• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. disampaikan dengan bahasa yang unik, indah dan artistik, serta mengandung nilainilai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. disampaikan dengan bahasa yang unik, indah dan artistik, serta mengandung nilainilai"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Sastra adalah suatu karya tulis yang memberikan hiburan dan disampaikan dengan bahasa yang unik, indah dan artistik, serta mengandung nilai-nilai kehidupan dan ajaran moral sehingga mampu menggugah; pengalaman, kesadaran moral, spiritual dan emosional pembaca (Minderop,2011: 76). Keindahan dan keunikan bahasa tersebut dituangkan dalam suatu karya sastra baik berupa cerpen, puisi, novel, drama, maupun karya sastra lainnya.

Karya sastra merupakan curahan pengalaman batin pengarang tentang fenomena kehidupan sosial dan budaya masyarakat pada masanya. Ia juga merupakan ungkapan peristiwa, ide, gagasan serta nilai-nilai kehidupan yang diamanatkan di dalamnya.1 Berdasarkan penjelasan diatas, film dapat dikatakan sebagai karya sastra karena mengandung suatu amanat mengenai nilai-nilai kehidupan di dalamnya.

Film merupakan suatu alat komunikasi massa yang paling mudah diterima oleh masyarakat dewasa ini. Apa yang terpandang oleh mata dan terdengar oleh telinga, akan lebih cepat dan lebih mudah diterima oleh akal daripada apa yang hanya dapat dibaca dan memerlukan lagi pengkhayalan untuk mendapatkan makna. Tidak dapat dipungkiri, bahwa apa yang dilihat dan didengar dapat

1

(http://pelangsastra.blogspot.com/2010/07/pengertian-sastra.html) diakses tanggal 3 Oktober 2012 pukul 00.15 WIB

(2)

mengena di dalam hari sanubari penonton. Dalam hal ini, film dapat dikatakan sukses apabila film tersebut mampu mengena di dalam hati sanubari penonton (Ismail: 1983: 47).

Film 김복남 살인 사건의 전말 (Bedevilled) merupakan film yang diproduksi pada tahun 2010 dan disutradarai oleh Jang Cheol Su.2 Film ini menceritakan tentang seorang istri bernama Bok Nam dengan satu orang anak, yang hidup dalam suatu pulau kecil bernama Pulau Moodo yang hanya dihuni oleh 9 orang. Dalam kehidupan sehari-hari, Bok Nam selalu mendapatkan kekerasan fisik dari suaminya, tekanan dari bibi suaminya, pelecehan seksual yang ia terima dari adik suaminya, serta pengorbanan Bok Nam untuk melindungi anak satu-satunya, yaitu Yeon Hee, dari pelecehan seksual yang dilakukan oleh suaminya.

Dalam sekejap, penderitaan dalam diri Bok Nam dapat hilang dengan kedatangan sahabat masa kecilnya, Hae Won. Kenangan indah masa kecil antara Bok Nam dan Hae Won, membuat pesahabatan mereka bertahan hingga mereka dewasa. Bok Nam menaruh banyak harapan kepada Hae Won untuk membebaskan dirinya dari penderitaan yang selama ini ia terima dan untuk mewujudkan cita-citanya, yaitu menyekolahkan anaknya. Akan tetapi, sifat acuh Hae-won yang dibawanya dari kota, membuat dia hanya bisa mengamati tanpa berniat bertindak. Sampai suatu saat, Bok Nam kehilangan harta paling berharga bagi dirinya, yaitu anaknya Yeon Hee dan membuat Bok Nam menjadi kehilangan hati nuraninya. Proses kehidupan yang semakin memojokkan dirinya, membuat

2

(3)

Bok Nam sebagai seorang wanita yang sabar dan baik hati berubah menjadi wanita kejam yang tega menghabisi nyawa orang-orang yang berada di Pulau Moodo dan berniat untuk membunuh sahabatnya sendiri, yaitu Hae Won.

Dalam film ini, tokoh Bok Nam diceritakan mengalami tekanan, kemarahan, dan kekecewaan yang amat mendalam atas tindakan yang dilakukan oleh orang-orang sekitar Bok Nam. Hal tersebut menyebabkan tokoh Bok Nam mengalami perubahan kepribadian yang sangat berbanding terbalik dengan kepribadian Bok Nam sebelumnya.

Tokoh Bok Nam dalam film 김복남 살인 사건의 전말 (Bedevilled) menarik untuk dianalisis dari segi psikologis karena terdapat perubahan kepribadian akibat pengaruh dari konflik-konflik yang ia alami. Selain itu, tokoh Bok Nam dalam film 김복남 살인 사건의 전말 (Bedevilled) merupakan tokoh utama yang paling banyak mengalami tekanan hidup dan permasalahan dibandingkan dengan tokoh lainnya. Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini memiliki hipotesis awal bahwa konflik-konflik yang diperoleh seseorang dalam kehidupan dapat mempengaruhi pembentukan dan perubahan kepribadian seseorang. Selain itu, tokoh Bok Nam memiliki karakter yang menarik untuk diteliti dengan teori psikologi, terutama oleh Sigmund freud, yaitu teori psikoanalisis. Melalui teori psikoanalisis Sigmund freud, kepribadian tokoh utama Bok Nam serta dinamika antara ketiga aspek id, ego, dan superego dapat diketahui.

Sebelum menganalisis kepribadian tokoh Bok Nam melalui psikoanalisis Sigmund Freud, terlebih dahulu perlu dilakukan analisis melalui teori

(4)

strukturalisme sebagai teori bantu untuk mendeskripsikan tokoh-tokoh dan karakter masing-masing tokoh dalam film 김복남 살인 사건의 전말 (Bedevilled), sehingga dapat diketahui keterkaitan antara kepribadian dan konflik yang dialami oleh tokoh utama yaitu Bok Nam.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana kepribadian tokoh Bok Nam dalam film 김복남 살인 사건의 전말 (Bedevilled)?

2. Apa saja konflik yang terjadi dalam diri tokoh Bok Nam dan faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya konflik tersebut?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai dua tujuan, yaitu untuk memaparkan kepribadian tokoh Bok Nam dalam film 김복남 살인 사건의 전말 (Bedevilled) dan mendeskripsikan konflik yang terjadi pada tokoh Bok Nam dengan tokoh lainnya, serta faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya konflik tesebut. Hal tersebut dikarenakan, kepribadian tokoh Bok Nam mengalami suatu perubahan yang sangat besar akibat konflik yang dialami oleh Bok Nam.

1.4 Manfaat penelitian

Penelitian tentang analisis kepribadian tokoh utama dalam film ini memiliki dua manfaat yaitu, secara teoretis penelitian ini bermanfaat untuk

(5)

memberikan tambahan ilmu pengetahuan mengenai pemahaman kondisi psikologi, khususnya kepribadian seseorang melalui teori psikologi sastra dengan melihat id,

ego, dan superego. Selain itu, penelitian ini bermanfaat untuk memperkenalkan

dan memajukan kebudayaan Korea, khususnya film Korea. Secara praktis, penelitian ini diharapkan pula dapat menjadi referensi bagi mahasiswa yang ingin mengetahui dan mengembangkan lebih lanjut penelitian kepribadian tokoh dalam suatu karya sastra film melalui analisis psikologi sastra.

1.5 Tinjauan Pustaka

Vina Muliawati Putri (2012) dalam skripsinya yang bejudul ”Kepribadian Tokoh Soo Ah dalam Film 열세살, 수아 (Girl Thirteen): kajian psikoanalisis freud”. Skripsi ini menganalisis kepribadian tokoh Soo Ah dengan melihat id, ego, dan superego; konflik-konflik dalam diri Soo Ah (konflik Soo Ah dengan ibu, teman, dan dirinya sendiri), serta analisis cara kerja dan makna mimpi Soo Ah.

Dina Firasati Mahargyani (2009) dalam skripsinya “Tinjauan Psikologi Tokoh Pierre Dalam Roman Pierre et Jean Karya Guy de Maupassant (Pendekatan Struktural-Psikoanalisis)”. Skripsi ini menganalisis kepribadian tokoh Pierre; konflik yang dialami tokoh Pierre dan cara mengatasi konflik tersebut; serta cara tokoh Pierre mengungkapkan perasaan kecemburuan dan kemarahannya.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah penelitian ini menganalisis kepribadian tokoh utama dalam kehidupan sehari-hari yang dipengaruhi oleh kondisi dan konflik sosial, sehingga terjadinya suatu

(6)

perubahan kepribadian tokoh utama yang sangat bertolak belakang dengan kepribadian tokoh utama sebelumnya. Selain itu, dalam penelitian ini tidak dilakukan analisis mengenai makna mimpi pada tokoh utama.

Penelitian ini menggunakan sebuah buku sebagai pedoman yaitu, buku yang berjudul Psikologi Sastra: Karya Sastra, Metode, Teori, dan Contoh Kasus karya Albertine Minderop (2011). Buku ini menjadi acuan dalam skripsi ini karena berisi konsep-konsep yang terdapat dalam psikologi sasta, teori kepribadian psikoanalisis Sigmund Freud yang terdiri dari aspek id, ego, dan

superego, serta contoh telaah perwatakan pada suatu karya sastra melalui teori

psikologi sastra.

1.6 Landasan Teori 1.6.1 Teori Struktural

Teori struktural adalah suatu disiplin yang memandang karya sastra sebagai struktur yang terdiri atas beberapa unsur yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain (Sangidu, 2007:16). Unsur yang saling berkaitan itu adalah unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik terdiri dari tema, cerita, plot, penokohan, latar, sudut pandang penceritaan, bahasa, dll. Sedangkan unsur ekstrinsik terdiri dari keadaan subjektivitas individu, pengarang, keyakinan, dan pandangan hidup (Nurgiyantoro, 2012:23-24). Namun, dalam penelitian ini hanya akan dianalisis pada unsur instrinsik tokoh dan penokohan saja.

Menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2012:165) tokoh merupakan orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama yang oleh

(7)

pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Sebaliknya, istilah penokohan lebih luas pengertiannya dari pada tokoh dan perwatakan, sebab ia sekaligus mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakan, dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberi gambaran yang jelas kepada pembaca.

Jika dilihat dari segi peranan atau tingkat pentingnya tokoh dalam sebuah cerita, ada tokoh yang tergolong penting dan ditampilkan secara terus-menerus sehingga, terasa mendominasi sebagian besar cerita, dan sebaliknya, ada tokoh-tokoh yang hanya dimunculkan sekali atau beberapa kali dalam cerita dalam porsi penceritaan yang pendek. Tokoh yang disebut pertama adalah tokoh utama cerita (central character, main character) sedangkan yang kedua adalah tokoh tambahan (peripheral character) (Nurgiyantoro, 2012: 176).

Teknik pelukisan tokoh dalam suatu karya atau lengkapnya: pelukisan sifat, sikap, watak, tingkah laku, dan berbagai hal lain yang berhubungan dengan jati diri tokoh dapat dibedakan kedalam dua cara atau teknik, yaitu teknik penjelasan, ekspositori (expository) dan teknik dramatik (dramatic) (Altenbernd & Lewis dalam Nurgiyantoro, 2012: 194). Dalam teknik eksplositori yang sering juga disebut sebagai teknik analitis, pelukisan tokoh cerita dilakukan dengan memberikan deskripsi, uraian, atau penjelasan secara langsung. Sedangkan penampilan tokoh cerita dalam teknik dramatik, artinya mirip dengan yang ditampilkan pada drama, dilakukan secara tak langsung. Artinya, pengarang tidak mendeskripsikan secara eksplisit sifat dan sikap serta tingkah laku tokoh.

(8)

Pengarang membiarkan para tokoh cerita untuk menunjukkan kediriannya sendiri melalui berbagai aktivitas yang dilakukan, baik secara verbal lewat kata maupun nonverbal lewat tindakan atau tingkah laku, dan juga melalui peristiwa yang terjadi (Nurgiyantoro, 2012: 198). Selain itu, dalam metode dramatik ekspresi wajah menjadi bagian yang tidak kalah penting dalam membantu memahami watak suatu tokoh. Menurut Pickering dan Hooper (dalam Minderop, 2005: 42) terkadang tingkah laku samar-samar atau spontan dan tidak disadari sering kali dapat memberikan gambaran kepada pembaca tentang kondisi batin, gejolak jiwa atau perasaan si tokoh. Perlu dipahami bahwa ekspresi wajah termasuk pada perwatakan atau watak.

1.6.2 Teori Psikoanalisis Sigmund Freud

Ketika para peneliti atau pemerhati membaca suatu karya sasta, baik berupa novel, drama, puisi atau cerita pendek, dan sebagainya, pada hakekatnya mereka bertujuan menikmati, mengapresiasi, atau bahkan mengevaluasi karya-karya tersebut. Hal ini berarti mereka bergumul dengan para tokoh dan penokohan yang tedapat di dalam karya-karya tersebut. Para tokoh rekaan ini menampilkan berbagai watak dan perilaku yang terkait dengan kejiwaan dan pengalaman psikologis atau konflik-konflik sebagaimana dialami oleh manusia di dalam kehidupan nyata (Minderop, 2011:1).

Menurut Endaswara (dalam Minderop, 2011: 2), penelitian psikologi sastra memiliki peranan penting dalam pemahaman sastra karena adanya beberapa kelebihan seperti: pertama, pentingnya psikologi sastra untuk mengkaji lebih

(9)

mendalam aspek perwatakan; kedua, dengan pendekatan ini dapat memberi umpan balik kepada peneliti tentang masalah perwatakan yang dikembangkan; dan terakhir, penelitian semacam ini sangat membantu untuk menganalisis karya sastra yang kental dengan masalah-masalah psikologis.

Psikologi sastra adalah telaah karya sastra yang diyakini mencerminkan proses dan aktivitas kejiwaan. Psikologi sastra secara definitif, memiliki tujuan untuk memahami aspek-aspek kejiwaan yang terkandung dalam suatu karya sastra melalui pemahaman terhadap tokoh, misalnya, masyarakat dapat memahami perubahan, kontradiksi dan penyimpangan-penyimpangan lain yang terjadi dimasyarakat, khususnya yang terkait dengan psike (Minderop, 2011: 54).

Kontradiksi dan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada masyarakat tersebut, membuat terbentuknya suatu kepribadian yang memiliki ciri khas masing-masing. Kepribadian adalah suatu integrasi dari semua aspek kepribadian yang unik dari seseorang menjadi organisasi yang unik, yang menentukan, dan dimodifikasi oleh upaya seseorang beradaptasi dengan lingkungannya yang selalu berubah (Minderop, 2011: 8).

Bagi para psikoanalis, istilah kepribadian adalah pengutamaan alam bawah sadar (unconscious) yang berada di luar sadar, yang membuat struktur berpikir diwarnai oleh emosi. Mereka beranggapan, perilaku seseorang sekedar wajah permukaan karateristiknya, sehingga untuk memahami secara mendalam kepribadian seseorang, harus diamati gelagat simbolis dan pikiran yang paling mendalam dari orang tersebut. Anggapan tentang karakteristik di atas memperoleh tempat utama dalam teori kepribadian Sigmund Freud (Minderop, 2011: 9).

(10)

Awalnya, freud membagi tingkat kesadaran dalam kehidupan jiwa menjadi tiga bagian yaitu sadar, prasadar, dan tak sadar. Kemudian, freud mengenalkan tiga struktural lainnya dalam diri manusia yaitu id, ego, dan superego sebagai penyempurna gambaran kehidupan jiwa seseorang (Alwisol, 2004: 18).

a) Id

Menurut Freud (dalam Minderop, 2011: 21), Id merupakan reservoir pulsi dan menjadi sumber energi psikis. Id, atau “the it” (sang itu) tidak memiliki kontak langsung dengan realitas namun, dia terus berjuang untuk mereduksi tegangan melalui hasrat-hasrat dasar yang menyenangkan. Karena satu-satunya fungsi adalah mencari kesenangan, kita dapat mengatakan id bekerja menurut prinsip kesenangan. Singkatnya, id adalah sesuatu yang primitif/purba, khaos dan tidak terakses bagia alam sadar, tidak dapat diubah, amoral, tidak logis, tidak terorganisasikan, dan selalu dipenuhi energi yang diterimanya dari dorongan-dorongan dasar menuju pemuasan prinsip kesenangan (Feist, Jess& Gregory J. Feist, 2008:26-27).

b) Ego

Ego, atau “I” (sang aku) adalah satu-satunya wilayah jiwa yang berhubungan dengan realitas. Dengan begitu, ego memiliki tugas sebagai penengah yang mendamaikan tuntutan pulsi dan larangan superego (Freud dalam Minderop, 2011: 21). Ego diatur oleh prinsip realitas, yang berusaha menjadi substitusi bagi prinsip kesenangan id. Sebagai satu-satunya wilayah jiwa yang berhubungan dengan dunia eksternal, ego menjadi pembuat keputusan atau cabang eksekutif dari

(11)

kepribadian manusia(Feist, Jess& Gregory J. Feist, 2008: 27). Ego menolong manusia untuk mempertimbangkan apakah ia dapat memuaskan diri tanpa mengakibatkan kesulitan atau penderitaan bagi dirinya sendiri. Ego berada diantara alam sadar dan alam bawah sadar. Tugas ego memberi tempat pada fungsi mental utama, misalnya: penalaran, penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan (Minderop, 2011: 22)

c) Superego

Superego mengacu pada moralitas dalam kepribadian. Superego sama hal nya

dengan “hati nurani” yang mengenali nilai baik dan buruk (conscience) (Minderop, 2011:22). Superego yang berkembang dengan baik bertindak untuk mengontrol impuls-impuls seksual dan agresif lewat proses represi. Superego mengawasi ego dari dekat, menilai tindakan-tindakan dan niat-niatnya. Rasa bersalah adalah hasilnya ketika ego melakukan tindakan atau bahkan hanya baru berniat melakuakan hal yang bersebrangan dengan standar-standar moral superego (Feist, Jess& Gregory J. Feist, 2008: 28).

1.7 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah unsur stuktural intrinsik tokoh dan penokohan; aspek kepribadian tokoh utama Bok Nam (id, ego, super ego, dinamika antara id, ego, dan super ego); serta konflik-konflik yang dialami tokoh utama dengan Hae Won, Man Jong, Yeon Hee, Bibi Man Jong, dan konflik dalam dirinya sendiri. Penelitian ini menganalisis unsur struktural intrinsik dari segi

(12)

tokoh dan penokohan untuk membantu proses analisis yang akan dilakukan dengan menggunakan teori psikoanalisis. Hal ini dikarenakan, penelitian ini hanya dilakukan terhadap tokoh utama (yang) utama yaitu Bok Nam melalui dialog, ekspresi cara pikir, dan cuplikan adegan yang berhubungan dengan kondisi psikologis dari tokoh Bok Nam.

1.8 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan adalah jenis data kualitatif karena, penelitian ini diakukan menggunakan data berupa kalimat tertulis dan lisan, peristiwa-peristiwa, perilaku fenomena, dan pengetahuan objek.

Sedangkan berdasarkan tujuannya, penelitian ini bersifat deskiptif karena penelitian ini memiliki tujuan untuk memberikan gambaran mengenai kepribadian tokoh utama (yang) utama yaitu Bok Nam yang dipengaruhi oleh konflik sosial dengan tokoh lain. Selain itu, data dalam penelitian ini merupakan data verbal dan visual yang berupa teks dan gambar.

1.8.1 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, langkah-langkah metode pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut.

1) Menonton film 김복남 살인 사건의 전말 (Bedevilled) yang berdurasi 115 menit kemudian, menentukan rumusan masalah dan teori yang digunakan untuk mempersiapkan data-data yang diperlukan sesuai dengan teori dan rumusan masalah yang telah ditentukan.

(13)

2) Studi pustaka dengan mengumpulkan informasi sesuai dengan masalah penelitian sebanyak-banyaknya dari perpustakaan. Sumber-sumber kepustakaan diperoleh dari buku dan beberapa hasil penelitian sebelumnya (skripsi). Tujuan penelitian kepustakaan adalah untuk membantu mencari jawaban atas masalah penelitian dengan mengambil informasi-informasi yang berkaitan dengan penelitian dari beberapa sumber berbeda untuk mendapatkan informasi yang terbaik dan dapat melengkapi informasi dari sumber lain, serta dapat membantu menentukan batasan-batasan dalam mengerjakan penelitian ini.

3) Mencari data melalui internet untuk melengkapi data yang dibutuhkan.

1.8.2 Metode Analisis Data

1) Mengamati dan menentukan bagian film 김복남 살인 사건의 전말 (Bedevilled) yang berhubungan dengan rumusan masalah penelitian dengan berpedoman pada teori psikoanalisis Sigmund Freud.

2) Menganalisis tokoh dan penokohan menggunakan teori sturturalisme, baik tokoh utama maupun tokoh bawahan.

3) Menganalisis kepribadian tokoh Bok Nam dengan terlebih dahulu menganalisis konflik-konflik yang terjadi, dan faktor yang menyebabkan konflik tersebut.

(14)

1.9 Sistematika Penulisan

Secara keseluruhan, penelitian ini disajikan dalam empat bab. Bab I merupakan pendahuluan yang tediri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II merupakan analisis struktural mengenai tokoh dan penokohan yang dibedakan menjadi tokoh utama dan tokoh bawahan sebagai tokoh yang membantu menganalisis penokohan tokoh utama melalui konflik dan interaksi yang tercipta dengan tokoh utama dalam film 김복남 살인 사건의 전말 (Bedevilled).

Bab III merupakan analisis tokoh dengan pendekatan psikoanalisis Sigmund Freud. Analisis ini akan membahas tentang kepribadian tokoh Bok Nam yang meliputi id, ego, dan superego serta dinamika antara id, ego, dan superego. Selain itu, analisis juga dilakukan untuk mengetahui konflik-konflik yang dialami tokoh Bok Nam dengan anaknya, suaminya, bibi suaminya, sahabatnya, dan konflik dalam dirinya sendiri, serta faktor penyebab konflik tersebut.

BAB IV merupakan penutup yang berisi kesimpulan analisis yang telah di lakukan untuk menjawab rumusan masalah pada BAB I.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan teori dan penelitian serta adanya studi pendahuluan yang telah dilakukan, maka didapat rumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimana hubungan antara konflik

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana menentukan perusahaan asuransi terbaik dengan membandingkan

Dengan mengetahui uraian diatas tentang beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian TB Paru maka rumusan masalah yaitu faktor-faktor apa yang berhubungan

Dalam rumusan masalah berisi tentang pertanyaan-pertanyaan yang ingin dijawab oleh peneliti sesuai dengan tujuan penelitian yaitu menentukan interval waktu pemesanan yang

Rumusan masalah pada tugas akhir ini adalah jika pengukuran kualitas perangkat lunak diukur dari prosesnya, maka metode dan teori apakah yang sesuai digunakan

Pada bagian ini akan dijelaskan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasaran, dan ruang lingkup penelitian untuk Perencanaan Strategis Kawasan Pesisir Dan Laut

Terdapat dua penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Yuni Wachid Asrori yang berjudul “Antologi Puisi

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai oleh penulis yaitu untuk menggambarkan potret perjuangan mahasiswa masa orde baru dalam film “Di Balik 98”