digunakan, dengan menekankan bahwa testing bukan sumber informasi tentang konseli yang bertaraf sama dengan suatu wahyu ilahi kepadanya, melainkan menyajikan informasi yang nantinya harus diintegrasikan dengan data lain yang tersedia, seperti cita-cita hidup, pandangan orangtua serta saudara, dan keadaan sosial ekonomi.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa meskipun persepsi peserta didik tentang tindak lanjut hasil tes psikologis termasuk dalam kategori baik,peserta didik dapat menggunakan informasi yang telah disajikan dan
diharapkan peserta didik dapat
mengintegrasikan hasil tes pdikologis dengan data yang tersedia agar peserta didik dapat mengarahkan cita-citanya.
Berdasarkan pendapat di atas dapat peneliti simpulkan dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan sebelum penelitian di SMK Negeri 6 Padang masih adanya peserta didik yang belum memahami serta kurang serius dalam mengerjakan tes psikologis. Setelah diadakan penelitian hasil yang didapatkan yaitu persepsi peserta didik tentang pelaksanaan tes psikologis yang terkait dengan batasan masalah yang digunakan berada pada kategori setuju.Hal ini menunjukan bahwa pelaksanaan tes psikologis yang telah dilakukan telah berjalan dengan baik.Ketidak sesuaian antara hasil observasi dengan hasil setelah penelitian dikarenakan jarak antara observasi dengan penelitian cukup lama dan pemahaman tentang pelaksanaan tes psikologis lebih diperjelas oleh guru BK
sehingga mempengaruhi hasil pelaksanaan tes yang dilakukan.
Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil penelitian dapat diungkapkan bahwa persepsi peserta didik tentang pelaksanaan tes psikologis di kelas X SMK Negeri 6 Padang dijelaskan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian mengenai persepsi peserta didik tentang fungsi tes psikologis secara umum berada pada kategori baik. 2. Berdasarkan hasil penelitian
mengenai persepsi peserta didik tentang tujuan tes psikologis secara umum berada pada kategori baik. 3. Berdasarkan hasil penelitian
mengenai persepsi peserta didik tentang hasil tes psikologis secara umum berada pada kategori baik. 4. Berdasarkan hasil penelitian
mengenai persepsi peserta didik tentang tindak lanjut hasil tes psikologis secara umum berada pada kategori baik.
Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi peserta didik tentang pelaksanaan tes psikologis yaitu fungsi tes psikologis, tujuan tes psikologis, hasil tes psikologis dan tindak lanjut hasil tes psikologis. Terlihat dari hasil penelitian ini bahwa persepsi peserta didik tentang fungsi tes psikologis terkategori baik, persepsi peserta didik tentang tujuan tes psikologis terkategori baik, persepsi peserta didik tentang hasil tes psikologis terkategori baik, dan persepsi peserta didik tentang tindak lanjut hasil tes psikologis terkategori baik.
Berdasarkan kesimpulan di atas maka dalam penelitian ini, saran peneliti adalah kepada :
1. Peserta didik, agar memiliki persepsi yang baik tentang pelaksanaan tes psikologis, baik dari fungsi tes psikologis, tujuan tes psikologis, hasil tes psikologis dan tindak lanjut hasil tes psikologis.
2. GuruBK, agar guru BK dapat mempertahankan dan meningkatkan lagi tanggung jawabnya dalam pelaksanaan kegiatan BK sehingga peserta didik mengikuti setiap
kegiatan layanan yang ada di sekolah.
3. KepalaSekolah, diharapkan dapat lebih meningkatkan pemahaman tentang pelaksanaan tes psikologis agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam berpersepsi terhadap peserta didik sehingga dapat menumbuhkan kerjasama yang baik dan harmonis antara kepala kepala sekolah dan personil sekolah dengan peserta didik. 4. PenelitiSelanjutnya, diharapkan
kepada peneliti selanjutnya agar dapat dijadikan pedoman untuk melakukan bagi yang berkaitan dengan tes psikologis pada aspek yang lain.
Daftar Pustaka
Anwar, Zinul. 2012. Kumpulan Topik Psikologi. Yogyakarta: Andi. Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan
Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mangkuatmodjo, Soegyarto. 2003.
Pengantar Statistik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Sudijono, Anas. 2010. Pengantar
Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Sukardi, Dewa Ketut dan Kusumawati, Desak P.E Nila. 2009. Analisis Tes Psikologi Teori dan Praktik dalam Penyelenggaraan Layanan Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.
Walgito, Bimo.2011. Bimbingan dan Konseling (Studi & Karir). Yogyakarta: Andi.
Winkel dan Hastuti. 2012. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.
Yusuf, A. Muri. 2005. Metodologi Penelitian. Padang: UNP Pres