• Tidak ada hasil yang ditemukan

Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan ARTIKEL PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan ARTIKEL PENELITIAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MK | Vol. 1 | No. 1 | OKTOBER 2017 32 Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan

POTENSI EKSTRAK AIR KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DALAM MELARUTKAN ION KALSIUM GIGI (in Vitro)

(POTENTIAL OF MANGOSTEEN SKIN EXTRACT (Garcinia mangostana L.) IN SOLUTING DENTAL CALCIUM IONS (in Vitro))

Ratih Widyasari1, Euis Reni Yuslianti2, Mirza Muthia Sari3

1

Bagian Konservasi Gigi, Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Unjani

2

Bagian Biokimia dan Biologi Oral Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Unjani

3

Mahasiswa Program Profesi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Unjani Email korespondensi: ery_unjani@yahoo.com

ABSTRAK

Demineralisasi adalah hilangnya sebagian atau seluruh ion mineral gigi termasuk kalsium, yang terjadi apabila pH mulut <5,5. Kulit manggis sebagai bahan alam memiliki efek pengobatan pada rongga mulut, namun mengandung tanin dengan pH 3 sehingga kulit manggis sebagai obat-obatan herbal memiliki kecenderungan sifat asam. Penelitian ini bertujuan mengetahui potensi kulit manggis dalam melarutkan ion kalsium gigi. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik analitik. Sampel penelitian berupa 30 gigi premolar, akar lengkap, mahkota utuh, dan bebas karies. Sampel dibagi menjadi 3 kelompok yakni kelompok ekstrak air kulit manggis, ekstrak air kulit manggis dengan saliva, dan saliva yang direndam dengan durasi 30 detik, 1 menit, dan 3 menit. Pengukuran kelarutan kadar kalsium gigi dilakukan dengan metode cresolpthalein complexone spektrofotometri. Data dianalisis statistik dengan Anova dilanjutkan uji beda Tukey (p<0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak air kulit manggis tidak menyebabkan kelarutan kalsium gigi pada waktu perendaman 30 detik dan 1 menit tetapi menyebabkan kelarutan kalsium gigi pada waktu perendaman 3 menit (p=0,001). Ekstrak air kulit manggis dengan saliva berpotensi menyebabkan kelarutan ion kalsium. Dapat disimpulkan bahwa kulit manggis berpotensi melarutkan ion kalsium gigi dengan perendaman lebih dari 3 menit yaitu semakin lama waktu perendaman semakin meningkat rerata jumlah ion kalsium gigi yang terlarut.

Kata kunci: bahan alam, kelarutan kalsium, kulit manggis ARTIKEL PENELITIAN

(2)

MK | Vol. 1 | No. 1 | OKTOBER 2017 33

ABSTRACT

Demineralization is the lost of part or whole mineral ion of tooth, including calcium, which happens if pH in the oral cavity reach below 5,5. Mangosteen peel extract as natural ingredient has the ability of medicament for oral cavity, but it consists of Tanin which has pH score of 3, meaning of low pH and acidic. Teeth inside the oral cavity which have contact with the acidic agent will result in demineralization. The aim of this research was to determination demineralization tendency of mangosteen peel extract, since the extract were used as a medicine topically inside the oral cavity, and had contacts with teeth. This research was an analytical laboratory experiment. Samples of this research were 30 premolar, with completed apex, crown, and no defect. Samples divided into 3 groups, each groups were consists of 10 teeth soaked in mangosteen peel extract water, mixed of mangosteen peel extract water with saliva, and group teeth soaked in saliva only. Duration of soak for each group were 30 seconds, 1 minutes and 3 minutes. Demineralization measurement were held by observing level of calcium dissolved during the experiment, using cresolpthalein complexone spectrophotometer. Data were analyzed with Anova and post hoc Tuckey (p<0.05). The result of this experiment shows that 2 groups of 30 seconds and 1 minutes duration of soak does not show any dissolution of calcium, while 1 group shows otherwise after 3 minutes (p=0.001). Between all 3 groups of solutions, Mangosteen peel extract mixed with saliva shows the highest tendency of demineralization. This research concludes that Mangosteen peel extract have the possibility and tendency to dissolve calcium ions from teeth inside the oral cavity after 3 minutes of contact. The longer duration of contact, the higher possibility of demineralization may occur.

Key words: natural substance, calcium solubility, mangosteen peel

PENDAHULUAN

Manggis (Garcinia mangostana L.) adalah tanaman buah yang berasal dari Indonesia dan Malaysia.1,2 Efektivitas manggis dihubungkan dengan kandungan antioksidan yang terkandung di dalamnya yaitu ksanton. Kandungan ksanton tidak hanya terdapat pada daging buahnya saja namum terdapat pula pada benih, kulit,

serta daun dari manggis.2,3 Antioksidan lain yang terdapat pada kulit manggis antara lain antosianin, tanin, dan asam fenolat.3

Penelitian Iswari tahun 2005 melaporkan kandungan ksanton tertinggi terdapat pada kulit manggis, yakni 107,76 mg per 100 g kulit buahnya.4 Ksanton pada

(3)

MK | Vol. 1 | No. 1 | OKTOBER 2017 34 manggis memiliki aktivitas biologis yang

luar biasa diantaranya sebagai antioksidan, antitumor, antiinflamasi, antialergi, antibakterial, antifungal, dan antiviral.2,4 Selain memiliki manfaat yang luar biasa untuk tubuh, kulit manggis juga memiliki sifat fisikokimia yaitu memiliki tingkat keasaman (pH = 4,28-4,42) namun untuk dapat dikonsumsi oleh manusia kadar tanin yang terkandung dalam kulitnya harus dikurangi sampai kadar aman agar baik untuk sistem pencernaan.3 Pengaturan pH pada ekstrak buahnya adalah salah satu cara untuk menurunkan kadar tanin pada kulit buah manggis, yaitu pada pH asam (pH = 3). Tingkat keasaman ini juga dinilai stabil untuk dapat dijadikan sebagai produk farmasi apabila dibutuhkan pH yang rendah sampai sedang.5 Ni Wayan et al tahun 2014 melaporkan bahwa air rebusan kulit manggis memiliki kemampuan menyembuhkan gingivitis saat dikumur 2 kali sehari dalam waktu 30 detik selama 3 hari berturut-turut, yang berarti 30 detik dalam satu kali kumur, 1 menit dalam satu hari, dan 3 menit dalam 3 hari.6,7 Rassameemasmaung S et al tahun 2008 melaporkan bahwa ekstrak kulit manggis sediaan gel dapat mengobati periodontitis.8

Gigi dapat mengalami demineralisasi sehingga sebagian atau seluruh mineral dalam email gigi dapat larut yang disebabkan oleh rendahnya pH larutan

sekitar permukaan email yaitu kurang dari 5,5.9,10 Demineralisasi dipengaruhi oleh keasaman (pH), konsentrasi asam, waktu melarut dan adanya ion sejenis kalsium dan fosfat serta saliva. Demineralisasi pada gigi akan menyebabkan rusaknya komponen utama email gigi yaitu hidroksiapatit.10,11 Saliva memiliki beberapa peranan penting dalam rongga mulut, salah satunya adalah sebagai buffer

agent yaitu untuk memberikan perlindungan terhadap demineralisasi email akibat pH kritis pada rongga mulut.12,13 Penggunaan ekstrak kulit manggis yang asam pada rongga mulut secara terus-menerus dikhawatirkan akan memberikan efek samping pada gigi, yaitu larutnya ion kalsium gigi. Berdasarkan hal tersebut perlu diteliti potensi ekstrak air kulit manggis (Garcinia mangostana L.) dalam melarutkan kadar ion kalsium gigi.

BAHAN DAN METODE

Penelitian adalah eksperimental laboratorik yang bersifat analitik dengan desain Pretest-posttest Control Group

Design disertai Interrupted time-series 30

detik, 1 menit, dan 3 menit secara in

vitro.14 Penelitian dilakukan di laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran Unjani. Penelitian dilakukan pada bulan Maret-Mei 2016. Sampel penelitian adalah 30 gigi premolar

(4)

MK | Vol. 1 | No. 1 | OKTOBER 2017 35 permanen hasil ekstraksi gigi sebelum

penggunaan kawat ortodontik dari tempat praktek dokter gigi di Kota Bandung yang berakar lengkap, mahkota utuh, dan bebas karies. Sampel penelitian dibagi menjadi 3 kelompok 10 ulangan, yaitu: (a) kelompok gigi yang direndam dengan ekstrak air kulit manggis; (b) kelompok gigi yang direndam dengan ekstrak air kulit manggis dengan saliva; (c) kelompok gigi yang direndam dengan saliva buatan (kontrol positif). Waktu perendaman gigi pada masing-masing kelompok perlakuan dilakukan dalam 3 waktu yaitu 30 detik, 1 menit, dan 3 menit.7

Prosedur penelitian terdiri dari (1) persiapan ekstrak air kulit manggis segar diameter 5,9-6,3 cm, berwarna coklat kemerahan 1 kg yang berasal dari perkebunan manggis di wilayah Selatan Kabupaten Tasikmalaya. Kulit manggis diiris tipis ketebalan 1-2 cm; direbus di dalam panci berisi akuades 8000 mL selama 2 jam. Air rebusan kulit manggis dituangkan ke dalam waterbath 70°C sampai ekstrak pekat, oven suhu 50°C-60°C sampai kering sampai didapatkan serbuk 60 gram. Serbuk dilarutkan dengan akuades perbandingan 1:8 dan mengukur pH ekstrak air kulit manggis sampai menjadi pH 3. (2) Perendaman sampel: (a) mengukur kadar kalsium dan pH dari ketiga larutan perendam gigi saat sebelum

dilakukan perendaman gigi; (b) Perendaman sampel gigi kelompok A dalam ekstrak air kulit manggis; kelompok B dalam ekstrak air kulit manggis dengan saliva; kelompok C dalam saliva buatan. Perendaman pada setiap kelompok perlakuan dilakukan dalam 3 waktu yaitu 30 detik, 1 menit, dan 3 menit secara bertahap; (c) melakukan pengukuran kadar kalsium setelah perendaman gigi selesai dengan spektrofotometer sp-2000 pada panjang gelombang 577 nm.14

Data dianalisis dengan uji statistik Anova dan apabila normalitas data dan sebaran tidak dipenuhi maka diuji dengan Kruskal-Wallis dan dilanjutkan dengan analisis Post Hoc Mann-Whitney pada kelompok waktu perendaman 30 detik, 1 menit, dan perbedaan ketiga kelompok dan ketiga waktu perendaman (p < 0,05).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini didapat dari pengukuran kadar kalsium ketiga kelompok perlakuan, yang diukur sebelum dan setelah direndam gigi dengan waktu perendaman 30 detik, 1 menit dan 3 menit. Ketiga kelompok perlakuan sebelum dan setelah dilakukan perendaman gigi diukur kadar kalsiumnya dengan hasil gambar kelarutan ion kalsium dan hasil pengamatan gigi yang direndam (Gambar 1).

(5)

MK | Vol. 1 | No. 1 | OKTOBER 2017 32

Gambar 1 Grafik kelarutan ion kalsium dan hasil perendaman gigi dari kelompok sampel saliva,

kelompok sampel ekstrak kulit manggis, serta kelompok ekstrak kulit manggis dan saliva

Kadar kalsium pada ketiga kelompok perlakuan dinyatakan dalam satuan mg/dL

(milligrams/deciliter). Nilai kelarutan ion

kalsium terendah terjadi pada kelompok

ekstrak air kulit manggis (1,714±0,483 mg/dL) pada waktu perendaman 30 detik dan (1,127±0,435 mg/dL) pada waktu perendaman 1 menit karena tidak terjadi

(6)

MK | Vol. 1 | No. 1 | OKTOBER 2017 38 kelarutan kalsium. Kelarutan ion kalsium

tertinggi terjadi pada kelompok ekstrak air kulit manggis dengan saliva (-2,237±1,105 mg/dL) pada waktu perendaman 3 menit. Jika ditinjau berdasarkan keseluruhan lama perendaman terlihat kecenderungan kelarutan kalsium yang semakin bertambah

seiring dengan lamanya perendaman terjadi pada kelompok ekstrak air kulit manggis dan ekstrak air kulit manggis dengan saliva, namun hal tersebut tidak berlaku demikian pada kelompok kontrol saliva (Tabel 1)

Tabel 1 Nilai rerata dan standar deviasi (SD) kelarutan ion kalsium setelah perendaman gigi (mg/dL)

Kelarutan Ion Kalsium

Waktu perendaman Kelompok Perlakuan Gigi

Rerata (mg/dL)±SD Ekstrak air kulit manggis 1,714±0,483

30 detik

Ekstrak air kulit manggis +

-1,331±0,830 Saliva

Saliva (kontrol) -1,109±0,600

Ekstrak air kulit manggis 1,127±0,435

1 menit

Ekstrak air kulit manggis +

-1,320±0,448 Saliva

Saliva (kontrol) -0,467±0,568

Ekstrak air kulit manggis -0,621±0,927

3 menit

Ekstrak air kulit manggis +

-2,237±1,105 Saliva

(7)

MK | Vol. 1 | No. 1 | OKTOBER 2017 38 Nilai kelarutan ion selama 30 detik

dan 1 menit tidak memperlihatkan perbedaan signifikan. Terdapat perbedaan signifikan nilai kelarutan ion kalsium dari

ketiga kelompok perlakuan pada waktu perendaman 3 menit dengan Uji Anova dengan p=0,001. (Tabel 2).

Tabel 2 Perbandingan kelarutan ion kalsium di antara ketiga kelompok perlakuan pada

perendaman 3 menit Waktu Kelompok n Rerata p Perendaman (mg/dL)

Ekstrak air kulit manggis (A) 10 -0,621

3 menit Ekstrak air kulit manggis + Saliva (B) 10 -2,237 0,001*

Saliva (C) 10 -0,756

Keterangan: Uji Anova dimana *p < 0,05 bermakna

Hasil uji Tukey dengan waktu perendaman 3 menit menunjukkan adanya perbedaan kelarutan ion kalsium yang bermakna pada kelompok ekstrak air kulit manggis dengan saliva

(B) secara signifikan (p<0,05). Hal ini berarti ekstrak air kulit manggis masih aman jika digunakan pada durasi 30 detik dan 1 menit karena cenderung tidak menyebabkan kelarutan ion kalsium sebesar 1,714 mg/dL dan 1,127 mg/dL, berbeda dengan penggunaan durasi 3 menit yang mengalami kelarutan ion kalsium sebesar 0,621 mg/dL. Pada kelompok perlakuan lainnya yaitu ekstrak air manggis dengan saliva dan kelompok

kontrol saliva terlihat kencenderungan mengalami kelarutan ion kalsium pada ketiga waktu perendaman. (Tabel 3)

Kelompok ekstrak air kulit manggis (A) dan kelompok ekstrak air kulit manggis dengan saliva (B) keduanya mengalami perbedaan kelarutan ion kalsium yang bermakna secara signifikan (p<0,05) jika dibandingkan dengan kelompok kontrol saliva (C). Secara deskriptif, hal ini dikarenakan pada kedua kelompok perlakuan tersebut mengalami kecenderungan kelarutan kalsium yang bertambah seiring dengan lamanya perendaman namun hal ini tidak terjadi pada kelompok saliva (Tabel 4).

(8)

MK | Vol. 1 | No. 1 | OKTOBER 2017 39

Tabel 3 Perbandingan kelarutan ion kalsium di antara pasangan kelompok perlakuan pada

perendaman 3 menit

Waktu Kelompok Rerata

p Perendaman Perlakuan (mg/dL) A -0,621 0,001* B -2,237 3 menit A -0,621 0,941 C -0,756 B -2,237 0,003* C -0,756

Keterangan: Uji Tuckey dimana *p < 0,05 bermakna

Tabel 4 Perbandingan kelarutan ion kalsium di antara pasangan ketiga kelompok perlakuan dan

ketiga waktu perendaman

Rerata (mg/dL) P A 0,740 0,000* B -1,629 Kelompok A 0,740 0,000* Perlakuan C -0,777 B -1,629 0,000* C -0,777 D -0,242 0,751 E -0,220 Waktu perendaman D -0,242 0,039* F -1,204 E -0,220 0,004* F -1,204

(9)

MK | Vol. 1 | No. 1 | OKTOBER 2017 40 Pada kelompok ekstrak air kulit

manggis (A) jika dilihat dari rerata kelarutan kalsiumnya, terlihat di awal tidak mengalami kelarutan ion kalsium pada waktu perendaman 30 detik, dan 1 menit kemudian mulai terjadi kelarutan ion kalsium pada waktu perendaman 3 menit. Pada kelompok ekstrak air kulit manggis dengan saliva (B) dalamnya cenderung mengalami kelarutan kalsium yang cukup tinggi dan bertambah pada setiap waktu perendaman.

Kelompok perlakuan dan waktu perendaman yang mengalami perbedaan adalah kelompok ekstrak air kulit manggis pada waktu perendaman 30 detik dan 1 menit karena tidak terjadi kelarutan ion kalsium, serta kelompok ekstrak air kulit manggis dengan saliva pada waktu perendaman 3 menit karena kelarutan kalsiumnya yang sangat tinggi. Terlihat juga kencenderungan kelarutan kalsium yang semakin bertambah seiring dengan lamanya perendaman pada kedua kelompok perlakuan tersebut.

Ekstrak air kulit manggis berpotensi menyebabkan kelarutan ion kalsium gigi pada waktu perendaman 3 menit. Hal ini sesuai dengan penelitian Ruslan et al, 2014 yang menyebutkan dalam penelitiannya bahwa pada durasi 3 menit setelah meminum minuman bersoda pH rendah yaitu pH 3, akan terjadi pengikisan email

10 kali lebih kuat. Kelarutan ion kalsium gigi tersebut diketahui secara kuantitatif, yaitu dengan melihat ada atau tidaknya penambahan kadar kalsium atau fosfat yang terkandung dalam larutan yang digunakan untuk perendaman gigi.15 Berdasarkan penelitian tersebut maka dapat diambil kesimpulan secara deskriptif bahwa penelitian ini memiliki hasil yang mirip, yaitu kelarutan ion kalsium gigi mulai terjadi pada waku perendaman 3 menit. Teori menyebutkan bahwa demineralisasi email nonbakteri terjadi melalui proses difusi, yaitu suatu proses perpindahan molekul/ion yang berasal dari email kemudian terlarut dalam air atau saliva, karena adanya perbedaan konsentrasi dari larutan yang bersifat asam di permukaan dengan di dalam email gigi. Produk asam pada larutan ber-pH rendah <5,5 akan berdifusi kedalam email melalui celah pada prisma email yang mengandung air dan matriks organik atau protein.16 Teori tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang memperlihatkan terjadi penambahan kalsium pada larutan ekstrak air kulit manggis setelah perendaman gigi pada waktu perendaman 3 menit yaitu sebesar -0,621 mg/dL. Selain itu kelarutan email gigi dalam prosesnya dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya adalah faktor waktu melarut.16 Faktor tersebut berhubungan dengan terjadinya kelarutan

(10)

MK | Vol. 1 | No. 1 | OKTOBER 2017 41 ion kalsium, yaitu semakin lamanya durasi

kontak antara kelompok perlakuan ber-pH rendah dengan permukaan gigi akan memperlihatkan kecenderungan kelarutan ion kalsium yang bertambah seiring dengan lamanya waktu perendaman.17 Penelitian lain yang mendukung hasil penelitian ini adalah penelitian Sungkar et

al, 2010 yang melaporkan bahwa terdapat

pengaruh minuman ringan rasa buah dengan pH rendah 3,49 terhadap kekerasan email gigi yang meningkat seiring dengan durasi pemaparan, sama halnya dengan penelitian Magista et al, 2014. Penelitian tersebut juga melaporkan terdapat pengaruh waktu perendaman jenis minuman beralkohol bir dan tuak terhadap kekerasan email gigi.18,19 Faktor-faktor lain yang mempengaruhi kelarutan ion kalsium gigi juga perlu diketahui. Berdasarkan teori faktor pH larutan serta kehadiran ion sejenis kalsium dan fosfat dalam suatu larutan dianggap penting karena

berhubungan dengan proses

remineralisasi.19 Jika pH rendah suatu larutan tidak dapat kembali ke pH netral, kehadiran ion kalsium dan fosfat dalam suatu larutan yang asam akan menghambat proses penguraian hidroksiapatit dan menyebabkan terjadinya rebuilding atau pembangunan kembali sebagian kristal hidroksipatait yang terlarut. Mikroporositas email yang terbentuk oleh

karena berkontaknya email dengan produk asam akan mengakibatkan email gigi memiliki energi tegangan permukaan yang tinggi sehingga memungkinkan mineral kalsium dan fosfor masuk ke dalam mikroporositas tersebut. Di dalam mikroporositas, ion kalsium dan fosfat akan meningkatkan derajat saturasi hidroksiapatit. Derajat saturasi ini dipengaruhi oleh konsentrasi kalsium dan fosfor dalam lingkungan sekitar email yaitu semakin tinggi konsentrasinya maka derajat saturasi akan semakin meningkat.8 Teori tersebut sesuai dengan hasil penelitian ini yang menunjukkan tidak adanya kelarutan kalsium pada kelompok perlakuan ekstrak air kulit manggis pada waktu perendaman 30 detik dan 1 menit, karena kulit manggis mengandung ion kalsium yang dapat berdifusi dari larutan kedalam mikropositas email gigi.2,3,19 Pernyataan tersebut dapat dibuktikan oleh hasil perhitungan ion kalsium sampel larutan sebelum dilakukan perendaman gigi, di mana kadar kalsium tertinggi didapat pada kelompok ekstrak air kulit manggis yaitu sebesar 6,12 mg/dL. Teori juga menyebutkan bahwa konsentrasi mineral dalam suatu larutan ikut berperan penting dalam proses remineralisasi, sehingga walaupun kadar pH ekstrak air kulit manggis sangat rendah yaitu pH 3,04 yang menurut teori dapat menyebabkan

(11)

MK | Vol. 1 | No. 1 | OKTOBER 2017 42 demineralisasi, kemungkinan masih ada

reaksi remineralisasi pada email gigi karena kandungan kalsium yang cukup tinggi di dalamnya.16,20 Namun untuk dapat membuktikan proses remineralisasi yang sebenarnya terjadi pada kelompok ekstrak air kulit manggis dengan waktu perendaman 30 detik dan 1 menit diperlukan penelitian lebih lanjut yang lebih spesifik.

Berdasarkan hasil penelitian, terlihat bahwa kelompok perlakuan lain yakni ekstrak air kulit manggis dengan saliva cenderung mengalami kelarutan ion kalsium pada setiap waktu perendaman, berbeda dengan kelompok ekstrak air kulit manggis murni yang tidak mengalami kelarutan ion kalsium pada waktu perendaman 30 detik dan 1 menit. Hasil ini sejalan dengan penelitian Widyaningtyas et

al, 2014 bahwa remineralisasi email tidak

selalu dapat terjadi, dalam prosesnya selalu dipengaruhi oleh banyak faktor seperti waktu perendaman, supersaturasi larutan terhadap gigi, laju endapan reaktan, dan pH larutan. Jika faktor tersebut tidak terpenuhi maka remineralisasi akan terhambat.20 Pada kelompok perlakuan ekstrak air manggis dengan saliva, faktor supersaturasi dan pH larutan memiliki

kemungkinan untuk menghambat

remineralisasi. Supersaturasi larutan erat kaitannya dengan jumlah kalsium atau

fosfat yang terkandung dalam suatu larutan, yaitu semakin tinggi konsentrasi kalsium atau fosfat dalam suatu larutan maka derajat saturasi akan semakin meningkat sehingga besar kemungkinan remineralisasi dapat terjadi. Perhitungan ion kalsium sampel larutan ekstrak air kulit manggis dengan saliva sebelum dilakukan perendaman gigi adalah sebesar 2,91 mg/dL, kadar ini tidak terlalu tinggi jika dibandingkan dengan kadar kalsium sampel ekstrak air kulit manggis murni. Kadar kalsium tersebut jika dihubungkan dengan faktor supersaturasi larutan, kemungkinan tingkat supersaturasi larutan yang dapat memicu remineralisasi tidak tercapai, sehingga terlihat kecenderungan kelarutan ion kalsium pada ketiga waktu perendaman. Ditinjau dari faktor pH larutan, perendaman pada kelompok ekstrak air kulit manggis dengan saliva yang memiliki pH yang rendah ternyata dapat melarutkan ion kalsium gigi. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa demineralisasi pada email gigi dapat terjadi apabila di sekitar permukaan email gigi kondisi pH < 5,5 yaitu di bawah titik kritis.10

Kelarutan ion kalsium juga dialami oleh kelompok kontrol saliva, hal tersebut disebabkan oleh kemampuan buffer agent saliva buatan yang terbatas jika dibandingkan dengan saliva alami,

(12)

MK | Vol. 1 | No. 1 | OKTOBER 2017 43 walaupun penggunaan saliva buatan pada

penelitian ini bertujuan untuk menggantikan sebagian fungsi saliva alami yang berhubungan dengan proses remineralisasi karena saliva buatan memiliki pH buffer yang rendah dan tidak memiliki sifat buffer agent yang dimiliki oleh saliva alami, sehingga pada perendaman selama 30 detik, 1 menit, dan 3 menit kelompok kontrol saliva buatan cenderung mengalami kelarutan ion kalsium.21

KESIMPULAN

Ekstrak air kulit manggis (Garcinia

mangostana L.) menyebabkan kelarutan

ion kalsium gigi pada waktu perendaman 3 menit. Ekstrak air kulit manggis bercampur dengan saliva, kelarutan ion kalsium gigi cenderung terjadi pada ketiga waktu perendaman. Berdasarkan hal tersebut di atas sebaiknya kontak yang terlalu lama antara gigi dengan ekstrak air kulit manggis pH 3 dicegah, khususnya durasi penggunaan 3 menit dan perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui mekanisme terjadinya remineralisasi oleh ekstrak air kulit manggis.

DAFTAR PUSTAKA

1. Guttiferae L. Garcinia mangostana.

Publ 2009.

http://www.worldagroforestry.org/tree

db/AFTPDFS/Garcinia_mangostana.P DF. [accessed 25 October 2015] 2. Pedraza-Chaverri J,

Cárdenas-Rodríguez N, Orozco-Ibarra M, Pérez-Rojas JM. Medicinal properties of mangosteen (Garcinia mangostana). Food Chem Toxicol. 2008 Oct; 46(10): 3227-39.

3. Permana AW. Kulit buah manggis dapat menjadi minuman instan kaya antioksidan. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010; 32: 5. 4. Yatman E. Kulit buah manggis

mengandung xanton yang berkhasiat tinggi. Wawasan 2012; 29: 2-7.

5. Lourith N, Kanlayavattanakul M. Biological activity and stability of mangosteen as potential natural color. Biosci biotehnol biochem. 2011; 75(11): 2257-9.

6. Azzahra H, Pujiastuti P, Purwanto. Potensi ekstrak kulit buah manggis

(Garcinia mangostana L.) buatan

pabrik terhadap peningkatan aktivitas mikrobisidal sel neutrofil yang dipapar streptococcus mutans. E-J Pustaka Kes 2014; 2: 161-5.

7. Arini NW, Astuti SAPD, Nahak MM. Efektivitas kumur-kumur air rebusan kulit buah manggis pasca oral fisioterapi untuk penyembuhan gingivitis. J Skala Husada 2014; 11: 6-10.

(13)

MK | Vol. 1 | No. 1 | OKTOBER 2017 44

8. Rassameemasmaung S,

Sirikulsatheana A, Amornchat C, Maungmingsook P, Rojanapanthu P, Gritsanaphan W. Topical application of Garcinia mangostana L. pericarp gel as an adjunct to periodontal treatment. Comple Therapies in Med 2008; 16: 262-7.

9. Harald OH, Edward JSJr, Andre VR. Sturdevant’s Art and Science of Operative dentistry. 6th ed. Riverport lane St. Louis Missouri: Elsevier Mosby; 2013: 41.

10. Andhani R, Widodo, Sukmana BI, Suhartono E. Effect pH on demineralization dental erosion. Inter J Chem Engine and Appl. 2015; 6: 138.

11. Sirimahraj V, Brearley Messer L, Morgan MV. Acidic diet and dental erosion among athletes. Aust Dent J. 2002; 47(3): 228-36.

12. Buzalaf MAR, Hannas AR, Kato MT. Saliva and dental erosion. J Appl Oral Sci. 2012; 20(5): 493-02.

13. Avery JK, Chiego DJ. Essentials of Oral histology and embryology. 3rd. St Louis Missouri: Mosby Elsevier; 2006: 200.

14. Prosedur kerja metode cresolpthalein complexone (CPC). Indo reagen, PT Segara Husada Mandiri.

15. Ruslan. Effect of soft drink to demineralization on the tooth enamel by addition of sodium flouride. Ind J Chem Res 2014; 1: 61-5.

16. Ramadhani SF. Kelarutan fosfat email pada perendaman gigi dalam minuman isotonik dan asam folat. Makasar: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin. 2013.

17. Prasetyo EA. Keasaman minuman ringan menurunkan kekerasan permukaan gigi. Maj Ked Gigi (Dent J) 2005; 38: 60-3.

18. Sungkar S, Suhendrianto, Fitriyani S. Pengaruh paparan minuman ringan rasa buah secara in vitro terhadap kekerasan permukaan email gigi. Cakradonya Dent J 2010; 1: 83-158. 19. Magista M, Nuryanti A, Wahyudi IA.

Pengaruh lama perendaman jenis minuman beralkohol bir dan tuak terhadap kekerasan email gigi manusia

(in vitro). Maj Ked Gi 2014; 1: 47-55.

20. Widyaningtyas V, Rahayu YC, Barid I. Analisis peningkatan remineralisasi email gigi setelah direndam dalam susu kedelai murni menggunakan

scanning electro mikroscope (SEM).

Pustaka Kesehatan. 2014; 2(2): 258-62.

Referensi

Dokumen terkait

Sistem organisasi, setiap transaksi yang terjadi dalam perusahaan dilaksanakan atas dasar sistem otorisasi yang telah diterapkan dan setiap pencatatan transaksi harus

physical effects, misalnya dengan mengadakan perbaikan yang cepat atau menyediakan alat-alat cadangan agar operasi perusahaan jangan terlalu lama berhenti akibat dari

Dari pembahasan hasil prediksi JFBR dapat disimpulkan bahwa indeks gangguan geomagnet lokal K memberikan hasil yang dengan tingkat akurasi yang lebih baik pada

 Non Operated Invoice (Accounting for Billing Statement from Operator): fungsi yang digunakan untuk mencatat biaya-biaya yang timbul di suatu Venture untuk

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, upaya yang telah dilaksanakan dalam rangka penjaminan kompetensi bidan sesuai standar yakni berupa kegiatan sosialisasi

Penambahan tepung ceker ayam dalam pembuatan biskuit memberikan peningkatan jumlah kalsium pada biskuit Berdasarkan analisa sidik ragam, penambahan tepung ceker

• Tercantum dalam spanduk/baliho dengan ruang sponsor sebesar 10% dari total luas setelah dikurangi nama acara dan publikasi acara. • Tercantum dalam T-Shirt panitia