• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. formal sebagai tempat untuk mendapatkan pendidikan diharapkan dapat. memberikan bimbingan yang dibutuhkan oleh peserta didik.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. formal sebagai tempat untuk mendapatkan pendidikan diharapkan dapat. memberikan bimbingan yang dibutuhkan oleh peserta didik."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan pada saat ini keberadaannya dirasakan sangat penting. Oleh karena itu sebagai tugas utama dari keluarga bagi pendidikan adalah mendidik anak sebaik-baiknya terutama dalam pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Selain itu pendidikan diharuskan memuat bimbingan dan konseling kepada siswa. Sehingga siswa dalam melakukan serangkaian aktifitas belajar dapat terarah dan lebih dapat bermanfaat bagi kehidupan peserta didik. Lembaga formal sebagai tempat untuk mendapatkan pendidikan diharapkan dapat memberikan bimbingan yang dibutuhkan oleh peserta didik.

Pada dasarnya, seluruh siswa yang ada di sekolah menjadi siswa asuh guru pembimbing. Namun perlu penetapan jumlah siswa asuh masing-masing guru pembimbing. Tentang pembagian jumlah siswa asuh masing-masing guru pembimbing telah diatur dalam SKB MENDIKBUD kepala BAKN No. 0433/P/1993 dan No. 25 tahun 1992 poin 3, 4, 7, 9 bunyi pasal ini sebagai berikut: a. Point (3) Jumlah peserta didik yang harus dibimbing oleh seorang guru

pembimbing adalah 150 orang.

b. Point (4) Kelebihan peserta didik bagi guru pembimbing yang dapat diberi angka kredit adalah 75 orang, berasal dari pelaksanaan program bimbingan dan konseling.

c. Point (7) Guru pembimbing yang menjadi kepala sekolah, wajib melaksanakan bimbingan dan konseling terhadap 40 orang peserta didik. d. Point (9) Guru sebagaimana tersebut ayat (7) yang menjadi wakil kepala

sekolah wajib melaksanakan bimbingan dan konseling terhadap 75 orang peserta didik.1

1Rochman Natawidjaya, Pengantar Bimbingan dan Penyuluhan, (Jakarta: Depdikbud, 1996), h. 25

(2)

Jelaslah bahwa efektifitas bimbingan dan konseling, akan terlihat berhasil jika jumlah guru dan peserta didik berbanding 1=150 sesuai dengan peraturan oleh MENDIKBUD.

Untuk mendapatkan pelayanan yang baik tentu membutuhkan strategi yang baik pula, sebaiknya sebelum memilih tempat untuk mendapatkan pelayanan yang sesuai perlu pemikiran maupun pertimbangan-pertimbangan yang sekiranya dapat membantu menyelesaikan masalah. Setiap masalah yang dialami oleh peserta didik hendaknya dicari penyelesaiannya sebaik mungkin. Dan lembaga formal merupakan tempat yang bagi para peserta didik untuk mendapatkan bimbingan dan konseling sehingga peserta didik dapat melakukan kegiatan pembelajaran dengan terarah.

Strategi bimbingan dan konseling di SMP Negeri 12 Konawe Selatan telah menjadi program yang membantu siswa dalam menyelesaikan permasalahannya, yang dilaksanakan di kelas, maupun diruang konseling. Di sini seorang guru menjadi tempat curahan anak didiknya, sehingga anak dapat dibimbing untuk menemukan jalan penyelesaiannya.2

Bimbingan di SMP Negeri 12 Kendari diartikan sebagai pemberian bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekelompok untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik. Dalam bukunya Prayitno dan Erman Amti mendefinisikan bahwa:

Bimbingan adalah bagian dari proses pendidikan yang teratur dan sistematis guna membantu pertumbuhan anak muda atas kekuatannya dalam menentukan dan mengarahkan hidupnya sendiri, yang pada akhirnya ia dapat memperoleh pengalaman-pengalaman yang dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi masyarakat.3

2

Israr, Guru Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 12 Kendari, Wawancara Tanggal 17 Mei 2016, Pukul 10:15 Wita

3 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 93

(3)

Sedangkan konseling atau penyuluhan yang diartiakan oleh Prayitno dan Erman Amti sebagai berikut bahwa konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada siswa yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah.4 Oleh karena itu sebagaimana tergambar dalam firman Allah SWT, yakni Al-Qur’an surah Lukman (31) : 13.

                

Artinya: Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika

dia memberi pelajaran kepada anaknya,“wahai anakku!

Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya memprsekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang

besar”.

Uraian di atas menunjukan bahwa terdapat bimbingan yang dilakukan Lukman kepada anaknya, tujuanya adalah tidak lain dan tidak bukan melainkan menuntun anaknya agar dia selalu berhati-hati dalam melakuan perbuatan dan tindakanya. Berkaitan dengan guru BK erat kaitanya dengan surah Lukman tersebut. Dimana guru BK berperan dalam menangani persoalan-persoalan siswa baik yang bermasaalah maupun yang tidak.

Selanjutya strategi bimbingan dan konseling di SMP Negeri 12 Konawe Selatan adalah pemberian bantuan guru BK kepada siswa yang bermasaalah. Jadi cara penanganan siswa yang bermaasah di SMP Negeri 12 Konawe Selatan yakni semua perangkat sekolah ikut andil dalam penanganan siswa yang bermasaalah tanpa terkecuali, tetapi yang dijadikan ujung tombak adalah guru BK. Misalnya

(4)

ketika siswa ada yang bermasaalah, maka yang tangani pertama adalah guru wali kelas, selanjunya siswa di bawa ke guru BK.

Masa remaja adalah masa dimana manusia mengalami perubahan-perubahan yang mendasar dalam jiwa mereka yang sangat menentukan untuk kehidupan mereka. Dimasa ini remaja mengalami goncangan-goncangan yang melanda jiwa mereka. Zakiyah Darajat mengatakan, masa remaja adalah masa penuh kegoncangan jiwa, masa berada dalam peralihan atau di atas jembatan goyang, yang menghubungkan masa kanak-kanak yang penuh kebergantungan, dengan masa dewasa yang matang dan berdiri sendiri.5

Dari sini timbul masalah remaja. Remaja sering berbuat berbagai macam kenakalan-kenakalan yang meresahkan. Dan akhir-akhir ini berbagai macam komunikasi massa, masalah kenakalan remaja dijadikan sebagai obyek pembahasan. Walaupun banyak pembahasan tentang kegiatan remaja lainnya yang bersifat positif. Tetapi kenakalan remaja menjadi sangat meresahkan masyarakat yang memang akhir-akhir ini intensitas kasusnya naik. Saat ini kenakalan remaja masih melanda terutama kota-kota besar dan juga menjangkit kota-kota kecil.

Remaja sebagai individu sedang berada dalam proses perkembangan yaitu berkembang kearah kematangan atau kemandirian.6 masalah kenakalan siswa memang harus ditangani secara serius dan berkelanjutan. Berkaitan masalah kenakalan siswa di sekolah, maka bimbingan dan konseling berkewajiban mengatasi hal ini. Sedangkan remaja yang mendapat didikan agama dengan cara

5

Zakiyah Darajat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang 1970), h. 68

6Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: Rosda Karya 2004), h. 209

(5)

yang tidak logis dan mengkritik pendapat yang tidak masuk akal, disertai pula oleh kehidupan lingkungan dan orang tua, yang menganut agama yang sama, maka bimbangan remaja itu agak berkurang. Remaja akan merasa gelisah dan kurang aman apabila menganut agama atau keyakinannya atau keyakinan orang tuanya. Untuk itu putra-putrinya di sekolahkan agar mendapat pendidikan dalam rangka mengembangkan potensi yang ada pada dirinya, terpenting spritual keagamaanya dan merealisasikan dilingkungan keluarga dan masyarakat.

Sekolah merupakan lembaga sosial, dimana mereka hidup, berkembang dan menjadi matang. SMP Negeri 12 Konawe Selatan memberikan pendidikan secara langung dan formil. Sekolah tersebut mereka mendaptakan pengalaman, kebiasaan, dan keterampilan. Disamping itu SMP Negeri 12 Konawe Selatan memberikan bimbingan yang baik dalam pendidikan. Sebab SMP Negeri 12 Konawe Selatan sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran yang dapat memberikan pelayanan bimbingan secara menyeluruh dan terstruktur.

SMP Negeri 12 Konawe Selatan terletak di Konda, Desa Lambusa. Sekolah ini mempunyai serangkaian program bimbingan dan konseling yang kasusnya menangani kenakalan siswa. strategi konseling disekolah ini menekankan pada moral dan agama. Sekolah ini merupakan lembaga yang cukup besar jumlah siswanya dan cukup strategi karena mudah dijangkau dari jalan raya.

Guru berperan sebagai pengajar dan pemberi nasihat. Strategi tersebut bisa diartikan suatu bagian tugas utama yang harus dilaksanakan. Jadi strategi konseling disekolah merupakan cara untuk memperlancar usaha-usaha sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan. Inilah letak strategi konseling, yaitu

(6)

memberikan bantuan untuk mengatasi masalah tersebut sehingga siswa dapat belajar lebih berhasil. Dengan begitu pencapaian pendidikan yang ada di SMP Negeri 12 Konawe Selatan lebih lancar dan efektif.

Kenakalan siswa yang terjadi di SMP Negeri 12 Konawe Selatan berupa: membawa busur di sekolah yang dijadikan sebagai mainan, mencuri ayam, berjudi menggunakan uang, pirang yang digunakan oleh siswi, terlambat karena rumah mereka jauh dari sekolah, bolos karena ekonomi, merokok karena terpengaruh oleh lingkunganya. Pelanggaran ini terjadi karena adanya faktor-faktor tertentu. Misalnya kehidupan keluarga yang berbeda-beda. Sedangkan siswa yang tinggal dikeluarga yang broken home mereka akan kehilangan kasih sayang dan kurangnya perhatian dari orang tua maka tidak mungkin sianak akan terjerumus dengan pergaulan bebas atau negatif (tawuran, mencuri, dan pembunuhan), kurangnya pengawasan dari guru BK dalam mengawasi anak didiknya. Hal ini tidak cukup ditangani oleh guru agama saja melainkan pendekatan psikologis dan bimbingan khusus.7

SMP Negeri 12 Konawe Selatan telah menjadi salah satu sekolah yang dapat menanggulangi kenakalan siswanya. Berangkat dari persoalan di atas maka penulis tertarik lebih dalam lagi mengetahui bagaimana:

“Strategi Bimbingan dan Konseling Dalam Mengatasi Kenakalan Siswa (Studi Kasus di SMP Negeri 12 Konawe Selatan).”

B. Batasan Masalah

7Israr, Guru Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 12 Kendari, Wawancara Tanggal 18 Mei 2016, Pukul 10:14 Wita

(7)

Latar belakang tersebut di atas, maka ruang lingkup pembahsan skripsi ini didasarkan atas beberapa permasalahan dan selanjutnya dirumuskan dalam bentuk perumusan masalah sebagai berikut: “Strategi Bimbingan dan Konseling Dalam Mengatasi Kenakalan Siswa (Studi Kasus SMP Negeri 12 Konawe Selatan)”. C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana bentuk-bentuk kenakalan siswa di SMP Negeri 12 Konawe Selatan?

2. Bagaimana strategi bimbingan dan konseling dalam mengatasi kenakalan siswa di SMP Negeri 12 Konawe Selatan ?

3. Adakah faktor penghambat dan pendukung dalam melaksanakan strategi bimbingan dan konseling siswa di SMP Negeri 12 Konawe Selatan ?

D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yaitu:

1. Untuk mengetahui bentuk-bentuk kenakalan siswa di SMP Negeri 12 Konawe Selatan.

2. Untuk mengetahui strategi bimbingan dan konseling dalam mengatasi kenakalan siswa di SMP Negeri 12 Konawe Selatan.

3. Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung dalam melaksanakan strategi bimbingan dan konseling siswa di SMP Negeri 12 Konawe Selatan.

(8)

E. Definisi Operasional

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda-beda dari kalangan pembaca dalam memahami maksud dari tujuan penulis, maka perlu memberikan batasan definisi operasional sebagai berikut :

1. Bimbingan dan konseling yang di maksud peneliti adalah pemberian bantuan oleh guru BK kepada siswa dalam menentukan pilihan, penyesuaian dan pemecahan permasalahan. Jadi bimbingan dan konseling disini dapat diartiakan bantuan yang diberikan oleh guru BK kepada siswa agar memperkembangkan potensi-potensi yang dimiliki didalam dirinya sendiri dalam mengatasi persoalan-persoalan, sehingga dapat menentukan sendiri jalan hidupnya secara bertanggung jawab tanpa harus bergantung pada orang lain.

2. Kenakalan siswa yang di maksud peneliti adalah penyimpangan tingkah laku, perbuatan dan tindakan yang bertentangan dengan peraturan sekolah.

(9)

9

A. Kajian Relevan

Setelah diadakan kajian pustaka, maka penulis menemukan beberapa karya ilmiah yang relevan dengan tema bimbingan dan penyuluhan, Skripsi karya Jawariah yang berjudul peranan bimbingan dan konseling dalam mencapai tujuan intitusional di SMP Muhamadiyyah 3 Depok Yokyakarta fakultas UIN Sunan Kalijaga Yokyakarta tahun 2004. Skripsi ini membahas tentang keorganisasian bimbingan dan konseling dalam mencapai tujuan intitusional di SLTP Muhamadiyyah 3 Depok Yokyakarta, pelaksanaannya, upaya dalam pencapaian tujuan intitusional yang meliputi: mengusulkan diadakan pembinaan guru, pembinaan mutu siswa melalui les, pembinaan siswa yang mengalami kesulitan, dan pembinaan terhadap orang tua siswa yang bermasalah.1

Skripsi karya Amin Ngamah dengan judul “peranan BP di Sekolah dalam pengembangan kesadaran beragama siswa di SLTP Muhamadiyyah Yokyakarta Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yokyakarta 2006 dalam penelitiannya lebih diarahkan pada pengembangan kesadaran beragama siswa. Hal ini lebih ditekankan pada program-program BK dalam usaha peningkatan kesadaran beragama.2

Dari hasil penelitian tersebut memiliki perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, yaitu: (1) penelitian ini menekankan pada strategi

1Haryono, Asas Bimbingan dan Konseling, Online,(http://belajarpsikologi.com diakses 20 Agustus 2016), 2016

2

Zaldi, Tujuan Bimbingan dan Konseling, Online, (http://zaldi-tujuan-bk.blogspot.com diakses 20 Agustus 2016), 2016

Referensi

Dokumen terkait

Ketika melihat reaksi dari orang tua saat mengetahui bahwa dirinya hamil diluar nikah, informan memiliki perasaan sedih, kecewa dengan dirinya karena tidak patuh

Tingkat pemahaman pedagang makanan tradisional di wilayah Gunung kidul terhadap pemakaian bahan tambahan makanan sudah cukup tinggi, hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian

Pada penelitian ini dihasilkan sebuah database ekspresi wajah yang disebut sebagai JIFFE-3D Database ( Indonesian Female Facial Expression-3D Database ). JIFFE-3D Database

Mengingat data yang dikumpulkan mengandung beberapa level data (seperti sekolah, kelas, guru, siswa) yang dapat mempengaruhi skor hasil belajar siswa, maka pada analisis

Untuk mendeskripsikan kemampuan penalaran analogi matematika siswa setelah melakukan pembelajaran pendekatan SAVI dengan setting pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered

Siswa dapat mengetahui sistem pewarnaan pada program grafis vektor dan bitmap Siswa dapat mengetahui sistem pewarnaan pada program grafis vektor dan bitmap Siswa dapat menampilkan

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti sangat tertarik dan melakukan penelitian dengan mengambil dua variabel penelitian yaitu pH larutan dan tegangan listrik

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan multimedia pembelajaran interaktif penginderaan jauh berpengaruh terhadap hasil belajar, dimana hasil yang diperoleh