• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL PERBANDINGAN PLOT NOVEL PASANGAN DETEKTIF KARYA AGATHA CHRISTIE DAN NOVEL DETEKTIF SEKOLAH KARYA DIMAS ABI OLEH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL PERBANDINGAN PLOT NOVEL PASANGAN DETEKTIF KARYA AGATHA CHRISTIE DAN NOVEL DETEKTIF SEKOLAH KARYA DIMAS ABI OLEH"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL

PERBANDINGAN PLOT NOVEL PASANGAN DETEKTIF KARYA AGATHA CHRISTIE DAN NOVEL DETEKTIF SEKOLAH

KARYA DIMAS ABI

OLEH ELVA BOTUTIHE

NIM : 311409107

Telah diperiksa dan disetujui untuk di uji

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Sance. A. Lamusu, M.Hum Dr. Muslimin, M.Pd

NIP: 19630803 198903 2 002 NIP: 19770817 200501 1 004

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Dr. Fatmah AR. Umar, M.Pd NIP: 19600104 199803 2 002

(2)

PERBANDINGAN LOT NOVEL PASANGAN DETEKTIF KARYA AGATHA CHRISTIE DAN NOVEL DETEKTIF SEKOLAH

KARYA DIMAS ABI

Oleh Elva Botutihe

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Anggota Penulis

1. Dr. Sance A. Lamusu, M. Hum. (Anggota Penulis I) 2. Dr. Muslimin, M.Pd. (Anggota Penulis II)

ABSTRAK

Perbandingan Plot Novel Pasangan Detektif Karya Agatha Christie dan Novel

Detektif Sekolah Karya Dimas Abi. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia, Universitas Negeri Gorontalo. Masalah penelitian pertama bagaimana tahapan plot novel Pasangan Detektif karya Agatha Christie?,kedua bagaimana tahapan plot novel Detektif Sekolah karya Dimas Abi? dan terakhir bagaimana perbandingan novel Pasangan Detektif karya Agatha Christie dan novel Detektif

Sekolah karya Dimas Abi. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan

tahapan-tahapan plot novel Pasangan Detektif dan Detektif Sekolah. Metode yang digunakan adalah metode perbandingan. Data penelitian ini bersumber dari novel Pasangan Detektif dan Detektif Sekolah yang lebih di fokuskan pada tahapan plot. Teknik pengumpulan data yaitu dengan membaca keseluruhan novel “Pasangan Detektif dan novel Detektif Sekolah” secara berulang-ulang untuk mengidentifikasi tahapan-tahapan plot yang terdapat dalam novel, mencatat semua kata atau kalimat yang berkaitan dengan tahapan-tahapan plot dalam novel Pasangan Detektif dan Detektif

Sekolah. Analisis data yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi, mengklasifikasi,

mengkaji, mendeskripsikan, membandingkan dan terakhir menyimpulkan tahapan-tahapan plot.

(3)

PENDAHULUAN

Sastra bandingan atau yang sering disebut dengan Literary Comparative merupakan usaha membandingkan dua karya sastra. Dalam perbandingan ini tidak hanya terfokus pada karya sastra tetapi juga aspek-aspek yang ada dalam karya sastra itu sendiri. Aspek-aspek dalam karya sastra itu meliputi unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.

Mursal Esten (1978:20) mengatakan hal-hal yang berhubungan dengan unsur intrinsik meliputi: tema, latar (setting), alur (plot), sudut pandang, tokoh dan penokohan, gaya bahasa dan amanat. Unsur yang membangun karya sastra dari luar adalah segala faktor luar yang melatar belakangi penciptaan karya sastra dan merupakan subjektif pengarang yang bisa berupa kondisi sosial, seperti budaya, politik, pendidikan dan agama.

Plot dalam karya fiksi umumnya adalah rangkaian cerita yang di bentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita. Bagi pengarang, plot dapat diibaratkan sebagai suatu kerangka karangan yang dijadikan pedoman dalam mengembangkan keseluruhan isi ceritanya, sedangkan bagi pembaca, plot dipahami sebagai keseluruhan isi cerita secara runtut dan jelas, (Aminudin, 2010:84-85). Oleh sebab itu dalam kegiatan membaca karya fiksi pada umumnya, kegiatan memahami plot merupakan kegiatan yang sangat penting, karena dalam setiap tahapan plot itu sebenarnya sudah terkandung semua unsur yang membentuk karya fiksi. Tahapan plot dibentuk oleh satuan-satuan peristiwa, setiap peristiwa selalu diemban oleh palaku-pelaku dengan menyampilkan suasana tertentu, selalu memiliki setting tertentu dan selalu menampilkan suasana tertentu pula. Sebab itulah melalui pemahaman plot, pembaca sekaligus dapat juga berusaha memahami penokohan, perwatakan, ataupun setting.

Kaitannya dengan penelitian ini, peneliti membandingkan novel dengan novel dalam hal ini ialah satu unsur intrinsiknya yaitu unsur plot. Plot dapat di tinjau dari tahapan-tahapannya. Tahapan-tahapan plot yang terdiri dari perkenalan (eksposisi), rangsangan, konflik atau tikaian, rumitan (komplikasi), klimaks, krisis atau titik balik, dan terakhir adalah leraian. Secara garis besar tahapan plot yang disebutkan diatas akan dibandingkan dengan melihat persamaan dan perbedaanya. Maksud dibandingkannya unsur plot dalam novel Pasangan Detektif dan Detektif Sekolah agar penikmat novel tersebut dapat memahami tahapan-tahapan plot yang muncul dari awal hingga akhir dan membentuk suatu cerita yang nantinya akan merangkai satu kesatuan plot cerita yang utuh.

(4)

Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah 1. Bagaimanakah tahapan plot dalam novel Pasangan Detektif karya Agatha Christie, 2. Bagaimanakah tahapan plot dalam novel Detektif Sekolah karya Dimas Abi, 3. Bagaimanakah perbandingan novel Pasangan Pasangan Detektif karya Agatha Christie dan novel Detektif Sekolah karya Dimas Abi. Manfaat umum, menambah pengetahuan pembaca dalam membandingkan dua jenis karya sastra yang memiliki persamaan dan perbedaan dilihat dari unsur intrinsik (plot) karya sastra khusunya novel.

Manfaat khusus, dapat dijadikan penambah wawasan terhadap masalah-masalah dalam membandingkan dua karya sastra dari negeri satu dengan negeri lain, khusunya pada perbandingan novel terjemahan dan novel Indonesia.

TINJAUAN PUSTAKA

Jenis-jenis Plot

a. Plot maju disebut juga plot kronologis, alur lurus atau alur progresif. Peristiwa-peristiwa ditampilkan secara kronologis, maju, secar runtut dari awal tahap, tengah hingga akhir. Tahapan alur maju meliputi : pengenalan masalah, pertikaian, puncak masalah, (klimaks), anti klimaks, penyelesaian masalah, cerita selesai.

b. Plot mundur disebut juga plot tak kronologis, sorot balik, regresif, atau flash-back. Peristiwa-peristiwa ditampilkan dari tahap akhir atau tengah dan baru kemudian tahap awalanya. Pada alur mundur cerita dimulai dari masa lalu, cerita masa sekarang, kemudian cerita masa yang akan datang.

c. Plot campuran atau plot gabungan merupakan alur yang dimulai dari awal/masa sekarang, masa lalu, kembali ke masa sekarang, kemudian masa depan

(5)

Eksposisi sering disebut juga sebagai paparan. Eksposisi adalah bagian karya saatra yang berisi keterngan mengenai tokoh serta latar. Biasanya eksposisi terletak pada bagian awal.

Dalam tahapan ini pengarang memperkenalkan para tokoh dan memberikan gambaran peristiwa yang akan terjadi. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa eksposisi adalah “proses penggarapan serta memperkenalkan informasi penting kepada para pembaca” Menurut Brooks & Warren, (dalam Tarigan, 2000:126)

1. Rangsangan

Rangasangan adalah tahapan alr ketika muncul kekuatan, kehendak, kemauan, sikap, atau pandangan yang saling bertentangan.

2. Konflik atau tikaian

Bagian ini merupakan tahapan ketika suasana emosional memanas karena adanya pertentangan dua atau lebih kekuatan. Konflik dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu: manusia dengan alam, manusia dengan sesama, manusia dengan dirinya sendiri (batin), dan manusia dengan ciptaannya.

3. Rumitan atau komplikasi

Komplikasi merupakan tahapan ketika suasana semakin panas karena konflik semakin mendekati puncaknya.

Dengan singkat dapat kita katakan bahwa komplikasi adalah “antar-lakon antara tokoh dan kejadian yang membangun atau menumbuhkan suatu ketegangan serta mengembangkan suatu masalah yang muncul dari situasi yang orisinal yang disajikan dalam cerita itu: Menurut Brooks & Warren, (dalam Tarigan, 2000:127) 4. Klimaks

Klimaks adalah ttitik puncak cerita. Bagian ini merupakan tahapan ketika pertentangan yang terjadi mencapai titik optimalnya. Peristiwa dalam tahap ini merupakan pengubah nasib tokoh. Ini merupakan puncak rumitan dan puncak ketegangan.

(6)

Bagian ini adalah plot yang mengawali leraian. Tahap ini ditandai oleh perubahan alur cerita menuju kesudahannya.

6. Leraian

Leraian adalah bagian strktur plot sesudah tercapainya klimaks, merupakan peristiwa yang menunjukkan perkembangan lakuan kearah selesaian. Dalam tahap ini kadar pertentangan mereda.

7. Penyelesaian

Ini merupakan bagian akhir alur dalam karya sastra. Dalam tahap ini baisanya rahasia atau kesalahpahaman yang bertalian dengan plot cerita terjelaskan. Kesimpulan terpecahkannya masalah dihadirkan dalam tahap ini. Metode Perbandingan

Menurut Damono (2005:1) sastra bandingan adalah suatu pendekatan dalam ilmu sastra yang tidak dapat menghasilkan teori sendiri. Bisa dikatakan, teori apapun dapat dimanfaatkan dalam penelitian sastra bandingan, sesuai dengan objek dan tujuan penelitan.

Metode perbandingan ini dalam arti sebuah jalan untuk hasil penelitian sastra dengan jalan membandingkan dua karya sastra yang menunjukkn adanya persamaan struktur (dalam Pradopo, 2002:21) istilah dalam sastra bandingan pengertiannya menunjuk pada sebuah cabang ilmu studi sastra yang khusus.

Tujuan sastra bandingan antara lain: (a) untuk mencari pengaruh suatu karya sastra lain dan atau pengaruh bidang lain serta sebaliknya dalam dunia sastra. (b) untuk menentukan mana karya sastra yang benar-benar orisinil dan mana yang bukan dalam lingkup perjalanan sastra. (c) untuk menghilangkan kesan bahwa karya sastra nasional tertentu lebih hebat dibandingkan karya sastra nasional yang lain. (d) untuk mencari keragaman budaya yang terpantul dalam karya sastra satu dengan yang lainnya. (e) untuk memperkokoh keuniversalan konsep-konsep keindahan universal dalam sastra. (f) untuk menilai mutu karya-karya negara-negara dan keindahan karya-karya sastra.

(7)

Tujuan demikian tertentu tak harus seluruhnya dicapai oleh peneliti dalam sastra bandingan. Seorang peneliti boleh hanya mencapai satu atau lebih tujuan perbandingan. Tujuan demikian, juga mengisyaratkan bahwa dari waktu ke waktu sastra bandingan mengalami perubahan.

Pendekatan Struktural

Dalam penelitian karya sastra, analisis atau pendekatan obyektif terhadap unsur-unsur intrinsik atau struktur karya sastra merupakan tahap awal untuk meneliti karya sastra sebelum memasuki penelitian lebih lanjut (Damono, 2005:2).

Pendekatan struktural merupakan pendekatan instrinsik, yakni membicarakan karya tersebut pada unsur-unsur yang membangun karya sastra dari dalam. Pendekatan tersebut meneliti karya sastra sebagai karya yang otonom dan terlepas dari latar belakang sosial, searah, biografi pengarang dan segala hal yang ada di luar karya sastra.

Dari definisi para pakar tentang pendekatan strukutural peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa pendekatan struktural adalah suatu pendekatan dalam ilmu sastra yang cara kerjanya menganalisis unsur-unsur struktur yang membangun karya sastra dari dalam serta mencari relevansi atau keterkaitan unsur-unsur tersebut dalam rangka mencapai kebulatan makna.

Untuk mempermudah penelitian ini, maka digunakan juga pendekatan struktural. Hal ini dimaksdukan untuk mengetahui novel Pasangan Detektif dan novel Detektif Sekolah dengan mengaitkan unsur-unsur di dalam novel yakni tahapan-tahapan plot.

METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode perbandingan. Artinya setiap data yang didapat dianalisis terlebih dahulu selanjutnya dibandingkan sesuai sasaran dan tujuan penelitian.

Data penelitian ini berupa kutipan-kutipan yang terdapat dalam novel Pasangan Detektif karya Agatha Chirsite dan Detektif Sekolah karya Dimas abi.

(8)

Data penelitian ini bersumber dari kedua novel Pasangan Detektif dan Detektif Sekolah yang lebih difokuskan pada tahapan plot dari kedua novel tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tahapan Plot Novel Pasangan Detektif Karya Agatha Christie

Pada novel Pasangan Detektif tahap perkenalan (eksposisi), sebagian memperkenalkan tokoh-tokoh dalam cerita. Tokoh-tokoh tersebut akan memberikan informasi sebagai awal yang berguna untuk melandasi cerita dan akan di kisahkankan pada tahap selanjutnya.

Pada tahap ini tidak menutup kemungkinan cerita di awali suasana penuh ketegangan (suspense). Dalam situasi situasi ini cerita akan lebih menarik perhatian pembaca dan mengajak pembaca ikut dalam ceritanya. Dalam cerita akan timbul pertanyaan; apa yang akan terjadi, dan bagaimana cerita itu terjadi.

Selanjutnya pada tahapan rumitan atau komplikasi, pada tahap ini konflik-konflik dalam cerita akan bermunculan, yang disebabkan oleh para tokoh-tokoh dalam cerita, konflik ini akan berkembang dengan sendirinya dan menjadi konflik-konflik pada tahap selanjutnya. Pada novel Pasangan Detektif memiliki beberapa bagian konflik, konflik ini terbagi atas dua, yakni konflik fisik dan konflik batin. Konflik fisik yang terjadi dalam cerita pada novel ini antara lain; Kapten Sessle dengan seorang gadis berkelahi mati-matian, gadis itu pun berhasil melepaskan diri dan lari menyebrangi lapangan golf dengan ketakutan karena membayangkan peluru pistol di belakannya.

Konflik batin yang terjadi pada novel Pasangan Detektif antara lain; saat Tommy dan Tuppence selalu berdebat. Keduanya saling mencurigai pasangan masing-masing dengan kesetiaan mereka, keduanya saling menyindir bahkan saling menuduh ada wanita lain dan laki-laki lain yang memasuki rumah tangga mereka, padahal semua itu hanya bagian dari pekerjaan yang mereka lakoni sebagai Agen detektif Intenasional, Blunt’s Brilliant Detectives.

Dari konflik-konflik yang terjadi akan berkembang menjadi klimaks dimana konflik-konflik itu semakin memanas. Pada cerita ini konflik yang mencapai titik

(9)

puncak menjadikan cerita didalamnya semakin menegangkan. Dalam cerita muncul suatu hal yang tak terduga, misalnya pembunuhan hal ini menimbulkan pertanyaan siapa yang membunhnya dan mengapa dia di bunuh, pembunuh itu kemudian dicari polisi untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. Pada situasi ini pula akan menimbulkan perdebatan atau perselisihan jika pembunuh itu tidak akan mengakui dan mempertanggung jawabkan atas apa yang dilakukannya. Pada novel Pasangan Detektif mempunyai unsure-unsur detektif didalam ceritanya, yakni ketegangan, kejutan, dan misteri. Ketegangan yang terjadi dalam cerita novel ini antara lain; saat tommy dan Tuppence dihadapkan dengan kasus Rumah Beracun, seorang pelayan bernama Hannah yang akan membunuh majikannya sendiri. Hannah membawa obor dengan nyala api yang besar dan mengayun-ayunkannya untuk membakar majikannya tersebut.

Selanjutnya saat Tommy dan Tuppence menagani kasus di Red House, dalam cerita Tommy dan tuppence mengalami kejadian-kejadian aneh. Rumah yang diselidiki mereka ternyata menyimpan satu misteri, pada setiap jam makan malam berlangsung tiba-tiba dari lantai atas barang-barang di lemparkan kebawah padahal semua penghuni rumah sedang makan malam bersama, dan pada waktu malam semua orang tertidur pulas besok paginya perabot-perabot rumah tangga berpindah posisi dengan sendirinya.

Tahap resolusi, tokoh-tokoh dalam cerita yang mengalami konflik mendapatkan jalan keluar atau pemacahan masalah atas konflik yang terjadi, pada cerita ini antara lain; Tommy dan tuppence berusaha sebaik-baiknya menemukan mutiara yang hilang. Dr Bower menyerahkan kasus atas dokumen-dokumenya yang hilang pada Tommy dan Tuppence, Tommy dan Tuppence mengambil alih Agen Detektif Internasional dan membantu klien-klien meraka. Tahap terakhir penyelesaian. Tahap ini konflik-konflik yang terjadi atau kadar konflik yang mencapai klimaks, mulai merada dan mengarah pada akhir yakni penyelesaian, biasanya pada tahap ini suatu konflik berakhir dengan kebahagiaan, kesedihan, kekecewaan.

(10)

Dalam cerita novel Pasangan Detektif konflik-konflik yang terjadi bisa diatasi, adapun kasus-kasus yang diserahkan pada Agen detektif Intenasioanl berhasil dan sukses.

Tahapan plot novel Detektif Sekolah Karya Dimas Abi

Tahap perekanalan (eksposisi) pada Novel detektif sekolah di awali dengan perkenalan tokoh, latar dalam cerita. Tokoh inilah yang mendukung jalanya satu cerita, tokoh yang ada pada novel ini antara lain; Bams, Tessa, Momon, Jessie, Mila, Anto, Marco dan lain-lain. Sedangkan perekanalan yang mengarah pada latar dalam cerita antara lain; Ruang OSIS, Lapangan Basket, Pasar Muara Angke dan Pulau Tidung Kecil.

Tahap perkenalan dalam cerita ini pun sudah tampak konflik yang hadir mewarnai cerita. Antara lain; Anak-anak OSIS yang marah besar saat menemukan papan mading terpampang pengumuman besar yang hampir menutupi sebagian pengumuman lain, anak-anak OSIS mencaci maki habis-habisan dan mencopot pengumuman yang terbuat dari gabus itu.

Dari kejadian itu konflik berkembang dan akan menyebabkan konflik-konflik lain muncul. Misalnya pada tahap rumitan atau komplikasi, pada tahap ini konflik baru akan muncul dan bukan hanya satu konflik saja tetapi beberapa konflik. Pada novel Detektif Sekolah akonflik-konflik yang muncul antara lain; Detektif TBS saat mengungkap Kasus Surat Cinta Berantai yang di kirim untu Mila, membongkar kasus Hilangnya sahabat mereka yang berna Jessie. Dari tahap ini konflik akan menuju ke klimaks. Konflik akan memuncak, permasalahan atau kejadian akan semakin panas karena tokoh dalam cerita mengalami perubahan tingkah laku, dan emosi.

Novel Detektif Sekolah memiliki tahapanini antara lain; Tessa dan Bams terlibat pertengkaran karena pada suatu hari bams memutuskan tidak akan melanjutkan penyelidikan dalam kasus yang mereka tangani. Konflik semakin memanas karena Bams tetap pada keputusan semula untuk tetap tidak melanjutkan penyelidikan, Tessa pun marah dan sangat kecewa atas keputusan

(11)

Bams itu. Dari konflik yang terjadi ini kemudian akan mengarah pada resolusi atau tahap dimana konflik-konflik akan terpecahkan, biasanya dalam tahp ini masalah atau konflik yang di alami oleh tokoh-tokoh akan mendapatkan jalan keluar menuju penyelesaian atau konflik akan mendapatkan titik terangya. Novel Detektif Sekolah tahap ini dalam cerita antara lain; Bams meminta maaf pada Tessa atas kejadian yang membuat mereka berdebat, Tessa memaafkan kesalahan bams disinlah konflik itu mendapatkan jalan keluarnya.

Tahap selanjutnya penyelesaian, konflik-konflik akan mereda dan akhirnya menuju penyelesaian contohnya pada cerita antara lain; ketika detektif TBS berhasil memecahkan kasus pengirim surat berantai untuk Mila. Perbandingan novel Pasangan detektif dan Detektif Sekolah

Dari hasil temuan saat membandingkan tahapan novel Pasangan Detektif dan Detektif Sekolah ternyata tidak semua tahapan plot ini tampak selama cerita berlangsung, hanya sebagian saja yang di tampilkan. Kemudian pada perkenalan, pada novel Pasangan Detektif tahap perkenalan mengarah pada tokoh-tokoh dalam cerita, sedangkan pada novel Detektif Sekolah perkenalan sedikitnya mengarah pada konflik.

SIMPULAN

a) tahapan plot pada novel Pasangan Detektif memperkenalkan tokoh-tokoh, latar sebagai awal pendahuluan memasuki jalan ceritanya.

Novel Pasangan Detektif memiliki tahapan-tahapan plot yakni: eksposisi (perkenalan), rumitan atau konflik, resolusi atau pemecahan masalah, klimaks atau puncak ketegangan dan penyelesaian. b) tahapan plot pada novel Detektif Sekolah tidak berbeda dengan novel sebelumnya, yang menampilkan tokoh-tokoh serta latar sebagai awal memasuki jalannya cerita. c) novel Pasangan Detektif dan Detektif Sekolah memiliki persamaan dan perbedaanya. Tahapan-tahapan plot dari kedua novel tidak semua ditampilkan dalam cerita.

(12)

SARAN

a) Pada dasarya penelitian ini diharapkan dapat menunjang pelaksanaan pengajaran sasra pada mahasiswa, untuk memberikan atau menambah wawasan pengetahuan tentang sastra bandingan, pada unsur-unsur intrinsik karya sastra khusunya plot. b) dengan membaca karya sastra tentunya kita dapat mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru, oleh sebab itu kita sebagai penikmat karya sastra entah itu puisi, cerpen, darama, maupun novel tidak hanya melihat bagus tidaknya karya tersebut di saat membaca atau menarik tidaknya ceritanya. Tetapi kita juga perlu menilai semua unsur yang ada dalam suatu karya sastra yakni novel khususnya pada plot, jenis plot, dan tahapan-tahapannya. c) plot yang terdapat dalam sebuah cerita memang hanya khayalan pengarang, namun perlu diingat bahwa plot hadir berdasarkan hasil pengamatan dari dunia nyata baik itu manusia atau yang lainnya, kita sebagai penikmat karya sastra tidak hanya mencari unsure keindahannya saja tetapi juga mencari sisi baik dari unsur-unsur karya sastra yang ditampilkan oleh pengarang. d) penelitian ini hanya terfokus pada tahapan plot saja, oleh sebab itu apabila mahasiswa lain ingin mengadakan penelitan serupa dapat mengkaji karya sastra dengan unsur yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Abi, Dimas. 2012. Detektif Sekolah. Jakarta: Bukune

Aminudin, 2010. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Chiristie, Agatha, 2012. Pasangan Detektif. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Damono, Sapardi Djoko. 2005. Kesustraan Indonesia Modern. Jakarta: PT. Gramedia.

Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatifdan R&D. Bandung: ALFABETA.CV

Tarigan, Henry Guntur. 2000. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa bandung.

(13)

ARTIKEL

PERBANDINGAN PLOT NOVEL PASANGAN DETEKTIF KARYA AGATHA CHRISTIE DAN NOVEL DETEKTIF SEKOLAH

KARYA DIMAS ABI

OLEH ELVA BOTIHE NIM: 311 409 107

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Sance. A. Lamusu, M. Hum Dr. Muslimin, M. Pd NIP: 19630803 198903 2 002 NIP: 19770817 200501 1 004

Mengetahui

Ketua Jurusan pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Dr. Fatmah Ar. Umar, M.Pd NIP: 196002104 199803 2 002

(14)

Referensi

Dokumen terkait

Beban-beban tersebut akan bekerja pada ujung atas kepala tiang.Gaya lateral yang paling mempengaruhi daya dukung lateral pada pondasi adalah gaya akibat tekanan tanah.

Bahasa pemrograman harus dapat menolong programmer untuk membuat suatu desain program jauh sebelum programmer melakukan coding. Kemudahan, kesederhanaan dan kesatuan

[r]

misalnya pancasila, sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia yang kemudian menjadi falsafah Negara merupakan sumber hukum dalam arti materiil yang tidak saja menjiwai

Berdasarkan uraian diatas maka masalah yang telah didapat ialah dimana informasi tentang pembelajaran yang masih menggunakan metode konvensional atau tatap muka dalam kelas,

Tidak semua pasien PPOK akan mengalami pulmonary heart disease, karena banyak usaha pengobatan yang dilakukan untuk mempertahankan kadar oksigen darah arteri mendekati normal

dalara h d ini doktor yang bcrsangkutan tidak dapat dipertanggung- gugatkan* Ruoah ookitlah yang akan bertanggung gugat eocara lasgsung at as pcrbuatan yang dilakukan oloh

Berdasarkan kondisi fisik wilayah dan analisis kerawanan bencana yang telah dilakukan, sedikitnya terdapat 5 (lima) jenis bencana yang rawan terjadi di daerah Jailolo dan sekitarnya,